Anda di halaman 1dari 9

Penanganan Pasca Panen

Sambiloto
Tanaman Sambiloto
Sambiloto (Andrographis paniculata) banyak dijumpai
hampir di seluruh kepulauan nusantara. Secara taksonomi
sambiloto diklasifikasikan kedalam divisi Spermathophyta,
subdivisiAngiospermae, kelas Dycotyledonae, subkelas
Gamopetalae, OrdoPersonales, famili Acanthaceae,
subfamili Acanthoidae dan genus Andrographis. Sambiloto
tergolong tanaman terna (perdu) yang tumbuh di berbagai
habitat, seperti pinggiran sawah, kebun, atau hutan.
Sambiloto memiliki batang berkayu berbentuk bulat dan
segi empatserta memiliki banyak cabang (monopodial).
Daun tunggal saling berhadapan, berbentuk pedang
(lanset) dengan tepi rata (integer) danpermukaannya halus,
berwarna hijau. Komponen utama sambiloto adalah
andrographolide yangberguna sebagai bahan obat.
Disamping itu, daun sambilotomengandung saponin,
falvonoid, alkaloid dan tanin. Kandungan kimia lain yang
terdapat pada daun dan batang adalah laktone, panikulin,
kalmegin dan hablur kuning yang memiliki rasa pahit.
Secara tradisional sambiloto telah dipergunakan untuk
pengobatan akibat gigitan ular atau serangga, demam, dan
disentri, rematik, tuberculosis,infeksi pencernaan, dan lain-
lain.
Pengolahan pasca panen Sambiloto

Panen merupakan salah satu ta-hapan dalam proses


budidaya tanaman obat. Waktu dan cara panen meru
pakan periode kritis sehingga sangat menentu-kan ku
alitas dan kuantitas hasil panen. Setiap jenis tanaman
memiliki waktu dan cara panen yang berbeda. Pema-
nenan tanaman sambiloto dapat dila-kukan pada umu
r 3-4 bulan setelah tanam dengan cara dipangkas de
ngan menggunakan gunting stek. Pada saat Itu tana
man sudah berbunga tapi belum keluar buah, karena
pada fase awal pembungaan diperoleh kandungan ba
-han aktifnya yang tinggi.Selain waktu
Pengeringan
Sambiloto yang baru dipanen langsung disortir,
kemudian dicuci sampai bersih dengan menggunakan
air bersih. Pencucian dilakukan secara ber-ulang-ulang
sampai bahan benar-benar bersih. Selanjutnya bahan
ditiriskan ke-mudian siap untuk dikeringkan/dije-mur.
Penjemuran sambiloto dapat dila-kukan dengan
menggunakan sinar ma-tahari, oven, fresh dryer maupun
kom-binasi matahari dengan alat/blower.
Pengeringan Bertujuan untuk memperkecil kadar air
agar tetap awet dan tidak tumbuh mikroba
Penggilingan
Penggilingan bertujuan untuk memperkecil ukuran bahan
sehingga mempermudah dalam pengemasan dan lebih praktis
dalam penggunaan. Peng-gilingan/penepungan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat penggiling/penepung,
seperti alat hummer mills Dalam penggilingan, ukuran bahan
harus disesuaikan dengan keperluan penggunaan, misalnya
jika pengguna-annya dengan cara diseduh atau digo-dok
ukurannya cukup (20-40 mesh) Menurut Purseglove (1981),
besar ukuran bahan yang dipa-kai untuk keperluan ekstraksi
adalah 50 mesh dan yang terhalus adalah ukuran 60 mesh.
Pengolahan Sambiloto
Pengolahan sambiloto bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan nilai tambah dari
produk serta mempermudah dalam
pemakaian. Sambiloto dalam penggunaannya
dapat berbentuk segar, simplisia, serbuk,
ekstrak baik ekstrak kental maupun ekstrak
kering dan dalam bentuk kapsul ataupun
tablet.
Kesimpulan
Dengan teknologi yang baik dihasilkan
simplisia dan ekstrak sambiloto terstandar
untuk digunakan sebagai bahan baku
fitofarmaka. Sambiloto dapat digunakan
dalam bentuk segar, simplisia, serbuk, ekstrak
kental atau oleoresin maupun dalam bentuk
ekstrak kering. Selain teknik pasca panen,
faktor penyimpanan ekstrak juga berpengaruh
terhadap mutu produk selama penyimpanan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai