PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Salah satu progam penunjang dalam bidang pangan adalah pengawasan
Tujuan
berlaku
Membandingkan produk yoghurt yang dijual di pasaran serta menentukan
kesesuaian produk dengan standar yang ditetapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Susu merupakan salah satu substrat yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Disamping memiliki
mempunyai pH yang netral dan kaya akan nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Golongan mikroorganisme yang umum ditemukan
dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri ini memiliki
kemampuan dalam memfermentasi susu menjadi asam susu (asam laktat). Adanya
kemampuan dari bakteri Lactobacillus dan Streptococus ini dalam memfermentasi
susu dimanfaatkan sebagai dasar dalam proses pembuatan yogurt.
Yogurt adalah sejenis minuman yang berasal dari olahan susu yang
difermentasi. Proses fermentasi pada yogurt dilakukan dengan menambahkan
kultur mikroorganisme yang baik seperti bakteri asam laktat (Anonim 2007).
Yogurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah
temperatur yang dikontrol dan kondisi lingkungan. Bakteri spesifik tersebut akan
merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa.
Keasaman pada yogurt yang meningkat menyebabkan protein susu menjadi padat
dan untuk menghindari poliferasi bakteri patogen yang potensial. Mikroorganisme
yang berperan dalam pembuatan yogurt adalah Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus (Anonim 2012). Selain itu, untuk memperoleh yogurt
dengan kualitas yang baik diperlukan susu yang berkualitas baik pula. Susu yang
berkualitas baik
normal, dan tidak terkontaminasi. Selain itu, kualitas yogurt yang baik juga turut
ditentukan oleh kadar lemak dalam susu, jenis bakteri yang digunakan dalam
fermentasi, cara pembuatan, dan cara penyimpanan setelah fermentasi.
Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus merupakan
komponen starter yang digunakan dalam pembuatan yogurt. Suhu optimum pada
Lactobacillus bulgaricus adalah
suhu 90 C dan selalu diaduk supaya proteinnya tidak mengalami koagulasi. Pada
kondisi suhu tersebut dipertahankan selama 1 jam. Apabila dilakukan pasteurisasi
maka suhu pemanasannya adalah 70 75 C . Jika hal ini yang dilakukan, maka
pemanasan dilakukan sebanyak dua kali.
Setelah dipanaskan, selanjutnya dilakukan pendinginan sampai suhunya 3745 C. Pendinginan tersebut dilakukan dalam wadah yang tertutup. Hal ini
bertujuan untuk menghindari adanya kontaminan bahan dengan bakteri lain.
Setelah suhu mencapai 37-45 C maka dilakukan inokulasi atau penambahan
bakteri ke dalam susu tersebut sejumlah 50 60 ml/liter susu. Penambahan
bakteri dilakukan dengan teknikaseptik (di dekat api). Kemudian ditambah
bakteri, selanjutnya diperam pada ruangan hangat (30-40 C). Proses pemeraman
dilakukan dalam keadaan tertutup rapat selama 3 hari.
Tahap selanjutnya adalah filtrasi. Proses Filtrasi dilakukan untuk
memisahkan bagian yang padat atau gel dengan bagian yang cair. Pada waktu
pemisahan ini, usahakan dilakukan di dekat api sehingga bagian yang cair
(sebagai stater berikutnya) terhindar dari kontaminasi. Bagian yang padat inilah
yang siap dikonsumsi (yogurt). Bagian yang cair berisi bakteri Lactobacillus sp
yang dapat digunakan untuk menginokulasi susu yang segar.
2.2.
produksi yang dilakukan dalam suatu industri,, baik industri pangan maupun non
pangan. Kualitas produk yang dihasilkan pada dasarnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti kesalahan-kesalahan saat proses produksi, pemilihan
bahan baku yang tidak sesuai, adanya kontaminasi dari peralatang yang digunakan
maupun pekerja, penggunaan peralatan yang tidak sesuai, dan lain-lain. Dengan
demikian perlu dilakukan pengawasan (quality control) oleh setiap industri
terhadap produk-produk tersebut sebelum produk yang bersangkutan di
distribusikan kepada konsumen. Tujuan dari adanya pemgawasan (quality control)
agar barang atau produk tetap terjaga kualitasnya hingga barang atu produk
tersebut samapai di tangan konsumen. Selain itu, pengawasan juga sangat
Warna : warna khas yogurt adalah putih kekuninganatau tergantung dari bahan
dasar pembuatan yogurt.
Bau : bau khas, bisa tergantung dari bahan dasar pembuatan yogurt.
Rasa: Yoghurt biasanya memiliki citarasa yang asam menyegarkan yang tajam
(Davies and Law, 1984) dan aroma yang khas. Rasa asam pada yoghurt
merupakan indikasi perkembangbiakan dari percampuran bakteri yang
berjalan baik dan cepat (Driessen, 1981). Rasa asam pada yoghurt juga
menunjukkan bahwa adanya asam laktat yang telah terbentuk sebagai hasil
kerja dari bakteri (Eckles, 1980). Menurut Adnan (1984) keasaman yang
tercapai dapat mengganggu pertumbuhan bakteri yang tidak dikehendaki,
terutama bakteri yang menyebabkan diare seperti Clostridium difficile pada
orang dewasa dan Rotavirus pada anak-anak.
Tekstur : Yoghurt yang baik memiliki tekstur yang lembut seperti bubur, tidak
terlalu encer
dan
tidak
kepada
Lembaga
Sertifikasi
Produk
Pusat
Standarisasi
(LSPro-Pustan)
Biaya permohonan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama Kegiatan
Satuan
Per
perusahaan
Per
perusahaan
Per
orang/hari
Per
orang/hari
Per
orang/hari
Per
orang/hari
Per
orang/hari
Per
tahun/SNI
Per
tahun/SNI
Per sertifikat
Per
orang/hari
Per
orang/hari
Per
orang/hari
Per
orang/hari
Per
orang/hari
TOTAL
Tarif (RP)
100.000
500.000
1.000.000
750.000
500.000
500.000
150.000
1.500.000
1.000.000
100.000
3.000.000
2.500.000
2.000.000
2.000.000
1.000.00
16.600.00
0
Catatan :
Biaya per idem adalah ongkos perjalanan auditor KAN, menuju dan kembali dari
tempat kegiatan asesmen dilakukan. Surveillance adalah kunjungan pengawasan
minimal satu tahun sekali pada Lembaga Sertifikasi atau Lembaga Pelatihan atau
Lembaga Inspeksi yang telah diakreditasi untuk menilai dan memantau kesesuaian
akreditasinya terhadap standar akreditasi yang telah ditetapkan.
2.4.
gram per 200ml. Ini berarti kadar lemak dalam HBYDTG adalah 1,11% (b/b). Hal
ini sesuai dengan SNI yang mensyaratkan bahwa yogurt rendah lemak memiliki
kadar lemak 0,6 2,9% (b/b). Begitu juga dengan kadar protein HBYDTG
sebesar 3,1% (b/b) yang juga memenuhi syarat SNI yogurt yaitu sebesar minimal
2,7% (b/b).
Yoghurt merupakan salah satu produk hasil fermentasi susu yang paling
tua dan cukup popular diseluruh dunia. Bentuknya mirip bubur atau es krim tetpi
rasanya agak asam. Pemeraman susu dalam bentuk mirip bubur atau es krim yang
mempunyai rasa agak asam sebagai hasil fermentasi oleh bakteri-bakteri tertentu.
Pembuatannya telah berevolusi dari pengalaman beberapa abad yang lalu dengan
membiarkan susu yang tercemar secara alami menjadi masam pada suhu tinggi,
mungkin sekitar 40-50C. Akhir-akhir ini ditemukan pula bahwa yoghurt dapat
pula dibuat dari susu skim, full cream atau bahkan dari kacang kedelai (disebut
soyghurt) (Buckle, 1987).
Yoghurt lebih mudah dicerna didalam perut dibandingkan susu biasa.
Selain itu yoghurt juga mengandung nilai pengobatan terhadap lambung dan usus
yang terluka, kadar kolestrol didalam darah dapat diturunkan dengan
mengkonsumsi yoghurt, sehingga dapat mencegah terjadinya penyumbatan
pembuluh darah (atherosklerosis) (Rahman, 1992). Yoghurt sangat sesuai
dikonsumsi oleh penderita defisiensi enzim laktase dalam tubuhnya (lactose
intolerance), dimana tubuh tidak mampu mengubah laktose menjadi glukosa dan
galaktosa. Kelainan ini mengakibatkan timbulnya sakit perut dan diare setelah
mengkonsumsi susu. Dengan mengkonsumsi yoghurt kejadian tersebut tidak perlu
terjadi. Yoghurt mempunyai kandungan protein lebih daripada susu sapi, tetapi
mempunyai lemak yang lebih rendah. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi orang
yang ingin melakukan diet (Desroiser 1988).
Berdasarkan perbandingan dengan SNI yoghurt yang dihasilkan
memenuhi syarat bila dilihat dari keadaannya yang memiliki rasa asam, aromanya
normal, dan penampakannya yang kental. Tetapi dilihat dari kandungan gizi,
pencemaran logam, dan pencemaran mikroba produk harus dilakukan pengujian
yang lebih lanjut untuk mengetahui apakah memeuhi syarat bila dilihat dari
kriteria tersebut.
Cimory Yogurt Drink (CYD) merupakan minuman siap saji dalam
kemasan botol yang diolah dari susu segar. Kesesuaian produk Cimory dengan
SNI yoghurt sebagian besar harus melalui uji klinis dan mikrobiologis. Untuk
melihat kesesuaian produk dengan SNI, dapat digunakan informasi nilai gizi yang
terdapat pada kemasan Cimory. Informasi nilai gizi adalah daftar kandungan zat
gizi pangan pada label pangan sesuai dengan format yang dibakukan (Fardiaz,
1992). Informasi nilai gizi Cimory memberikan keterangan bahwa produk tersebut
mengandung lemak total 7 gram/250mL atau setara dengan 2,8% (b/b). Hal ini
menunjukkan bahwa Cimory merupakan yoghurt yang rendah lemak menurut
SNI. Namun, pada kemasan Cimory tidak dicantumkan jenis yoghurt tersebut
termasuk yoghurt rendah lemak, yoghurt tanpa lemak, atau keterangan proses
fermentasi pada pembuatannya.
Kandungan protein yang terdapat pada rpoduk tersebut adalah 5
gram/250mL atau setara dengan 2 % (b/b). Hal ini menunjukkan bahwa produk
Cimory belum memenuhi perssyaratan SNI yang mengharuskan yoghurt memiliki
kandungan protein minimal sebanyak 2,7% (b/b) padahal fungsi protein pada
yoghurt adalah membuat yoghurt mudah dicerna oleh tubuh.
Kandungan karbohidrat total yang terdapat pada produk tersebut adalah
34gram/250mL atau setara dengan 9,6% (b/b). Keterangan karbohidrat terkandung
yang diatur pada SNI yoghurt tidak dicantumkan karena karbohidrat yang terdapat
pada yoghurt tidak mempengaruhi mutu ataupun menyebabkan kerusakan produk
apabila terlalu sedikit ataupun banyak. Kandungan karbohidrat yang terlalu tinggi
akan
mempengaruhi
kesehatan
konsumen,
karena
karbohidrat
tersebut
karena kalium dan fosfor bukan merupakan cemaran yang akan membahayakan
keamanan konsumen ataupun akan merusak mutu produk. Kandungan natrium
total yang terdapat pada produk tersebut adalah 70mg/250mL atau setara dengan
28% (b/b). Keterangan natrium yang diatur pada SNI yoghurt tidak dicantumkan
karena natrium bukan merupakan cemaran yang akan membahayakan keamanan
konsumen ataupun akan merusak mutu produk. Kandungan kalium yang terdapat
pada produk tersebut adalah 290mg/250mL atau setara dengan 116% (b/b)
Keterangan kalium yang diatur pada SNI yoghurt tidak dicantumkan karena
kalium bukan merupakan cemaran yang akan membahayakan keamanan
konsumen ataupun akan merusak mutu produk. Kandungan mineral-mineral yang
terdapat pada Cimory tersebut bersumber dari susu sapi segar yang digunakan.
2.4.3. Yoghurt Biokul
Klasifikasi yoghurt menurut SNI No 2981:2009 terdiri dari: yoghurt,
yoghurt rendah lemak, dan yoghurt tanpa lemak. Yoghurt merupakan produk yang
diperoleh dari fermentasi susu dan atau susu rekonstitusi dengan menggunakan
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dan atau bakteri
asam laktat lain yang sesuai, dengan/atau tanpa penambahan bahan pangan lain
atau bahan tambahan pangan yang diizinkan. Produk yoghurt merek Bio Kul
termasuk ke dalam produk yoghurt rendah lemak, yaitu yoghurt dengan bahan
baku susu rendah lemak atau susu rendah lemak rekonstitusi. Hal ini disebabkan
bahan baku utama pembuatan yoghurt merek Bio Kul adalah susu skim.
a. Komposisi
Komposisi produk Bio Kul terdiri dari susu skim, gula, jus stoberi, krim, asam
sitrat, penstabil, kultur yoghurt (Streptococcus thermophillus, Lactobacillus
bulgaricus, Lactobacillus achidophilus, dan Bifidobacterium), dan perisa stoberi.
Berdasarkan komposisi yang digunakan untuk pembuatan produk yoghurt merek
Bio Kul, yoghurt ini termasuk ke dalam fruit yoghurt yaitu yoghurt yang diberi
flavor atau jus buah dan pewarna (Syafrul, 2010). Menurut SNI No 2981:2009,
komposisi yoghurt terdiri dari:
1. Bahan baku utama (susu dan/atau susu rekonstitusi dengan atau tanpa lemak)
2. Bahan pangan lain yang dapat ditambahkan (bahan pangan yang diizinkan)
Sukrosa diperoleh dari gula tebu atau gula bit. Penstabil yang
digunakan dalam produk ini tidak disebutkan sehingga tidak dapat diketahui
penstabil yang ditambahkan termasuk ke dalam bahan tambahan pangan yang
diizinkan atau tidak. Penstabil adalah bahan tambahan pangan untuk menstabilkan
sistem dispersi yang homogen pada pangan. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No 33 Tahun 2012, penstabil yang diizinkan untuk
ditambahkan pada produk olahan pangan antara lain: kalsium karbonat, kalsium
asetat, asam fumarat, lesitin, natrium laktat, kalsium laktat, natrium dihidrogen
sitrat, dinatrium monohidrogen sitrat, trinatrium sitrat, kalium dihidrogen sitrat,
trikalium sitrat, trikalsium sitrat, kalium alginat, kalsium alginat, karagen, gum
arab, gelatin, pektin, dan lain-lain. Perisa (flavouring) adalah bahan tambahan
pangan berupa preparat konsentrat dengan atau tanpa ajudan perisa yang
digunakan untuk memberi flavour dengan pengecualian rasa asin, manis, dan
asam. Perisa yang digunakan dalam produk Bio Kul adalah perisa stoberi.
Pemakaian bahan tambahan pangan di Indonesia diatur oleh Departemen
Kesehatan. Sementara, pengawasannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).
Bakteri asam laktat yang digunakan dalam produk yoghurt merek Bio Kul
adalah Streptococcus thermophillus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus
achidophilus, dan Bifidobacterium. Bakteri asam laktat tersebut bersama-sama
membentuk rasa asam, aroma yang khas serta komponen-komponen pembentuk
cita rasa seperti aseton, asetaldehida, diasetil dan senyawa karbonil lainnya
(Helferich dan Westhoff, 1980).
b. Keadaan
Produk yoghurt merek Bio Kul merupakan produk drink yoghurt sehingga
penampakan yoghurt ini berupa cairan agak encer. Kekentalan yoghurt
dipengaruhi oleh waktu penyimpanan yoghurt, semakin lama waktu penyimpanan
akan semakin kental. Yoghurt merek Bio Kul berwarna agak putih kecoklatan,
beraroma khas yoghurt, rasa sedikit asam, dan konsistensi yoghurt homogen.
Asam yang terkandung dalam yoghurt merupakan produk utama yang dapat
merupakan ciri khas rasa yoghurt. Asam ini terbentuk dari hasil fermentasi
karbohidrat susu (laktosa) oleh bakteri biakan menjadi asam laktat. Bakteri
memanfaatkan laktosa sebagai sumber energi dan sumber karbon selama masa
pertumbuhan. Menurut Marshall (1975) yoghurt yang baik mengandung asam
0,85-0,95% total asam. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap yoghurt
merek Bio Kul, keadaan yoghurt memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan
oleh SNI No 2981:2009.
c. Kadar Lemak
Kadar lemak total di dalam produk yoghurt merek Bio Kul adalah 0,8 gram
per sajian (150 ml), sehingga kadar lemak yang ada dalam satu produk ini adalah
0,6%. Hal ini menunjukkan kadar lemak yoghurt merek Bio Kul telah memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan oleh SNI No 2981:2009. Berdasarkan SNI No
2981:2009, kadar lemak produk yoghurt rendah lemak berkisar antara 0,6-2,9%.
d. Kadar Protein
Kadar protein di dalam produk yoghurt merek Bio Kul adalah 4,9 gram per
sajian (150 ml), sehingga kadar protein yang ada dalam satu produk ini adalah
3,6%. Hal ini menunjukkan kadar protein yoghurt merek Bio Kul telah memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan oleh SNI No 2981:2009. Berdasarkan SNI No
2981:2009, kadar protein produk yoghurt minimal 2,7%.
e. Jumlah Bakteri Starter
Jumlah bakteri asam laktat per sajian yang tertera pada kemasan yoghurt merek
Bio Kul adalah bakteri Lactobacillus achidophilus sebanyak 3,3 x 107 koloni dan
bakteri Bifidobacterium sebanyak 5,4 x 109 koloni. Jumlah tersebut telah
memenuhi syarat mutu yang ditetapkan oleh SNI No 2981:2009, dimana produk
yoghurt mengandung minimal 107 koloni/gram bakteri starter.
2.4.4. Yoghurt YY
Yy yoghurt merupakan jenis yoghurt yang diberi perlakuan pasteurisasi
yang tahan di suhu ruangan selama 2 hari, sedangkan jika disimpan di lemari
pendingin yy yoghurt dapat tahan lebih dari 1 bulan. Yy yoghurt merupakan salah
satu produk yoghurt yang dijual di supermarket. Harga jual dari produk ini adalah
Rp 5.500,-. Yoghurt ini terdiri dari 2 rasa, yaitu rasa anggur dan rasa strawberry.
Rasa yoghurt ini sangat asam. Rasa sangat asam ini dapat disebabkan karena
adanya perisa anggur yang ditambahkan. Komposisi dari yy yoghurt ini adalah
susu sapi segar, gula, Lactobacillus bulgaricus, pewarna makanan berupa
Erythrosin CI 45430 Indigo carmin CI 73015. Yy yoghurt menggunakan
pewarna jenis E127 Erythrosine BS (C.I. 45430; FD and C Red 3) yang termasuk
pewarna halal dan jenis E127 Erythrosine BS (C.I. 45430; FD and C Red 3) yang
juga termasuk pewarna halal. Hal itu tidak menunjukkan adanya pelanggaran
penggunaan bahan baku. Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri yang sangat
berperan dalam yoghurt dan sangat bermanfaat untuk usus manusia.
Yy yoghurt memiliki tekstur cenderung cair dan ada sedikit gumpalangumpalan padat. Hal ini kurang sesuai dengan SNI yoghurt yang menunjukkan
bahwa tekstur yoghurt yang sesuai adalah cairan-padat. Aroma yang dimiliki khas
yoghurt dan ada sedikit aroma anggur karena perisa yang diuji adalah rasa anggur.
Selain itu, kadar lemak dan protein yang terkandung didalamnya sudah memenuhi
syarat dari SNI 2981:2009.
Kemasan dari yoghurt ini adalah sebuah gelas plastik. Akan tetapi, pada
kemasannya tidak tercantum jenis plastik yang digunakan sehingga tidak
diketahui ketepatan pemakaian jenis plastik untuk jenis pangan seperti yoghurt.
Sebaiknya kemasan yang digunakan adalah jenis plastik PET dengan karakteristik
agak kaku, tahan terhadap uap air dan udara. Label yang tercantum pada kemasan
yy yoghurt sudah cukup lengkap. Nama produk, kode produksi, alamat produksi,
komposisi, informasi nilai gizi, keterangan halal dan MD (merk dagang) sudah
terdapat pada kemasan. Selain itu, tanggal kadaluarsa juga telah dicantumkan
pada kemasan sehingga kita dapat mengetahui apakah produk masih dapat
dikonsumsi atau tidak.
Pada tabel diatas terlihat bahwa semua jenis zat pewarna sintetis yang
diizinkan penggunaanya di Indonesia yang dapat menghasilkan warna merah
adalah Eritrosin dan Ponceau 4R. Ambang batasnya dinyatakan dengan
secukupnya artinya jumlah yang ditambahkan pada makanan tidak boleh
melebihi jumlah wajar yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penggunaan bahan
makanan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
1. Yogurt adalah sejenis minuman yang berasal dari olahan susu yang
difermentasi
2. Tata Cara Permohonan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI
diantaranya diatur dalam Lembaga Sertifikasi Produk Pusat Standarisasi
(LSPro-Pustan) Departemen Perindustrian (Deperin)
3. Beberapa produk yogurt yang dibandingkan dengan SNI diantaranya Cimory
Yoghurt, Bio Kul Yoghurt, Heavenly Blush Yoghurt, YY Yoghurt, dan Yogurt
KPBS
4. Yogurt menurut SNI mengandung beberapa komponen gizi, seperti lemak,
protein, vitamin, dan beberapa mineral.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. Yogyakarta: Andi
Offset.
Anonim. 2012. Yogurt. Available at http://id.wikipedia.org (Di akses tanggal 4
Desember 2014).
Arisman. 2009. Keracunan Makanan. EGC, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat
dalam Pangan SNI 7387:2009. Jakarta : BSN.
Buckle, K.A., R.A Edwards., G.H Fleet., dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.
Davies, F. L. and Law B. A. 1984. Advances in The Microbiology and
Biochemistry of Cheese & Fermented Milk. London: Elsevies Applied
Science.
Desroiser, W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah Muchji
Muljohardjo. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Driessen, F. 1981. Mixed Culture Fermentations, P. Bushell & J. Slater. London:
Educations Academic Press.
Eckles, C. H., W. B. Combs, H. Macy. 1980. Milk and Milk Products. 4th Edition,
Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol.1, No.2, Agustus 2005.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Helferich, W ., and D.C . Westhoff. 1980. All About Yoghurt. Prentice-Hall Inc,
New York.
Irawati. 2008. Pengujian Mutu 1. Diploma IV PDPPTK VEDCA. Cianjur.
Oberman H. 1985. Fermented milks, In: microbiology of Fermented Foods vol 2.
England: Elsiever applied science Publishers.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 33 Tahun 2012. SNI No
2981:2009.
Rahman, A. 1992. Teknonogi Fermentasi. Penerbit Arcan, Jakarta.