240210100031
V.
C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Selain itu protein
juga mengandung fosfor, belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur
logam seperti besi dan tembaga. Protein memiliki beberapa sifat yang besar sekali
pengaruhnya terhadap makanan seperti perbedaan rasa dan tekstur beberapa jenis
daging disebabkan oleh terjadinya kombinasi asam-asam amino dalam
pembentukan molekul protein. Sifat selanjutnya yaitu konfigurasi protein dapat
diubah dengan perlakuan fisik maupun kimia, protein juga dapat mengalami
degradasi yaitu pemecahan molekul kompleks menjadi molekul yang lebih
sederhana yang hasilnya dapat berbentuk proteosa, pepton, polipeptida, peptida,
asam amino, NH3 dan unsur N.
Metode Kjeldahl dikembangkan pada taun 1883 oleh pembuat bir bernama
Johann Kjeldahl. Makanan didigesti dengan asam kuat sehingga melepaskan
nitrogen yang dapat ditentukan kadarnya dengan teknik titrasi yang sesuai. Jumlah
protein yang ada kemudian dihitung dari kadar nitrogen dalam sampel.
Na2SO4 + 2 NH4OH
2NH3 + 2H2O
2(NH4)2BO3 +H2
Reaksi destilasi akan selesai jika larutan sampel berwarna keruh dan
terdapat endapan di dasar tabung (endapan HgO) dan larutan asam dalam
erlenmeyer berwarna biru karena dalam suasana basa akibat menangkap
ammonia. Ammonia yang terbentuk selama destilasi dapat ditangkap sebagai
destilat setelah diembunkan (kondensasi) oleh pendingin balik di bagian belakang
alat destilasi dan dialirkan ke dalam erlenmeyer. Proses destilasi selesai jika
destilat yang tertampung sudah mencapai 50 ml.
Fase titrasi
Fase terakhir dalam penentuan protein metode kjeldahl adalah fase titrasi.
Destilat dari sampel dan blanko yang tertampung kemudian dititrasi dengan HCl
0,02 N. Dengan melakukan titrasi, dapat diketahui banyaknya asam borat yang
bereaksi dengan ammonia. Titrasi HCl dilakukan sampai titik ekuivalen yang
ditandai dengan berubahnya warna larutan dari kehijauan menjadi merah muda
karena adanya HCl berlebih yang menyebabkan suasana asam (indikator metil
merah-biru berwarna merah muda pada suasana asam). Kadar protein metode
kjeldahl dapat ditentuan dengan rumus sebagai berikut :
Kadar N (%) =
Kadar Protein =
N 6,25
Sampel
A
Kacang
B
Hijau
A
Kacang
B
Kedelai
A
Daging
B
Ayam
A
Daging
B
Sapi
V blanko = 0,25 ml
Berat
Volume
Sampel
Titrasi
(mg)
49,98 mg
60 mg
49,98 mg
GAGAL
50,13 mg
60 mg
49,98 mg
60 mg
(ml)
5,4 ml
7,8 ml
5,2 ml
GAGAL
2,9 ml
5,8 ml
5,6 ml
7,4 ml
Kadar N
2,885 %
3,525 %
2,733 %
GAGAL
1,48 %
2,591 %
2,997 %
3,338 %
Kadar
Protein
16,478 %
22,031 %
15,83 %
GAGAL
9,28 %
16,194 %
18,734 %
20,864 %
Rata-Rata
Kadar
Protein
19,2545 %
15,83 %
12,737 %
19,799 %
KESIMPULAN
Penentuan kadar protein metode kjeldahl terdiri dari tiga fase perlakuan,
DAFTAR PUSTAKA
PROSEDUR
Fase Destruksi
1. Sampel yang telah halus sebanyak 0,05 gram dimasukkan ke dalam labu
kjeldahl.
2. Ditambahkan 0,9 gram K2SO4, 0,04 gram HgO, dan 2 ml H2SO4 pekat.
3. Sampel dalam labu kjeldahl selanjutnya dipanaskan hingga larutan bening
Fase Distilasi
1. Sampel ditambahkan akuades, dimasukkan ke lat destilasi, dan dibilas
2.
3.
4.
5.
dengan akuades.
Ditambahkan 10 ml NaOH 60 %, dibilas dengan akuades.
Sampel didistilasi hingga netral dengan menggunakan uji lakmus.
Gas NH3 ditangkap oleh H3BO3 3%.
Ditambahkan 3 tetes indikator (metil orange dan metil biru)
Fase Titrasi
1. Campuran kemudian dititrasi dengan HCl 0,02 N hingga terjadi perubahan
warna (dari kehijauan menjadi pink)
Kadar N (%) =
Kadar Protein =