Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengawasan Mutu
Dosen Pengampu: Ibu Tita
Disusun Oleh :
Shafira Aulia Rahmah
240210150067
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2017 1.1 Deskripsi Produk Keju merupakan makanan yang terbuat dari susu sapi, kambing, domba dan mamalia lainnya dihasilkan dari penggumpalan susu menggunakan penggumpal (koagulan) berupa rennet anak sapi. Keju dibuat dengan cara menggumpalkan casein susu membentuk dadih atau curd. Dadih susu kemudian dipanaskan dan dipres sehingga menghasilkan dadih keras, yang selanjutnya dilakukan pemeraman atau pematangan keju. Di samping menggunakan rennet, penggumpalan casein dapat juga dilakukan dengan fermentasi bakteri asam laktat (Nurhidayati 2003). Menurut Sutomo (2006), kandungan protein keju lebih tinggi jika dibandingkan susu segar. Kandungan protein rata-rata pada keju 22,8gr/100gr, sedangkan susu segar hanya 3,2 gr/100 gr. Sedangkan kandungan kalsium pada keju 777 mg/100 gr, dibandingkan pada susu segar hanya sekitar 143 mg/100 gr berat bahan. Selain itu, keju juga mengandung karbohidrat, lemak, zat besi, lemak, dan fosfor yang tinggi. Dengan mengkonsumsi 100 g keju, kebutuhan kalsium tersuplai 20-25% dari kebutuhan kalsium sehari. Daulay (1991) menyatakan bahwa perbedaan jenis bahan baku, metode pengolahan, dan lama pemeraman akan menghasilkan penampakan produk akhir keju yang berbeda. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air susu adalah sapi, namun dapat pula digunakan air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau yang biasanya digunakan pada beberapa tipe keju khas lokal di beberapa negara. Keju dapat dibuat dari susu murni, susu rendah lemak, maupun susu tanpa lemak, yang telah disterilkan dengan cara Pasteurisasi. Meski terdapat bermacam-macam jenis keju, pada dasarnya proses pembuatan keju tetap sama. Bahan-bahan yang diperlukan adalah susu, pengumpal, garam dan mikroba. Biasanya untuk membuat keju, susu sapi segar dipasteurisasi, kemudian ditambah kultur mikroba tertentu jika akan diperam, lalu ditambahkan penggumpal. Penggumpal ini berfungsi untuk menggumpalkan susu. Gumpalan yang terbentuk diiris- iris agar tepisah dari whey yang merupakan fraksi protein yang dipisahkan dari kasein pada proses pembuatan keju melalui proses koagulasi (Legowo A. 6 Juni 2010. The Way of Whey Protein. Food Review: 38.), kemudian dibuang dan gumpalan yang tertahan dipadatkan, ditambah garam dan dipres sekaligus dicetak. Inilah yang disebut keju segar. Keju segar ini dapat diproses dan diperam, pemeraman akan menimbulkan cita rasa khas yang berbeda untuk setiap jenis keju. Semakin lama diperam semakin kuat cita rasanya dan tentunya semakin mahal harganya. Lama penyimpanan bervariasi dari hanya beberapa minggu hingga beberapa tahun. 1.2 Identifikasi Produk Salah satu produk keju yang sudah terkenal dan diterima di masyarakat adalah keju Prochiz Cheddar. Keju Prochiz merupakan produk keju yang diproduksi oleh PT Mulia Boga Raya. Produsen keju dengan pabrik keju yang berlokasi di kawasan industri Cikarang, Bekasi, Indonesia. Prochiz menawarkan produk keju yang memiliki rasa yang lebih 'creamy' dan 'milky'. Prochiz terdapat beberapa varian produk seperti Prochiz Cheddar, Prochiz Slice, Prochiz Mayo. Salah satu yang akan di bahas adalah Keju Prochiz Cheddar, keju Cheddar yang lebih banyak mengandung susu, lebih lembut dan mudah diparut. Produk ini mengambil bahan baku langsung dari Selandia Baru. Tersedia dalam varian Prochiz 180 g dan Prochiz 2 Kg. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan keju Prochiz Cheddar adalah Keju Cheddar, Air, Asam Thickener Asam Pati, Minyak Nabati, Pengemulsi (Disodium Fosfat, Trisodium Sitrat, Sodium Polifosfat), Garam, Regulator Keasaman Asam Laktat, Rasa Keju Alami, Pengawet (Potassium Sorbate, Nisin), Susu Non Lemak, Makanan Warna Annato CI 75120. (http://www.prochiz.com/id/product/prochiz-cheddar) Dalam 100 gram Prochiz Cheddar terdapat 24 gram protein, 0.14 gram Omega- 3, dan 0.82 gram Omega-6. Keju cheddar olahan Prochiz cukup aman dimakan oleh ibu hamil, sehingga kandungan Omega-3 dan Omega-6 yang terdapat di dalamnya sangat baik untuk perkembangan otak janin. Keju cheddar juga kaya akan fosfor. Fosfor adalah ialah zat mineral penting yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perbaikan sel di dalam tubuh serta jaringannya. Fosfor juga membentuk struktur tulang, sehingga keju yang kaya fosfor sangat baik untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan. Keju merupakan makanan yang padat nutrisi, dengan ditunjang oleh beberapa kandungan seperti vitamin C, vitamin B6, vitamin B-12, vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K. Selain itu keju juga mengandung beberapa mineral yang baik bagi tubuh, di antaranya adalah kalsium, natrium, fosfor, kalium, dan zat besi. Dengan banyaknya kandungan yang sehat, manfaat keju tidak bisa diabaikan. (- http://www.nutritionsecrets.com/ - https://authoritynutrition.com - https://commons.wikimedia.org)
Tabel 1. Informasi Pada Kemasan
No. Informasi Keterangan 1. Nama Produk Keju Cheddar Olahan () 2. Merk Dagang Prochiz Cheddar () 3. Nama Perusahaan PT Mulia Boga Raya () 4. Alamat Perusahaan Cikarang, Bekasi () No. Informasi Keterangan 5. Tanggal Produksi 6. Tanggal Kadaluarsa 7. Komposisi Keju Cheddar, Air, Asam Thickener Asam Pati, Minyak Nabati, Pengemulsi (Disodium Fosfat, Trisodium Sitrat, Sodium Polifosfat), Garam, Regulator Keasaman Asam Laktat, Rasa Keju Alami, Pengawet (Potassium Sorbate, Nisin), Susu Non Lemak, Makanan Warna Annato CI 75120 () 8. Berat Netto 170 g () 9. No. Pendaftaran BPOM RI MD 804010011080 () 10. Kehalalan Halal () 11. Saran Penyimpanan (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
1.3 Saran Penyimpanan
Menyimpan keju lebih baik diletakkan dalam sebuah wadah yang bersih dan kering, dibungkus dengan tissue makan atau kain lembut dan tipis. Berikan sedikit ruangan untuk keju bernafas, kemudian simpan di dalam lemari es. Wadah untuk menyimpan sebaiknya terbuat dari plastik. Berikut saran penyimpanan keju: 1. Keju jika sudah dipotong harus dibungkus dengan plastik atau kertas alumunium foil dan harus benar-benar tertutup rapat. 2. Keju disimpan dalam lemari pendingin bagian bawah chiller, untuk menghindari bau makanan yang tajam karena sifat dari keju sangat mudah tercemar oleh bau dan rasa. 3. Masukkan keju dalam kantong pelastik yang tertutup rapat dengan memasukkan gula merah. Cara ini mampu mencegah agar jamur tak timbul. 4. Sebaiknya menyimpan keju paling lama hanya 2 minggu. 5. Jangan langsung menggunakan keju yang masih dalam keadaan beku/dingin. Sebaiknya keju dibiarkan dahulu beberapa menit. 6. Hindari menyimpan keju di ruangan terbuka, selain keju bisa dimakan oleh serangga, keju juga mudah sekali berjamur. 7. Hindari menyimpan keju di dalam kulkas tanpa perlindungan plastik kemasan, karena akan mengubah tekstur keju dan membuatnya menjadi beku sehingga sulit dikonsumsi.
1.4 Kerusakan Keju
Ciri keju yang rusak dan tak layak dikonsumsi yaitu bila disimpan di kulkas tampak kering dan retak-retak, sedangkan bila disimpan di suhu ruang akan berjamur dan berlendir. Mikroorganisme yang biasa terdapat pada keju adalah Alcaligens sp, Bacillus sp, Penicillium sp yang dapat menyebabkan penurunan mutu dan kerusakan pada keju. Kerusakan pada keju disebabkan karena adanya sarang larva serangga yang hidup di dalamnya. Larva dalam keju ini membuat keju menjadi fermentasi yang hampir sama dengan pembusukan, dimana lemak dari keju tersebut dipecah atau terurai. Keju ini biasanya dinamakan Casu Mazu atau keju busuk (Devva, 2015). Beberapa keju yang berjamur ada yang masih bisa dimakan. Cara mengetahuinya adalah mengecek perubahan aroma dan rasa. Bila aroma dan rasa tidak berubah, maka buang bagian yang berjamur, kemudian oleskan minyak zaitun atau canola dan simpan di wadah yang berbeda dari wadah semula. Untuk menghindari jamur berkembang, sebaiknya simpan keju di dalam kemasan plastik tertutup yang kedap udara. DAFTAR PUSTAKA
Devva, J. 2015. Casu Marzu. https://esbeast.blogspot.com. Diakses: 17 April 2017