Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PERMOHONAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


PT. HARANG BUMI ENERGI

PERIODE OKTOBER – OKTOBER 2021

Disusun Oleh :

Bayu Sastra Dewangga (18031010092)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2021
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG


CV. RIANG JAVA FOOD
Periode : Oktober – Oktober 2021

Oleh,
Bayu Sastra Dewangga 18031010092

Menyetujui
Dosen Pembimbing

Dr.Ir. Sintha Soraya S., MT

NIP. 196660621 199203 2 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dra. Jariyah, MP
NIP. 19650403 199103 2 001

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur ii
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat,
rahmat, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapang di CV. Riang Java Food. Kegiatan Praktek Kerja Lapang
ini dilakaukan sebagai salah satu kewajiban pada mata kuliah Praktek Kerja
Lapang Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional
“Vetera” Jawa Timur. Laporan ini dibuat berdasarkan pengamatan dan data yang
didapatkan selama mengikuti kerja praktek pada periode oktober – oktober 2021.
Proposal ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa, tanpa bantuan baik dari
sarana, prasarana, kritik, maupun saran. Oleh karena itu, tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Dra. Jariyah MP., selaku Dekan Fakultas Teknik UPN “Veteran”
Jawa Timur.
2. Ibu Dr. Ir. Sintha Soraya Santi MT., selaku Koordinator Program Studi
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu, selaku dosen pembimbing Program Studi Teknik Kimia UPN
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak, selaku pembimbing yang telah membantu serta mendidik penulis
dalam melaksanakan kegiatan Kerja Praktek Lapang di CV. Riang Java
Food.
5. Orang tua kami yang telah memberikan doa dan dukungannya sehingga
penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat tersusun dengan
baik.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan
Praktek Kerja Lapang ini, Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca

Surabaya, 30 Agustus 2021

Penyusun

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur iii
LAPORAN PRATEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
I.1. Latar Belakang............................................................................. 1
I.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan................................................... 2
I.3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan................................................. 2
I.4. Ruang Lingkup............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 4
II.1. Sejarah Singkat Perusahaan......................................................... 4
II.2. Bahan Baku................................................................................. 4
II.3. Jenis – Jenis Produk..................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PRAKTIK KERJA LAPANGAN...................... 6
BAB IV PELAKSANAAN.......................................................................... 8
IV.1. Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.............................. 8
IV.2. Lokasi Praktik Kerja Lapangan................................................... 8
IV.3. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.......................................... 8
IV.4. Bentuk Kegiatan.......................................................................... 8
IV.5. Rancangan Pengambilan Data..................................................... 9
IV.6. Rencana Jadwal Praktik Kerja Lapangan.................................... 9
BAB V PENUTUP....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 12
LAMPIRAN I.............................................................................................. 13
LAMPIRAN II............................................................................................. 16

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur iv
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Sejarah Pabrik


CV. Riang Java Food merupakan indusri yang bergerak di bidang produksi
makanan tradisional (Gathot-Thiwul Instan). Di Daerah Malang selatan tepatnya
di wilayah kecamatan Pagak. Pada awalnya usaha makanan ini adalah usaha
keluarga, segala kegiatan dilakukan sekeluarga mulai dari proses produksi sampai
pemasarannya. CV. Riang Java Food telah berdiri sejah tahun 1994 pemilik
memberi nama “RIANG” yang artinya sukacita atau bergembira dengan maksud
dalam melakukan kegiatan usaha didasari dengan rasa sukacita dan gembira
selalu. Seiring berjalannya waktu usaha ini terus meningkat CV. Riang Java Food
mulai melengkapi perijinan yang diwajibkan demi kelancaran usaha dan
perbaikan kualitas produk yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai perundang-
undangan pangan dan etika bisnis yang berlaku. Mulai saat itu dari pihak
Pemerintah Kabupaten Malang melalui dinas yang terkait mulai mendampingi,
membimbing dan mengarahkan baik melalui pelatihan, diklat, seminar atau
pameran produk. Sehingga usaha ini berkembang sangat pesat dan permintaan
produk sering kekurangan stok, dan pada akhirya mulai membentuk mitra/klaster
(kelompok usaha) untuk membantu mengolah produk khususnya dalam
pengadaan bahan baku ubi kayu (singkong) atau bentuk olahannya yaitu gathot
yang kualitasnya sama dengan yang kami produksi sendiri.
Pada mulanya CV. Riang Java Food melakukan usaha ini bertujuan untuk
membuka lapangan pekerjaan baru dan menampung hasil pasca panen ubi kayu di
wilayah desa dan Kecamatan Pagak, namun pengaruh masa panen yang tidak
sama tiap wilayah akhirnya sering kekurangan bahan baku dan mulai melakukan
terobosan dengan cara memberdayakan petani ubi kayu di desa sekitaran CV.
Riang Java agar hasil panennya meningkat dengan mengarahkan, membimbing
cara tanam yang baik bahkan pengadaan bibit ubi kayu yang berkualitas kepada
petani agar hasil panennya meningkat. Selain itu diberikanlah pengarahan kepada
warga untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang kurang produktif agar diolah

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 1
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

dan ditanami ubi kayu sebagai tambahan pendapatan. Permintaan pasar yang terus
meningkat menyebabkan kebutuhan bahan baku di desa tidak tercukupi dan
kekurangan akhirya mengambil dari desa sekitar wilayah Kecamatan Pagak
bahkan dari luar Kabupaten Malang seperti Blitar, Trengalek, Tulungagung
bahkan dari wilayah Gunung Kidul Jogjakarta. Selain dari hasil panen lahan
sendiri sebagai pemasok bahan baku berupa ubi kayu atau gaplek pihak industri
memperolehnya dari petani langsung, pedagang, pengepul baik dari wilayah
sekitar atau wilayah lain dan rekan kerja dari PT. CSS Blitar yang bergerak
dibidang olahan ubi kayu.
Untuk tenaga kerja dari CV. Riang Java Food memberdayakan masyarakat
sekitar lingkungan tempat usaha dengan mengutamakan masyarakat yang kurang
mampu tapi memiliki semangat kerja yang tinggi dengan maksud supaya
meringankan beban hidup dalam keluargannya. Sedangkan tenaga pemasaran
pihak industri merangkul para pemuda di desa kami yang masih menggangur yang
memiliki jiwa kewirausahaan melalui wadah karang taruna untuk
mendistribusikan produk siap jual.

I.2 Lokasi dan Tata Letak


CV. Riang Java Food mempunyai area tanah seluas 1600 m 2, tetapi yang
digunakan sebagai tempat produksi sebesar 1000 m2. Area CV. Riang Java Food
berada di Kecamatan Pagak Malang, tepatnya:
1. Alamat produksi : Desa Tlogorejo Rt.16 Rw.06 Kec.Pagak Kab.Malang
2. Alamat kantor pemasaran : Alamat Kantor / Pemasaran : Perm.Puri
Cempaka Putih-2 Blok AR.45 Malang
Wilayah kecamatan Pagak merupakan wilayah kering dengan jajaran
pegunungan kapur yang didominasi tanaman ubi kayu yang sangat melimpah,
sedangkan olahan hasil komoditas ini terbatas sehingga harga jual pasca panen
cenderung murah dan sulit, padahal biaya pengolahan lahan cukup mahal.
Berawal dari masalah ini kami memiliki ide untuk mencoba mengolah ubi kayu
ini dijadikan gathot dan thiwul instan yang merupakan makanan tradisional khas
jawa yang tidak lain adalah makanan warisan budaya bangsa yang wajib

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 2
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

dilestarikan, bahkan akhir-akhir ini makanan tradisional ini semakin sulit ditemui
karena tergeser dengan produk makanan cepat saji atau makanan instan lainnya.

I.3 Struktur Organisasi Pabrik

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 3
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

II.1 Uraian Proses


Industri rumahan CV. Riang Java Food, merupakan industri rumahan
dengan salah satu basis produksi yaitu olahan ubi kayu. Industri ini menjalankan
produksi olahan hasil ubi kayu yang berupa Gatot-tiwul instan yang memiliki
kapasitas produksi sebesar 130 kg/hari. Ubi kayu ini memiliki berbagai macam
manfaat dalam bidang industri pangan. Salah satunya ubi kayu ini memiliki
peranan penting dalam proses produksi Gatot-tiwul instan yang dapat berupa
rengginang, gathot instan dan thiwul instan. Hal ini berfungsi untuk mendorong
masyarakat sekitar untuk lebih memanfaatkan ubi kayu yang pada saat ini masih
kurang digemari serta mengenalkan citra baru dari gathot dan thiwul sebagai
makanan tradisional yang tidak kalah dengan makanan moderen lainnya.
Saat ini proses produksi masih dilakukan dengan menggunakan metode
tradisional yang mana semua proses produksi masih dilakukan secara manual.
Alasan tersebut yang menyebabkan perlunya pengembangan alat yang diharapkan
dapat memaksimalkan proses produksi gatot-tiwul instan ini. Beberapa alat yang
diperlukan pengembangan yaitu dryer (Pengering) dan disk mill (Penggiling).
Alur proses produksi di CV. Riang Java Food sendiri berawal dari proses
pengeringan ubi kayu yang didapat dari warga sekitar selama ± 5 hari
menggunakan sinar matahari, kemudian berlanjut pada proses penggilingan
menggunakan disk mill. Hasil tepung dari proses sebelumnya berlanjut pada
proses pengukusan menggunakan steamer yang dilakukan selama ± 2 jam.
Kemudian setelah dilakukan pengukusan dilakukan penggilingan tiwul matang
menjadi granul agar didapatkan ukuran tiwul yang seragam. Setelah diseragamkan
ukurannya, tiwul tersebut dikeringkan menggunakan cabinet dryer selama ± 3 jam
atau dikeringkan menggunakan sinar matahari selama ± 2 hari. Hasil pengeringan
siap untuk dilakukan pengemasan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 4
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

II.2 Uraian Tugas Khusus


Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di CV. Riang Java Food,
penulis menargetkan untuk dapat mengetahui dan merancang unit drying dan disk
mill sebagai salah satu alat yang digunakan dalam produksi di CV. Riang Java
Food.
II.2.1 Cabinet Dryer B-410
Cabinet dryer merupakan mesin pengering yang berfungsi untuk
mengeringkan berbagai jenis bahan baku makanan maupun non makanan,
pengeringannya menggunakan udara panas dalam ruang tertutup (Chamber).
Terdapat dua tipe cabinet dryer yaitu yang menggunakan tray dryer dan vacuum
dryer. Vacuum dryer menggunakan pompa dalam penghembusan udara,
sedangkan pada tray dryer tidak menggunakan pompa (Singh, 2001). Produk yang
sesuai dikeringkan dengan alat ini adalah produk yang memiliki keseragaman
yang tinggi. Kelebihan dari penggunaan cabinet dryer adalah harga murah, karena
membutuhkan daya yang tidak terlalu tinggi (Fellows, 1990).
Cabinet dryer yang terdapat pada unit produksi gatot-tiwul instan CV.
Riang Java Food merupakan salah satu komponen penting karena berfungsi
sebagai pengurang kadar air pada bahan baku yang berupa singkong dan tiwul.
Alat ini berbentuk layaknya sebuah lemari yang memiliki beberapa rak yang
berguna sebagai penampung. Udara panas yang dihasilkan dari sumber pemanas
disebarkan ke seluruh bagian ruang pengering dengan menggunakan double
blower. Penggunaan cabinet dryer ini diharapkan dapat memaksimalkan proses
pengeringan bahan baku produksi gatot-tiwul instan tanpa adanya halangan dari
perubahan cuaca.
Komponen cabinet dryer adalah tray, heater, dan fan. Tray disesuaikan
dengan kapasitas jumlah, berat, dan ukuran produk pangan. Tray memiliki fungsi
untuk wadah tiwul dalam proses drying, yang disusun bertingkat. Sedangkan
dalam pemanas udara atau pengering udara dan penghembus udara kering yang
digunakan dalam pengeringan menggunakan double blower dan panas dari burner
LPG. Hubungan antara kadar air dan pengeringan untuk menentukan berapa panas

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 5
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

masuk dan keluar yang setimbang serta menentukan panas yang hilang dalam
proses pengeringan. Dalam mendesain cabinet dryer membutuhkan neraca massa
untuk mengetahui kesetimbangan antara berapa produk yang masuk dengan
berapa yang keluar serta berapa uap air yang dilepaskan dalam proses. Ini
berpengaruh juga pada perubahan fraksi air dalam bahan pangan (Singh, 2001).
Perancangan yang akan dilakukan meliputi dimensi atau ukuran-ukuran
utama dari alat pengering. Alat pengering ini memiliki ruang bahan pengering,
ruang bahan bakar, tray atau rak bahan yang akan dikeringkan. Pada alat
pengering ini menggunakan fan atau kipas yang berupa blower dalam proses
pengeringan. Sehingga penggunaan blower juga ada rancangan dalam cabinet
dryer yang berjumlah dua. Penggunaan double blower adalah untuk menghasilkan
distribusi suhu yang merata pada alat pengering ini dirancanglah bentuk tray atau
rak penampung bahan yang dapat membentuk pola aliran udara panas yang
mampu mendistribusika suhu secara merata.
Prinsip kerja alat pengering yang dirancang adalah udara panas yang
dihasilkan oleh burner LPG kemudian dialirkan atau dihembuskan ke dalam
cabinet dryer dibantu dengan double blower. Udara panas yang dialirkan
difungsikan sebagai media pengering. Proses pengeringan yang terjadi pada alat
pengering ini adalah konduksi dan radiasi. Cabinet dryer juga dilengkapi dengan
isolator yang terbuat dari karet dan di tiap-tiap sela atau siku dipatri dengan lem,
hal ini bertujuan untuk mengurangi kehilangan panas di dalam alat sewaktu proses
pengeringan berlangsung.

a. Perancangan Tray
Tray merupakan salah satu bagian terpenting dari cabinet dryer, Tray
berfungsi sebagai tempat atau wadah bahan yang nantinya akan dikeringkan di
dalam dryer. Besar tray yang dirancang nantinya mempengaruhi kapasitas dari
alat pengering. Karena kapasitas dari alat pengering yang dirancang sebesar 12 kg
per sekali proses, maka akan didapat ukuran tray yang sesuai dengan cara berikut.
Pertama adalah mengetahui densitas dari tiwul dan singkong, sebab pada
proses pengeringan dilakukan dua kali dengan dua bahan tersebut. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Ayunafitri (2019), tiwul instan yang

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 6
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

disubstitusi tepung koro pedang memiliki nilai densitas 0,53 g/cm3. Namun tetap
dilakukan pengukuran densitas sendiri dari tiwul yang masih basah dan juga
singkong (Tetap juga mencari densitas tiwul habis dikukus dalam perhitungan
densitas padatan) Dari nilai massa jenis tiwul dan singkong tersebut, kemudian
dipilih singkong sebagai acuan dasar perancangan desain tray dikarenakan
densitas dari singkong lebih besar dari tiwul dan dicari berapa besar volume yang
dapat menampung 1 kg singkong. Karena kapasitas dari cabinet dryer yang
dirancang sebesar 12 kg per sekali proses, maka akan didapat ukuran tray yang
sesuai dengan cara sebagai berikut :
Densitas singkong = …. gr/cm3 = ….. kg/m3
Volume 1 kg singkong = 1/ densitas singkong
Volume 1 kg singkong = ……. = ….. m3/kg
Perhitungan volume
Pada perancangan tray ini, akan dirancang 24 buah tray di dalam cabinet
dryer dan dibagi menjadi tiga bagian box yang mana pada tiap box diisi oleh 8
buah tray, maka pada masing-masing tray dapat menampung 0,5 kg singkong.
Maka untuk perancangan tray untuk kapasitas 0,5 kg singkong adalah :
Volume tray = ……. m3/kg x ….. kg
= …… m3 = ……. cm3
Volume tray dari perhitungan di atas dengan mempertimbangkan bentuk
dan besar bahan yang akan dikeringkan, maka masih harus ditambahkan lagi 50%,
dengan tujuan agar terdapat ruang atau jarak antara bahan yang akan dikeringkan
di dalam tray sehingga akan terjadi aliran udara panas di sekitar bahan selama
proses pengeringan berlangusng. Karena alas an tersebut, maka volume tray yang
sesuai untuk dirancang adalah sebagai berikut:
Volume tray + (Volume tray x 50%) =……. cm3 + (…… cm3 x 50%)
= ……. cm3
Dari hasil perhitungan, dengan mempertimbangkan tinggi maksimum
singkong sebesar 4 cm. Sehingga dapat ditentukan volume tray yang sesuai untuk
memenuhi kapasitas tray yang diinginkan adalah sebagai berikut.
Panjang = 50 cm

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 7
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Lebar = 40 cm
Tinggi = Tinggi maksimum singkong + jarak singkong antar tray
= 4 cm + 2,5 cm = 6,5 cm
Maka volume tray yang telah dirancang dengan ukuran di atas adalah :
Volume = Panjang x Lebar x Tinggi
= 50 cm x 40 cm x 4 cm
= 8000 cm3 = 0,008 m3
Jadi Kapasitas maksimum tray yang dirancang dari hasil perhitungan di
atas adalah :
Volume tray yang dirancang−(Volume tray x 50 %)
Kapasitas =
Volume 1 kg singkong
0,008 m3−(Volume tray x 50 %)
=
Volume 1 kg singkong
Dari hasil tersebut, maka ukuran tray yang dirancang telah sesuai untuk
memenuhi kebutuhan pengeringan singkong untuk kapasitas tiap tray sebesar 0,5
kg. tray yang dirancang berbentuk balok tanpa penutup dengan rangka untuk tray
dan lapisan tray terbuat dari plat aluminium dengan tebal 1,5 mm. Perancangan
tray berbentuk balok tanpa tutup bertujuan agar aliran udara panas bisa merata
dan perpindahan panas bisa secara radiasi dan konduksi.
Dengan mempertimbangkan jumlah tingkat atau kamar dari cabinet dryer
dan disesuaikan dengan ukuran ruang pengering serta karena tinggi rata-rata
masing-masing singkong kurang dari 4 cm, maka secara keseluruhan ditentukan
ukuran tray sebagai berikut :
Panjang = 50 cm
Lebar = 40 cm
Tinggi = 4 cm
Jarak antar tray = …. cm
Setelah cabinet dryer selesai dibuat, maka dilakukanlah pengujian hampa
untuk mendapatkan bentuk tray yang menghasilkan pola aliran udara yang merata
di dalam alat pengering. Dari data di atas maka didapat bentuk tray dan pola aliran
udara yang sesuai seperti terlihat pada gambar …. di bawah ini.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 8
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Gambar bentuk tray


Gambar pola aliran udara
b. Perancangan Ruang Bahan Pengeringan
Ruang bahan pengering merupakan salah satu komponen utama dari
cabinet dryer yang dirancang. Ruang bahan pengering ini bertujuan sebagai
ruangan untuk tempat bahan yang akan dikeringkan. Perlunya ruang bahan
pengering didesain adalah karena distribusi temperatur akan diamati pada
sejumlah titik disepanjang ruang pemanas. Oleh karena itu, pada alat pengering ini
dilakukan sejumlah pembatasan tingkat atau kamar pengeringan.
Dalam hal ini ditentukan 8 tingkat atau kamar pengeringan yang ada pada
masing-masing tingkat akan diamati perubahan temperaturnya pada 2 titik selama
satu proses pengeringan. Sehingga, seluruh titik pengamatan berjumlah 16 titik.
Hal ini dilakukan hanya pada satu box dryer, karena diasumsikan bahwa double
blower mampu mengalirkan udara panas secara merata pada tiap-tiap box dryer.
Material yang digunakan untuk membuat ruang pengering pada cabinet
dryer adalah plat stainless steel dengan ketebalan pelat yaitu 1,2 mm. plat
stainless steel sering digunakan untuk konstruksi umum dengan sifat perlakuan
panas sedang, karena alat pengering yang dirancang diperkirakan akan mengalami
perlakuan panas dengan suhu yang tidak terlalu tinggi yaitu dengan pengatur
panas maksimal 70oC.
Maka dirancanglah ruang pengeringan yang cukup untuk menampung
produk dengan kapasitas bla bla kg. Dengan alas an-alasan tersebut maka tinggi
ruang bahan pengeringan ditentukan sebagai berikut.
Jumlah tray = 8 buah
Jumlah box = 3 buah
Tinggi tray = 4 cm
Jarak tiap tray = …. cm
Jarak tray dengan bagian bawah box dryer = ….. cm
Jarak tray dengan bagian atas box dryer = ….. cm
Jarak tray dengan bagian depan box dryer = ….. cm
Jarak tray dengan bagian belakang box dryer = ….. cm

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 9
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Jarak tray dengan bagian kiri box dryer = ….. cm


Jarak tray dengan bagian kanan box dryer = ….. cm
Maka ukuran ruang bahan pengering adalah
Tinggi =
Panjang =
Lebar =
Ruang bahan pengering yang telah dirancang nantinya pada tiap siku dan
celah diberikan isolator panas, hal ini perlu dilakukan untuk mencegah udara
panas keluar dari ruang pengering dan menyebabkan suhu pengeringan tidak
stabil. Adapun desain dari ruang pengeringan terlihat pada gambar …. .
Gambar alat tampak samping dan depan
c. Perancangan Ruang Burner dan Bahan Bakar
Burner atau biasa disebut dengan heater merupakan salah satu kompenen
utama dari cabinet dryer yang dirancang. Heater bertujuan sebagai tempat
penghasil panas yang kemudian dihembuskan atau dialirkan menggunakan double
blower yang dirancang di kanan dan kiri bagian heater untuk menghasilkan aliran
udara panas sebagai media pengering pada cabinet dryer.
d. Hasil Akhir Perancangan Alat Pengering
Dari hasil perancangan di atas, maka diperoleh data-data dimensi atau
ukuran komponen utama alat pengering yang telah dirancang. Hasil akhir
perancagan alat pengering ini antara lain dapat dilihat pada gambar berikut :
Keterangan gambar bla bla. Alat pengering yang dirancang:
Gambar Alat
1. Cabinet dryer tipe tray dryer
Panjang = 253 cm
Lebar = 65 cm
Tinggi = 170 cm
Bahan = Plat stainless stell tebal 1,2 mm
Holo baja 4 x 4 cm KS
2. Tray
Panjang = 50 cm

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 10
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Lebar = 40 cm
Tinggi = 4 cm
Jumlah = 24 buah
Bahan = Plat aluminium 1,5 mm (Rangka)
Plat aluminium 1,5 mm (Body)
Kapasitas = 12 kg/proses
3. Box dryer (Ruang bahan pengering)
Panjang = … cm
Lebar = …. cm
Tinggi = … cm
Bahan =
4. Double blower (Ruang pengaliran udara panas)
Panjang = … cm
Lebar = … cm
Tinggi = … cm
Bahan =
Laju alir udara =
5. Burner (Ruang bahan bakar)
Panjang = …. cm
Lebar = … cm
Tinggi = … cm
Bahan =
e. Prinsip Kerja Alat Pengering
Berdasarkan literatur sebelumnya bahwa proses pengeringan terbagi atas
tiga macam yaitu pengeringan dengan cara alami, pengeringan dengan udara
panas, dan pengeringan dengan uap air. Maka dipilihlah proses pengeringan
dengan menggunakan prinsip udara panas untuk alat pengering yang akan
dirancang. Alasan dari pemilihan proses pengeringan menggunakan udara panas
karena terdapat keunggulan karena tidak tergantung cuaca dana penggunaan
bahan bakar yang lebih sedikit, sehingga lebih hebat dalam skala ekonomi.
Meskipun massa jenis dari uap air pada temperatur tinggi lebih rendah

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 11
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

daripada massa jenis udara pada temperatur yang sama dan secara alami uap air
akan lebih mudah naik jika dipanaskan hingga pada temperatur tinggi. Namun
penguapan air juga membutuhkan waktu yang relatif lama dan membutuhkan
energi atau bahan bakar yang relatif banyak, sehingga berdampak pada biaya
bahan bakar.
Selain itu, proses perpindahan panas secara radiasi pada pengeringan
dengan udara panas lebih menyeluruh dan stabil dibandingkan dengan uap air. Hal
tersebut juga berpengaruh pada pengurangan kadar air. Udara panas dapat
menguapkan kadar air pada bahan, sedangkan apabila menggunakan uap air akan
mengakibatkan tray dan bahan akan terdapat embun dan berakibat pada adanya
kembali kadar air dalam bahan. Laju aliran panas yang dilalui oleh udara panas di
dalam cabinet dryer pada satu box dryer dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar aliran udara
Prinsip kerja alat pengering dengan menggunakan udara panas yang
dihasilkan oleh burner LPG dan dialirkan menggunakan double blower. Udara
panas yang dihasilkan oleh burner akan dialirkan ke dalam masing-masing box
dryer dengan bantuan double blower. Blower difungsikan sebagai fan untuk
mengontrol aliran udara, sehingga proses perpindahan panas bisa merata dan
mampu membantu mengangkat uap air yang terkandung dalam bahan. Selain itu,
karena burner menyatu dengan ruang pemanas dan sekaligus tempat pengaliran
udara panas dari blower, uap air akan dilepas untuk membawa kalor dari bahan
dan tidak sampai tertampung di bawah setelah proses pengeringan selesai.
Apabila temperatur di dalam ruang pengering sudah cukup tinggi, sekitar
60-70oC, maka saluran pembuangan yang terletak di atas ruang pengering atau
pada masing-masing box dryer akan dibuka dengan tujuan mengurangi tekanan
dalam ruang pengering dan melepaskan udara panas yang telah bercampur dengan
uap air. Hal ini secara langsung juga akan menurunkan temperatur dalam ruang
pengering tersebut.
f. Analisa Perfomance Alat Pengering yang Dirancang
Di dalam perancangan cabinet dryer, dilakukan juga analisa performance
dari alat pengering yang bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengering yang

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 12
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

dirancang ini nantinya dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Sehingga alat ini
dapat digunakan oleh CV. Riang Java Food secara maksimal.
1. Berat tiwul kering dengan kadar air sesuai Standar Nasional Indonesia
Sesuai Standar Nasional Indonesia, bahwa kadar air untuk tiwul kering
adalah mbuh persen dan kadar air awal tiwul adalah mbuh persen. Oleh karena itu
kadar air dapat digunakan dalam menghitung berat akhir dari tiwul kering. Untuk
mencari berat tiwul dengan kadar air sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
adalah dengan cara berikut :
Asumsi kadar air awal tiwul = … %
Berat tiwul basah tiap tray = … kg
Berat tiwul kering dengan kadar air 0% = … kg
Maka berat tiwul dengan kadar air … % adalah … kg, dengan perhitungan
interpolasi :
2. Total energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan tiwul
Untuk mencari total energi yang dibutuhkan oleh alat pengering selama
proses pengeringan berlangsung dapat dihitung dengan cara berikut.
Berat tiwul basah hasil granulasi (Wjb)
Berat tiwul kering hasil pengeringan (Wjk)
Temperatur rata-rata udara pengering (Td)
Temperatur awal jagung (Td)
Lama pengeringan (N)
Kecepatan udata pengering (v)
Koefisien pindahan panas dinding (k1)
Koefisien pindahan pana pad isolasi (k2)
Panas jenis udara kering (cpw)
Panas jenis tiwul (cptiwul)
Panas jenis air (cpair)
Panas laten air (hjg)
Massa jenis moisture jenuh pada Td (ρsd)
Massa jenis moisture jenuh pada Ta (ρsa)
Kelembaban relative udara pengering rata-rata (RHd)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 13
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Kelembaban relative udara luar (RHa)


Berat air pada tiwul awal (Wi)
a) Kebutuhan energi untuk pengering tiwul (Qd), dihitung menggunakan
persamaan.
Qd = Qt + Qw + Ql
Dimana:
Qd = energi pengeringan tiwul, kkal
Qt = energi pemanasan tiwul, kkal
Qw = energi pemanasan air tiwul, kkal
Qt = emerge penguapan air tiwul, kkal
Energi untuk pemanasan tiwul (Qt), dapat dihitung menggunakan
persamaan.
Qt = Wjb . cptiwul . (Td - Ta)
= …. kg x ….. kkal/kgoC x (…oC - ….oC)
Qt =…. kkal
Energi pemanasa tiwul (Qw), menggunakan persamaan.
Qw = Wi . cpair . (Td - Ta)
= ….kg x …kkal/kgoC x (….oC - …..oC)
Qw = …..kkal
Berat kandungan air tiwul akhir (Wf), menggunakan persamaan.
Wf = ….% . Wjk
Wf = ….% x … kg = …..kg
Berat air yang dipindahkan selama proses pengeringan (Wr), dapat
dihitung menggunakan persamaan.
Wr = Wi – Wf
= ….kg - ….kg
= ….kg
Energi penguapan air tiwul (Ql), dihitung dengan menggunakan
persamaan.
Ql = Wr x hjg
= …kg x …kkal/kg

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 14
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

= …kkal
Maka didapat energi yang dibutuhkan untuk pengering tiwul (Qd)
Qd = Qt + Qw + Ql
= …kkal + …kkal + …kkal
= …kkal
Jadi energi yang dibutuhkan untuk pengeringan tiwul matang
adalah sebesar ….kkal.
b) Energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt),
dihitung dengan menggunakan persamaan.
Qlt = (Qlw x N) + Qlv
Dimana :
Qlw = energi yang hilang melalui dinding box dryer, kkal/jam
Qlv = energi yang hilang dari ventilasi, kkal/jam
N = lama pengeringan
Kehilangan energi melalui dinding box dryer (Qlw) menggunakan
beberapa asumsi sebagai berikut :
1) Aliran panas berlangsung tunak (Steady) dan temperatur tiap jam
dianggap konstan serta harganya diperoleh dengan merata-ratakan
temperature selama pengujian temperatur untuk tiap tingkat tray
dan tiap titik pengujian.
2) Konduktifitas thermal bahan (Plat dan isolator) dianggap konstan.
3) Tidak ada pembangkit kalor sepanjang dinding box dryer.
4) Kehilangan kalor melalui dinding hanya diperhitungkan melalui
dinding samping (Kanan dan kiri) serta dinding bagian belakang.
Kehilangan energi melalui dinding box dryer dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan.
1
U=
Δ x1 Δ x2
+
k1 k2
Qlw = U . A . ΔTmenyeluruh
Dimana :
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (kkal/m2hoC)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 15
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

A = Luas penampang (m2)


ΔT = Td (70oC)
k1 = Koefisien perpindahan kalor konduksi plat (kkal/mhoC)
k2 = Koefisien perpindahan kalor konduksi isolasi (kkal/mhoC)
Δx1 = Tebal dinding cabinet dryer (m)
Δx2 = Tebal lapisan isolasi (m)
Jadi perhitungannya.
1
U=
Δ x1 Δ x2
+
k1 k2
1
U=
Δ x 1 Δ x 2 = … kkal/m2hoC
+
k1 k2
Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk masing-
masing penampang adalah.
A = …cm x ….cm = ….cm2 = ….m2
Qlw = U . A . ΔT
= … kkal/m2hoC x ….m2 x 70oC
= ….. kkal/jam
Karena tiap penampang memiliki ukuran yang sama, maka total
kehilangan energi melalui dinding box dryer (Qlw) adalah.
∑Qlw = jumlah tray tiap box dryer . Qlw
= 8 x … kkal/jam
= … kkal/jam
Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv), dapat dihitung dengan
persamaan.
Ṽ x cpm x (Td−Ta )
Qlv =
N
Dimana, Ṽ adalah debit udara ventilasi dan dihitung menggunakan
persamaan.
Wr
Ṽ = 1000 x
p air
Massa jenis uap air ventilasi (ρar), dihitung menggunakan

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 16
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

persamaan.
ρar = ρsd . RHd – ρsa . RHa
= ….gr/m3 x …% - …gr/m3 x…%
= ….gr/m3
Sehingga debit udara ventilasi adalah.
Wr
Ṽ = 1000 x
p air
… . kg
= 1000 x
… . gr /m 3
= ….m3/s
Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv)
Ṽ x cpm x (Td−Ta )
Qlv =
N
m3 kkal
…. x…. x (… C−… C)
Qlv = s m3
… jam
= ….kkal/jam
Maka energi yang hilang dari dinding dan ventilasi dari box dryer.
Qlt = (Qlw x N) + Qlv
= (….kkal/jam x …jam) + ….kkal
= ….kkal
Jadi energi yang hilang dari dinding dan ventilasi box dryer (Qlt)
adalah sebesar … kkal.
c) Total energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan tiwul per satu kali
proses pengeringan (QT), menggunakan persamaan berikut.
QT = Qd + Qlt
= ….kkal + ….kkal
= ….kkal/proses
3. Kebutuhan bahan bakar
Kebutuhan bahan bakar LPG selama proses pengeringan tiwul dapat
dihitung dengan persamaan.
QT
Kebutuhan bahan bakar =
NKBi
Di mana NKBi adalah nilai kalor bahan bakar LPG yaitu sebesar

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 17
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

….kkal/kg dan 1 kg = 1,224 liter. Maka kebutuhan bahan bakar LPG selama
pengeringan tiwul adalah.
QT
Kebutuhan bahan bakar =
NKBi
… . kkal
=
… . kkal/kg
= …kg
= …liter
Jadi total kebutuhan bahan bakar LPG selema proses pengeringan tiwul
adalah … liter. Kebutuhan LPG tiap jam (liter/jam), dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan.
QT
Kebutuhan LPG/jam =
NKBi
… ..liter
=
… . jam
= …. liter/jam
Jadi kebutuhan LPG tiap jamnya adalah …. liter/jam
g. Material yang Digunakan dalam Perancangan Alat Pengering
Setelah perancangan alat pengering selesai dilaksanakan, maka selanjutnya
dilakukan pembuatan alat pengering. Pada proses pembuatan alat pengering ini,
bahan atau material yang diperlukan antara lain dapat dilihat pada uraian tabel
berikut ini :
Tabel …. Material yang Diperlukan untuk Membuat Alat Pengering
h. Pelaksanaan Perancangan Alat Pengering
Secara garis besar pelaksanaan perancangan cabinet dryer ini dilaksanakan
secara sistematis, adapun diagram alir seperti yang dilihat pada gambar berikut.
Gambar… Diagram Alir Pelaksanaan Perancangan
II.2.2 Disk Mill C-110 dan Cyclone H-120
Disk mill merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menghaluskan atau
menggiling berbagai biji-bijian hingga menjadi tepung. Dengan adanya mesin ini,
proses penggilingan bahan baku yakni ubi kayu diharapkan dapat menghasilkan
tepung yang lebih halus dan lebih cepat dalam proses penepungan. Disk mill yang

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 18
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

tedapat pada unit produksi gatot-tiwul instan CV. Riang Java Food merupakan
salah satu komponen penting karena berfungsi untuk memperkecil ukuran dari ubi
kayu kering menjadi tepung yang nantinya akan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan gatot-tiwul instan.
Cyclone sendiri merupakan bagian dari disk mill, alat ini digunakan untuk
memisahkan antara debu dan tepung dari hasil penggilingan ubi kayu di disk mill.
Cyclone diperlukan untuk mengatasi tepung beserta udara tidak bertebaran lepas
yaitu dengan mengalirkannya ke bagian atas untuk udara, sementara tepung akan
dialirkan ke bawah menuju penampung tepung (karung). Cyclone yang digunakan
di CV. Riang Java Food tidak menggunakan blower untuk mengalirkan tepung,
dikarenakan tekanan udara yang diberikan oleh disk mill sendiri sudah cukup.
II.2.3 Disk Mill C-310
Disk mill merupakan mesin size reduction atau pengecilan ukuran setelah
proses pengukusan tiwul. Disk mill juga berguna untuk menyeragamkan ukuran
agar nantinya ketika tiwul didistribusikan dapat dijual dengan ukuran yang sama.
Selain itu pada proses pengeringan selanjutnya, dengan ukuran tiwul yang kecil
dan seragam akan mempermudah dalam menguapkan kandungan air di dalamnya.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 19
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB III
PROSES PRODUKSI

III.1 Bahan Baku


Dalam CV. Riang Java Food terdapat bahan baku yang menunjang proses
produksi, dimana bahan baku tersebut terdiri dari :

III.1.1 Bahan Baku Utama


Singkong merupakan bahan baku utama dalam pembuatan tiwul dan gatot
yang di produksi oleh CV. Riang Java Food. Singkong diperoleh dari desa
sekitar wilayah Kecamatan Pagak bahkan dari luar Kabupaten Malang seperti
Blitar, Trengalek, Tulungagung bahkan dari wilayah Gunung Kidul Yogjakarta.
Selain dari hasil panen lahan sendiri pemasok bahan baku berupa ubi kayu atau
gaplek dapat diperoleh dari petani langsung, pedagang, pengepul baik dari
wilayah sekitar atau wilayah lain dan rekanan kerja dari PT. CSS Blitar yang
bergerak dibidang olahan ubi kayu. Adapun komposisi kandungan gizi singkong.

Tabel 1. Komposisi kandungan singkong

Kandungan Umbi

Protein (kal) 146

Protein (g) 1,2

Lemak (g) 0,3

Karbohidrat (g) 34,7

Kalsium (mg) 33

Fosfor (mg) 40

Besi (mg) 0,7

Vitamin B1 (mg) 0,06

Vitamin C (mg) 30

Air 62,5

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 20
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Sumber : Direktorat Gizi Departemen kesehatan RI dalam Muntoha 2015

III.1.2 Bahan Baku Pendukung


1 Air
CV. Riang Java Food menyuplai air dari Sumur miliknya sendiri.
Sumber air yang digunakan dalam proses produksi tiwul dan gatot
digunakan sebagai air pencucian, air perendaman, dan air pengukusan.
2 Gula merah dan gula putih
Gula merah dan gula putih sebagai bahan tambahan dalam proses
produksi tiwul yang digunakan sebagai pemanis makanan tiwul.
3 Garam
Garam sebagai bahan tambahan dalam proses produksi tiwul yang
digunakan sebagai perasa makanan tiwul.

III.1.3 Uraian
CV. Riang Java Food didesain sebagai industri rumahan untuk mengolah
makanan tradisional. Kegiatan usaha pengolahan makanan tradisional
merupakan pilihan yang tepat karena usaha ini memiliki potensi usaha yang
sangat luar biasa. Selain sebagai usaha padat karya yang menyerap banyak
lapangan pekerjaan, produk yang dihasilkan sebagai sarana untuk memenuhi
kerinduan konsumen akan makanan tradisional yang akhir-akhir ini sulit ditemui.
Makanan tradisional yang diolah yaitu tiwul. CV. Riang Java Food memproduksi
tiwul sebanyak 130 kg/hari dan gatot sebanyak 130 kg/hari. Tiwul merupakan
salah satu makanan yang cukup popular di kalangan masyarakat kelas bawah,
selain itu tiwul lebih difungsikan sebagai pangan pengganti beras bagi penderita
diabetes. (Hasan dkk, 2011)
Proses pembuatan tiwul di CV. Riang Java Food antara lain singkong
dibersihkan dan dikupas untuk memisahkan kulit singkong. Singkong yang telah
dikupas dilakukan pencucian di bak pencucian. Setelah itu, dilakukan proses
pengeringan singkong menjadi gaplek dengan menggunakan cabinet dryer
selama … jam pada suhu … ⁰C. Singkong yang telah kering dilakukan proses

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 21
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

penggilingan menjadi tepung singkong menggunakan disk mill yang


dihubungkan langsung dengan cyclone untuk memisahkan antara udara dan
tepung singkong halus. Tepung singkong, garam dan gula merah dicampurkan di
dalam mixer hingga homogen. Selanjutnya dilakukan proses pengukusan
menggunakan ….. selama … jam dengan suhu …. ⁰C. Setelah itu, tiwul
dikeluarkan dan dikeringkan pada suhu ruangan untuk mengurangi kadar air
yang terkandung didalam tiwul. Selanjutnya dilakukan proses size reduction
untuk memperkecil ukuran tiwul sesuai dengan yang diinginkan dan dilakukan
pengeringan tiwul menggunakan dryer selama …. jam dengan suhu … ⁰C.
Setelah proses pengeringan dilakukan dilakukan proses pengemasan tiwul.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 22
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

III.1.4 Langkah Proses Produksi

Gambar 3.1 Diagram alir proses produksi tiwul

Tiwul adalah makanan dari singkong yang ditumbuk atau dihaluskan

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 23
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

kemudian dikukus. Makanan ini biasanya dimakan dengan dicampur sedikit gula
jawa atau dengan parutan kelapa. Adapun langkah-langkah proses produksi tiwul
1. Pengupasan dan pencucian
Singkong sebagai bahan baku utama untuk proses produksi di CV.
Riang Java Food terlebih dahulu dilakukan proses pengupasan untuk
memisahkan kulit singkong dan dilanjutkan dengan proses pencucian
singkong di dalam bak pencucian. Proses pengupasan menggunakan alat
kupas sederhana yaitu dengan menggunakan pisau dapur dan dalam sehari
mampu mengupas singkong sebanyak blabla kilogram singkong. Proses
selanjutnya adalah pencucian, hal ini dilakukan untuk membersihkan
singkong dari kotoran sisa kulit yang masih menempel. Pencucian
dilakukan di luar ruang proses produksi dan dilakukan dengan air yang
mengalir. Proses pengupasan dan pencucian dikerjakan menggunakan
proses manual dan sederhana tanpa menggunakan alat otomatis.
2. Pengeringan
Kadar air singkong yang tinggi sekitar 60% membuatnya mudah
rusak secara mekanis, kimiawi, fisiologis, dan mikrobiologis. Salah satu
cara pengawetan singkong adalah dengan cara pengeringan. Pengeringan
mempunyai pengertian yaitu aplikasi pemanasan melalui kondisi yang
teratur, sehingga dapat menghilangkan sebagaian besar kandungan air
dalam suatu bahan dengan metode penguapan (Muarif, 2013, Suismono,
1992). Kandungan air pada bahan dikurangi sampai suatu batas
mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi. Pengeringan singkong dilakukan
menggunakan cabinet dryer selama … jam dengan suhu ….⁰C. Singkong
yang dikeringkan biasa disebut dengan gaplek. Proses pengeringan
bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang terkandung dalam singkong
sehingga singkong dapat disimpan dalam waktu lama paling kurang
setahun.
Singkong yang sudah dikupas dan dibersihkan pada proses
sebelumnya diletakkan ke dalam wadah atau tray, persiapkan cabinet
dryer dengan keadaan sudah menyala. Setelah semua telah dipersiapkan,

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 24
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

tray kemudian dimasukkan ke dalam slot yang tersedia, tray diletakkan


dengan posisi tidak menyentuh dinding dryer. Suhu dan waktu pada
indikator diatur sebesar …oC selama … jam. Dalam sekali pengeringan
singkong, kapasitas yang mampu ditampung oleh cabinet dryer adalah …
kg per tray. Jadi total berat bersih singkong kering yang didapatkan adalah
… kg per satu kali proses.
3. Penepungan
Setelah dilakukan proses pengeringan, singkong kering atau gaplek
kemudian masuk ke dalam proses penggilingan atau penepungan
menggunakan disk mill. Penggilingan dilakukan untuk merubah singkong
kering menjadi tepung singkong. Alat disk mill disambungkan dengan
cyclone menggunakan pipa berdiameter x dan memiliki panjang y serta
tanpa membutuhkan blower untuk mengalirkan tepung. Fungsi dari
penepungan sendiri adalah untuk memudahkan saat proses pencampuran
dengan bahan lainnya, sebab apabila gaplek langsung dicampur langsung
tanpa dibuat menjadi tepung terlebih dahulu, maka pada akhirnya akan
terbentuk campuran yang heterogen dan tidak merata.
Gaplek terlebih dahulu disiapakan di area proses penggilingan,
lakukan pengecekan terhadap sambungan dari disk mill ke alat cyclone
untuk mencegah kebocoran. Proses penggilingan di disk mill
menggunakan piringan dengan jumlah gerigi lima buah, hal ini diperlukan
untuk menghasilkan hasil tepung dengan ukuran halus. Singkong kering
yang sudah menjadi tepung akan langsung mengalir ke cyclone tanpa
bantuan blower dikarenakan saat proses penggilingan terdapat tekanan
udara yang dihasilkan dari putaran piringan dari disk mill dan dari tekanan
udara tersebut sudah mampu untuk mengalirkan tepung halus menuju
cyclone.
4. Pencampuran
Pencampuran merupakan suatu proses pencampuran bahan
sehingga semua bahan tercampur rata. Tepung singkong, garam dan gula

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 25
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

merah dicampurkan di dalam mixer hingga homogen dan disebut dengan


tiwul. (Tanya prosesnya saat di pagak, buat tambahan)
5. Pengukusan
Bahan yang telah dicampur sebelumnya kemudian dikukus
menggunakan….. selama … jam dengan suhu …. ⁰C. Proses pengukusan
bertujuan untuk mematangkan tiwul, selanjutnya dapat dikonsumsi oleh
konsumen. Di dalam area pengukusan terdapat dua buah dandang dengan
fungsi yang sama. Sebelum memasukkan tiwul mentah ke dalam dandang
terlebih dahulu memasukkan air sejumlah x liter. Air akan difungsikan
sebagai uap panas untuk memasak tiwul mentah, hal ini bertujuan agar
tiwul dapat matang sempurna dan merata. Berbeda dengan menggunakan
metode pemasakan lainnya, metode pengukusan dapat menjaga suhu
pemasakan tetap konstan dan kematangan produk yang merata. Air sendiri
memiliki titik didih maksimal 100oC, sehingga ketika tiwul dikukus
menggunakan air maka suhu pengukusan tidak akan lebih dari 100 oC dan
tidak akan terjadi overheat yang menyebabkan overcook.
6. Pengeringan
Setelah proses pengukusan, tiwul matang yang masih basah dengan
uap air kemudian dilakukan pengeringan. Kadar air yang terkandung
dalam tiwul hasil kukusan sangatlah banyak, sehingga perlu dikeringkan
untuk mengurangi kadar air tersebut. Hal itu diperlukan agar saat proses
selanjutnya yaitu granulasi, tidak terlalu banyak air yang masuk dalam
proses dan mengakibatkan granul yang terbentuk tidak sempurna. Proses
pengeringan menggunakan alat yaitu cabinet dryer. Dengan menggunakan
metode uap panas kering, kadar air yang ada pada tiwul hasil kukusan
akan berkurang. Pada saat menggunakan cabinet dryer suhu diatur bla
blaoC dengan waktu proses selama bla bla jam.
Tiwul yang sudah matang diletakkan ke dalam wadah atau tray
terlebih dahulu, persiapkan cabinet dryer dengan keadaan sudah
dinyalakan. Setelah semua telah dipersiapkan, tray kemudian dimasukkan
ke dalam slot tray yang tersedia, tray diletakkan dengan posisi tidak

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 26
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

menyentuh dinding dryer. Suhu dan waktu pada indikator diatur sebesar
…oC selama … jam. Dalam sekali pengeringan tiwul basah, kapasitas
yang mampu ditampung oleh cabinet dryer adalah … kg per tray. Jadi
total berat tiwul akhir yang didapatkan adalah … kg per satu kali proses.
7. Granulasi
Granulasi merupakan proses perlekatan partikel-partikel kecil
menjadi partikel yang lebih besar. Proses granulasi bertujuan untuk
menyeragamkan ukuran tiwul menggunakan alat disk mill. Tiwul yang
telah dikeringkan sebelumnya, dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam
alat disk mill yang telah dinyalakan terlebih dahulu. Penggunaan piringan
dengan jumlah tiga knuckle adalah bertujuan untuk mendapat hasil
granulasi tiwul yang berukuran kecil dan seragam. Dalam satu jam disk
mill C-310 mampu memproses 50 kg tiwul.
8. Pengeringan
Tiwul yang ukuran sudah seragam selanjut di proses kembali di
cabinet dryer dikarenakan masih terdapatnya kandungna air di dalamnya.
Dengan menggunakan metode uap panas kering, kadar air yang masih
tersisa di tiwul akan menguap dan mengering. Pada saat menggunakan
cabinet dryer suhu diatur bla blaoC dengan waktu proses selama bla bla
jam. Penetapan kadar air pada tiwul sangat penting untuk memberikan
batasan maksimal kandungan air di dalam tiwul, karena jumlah air yang
tinggi dapat menjadi media tumbuhnya bakteri dan jamur yang dapat
membuat tiwul mudah membusuk dan kerusakan lainnya.
Tiwul diletakkan ke dalam wadah atau tray terlebih dahulu,
selanjutnya mempersiapkan cabinet dryer dengan keadaan sudah
dinyalakan. Setelah semua telah dipersiapkan, tray kemudian dimasukkan
ke dalam slot tray yang tersedia, tray diletakkan dengan posisi tidak
menyentuh dinding dryer. Suhu dan waktu pada indikator diatur sebesar
…oC selama … jam. Dalam sekali pengeringan tiwul, kapasitas yang
mampu ditampung oleh cabinet dryer adalah … kg per tray. Jadi total
berat tiwul kering yang didapatkan adalah … kg per satu kali proses.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 27
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

9. Pengemasan
Pengemasan merupakan proses membungkus produk yang
difungsikan untuk melindungi tiwul dari hal-hal yang pengotor dari luar.
Selain itu, pengemasan juga berguna untuk sebagai daya tarik,
meningkatkan citra dari produk, sarana promosi yang cukup efektif, dan
yang paling penting adalah mempertahankan kualiitas tiwul agar tidak
cepat kadaluarsa. Untuk satu kemasan memiliki berat x gram dan berat
tersebut didapatkan dari penimbangan tiwul sekaligus dengan kemasannya.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur 28
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB IV
SPESIFIKASI PERALATAN

IV.1. Spesifikasi Alat Utama


IV.1.1 Area Penepungan
1. Disk Mill C-110
Fungsi : Menghaluskan singkong menjadi tepung singkong
Dimensi : 70 x 85 x 138 cm
Kapasitas : 100 kg/jam
Mesing Penggerak : Diesel 8 Hp
Diameter disk :
Jumlah knunckle :
Kecepatan shaft :
Kecepatan penggerak :
Ukuran saringan :
Berat :
Bahan Konstruksi: Cor Stainless Steel, siku baja 4 x 4 cm KS
2. Cyclone H-120
Fungsi : Memisahkan tepung singkong dengan partikel
udara
Dimesi
D (Diametet cyclone) :
Lb(Panjang tubuh cyclone) :
H (Lebar inlet) :
W (Diameter inlet) :
Dc(Diameter outlet udara) :
S (Panjang outlet udara) :
Lc (Panjanga inlet) :
Db (Dameter outlet tepung) :
Lb (Panjang outlet tepung) :
Bahan konstuksi :

Program Studi S-1 Teknik Kimia


29
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

IV.1.2 Area Pengukusan


IV.1.3 Area Granulasi
1. Disk Mill C-310
Fungsi : Membentuk tiwul dengan ukuran yang seragam
Dimensi : 40 x 80 x 107 cm
Kapasitas : 50 kg/jam
Mesing Penggerak : Dinamo 2pk, 1 phase
Diameter disk :
Jumlah knunckle :
Kecepatan shaft :
Kecepatan penggerak :
Ukuran saringan :
Berat :
Bahan Konstruksi: Cor Stainless Steel, siku baja 4 x 4 cm KS
IV.1.4 Area Pengeringan
1. Cabinet Dryer B-410
Fungsi : Mengeringkan singkong dan tiwul
Kapasitas : 12 kg/proses, 24 tray
Jumlah tray : 24
Dimensi mesin
Box Dryer : 253 x 65 x 170 cm
Tray Pat SS : 50 x 40 x 4 cm
Pemanas : Kompor LPG
Pengaturan suhu : Box panel kontrol suhu maks 70oC
Distribusi udara panas : Blower
Power : 700 watt
Jumlah :2
Bahan Konstruksi
Material body ` : Plat Stainless stell tebal 1,2 mm
Rangka untuk tray : Plat Aluminium 1,5 mm
Tray : Plat Aluminium 1,5 mm

Program Studi S-1 Teknik Kimia


30
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Rangka mesing : Holo Baja 4 x 4 cm KS


IV.1.5 Area Pengemasan
1. Filling Sealer P-510
Fungsi : Mengemas tiwul
Kapasitas :
Dimensi : 95,5 x 50 x 93 cm
Sealing : Lebar 10 mm
Kecepatan : 0-12 m/min
Power : 750 watt

IV.2. Alat Instrumentasi

Program Studi S-1 Teknik Kimia


31
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB V
ENGINEERING BOOK

Program Studi S-1 Teknik Kimia


32
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB VI
UTILITAS

VI.1 Pengertian Utilitas


Utilitas merupakan suatu unit yang menunjang operasi pabrik dengan
menyuplai penyediaan air bersih, bahan bakar, serta tenaga listrik. Sehingga utilitas
produksi pada CV. Riang Java Food merupakan unit pendukung operasional proses
yang bertanggung jawab dalam ketersediaannya air bersih, udara, energi, dan
pengolahan limbah untuk pabrik.

VI.2 Unit Water Treatment


Air yang dibutuhkan CV. Riang Java Food dipasok dari sumber air yaitu dari
sumur yang ada di lingkungan industri rumahan tersebut. Air yang diambil berjenis air
tawar dengan kapasitas bla-bla.

VI.3 Bahan Bakar


Penggunaan bahan bakar yang diperlukan di CV Riang Java Food adalah pada
saat pengolahan bahan setengah jadi (Gatot kering) dari proses pengeringan (Dryer)
untuk menjadi produk jadi berupa bla bla. Bahan bakar yang digunakan berupa gas
LPG dengan kebutuhan ynkts dalam sehari. Selain itu penggunaan bahan bakar lain
yang berupa kayu bakar masih digunakan dalam proses pengukusan tiwul yang mana
penggunaan kayu bakar bertujuan untuk menjaga cita rasa agar tetap sama.
Penggunaan kayu bakar dalam proses tersebut diperlukan bla bla kg untuk tiap kali
proses produksi tiwul

VI.4 Listrik
Listrik pada industri rumahan ini disuplai dari rumah sendiri, dengan
kebutuhan total dari penggunaan peralatan yang menggunakan listrik adalah sebesar
bla-bla. Pasokan listrik sebesar bla-bla akan didistribusikan untuk :

VI.5 Udara Instrumen


Udara instrument digunakan untuk saran instrumentasi industri rumahan yaitu
pada proses di alat Cabinet Dryer. Pada air dryer udara instrument tidak boleh
mengandung air (H2O) karena akan dapat merusak komponen alat, maka proses

Program Studi S-1 Teknik Kimia


33
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

pembuatannya dilengkapi dengan water trap.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


34
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

VII.1 TUJUAN K3
Setiap industri kimia maupun industri rumahan selalu memiliki resiko
kecelakaan kerja yang tinggi. Mesin-mesin, bahan yang mudah terbakar, ataupun
kecerobohan individu dapat menyebabkan kecelakaan. Oleh karena itu, setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan
untuk meningkatkan produksi dan produktifitas.
Tujuan dari pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah menciptakan
sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi,
dan lingkungan kerja yang terintegritas dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, aman, efisien,
dan produktif. Sasaran dari pelaksanaan K3 adalah:
2. Memenuhi Undang-Undang No. 1/1970 tentang keselamatan kerja
3. Memenuhi Permen Naker No. PER/05/MEN/1996 tentang sistem manajemen
K3
4. Mencapai nilai nihil kecelakaan

VII.2 ALAT PELINDUNG DIRI


Alat Pelindung Diri (APD) merupakan alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam melakukan pekerjaan yang fungsinya mengisolasi
tubuh seorang tenaga kerja dari bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja. Penyediaan
alat pelindung diri ini merupakan kewajiban dan tanggungjawab bagi setiap pengusaha
atau pimpinan perusahaan sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970. Jenis-jenis Alat
Pelindung Diri (APD) terdiri dari alat pelindung diri secara umum dan secara khusus :
VII.2.1 Alat pelindung diri secara umum
Alat pelindung diri secara umum adalah alat pelindung diri yang
digunakan pada setiap proses produksi, adapun alat pelindung diri secara umum
adalah sebagai berikut :

Program Studi S-1 Teknik Kimia


35
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

1. Hair Net
Pelindung kepala yang berfungsi untuk mencegah rambut agar tidak
jatuh dan mengontaminasi produk. Hal ini perlu digunakan dalam
industri makanan agar produk makanan tetap terjaga kesterilannya dan
dapat produk yang sesuai dengan standard mutu.
2. Masker
Masker adalah alat pelindung diri yang berfungsi untuk
melindungi bagian organ pernafasan dari potensi bahaya debu, asap dari
proses produksi. Selain itu memakai masker bertujuan untuk menjaga
sanitasi dan higienitas dari proses produksi makanan.
3. Apron
Apron sangat berguna untuk menjaga kebersihan dan higienis
pakaian serta kulit. Selain itu juga berfungsi untuk melindungi tubuh
bagian atas dari cipratan air panas ataupun suhu panas dari proses
pengukusan.
4. Sarung tangan Vinil
Sarung tangan adalah alat pelindung diri yang digunakan untuk
melindungi bagian tangan dan jari-jarinya dari potensi bahaya.
Sementara dalam industri makanan tujuan penggunaan sarung tangan
vinil adalah untuk melindungi hasil produk dari adanya kontaminasi oleh
keringat pekerja atau zat pengotor lainnya yang bisa mengurangi kualitas
dari produk tersebut.
5. Sepatu Safety (PVC)
Sepatu safety adalah alat pelindung diri yang digunakan untuk
melindungi kaki bagian bawah dari adanya kecelakaan kerja pada saat
melakukan pekerjaan, salah satunya adalah potensi bahaya melepuh atau
terluka karena terkena tetesan air saat pengambilan dari proses
pengukusan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


36
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

VII.2.2 Alat pelindung diri secara khusus


1. Kacamata Safety (Eye Goggle)
Kaca mata adalah alat pelindung diri yang berfungsi untuk
melindungi bagian mata supaya tidak terkena atau kemasukan benda
asing dari efek melakukan pekerjaan. Dalam industri makanan CV.
Riang Java Food terdapat proses penepungan, ditakutkan terjadi
kecelakaan kerja akibat kemasukan debu/tepung, sehingga dibutuhkanlah
kaca mata safety (Eye Goggle).
2. Sarung tangan tahan panas
Sarung tangan yang terbuat dari bahan kulit biasanya digunakan
untuk melakukan pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya ekstra
seperti halnya saat memindahkan benda-benda yang panas atau bekerja
di area yang panas seperti di bagian pengukusan dan pengeringan.

1.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


37
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB VIII
UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH

VIII.1 Pengolahan Air Limhah


Limbah yang dihasilkan oleh industri Cv. Riang Java Food kurang
lebih sebesar… /hari. Hampir semua proses terdapat limbah, sementara
untuk limbah pencucian dan perebusan cenderung menghasilkan limbah
ynag cukup tinggi dibandingkan dengan proses lainnya. Limbah tersebut
bisa diolah kembali dengan menempatkannya terlebih dahulu ke bak
penampungan. Dari bak penampungan, selanjutnya limbah akan diolah
lebih lanjut untuk menyesuaikan dengan standard baku mutu, hal ini
diperlukan agar tidak mencemari lingkungan sekitar.

VIII.2 Tahapan Proses Pengolahan Limbah


Secara umum industri CV. Riang Java Food menghasilkan limbah
cair, padat, dan udara berupa:
1. Limbah Cair
Limbah cair dari CV. Riang Java Food berasal dari hasil pencucian
dan perebusan singkong. Pencucian singkong biasanya menghasilkan
limbah yang cukup banyak, sedangkan limbah hasil perebusan relatif lebih
sedikit. Untuk pengelolaan limbah cair hasil pencucian dan perebusan
tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut, limbah cair dari industri ini
langsung dibuang ke sungai karena limbah yang dihasilkan berupa limbah
organik yang tidak menggangu lingkungan dan mudah terurai oleh
mikroorganisme.
2. Limbah Padat
Dalam industri CV. Riang Java Food terdapat limbah padat
berupa kulit singkong. Limbah kulit singkong biasanya dimanfaatkan
untuk pakan ternak oleh masyarakat sekitar industri rumahan ini.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


38
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

3. Limbah Udara
Dalam industri CV. Riang Java Food terdapat beberapa alat yang
mengsilkan limbah udara seperti tungku perebusan, dan drying. Namun
dalam tungku perebusan terdapat cerobong yang terhubung dari tungku
ke udara lepas sehingga udara tidak tejebak dalam ruang produksi.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


39
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

DAFTAR PUSTAKA

PT Harang Bumi Energi 2021, dilihat pada 28 Agustus 2021 pukul


19.30 WIB, <https://www.harangbumienergi.co.id/>

Program Studi S-1 Teknik Kimia


40
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Program Studi S-1 Teknik Kimia


41
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Lampiran 1

CURRICULUM VITAE [ PEMOHON I ]

DATA PRIBADI

Nama : Bayu Sastra Dewangga


NPM : 18031010092
Tempat, tanggal lahir : Tuban, 20 Mei 2000
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Alamat Tinggal : Dsn. Karangagung Tengah RT 15 RW 03
Kabupaten Tuban
Telepon : 08973952193 / 08885256531
Email : bayudewangga39@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan Formal
2006 – 2012 SD Negeri Karangagung Tuban
2012 – 2015 SMP Negeri 3 Tuban
2015 – 2018 SMA Negeri 1 Tuban
2018 – Sekarang Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”
Jawa Timur ( S1 Teknik Kimia )

Program Studi S-1 Teknik Kimia


42
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

KEAHLIAN

 Komputer
1. Microsoft Office
2. Bahasa pemrograman seperti Pascal, Basica dan MATLAB
3. Microsoft Excell
 Bahasa
Kemampuan
No. Bahasa
Membac Menuli Mendenga Berbicara
a s r
1 Inggris Baik Baik Baik Baik
2 Indonesi Baik Baik Baik Baik
a

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun Pengurusan Organisasi Bagian

Himpunan Mahasiswa Staff Departemen


2019 - 2020 Teknik Kimia UPN Penelitian dan
“Veteran” Jawa Timur Pengembangan

Program Studi S-1 Teknik Kimia


43
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

PENGALAMAN KEPANITIAAN

Tahun Keterangan

Anggota Divisi Perlengkapan Panitia Malam Keakraban 2018


2018
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur

2018 Anggota Divisi Acara Panitia Pemilihan Jurusan (PPJ) 2018


Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur

Ketua Divisi Perlengkapan Panitia Chem E Star 2019 Teknik


2019
Kima UPN “Veteran” Jawa Timur

Ketua Divisi Perlengkapan Panitia Chemical Engineering


2019 Competition (Chemication) 2019 Teknik Kimia UPN
“Veteran” Jawa Timur

Anggota Divisi Perlengkapan Panitia Latihan Kepemimpinan


2019 dan Manajemen Mahasiswa (LKMM) 2019 Teknik Kimia
UPN “Veteran” Jawa Timur

Panitia ISO Training Dept. Penelitian dan Pengembangan


2020
Himpunan Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur

Demikian informasi ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Hormat Saya,

Bayu Sastra Dewangga

Program Studi S-1 Teknik Kimia


44
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Lampiran 2

CURRICULUM VITAE [ PEMOHON II ]

DATA PRIBADI

Nama : Moch. Alief Setyanugraha


NPM : 18031010097
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 19 Februari 1999
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Alamat Tinggal : Jl. Bulaksari No. 34 RT 04 RW 06
Kota Surabaya
Telepon : 087853959790
Email : aliefnugraha11@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan Formal
2005 – 2011 SD Muhammadiyah 21
2011 – 2014 SMP Negeri 5 Surabaya
2014 – 2018 SMK Negeri 5 Surabaya
2018 – Sekarang Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur ( S1 Teknik Kimia )

Program Studi S-1 Teknik Kimia


45
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
CV. RIANG JAVA FOOD
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

KEAHLIAN

 Komputer
1. Microsoft Office
2. Bahasa pemrograman seperti Pascal, Basica dan MATLAB
 Bahasa

Kemampuan
No. Bahasa
Membaca Menulis Mendengar Berbicara
1 Inggris Baik Baik Baik Baik
2 Indonesia Baik Baik Baik Baik

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun Pengurusan Organisasi Bagian

Himpunan Mahasiswa
Staff Departemen
2019 – 2020 Teknik Kimia UPN
Kewirasuahaan
“Veteran” Jawa Timur

PENGALAMAN KEPANITIAAN

Tahun Keterangan
Anggota Divisi Keamanan Latihan Kepemimpinan dan
2019 Manajemen Mahasiswa, Himpunan Teknik Kimia UPN
“Veteran” Jawa Timur
Anggota Kepanitiaan Webinar Technopreneur, Himpunan
2020
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur

Demikian informasi ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Hormat Saya,

Moch. Alief Setyanugraha

Program Studi S-1 Teknik Kimia


46
Fakultas Teknik UPN”VETERAN”Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai