Anda di halaman 1dari 10

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan


Berdiriya perusahaan PT. Pagilaran diawali oleh seorang warga negara kebangsaan Belanda
bernama E. Blink yang membuka tanah hutan di Pagilaran untuk ditanami kina dan kopi pada
tahun 1840. Tetapi pada tahun 1899 tanaman tersebut diganti dengan tanaman teh karena
memberikan hasil yang menunjang. Pergantian tanaman ini dinilai cukup tepat dan berhasil
dibandingkan dengan tanaman sebelumya. Dengan berkembangnya waktu, perkebunan teh
tersebut diambil alih oleh maskapai Belanda yang berkedudukan di Semarang. Pada saat itu
perkebunan teh mengalami perkembangan yang cukup pesat yang ditandai dengan adanya
perkembangan luar areal perkebunan.
Pada tahun 1920 pabrik teh mengalami kebakaran sehingga usaha dan kegiatannya berhenti
total. Akhirnya pada tahun 1922 Maskapai Inggris membeli perkebunan tersebut dan mendirikan
pabrik kembali (diadakan perbaikan) pada tahun 1924. Pada tahun 1928 perkebunan pagilaran
digabung dengan P dan T Lands (Pemanukan dan Tjiasem) oleh Inggris. Pembangunan sarana
kabel ban (kereta gantung) dimulai pada masa penggabungan dengan P dan T Lands. Sarana ini
berfungsi untuk mempermudah pengangkutan pucuk teh dari kebun ke pabrik pengolahan teh.
Dikarenakan Inggris kalah dengan jepang di perang Asia Timur Raya, perkebunan dikuasai oleh
Jepang pada tahun 1942-1945. Tanaman perkebunan diubah menjadi tanaman pangan untuk
memenuhi kebutuhan pangan tentara Jepang dalam perang Dunia II.
Perkebunan kembali dikuasai oleh Inggris pada tahun 1947-1949 dan dilakukan
pembangunan peralatan lama yang masih tersisa akibat perusakan yang dilakukan oleh Jepang.
Pada tanggal 23 Mei 1946 perkebunan diserahkan pada Universitas Gadjah Mada melalui surat
keputusan Mentreri Pertanian dan Agraria pada tanggal 8 Februari 1964 Nomor SK.II/6/Ka-64
dan Surat Kepala Jawatan perkebunan pusat tertanggal 14 April 1964 bertempat di Perkebunan
Teh Pagilaran diadakan serah terima. Selanjutnya nama perusahaan diganti menjadi Perusahaan
Negara (PN) Pagilaran dan pengolahannya diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM. Untuk
mengenang maka tanggal 23 Mei dijadikan hari lahir PT. Pagilaran. Status perusahaan diganti
dari PN Pagilaran menjadi PT. Perkebunan Perindustrian Perdagangan Dan Konsultasi Pagilaran
pada tanggal 1 Januari 1947.

4
2.2. Profil Perusahaan
PT. Pagilaran menurut Direktorat Jemdral Perkebunan merupakan perkebunan Besar Swasta
Nasional (PBSN). Perkebunan teh PT. Pagilaran dikelola oleh Yayasan Faperta Gama Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada dan Kantor Pusat/Direksi beralamatkan di Jl. Faridan M.
Noto No 11 Yogyakarta.
PT. Pagilaran terletak di Desa Keteleng, Kecamatan Blado, Provinsi Jawa Tengah, yang
berlokasi di lereng pegunungan kemulan yaitu di lereng sebelah utara pegunungan Dieng dan ±
36 km Kota Batang Jawa Tengah. Sebagian besar perkebunan PT. Pagilaran berada di area
perbukitan dengan ketinggian antara 740-1600 m diatas permukaan laut dengan kemiringan 1-
350°. Sistem pertanaman teh di perkebunan PT. Pagilaran sebagian dilakukan secara terasering,
tetapi juga terdapat pula yang tidak menggunakan terasering. Luas areal perkebunan unit
produksi pagilaran adalah 1.113,838 Ha. Luas areal yang digunakan untuk tanaman teh adalah
1008,956 Ha. Perkebunan di UP. pagilaran dibagi menjadi tiga afdeling yaitu Pagilaran,
Kayulandak dan Andongsili. Budidaya tanaman teh diperkebunan ini menjadi penyokong dari
industri pengolahan teh yang dijalankan oleh PT. Pagilaran. Untuk proses produksinya PT.
Pagilaran memiliki beberapa unit produksi yang tersebar dibeberapa daerah yaitu:
1. Unit Produksi Pagilaran
Unit Produksi Pagilaran pada awalnya mengelola teh hitam dan teh hijau. Saat ini pabrik
pagilaran lebih fokus pada pengolahan teh hitam. Kapasitas yang dimiliki sebesar 2.500 ton
teh hitam untuk tujuan ekpor dan lokal. Pabrik pagilaran terletak di Kecamatan Blado,
Kabupaten Batang.
2. Unit Produksi Sidoarjo
Unit Produksi Sidoarjo mengelola pucuk plasma dengan kapasitas 1.000 ton teh hitam per
tahun. Lokasi pabrik Sidoarjo terletak di Sidoarjo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang.
3. Unit Produksi Segayung Utara
Unit Produksi Segayung Utara adalah pabrik pengolah biji cokelat dengan kapasitas 150
ton per tahun. Lokasi pabrik ini adalah di Sumbangjati, Kecamatan Tulis, Batang.
4. Unit Produksi Kaliboja
Unit Produksi Kaliboja memiliki kapasitas sebesar 2.400 ton teh hitam pertahun. Pabrik ini
terletak di daerah Kaliboja, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.
5. Unit Produksi Jatilawang

5
Unit Produksi Jatilawang adalah pabrik pengolah pucuk plasma yang terletak di Jatilawang,
Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. Kapasitas teh hitam yang dihasilkan adalah 1.000 ton
per tahun.
6. Unit Produksi Samigaluh
Unit Produksi Samigaluh terletak di Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten
Kulonprogo, Yogyakarta. Produk yang diolah adalah teh hijau dengan kapasitas 1.000 ton
per tahun.

2.3. Lokasi Dan Letak Geografis


2.3.1. Letak Geografis
UP. Pagilaran terletak di Pegunungan Kemulan (Pegunungan dieng Jawa Tengah,
kurang lebih 36 km tenggara kota Batang) yang secara administratif terletak di Dusun
Pagilaran, Desa Keteleng, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Batas
wilayah UP. Pagilaran yaitu :
 Sebelah Utara : Desa Kalisari, Duku Njono, Dukuh Prejengan
 Sebelah Selatan : Desa Kayu Landak, Gunung Kemulan
 Sebelah Timur : Desa Kembanglangit, Dukuh Andongsili
 Sebelah Barat : Desa Ngadirejo
2.3.2. Transportasi
Pengangkutan pucuk daun teh segar dari kebun menuju pabrik PT. Pagilaran yaitu
menggunakan truk, sedangkan pengangkutan produk teh yang siap didistribusikan untuk
konsumen menggunakan alat transportasi truk puso dan truk tronton. Jumlah truk yang
digunakan dalam proses pengangkutan adalah 8 unit, 4 unit truk untuk pengangkutan dari
kebun bagian Pagilaran ( jarak dengan pabrik sekitar 3 km), 2 truk untuk pengangkutan dari
kebun bagian Andongsili (jarak dengan pabrik sekitar 7 km), sedangkan 2 truk lainnya
untuk pengangkutan dari kebun ke bagian Kayulandak (jarak dengan pabrik sekitar 5 km).
2.3.3. Topografi
Perkebunan UP. Pagilaran Batang terletak diarea perbukitan dengan ketinggian antara
740-1600 mdpl. Sebagian areal perkebunan berada diareal perbukitan dengan kemiringan
sekitar 1-35˚ sehingga sistem pertanaman perkebunan dilakukan secara terassering. Suhu
udara di lokasi pabrik berkisar antara 15˚C sampai 28˚C dengan ketinggian 1000 mdpl
sehingga cocok dalam pengolahan teh hitam. Suhu yang tinggi dapat memberi keuntungan
pada proses pelayuan yang membutuhkan suhu udara hangat, pada proses itu tidak

6
membutuhkan penggunaan kompor pemanas sehingga terdapat efisiensi tenaga kerja dan
bahan bakar.
2.3.4. Iklim
Iklim di perkebunan Pagilaran yaitu tropis, keadaan iklim dikawasan UP. Pagilaran
adalah curah hujan cukup tinggi (4000-6000 mm/tahun) dengan jumlah hujan 280 hari.
Kelembapannya berkisar antara 60-70% dengan suhu antara 18-26 ˚C. Kecepatan angin di
daerah UP. Pagilaran tergolong sedang hingga cepat. pada musim penghujan, curah hujan
dan kelembaban menjadi tinggi dengan suhu yang rendah. Pada musim kemarau curah
hujan bisa menjadi sangat rendah dan intensitas cahaya matahari lebih besar. Pada musim
penghujan kabut menjadi lebih sering turun pada siang hari sehingga menyebabkan
intensitas matahari yang mencapai tanah menjadi berkurang. Dan pada musim peralihan
akan banyak angina kencang yang bertiup.
2.3.5. Jenis Tanah
Terdapat dua jenis tanah, yaitu tanah latosol dan andosol. Tanah latosol berada pada
ketinggian kurang dari 1000 mdpl. Tanah Andosol berada pada ketinggian lebih dari 1000
mdpl. Tanah latosol memiliki karakteristik warna merah dengan tekstur lempung hingga
geluh, struktur tanah yang remah hingga gumpal remah membuat tanah menjadi lengket
bila terkena air hujan tetapi menjadi kering ketika musim kemarau dan pecah-pecah.
Sedangkan tanah andosol memiliki karakteristik berwarna coklat kekuning-kuningan
dengan tekstur geluh dan bertekstur remah, lunak atau halus sehingga daya mengikat airnya
sangat tinggi, tanah gembur dan ketahanan strukturnya tinggi serta mudah diolah. Tanah
sekitar perkebunan UP. Pagilaran rata-rata memiliki tingkat keasaman 4,5-5,5.
2.3.6. Pemanfaat Lahan
Areal perkebunan UP. Pagilaran tidak hanya dimanfaatkan sebagai perkebunan teh,
tetapi juga dimanfaatkan sebagai wadah untuk mengembangkan tanaman lainnya seperti
kopi, kina dan cengkeh. Areal perkebunan unit produksi pagilaran terdiri dari tiga wilayah
afdeling yaitu Pagilaran, Kayulandak, dan Andongsili. Luas areal diperkebunan UP.
pagilaran secara keseluruhan adalah 1.113,250 Ha. Luas areal tersebut meliputi lahan untuk
menanam teh kopi dan tanaman lainnya. Untuk perincian pemanfaatan lahan dan luas areal
lahan pada ke tiga afdeling bisa dilihat pada Tabel 1. Dalam tabel tersebut bisa disimpulkan
bahwa untuk total pemanfaatan lahan sebagai kebun teh menghasilkan adalah berkisar
968,349 Ha dari keseluruhan lahan yang dimiliki UP. Pagilaran dan yang paling luas adalah
pada Afdeling Pagilaran. Untuk pemanfaatan lahan sebagai kebun induk poliklonal adalah
2,79 Ha, kebun induk poliklonal merupakan perkebunan yang dikelola oleh Bagian

7
Penelitian dan Pengembangan sebagai pengaplikasian kloning tanaman teh sebagai salah
satu usaha pemuliaan tanaman di UP. Pagilaran.
Tabel 1. Luas Areal Serta Pemanfaatan Lahan
Afdeling/Bagian (Ha)
Penggunaan Lahan
Pagilaran Kayulandak Andongsili Jumlah
Tanama Teh
1. Tanaman menghasilkan 430,24 228,13 310,09 968,35
2. Kebun induk poloklonal 2,50 0,29 - 2,79
3. Tanaman muda 8,42 10,56 5 23,98
4. Litbang 0,74 - - 0,74
Jumlah 441,90 238,86 315,09 995,86
Aneka tanaman
1. Kopi 1,96 2,56 - 4,52
2. Cengkeh 54,92 - - 54,92
3. Kina 1,00 4,39 - 5,39
4. Kebun penelitian 2,17 - - 2,17
Jumlah 60,05 6,95 - 67,00
Lain-lain
1. Implasment, pabrik, 18,90 3,33 2,844 25,07
poliklinik
2. Jalan 3,22 2,10 2,40 7,72
3. Makan 2,50 0,75 2,00 5,25
4. Lapangan olahraga 1,17 1,00 0,19 2,36
5. Bak air - 0,10 - 0,10
6. Hutan lindung (belukar) 7,02 1,54 1,29 9,85
Jumlah 32,81 8,82 9,35 50,98
Total jumlah 534,76 254,63 324,44 1113,84
Sumber : Kantor Induk,2019

2.4. Organisasi Dan Manajemen


2.4.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi ialah hal umum yang terdapat pada setiap perusaaan. Struktur
organisasi perusahaan merupakan gambaran pengaturan hak dan kewajiban maupun
wewenang dari setiap komponen perusahaan yang membentuk perusahaan tersebut
termasuk sumber daya manusia sehingga membentuk perusahaan sehingga terbentuk
peraturan serta prosedur yang jelas dalam setiap tugasnya. Struktur organisasi umumnya
memiliki lingkup terdiri dari suatu perusahaan. Dari struktur yang paling yang paling luas
atau umum hingga struktur organisasi dengan lingkup terkecil atau khusus.
Struktur organisasi UP. Pagilaran merupakan struktur organisasi garis dan staf. Dalam
struktur yang ada menggambarkan bahwa setiap atasan memiliki bawahan tertentu.
Bawahan inilah yang bertanggung jawab secara langsung pada pimpinan dan staf tersebut
bertugas memberi laporan, nasihat, dan saran dalam bidangnya masing-masing kepada
pimpinan.

8
Susunan Direksi Pimpinan UP. Pagilaran :
Direktur Utama : Ir. Rachmad Gunadi, M.Si.
Direktur Umum dan keuangan : Dr. Ir. Arman Wijonarko, M.Sc.
Direktur Produksi dan Pemasaran : Dr. Ir. Ngadiman, M.Si.
Komisaris Umum : Dr. Jamhari, S.P., M.P.
Anggota Dewan Komisaris I : Dr. Ir. Adi Joko Guritno, MSIE.
Anggota Dewan Komisaris II : Prof. Dr. Ir. Mahsuri, M.Sc.
Anggota Dewan Komisaris III : Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Akt.

2.4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang


Untuk UP. Pagilaran, pemimpin tertinggi adalah pemimpin kebun atau kepala unit. Di
UP. Pagilaran, kepala unit dibantu oleh 8 kepala bagian, yaitu:
1. Kepala bagian pabrik
2. Kepala bagian teknik
3. Kepala bagian penelitian dan pengembangan
4. Kepala bagian kantor induk
5. Kepala bagian kebun Pagilaran
6. Kepala bagian kebun Andongsili
7. Kepala bagian kebun Kayulandak
8. Kepala bagian agrowisata

Masing-masing kepala bagian dibantu oleh Pengawas, Kepala Tata Usaha, Juru Tulis,
Mandor Besar, dan Mandor. Klasifikasi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
jabatan adalah sebgai berikut:

1. Kepala Unit
 Bertanggung jawab penuh atas keadaan kebun, terutama mengenai produksi dan
pengelolaannya.
 Bertanggung jawab terhadap direksi.
 Memberikan petunjuk kepada bawahan serta mengawasi pekerjaan umum.
2. Kepala Bagian
a. Kantor Induk
 Mengurus tata usaha umum, adminitrasi, produksi, dan keuangan.
 Melayani keperluhan dengan instansi luar dan terkait serta membawahi balai
pengobatan dan gudang persediaan bahan bakar.
b. Pabrik
 Bertanggung jawab teradap kelancaran pengolahan dan pengiriman produk
serta mengadakan pengawasan pabrik.

9
c. Teknik
 Bertanggung jawab atas jalannya sumber-sumber tenaga/mesin pembangkit
listrik yang tersedia.
 Memlihara instalasi-instalasi, bangunan-bangunan serta produksi yang ada.
 Menyelenggarakan penerangan dan pengangkutan yang merupakan kerjasama
antara bagian teknik dan bagian kebun dan pabrik.
d. Penelitian dan Pengembangan
 Mengadakan penelitian untuk meningkatkan produksi dan pencobaan jenis
tanaman baru.
 Melakukan monitoring, skoring, intensitas dan luas serangan dalam sistem
pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.
 Melakukan analisa faktor-faktor produksi.
e. Kebun
 Bertanggung jawab teradap pemeliharaan tanaman dan pemanenan serta
mengawasi keadaan kebun.
 Memberi petunjuk kepada bawahan serta mengawasi pekerjaan umum.
f. Agrowisata
Bertanggung jawab terhadap pengembangan agrowisata Pagilaran dalam
pengelolaan adminitrasi dan fisik yang meliputi pemandangan dan pesona
hamparan diketinggian 1000-1600 mdpl, agrowisata pendidikan, wisata konvensi
dengan sarana dan prasarananya.
2.4.3. Spesifikasi Tenaga Kerja
Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang dimiliki UP. Pagilaran, terdapat 1.672
tenaga kerja, dengan perincian per Juli 2019 terdapat pada tabel 2. Tenaga kerja yang ada di
Unit Produksi (UP) Pagilaran sebagian besar berasal dari masyarakat sekitar Pagilaran yang
bertempat tinggal di area perkebunan. Administratur, pimpinan kebun, pegawai maupun
pegawai bertempat tinggal di perumahan (emplasment) yang sudah disediakan oleh PT.
Pagilaran. Klasifikasi dan status tenaga kerja di UP. Pagilaran digolongkan berdasarkan
spesifikasi pekerjaannya, antara lain :
a. Pegawai
Merupakan pegawai yang diberi gaji pada tanggal 10 setiap bulan dan besarnya tetap
sesuai dengan golongannya. Terdiri dari bagian kantor induk dan kepala bagian.
b. Harian Tetap

10
Merupakan tenaga kerja harian yang telah bekerja sekurang-kurangnya enam bulan
yang diangkat oleh kepala kantor induk, besarnya gaji dihitung berdasarkan jumlah
hari kerja dalam sebulan dan diberikan dua kali yaitu setiap tanggal 5 dan 20 setiap
bulannya. Pada periode tanggal 1-15 dibayarkan pada tanggal 20 sedangkan periode
tanggal 16-31 dibayarkan pada tanggal 5.
c. Harian Kontan Istimewa dan Biasa
Tenaga kerja harian kontan istimewa merupakan tenaga kerja musiman yang hanya
dibutuhkan pada saat-saat tertentu yang memiliki hak istimewa seperti upah lembur,
sedikit berbeda dengan tenaga kerja harian kontan biasa.
d. Musiman
Merupakan tenaga kerja yang bekerja secara musiman yang hanya dibutuhkan pada
saat-saat tertentu atas tanggungan mandor besar dengan gaji dihitung berdasarkan
hari kerja, pembayaran upah dilakukan setiap 2 minggu sekali setiap tanggal 5 dan
20.
e. Kontrak Borong
Merupakan tenaga kerja yang bekerja sesuai kontrak dan gaji dihitung sesuai dengan
berat hasil kinerjanya.

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja

Sumber : Kantor Induk UP. Pagilaran, 2019

2.4.4. Jam Kerja


PT. Pagilaran UP. Pagilaran memiliki enam hari kerja dalam seminggu, penjelasannya
sebagai berikut :
1. Untuk pegawai bagian pengolahan, jam kerja pabrik adalah 24 jam penuh dan jam
kerja pegawai dibagi menjadi tiga shift yang masing-masing selama 8 jam. Pada
beberapa waktu, pegawai mendapatkan jam lembur untuk memenuhi target produksi.

11
Produksi libur setiap hari senin yang biasanya digunakan untuk pembersihan dan
perbaikan mesin, namun tidak semua pegawai bagian pengolahan dan teknisi libur
pada hari senin.
2. Untuk pegawai selain bagian pengolahan, hari senin sampai jumat jam kerja dimulai
pada pukul 07.00 WIB s/d 15.00 WIB dan istirahat pukul 10.00 WIB s/d 11.00 WIB
kecuali hari jumat istirahat pukul 11.00 WIB s/d 13.00 WIB. Sedangkan hari sabtu jam
kerja berakhir pada pukul 13.00 WIB tanpa istirahat. Libur setiap hari minggu.
2.4.5. Kesejahteraan Karyawan
Dalam meningkatkan semangat kerja dan kesejahteraan pegawai yang bekerja di UP.
Pagilaran menyediakan fasilitas dan kesejahteraan pegawai berupa :
a. Pendidikan, berupa pemberian kesempatan bagi pegawai untuk mengikuti berbagai
pelatihan, penataran, studi banding dan lain sebagainya untuk meningkatkan
pengetauan dan memajukan perusahaan. Dan pemberian bantuan pendidikan masuk
sekolah bagi anak pegawai perusahaan.
b. Tempat hunian, berupa perumahan (emplasement) yang berada tidak jauh dari area
pabrik dan kantor dilengkapi listrik dan air secara terbatas untuk pegawai.
c. Cuti pegawai dan kesempatan libur bagi pegawai harian dan tetap maupun pegawai
bulanan, diberikan hak cuti selama 12 hari dalam setahun dengan tidak memotong gaji
dan bagi pegawai wanita memiliki cuti hamil selama 3 bulan.
d. Tunjangan, berupa tunjangan hari raya bagi pegawai yang masih aktif dan tunjangan
hari tua bagi pegawai yang sudah pensiun.
e. Pelayanan kesehatan meliputi balai pengobatan dan jaminan kesehatan bagi pegawai /
BPJS Kesehatan sebagai asuransi tunjangan kecelakaan kerja, kematian dan tunjangan
hari tua.
f. Kendaraan dinas, berupa fasilitas peminjaman kendaraan bagi pegawai yang
memerlukan kendaran untuk kepentingan kerja.

Selain menyediakan fasilitas untuk pegawai, UP. Pagilaran juga menyediakan sarana
dan fasilitas umum sebagai penunjang kesejahteraan pegawai yang antara lain :

a. Sarana peribadatan, berupa masjid dan mushola, karena mayoritas penduduk Pagilaran
beragama Islam.
b. Sarana pendidikan dari PAUD, TK, SD dan tempat penitipan anak.
c. Sarana angkutan bagi pelajar dan penduduk sebagai akses bepergian keluar daerah
Pagilaran.

12
d. Sarana kegiatan olahraga berupa Lapangan Sepak Bola, Lapangan Tenis, Lapangan
Voli dan Lapangan Badminton.
e. Sarana ekonomi, seperti koperasi dan pasar yang diadakan setiap tanggal 5 dan 20.
f. Sarana kesenian, meliputi lengger, gending jawa, kulintang dan kuda lumping.
g. Sarana gedung pertemuan dengan daya tamping 400 orang dan ruang rapat
berkapasitas 50 orang.
h. Sarana keamanan seperti hansip, satpam dan siskamling kampung.

13

Anda mungkin juga menyukai