Latar Belakang
pertanian dalam arti luas termasuk hasil laut, hasilk hutan, peternakan dan
perikanan (Handito Hadi Joewono). Kelapa sawit merupakan salah satu produk
perkebunan yang memiliki nilai tinggi dan industrinya termasuk padat karya.
Negara-negara yang dapat mengolah kelapa sawit dengan baik bisa mendapatkan
Indonesia sebagai negara yang tanahnya subur jika ditanami kelapa sawit
memiliki potensi yang sangat besar untuk berperan dalam industry kelapa sawit,
terlebih lagi di tahun 2007 Indonesia tercatat sebagai penghasil dan pengekspor
sanitasi dirasa sangat penting untuk mendukung sistem jaminan keamanan pangan
merupakan kegiatan atau proses yang dilakukan pada suatu industri dalam
pada level yang dapat diterima. Kebersihan atau sanitasi sangat penting dan perlu
diperhatikan pada setiap tahapan proses pengolahan, mulai dari persiapan dan
penyediaan bahan baku, pemakaian air bersih, tahapan pengolahan, dan pasca
1
pengolahan (pengemasan dan penyimpanan) yang merupakan langkah-langkah
penting untuk menghindari terjadinya infeksi dan intoksikasi. Selain itu, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi silang antara bahan baku yang belum diolah
dengan bahan jadi, hal ini merupakan upaya preventif yang harus dilakukan.
mutlak bagi industri pangan, sebab sanitasi berpengaruh langsung dan tidak
langsung terhadap mutu pangan dan daya keawetan produk serta reputasi dari
diperlukan cara pengolahan pangan yang baik, perlunya sanitasi juga sangat
Pabrik kelapa sawit merupakan salah satu industri hasil pertanian yang
oleh Andrian Hallet (Seorang berkebangsaan Belgia yang telah belajar tentang
kelapa sawit di Afrika) pada tahun 1911. Sejak ini Indonesia dikenal sebagai
produsen kalapa sawit. Pada saat itu, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia
mencapai 170.000 hektar. Walaupun kelapa sawit bukan tanaman asli tetapi
produk olahannya yaitu berupa minyak kalapa sawit telah menjadi salah satu
penting. Industri makanan, kosmetik, sabun dan cat merupakan industri yang
menggunakan bahan dasar kelapa sawit. Bahkan akhir-akhir ini ada upaya
2
penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar
baik kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Hal ini sejalan dengan semakin
merupakan salah satu dari 13 jenis minyak nabati dunia dan menurut World Oil
(1995) secara keseluruhan produksi dan konsumsi minyak nabati dunia pada abad
21 perlu harus dikaji dan dikembangkan untuk upaya peningkatan efesiensi pada
setiap sub sistem agribisnis pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi
minyak sawit (CPO) yang merupakan salah satu agribisnis yang sangat
atau Perkebunan Inti Rakyat (PIR) sehingga di dukung dan ditunjang oleh
perkebunan besar.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Sanitasi berasal dari bahasa latin saniter, yang berarti “sehat”. Dalam
industri pangan, sanitasi juga berarti penciptaan dan pemeliharaan kondisi yang
peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olahan, kerusakan
hasil olahan, serta mengusahakan lingkungan kerja yang bersih dan sehat, aman
area produksi dan semua permukaan yang kontak dengan produk pangan terbebas
menghasilkan produk yang aman dan bermutu baik bagi konsumen. Menurut
Susanto (1994), sanitasi pada industri pangan berhubungan erat dengan mutu
produk dan kesehatan konsumen. Agar tujuan sanitasi tercapai, maka perlu
diperhatikan sanitasinya mulai dari bahan baku, pekerja, alat dan bahan, dan
lingkungan pabrik. Lingkungan pabrik meliputi area luar pabrik dan area dalam
pabrik. Area luar pabrik meliputi : kantin, taman, tempat parkir kendaraan dan
area bongkar muat. Sedangkan area dalam pabrik meliputi gudang bahan baku,
4
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi pada PT. Medco Papua
Hijau Selaras Manokwari, Papua Barat adalah berupa buah kelapa sawit
atau Tandan Buah Segar (TBS) yang diperoleh dari kebun sendiri dan pembelian
tandan buah segar, adapun pembelian tandan buah segar yang dimaksud adalah
buah kelapa sawit yang di beli dari rakyat atau lahan perkebunan swasta
sekitarnya. Sedangkan produk akhir yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit PT.
Medco Papua Hijau Selaras Manokwari, Papua Barat adalah Minyak Kelapa
Sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan inti kelapa sawit. Selain itu, cangkang,
tandan kosong dan fiber yang merupakan produk sampingan yang masih
digunakan
pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Medco Papua Hijau Selaras Manokwari,
Papua Barat. Buah merupakan bagian tanaman kelapa sawit yang bernilai
ekonomi dibanding bagian lain. Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan buah
pada umur 30 bulan setelah tanam. Buah pertama yang keluar (buah pasir) belum
dapat diolah di PKS karena kandungan minyaknya yang masih rendah. Buah
kelapa sawit normal berukuran 12-18 g/butir yang duduk pada bulir, dan bulir-
bulir ini menyusun tandan buah yang berbobot rata-rata 20-30 kg/tandan. Buah
sawit yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan tandan buah sawit. Setiap
TBS berisi sekitar 2000 buah sawit, dan TBS inilah yang dipanen dan diolah di
Pabrik Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) (PPKS, 2004).
Semua komponen buah sawit dapat dimanfaatkan. Pelepah dan batang sawit
bisa dijadikan pulp dan kertas, pakan ternak serta furniture. Tandan kosong dapat
5
dimaanfaatkan sebagai pupuk kompos, pulp dan kertas, karbon, dan rayon.
Cangkang inti sawit dapat digunakan sebagai bahan bakar dan karbon, sedangkan
ampas inti sawit bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Serat mesokarp dapat
diolah menjadi medium density fibre-board dan bahan bakar. CPO dan PKO dapat
diolah menjadi produk pangan dan non pangan. Produk pangan antara lain minyak
pangan antara lain biodiesel, pelumas, lilin, senyawa ester, kosmetik, farmasi, dan
produksi minyak kelapa sawit/ha tanaman sebesar 7-25 kali lebih besar
lebih murah dibandingkan minyak nabati lainnya, harga minyak sawit jauh lebih
murah dibandingkan dengan jenis minyak nabati lainnya, industri hilir yang
berbahan baku minyak sawit sangat banyak dan beragam baik untuk keperluan
pangan maupun non pangan, minyak sawit dapat digunakan sebagai minyak
industri logam sebagai rolling oil, serta kandungan vitamin A dan E yang cukup
besar dalam minyak sawit yang sangat bermanfaat dalam dunia kesehatan.
Pada tahun 2006, Indonesia memproduksi 15,9 juta ton CPO, dan 11,6 juta
ton diantaranya diekspor. Sampai Oktober 2007, produksi CPO sudah mencapai
16,9 juta ton, dan diprediksi bisa mencapai 17,2 ton tahun ini. Dengan lahan
6
tanaman 6 juta hektar, Indonesia melaju melewati angka produksi Malaysia
(Kurniawan, 2007).
Produk utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit (palm oil) dan
minyak inti sawit (kernel oil) yang berasal dari pengolahan tandan buah segar
(TBS). Minyak sawit diperoleh dari daging buah kelapa sawit bagian mesokarp,
sedangkan minyak inti sawit diperoleh dari biji buah kelapa sawit. Minyak sawit
minyak dan inti sawit sebagai bahan baku, yaitu : industri pangan, farmasi, sabun
7
METODE PRAKTIKUM
Selaras Manokwari, Papua Barat, pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017 pukul 10.00
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis menulis (buku
dan bolpen) dan kamera. Serta bahan yang digunakan adalah buku penuntun
GMP.
Prosedur Kerja
Berikut ini prosedur kerja yang digunakan dalam kunjungan pabrik kelapa
Sanitasi pabrik kelapa sawit PT Medco Papua Hijau Selaras (sanitasi ruang
dan udara, sanitasi pekerja, sanitasi wadah dan alat pengolahan, dan sanitasi
limbah) diamati mulai dari proses penerimaan bahan baku (penimbangan),
proses pengolahan hingga proses penampungan hasil pengolahan kelapa
sawit (minyak CPO dan kernel)
Diagram alir 1. Prosedur kerja kunjungan pabrik kelapa sawit PT. Medco Papua
Hijau Selaras Manokwari, Papua Barat
8
Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati pada praktikum ini adalah sanitasi pabrik, sanitasi
pekerja, sanitasi peralatan dan sanitasi lingkungan dari PT. Medco Papua Hijau
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan sanitasi pabrik kelapa sawit PT Medco Papua Hijau
Selaras
Tidak
No. Kriteria Sesuai Keterangan
sesuai
A Sarana & Prasarana
1 Lokasi
Bebas pencemaran, tidak karena tidak terdapat tempat pembuangan sampah di
di dekat lokasi pembuangan Sesuia
sekitar pabrik
sampah
Pada tempat yang layak, karena bangunan pabrik berada di sekitar
Sesuia
tidak di tengah sawah perkebunan kelapa sawit
Daerah bebas banjir Sesuai karena pabrik berada pada dataran tinggi
Lokasi kegiatan lain yang karena lokasi tersebut hanya di khususkan untuk
menyebabkan interaksi Sesuai
pabrik dan perkebunan
buruk
Tersedian sarana & prasarana
karena belum ada akses jalan yang memadai serta
penunjang yang layak, ada Tidak Sesuai
belum ada pasar di sekitar pabrik
akses jalan, pasar dsb
2 Bangunan
Secara umum gedung
karena gedung cukup kuat luas & nyaman mudah di
memenuhi persyaratan teknis Sesuai
bersihkan & bebas dari bahan yang beracun
& higenis
karena sekeliling bangunan bersih, tertata rapi sampah
Kondisi sekeliling bangunan
dan limbah padat di tempatkan di tempat khusus, rumput
bersih, tertata rapi dan bebas Sesuai
di potong rapi, jalan, taman & tempat parkir rapi bebas
dari potensi kontaminasi
konta minan dan penerangan cukup.
Drainase dan talang lancar Sesuai karena terdapat drainase yang memadai
Ada pencegahan hama dan Sesuai karena terlihat gedung terbebas dari hama
kontaminasi
Penanganan limbah padat & karena tempat penampungan limbah padat & cair
Sesuai
cair yang baik & terpisah di pisahkan
Bangunan di Rawat dengan Baik Sesuai karena terlihat bangunan tertata rapi dan bersih
a. Tata Ruang
10
karena kapasitas, jenis & ukuran alat memadai,
Sesuai sistem produksi & jumlah karyawan sesuai,
Luas memadai & sesuai dengan ruang gerak pekerja cukup leluasa
kapasitas & jenis/ukuran kegiatan
karena masing-masing proses memiliki tempat proses
Penataan ruang yang baik Sesuai
yang berbeda dan berjalan berurutan
Mampu melindungi produk Sesuai karena CPO di simpan pada storage
yang diolah/disimpan
Efektif & efisien dalam Sesuai karena setiap proses memiliki tempat yang berbeda
penggunaan
Penerangan memadai & sehat karena pada setiap tempat pengolahan terdapat
Sesuai
(berpelindung) penerangan yang cukup
b. Lantai
Sesuai persyaratan spesifikasi karena lantai sesuai dengan tempat proses
Sesuai
kegiatan pengolahan
Kuat & padat, tahan terhadap bahan karena lantai pada setiap proses pengolahan keras dan
Sesuai
kimia (sesuai jenis kegiatan) kuat
Permukaan rata, mudah
dibersihkan, menjamin karena pada permukaan lantai terdapat bekas minyak
Tidak Sesuai
bebas dari hama, sudut yang sulit untuk dibersihkan
didinding sesuai spesifikasi
c. Dinding
sesuai spesifikasi jenis karena dinding pada tempat proses pengolahan
kegiatan, mudah dibersihkan, tidak Tidak Sesuai
sulit dibersihkan
mudah terkelupas & kuat
d. Atap & Langit-langit
Atap minimum 3 M di atas
lantai, tidak mudah terkelupas karena atap & langit-langit melebihi dari 3 Meter
Sesuai
sehingga mencemari, tahan lama, diatas lantai
tidak bocor & tahan air
Langit-langit minumum 2,5 M karena langit-langit sangat tinggi dan susah untuk
& lantai, tidak berlubang/retak, Tidak Sesuai
dibersihkan
tahan lama & mudah dibersihkan
Warna Terang tidak mudah Tidak Sesuai karena langit-langit tidak berwarna cerah
terkelupas, bebas tetesan kondensat
e. Pintu
Dari bahan yang keras tahan lama, Sesuai kareana pintu keras dan mudah di bersihkan
rata & mudah dibersihkan
Membuka ke arah luar Tidak Sesuai karena pintu membuka kearah dalam
f. Jendela
Minimal 1 M diatas lantai Tidak Sesuai karena tinggi jendela kurang dari 1 meter di atas lantai
Ada pencegah debu, serangga, rata, Sesuai karena terdapat ventilasi
terang dan mudah dibersihkan
g. Penerangan ruang kerja
Sesuai persyaratan kesehatan, terang karena pekerja cukup mendapat cukup cahaya untuk
Sesuai
sesuai keperluan, berpelindung bekerja
Bebas serangga Tidak Sesuai karena masih terdapat sarang laba-laba di sekitar lampu
11
Sinar lampu diatas tempat
pengolahan tidak mengubah warna Sesuai karena sinar lampu tidak mengubah warna produk
produk
h. Ventilasi
Menjamin predaran udara cukup,
dapat menghilangkan kondensat, karena pada tempat pengolahan terasa sangat pengap
Tidak Sesuai
bau, asap, debu, panas, tidak dan panas
mencemari produk
Pencegah masuknya serangga dan karena terdapat ventilasi untuk mencegah masuknya
Sesuai
menumpuknya debu serangga
3 fasilitas sanitasi
Sarana air bersih yang memadai Sesuai karena terdapat tempat pemurnian air
Fasilitas pencucian yang memadai Sesuai karena terdapat tempat pencucian
Sarana pembuangan yang memadai Sesuai karena terdapat sarana pembuangan yang sesuai
Sarana toilet yang memadai Tida k Sesuai karena kebersihan tolit sangat buruk
karena terdapat peingatan kebersihan pada stiap
Sesuai
Peringatan kebersihan/saniter proses pengolahan
4 Gudang
karena pada gudang terdapat bahan kimia yang
Sesuai
Bebas dari hama berbahaya bagi serangga
Sirekulasi baik Tidak Sesuai karena jendela dan ventilasi pada gudang
Suhu & kelembababan sesuai karena barang-barang yag disimpan tidak memerlukan
Tidak Sesuai
karakteristik produk yang disimpan suhu dan kelembaban tertentu
Dibersihkan secara periodik Sesuai karena dibersihkan setiap satu minggu sekali
5 Mesin & Peralatan
Tata letak yang sesuai alur proses Sesuai karena proses dari awal hingga akir sesuai
Menjamin keselamatan dan karena ada beberapa proses yang dapat membahayakan
Tidak Sesuai
kesehatan karyawan keselamatan dan kesehatan pekerja
6 Peralatan produksi & sarana lain
karena belum menjamin produk tidak tercemar dan tidak
Harus menjamin tidak mencemari Tidak Sesuai mudah
produk, mudah dibersihkan dibersihkan
Layak pakai, yang berbahaya harus karena peralatan layak pakai dan alat yang berbahaya
Sesuai
di beri tanda dsb diberi tanda
Ruang khusus karyawan Tidak Sesuai karena pekerja tidak memiliki ruangan khusus
(penympanan barang, pakaian, dll)
B Pengelolaan lingkunan
Pengendalian limbah cair Sesuai karena limbah cair diolah sesuai dengan peruntukannya
karena limbah padat diolah sesuai dengan
Sesuai
Pengendalian limbah Padat peruntukannya
12
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kita berkunjung ke pabrik PT. Medco Papua Hijau
adalah ruangan yang mempunyai air belt atau pintu ganda, sehingga ruang
mempunyai tekanan positif, sehingga aliran udara hanya dari dalam ruangan,
jika mendapat pencemaran debu, bau-bauan atau gas pengotor atau mikroba.
Spora mikroba biasanya mudah diterbangkan oleh angin dan kemudian mengotori
udara. Jadi udara kotor juga menjadi sumber kontaminasi. Udara dalam ruangan
Hal ini dapat dilakukan dengan sistem ventilasi atau AC. Untuk itu diperlukan
13
Bangunan yang didirikan harus dibuat berdasarkan perencanaan yang
kepenatan akibat panas atau kondisi yang terlalu dingin serta kondisi-kondisi
Karena ini juga merupakan sumber pencemaran. Peralatan untuk makan harus
mudah dibongkar pasang dan mudah dicuci. Bahan yang mudah berkarat atau
pembersihan juga disesuaikan dengan jenis pengotor dan jenis makanan yang
perlengkapan yang berhubungan langsung dengan bahan dan produk akhir harus
halus, bebas dari lubang dan celah-celah, semua sambungan rata dan tidak
juga merupakan sumber pencemaran. Yang sangat penting dijaga ialah agar
pekerja tidak sampai menularkan mikroba patogen karena pencemaran ini tidak
Kebersihan pekerja dilakukan dengan pakaian dan badan bersih, sikap dan
14
kebiasaan higienik, pemeriksaan dokter dan penjagaan kesehatan umum secara
2002).
proses) dijaga bersih dan agar dicegah terjadinya pencemaran terhadap produk
pangan. Dengan demikian mutu produk pangan terjaga tetap tinggi. Kebersihan
atau dilewati produk pangan. Ada sarana atau fasilitas tertentu dalam wilayah
pabrik yang menjadi fokus sanitasi yaitu ruang pengolahan (lantai, dinding,
atap, udara), peralatan pengolahan, air sistem pembuangan sampah dan limbah
15
PENUTUP
Kesimpulan
Papua Hijau Selaras dapat disimpulkan bahwa sanitasi dalam pabrik sudah cukup
baik tetapi alangkah baiknya jika karyawan diberi pelatihan khusus tentang
sanitasi pabrik.
Saran
Dalam kunjungan pabrik ke pabrik PT. Medco Papua Hijau Selaras akses
menuju pabrik harus diperbaiki agar tidak lagi terjadi kecelakaan yang tidak
diinginkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Naibaho PM. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian
Kelapa Sawit.
PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit). 2004. Tinjauan Ekonomi Industri Kelapa
Sawit.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2005. Pembibitan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit. Medan.
Winarno, F.G dan Surono. 2002. GMP Cara Pengolahan Pangan Yang Baik. M-
Brio Press: Bogor.
17