Disusun Oleh:
MANADO
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
Penulis
i
Daftar Isi
ii
Pendahuluan
Penanggulangan beragam masalah yang menjadi penyebab bahaya keamanan pangan terkait
dengan aktivitas penanganan ikan dimulai dari kegiatan penangkapan ikan hingga sampai
konsumen akhir. Berdasarkan hal tersebut maka jaminan terhadap keamanan pangan produk
agroindustri ikan yang baik perlu dilakukan melalui penerapan sistem yang memadai secara
efektif pada rantai pasok agroindustri ikan. Sistem keamanan pangan pada agroinsudtri ikan
(SSOP) dan Hazard Analysis and Critical Control point (HACCP) (Palacios, 2001).
Untuk perdagangan komoditas atau produk ikan domestik, ikan hasil tangkapan nelayan
langsung dipasok pada distributor untuk memenuhi permintaan ikan segar atau dipasok untuk
memenuhi kebutuhan industri pengolahan ikan primer maupun sekunder. Produk industri
pengolahan ikan kemudian didistribusikan melalui distributor ikan yang akan memasarkannya
pada pasar eceran seperti supermarket atau pasar ikan serta penyedia jasa makanan seperti
Mutu dan keamanan pangan tidak dapat dipisahkan ketika berbicara tentang produk
perikanan. Hal ini didasari oleh fakta bahwa ikan termasuk produk pangan yang sangat mudah
1
rusak (perishable food), sehingga upaya-upaya untuk mempertahankan mutu dan keamanannya
1. Untuk memenuhi Tugas Matakuliah Teknologi Penangkapan dan Pengolahan Hasil Perikanan
2. Agar lebih mengetahui manfaat Penerapan PMMT (Program Manajemen Mutu Terpadu)
2
PEMBAHASAN
perikanan dan kelautan. Selain itu diperlukan juga mutu yang baik dengan melakukan
pembinaan khusus bagi para pengelola dalam skala kecil maupun besar. Dengan cara ini
dapat menghasilkan tingkatan mutu dan keamanan yang lebih baik kedepannya.
Konsisten Terhadap Jenis Produk, Jika ingin serius berbisnis, mulailah untuk
fokus dan konsisten pada sebuah produk yang sudah memiliki pasar. Terlalu banyak
menjual produk dalam satu ruang akan membuat calon konsumen tidak yakin . Mereka
akan berpikir bahwa Anda tidak benar-benar serius menjual sebuah produk sehingga
kualitas menjadi lebih baik akan membuat konsumen yakin terhadap Anda. Pertahankan,
dan kembangkan.
3
2.2 . Ruang Lingkup Penerapan PMMT (Program Manajemen Mutu Terpadu)
a). persyaratan bahan baku, penggunaan bahan penolong dan bahan tambahan makanan;
g). pembinaan;
h). Pengawasan.
4
2.3 Tahapan Penerapan PMMT (Program Manajemen Mutu Terpadu)
Organisai dalam hal ini manajemen harus dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan
sumber daya organisai dan sistem yang ada untuk menciptakan aktivitas terhadap tercapainya
kepuasan pelanggan. Tercapainya kepuasan pelanggan meliputi seluruh stakeholders, baik yang
berada didalam organisasi maupun di luar organisasi. Harapan stakeholders harus diletakkan
pada posisi dan perspektif yang dinamis dan berjangka panjang. Oleh karenanya harapan tersebut
menjadi kewajiban organisasi untuk memenuhinya dalam rangka kepuasan pelanggan, yang
2. Kepemimpinan
tujuan organisasi. Oleh karenanya pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas, sehingga
Seluruh komponen di dalam suatu organisasi harus dilibatkan. Artinya seluru sitivitas
organisasi harus selalu berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.
Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan MMT berasumsi
bahwa output akhir suatu organisasi tidak semata-mata dilihat secara parsial, tetapi suatu proses
yang panjang.
5
5. Langkah perbaikan yang dilakukan secara terus menerus
Inti perbaikan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan adalah adanya human
resources empowerment baik bagi tenaga edukatif maupun administratif. Realitas menunjukkan
akademik dan administratif. Para pimpinan sering lebih mementingkan pengembangan fasilitas
atau pegembangan fasilitas. Hal ini ditunjukkan oleh adanya anggaran pendidikan dan pelatihan
untuk kedua tenaga tersebut tidak setidak-tidaknya kurang berimbang dibandingkan dengan
MMT juga diasumsikan sebagai suatu filosofi manajemen yang melembagakan sumber
daya yang ada, terencana, berkesinambungan dan mengasumsikan peningkatan kualitas dari hasil
semua aktivitas yang terjadi dalam organisasi: bahwa semua fungsi manajemen yang ada dan
6
KESIMPULAN
2. Kepemimpinan
7
DAFTAR PUSTAKA