PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Said Riza Pahlawan
P07133217034
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya keracunan makanan dan
dapat menjadi perantara dalam penularan penyakit atau dikenal dengan Food
Borne Disease.1 Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
panas pada tubuh, membangun jaringan-jaringan tubuh yang baru, pengatur dan
pelindung tubuh terhadap penyakit serta sebagai sumber bahan pengganti sel-sel
tua yang usang di makan usia. Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya,
tidak akan berarti sama sekali jika tidak aman untuk di konsumsi. Agar
(20%). Tubuh ikan tersusun oleh asam-asam amino yang berpola mendekati pola
kebutuhan asam amino dalam tubuh manusia. Daging ikan mengandung asam-
asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol sangat rendah. Selain itu, daging
ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Ma, Zn, F, Ar,
Cu, dan Y, serta vitamin A dan D dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
oksidasi dalamtubuh ikan itu sendiri dengan perubahan seperti timbul bau busuk,
daging menjadi kaku, sorot mata pudar, serta adanya lendir pada insang maupun
lkan tongkol (Euthynnus affinis) adalah ikan yang berpotensi cukup tinggi
serta memiliki nilai ekonomis dan banyak disukai masyarakat. Penanganan ikan
tongkol ini masih belum baik dari penangkapan sampai pemasaran. Perubahan
dengan diikuti penurunan organoleptik. Pola dan laju penurunan mutu ikan sangat
dipengaruhi oleh keadaan temperatur. Dimana semakin tinggi suhu, semakin cepat
untuk memasarkan ikan dalam keadaan basah dengan menurunkan suhu pusat
daging ikan sampai -1 sampai -2'C. Fungsi dari es untuk mempertahankan ikan
Disamping itu lelehan es mencuci lendir, sisa darah bersama bakteri dan kotoran
lain akan terhanyut. Ikan tongkol merupakan salah satu ikan laut yang memiliki
kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi
tubuh. Ikan tongkol kaya kandungan omega3, vitamin, protein, dan mineral.
Kandungan protein per 100gr ikan tongkol adalah 22gr. Kandungan omega3
dalam ikan dalam ikan tongkol 28 kali lebih banyak dari ikan tawar.4
kualitas fisik setelah 2 jam kematian, kerusakan ini dapat terjadi secara biokimia
maupun mikrobiologi, hal ini disebabkan oleh beberpa hal seperti kondisi
diakibatkan bakteri, khamir, maupun jamur. Penurunan kualitas pada ikan dapat
terjadi segera setelah ikan tersebut mati. Mikroorganisme yang paling dominan
dan berperan dalam kerusakan (pembusukan) daging ikan adalah bakteri. Bakteri
yang terkandung dalam tubuh ikan dapat merombak bagian-bagian tubuh ikan dan
berbagai cara pengawetan dan pengolahan yang cepat dan cermat agar sebagian
yang dilakukan untuk mempertinggi daya tahan dan simpan ikan dengan tujuan
agar kualitas dapat dipertahankan tetap dalam kondisi baik, pengawetan yang bisa
digunakan untuk ikan tongkol selama ini yaitu dengan metode pengasapan.
tertentu yang ada di dalam nya. Penelitian mengenai potensi pengawet alami yang
mengandung minyak atsiri 4,2%, tanin, fenol, diastase 0,8 – 1,8 %, karoten,
ikan telah dilakukan, seperti ekstrak daun sirih hijau yang dapat menghambat
aktifitas bakteri pada ikan bawal, dan minyak atsiri daun sirih merah dapat
karena ikan adalah sumber lauk pauk yang paling di gemari oleh kebanyakan
daerah dengan keragaman jenis ikan-ikan tersebut salah satunya jenis ikan
tongkol, ikan tongkol merupakan salah satu jenis ikan yang paling banyak di
temui di berbagai daerah di Indonesia salah satunya daerah Aceh. Aceh terkenal
dengan salah satu daerah penghasil ikan tongkol terbanyak di Indonesia. Selain itu
masyarakat Aceh sangat gemar mengkonsumsi jenis ikan ini dengan berbagai
olahan masakan, maka dari itu harus adanya pengawetan ikan tongkol yang alami.
bahan pengawet ikan tongkol (Euthynnus affinis) dengan variasi lama waktu
B. Rumusan Masalah
adalah bagaimana efektifitas penggunaan serbuk daun sirih (Pipel betel L) sebagai
bahan pengawet ikan tongkol (Euthynnus affinis) dengan variasi lama waktu
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
penyimpanan 60 menit.
penyimpanan 90 menit.
E. Manfaat Penelitian
1. Untuk masyarakat
2. Untuk institusi
F. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah outlines atau gambaran bagian-
keaslian penelitian.
2. Bab II : Tinjauan pustaka, dalam bab ini dikemukakan tinjauan pustaka dan
kerangka teori.
3. Bab III : Kerangka konsep penelitian dalam bab ini dikemukakan variabel
5. Bab V : Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari hasil penelitian, analisis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Tumbuhan Sirih
merambat dan bersandar pada batang pohon lain, yang tingginya 5-15 meter.
Sirih memiliki daun tunggal letaknya berseling dengan untuk bervariasi mulai
dari bundar telur atau bundar telur lonjong, pangkal berbentuk jantung atau
agak bundar berlekuk sedikit, ujung daun runcing, pinggir rata agak
menggulung ke bawah, Panjang 5-18 cm, lebar 3-12 cm. Dan berwarna hijau
permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam;
permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, bau aromatiknya
berwarna hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-
kerut.6
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotiledoneae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
beralur, warna hijau keabu-abuan, daun tunggal, bulat panjang, warna hijau,
perbungaan bulir, warna kekuningan, buah buni, bulat, warna hijau keabu-
daunnya pipih menyerupai jantung, tangkainya agak panjang, tepi daun rata,
ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan
daging daun tipis. Permukaan daun warna hijau dan licin, sedangkan batang
satu tanaman asli di Indonesia dan tanaman sirih sudah lama dikenal oleh
Ternate dan Lampung. Tanaman ini banyak memiliki manfaat tetapi sedikit
merupakan salah satu jenis obat-obatan dari alam yang dapat dijadikan
alternatif sebagai antiseptik, di samping aman (tidak ada efek samping) jenis
antiseptik ini juga mudah terdegrasi (terurai) murah dan mudah diperoleh
adalah bagian daun karena pada daun sirih mengandung atsiri, fenil
Tanaman sirih sudah lama dikenal sebagai tanaman obat dan banyak
ekstrak dari daun sirih, masyarakat bisa merebus daunnya atau diinang.Daun
sirih hijau juga diyakini dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka-luka
kandungan minyak atsiri daun sirih adalah senyawa fenol dan turunannya
ditemukan dan menyebabkan bau khas pada daun sirih. Kavikol dalam daun
kerja bakteri pada plak gigi. Kavikol dapat menghambat aktivitas bakteri
kerja senyawa fenol dan turunannya dapat mengubah sifat protein sel
2. Pengawetan Makanan
selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan
dan daya tarik dikembangkan dalam skala industri masa kini berbasis pada
a. Bahan pengawet
dan blansing.11
licin dan tergolong tuna kecil, ikan tongkol memiliki ciri-ciri morfologis
Panjang badan kurang lebih 3,4-3,6 kasli diameter mata. kedua rahang ikan
tongkol mempunyai satu seri gigi berbentuk kerucut. Sisik hanya terdapat
berwarna kehitam-hitaman.
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Teleostei
Subkelas : Actinopterygi
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombridei
Famili : Scombridae
Genus : Euthynnus
umumnya hidup pada kisaran suhu 21,60 sampai 30,50. Ikan tongkol
kecil.12
Komponen kimia utama daging ikan adalah air, protein dan lemak
yaitu berkisar 98% dari total berat daging. Komponen ini memiliki
pengaruh besar terhadap nilai nutrisi, sifat fungsi, kualitas sensori, dan
kandungan gizi yang tinggi yaitu kadar air 71,00 – 76,76%, protein 21,60
– 26,30%, lemak 1,30 – 2,10%, mineral 1,20 – 1,50% dan abu 1,45 –
3,40%. Secara umum bagian ikan yang dapat dimakan (edible portion)
kimia, dan organoleptik pada ikan. Semua proses perubahan ini akhirnya
mengarah ke pembusukan.
penanganan ikan dilakukan pada saat ikan masih mengalami rigor mortis,
maka akan terjadi kerusakan otot, yang akan semakin nyata bila ikan
difillet. Fillet ikan sebaiknya dilakukan pada saat ikan memasuki fase pre
rigor. Hal ini merupakan bahwa ikan yang difillet pada fase pre rigor
masih memiliki kandungan protein yang lebih tinggi sebesar 20,38% dari
Tabel 2.1 Tanda-tanda ikan segar dan ikan yang sudah tidak segar
sebagai berikut :
A. Kerangka Konseptual
Variabel penelitian
60 menit
90 menit
120 menit
Variabel Dependen
A. Jenis Penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah daun sirih, dan objek dalam penelitian
ini adalah ikan tongkol segar masing-masing dengan bobot 200gr sebanyak 4 ekor
Kuta Alam kota Banda Aceh yang dilakukan pada bulan februari 2021.
Alat
a. Ember : 4 buah
b. Timbangan : 1 buah
c. Blender : 1 buah
d. Jam/stopwacth : 1 buah
Bahan
b. Siapkan daun sirih, kemudian diamkan daun sirih di satu ruangan yang
disediakan.
3. Cara pengawetan
sesuai formulir.
sesuai formulir.
sesuai formulir.
PO = Kontrol.
b. Masukkan ikan pada setiap ember ( P1, P2, P3, PO ) sebanyak 1 ekor
No Parameter Ya Tidak
1 Tubuh ikan cerah
8 Daging kenyal
1. Data Primer
Data rimer adalah data yang di peroleh langsung dari hasil pengawetan daya
1. Coding yaitu kode atau angka tertentu pada wadah serbuk daun sirih.
G. Analisis Data
perubahan kondisi fisik pada ikan sebelum dan sesudah ditaburkan serbuk daun
H. Penyajian Data
kesimpulan maka data ini disajikan dalam bentuk tabulasi dan narasi.
I. Jadwal Penelitian
Nov Des Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agu
1 Permohononan
Judul Penelitian
2 Pemohonan
Pembimbing
3 Penyusunan
Proposal
4 K
onsultasi
Proposal
5 Seminar Proposal
6 Perbaikan
Proposal
7 Melakukan
Penelitian
8 Pengumpulan dan
Pengolahan Data
9 Penyusunan
Skripsi
10 Konsultasi
Skripsi
11 Sidang Skripsi
12 Perbaikan Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
7. Nursalam T. Klasifikasi Daun Sirih Hijau (Piper betle L.). J Chem Inf
Model. 2015;53(9):1689-1699.
9. Tiensi AN, S TR, Sulaiman TNS, et al. Formulasi Patch Bukal Minyak
Atsiri Daun Sirih ( Piper Betle L .) dengan Variasi Kadar CMC-Na dan
Karbopol sebagai Polimer Mukoadhesif. Published 2010.
https://jurnal.ugm.ac.id/majalahfarmaseutik/article/download/41925/23236.
14. Ria Apriani, Reza Ferasyi RR. JUMLAH CEMARAN MIKROBA DAN
NILAI ORGANOLEPTIK IKAN TONGKOL ( Euthynnus affinis ).
JIMVET. 2017;01(3):598-603.