Anda di halaman 1dari 42

MODUL PRAKTIKUM

Mata Kuliah PENGEMASAN HASIL PERIKANAN


Semester Gasal 2020/2021

Disusun oleh:
Lukita Purnamayati, S.TP, M.Sc
NIP. 19861009 201404 2 001

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan


Universitas Diponegoro
Semarang
2020

Page 1 of 42
Page 2 of 42
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

GARIS – GARIS BESAR PROGRAM PRAKTIKUM

MATA KULIAH : PENGEMASAN HASIL PERIKANAN


KODE MK/SKS/SEMESTER : PKT 405P / 3 SKS
TIM PENGAMPU KULIAH & PRAKTIKUM : PJMK A. Suhaeli Fahmi, S.Pi, M.Sc
Anggota Slamet Suharto, S.Pi, M.Si
Lukita Purnamayati, S.TP, M.Sc
WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM : Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan Jurusan Perikanan FPIK Universitas Diponegoro

DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH : Mata kuliah ini memberikan kemampuan mahasiswa dalam memilih bahan kemasan dan
melakukan proses pengemasan pada produk perikanan melalui pembelajaran mengenai
pengertian pengemasan, penyimpangan mutu bahan pangan, interaksi produk dengan
kemasan, berbagai jenis bahan kemas, pelabelan dan perkembangan teknologi pengemasan.
STANDAR KOMPETENSI MATA KULIAH : Mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah ini diharapkan memahami pengertian, fungsi
dan peranan kemasan pangan, memilih bahan kemasan yang tepat untuk suatu produk hasil
perikanan, menjelaskan pengertian umur simpan, melakukan labeling dan menganalisa
kelengkapan label serta mengerti perkembangan teknologi pengemasan hasil perikanan.
INDIKATOR KINERJA PRAKTIKUM : Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa mampu melakukan prosedur pengemasan.

Page 3 of 42
Kelompok : 14
MODUL II : Prosedur Pengemasan
Topik 1 : Cup Sealer Tanggal : 15 September

Nama: Muhammad Ilham Taufiq NIM: 26060118130043 Ttd:

Tujuan

Tujuan dari praktikum cup sealer adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui design dan cara pengemasan menggunakan Cup Sealer
2. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat pengemasan Cup Sealer.

Dasar Teori Praktikum


Dengan adanya alat pengemas cup semi otomatis, proses pengisian cup dapat
dilakukan secara mekanis. Pengisian secara otomatis dilanjutkan dengan pengemasan semi
otomatis yang dapat menurunkan resiko kontaminasi. Selain itu juga proses pengemasan
menjadi lebih singkat. Dengan menggunakan kemasan manual dapat mengemas 300
kemasan per hari, sedangkan dengan menggunakan alat ini pengemasan dapat
ditingkatkan menjadi 1500 cup per hari. Pengemasan ini belum sepenuhnya otomatis
karena harus menggunting terlebih dahulu plastik kemasan dan kemudian dirapikan
kembali. Penggunaan alat ini tidak mengurangi jumlah tenaga kerja karena tenaga masih
harus pengguntingan plastik kemasan penutup (Martati dan Widyaningtyas, 2016).
Cup sealer merupakan alat yang diguakaan untuk pengemasan makanan sehingga
makanan lebih terjaga dari kontaminasi dan juga menjaga kualitas produk agar tetap dalam
kondisi baik. Beberapa keuntungan dari penggunaan mesin cup sealer adalah yang pertama
yaitu minuman menjadi tidak mudah tumpah. Kelebihan yang kedua adalah produk menjadi
lebih tahan lama karena menutupnya dengan rapat sehingga mikroba dan jasad renik
lainnya tidak mudah masuk dan tidak membuat kontaminasi silang kepada produk.
Kelebihan yang ketiga adalah terlihat lebih elegan dan lebih mahal karena desainnya
menarik. Terdapat beberapa tipe cup sealer seperti manual, semi otomatis, full otomatis.
Cup sealer semi otomatis semi otomatis ini dilengkapi dengan sensor otomatis yang bisa
membaca kode di plastik sehingga bisa mengatur agar plastik bisa menekan di atasnya.
Selain itu mesin pengemas berbentuk gelas semi otomatis ini juga ditambahkan dengan fitur
digital counter sehingga bisa juga menghitung beberapa jumlah cup yang telah disela dan
memudahkan untuk mencatatan jumlah cup yang sudah terjual (Puteri dan Meri, 2018).
Page 4 of 42
Mesin cup sealer sudah didesain untuk mengemas minuman dalam cup.
Menggunakan plastik tipis yang dipanaskan untuk mengemas gelas. Dan proses
pengemasan tersebut tetap efektif meskipun minuman dibalik dan minuman tidak tumpah.
Pada mesin cup sealer manual, sesudah cup ditaruh ke dalam tray mesin tidak akan berjalan
atau berfungsi sampai tombol start ditekan atau penarikan tuas ke bawah. Penggunaan
mesin cup sealer manual ini dapat meminimalisir luka yang dapat ditimbulkan. Pencegahan
ini membuat mesin cup sealer menjadi lebih aman, namun proses pengemasan
membutuhkan waktu yang lebih lama apabila dibandingkan dengan continuous cup sealer,
sehingga membuat manual cup sealer jarang digunakan dan lebih memilih menggunakan
automatis cup sealer, namun disarankan untuk menempatkan barikade pada braket cup
bergerak ke area pemasan mesin (Tsai et al., 2019)
Cup sealer semi otomatis yang mempunyai standart ukuran dari mesin yang sama
untuk produk bahan plastik yang menghasilkan rekatan bagus dan mempunyai standar
tertentu. Mesin cup sealer manual memiliki kekurangan dalam prosesnya yaitu
pengepressan pada bidang kerja masih menggunakan tenaga operator. Dari segi
pengerjaan manual untuk mengepress bidang kerja jelas terjadi penekanan yang berubah-
ubah tekanan dan penekanan tidak maksimal. Mesin cup sealer manual butuh waktu dalam
1 pengerjaan adalah 7 detik, temperatur yang digunakan 160 oC, tekanan tidak diketahui
karena menggunakan tenaga operator, tekanan bisa berubah-ubah. Cup sealer Semi
Otomatis dapat menghasilkan hasil yang baik dengan variabel parameter penggepressan
ditentukan pada kecepatan motor low (23,8 Rpm) dan temperatur 100 oC untuk menjadikan
produk plastik merekat dan menutup dengan baik tanpa dan kebocoran sedikitpun. Mesin
cup sealer semi otomatis yang utama yaitu sebagai keefektifan dan efisien dalam mengelola
dan memanajemen (Anhar dan Sakti, 2018)
Penggunaan cup sealer merupakan bentuk kemasan yang ideal. Mesin cup sealer
berfungsi untuk merekatkan roll plastik ke bibir cup dengan energi panas, sehingga air yang
terdapat dalam cup tidak akan tumpah dan kontaminasi mikroorganisme dan zat pencemar
bisa diminimalisir. Minuman yang menggunakan cup sealer akan terlihat lebih higienis dan
aman untuk dikonsumsi. Usaha kecil dan menengah serta franchise mengandalkan cup
sealer sebagai alat utama dalam membuat kemasan minuman. Kegunaan pada cup sealer
untuk menutup minuman yang dapat menutup rapat udara luar yang masuk, sedangkan
menggunakan penutup biasa yang mudah terbuka dan terkontaminasi. Kemasan minuman
yang tidak menggunakan cup sealer sangat berpotensi terkontaminasi oleh mikrooranisme
dari udara (Pradana et al., 2015)
Page 5 of 42
Prosedur Kerja
A. Alat dan Bahan
- Sampel produk
- Cup sealer
- Gelas plastik
B. Metode Pembuatan
1. Sampel produk disiapkan dan dimasukkan dalam gelas plastik;
2. Cup sealer disiapkan dan diatur waktunya
3. Lakukan pengepresan dengan cup sealer; dan
4. Amati hasilnya.

1. Gambar alat Cup Sealer

1
2
3

Gambar .. . Alat Continuous Cup Sealer


Page 6 of 42
Keterangan :
1. Cup holder : tempat untuk menampung gelas
2. Lid cup holder : tempat untuk meletakkan pembungkus ( lid )
3. Pengaturan alat cup sealer : untuk mengoperasikan alat
4. Sealer : untuk merekatkan gelas dengan penutupnya
5. Tangki pengisian : untuk mengisi produk
6. Konveyor : untuk menempatkan gelas yang akan diilakukan filling
dan sealing

Page 7 of 42
2. Gambar pengaturan alat Cup sealer

1
2

5
6
7
8
9
10
11

Gambar .. . Pengaturan Alat Continuous Cup Sealer

Keterangan :

1. Power : Tombol untuk menyalakan atau mematikan alat

2. Voltage : Tombol untuk mengatur tegangan alat

3. Temperature control : Tombol untuk mengatur suhu

4. Tombol heating : Tombol untuk mengatur panas mesin

5. Urgent : Tombol untuk mematikan alat saat terjadi konsleting

6. Start : Tombol untuk memulai proses sealing

7. Stop : Tombol untuk mengakhiri proses sealing

8. Coding : Untuk memberikan kode pada kemasan

Page 8 of 42
9. Filling : Untuk menuangkan produk pada kemasan

10. Photo sensor : Untuk mengatur jalannya sensor

11. Heating : mengatur suhu saat sealing

Design kemasan:

Gambar .. . Design Kemasan Cup Sealer

Page 9 of 42
Pembahasan:
Alat Penutup Gelas Plastik (Plastic Cup sealer) adalah alat yang mampu menutup
kemasan gelas plastik sehingga didapatkan bentuk kemasan yang memberikan perlindungan
hermetis (tahan uap dan gas) dan memenuhi fungsinya sebagai kemasan. Pengemasan
menggunakan cup sealer merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan mutu produk
dalam jangka waktu tertentu. Mesin sealer cup atau mesin cup sealer merupakan mesin
penutup gelas plastik dengan menggunakan sistem pemanas. Prinsip kerja mesin cup sealer
yaitu melekatkan plastik pengemas pada bagian atas gelas plastik dengan pemanasan atau
memanaskan cup dengan plastik penutup sehingga cup dengan plastik penutup merekat
dengan sempurna, sehingga tidak adanya bocor atau tumpah pada kemasan. Mesin cup
sealer ini sangat cocok untuk digunakan dalam usaha di bidang minuman ringan. Mesin cup
sealer ini pengoperasiannya sangatlah mudah. Bahkan untuk pemula sekalipun dapat
dengan mudah mengoperasikan cup sealer ini, dengan menggunakan mesin ini maka akan
membuat kemasan minuman mendapat nilai lebih, seperti kemasan terlihat lebih rapih, lebih
menarik dan higienis, dan saat minumpun tidak akan mudah tumpah karena hasil dari
penyegelnya yang sangat rapat. Cup sealer atau yang disebut dengan istilah pengemas
minuman gelas sering digunakan pada produk minuman yang sudah dilengkapi dengan cup
sealer ini yaitu minuman bersoda, minuman teh, jus, kopi dan masih banyak lagi jenis
minuman ringan yang dapat dikemas dengan alat ini. Menurut Astriana dan Nurcahyo
(2017), mesin cup sealer atau mesin penutup cup merupakan alat yang berfungsi untuk
menutup gelas plastik dengan lid yang dipanaskan. Mesin ini memudahkan proses
penyegelan gelas plastik minuman.
Jenis cup sealer yang digunakan saat praktikum yaitu manual cup sealer. Cup sealer
manual mempunyai sistem kerja menggunakan panas dan pengerjaannya menggunakan
tangan secara manual. Cup sealer manual dapat digunakan untuk menyegel gelas cup
berukuran besar ataupun kecil. Pada mesin manual cup sealer terdapat tombol-tombol
pengoperasian alat. Tombol-tombol tersebut yaitu power, sealing timer, thermo indikator,
pengatur suhu dan pengatur waktu. Karena manual cup sealer merupakan mesin penutup
gelas yang dioperasikan secara manual. Sehingga operator harus menggulung rol plastik,
mencocokan agar tepat di atas gelas. Jika ingin melakukan proses pengelasan maka
operator harus menaik tuas untuk menurunkan pemanas. Dan setelah proses pengelasan
operator harus menaik keluar dudukan gelas dan mengambil gelas secara manual juga. Oleh
karena itu cup sealer manual penggunaanya lebih lama dan tenaga yang dikeluarkan saat
melakukan sealing dengan manual cup sealer lebih besar daripada menggunakan cup sealer
Page 10 of 42
otomatis, sehingga kapasitas produksinya tergantung pada kecepatan proses pengemasan
yang dilakukan oleh individu tersebut dan apabila plastik lid habis maka operator dari mesiin
cup sealer manual ini harus menggantinya terlebih dahulu sehingga memakan waktu lebih
lama dan mengurangi kefektifan proses pengemasan produk. Mesin cup sealer manual ini
biasa ditemukan di mall atau kios yang menjual minuman. Mesin manual cup sealer memiliki
beberapa kekurangan dimana mesin ini merupakan mesin manual sehingga operator masih
harus menggulung rol plastik atau plastik lid, kemudian mencocokan agar tepat di atas
gelas, dan jika ingin melakukan proses pengelasan maka operator harus menarik tuas untuk
menurunkan pemanas. Setelah proses pengelasan operator harus menaik keluar dudukan
gelas dan mengambil gelas secara manual juga. Masin manual mesin ini kokoh dengan
berat 11 kg namun tetap ramping dengan ukuran 29×24 x49 cm sehingga mudah dibawa
dan tidak makan tempat. Menurut Mulyadi dan Santoso (2015), proses pengemasan dengan
menggunakan sealer cup manual dapat menyerap waktu dan tenaga yang paling besar (75-
80% alokasi waktu kerja). Proses pengemasan dengan sealer cup manual dapat
mengakibatkan kapasitas produksi sangat tergantung pada kecepatan proses pengemasan
karena tidak bisa ditunda dimana produk harus secepatnya dikemas dalam kondisi panas.
Pengemasan yang masih manual menghasilkan kualitas dan kuantitas produk tidak
maksimal.
Manual cup sealer memiliki macam-macam bagian pada alatnya. Tombol-tombol
tersebut yaitu power, sealing timer, thermo indikator, pengatur suhu dan pengatur waktu.
Bagian bagian alat yang berada pada manual cup sealer memiliki fungsi yang berbeda beda
disetiap tombol alat tersebut serta bagian tersebut digunakan untuk proses saat
pengemasan produk. Cup sealer sendiri merupakan alat atau mesin yang digunakan untuk
merekatkan plastik dengan menggunakan suhu panas. Tombol power cup sealer dapat
digunakan untuk menyalakan ataupun untuk mematikan alat. Tombol power sendiri
berfungsi sebagai awal mula dan akhir mesin manual cup sealer untuk proses sealing
dilakukan. Tombol sealing timer yang terdapat pada manual cup sealer berguna untuk
penanda bahwa sedang berlangsungnya proses sealing pada produk yang akan dikemas .
Thermo indikator merupakan salah satu bagian tombol yang terdapat pada manual cup
sealer yang berguna untuk penanda bahwa alat sudah dalam keadaan panas atau alat
sudah siap untuk digunakan dalam proses sealing. Pengatur waktu bagian manual cup
sealer yang berguna untuk mengatur waktu sealer. Waktu yang terlalu lama saat proses
sealing dapat menyebabkan kerusakan pada kemasan, sobek dan proses sealing tidak dapat
menutup dengan rata. Waktu yang terlalu sebentar juga akan merusak kemasan pada saat
Page 11 of 42
proses sealing sehingga bagian pengatur waktu pada manual cup sealer sangat berguna
dan juga penting. Pengatur suhu adalah tombol yang berguna untuk mengatur suhu sealer
yang akan digunakan untuk proses sealing. Penggunaan suhu yang tidak tepat saat proses
sealing akan menyebabkan kerusakan pada kemasan dan dapat menyebabkan kemasan
tidak menempel. Menurut Refarngga et al. (2018), pengaturan suhu heater yang berubah
dengan sendirinya (error) dikarenakan komponen pengatur suhu pada cup filling machine
yang tidak stabil. Pengunaan suhu yang tidak tepat dapat merusak kemasan sehingga
terjadi kebocoran.
Sampel yang digunakan pada saat kegiatan praktikum ini adalah jelly. Jelly adalah
makanan yang secara tekstur terasa agak padat namun kenyal. Jelly merupakan makanan
yang berbentuk semi padat, yang memiliki bau, rasa, warna dan tekstur yang normal
dengan penambahan gula dan bahan tambahan makanan seperti pemanis buatan dan
pewarna. Jelly merupakan makanan yang disukai dan telah dikenal oleh masyarakat luas,
karena murah, praktis dan memiliki berbagai rasa yang kebanyakan menyerupai rasa buah-
buahan. Gelatin merupakan salah satu jenis hidrokoloid yang dapat diaplikasikan ke dalam
jelly. Jelly terbuat dari olahan rumput laut yang diberi sari buah-buahan. Pada proses
pembuatannya, jelly biasanya diberi gula pasir sehingga jelly cenderung memiliki rasa
manis. Jelly sangat mudah ditemukan di berbagai pusat perbelanjaan, seperti jelly instan
berkemasan yang bisa langsung dimakan maupun jelly yang masih dalam bentuk bubuk
jelly. Jelly adalah bahan makanan yang terkenal memiliki banyak serat yang berfungsi
melancarkan pencernaan bagi metabolisme tubuh. Jelly juga memiliki kandungan lemak
yang sedikit sehingga sangat baik untuk dikonsumsi untuk konsumen yang akan
melakukan diet. Jelly juga aman dan disarankan dikonsumsi oleh anak-anak karena
mengandung banyak yodium yang mampu mencegah datangnya sariawan dan
penyakit radang tenggorokan. Jelly tidak diperbolehkan dikonsumsi dalam jumlah yang
berlebihan, karena akan memberikan efek rasa kenyang pada tubuh yang akhirnya akan
mencegah tubuh untuk mengkonsumsi makanan lain yang juga mengandung gizi penting.
Jelly juga biasa difungsikan sebagai bahan pelengkap berbagai jenis makanan seperti es
krim, es buah, kue, puding, yoghurt, dan masih banyak lagi. Rata-rata makanan yang
menggunakan jelly sebagai bahan pelengkapnya adalah makanan yang bersifat manis dan
merupakan desert. Menurut Nocelina et al. (2020), jelly merupakan permen bertekstur
lembut yang diproses dengan penambahan komponen-komponen hydrocolloid seperti agar,
gum, pektin, pati, karagenan, gelatin dan lain-lain yang digunakan untuk modifikasi tekstur
agar menghasilkan produk yang kenyal.
Page 12 of 42
Bahan kemasan yang digunakan pada penggunaan cup sealer adalah plastik yang
tahan panas, seperti plastik lid sealer. Plastik jenis ini dapat digunakan untuk penutup gelas
plastik pada saat proses sealing menggunakan alat cup sealer. Plastik jenis ini dapat
menahan air agar tidak tumpah dan menjaga agar kualitasnya tetap terjaga dan terhindar
dari kontaminasi. Plastik lid sealer ini terbuat dari plastik fleksibel. Plastik ini berbentuk
lembaran yang tergulung. Plastik ini banyak digunakan untuk bahan pengemas produk-
produk seperti produk makanan. Plastik jenis ini banyak digunakan sebagai kemasan produk
makanan karena daya tahan lebih lama, ringan, mudah simpan dan tidak mudah rusak.
Plastik dapat dibedakan dari beberapa jenis, salah satu jenis plastik adalah polietilen. Cup
gelas plastik yang digunakan pada praktikum merupakan plastik berbahan polietilen, yang
biasa disingkat PE. Plastik ini bersifat termoplastik yang meleleh ketika diberikan suhu panas
dan kemudian akan kembali mengeras ketika suhunya kembali, selain itu plastik ini juga
bersifat keras namun tetap fleksibel. Polietilen adalah polimer yang terdiri dari rantai
panjang monomer etilena. Polietilen menjadi salah satu jenis plastik yang banyak digunakan
karena memiliki berbagai keunggulan. Polietilen memiliki wujud transparan dan fleksibel
ketika digunakan. Kemasan polietilen sebagai kemasan yang terbaik dalam
mempertahankan mutu, baik pada penimmpanan suhu ruang maupun penyimpanan suhu
dingin. Kadar air dan asam lemak bebas yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan
kemasan berbahan alumunium foil. Menurut Jayadi et al. (2016), kemasan polietilen
memiliki kandungan kadar air yang rendah dibandingkan dengan kemasan alumunium foil,
karena memiliki sifat permeabilitas gas dan uap air yang cukup baik serta derajat kerapatan
yang baik
Hasil yang didapatkan setelah menggunakan mesin cup sealer adalah yang pertama
yaitu minuman menjadi tidak mudah tumpah karena terdapat plastik penutup pada
permukaan cup yang menutupi cup sehingga minuman tidak mudah tumpah dan juga
kemasan bisa membuat produk lebih mudah untuk dubawa kemana-mana. Kelebihan yang
kedua adalah produk menjadi lebih tahan lama karena kemasan menutupnya dengan rapat
sehingga mikroba dan jasad renik lainnya tidak mudah masuk dan tidak membuat
kontaminasi silang kepada produk sehingga lebih awet. Kelebihan yang ketiga adalah
terlihat lebih elegan dan lebih mahal karena desain yang menarik. Terdapat beberapa
produk yang dikemas dengan menggunakn mesin cup sealer. Hasil yang didapatkan dari
mesin cup sealer ini cukup bagus karena merekat dengan sempurna pada gelas dan dalam
proses pengemasannya berjalan dengan lancar. Penggunaan suhu yang sesuai merupakan
salah satu faktor keberhasilan mesin cup sealer ini. Penggunaan suhu yang tepat dapat
Page 13 of 42
mempengaruhi hasil dari proses sealing. Penggunaan suhu yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan cup meleleh dan apabila suhu yang digunakan terlalu rendah maka akan
mengakibatkan proses pengemasan hasil cup sealer tidak merekat dengan sempurna.
Penggunaan suhu juga tergantung pada jenis plastik. Menurut Sofyan et al. (2018), Cup
sealer ini merupakan mesin perekat plastik yang menggunakan suhu panas. Adapun sumber
energi yang digunakan untuk mengoperasikan mesin yaitu dengan menggunakan energi
listrik.
Desain gambar untuk kemasan yang dibuat kelompok kami yaitu desain produk jelly
sweed. Design packaging  atau desain kemasan adalah barang yang digunakan untuk
membungkus, guna melindungi kualitas sebuah produk. Desain kemasan juga haurs
mengacu pada rancangan yang telah dibuat. Mulai dari pemilihan bahan dasar, grafik,
warna, jenis font, dan segala elemen desain grafis yang tertera di bagian kemasan akan
mempengaruhi nilai jual dari produk, karena apabila konsumen akan membeli produk
biasnya konsumen akan melihat desain kemasan terlebih dahulu. Dalam desain kemasan
harus terdapat informasi-informasi penting yang menginformasikan produk didalamnya.
Informasi tersebut diantaranya yaitu komposisi, barcode, logo halal, gambar dari produk,
expired date, perusahaan yang memproduksi dan netto atau isi bersih produk didalam nya.
Kemasan juga merupakan ujung tombak dari sebuah produk karena fungsinya yang
langsung berhadapan dengan konsumen. Fungsi dari desain dalam kemasan yaitu untuk
mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasaran, menambah daya tarik
konsumen untuk membeli produk, menambah nilai jual dari produk dan memberi informasi
mengenai produk itu sendiri. Informasi yang terdapat pada kemasan seperti expired date,
komposisi produk, nilai gizi dan yang lainnya. Kemasan dan desain yang baik dapat
mendorong penjualan, karena bagian produk yang dihadapi pembili dan mampu menarik
atau menyingkirkan pembeli. Menurut Amelia (2017), desain kemasan menjadi salah satu
sarana untuk mengkomunikasikan isi produk secara visual. Kemasan adalah bungkus
pelindung barang dagangan. Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengaitkan bentuk,
struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen dengan informasi produk agar
dapat dipasarkan. Cara-cara pengemasan sangat erat berhubungan dengan kondisi
komoditas atau produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas
harus memberikan suatu kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung bagi
kemungkinan perubahan keadaan yang dapat memengaruhi kualitas isi kemasan maupun
bahan kemasan itu sendiri.

Page 14 of 42
Kesimpulan dan saran:
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Praktikum Modul 2 Topik 1 Prosedur
Pengemasan Alat Cup sealer yaitu :
1. Design kemasan menggunakan mesin cup sealer yaitu tutup kemasan yang berbentuk
lingkaran. Cara pengemasan dengan mesin cup sealer yaitu menggunakan prinsip
pemanasan sehingga tutup kemasan akan menempel dengan kuat pada cup. Mesin
cup sealer biasa digunakan untuk mengemas kemasan dengan bahan dasar plastik dan
produk seperti minuman.
2. Prosedur pengoperasian mesin pengemasan cup sealer yaitu dengan meletakkan
kemasan dibawah mesin kemudian meletakkan tutup kemasan diatasnya, kemudian
alat ditekan secara manual selama beberapa detik. Suhu mesin harus optimal agar
kemasan tertutup dengan rapat.

Saran
Saran yang dapat diberikan pada Modul 2 Topik 1 Pengemasan Hasil Perikanan adalah
sebagai berikut:
1. Sebaiknya berhati-hati saat mengoperasikan alat-alat pengemasan
2. Sebaiknya setelah menggunakan, alat pengemasan dirapikan terlebih dahulu
3. Sebaiknya sebelum menggunakan alat pengemasan di cek apakah berfungsi dengan
baik atau tidak

Daftar Pustaka

Amelia,D. 2017. Perancangan Desain Kemasan Peppy’s Snack Surabaya. Jurnal Seni Rupa,
5(3): 584-590.

Anhar, A. M. dan A. M. Sakti. 2014. ANALISA HASIL PENGUJIAN MESIN CUP SEALER SEMI
OTOMATIS. Jurnal Rekayasa Mesin, 1(03).

Astriana. S. dan I. F. Nurcahyo. 2017. Pemanfaatan Potensi Pepaya Sebagai Upaya


Peningkatan Pendapatan Masyarakat Desa Tambak Kecamatan Mojosongo Kabupaten
Boyolali. Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis, 20(9): 14-20

Jayadi, A., B. Anwar dan A. Sukainah. 2016. Pengaruh Suhu Penyimpanan dan Jenis
Kemasan terhadap Mutu Abon Ikan Terbang. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian.
2 (1): 62-69.

Page 15 of 42
Martati, E. dan D. Widyaningtyas. 2016. Peningkatan Efisiensi Produksi Minuman Sari
Stroberi (Fragariax annasa D) dan Tamarillo (Chypomandra betacea). Journal of
Innovation and Applied Technology.2(2): 266-272.

Mulyadi, A.F. dan E.F.S.M. Santoso. 2015. Peningkatan Kapasitas dan Efisiensi Produksi
UMKM Minuaman Sari Buah. Journal of Innovation and Applied Technology,1(1):37-
43.

Novelina, Tuty Anggraini, and Lailita Nurrahmi Putri. 2020. Characteristics of Jelly Candy
made from Soybean Milk and the Addition of Eggshell Powder. Asian Journal of
Applied Research for Community Development and Empowerment. 4(1): 34-38.

Pradana, G., R. Rasyid dan Edison. 2015. Uji Kualitas Mikrobiologis Minuman Teh Poci yang
Dijual Pedagang Kaki Lima di Pasar Raya Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(3):
868-871.

Puteri, R.A.M., & M.Prasetyawati. 2018. Analisa Penyebab Kegagalan Kemasan Cup
Minuman Instan Aloe Vera. Jurnal TEKNOKA, 3(1), 27-31.

Refangga, M. A., Gusminto, E. B., & Musmedi, D. P. (2018). Analisis Pengendalian Kualitas
Produk Air Minum Dalam Kemasan dengan Menggunakan Statistical Process Control
(SPC) dan Kaizen Pada PT. Tujuh Impian Bersama Kabupaten Jember. e-Journal
Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 5(2), 164-171.

Tsai, Y. J., C. C. Forero, N. F. Moltedo, T. S. Lin, J. C. S. Yang, Y. C. Chiang and P. Y. Lin.


2019. Reconstruction of pediatric hand injuries caused by automatic cup-sealing
machines in Taiwan. Journal of International Medical Research. 47(11): 5855-5866.

Sofyan,A., Markhamah, A.Y. Ikhsani, Lestari, N.A.D. Septiana, D.T.Rahmawati,Z.R. Nisa,


dan G.J.N. Rohman. 2018. Penigkatan Kapasitas Produksi dan Perbaikan Kualitas
Produk Susu Kedelai Skala Rumah Tangga Melalui Program Kemitraan
Masyarakat. Jurnal Unisri, 2(1), 8-13.

Nilai :……………………………………………….
Draft :……………………………………………….
Nama dan paraf asisten:……………………..
…………………………………………………………
…………………………………………………………

Page 16 of 42
TOPIK II : PENGEMASAN VACUUM SEALER Kelompok : 14

Tanggal : 22 – 9 - 2020

Nama : Zsalsabila Balqis NIM:26060118140071 Ttd:

Tujuan

Tujuan dari praktikum pengemasan materi pengemasan vacuum sealer adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui design dan cara pengemasan menggunakan vacuum sealer
2. Mengetahui perbedaan umur simpan produk yang dikemas secara vacuum sealer dan dikemas biasa pada
suhu ruang
3. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat pengemasan vacuum sealer

Dasar Teori Praktikum

Sistem vakum dengan vacuum chamber banyak diterapkan, seperti sistem simulator
tekanan atmosfer, sistem konveyor industri, dan sistem vakum dinamis tingkat ganda.
Tekanan ruang vakum selama proses pengisian dan pengosongan adalah kunci dalam
sistem ini, namun perpindahan panas transien yang terjadi belum dipahami dengan baik,
juga tidak dimodelkan dengan baik. Hal ini disebabkan kompleksitas kecepatan transien,
kondisi aliran yang berkembang, efek properti variabel, dan lain-lain. Model umum vacuum
tanpa perpindahan panas dan kecepatan perpindahan panas rata-rata sering digunakan dan
biasanya dikembangkan berdasarkan kondisi eksperimental tertentu. Waktu termal proses
perpindahan panas konveksi, dan prosesnya adiabatik. Selain itu, temperatur dalam silinder
vacuum chamber diasumsikan sama dengan temperatur lingkungan. Proses pengisian dan
pengosongan bersifat isotermal ketika laju perubahan tekanan dalam ruang selama proses
pengisian dan pengosongan sangat rendah. proses pelepasan lebih lambat daripada proses
pengisian di ruang yang sama. Jadi proses pelepasan dan proses pengisian masing-masing
dianggap isotermal dan adiabatik. Faktanya, suhu selama proses pengisian dan
pengosongan memiliki perubahan yang jelas Proses perpindahan panas konveksi
dibandingkan dengan proses adiabatik, proses isotermal dan proses pemisahan dengan
simulasi (Yang et al., 2017)
Peningkatan mutu dan nilai ekonomi suatu produk adalah dengan pengemasan yang
baik, aman dan efisien. Pengemasan vakum adalah sistem pengemasan hampa udara
dimana tekanannya kurang dari 1 atm dengan cara mengeluarkan udara dari kemasan
sehingga memperpanjang umur simpan. Proses pengemasan vakum ini dilakukan dengan
cara memasukkan produk ke dalam kemasan plastik yang diikuti dengan pengontrolan
udara menggunakan mesin pengemas vakum, kemudian ditutup dan disegel. Dengan
ketiadaan udara dalam kemasan, maka kerusakan akibat oksidasi dapat dihilangkan
Page 17 of 42
sehingga kesegaran produk yang dikemas akan lebih bertahan 3–5 kali lebih lama daripada
produk yang dikemas dengan pengemasan non-vakum. Hal ini disebabkan karena
penyimpanan vakum dapat mempertahankan produk ikan. Nilai kadar air pada produk yang
dikemas vakum memilki nilai kadar air yang lebih baik, dengan pengemasan vakum juga
tidak terjadi penguapan dan penyerapan kadar air bebas. Sedangkan pada produk yang
tidak dikemas vakum kadar air terlihat mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini
kemungkinan disebabkan akibat penguapan dari produk karena pengaruh suhu dan
kelembaban sekitar lebih rendah dari pada kelembaban produk, menyatakan bahwa kadar
air suatu produk dipengaruhi oleh kelembaban nisbi udara sekelilingnya. Jika kelembaban
ruang lebih tinggi, produk akan menyerap air, dan bila kelembaban ruang penyimpanan
rendah produk akan menguapkan airnya. (Angela et al., 2015)
Vacuum sealer merupakan alat pengemasan dengan teknik menghampakan udara
yang terdapat dalam kemasan suatu produk. Teknik vacuum udara dikeluarkan, dan oksigen
di dalam kemasan juga ikut keluar dari chamber vakum. Mesin Vacuum Sealer bermanfaat
dalam industri kemasan produk makanan karena tanpa proses pengemasan vacuum akan
kualitas produk makanan tersebut mulai dari rasa, bau dan tekstur. Prinsip vacuum
packaging sangatlah mudah, tak jauh berbeda dengan hand sealer. Pengguaan alat perlu
memperhatikan beberapa bagian yang ada pada vacuum sealer. Mesin vacuum sealer
memiliki suhu panas sehingga sebelum melakukan sealing harus diatur agar sesuai dengan
ketebalan plastik. Prosedur pengoprasian alat vaccum yang pertama harus memperhatikan
mesin dengan cara dicek secara cermat, kemudian hubungkan kabel pengalir daya ke stop
kontak, setelah adanya aliran listrik hidupkan mesin dengan menekan tombol ON.
Menyiapkan produk yang telah dimasukan kedalam kemasan selagi menunggu alat vakum
siap digunakan. Alat vakum akan menyedot udara yang berada didalam kemasan dan
kemasan akan berbentuk seperti produk. Alat vakum secara otomatis akan terbuka jika
kemasan sudah hampa udara. Produk yang sudah dikemas vakum dengan rapi dan tidak
ada kerusakan akan langsung di distribukan. Kemasan yang yang tidak tervakum dengan
baik akan menyebabkan kebocoran sehingga menyebabkan terjadinya pembusukan
sehingga mengurangi daya simpan produk. Pengemasan vakum didasarkan pada prinsip
pengeluaran udara dari kemasan sehingga tidak ada udara dalam kemasan yang dapat
menyebabkan produk yang dikemas menjadi rusak. Mekanismenya kemasan yang telah
berisi bahan dikosongkan udaranya, ditutup dan direkatkan, dengan ketiadaan udara dalam
kemasan, maka kerusakan dapat dihilangkan (Meiriza et al., 2016).

Page 18 of 42
Prosedur Kerja

a. Bahan
 Sampel Produk
 Plastik Vakum
 Plastik Biasa

b. Alat
 Vacuum Sealer

c. Metode dan hasil pengamatan

Metode Pengamatan
 Siapkan sampel produk
 Sampel produk dikemas dengan kemasan vakum dan kemasan biasa
 Disimpan pada suhu ruang selama 2 hari
 Amati dan deskripsikan

Page 19 of 42
Hasil Pengamatan

Gambar Alat Vacuum Sealer Double chamber

7
8

Gambar Pengaturan Alat Vacuum Sealer Double chamber

Page 20 of 42
Keterangan :

1. Emergency : untuk mematikan alat saat terjadi konsleting


2. Indikator lampu : untuk menandakan mesin beroperasi
3. Power : tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
4. Tegangan listrik : untuk mengatur tegangan alat
5. Cooling : untuk mengatur pendinginan
6. Sealing : untuk mengatur penyegelan
7. Vacuum : untuk mengatur proses vacuum
8. Indicator tekanan : untuk mengatur tekanan yang digunakan

Tabel .. Hasil Deskripsi Umur Simpan Produk Ikan Bandeng Presto dengan kemasan plastik
yang telah di vakum
Sebelum penyimpanan Setelah penyimpanan
Deskripsi
Tekstur Kenyal Kenyal
Warna Kuning spesif produk Kuning spesifik produk
Bau Spesifik ikan Spesifik ikan
Lendir Tidak berlendir Tidak berlendir

Tabel .. Hasil Deskripsi Umur Simpan Produk Produk Ikan Bandeng Presto dengan kemasan
plastik biasa
Deskripsi Sebelum penyimpanan Setelah penyimpanan
Tekstur Kenyal Lembek
Warna Kuning spesifik produk Kuning pucat
Bau Spesifik ikan Bau busuk
Lendir Tidak berlendir Berlendir

Keterangan :

Hasil deksripsi umur simpan produk ikan bandeng presto dengan kemasan plastik
yang telah divakum tidak terdapat perbedaan kondisi fisik dari sebelumn penyimpanan
hingga setelah penyimpanan. Sedangkan hasil deksripsi dengan kemasan plastik biasa
setelah penyimpanan mendapatkan hasil tekstur yang mulai lembek, bau busuk warna
kuning pucat dan berlendir.

Pembahasan:

Pengemasan vakum adalah metode kemasan yang menghilangkan udara dari paket


sebelum di sealing/press. Metode ini bisa digunakan secara manual ataupun otomatis
Page 21 of 42
seperti memasukan produk kedalam kantong plastik vacuum, mengeluarkan udara dari
dalam plastik dan penyegelan plastik. Maksud utama dari kemasan vacuum adalah biasanya
digunakan untuk menghilangkan oksigen dari dalam kemasan plastik vacuum, dimana ketika
oksigen sudah dikeluarkan diharapkan waktu kadarluasa suatu produk akan lebih panjang
lagi. Penggunaan plastik ini dapat memperpanjang waktu display produk, dengan bentuk
yang fleksibel, serta untuk mengurangi ukuran suatu kemasan produk, untuk produk yang di
vacuum, kemasannya pun tidak sembarang plastik yang bisa di vacuum. Plastik khusus
untuk vacuum jenisnya adalah nylon. Plastik nylon/ Plastik Vacuum ini memiliki tingkat
elastisitas dan daya kerat yang kuat, sehingga jika sudah di vacuum dengan plastik nylon,
kemasan tidak akan mudah bocor. Kemasan Vacuum mengurangi oksigen atmosfer,
membatasi pertumbuhan bakteri aerobik dan jamum menjega penguapan komponen volatil.
Hal ini juga sering digunakan untuk menyimpan makanan kering dalam jangka waktu yang
panjang, seperti kacang-kacangan, daging, keju, ikan asap, kopi, teh, rendang, dan lain-
lain. Pada dasarnya dalam jangka pendek pengemasan vacuum dapat digunakan untuk
menyimpan makanan segar, sayuran, daging, karena dapat menghambat pertumbuhan
bakteri. Macam macam plastik yang dapat digunakan untuk mengemas produk olahan
pangan yaitu PET (Poly Ethylene Theraphalate ), PET ini memiliki daya tahan yang baik
terhadap udara atau cuaca cocok untuk kemasan produk yang dihindarkan dari kontiminasi
dengan udara. NY(Nylon), nylon memiliki daya tahan terhadap udara dan memiliki daya
tahan terhadap udara dan punya kelenturan dan kelembaban yang bagus serta
mampertahankan aroma didalam kemasan. OPP (Oriented Poly Propylene), fungsi utamanya
menahan agar kelembaban udara tidak masuk kedalam produk kemasan dan aroma tidak
keluar atau hilang. PVC (Poly Vinyl Citrid), PVC ini biasanya untuk kemasan luar dan segel.
Plastik ini tidak dianjurkan dipakai untuk kemasan langsung bersentuhan dengan produk /
makanan karena sifatnya yang beracun. PVC,PE,PO,PS/Shrink Film, plastik untuk segel atau
mengikat/ Bleended beberapa produk menjadi satu. Prinsip dari pengemasan dengan cara
vakum yaitu menghilangkan udara termasuk yang terdapat pada kemasan dan produk
dengan menggunakan vacuum sealer. Oksigen pada bahan pangan dapat menyebabkan
makanan menjadi cepat rusak misalnya karena oksidasi. Hal ini terutama pada produk yang
mengandung lemak dan pigmen warna, sehingga menyebabkan ketengikan ( rancidity) dan
perubahan warna (discoloration), serta berpengaruh terhadap mutu. Menurut Mulyawan et
al. (2019), Pengemasan vakum adalah pengemasan dengan pengeluaran gas dan uap air
dari produk yang dikemas. Pengemasan vakum biasanya dikombinasikan dengan jenis

Page 22 of 42
kemasan plastik karena sifatnya yang kuat, fleksibel, mudah dibentuk, serta sukar tembus
air dan udara.
Mesin vacuum sealer double chamber adalah mesin pengemasan vakum yang
digunakan untuk proses pengemasan fresh product dengan teknik menghampakan udara
yang ada di dalam kemasan dan menyegelnya hingga plastik kemasan rapat dan kedap
udara. Perbedaan mesin vacuum sealer double chamber dengan single chamber adalah
terletak pada kapasitasnya. Mesin vacuum sealer double chamber memiliki kapasitas yang
lebih besar dibandingkan dengan mesin vacuum single chamber, sehingga dapat menyegel
lebih dari satu produk sekali pengoperasian. Penggunaan mesin vacuum sealer double
chamber sangat tepat digunakan untuk produk makanan, terlebih bagi produk perikanan
yang mudah mengalami pembusukan. Dengan menggunakan mesin vacuum sealer double
chamber, udara yang ada di dalam kemasan akan disedot keluar sehingga dapat
mengurangi proses oksidasi yang akan terjadi dengan udara yang ada disekitar kemasan.
Proses oksidasi dapat mempengaruhi kondisi, reaksi oksidasi pada bahan pangan bisa
mengakibatkan kerusakan mutu pada makanan yang berupa munculnya aroma yang tidak
disukai, berubahnya warna makanan menjadi kurang menarik. Tidak adanya proses oksidasi
dalam kemasan membuat produk makanan menjadi lebih tahan lama karena bakteri tidak
dapat berkembang. Mesin vacuum sealer double chamber banyak digunakan di industry
rumahan maupun industry besar, karena kapasitasnya yang besar sehingga proses
pengemasan produk lebi cepat dan efisien. Penggunaan suhu pada mesin vacuum sealer
double chamber harus memperhatikan bahan kemasan yang digunakan, agar hasil yang
didapatkan lebih rapi dan bagus. Terdapat tombol yang melengkapi mesin ini yaitu tombol
cooling, yang berfungsi untuk proses pendinginan pada sisi yang telah di sealing. Selain itu
terdapat tombol emergency yang berguna untuk mematikan mesin dengan cepat ketika
terjadi konsleting sehingga tidak menyebabkan kerusakan. Menurut Agusti dan Wasisto
(2016), vacuum sealer adalah sebentuk mesin packaging yang mempunyai dua fungsi untuk
dijalankannya, yaitu fungsi untuk menyedot oksigen dari dalam kantong kemasan dan
sekaligus fungsi untuk menyegel kantong kemasan itu sendiri. Kegiatan
vacuum sealer tersebut dilakukan untuk menyedot oksigen dari dalam kantong yang
membungkus manuskrip sekaligus untuk menyegel kantong kemasan agar rapat dan
memastikan tidak ada udara atau bunga es yang masuk dalam kantong.
Cara pengoperasian alat ini sangat mudah, dimana yang pertama pastikan kabel
sudah terpasang atau terhubung dengan aliran listrik. Menyalakan tombol on pada bagian
sisi alat, letakkan produk didalam seal bar untuk di vacuum. Produk yang diletakkan pada
Page 23 of 42
seal bar mampu dalam skala besar, bisa 5-6 produk sekaligus dalam mengemas. Tutup
bagian seal bar lalu tunggu hingga lampu berwarna hijau, lampu ini menandakan bahwa
proses pengoperasian sudah selesai. Penutup seal bar akan naik sendiri apabila
pengoperasian selesai. Penggunaan mesin ini memang sangat mengatasi masalah tentang
aneka kebutuhan proses mesin-mesin pengemasan, dengan mesin vakum ini, produk
makanan akan bisa lebih awet dari pengemasan biasa hingga sekitar 4x lipatnya tanpa
harus khawatir bahwa makanan tersebut akan bau, rusak, ataupun terkadang busuk. Alat ini
dapat mem-vacuum produk kemasan sendiri dengan proses menghisap atau menyedot.
Menghisap udara yang terkandung di dalam kemasan produk makanan merupakan proses
awal dari cara kerja mesin ini. Setelah mesin tersebut telah selesai menghisap udara yang
ada di dalam kemasan, kemudian mesin vacuum akan melakukan pengelasan plastik atau
penyegelan yang disebut sealing. Proses penyegelan ini dilakukan agar udara tidak ada yang
keluar dari dalam maupun yang masuk ke dalam kemasan, dan agar penyedotan tetap
terjaga dengan baik. Menurut Saleh et al. (2018), vacuum sealer dapat digunakan dengan
cara yaitu atur lama penyealeran dengan menekan tombol (+) dan (-) di ujung kanan atas
(normal adalah 7-8). Buka tutup sealer. Tarik tombol bagian tengah hingga ke ujung. Tutup
bagian penutup sealer. Kunci dengan menekan “LOCK” pada ujung kiri dan kanan penutup
sealer. Tekan tombol “ON”. Biarkan sealer menyedot udara hingga maksimal. Tekan tombol
yang menonjol di ujung bawah sealer hingga terdengar bunyi “tiit” yang panjang. Maka
penekanan dihentikan Buka tutup sealer. Dalam kondisi vakum, serangga dan
mikroorganisme aerobik akan mati dengan sendirinya akibat habisnya oksigen dan
meningkatnya konsentrasi CO2 yang dihasilkan selama respirasi serangga dan
mikroorganisme maupun produk bahan.
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah bandeng presto. Ikan bandeng
sendiri memiliki nama latin chanos chanos yang merupakan ikan campuran dari air asin dan
air tawar atau payau. Ikan bandeng merupakan komiditas yang ada pada perikanan
memiliki rasa cukup gurih dan enak serat banyak digemari oleh masyarakat. Ikan bandeng
memiliki protein yang cukup tinggi serta memiliki kandungan kolestrol yang rendah.
Bandeng presto adalah hasil olahan dari ikan bandeng yang dibuat melalui proses
pemanasan dan tekanan. Proses pengolahan bandeng presto dengan uap air panas
bertekanan tinggi menyebabkan tulang dan duri menjadi lunak. Uap air panas yang
bertekanan tinggi ini sekaligus berfungsi menghentikan aktifitas mikroorganisme pembusuk
ikan, kerasnya tulang ikan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik pada tulang.
Bahan anorganik meliputi unsur-unsur kalsium, phosphor, magnesium, khlor dan flour
Page 24 of 42
sedangkan bahan organik adalah serabut-serabut kolagen. Tulang menjadi rapuh dan
mudah hancur bila bahan organik yang terkandung di dalamnya larut Pengolahan ikan
bandeng merupakan modifikasi dari pemasakan tradisional ikan pindang. Dibandingkan
dengan cara tradisional, waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan bertekanan lebih singkat.
Produk akhirnya mempunyai warna, aroma dan rasa yang tidak banyak berubah
dibandingkan dengan ikan segamya, tekstur dagingnya menjadi lebih padat dan kenyal
dibandingkan dengan ikan pindang dan duri tulang rnenjadi lunak sehingga bagian tubuh
ikan dapat dikonsumsi. Pengolahan bandeng presto menggunakan suhu yang tinggi yaitu
sekitar 115-121 oC dengan tekanan 1 atmosfer. Proses pengolahan ikan bandeng presto
dengan adanya uap bertekanan tinggi akan dapat melunakkan duri sehingga duri ikan akan
menjadi rapuh dan mudah hancur, namun bentuk ikan masih seperti aslinya. Pembuatan
presto dengan garam berfungsi mengurangi kadar air pada suatu bahan pangan sehingga
akan menghambat atau menghentikan sama sekali aktivitas enzim dan bakteri yang
berperan dalam proses penurunan mutu ikan, selain itu garam juga bersifat bakteristatik .
Bandeng presti yang telah jadi dan siap dipasarkan, dikemas menggunakan kemasan vakum
yaitu dengan menyedot udara atau oksigen yang ada dalam kemasan yang dapat berguna
agar bandeng presto memiliki daya simpang yang tahan lama karena bakteri tidak dapat
tumbuh tanpa oksigen. Menurut Purnamayati et al. (2018), pemberian kemasan vakum pada
bandeng presto diharapkan mampu mempertahankan kualitas bandeng presto dan
memperpanjang masa simpannya. Pengemasan vakum adalah memberikan kondisi tanpa
oksigen dengan cara mengeluarkan udara di dalam kemasan.
Pengemasan bandeng presto dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu biasa dan
vakum. Pada pengemasan biasa, produk diletakkan di atas kertas roti dan karton, kemudian
dimasukkan ke dalam kantong plastik jenis Low Density Polyethylene ( LDPE ). Pada
pengemasan vakum, produk diletakkan di atas kertas dan karton, kemudian dimasukkan ke
dalam plastik nilon atau polyamida ( PA ) dan dihampaudarakan dengan mesin vakum untuk
membuang sebanyak mungkin oksigen dari dalam kemasan. Akibat proses ini, produk
mengalami penyusutan bobot sekitar 10 persen. Penyimpanannya dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu pada suhu ruang dan dingin (lemari es). Pengemasan vakum dan
penyimpanan suhu rendah dapat memperpaniang daya tahan simpan bandeng presto. Daya
tahan simpan bandeng presto dengan kemasan biasa mencapai dua hari pada suhu ruang
dan 4-7 hari pada suhu lemari es. Dengan kemasan vakum mencapai 20 dan kurang lebih
27 hari. Adanya teknik pengemasan vakum memungkinkan distribusi bandeng presto dapat
dilakukan ke berbagai daerah. Khususnya di luar sentra produksi, baik antar kabupaten
Page 25 of 42
maupun provinsi. Menurut Attahmid et al. (2019), kemasan berbahan dasar aluminium foil
dan kemasan jenis polietilen LDPE (Low Density Polietilen) sangat tepat digunakan untuk
mengemas abon ikan bandeng, karena memiliki daya simpan yang tahan lama, kuat dan
tidak mudah sobek, resisten terhadap penetrasi lemak dan minyak serta mudah di klim
panas. Ikan bandeng tanpa duri sebaiknya menggunakan kemasan full laminasi Polipropilen
(PP).
Hasil yang didapatkan setelah menggunakan mesin Vaccum sealer double chamber
adalah yang pertama yaitu produk menjadi lebih awet tanpa mengubah rasa dan juga
mengubah bentuk dari makanan, tetapi semua makanan memiliki proses pembusukan yang
berbeda. Hasil alat pengemasan sealer vacuum ini menjaga daya tahan produk pangan
terhadap pengaruh kimiawi seperti pembusukan, bakteri, serta jamur. Produk yang dikemas
dengan alat vacuum sealer ini menjadi kedap udara, tanpa udara karena udara pada
kemasan di hilangkan. Hasil pengemasan secara vakum, produk yang dikemas akan aman
dari oksidasi, kerusakan biologis, dan bisa lebih bertahan lama dan tetap fresh. Mesin ini
bisa digunanakan untuk produk apa saja. Produk-produk yang cocok dikemas dengan mesin
ini antara lain bakso ikan, daging ikan, bandeng presto, dan masi banyak yang lainnya.
Membuat produk lebih mudah untuk dubawa kemana-mana. Kelebihan yang selanjutnya
adalah produk menjadi lebih tahan lama karena kemasan menutupnya dengan rapat
sehingga mikroba dan jasad renik lainnya tidak mudah masuk dan tidak membuat
kontaminasi silang kepada produk sehingga lebih awet. Kelebihan selanjutnya adalah
terlihat lebih elegan dan lebih mahal karena desain yang menarik. Terdapat beberapa
produk yang dikemas dengan menggunakan mesin vacuum sealer. Hasil yang didapatkan
dari mesin vacuum sealer ini cukup bagus karena merekat dengan sempurna dan dalam
proses pengemasannya berjalan dengan lancar. Penggunaan pengemasan yang baik pada
pengemasan bandeng presto adalah faktor keberhasilan bandeng presto. Ada beberapa
jenis bahan plastik vakum. Fungsi dari plastik vakum sendiri ada banyak salah satunya
adalah mampu memberikan desain dan kode tanggal yang penting seperti waktu produksi
dan waktu kadaluarsa sehingga konsumen menjadi percaya dengan produk yang di
hasilkan, selain itu bisa juga dituliskan informasi-informasi lainnya seperti kandungan gizi
dalam makanan sehingga konsumen bisa mengetahui apakah makanan tersebut layak
dimakan atau tidak. Menurut Harris dan Fadli (2018), hal ini menunjukkan bahwa produk
yang dikemas dengan vakum akan memiliki kadar air yang lebih rendah daripada produk
yang dikemas non vakum pada waktu penyimpanan yang sama sehingga produk yang
dikemas vakum akan memiliki umur simpan yang lebih panjang dari pada produk
Page 26 of 42
yang dikemas non vakum. Umur simpan produk pangan (Shelf life) merupakan salah
satu informasi yang sangat penting bagi konsumen. Pencantuman informasi umur
simpan menjadi sangat penting karena terkait dengan keamanan produk pangan dan
untuk memberikan jaminan mutu pada saat produk sampai ke tangan konsumen.
Prinsip pengemasan vakum adalah mengeluarkan semua udara dari dalam kemasan,
kemudian ditutup rapat sehingga tercipta kondisi tanpa oksigen dalam kemasan. Ketiadaan
oksigen dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak dan reaksi-reaksi kimia,
sehingga memperpanjang masa simpan produk yang dikemas. Oksigen pada bahan pangan
dapat menyebabkan makanan menjadi cepat rusak misalnya karena oksidasi. Hal ini
terutama pada produk yang mengandung lemak dan pigmen warna, sehingga menyebabkan
ketengikan (rancidity) dan perubahan warna (discoloration), serta berpengaruh terhadap
mutu. Mesin vacuum ini bekerja secara simultan untuk langsung menghisap seluruh udara
yang terdapat di dalam kemasan produk makanan anda. Udara yang berada di dalam
kantong kemasan tersebut apabila tidak segera dikeluarkan dapat menimbulkan suatu
proses yang kemudian akan merubah makanan menjadi tidak tahan lama yang disebabkan
oleh perkembangbiakkan bakteri dalam jangka waktu panjang. Mem-vacuum produk
kemasan sendiri memang sudah identik dengan proses menghisap atau menyedot udara
dari kemasan. Menghisap udara yang terkandung di dalam kemasan produk makanan
merupakan proses awal dari cara kerja mesin ini. Setelah mesin tersebut telah selesai
menghisap udara yang ada di dalam kemasan produk anda, lalu kemudian mesin vacuum
akan melakukan pengelasan plastik atau penyegelan yang disebut Sealing. Proses
penyegelan ini dilakukan agar udara tidak ada yang keluar dari dalam maupun yang masuk
ke dalam kemasan, dan agar penyedotan tetap terjaga dengan baik dan dapat tersegel
dengan sempurna. Menurut Astawan et al. (2015), prinsip pengemasan vakum adalah
mengeluarkan semua udara dari dalam kemasan, kemudian ditutup rapat sehingga tercipta
kondisi tanpa oksigen dalam kemasan tersebut. Ketiadaan oksigen dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme perusak dan reaksi-reaksi kimia, sehingga memperpanjang
masa simpan produk yang dikemas.

Kesimpulan dan saran:


Kesimpulan

Page 27 of 42
Kesimpulan yang dapat diberikan praktikum Pengemasan Hasil Perikanan adalah
sebagai berikut :
1. Design kemasannya yaitu terdapat nama produk, berat bersih, alamat perusahaan,
expired date, barcode. Cara pengemasan menggunakan vacuum sealer yaitu produk
diletakkan pada sisi chamber/penjepitnya dan ketika proses vakum dimulai maka alat
tersebut mengambil udara yang ada pada kemasan melalui lubang yang ada dalam alat,
ketika udara sudah diambil keluar semua selanjutnya alat akan mmelakukan proses
sealing secara cepat sehingga tidak ada udara yang dapat memasuki kemasan.
2. Perbedaan umur simpan produk yang dikemas secara vacuum sealer dan dikemas biasa
pada suhu ruang yaitu Bandeng Presto pengemasan vakum dan penyimpanan suhu
rendah dapat memperpaniang daya tahan simpan bandeng presto. Daya tahan simpan
bandeng presto dengan kemasan biasa mencapai dua hari pada suhu ruang dan 4-7 hari
pada suhu lemari es. Dengan kemasan vakum mencapai 20 dan kurang lebih 27 hari.
3. Cara pengoperasian alat ini sangat mudah, dimana yang pertama pastikan kabel sudah
terpasang atau terhubung dengan aliran listrik. Menyalakan tombol on pada bagian sisi
alat, letakkan produk didalam seal bar untuk di vacuum. Produk yang diletakkan pada
seal bar mampu dalam skala besar, bisa 5-6 produk sekaligus dalam mengemas. Tutup
bagian seal bar lalu tunggu hingga lampu berwarna hijau, lampu ini menandakan bahwa
proses pengoperasian sudah selesai. Penutup seal bar akan naik sendiri apabila
pengoperasian selesai. Alat ini dapat mem-vacuum produk kemasan sendiri dengan
proses menghisap atau menyedot.

Saran
Saran yang dapat diberikan praktikum Pengemasan Hasil Perikanan adalah sebagai
berikut :
1. Sebaiknya, menjelaskan fungsi tombol - tombol pada alat agar dapat dipahami,
2. Sebaiknya, saat proses vakum sebelumnya mengecek alat tersebut dalam keadaan baik,
dan
3. Sebaiknya, saat menjepit mulut plastik dilakukan dengan teliti agar kemasan tidak rusak.

Daftar Pustaka

Page 28 of 42
Agusti, F. R. dan J. Wasisto. 2019. Preservasi Manuskrip Di Upt Museum Sonobudoyo
sebagai Usaha Menjaga Eksistensi Budaya Di Yogyakarta. Jurnal Ilmu
Perpustakaan. 1 (1): 1-10.

Angela, G. C., F. Mentang dan G. Sanger. 2015. Kajian Mutu Ikan Cakalang (Katsuwonus
pelamis, L.) Asap Dari Tempat Pengasapan Desa Girian Atas yang Dikemas
Vakum dan Non Vakum Selama Penyimpanan Dingin. Jurnal Media Teknologi
Hasil Perikanan, 3(2): 29-40.

Astawan, M., C. C. Nurwitri, Suliantari dan D. A. Rochim. 2015. Kombinasi Kemasan Vakum
dan Penyimpanan Dingin untuk Memperpanjang Umur Simpan Tempe Bacem.
Jurnal Pangan. 24(2): 125-134.

Attahmid, N. F. U., R. Saleh dan M. Yusuf. 2019. Penerapan Teknologi Tepat Guna dan
Diversifikasi Pangan pada UKM Olahan Ikan Bandeng di Desa Bulu Cindea
Kecamatan Bungoro, Pangkep. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 4(4): 517-
528.

Harris, H. Dan M. Fadli.2014. Penentuan Umur Simpan (Shelf Life) Pundang Seluang
(Rasbora sp) yang Dikemas Menggunakan Kemasan Vakum dan Tanpa Vakum.
Jurnal Saintek Perikanan. 9(2) : 53-62.

Meiriza, Y., Dewi, E. N., & Rianingsih, L. (2016). Perbedaan Karakteristik Ikan Bandeng
(Chanos chanos Forsk) Cabut Duri dalam Kemasan Berbeda Selama Penyimpanan
beku. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 5(1),36-43.

Mulyawan, I. B., B. R. Handayani, B. Dipokusumo , W. Werdiningsih dan A. I. Siska. 2019.


Pengaruh Teknik Pengemasan Dan Jenis Kemasan Terhadap Mutu Dan Daya Simpan
Ikan Pindang Bumbu Kuning. JPHPI. 22(3): 464-475.

Purnamayati, L., Wijayanti, I., Anggo, A. D., Amalia, U., & Sumardianto, S. 2018. Pengaruh
Pengemasan Vakum Terhadap Kualitas Bandeng Presto Selama
Penyimpanan. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 11(2), 63-68.

Saleh, E. R. M., Juharni dan Z. Ma’bud. 2018. Pendampingan Penentuan Umur Simpan Ikan
Cakalang Fufu yang Dikemas Vakum di Home Industri Kelurahan Dufa-
Dufa Ternate. Jurnal PengaMAS, 16(5): 39-48.

Yang, G., L. Du., J. Du., B. Li and L. X. Fu. 2017. Convection heat transfer model and
verification for the vacuum chamber during charge and discharge processes.
Journal vacuum, 139 : 67-76.

Nilai :……………………………………………….
Draft :……………………………………………….
Nama dan paraf asisten:……………………..
…………………………………………………………

TOPIK III : GAS FILLER …………………………………………………………


Kelompok : 14

Tanggal : 29-9-2020
Page 29 of 42
Nama : Farhan Ali NIM: 26060118130063 Ttd:…………………………

Tujuan

Tujuan dari praktikum Gas Filler adalah sebagai berikut:


1. Mahasiswa dapat membuat label dan melakukan pengemasan menggunakan Gas Filler
2. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat pengemasan Gas Filler.

Dasar Teori

Mesin continuous band sealer  adalah mesin pengemas dan penyegel yang biasanya
digunakan untuk menyegel produk yang kemasannya terbuat dari jenis bahan
thermoplastik. Dengan menggunakan mesin Continuous sealer ini maka kemasan
thermoplastik yang Anda gunakan pada produk akan lebih terjaga. Mesin Continuous sealer
terbuat dari bahan full stainless steel yang membuat mesin ini tampak kokoh, mesin ini
juga disertai dengan sistem roda atau rel yang sangat dinamis, mesin ini juga terbuat dari
bahan anti panas. jadi pengguna bisa menggunakan mesin ini dengan mudah dan aman.
Mesin ini dapat dipasang Horizontal, bisa juga bisa dipasang Vertical. Penyegel jenis ini,
cocok digunakan untuk kemasan pembungkus yang kecil dan memakai sistem pengotrol
suhu elektronik konstan (tetap) dan mekanisme transimisi yang berkecepatan cukup.
Memiliki emergency stop untuk menghentikan mesin seketika. Kecepatannya juga
disesuaikan dengan temperatur yang digunakan sehingga dapat menghasilkan proses
pengemasan yang baik sehingga produk dapat bertahan. Pengoperasian mesin continuous
band sealer ini memiliki batas pakai maksimal dimana mesin ini maksimal digunakan secara
terus menerus hanya selama 4 jam, dan mesin kurang lebih harus di istirahatkan terlebih
dahulu selama 30 menit hingga 1 jam sehingga mesin continuous band sealer dapat
digunakan kembali dengan normal. Continuous band sealer berfungsi untuk mengemas
kemasan secara rapat kedalam kantong yang terbuat dari aluminium foil dengan silica gel
sebagai pengering. Dilakukan pengemasan pada temperatur 20-22 o C secara terpisah
dengan kelembaban relatif tidak lebih dari 30% (Razo et al., 2017)
Alat pengemasan salah satunya adalah mesin continuous band sealer. Mesin ini
merupakan salah satu jenis mesin sealer yang dapat digunakan untuk perekat plastik. Mesin
yang dihibahkan ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapat diposisikan baik vertikal
maupun horizontal, sehingga sangat fleksibel dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan pelaku
usaha, pengaturan temperatur dapat dilakukan dengan mudah sehingga operator dapat
menentukan temperatur yang pas/tepat sesuai dengan bahan yang akan dipakai. Kapasitas
mesin ini tidak terbatas (artinya panjang berapapun mampu direkatkan dengan mesin ini).
Page 30 of 42
Daya listrik yang diperlukan untuk pengoperasian mesin ini sebesar 450 watt. Manfaat lain
yang diperoleh pelaku usaha dengan adanya mesin ini adalah terciptanya diversifikasi
usaha, berupa pembuatan kantong kemasan dan dijual sehingga dapat menambah
pendapatan pelaku usaha. Produk crispy merupakan salah satu jenis makanan camilan yang
saat ini cukup populer di masyarakat yang dapat dijaga mutunya dengan menggunakan
mesin continuous band sealer. Continuous band sealer dalam kemasan berguna untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas produksi crispy. Mesin ini dapat membuat sistem
kerja yang lebih hemat waktu, tenaga dan biaya produksi (Retnaningdiah et al., 2016)
Teknologi pengemasan penting untuk dilindungi produk melawan efek deterioratif,
yang mungkin termasuk aktivitas mikroba, biokimia, dan fisik dari pengaruh lingkungan. Ini
melibatkan keterlambatan pembusukan, perpanjangan umur simpan, dan pemeliharaan
kualitas dalam kemasan makanan. Fungsi lain dari kemasan termasuk penahanan,
kenyamanan, pemasaran, dan komunikasi. kemasan suasana yang dimodifikasi (MAP) telah
menerima perhatian yang semakin meningkat sebagai metode Pengawet Makanan. MAP
diartikan sebagai kandang makanan produk dalam bahan penahan gas, di mana lingkungan
gasnya telah diubah. MAP adalah digunakan untuk memperpanjang masa simpan segar
atau minimal makanan yang diproses. Selain produk yang mudah rusak lainnya, upaya
telah dilakukan untuk memperpanjang umur simpan hasil laut dan perikanan dengan
menggunakan MAP. Telah menunjukkan bahwa MAP memperlambat pertumbuhan mikroba
dan kerusakan enzimatik. Umur simpan es atau dingin ikan dan produk perikanan yang
disimpan di bawah MAP meningkat sebagai hasil dari perpanjangan fase lag dari beberapa
pembusukan bakteri aerobik. aplikasi komersial yang berhasil dari MAP untuk menghambat
pembusukan dan perpanjangan umur simpan produk ikan dikaitkan dengan sejumlah faktor
yang saling terkait, seperti perkembangan bahan kemasan makanan baru termasuk vakum.
kemasan dan kemasan gas sebagai respon konsumen permintaan produk dengan
karakteristik segar, konsumen kekhawatiran tentang pengawetan aditif dalam produk
tersebut, dan persepsi konsumen yang menguntungkan tentang teknologi MAP.
Perkembangan baru dalam sistem MAP termasuk kemasan aktif, biopackaging, dan
biocoating dengan cara dijaga produk makanan dalam suasana yang berbeda dari
komposisi udara normal (Masniyom, 2011).

Prosedur Kerja
a. Bahan
 Sampel Produk Perikanan (Setiap Kelompok Berbeda)
 Plastik Kemasan
Page 31 of 42
b. Alat
 Continous Sealer With Gas Filling
 Alat tulis

c. Metode
 Hidupkan tombol power pada mesin Continous Sealer With Gas Filling
 Hidupkan tombol lain (speed, heat, dll), ditunggu hingga bebrapa saat
 Siapkan plastik pengemas
 Siapkan bahan yang akan dikemas
 Siap dilakukan pengemasan

Page 32 of 42
Gambar . Alat Contonuous Band Sealer with Gas Filling

Gambar . Pengatur Alat Continuous Bans Sealer with Gas Filling

Pembahasan:

Continuous band sealer sebagai pengisian gas pada kemasan sebelum proses
penyegelan ditujukan untuk menciptakan balonyang berguna untuk melindungi barang saat
Page 33 of 42
dikirim atau mengisi udara pada produk makanan ringan, seperti keripik, snack, dll.
Penyegel jenis ini cocok digunakan untuk kemasan pembungkus yang kecil danmemakai
system pengontrol suhu elektronik konstan (tetap) dan mekanisme transmisiyang
berkecepatan cukup. Mesin ini dapat menyegel plastic film dari berbagai macambahan
seperi PE, PP, kertas alumunium, dan dapat disesuaikan dengan sistem sulam timbul, serta
pengontrol mikro komputer tipe terbaru dengan alat penghitung. Prinsip kerja dari alat ini
yaitu on ditekan maka arus akan mengalir sehingga konveyor bersama dengan tempat
produk yang berada di atas konveyor tersebut akan juga ikut berjalan. Setelah beberapa
saat kemudian tempat produk yang terletak di atas konveyor tersebut terkena sensor 1
serta akan membuat konveyor berhenti berjalan. Pada saat konveyor berhenti berjalan
maka tempat produk akan terisi makanan. Dalam proses pengisian makanan ini waktu yang
telah di setting yaitu selama 5 detik. Kemudian apabila waktu setting telah selesai konveyor
beserta tempat produk yang telah tersi makanan akan berjalan lagi. Setelah beberapa saat
kemudian tempat produk yang terletak di atas konveyor tersebut terkenan sensor 2 serta
akan membuat konveyor berhenti berjalan. Tempat produk yang telah terisi makanan
tersebut, akan dipres tutupnya agar tertutup rapat. Dalam proses pengepresan ini waktu
yang telah di setting yaitu selama 3 detik, setelah proses pengepresan telah selesai,
pengepresan konveyor serta tempat produk yang telah terisi makanan dan yang telah
tertutup rapat beserta konveyor akan berjalan lagiuntuk diambil oleh petugas, untuk
menjalankan kembali mesin ini terlebih dahulu tombol reset ditekan kemudianmesin akan
bekerja kembali. Apabila off ditekan maka rangkaian mati karena arus tidak mengalir
sehingga konveyor tidak akan berjalan. Menurut Mutmainnah et al. (2017), prinsip kerja
mesin pengemas adalah dengan menggunakan prinsip panas untuk menyatukan alumunium
foil yang merupakan bahan pengemas sehingga udara tidak bisa keluar masuk. Mesin
continuous sealer memiliki kecepatan selaer dengan rate speed 12 meter per menit panjang
sealer, untuk mengemas plastik ukuran 30 cm maka permenit dapat menghasilkan 40
produk kemasan. Fungsi pengemasan adalah memperpanjang umur simpan.
Continous band sealer merupakan mesin yang dipakai untuk mengemas plastik semi
otomatis. Mesin ini biasanya dipakai dalam industry pengemasan pada produk makanan
sebagai penutup atau penyegel kemasan plastik. Selain itu mesin ini dibekali dengan kode
kadaluwarsa pada produk sehingga akan lebih mudah dalam mencantumkan masa
kadaluwarsa produk tersebut. Penyegel ini sangat cocok dipakai sebagai pengemas bungkus
kecil dan memakai system pengontrol suhu elektronik yang tetap konsisten dan dengan
mekanisme transmisi yang berkecepatan cukup. Mesin ini bisa menyegel plastik film jenis
Page 34 of 42
bahan PE, PP dan kertas alumunium. Continuous sealer juga dapat digunakan untuk
kemasan berbahan plastik maupun alumunium foil dengan ketebalan yang bervariasi
dengan hasil penyegelan yang tetap baik, meskipun continuous sealer lebih unggul apabila
dibandingkan dengan hand sealer , namun mesin ini tidak dapat memproses bahan keams
yang berbentuk lembaran/ gulungan sebagaimana yang digunakan oleh mesin kemas
otomatis. Dalam proses pengemasan pun juga dalam waktu yang cukup singkat sehingga
sangat mendukung bila dipakai dalam usaha. Hasil penyegelan yang di hasilkan oleh mesin
ini 1cm dan menyebabkan plastik kemasan menjadi lebih bersih dan kuat. Kombinasi yang
sejalan antara mudahnya mesin ini di pergunakan dengan kecepatannya dalam
menyelesaikan setiap tahap penyegelan akan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.
Mesin continuous band sealer ini dapat membantu anda dalam pengemasan di era yang
modern dan serba canggih ini. Pada mesin ini terdapat pula tombol emergency untuk
memberhentikan langsung semua saklar ketika mesin berjalan dan pada saat mesin ada
masalah pada saat produksi seperti konsleting yang terjadi pada mesin. Menurut Deoranto
dan Astuti (2019), peningkatan efisiensi pengemasan dilakukan dengan fasilitasi mesin
pengemas kontinyu tipe continuous band sealer. Mesin ini mempunyai suhu yang bisa diatur
sehingga dapat digunakan untuk mengemas berbagai jenis dan ketebalan plastik.
Continuous band sealer memiliki bagian bagian alat yang banyak dan memiliki fungsi
yang berbeda beda setiap bagianya. Pertama terdapat tombol power on yang berguna
untuk mengidupkan alat saat akan digunakan untuk sealling. Power off pada alat berguna
untuk mematikan alat setelah selesai digunakan. Heating adalah tombol yang digunakan
unuk memanaskan alat sebelum digunakan sehingga hasil yang dicapai saat pemanasan
maksimal. Pengatur gas pada mesin alat digunakan untuk mengatur gas. Tombol speed
berguna untuk mengatur kecepatan pada alat, jika speed tinggi maka kecepatan akan
berjalan cepat sebaliknya jika speed rendah maka kecepatan akan berjalan lambat.
Pengatur suhu pada continuous band sealer berguna untuk melakukan pengaturan suhu
yang di inginkan saat melakukan sealing. Suhu yang terlalu tinggi atau suhu yang terlalu
rendah dapat menyebabkan kemasan rusak, bocor serta tidak dapat tersegel dengan
sempurna sehingga kemasan dianggap gagal dan dapat berdampak pada mutu atau daya
simpan produk yang akan menjadi lebih pendek. Display suhu adalah tombol yang
digunakan untuk menampilkan suhu yang sedang digunakan. Display suhu berfungsi agar
tidak atau mengurangi keselahan yang terjadi saat proses kemas produk. Bagian bagian alat
continuous band sealer terdiri dari heating block dan blower block. Heating block pada
mesin ini berguna untuk mengeluarkan energi panas. Blower block berguna untuk
Page 35 of 42
mendinginkan hasil produk yang telah dilakukan proses sealing. Gas adalah salah satu
bagian alat continuous band sealer yang penting berguna untuk mengisikan gas kedalam
kemasan secara otomatis. Gas berguna agar kemasan terisi udara saat sealing. Driven
wheel merupkan alat yang memiliki fungsi untuk menggerakan belt pada mesin continuous
band sealer. Gas tank dan blower adalah tempat yang berguna untuk menampung dan
mengolah liquid gas. Meja konveyor berguna untuk tempat meletakan produk saat proses
pengemasan berlangsung. Konveyor berasal dari kata “convoy” yang artinya berjalan
bersama dalam suatu grup besar. Konveyor sebagai alat pengangkut produk di dalam
ataupun di luar pabrik untuk membantu melancarkan proses produksi dan untuk
meminimalisasikan biaya opersional pekerja/buruh dibutuhkan pula alat yang memadai
untuk bekerja secara kontinu dan efisien Fungsi konveyor sangat besar disetiap industri
sebagai alat bantu aliran produksi, di hampir semua industri di dunia menggunakan
konveyor sebagai alat bantu dalam proses produksi. Konvenyor continuous band sealer
berguna untuk menjalankan konvenyor. Menurut Hartomo et al. (2014), konveyor
merupakan alat yang sangat dibutuhkan dalam industri, terutama untuk kemudahan
transportasi dan distribusi barang serta bahan. Konveyor merupakan penggerak utama
dalam proses industri, otomatisasi dalam pengoperasian konveyor sangatlah diperlukan
untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
Kerupuk udang siap saji telah beredar dipasaran. Berdasarkan hal tersebut, kerupuk
udang akan mengalami proses pendistribusian dan penyimpanan yang berpindah pindah.
Proses distribusi dan penyimpanan kerupuk udang yang tidak tepat dapat mengurangi mutu
dari aspek kerenyahan kerupuk udang itu sendiri. Aspek kerenyahan kerupuk udang
berkaitan dengan kemasan dari kerupuk. Kemasan kerupuk yang mengalami kerusakan
seperti micro leakage. Kerupuk udang dikemas dengan continuous band sealer hal ini
digunakan untuk memberikan ruang kosong pada kemasan. Istilah ini mengacu pada
keberadaan “ruang kosong” yang harus ada pada beragam produk, tidak terkecuali
makanan. Pada kemasan camilan, ruang kosong ini ditujukan untuk melindungi isi
(makanan) yang ada di dalamnya dari risiko kerusakan. Misalnya, kerusakan akibat benturan
atau selama proses perjalanan panjang hingga sampai ke tangan konsumen. kalau isinya
padat dan tidak diisi udara, pastilah makanan ringan seperti keripik akan hancur dan tidak
lagi bertekstur renyah saat dimakan dan bentuk nya akan menjadi remah-remahan. Adapun
selain melindungi makanan dari kerusakan, pemberian udara dalam kemasan juga bertujuan
untuk menjaga makanan tetap awet. Udara yang diberikan bukanlah sembarang udara,
melainkan gas nitrogen. Jadi, bukan hanya menjaga makanan dari kerusakan--gas nitrogen
Page 36 of 42
ini juga dapat menjaga makanan tetap segar dan nikmat. Pengisian ruang kosong dengan
udara biasa akan membuat makanan di dalam keemasan lembap. Jika dibiarkan, kondisi ini
akan merusak makanan. Kerupuk udang yang ada dalam paparan gas nitrogen cenderung
lebih awet dan nikmat. Nitrogen adalah gas alami yang tidak berbahaya terutama jika
dijadikan pendamping makanan. Menurut Sari et al. (2018), kemasan yang rendah
permeabilitas terhadap gas membantu mengurangi oksidasi lemak, sehingga menghasilkan
penurunan kecerahan yang kecil. Suhu berpengaruh positif terhadap peningkatan
permeabilitas gas film plastik. Semakin tinggi suhu yang digunakan, keberlangsungan gas
untuk keluar masuk melalui film plastik semakin besar. Plastik polipropilen memiliki nilai
ketebalan dan densitas yang cukup rendah, sehingga gas lebih mudah masuk yang
menyebabkan proses metabolisme berlangsung lebih cepat, waktu yang efisien.
Polipropilen atau plastik PP adalah bentukan kristalin yang bersifat termoplastik dan
keras. Terdapat beberapa jenis PP plastik dengan sifat yang sedikit berbeda.
Karakteristiknya membuat polipropilen banyak digunakan di beragam fungsi dari mulai
kebutuhan otomotif, medis, hingga kemasan. polipropilen merupakan jenis plastik kedua di
dunia yang paling banyak diproduksi setelah politilen. Jenis plastik ini terbentuk dari proses
polimerisasi. Sama dengan politilen, polipropilen adalah termoplastik sehingga akan meleleh
ketika dipanaskan, dan kembali mengeras ketika suhunya kembali. Hal ini
membuat polipropilen mudah didaur ulang. Selain itu, karena tahan terhadap bahan kimia,
plastik ini sering digunakan sebagai wadah kemasan pembersih dan perlengkapan medis.
Beberapa karakteristik lainnya dari polipropilen atau plastik PP adalah elastisitas dan
kekuatannya yang tinggi, kemampuannya mempertahankan bentuk, serta memiliki
ketahanan terhadap aliran listrik. Salah satu proses penting dalam pembentukan polipropilen
atau plastik PP adalah katalis polimerisasi. Bahan bakar hidrokarbon didistilasi dan dipecah
menjadi fraksi sebelum melalui proses polimerisasi dan polikondensasi. Untuk membuat
produk yang lebih spesifik, PP polimer dalam bentuk cair biasanya dibentuk sesuai cetakan
yang diinginkan. Ketika suhu mulai menurun, bentuknya akan mengeras mengikuti cetakan
dan siap digunakan. Tipe-tipe polipropilen (PP) diantaranya PP homopolimer merupakan
jenis polipropilen  yang paling sering digunakan di dunia. PP polimer ini terbentuk dari semi-
kristalin berwujud solid yang hanya terdiri dari polipropilen  monomer. Penggunaannya bisa
ditemukan di kemasan, tekstil, medis, otomotif, dan instalasi listrik. Dengan
kandungan ethane yang sedikit, PP homopolimer  bisa dibuat sedikit transparan, cocok bagi
Anda yang memperhatikan tampilan saat menggunakan plastik jenis ini untuk kebutuhan
industri. PP kopolimer adalah hasil polimerisasi antara propene  dan ethane. Berdasarkan
Page 37 of 42
kandungan ethane, terdapat dua jenis kopolimer  yaitu kopolimer  acak dan kopolimer  blok.
Nama “acak” dan “blok” mengacu pada struktur kimianya. Kopolimer  acak memiliki sekitar
6% kandungan ethane, sementara kandungan ethane  pada kopolimer  blok adalah 5 – 15%.
Warna PP kopolimer lebih gelap dibandingkan dengan homopolimer. Karena sifatnya yang
lebih kuat dan tebal, PP kopolimer sangat cocok digunakan untuk struktur di bidang industri
atau manufaktur. PP homopolimer bersifat kuat dengan ketahanan kimia yang cemerlang.
Sifatnya yang mudah dibentuk  membuat PP homopolimer banyak digunakan pada struktur
yang membutuhkan peralatan yang tahan terhadap korosi. Menurut Sunyoto et al. (2017),
kerupuk ikan yang dikemas dengan plastik polipropilen (PP). Plastik polipropilen merupakan
jenis plastik yang memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak dan permeabilitas uap air
rendah.
Tujuan dari proses pengemasan agar produk tidak lembab sehingga dapat menjaga
kualitas produk. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penyimpanan dengan
menggunakan pengemasan atmosfir termodifikasi atau Modified Atmosphere Packaging
(MAP). Jenis gas yang terdapat dalam gas filler adalah CO 2 (karbon dioksida), O2 (oksigen)
dan N2 (Nitrogen). Jenis gas yang paling banyak yaitu gas nitrogen. Nitrogen adalah gas
yang inert atau netral terhadap bahan dan dapat mencegah tumbuhnya kapang sehingga
sangat baik jika digunakan dalam penyimpanan. Nitrogen biasanya muncul dalam bentuk
cair atau gas (walaupun dimungkinkan untuk mendapatkan nitrogen secara padat juga).
Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas yang terdapat pada mesin gas filler, yaitu
gas cair tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar , dan sedikit asam. CO 2 lebih
berat daripada udara dan larut dalam air. Oksigen (O 2) adalah jenis gas yang jumlahnya
paling sedikit, karena dapat menyebabkan proses oksidasi pada produk makanan. Namun
gas O2 terkadang masih diperlukan pada kemasan produk karena untuk modifikasi komposisi
gas yang digunakan. Menurut Khoshgozaran et al. (2012), MAP tercapai dengan terlebih
dahulu membuat ruang hampa dan kemudian menyuntikkan campuran gas yang diinginkan
ke dalam kemasan. Ada tiga gas utama yang digunakan dalam mesin modifikasi atmosfer
yaitu nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida. Ketiga gas tersebut memiliki peran dan
pentingnya masing-masing. Hal ini diperkuat oleh Oliveira et al. (2015), kemasan produk
perikanan yang dimodifikasi dengan mengubah suasana di dalam paket atau kemasan, yang
dicapai oleh interaksi alami antara laju respirasi produk dan transfer gas melalui bahan
pengemas. MAP aktif didasarkan pada perpindahan atau penggantian gas dalam paket atau
kemasan, penggunaan penyerap gas untuk membuat campuran gas yang diinginkan,
sedangkan MAP pasif didasarkan pada penggunaan film kemasan tertentu, di mana suasana
Page 38 of 42
yang diinginkan berkembang secara alami karena respirasi produk dan difusi gas melalui
film. Kemasan atmosfer yang dimodifikasi digunakan untuk berbagai jenis produk, dan
campuran spesifik gas dalam kemasan di masing-masing kasus tergantung pada jenis
produk, bahan kemasan dan suhu penyimpanan
Gas yang digunakan untuk mengisi kemasan produk makanan dengan menggunakan
mesin continous band sealer with gas filling, memiliki karakteristik dan fungsinya masing-
masing. Karbondioksida (CO2) umumnya menjadi lebih efektif sebagai agen antimikroba
pada produk perikanan karena sifatnya yang bersifat bakteri-statis dan sifat fungistatis. Gas
CO2 digunakan dalam pengemasan karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri
perusak. Penggunaan oksigen pada MAP dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri perusak
yang menjadi penyebab terjadinya ketengikan. Namun, O 2 dapat digunakan dalam
konsentrasi rendah pada produk perikan untuk memperlambat kondisi anaerobik dan
menghindari berjangkitnya bakteri patogen anaerobik. Nitrogen digunakan untuk
menggantikan O2 dari udara sehingga dapat menunda ketengikan oksidasi, dan juga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri aerob. N2 merupakan gas yang digunakan dalam
modifikasi atmosfer sebagai gas pengisi pada sebuah kemasan produk, karena kelarutannya
rendah. Menurut Pardede (2020), dengan mengeluarkan sebagian udara dalam kemasan
dan menggantikannya dengan gas nitrogen (N 2) akan tercapai suatu kondisi dimana
konsentrasi oksigen rendah, sedangkan karbondioksida secara spontan akan naik sejalan
dengan reaksi respirasi berlangsung. Nitrogen adalah suatu gas relative tidak reaktif, tidak
berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Selain kelarutannya rendah dalam air, nitrogen
juga bersifat tidak mudah terbakar dan memiliki kerapatan yang lebih kecil dari udara
normal.

Kesimpulan dan saran:


Kesimpulan

Page 39 of 42
Kesimpulan yang dapat diambil dari Modul II Topik 3: Gas Filler adalah sebagai
berikut.
1. Pembuatan label kemasan pada gas filter perlu digunakan sebagai sumber informasi
produk yang dijual dengan cara mendesain gambar dan kata kata informasi terkait
produk. Penggunaan gas filter yaitu dengan cara memasukkan gas berupa nitrogen
kedalam kemasan yang berfungsi untuk menjaga daya simpan dan memperlama
kesegaran mutu makanan.
2. Pengoprasian alat pengemasan gas filter yaitu langkah pertama yaitu tekan tombol
power on untuk menyalakan mesih, tekan tombol cooling dan heating lalu atur
kebutuhannya, tekan tombol pemompa udara dan atur kecepatan. Sisipkan ujung plastik
diantara roll sealer, otomatis plastik akan terisi angin dan akan tersegel dengan baik.

Saran
Saran yang dapat diambil dari Modul II Topik 3: Gas Filler adalah sebagai berikut.
1. Sebaiknya penggunaan bahan plastik terbuat dari bahan bersifat inert atau tahan reaksi
kimia.
2. Sebaiknya pada saat penggunaan alat lebih memperhatikan suhu yang digunakan.
3. Sebaiknya menggunakan plastik yang memiliki ketebalan yang sesuai dengan yang
dibutuhkan.

Daftar Pustaka

Page 40 of 42
Deoranto, P. dan R. Astuti. 2019. PKM Kelompok Usaha Keripik Tempe di Desa Tulungrejo
Kecamatan Junrejo Kota Batu Jawa Timur. Jurnal Teknologi Pangan, 10 (1): 9-17

Hartomo, M., Purnomo, H., dan Hasanah, R. N. 2014. Rancangan Sistem Pengendalian
Otomatis Konveyor Buah (Fruit Shredder Feeding). Jurnal Mahasiswa TEUB, 2(2):
1-20.

Khoshgozaran, S., M. H. Azizi dan N. B. Fallah. 2012. Evaluating the effect of modified
atmosphere packaging on cheese characteristics: a review . Dairy Sci. & Technol,
92:1–24.

Masniyom, P. 2011. Deterioration and shelf-life extension of fish and fishery products by
modified atmosphere packaging. Songklanakarin Journal of Science and Technology ,
33 (2): 181-192.

Mutamainnah, L., U. Effendi dan I. A. Dewi. 2017. Analisis Kelayakan Teknis dan Finansial
Puree Mangga Podang Urang pada Skala Industri Kecil Menengah (Studi Kasus pada
IKM Kelompok Wanita Tani Budidaya Tiron Makmur Banyakan Kediri). Jurnal
Industria, 3(3): 127-137.

Oliveira, M., M. Abadias, J. Usall, R. Torres, N. Teixido and I. Vinas. 2015. Application of
Modified Atmosphere Packaging As a Safety Approach to Fresh Cut Fruits and
Vegetables-A review. Journal in Food Science and Technology, 46:13-26.

Pardede, E. 2010.Pengemasan Buah dan Sayur dengan Atmosfir Termodifikasi. Jurnal Visi
Eksakta, 1 (1): 11-20.

Retnaningdyah, D., Sundari, R. I., Riswanto, E., dan Paryanto, P. 2016. Peningkatan dan
Pengembangan Daya Saing bagi Umkm Kripik Salak di Kabupaten Sleman. Telaah
Bisnis, 15(1). 12-18.

Razo, S. C., V. G. Panferov, I. V. Safenkova, Y. A. Varitsev, A. V. Zherdev and B. B.


Dzantiev . 2017. Double-enhanced lateral flow immunoassay for potato virus X
based on a combination of magnetic and gold nanoparticles. Analytica Chimica Acta,
1(1): 1-11.

Page 41 of 42
Sari, S. D., F. A. Dali dan R. M. Harmain. 2018. Karakteristik Organoleptik Stik Alga Laut
Kappaphycus alvarezii Fortifikasi Tepung Udang Rebon (Mysis sp.) Selama
Penyimpanan Dalam Kemasan Polipropilen. Jurnal Entropi, 12(1): 33-38.

Sunyoto, M., M. Djali dan M. Syafaah. 2017. Pendugaan Umur Simpan Kerupuk Ikan dalam
Berbagai Jenis Kemasan dengan Metode Akselerasi Melalui Pendekatan Kadar Air
Kritis. Jurnal Penelitian Pangan, 2(1): 56-63.

Nilai :……………………………………………….
Draft :……………………………………………….
Nama dan paraf asisten:……………………..
…………………………………………………………
…………………………………………………………

Page 42 of 42

Anda mungkin juga menyukai