Anda di halaman 1dari 34

PENANGANAN LIMBAH PADAT PADA PRODUKSI IKAN KALENG

DI PT. SINAR PURE FOODS INTERNATIONAL


KOTA BITUNG, SULAWESI UTARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

OLEH:

MOH DERIANSYAH PUHI


1121418042

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMUKELAUTAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

PENANGANAN LIMBAH PADAT PADA PRODUKSI IKAN KALENG


DI PT. SINAR PURE FOODS INTERNATIONAL
KOTA BITUNG, SULAWESI UTARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

OLEH

MOH DERIANSYAH PUHI


NIM 1121418042

Telah Diseminarkan dan Disetujui Oleh :

Pembimbing

Nikmawatisusanti Yusuf, S.IK, M.Si


NIP. 197702082005012004

Mengetahui,
Ketua Jurusan
Teknologi Hasil Perikanan

Dr. Rahim Husain, S.Pi, M.Si


NIP. 1971105162005011003

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala atas berkat dan rahmat-

Nya yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga dapat menyelesaikan

Praktek Kerja Lapangan di PT. Sinar Pure Foods International yang

dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2021 dan menyelesaikan Laporan

Praktek Kerja Lapangan dengan judul “Penanganan Limbah Padat pada

produksi Ikan Kaleng di PT. Sinar Pure Foods International Kota

Bitung, Sulawesi Utara”.

Dalam pelakasanaan Praktek Kerja Lapangan dan pembuatan laporan

ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Nikmawatisusanti Yusuf, S.IK, M.Si selaku dosen pembimbing

yang telah membimbing penulis dalam pembuatan Laporan Praktek

Kerja Lapangan.

2. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan.

3. PT. Sinar Pure Foods International yang telah mengizinkan penulis

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

4. Ibu Ir. Lusje L. Mandolang selaku HRD dan pembimbing di PT. Sinar

Pure Foods International

5. Staff dan karyawan PT. Sinar Pure Foods International yang telah

banyak membantu dan memberi informasi kepada penulis, selama

pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.

6. Dedi Ferdiansyah Harun, Yayan Hadji, Moh Dicky G. Mutu, Fikri

Gobel, dan Aldi M. Hilahapa selaku teman-teman seperjuangan selama

2
Praktek Kerja Lapangan.

7. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis selama Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan dan dalam Penyusunan Laporan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah di susun oleh Penulis dengan

semaksimal mungkin, diluar daripada itu penulis menyadari masih ada

kekurangan dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan ini baik dari segi

penulisan atau tata bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran

yang membangun untuk Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan

ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Gorontalo, Juli 2022


Penulis

Moh Deriansyah Puhi


NIM. 1121418042

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................5
1.2 Tujuan.............................................................................................................7
1.3 Manfaat...........................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengalengan Ikan.........................................................................................8
2.3 Limbah Pengalengan Ikan............................................................................10
BAB III METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................11
3.2 Alat...............................................................................................................11
3.3 Metode Pelaksanaan Praktek........................................................................11
3.4 Sumber Data.................................................................................................12
3.5 Objek yang diamati......................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan..........................................................................................13
4.2 Proses Produksi............................................................................................14
4.3 Limbah Produksi Pengalengan Ikan...........................................................15
4.4 Proses Pengolahan Limbah Padat Pengalengan..........................................17
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................................22
5.2 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
LAMPIRAN..........................................................................................................24

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi perikanan yang sangat

besar karena hasil perikanan tersebut tidak hanya di pasarkan dalam bentuk

segar,sehiga perlu pengolahan lebih lanjut yaitu dengan proses sterilsasi dalan

bentuk produk ikan kaleng.karena ikan merupakan komoditi yang cepat

mengalami kemunduran mutu, atau mengalami pembusukan, karena ikan

mempunyai kandungan protein (18-30 %) dan air yang cukup tinggi (70-80%)

sehingga merupakan media yang baik bagi perkembangan bakteri pembusuk.

Dengan kelemahan tersebut telah dirasakan sangat menghambat usaha pemasaran

hasil ikan bahkan menimbulkan kerugian besar, terutama pada saat produksi ikan

melimpah. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya

simpan dan kualitas produk perikanan melalui proses pengolahan atau

pengawetan.Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan melindungi ikan

dari pembusukan dan kerusakan. Selain itu juga untuk memperpanjang daya awet

dan mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan (Ndahawali, dkk 2016).

Potensi tersebut dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi suatu

produk dalam industri pangan. Pengolahan ikan bertujuan untuk memperbaiki cita

rasa (flaovur),bau (odor),tekstur (texture),dan penampakan (appearanc). (Irawan,

1995 dalam Angela, 2017). PT. Sinar Pure Foods International merupakan salah

satu perusahaan kota Bitung yang mengolah hasil laut dengan metode

pengalengan.Tujuan pengalengan ikan yaitu melindungi ikan dari pembusukan

dan kerusakan untuk memperpanjang daya awet dan mendiversifikasikan hasil

perikanan (Mayasari dan Lina 2013).

5
Dalam proses produksi sebagian besar akan menghasilkan sisa hasil

produksi atau biasa disebut limbah, Limbah adalah bagian dari suatu bahan atau

barang tertentu yang tidak atau belum terolah dalam suatu tingkat proses tertentu

yang lazim juga disebut waste. Khususnya limbah hasil perikanan dapat terjadi

dalam proses penangkapan, selama penanganan, pengangkutan, pengolahan,

distribusi serta dan pemasaran. Menurut Molejanjto (1992), industri pengalengan

ikan menghasilkan limbah berupa limbah cair (air rebusan) dan limbah padat

(daging coklat, jeroan,isi perut, tulang, kepala dan sirip).Limbah tersbut harus

dimafaatkan agar tidak mencemari lingkungan baik berupa polusi, bau, para

pekerja dan masyarakat disekitar pabrik. Limbah pengalengan ikan dapat

dimanfaatkan atau diolah menjadi produk seperti tepung ikan, silase ikan, petis

ikan dan minyak ikan. Limbah industri pengalengan ikan ternyata banyak

manfaatnya selain mengurangi bahan pencemar, juga berguna untuk pakan

ternak,industri makanan dan farmasi.

Pemanfaatan limbah pengalengan ikan merupakan salah satu sumber

protein dalam menyusunan ransum, sebab kandungan protein limbah pengalengan

ikan yaitu 58,52% (Sucofindo, 2013). Secara umum produksi limbah ikan

cakalang tergantung pada proses pengolahan industri dan bagian yang berupa by

product atau limbah adalah bagian jeroan, insang, daging coklat, kepala, tulang,

dan kulit. Perbandingan bagian tubuh tersebut terdiri dari kepala 11-26%, tulang

dan sirip 8,2%, insang 3,3%, isi perut 6,6%, daging dan kulit 60,8-66,0%.

(Gombo,dkk 2015).

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas terkait pemanfaatan

limbah padat dari industri pengalengan ikan, maka kegiatan Praktek kerja

6
Lapangan dilaksanakan diindustri Pengalengan Ikan PT. Sinar Pure Foods

International, untuk mengetahui penaganan limbah padat produksi ikan kaleng di

perusahaan tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan di PT. Sinar Pure

Foods International Kota Bitung,provinsi Sulawesi Utara yaitu mengamati dan

mempelajari proses penanganan Limbah padat pada produksi ikan kaleng di

perusahaan tersebut.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan di PT. Sinar

Pure Foods International Kota Bitung, Sulawesi Utara adalah menambah

pengetahuan tentang bagaimana penanganan Limbah padat pada produksi ikan

kaleng di perusahaan tersebut.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengalengan Ikan

Pengalengan merupakan suatu cara pengawetan bahan pangan (Ikan) yang

dikemas secara hermatis (Kedap terhadap udara,air, dan benda asing lainnya) dan

disterilkan serta tujuan pengalengan ikan yaitu melindungi ikan dari pembusukan

dan kerusakan atau memperpanjang daya awet (Mayasari dan Lina,2013) dalam

(Ndahawali dkk, 2016), pengalengan ikan merupakan tindakan pengawetan ikan

dengan cara memasukkan ikan ke wadah yang tertutup dan dipanaskan yang

bertujuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme

seperti bakteri, jamur, dan kapang, serta penguraian enzimatis.

Dalam pengalengan daya awet ikan yang diawetkan jauh lebih bagus

dibandingkan pengawetan cara lain. Namun dalam hal ini dibutuhkan pengolahan

yang lebih intensif serta ditunjang dengan peralatan yang serba otomatis. Sebab

dalam proses pengalengan, ikan atau hasil perikanan lain dimasukkan dalam suatu

wadah yang ditutup rapat agar udara maupun mikroorganisme perusak yang

datang dari luar tidak dapat masuk. Selanjutnya wadah dipanasi pada suhu tertentu

dalam jangka waktu tertentu pula untuk mematikan mikroorganisme yang ikut

terbawa pada produk yang dikalengkan (Wulandari dkk., 2009).

2.2 Proses Pengalengan Ikan

Menurut Mayasari (2013), tahapan dalam memproses pengalengan ikan

meliputi :

8
1. Persiapan Wadah

Mempersiapakan wadah ikan atau yang biasa disebut dengan kaleng. Kaleng

yang baik kemudian dicuci dalam air hangat yang telah diberi sabun dan

kemudian dibilas dengan air bersih.

2. Penyimpanan Bahan Mentah

Pemilihan bahan baku ikan yang masih dalam keadaan segar. Pemilihan

bahan baku ikan dapat dilihat dari ciri-ciri fisik ikan meliputi mata ikan, kulit

ikan, daging, sisik, dan insang ikan. Selanjutnya dilakukan pemotongan kepala

dan ekor ikan.

3. Pengisian (Filling)

Proses pengisian merupakan tahapan pemasukkan ikan dan bumbu kedalam

kaleng. Pengisian ikan kedalam kaleng, posisi ikan diatur misalnya telah

ditentukan bahwa dalam satu kaleng terdapat empat ekor ikan. Maka dalam sistem

penataannya dua pangkal ekor ikan menghadap kebawah dan dua pangkal ekor

selanjutnya menghadap keatas. Selanjutnya saos dimasukkan kedalam kaleng

yang telah terisi ikan.

4. Penghampaan Udara (Exhauxting).

Pemanasan pendahuluan terhadap produk, kemudian produk (saos) diisikan

ke dalam kaleng dalam keadaan panas dan wadah ditutup juga dalam keadaan

panas.

5. Penutupan Wadah (Sealing)

Penutupan wadah untuk mencegah terjadinya pembusukan. Penutupan yang

baik dan memenuhi standar akan mencegah terjadinya kebocoran dari satu kaleng

yang dapat menimbulkan pengkaratan pada kaleng lainnya.

9
6. Sterilisasi

Proses sterilisasi dilakukan setelah proses penutupan kaleng, pembersihan

sisa saos di kaleng , dan pemberian label kadaluarsa.

7. Pemberian Label dan Penyimpanan

Kaleng diberi label sesuai dengan keinginan produsen, pemberian label

bertujuan untuk mengetahui bahan yang digunakan dan pemberian label agar

dikenal masyarakat.

2.3 Limbah Pengalengan Ikan

Limbah adalah bagian dari suatu bahan yang tidak terpakai dalam proses

produksi (Ndahawali dkk., 2016). Limbah yang dihasilkan oleh industri

pengalengan ikan adalah limbah cair berupa air rebusan, dan limbah padat berupa

daging merah, jeroan, tulang, dan sirip (Molejanjto, 1992 dalam Ndahawali dkk.,

2016).

10
BAB III
METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan berlangsung dari 15 Juni

sampai dengan 14 Juli 2021, dan berlokasi di PT. Sinar Pure Foods International,

Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara.

3.2 Alat

Adapun alat yang digunakan pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) yaitu tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan fungsi

No Alat Fungsi

1 ATK Untuk mencatat berbagai pertanyaan dan hasil pengamatan


2 Sepatu Boots Sebagai alas kaki
3 Celemek Sebagai pelindung badan
4 Harnet Sebagai pelindung rambut
5 Topi Sebagai penutup kepala
6 Masker Sebagai penutup hidup dan mulut
7 ID Card Sebagai tanda pengenal
3.3 Metode Pelaksanaan Praktek

Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) oleh mahasiswa di PT.

Sinar Pure Foods International, di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara,

menggunakan metode:

1. Wawancara

Pelaksanaan wawancara dibuat untuk mengumpulkan data dengan cara

mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak perusahaan mengenai proses

11
pengolahan limbah padat dari ikan pada produksi ikan kaleng di PT.Sinar

Pure Foods International.

2. Observasi

Pelaksanaan observasi dibuat untuk membantu pengambilan data melalui

pengamatan secara langsung.

3.4 Sumber Data

1. Data Primer: Pengamatan,wawancara, kemudian melaksanakan kegiatan

secara langsung mengenai proses pengolahan limbah padat dari ikan pada

proses produksi ikan kaleng.

2. Data Sekunder: Sumber data ini dibuat untuk mengumpulkan informasi

yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah padat dari ikan pada

produksi ikan kaleng melalui searching di artikel ilmiah,jurnal,buku, dan

dokumentasi,data-data atau hasil yang terdapat selama pelaksanaan Praktek

Kerja Lapangan (PKL).

3.5 Objek yang diamati

Objek yang diamati selama Praktek Kerja Lapangan di PT. sinar pure food

International adalah proses penanganan limbah padat pada produksi ikan kaleng

yang bertempat di gedung pengolahan limbah.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

PT. Sinar Pure Foods adalah perusahaan yang bergerak dibidang

pengalengan ikan. Awal mula perusahaan ini beroperasi pada bulan Agustus 1992

dan melakukan ekspor perdana pada bulan Oktober 1992. Ini sesuai dengan Akta

pendirian 18.03.72.08.3.00101 dan NPWP : 503.5/EKON/VII/32 dibawah

tanggng jawab Bapak Samuel C. Calamba. Semua hasil produksi tersebut

ditujukan untuk pasaran ekspor, terutama ke Amerika dan Eropa. Kemudian

ekspor melebar ke pasaran Timur Tengah, Jepang dan beberapa negara lainnya.

karena peran ekspor inilah PT. Sinar Pure Foods International mendapatkan

fasilitas sebagai Kawasan Berikat Bea Cukai. Jalur ekspor dilakukan melewati

Pelabuhan Kontainer Bitung yang berjarak sekitar 15 menit dari lokasi pabrik PT.

Sinar Pure Foods International mempunyai gudang depan kapasitas besar.

Gambar 1. PT. Sinar Pure Foods International


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2021)

lokasi pemuatan produk kedalam container yang luas sehingga kegiatan

pelabelan, perkantoran dan pemuatan bisa berjalan lancar dan kualitas produk

terjaga dengan baik. Bahan baku utama dari PT. Sinar Pure Foods International

adalah ikan Tuna, yaitu terdiri dari skipjack (Katsuwonus pelamis), yellowfin

13
(Thunnus albacores), dan bonto/bullet tuna (Auxis rochei). Perusahaan memilih

ikan tuna karena, karena tingginya kandungan Omega-3 yang berfungsi untuk

menurunkan kadar kolesterol darah, menghambat proses terjadinya penyumbatan

pembuluh darah dan mempunyai peran penting dalam proses pertumbuhan anak.

Mengkonsumsi ikan tuna 30 gram sehari dapat mereduksi resiko kematian akibat

penyakit jantung.

Sumber bahan baku PT. Sinar Pure Foods International berupa ikan segar

dengan kualitas baik, berasal dari perairan Sulawesi Utara yang kaya akan ikan

tuna. PT. Sinar Pure Foods International mempunyai dermaga khusus pendaratan

ikan sehingga pasokan ikan dari nelayan dapat ditangani dengan baik untuk

menghindari terjadinya susut mutu yang bisa merugikan bagi perusahaan.

Produk PT. Sinar Pure Foods International juga telah lolos uji FDA

sehingga bisa masuk dipasaran Amerika. Selain itu dengan kontrol mutu yang

dilakukan segenap staf dan karyawan bagian operasional, maka PT. Sinar Pure

Foods International juga mendapatkan sertifikat mutu yang diterbitkan oleh pihak

ketiga (Cisco, CMI,etc). PT. Sinar Pure Foods Interntional menerapkan konsep

zero waste sehingga mendapatkan penghargaan peringkat biru dari Kementrian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, dalam pengolahan

lingkungan hidup.

4.2 Proses Produksi

PT. Sinar Pure Foods International melakukan prosuksi sesuai dari

permintaan buyer. Proses produksi dapat berjalan selama 1 minggu penuh atau

hanya beberapa hari tergantung jumlah produk yang diproduksi. Proses produksi

dilakukan pada hari Senin sampai Sabtu. Diagram alir penanganan limbah padat

14
produksi ikan kaleng ikan di PT. Sinar Pure Foods International dapat dilihat

pada Gambar 2.

Penerimaan Bahan Baku

Skining Loining

Limbah Padat dari Ikan

Brendering

Fish meal

Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Limbah Padat


(Sumber : PT. Sinar Pure Foods International, 2021)

4.3 Limbah Produksi Pengalengan Ikan

Limbah hasil produksi pengalengan ikan terdiri atas limbah padat, limbah

gas, limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), dan limbah cair. PT. Sinar Pure

Foods International menerapkan konsep zero waste, yaitu semua limbah diolah

menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomis dan ramah lingkungan. Limbah

padat hasil produksi terdiri dari kulit, tulang, kepala, jeroan (isi perut), daging

cokelat. Limbah padat tersebut diolah menjadi tepung ikan (fish meal), menurut

Laili ( 2010), bahan baku tepung ikan biasanya ikan yang kurang ekonomis glut

ikan (ikan yang melimpah) dan hasil samping industri pengolahan ikan salah

15
satunya pengalengan ikan. Sedangkan limbah padat berupa kaleng dan karton

reject di jual kembali untuk didaur ulang.

Jenis limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di PT. Sinar Pure Foods

International tidak diolah didalam perusahaan, tetapi di simpan di TPS (Tempat

Pembuangan Sementara) dan akan diserahkan kepada pihak yang memiliki izin

untuk mengelola limbah tersebut. Contoh limbah B3 yang ada di PT. Sinar Pure

Foods Internasional antara lain adalah oli bekas, lampu neon, cartridge, botol

kemasan zat kimia, dan limbah batubara (bottom ash dan fly ash). Menurut

peraturan pemerintah nomor 18 tahun 1999 tentang pengolahan limbah dalam

pasal tujuh menyebutkan limbah B3 meliputi limbah B3 dari sumber tidak

spesifik, limbah B3 sumber spesifik, dan limbah B3 dari bahan kimia kadalursa,

tumpahan, bekas kemasan, serta buangan produk yang tidak memenuhi

spesifikasi.

Limbah gas (emisi) PT. Sinar Pure Foods International yang ada proses

pengendaliannya hanya boiler batu bara dengan metode multicyclone grit

arrestor, gas buangan (emisi) boiler batu bara mengandung karbon (C), CO, SO2,

partikulat (abu halus). Pengendalian dengan metode multicyclone grit arrestor

yaitu pada saat gas buangan naik ke atas dihisap menggunakan blower lalu

disemprotkan air sehingga partikulat akan mengendap dibagian bawah sedangkan

gas akan keluar dari bagian atas dengan ukuran yang lebih kecil.

Dalam pengolahan limbah di PT. Sinar Pure Foods International yang

menjadi objek pengamatan adalah limbah padat,Limbah Padat diperusahaan

tersebut diolah didalam Gedung Rendering Plant atau tempat pengolahan limbah

padat yaitu tempat pembuatan tepung ikan atau (Fish meal) dalam proses

16
pengolahan tersebut memanfaatkan Limbah padat dari ikan yang menjadi bahan

baku ikan kaleng.

4.4 Proses Pengolahan Limbah Padat Pengalengan

Pengolahan Limbah Padat di PT. Sinar Pure Foods International dilakukan

didalam gedung Rendering Plant atau tempat pembuatan Tepung Ikan(Fish

meal),pengolahan tersebut merupakan usahan perusahaan dalam sistem

pengolahan limbah padat ikan setelah proses produksi, dengan tujuan megurangi

cemaran Limbah padat dari ikan sehinga aman untuk lingkungan dan sesuai

dengan prinsip perusahaan yaitu zero waste.

Limbah ikan terdiri dari kepala, isi perut, tulang, dan insang. Sumber

protein penyusun ransum broiler yaitu tepung ikan teri yang masih bersaing

dengan manusia sehingga harganya mahal, oleh karena itu perlu dicari pakan

alternatif lain, mudah didapat dan harganya murah. Pemanfaatan limbah

pengalengan ikan merupakan salah satu sumber protein dalam menyusunan

ransum, sebab kandungan protein limbah pengalengan ikan yaitu 58,52%

(Sucofindo, 2013 dalam Etias, 2015)

Sumber limbah padat dari ikan tersebut antara lain sisa produksi, bagian

jeroan, insang, daging coklat, kepala, tulang,ekor dan kulit adalah hasil pemisahan

dari Skinning dan Loinning dan di olah menjadi Fish meal.Jumlah Limbah padat

Dari Ikan di PT. Sinar Pure Foods International tergantung bahan baku produksi

ikan pada hari itu, jika tidak ada produksi maka pengolahan limbah padat tersebut

tidak berjalan.

Tahapan pengolahan Limbah Padat Dari Ikan di PT. Sinar Pure Foods

International yaitu sebagai berikut:

17
1. Penimbangan Bak/Box

Gambar 3. Penimbangan Bak/Box


(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2021)

Proses penimbangan dilakukan sebelum proses pengolahan agar mengetahui

berat dari limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi pengalengan

ikan,Selanjutnya Bak/Box di angkat dari tempat penampungan limbah ikan

mengunakan alat Forklift dan di bawah ke gedung Rendering dan akan di timbang

terlebih dahuluh di tiap-tiap Bak/Box yang akan di timbang memiliki berat

berbeda kareana bak/box terbuat dari besi dan miliki perbedaan ukuran.berat box

yang berisi limbah akan dikurangi beratnya dari berat keseluruhan bak/box

berserta isinya,setelah selesai di timbang bak/box akan di angkat dan letakan pada

bagian Conveyer dengan mengunakan bantuan alat Forklift.

2. Proses pengeringan mengunakan mesin pengering Rotary Dryer

Pada proses pengeringan limbah padat dari ikan yang sudah di timbang

terlebih dahulu dan akan di masukan kedalam alat yang bernama dryer dan alat

tersebut terbagi menjadi 2 bagian yaitu (Dryer 1 dan Dryer 2).

18
Gambar 4. Alat Pengering (Dryer)
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021)

Pada pengolahan tersebut hanya Dryer 1 yang beroperasi dan mesin

pengeringan tesebut berkapasitas 1,25 ton/jam pada proses tersebut limbah akan

di keringkan dalam waktu 1-2 jam, lama pengeringan tergantung dari tekanan

steam, jika tekanan steam lebih rendah maka proses pengeringan akan lebih lama

dan jika tekanan steam lebih tinggi maka proses pengeringan akan lebih cepat,

tekanan steam pada waktu pengamatan alat pengeringan (Dryer 1) mengunakan

tekanan steam yang bertekanan 4kg satuan tekanan dengan Lama pengeringan 2

jam.

3. Proses penepungan menggunakan mesin Hammer mill

Gambar 5. Alat penyaring (Hammer miil)


(Sumber : Dokumtasi Pribadi, 2021)

Pada proses ini bahan baku dari pembuatan tepung ikan atau limbah dari

ikan yang sudah kering akan di hancurkan/digiling dengan menguakan mesin

19
Penepung (Hammer mill), dalam proses ini limbah harus kering terlebih dahuluh

dan setelah selesai proses tersebut tepung akan di hatarkan mengunakan

Horizontal Conveyer ke proses selanjutnya.

4. Proses penyaringan Tepung mengunakan mesin Mill Filder

Gambar 6. Alat Penyaringan tepung (Mill Filder)


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Pada proses ini limbah ikan yang suda menjadi tepung ikan (Fish meal)

akan di saring terlebih dahulu sebulum di terusukan kebagian Bager megunakan

alat Horizontal Conveyer,tepung yang sudah di saring akan menghasilkan tepung

yang halus dan sudah menjadi Fish meal.

5. Proses Pengisian Fish meal kedalam karung mengunakan alat Bager

Gambar 7. Alat Bager


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

20
Pada proses ini sudah bisa di bilang proses akhir kareana limbah padat ikan

telah menjadi tepung ikan (Fish meal) dan sudah melalui proses pengolahan dan

pada proses ini tepung ikan akan di isi kedalam karaung yang telah di sediakan,

setelah karung sudah terisi tepung ikan akan di timbang terlebih dahulu untuk

mengetahaui berat masing-masing karung yang berisih terpung ikan tersebut,

berat tiap-tiap karung yang berisi tepung ikan yang telah di timbang yaitu 40kg,

tepung ikan (Fish meal) akan di ekspor keluar negeri untuk di jadikan bahan baku

pakan ternak dan lain-lain.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tahapan pengolahan Limbah Padat Dari Ikan di PT. Sinar Pure Foods

International yaitu Penimbangan Bak/Box, Proses pengeringan, Proses

penepungan, Proses penyaringan Tepung, dan Proses Pengisian Fish meal. Fish

meal yang sudah melalui proses pengolahan akan di isi kedalam karung yang telah

di sediakan, setelah karung sudah terisi tepung ikan akan di timbang terlebih

dahulu agar mengetahaui berat masing-masing karung yang berisi terpung ikan

tersebut,berat tiap-tiap karung yang berisih tepung ikan yang telah di timbang

yaitu 40kg, tepung ikan (Fish meal) akan di ekspor keluar negeri untuk di jadikan

bahan baku pakan ternak dan lain-lain.

5.2 Saran

Adapun saran dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini adalah

lebih dioptimalkan lagi kebersihan dan kesehatan diluar ruangan produksi baik

lingkungan maupun pegawai dan karyawan, terutama mulai diperketat bagian

keamanan agar tetap disiplin menjaga kebersihan dan kesehatan, selain itu untuk

fasilitas kesehatan dan kebersihan perlu atensi yang tinggi, karena hal tersebut

merupakan esensi dalam menghasilkan nilai produk yang bagus.

22
DAFTAR PUSTAKA

Laili. R. R. 2010. “Laporan Magang di Pt. Mayafood Industries Pekalongan Jawa


Tengah ( PROSES PEMBUATAN TEPUNG IKAN )” Program
Diploma II Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas
Mayasari L.D. 2013. Pengaruh Hasil Tangkapan Ikan Lemuru Terhadap Produksi
Pengalengan Ikan PT. Maya Muncar Banyuwangi. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Surabayas
Ndahawali D.H., Wowiling F., Pongoh R.S., Kaharu S., Gani S.H., Sasara S.M.
2016. Studi Proses Pengalengan Ikan di PT. Sinar Pure Foods
International Bitung. Buletin Matric Vol. 13 No. 2
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Baku Mutu Air Limbah.

23
LAMPIRAN

Lampiran 1. Layout PT. Sinar Pure Foods International Bitung

24
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Sinar Pure Foods Internationa

25
26
Laampiran 4 Dokumentasi

27
28
29
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai