Kelompok 1:
QUROTUL AENI
51153211016
PROGRAM STUDI
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Pembekuan Ikan (Fillet Kakap Merah)
ini. Tak lupa shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya.
Untuk menyelesaikan laporan ini adalah suatu hal yang mustahil apabila kami
tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada bapak Arpan N. Siregar, SPi MStPi selaku
dosen Mata Kuliah Pengolahan Modern kami, karena atas bimbingannya kami dapat
menyelesaikan laporan ini sebaik mungkin. Kami juga ingin mengucapkan banyak
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pembuatan laporan ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami pun
menyadari bahwa Tak Ada Gading yang Tak Retak oleh karena itu, kami mohon
maaf apabila masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini karena
pada saat ini kami masih dalam proses pembelajaran dan masih membutuhkan
bimbingan.
Wassalamualakum Wr. Wb
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara agraris yang kaya sumber daya alam, sumber
daya alam ini merupakan potensi bagi Negara Indonesia. Potensi tersebut harus
didukung oleh kebijakan yang memacu perkembangan dengan berlandaskan pada
pemanfaatan sumber daya yang ada. Dalam suatu Industri khususnya dalam Industri
pangan diperlukan suatu usaha untuk mencegah kontaminasi pada produk pangan
yang berproduksi mulai dari bahan baku sampai produk akhir.
Udang merupakan komoditi ekspor hasil perikan anter besar Indonesia diatas
komoditasi kan tuna yang menempati urutan kedua. Dilihat dari data volume ekspor
udang Indonesia kemancanegara dari bulan Januari sampai dengan November pada
tahun 2008 mencapai 158.000 ton sedangkan volume ekspor ikan tuna hanya
mencapai 111.000 ton. Volume ekspor udang ini meningkat dibandingkan pada tahun
2007 yang hanya mencapai 154.747 ton (DJP2HP 2009). Sebagai komoditi
perdagangan ekspor maka udang senantiasa dituntut memiliki mutu yang prima. Oleh
karena itu diperlukan suatu sistem jaminan, pengendalian dan pengawasan mutu hasil
perikanan.
Udang adalah salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma
spesifik dan mempunyai nilai gizi tinggih. Di samping itu, daging udang banyak
mengandung asam amino esensial yang penting bagi manusia. Namun udang
memiliki sifat yang sama dengan ikan yaitu (perrisible food) mudah mengalami
kerusakan atau penurunan mutu. Penurunan mutu udang disebabkan oleh faktor-faktor
yang berasal dari badan udang itu sendiri atau faktor lingkungan. Maka dari itu
diperlukan penanganan yang baik agar mutu udang dapat dipertahankan sampai udang
dikonsumsi oleh konsumen, salah satu cara yaitu dengan dibekukan.
Head Less merupakan salah satu produk udang beku yang dibekukan dalam
keadaan utuh yang dipotong kepalanya. Produk ini merupakan komoditas yang tinggi
permintaannya dipasaran internasional dan mempunyai nilai jual yang cukup baik
(Hadiwiyoto, 1993).
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui alur proses dari awal sampai akhir tahapan pengolahan
udang vannamei.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein :
Mioplasma % 32
Miofibril % 59
Miostroma % 5
Asam amino esensial :
Isoleusin 9/100 g 0,985
L eosin 9/100 g 1,612
Lisin 9/100 g 1,768
Udang yang digunakan dalam praktek ini sangatlah baik karena nilai yang
kita dapatkan pada udang vannamei sesuai dengan standar organoleptik.
4.2 Data berat udang
HO PUD
Ob HO to PU HO to HL to to to
s. HO HL HL D PUD PUD PD PD PD
24,5 14, 60,93 12, 52,53 12, 51,6 98,2
1 2 94 % 88 % 86,21% 66 3% 9%
25,9 16, 62,08 14, 54,21 14, 54,0 99,7
2 2 09 % 05 % 87,32% 01 5% 2%
26,2 18, 69,75 14, 56,30 14, 56,1 99,6
3 5 31 % 78 % 80,72% 73 1% 6%
23,0 14, 63,45 12, 54,21 12, 53,0 97,9
4 4 62 % 49 % 85,43% 23 8% 2%
24,7 15, 60,94 13, 53,98 13, 53,7 99,6
5 3 07 % 35 % 88,59% 3 8% 3%
22,9 14, 61,98 12, 52,35 11, 52,0 99,5
6 6 23 % 02 % 84,47% 96 9% 0%
Tot 147, 93, 63,26 79, 53,98 78, 53,5 99,1
al 42 26 % 57 % 85,32% 89 1% 5%
Persen yang didapat sangat sigfinikan, karena hasil yang didapat pada proses
pengolahan udang ini sesuai dengan standar yang ditentukan untuk penetapan pada
rendemen yang telah ditentukan.
10
0 kel 3
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 kel 4
-5 kel 5
-10
-15
-20
Proses pembekuan terjadi secara bertahap dari permukaan sampai pusat bahan.
Pada permukaan bahan, pembekuan berlangsung cepat sedangkan pada bagian yang
lebih dalam, proses pembekuan berlangsung lambat. Pada awal proses pembekuan,
terjadi fase precooling dimana suhu bahan diturunkan dari suhu awal ke suhu titik
beku. Pada tahap ini semua kandungan air bahan berada pada keadaan cair. Setelah
tahap precooling terjadi tahap perubahan fase, pada tahap ini terjadi pembentukan
kristal es. Dan alat pembeku yang paling baik untuk digunakan karena cepat dalam
proses penurunan suhu ialah yang berwarna biru (kelompok 3).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa rendemen pada udang
banyak dimanfaatkan sebagai chitosan karena banyak dari bagian-bagian udang
yang menjadi limbah namun dapat dimanfaatkan menjadi produk lain. Rendemen
pada kepala didapat sebesar 29%, daging sebesar 58%, dan pada kulit sebesar
13%. Dari hasil data tersebut, rendemen yang tertinggi terdapat pada daging
yakni sebesar 58% dan yang terkecil pada kulit sebesar 13%.
Dalam bentuk produk olahan, udang vannamei dapat dijadikan udang
beku, udang beku datar, udang kering dan frozen. Namun yang paling besar
potensiuntuk dijadikan produk olahan yaitu chitosan karena bermanfaat bagi
tubuh manusia.
5.2 Saran
Udang sangat digemari dipasaran karena rasanya yang khas, oleh karena
itu pemasaran udang dalam bentuk segar sangat disukai oleh konsumen. Salah
satu cara untuk mempertahankan mutu dan kesegaran dari udang yang hendak
dipasarkan adalah dengan cara pembekuan. Dengan semakin meningkatnya
produksi, maka diperlukan suatu praktek penanganan dan pengolahan pasca
panen yang memadai agar nilai kenaikan produksi yang telah diperoleh tidak sia-
sia dalam arti mengalami kerusakan yang mengakibatkan susut hasil dan kerugian
yang tidak kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Andryan R. 2007. Vitamins and Nutrition is very important for human body.
http://www.geocities.com/andryan_pwt/foodsecret.html?20097 [diakses pada tanggal
7 Juni 2009].
Ariawan, K., dkk., 2005. Peningkatan produksi udang merguiensis melalui
optimasi dan pengaturan oksigen. Laporan Tahunan. Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Payau. Jepara.
Briggs M., Simon F.S., R. Subasinghe, and M. Phillips. 2004. Introduction and
movement of Penaeus vannamei and Penaeus stylirostris in Asia and the Pacific.
FAO-UN. Bangkok.
Cherian, G. and J. S. Sim. 1994. Omega-3 Fatty Acid Enriched Eggs as a
Source of Long Chain Omega-3 Fatty Acids for the Developing infant. In: Sim, J.S.
and S. Nakai (Eds.). Eggs Uses and Processing Technologies. CAB International,
Canada.
Djanarko SB. 2008. Pemanfaatan Limbah Kepala Udang Vannamei
(Lithopenaeus vannamei) Dalam Bentuk Serbuk Flavor Udang.
http://simonbwidjanarko.wordpress.com/2008/12/19/pemanfaatan-limbah-kepala-
udang-vannamei-lithopenaeus-vannamei-dalam-bentuk-serbuk-flavor-udang/
[diakses pada tanggal 6 Juni 2009].
Ekawati A. 2008. Impor Udang akan Diperketat.
http://www.tempointeraktif.com [diakses pada tanggal 6 Juni 2009].
Januri. 2004. Pengaruh waktu penirisan dan penyimpanan udang head less
(HL) beku terhadap perubahan berat dalam kaitannya dengan HCCP. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Nurfianti D. 2007. Pembuatan kitosan sebagai pembentiukan gel dan
pengawet bakso ikan kurisi [skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Pranoto SH.2007.Isolasi dan seleksi bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi sebagai
agen bioremediasi pada media pmeliharaan udang vannamei [skripsi]. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Prasetiyo KW. 2006. Pengolahan Limbah Cangkang Udang. http://biomaterial-
lipi.org/?p=154 [diakses pada tanggal 7 Juni 2009].
Sihombing M. 2005. Ekspor udang RI terus membaik.
http://www.bisnis.com/servlet/page [diakses pada tanggal 6 Juni 2009].