Disusun oleh :
NRP : 55193212632
JAKARTA
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Udang Beku Tanpa Kepala”. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada para
sahabatnya, tabi’in dan seluruh umat Islam yang senantiasa mengikuti semua
ajarannya. Semoga kelak kita mendapatkan syafa‟atnya di hari akhir penantian.
Bersamaan dengan selesainya laporan ini, ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan penyusunan laporan
ini. Penyusun sampaikan terima kasih yang tulus kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan praktikum
Batasan masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Udang ini berwarna putih sehingga sering disebut udang putih dan
bentuk tubuhnya sering bercorak agak kebiru-biruan yang memiliki kromatophor
dominan biru yang terpusat dekat dengan batas uropoddan telson( Hutton 1960
dalam Muzaki 2004). Menurut Briggs 2004, menyatakan bahwa udang vanamei
hidup di habitat laut tropis dimana suhu air biasanya lebih dari 20 °C sepanjang
tahun. Udang vanamei dewasa dan bertelur dilaut terbuka, sedangkan pada stadia
postlarva udang vanamei akan bermigrasi ke pantai sampai pada stadia juvenil.
Klasifikasi udang vannamei
Secara morfologi, udang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian kepala
yang menyatu dengan dada (cephalothorax) dan bagian badan (abdomen) yang
terdapat ekor di belakangnya. Udang memiliki tubuh yang beruas-ruas dan
seluruh bagian tubuhnya tertutup kulit khitin yang tebal dan keras
Bagian tubuh udang vannamei terdiri dari kepala yang bergabung
dengan dada (cephalothorax) dan perut (abdomen). Kepala udang vannamei terdiri
dari antenula, antena, mandibula, dan sepasang maxillae. Kepala udang vannamei
juga dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2pasang
maxillae dan 3 pasang maxiliped. Bagian abdomen terdiri dari 6 ruas dan terdapat
6 pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang
membentuk kipas bersama-sama telson
Nilai gizi
Senyawa
Air 78,2%
Abu 1,4%
Lemak 0,8%
Protein 18,1%
Karbohidrat 1,4%
Kalsium 145-320 mg/100g
Magnesium 40-105 mg/100g
Fosfor 270-350 mg/100g
Zat besi 1,6 mg/100g
Natrium 140 mg/100g
Kalsium 220 mg/100g
Kolestrol 125%
Asam amino esensial 5%
Nitrogen non protein 0,81%
Sumber : Hadiwiyoto (1993)
SNI 10 278, udang segar produk hasil perikanan dengan dengan bahan
bakun udang segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut : penerimaan,
pencucian I, pemotongan atau pemotongan tanpa kepala, sortasi, pencucian II,
penimbangan, pengepakan, pengemasan dan pelabelan.
Persyaratan mutu dan keamanan udang segar
Jenis uji Satuan Persyaratan
a. Organoleptic Angka (1-9)
b. Cemaran mikroba*
- ALT Koloni /g Maks 5,0 x 105
- Escheria coli APM/G/ Maks <2
- Salmonella APM/25/G Negative
- Vibrio cholera APM/25/G Negative
c. Cemaran kimia
- Kloramfenikol µg/kg Maks 0
- Nitrofuran µg/kg Maks 0
- tetrasiklin µug/kg Maks 100
d. filth - Maks 0
Sortasi
Penimbangan
Pencucian 3
Pendeteksian logam
Penyimpanan beku
BAB III
METODELOGI
Dalam kegiatan praktikum pelepasan kepala udang, ada pun alat dan bahan yang
diginakan sebagai berikut :
A. Alat :
Meja proses
Alat pembeku
Piring plastic
Vacuum sealer
Timbangan duduk
Loyan stainless
Keranjang persegi ukuran besar & sedang
Cool box
Polyethylene
B. Bahan :
Udang vanamei segar
Es batu
Air mengalir
Data bahan baku
Rumus randemen
berat akhir
Rendemen = x 100 %
berat awal
BAB IV
Alur proses
Pada praktikum lepas kepala udang yang dilakukan taruna/i TPH 55 dimana
melakukan beberapa proses sebagai berikut :
1. Penerimaan bahan baku udang segar, penerimaan bahan baku udang segar
yang dilakukan oleh taruna/i sesuai dengan SNI teknik penanganan dan
pengolahan bahan baku, setelah itu bahan baku ditimbang dengan jumlah
bahan baku yang diterima 105,3 kg, dimana pada proses penimbangan
bahan baku mengambil udang dari dalam box yang berisi air es kemudian
di ambil dengan menggunakan keranjang kecil, lalu dimasukkan kedalam
keranjang besar yang sudah berada diatas timbangan,
2. Proses pencucian 1, atau proses pencucian awal dengan menggunakan air
bersih di dalam box, setelah itu udang disaring untuk merendahkan kadar
airnya unruk melakukan proses selanjutnya. Proses pencucian 1 ini
dilakukan sesuai dengan SNI teknik penanganan dan pengolahan bahan
baku, tujuan dari proses pencucian ini agar mendapatkan bahan baku yang
bersoh
3. Proses pelepasan kepala udang, dimana pada proses ini taruna/I
menerapkan rantai dingin, dimana selama proses wadah proses diberi es
batu agar mutu udang tetap terjaga, proses lepas kepala udang yang
dilakukan tanpa menggunakan alat pemotong hanya saja secara manual
dengan memotong dari bagian atas kepala bawah secara cepat dan cermat.
Tujuan dari pemotongan kepala udang ini agar mendapatkan bahan baku
udang tanpa kepla(headless) yang bebas mikroba oathogen sesua
spesifikasi. Jadi pada proses pemotongan kepala udang ini harus higenis
agar terhindarnya kontaminasi mikroba pathogen. Pada proses pelepasan
kepala menyisakan genjernya kurang lebih 2cm itu akan mempengaruhi
berat akhir pada udang.
4. Proses pencucian tahap 2, udang yang telah dilepas kepalanya dimasukkan
kedalam box yang telah berisi air kemudian udang diambil dengan
menggunakan keranjang kecil lalu dicuci lagi kedalam box ke2 lalu
dimasukkan kedalam keranjang besar untuk proses selanjutnya, proses
pencucian 2 ini bertujuan untuk mendapatkan bahan baku yang bersih.
5. Penimbanagn berat akhir, setelah proses pelepasan kepala udang kemudian
ditimbang lagi untuk mengetahui berat akhirnya agar mendapatkan nilai
randemen pada udang. Namun pada SNI teknik penanganan dan
pengolahan bahan baku, sebelum proses penimbangan dilakukan terlebih
dahulu melakukan proses sortasi, tetapi pada praktek yang dilakukan
taruna/i tidak melakukan proses sortasi
6. Proses pengemasan, udang yang telah ditimbang berat akhirnya, kemudian
ditimbang lagi masing 500gr untuk 1pack/pcs. Tujuan dari pengemasan ini
untuk melindungi produk selama penyimpanan. Pada SNI teknik penangan
dan pengolahan bahan baku, sebelum proses pengemasan terlebih dahulu
melakukan proses pencucia 3 dan penyususnan dalam pan, tujuan dari
penyususnan dalam pan yaitu mendapatkan susunan udang yang rapi,
tetapi praktek yang dilakukan taruna/i tidak melakukan 2proses tersebut
hanya saja langsung proses pengemasan
7. Proses vacuum, udang yang telah dikemas disusun dalam mesin vacuum
sealer, tujuan dari proses ini agar produk udang lebih tahan lama, proses
vacuum dilakukan selama 1menit hingga tidak ada lagi udara didalam
kemasan, mesin vacuum akan terbuka otomatis jika selesai.
8. Penyimpanan beku, produk yang tekah jadi dimasukkan kedalam freezer,
untuk mempertahan suhu pada produk dengan maksimun -18ºC dan
mempertahankan mutu produk
Jadi, pada alur proses yang dilakukan taruna/i melakukan 8 proses, pada SNI
teknik penangan dan pengolahan bahan baku dimana melakukan 15 proses,
dimana taruna/i tidak melakukan proses(sortasi, pencucian 3, penyusunan dalam
pan, penggelasan, pelabelan, pendeteksian logam dan pemuatan). Namun, dengan
tidak melakukan beberapa proses sesuai SNI produk yag dihasilkan taruna/i
sangat baik.
Hasil randemen
Rendemen merupakan rasio berat antara daging dan berat udang utuh (Hadiwiyoto
1993, diacu dalam Afriwanty 2008). Perhitungan rendemen buh uddigunakan
untuk memperkirakan berapa banyak dari tubuh udang yang dapat digunakan
sebagai bahan makanan. Rendemen udang berbeda-beda tergantung dari jenisnya.
Rendemen udang pada tiap jenis yang sama juga berbeda-beda tergantung dari
ukuran/size. Nilai rendemen yang dihasilkan pada praktikum kali ini yaitu :
berat akhir
Randeman = x 100 %
berat awal
76,04 kg
= 105,3 kg
x 100 % ¿
¿
=72,21 %
KESIMPULAN
a. Dari praktek lepas kepala udang yang telah dilakukan taruna/i hasil
randemen yang didapatkan dari udang vanaemi sebesar 72,21% dari berat
awal dan berat akhir, randemen yang dihasilkan berupa cangkang dan
daging udang. Jumlah pack yang dihasilakn 128pack dengan masing –
masing berat pack 500gr berat udang.
b. Dalam melakukan praktek pelepasan kepala udang taruna/i jadi lebih
mengetahui proses kerja atau alur proses peepasan kepala udang. Dimana
terdiri dari 8 tahap, namun proses yang sesua SNI terdiri dari 15tahap.
DAFTAR PUSTAKA
https://core.ac.uk/download/pdf/233374317.pdf
https://hafiz1309.wordpress.com/2009/06/17/karakteristik-dan-bentuk-
olahan-udang-vannamei-litopenaeus-vannamei/
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2014-2-1-54244-632408063-bab1-
17012015033247.pdf
https://repository.polipangkep.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalColl
ection/YjFjNjIyMmFmZmRlNjZhYTVjYzg5NzMxZWJhYmViY2IyNDN
kZDlkZg==.pdf
http://eprints.umm.ac.id/40687/3/BAB%20II.pdf