Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MORFOLOGI IKAN LELE

DI SUSUN OLEH :
NAMA : ARDIANSYAH
NPM :202205004

Prodi manajemen sumber daya perairan universitas muhammadiyah


mamuju fakultas perikanan dan ilmu kelautan
Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "morfologi ikan lele
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.Kami
berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
DAFTAR ISI

Contents
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
I.I LATAR BELAKANG.................................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 6
2.I MORFOLOGI IKAN LELE ........................................................................................................................ 6
2.2 PERTUMBUHAN .................................................................................................................................. 8
2.3 HABITAT DAN KEBIASAAN HIDUP IKAN LELE ...................................................................................... 9
2.4 JENIS ISTRAIN IKAN LELE ................................................................................................................... 10
2.5 BENTUK TUBUH IKAN LELE................................................................................................................ 10
2.6 SISTEM INTIGUMEN .......................................................................................................................... 11
2.7 SISTEM RANGKA ................................................................................................................................ 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 13
3.2 SARAN ............................................................................................................................................... 13
BAB I PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Ikan
jenis ini sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia, dan merupakan salah
satu sumber penghasilan yang potensial di kalangan pembudidaya ikan. Perkembangan pesat
kegiatan budidaya lele di tanah air tidak terlepas dari penerimaan masyarakat secara luas
terhadap jenis ikan ini (khairuman & Amri, 2008 : hal 3). Ikan lele merupakan jenis ikan yang
mudah dibudidayakan. Kemampuan adaptasinya pun cukup tinggi, sehingga dalam proses
penyebarannya tidak mengalami kesulitan, terutama dalam perkembangbiakannya. Pada
awalnya lele belum memiliki varietas yang dapat di unggulkan sehingga usaha budidaya ini belum
dilirik oleh masyarakat. Saat itu lele yang dibudidayakan hanya sebatas lele local dan lele dumbo
yang kurang menghasilkan (Fauzi, 2013 : hal 6). Muktiani (2011 : hal 4-5) menyatakan, seiring
perkembangan dunia perikanan serta aplikasi teknologi kini muncul varietas baru yang diberi
nama lele sangkuriang. Lele sangkuriang memang belum setenar lele dumbo.

Padahal lele sangkuriang ini adalah jenis lele yang dikembangkan dari varietas lele dumbo.
Kehadiran lele sangkuriang ini difungsikan untuk memperbaiki kualitas lele dumbo yang mulai
menurun akibat penanganan induk yang kurang baik. Masa pertumbuhan lele sangkuriang di
tangarai lebih pesat dari lele dumbo, bahkan bias mencapai dua kali lebih cepat dari pada lele
dumbo. Usaha budidaya lele sangkuriang (Clarias sp), bermula dari kegiatan menghasilkan benih,
untuk selanjutnya didederkan dan dibesarkan sampai mencapai ukuran konsumsi. Saat ini berkat
perkembangan dan spesifikasi pola usaha dalam budidaya lele, kegiatan pembenihan, selain
dilakukan terintegrasi dengan pendederan dan pembesaran, juga bisa dijadikan cabang usaha
tersendiri. Artinya sangat mungkin bagi pembudidaya atau calon pembudidaya lele sangkuriang
(Clarias sp), untuk hanya berspesialisasi menjadi pembenih. (Khairuman dan Amri, 2008 : hal 19).
Teknik pembenihan lele mengalami perkembangan dari pembenihan secara alami, pembenihan
dengan perangsangan pemijahan, hingga pembenihan buatan yang sepenuhnya melibatkan
campur tangan manusia dan aplikasi teknologi. Media pembenihan pun beragam, dari kolam
tanah sederhana di lahan terbuka, penggunaan bak pemijahan khusus, hingga pemijahan
terkontrol dalam ruangan tertutup. Walaupun perkembangan teknik pemijahan semakin maju
dan aplikasi teknologinya pun semakin mudah dan praktis, tetap saja ada kendala yang ditemui.
Para pembenih pemula umumnya butuh waktu yang lama untuk dapat menjalankan usahanya
dengan mulus. Persoalan utamanya adalah resiko pada stadium benih yang masih cukup tinggi
(Khairuman dan Amri, 2012 : hal iii). Resiko pada stadium benih ini yang mengakibatkan
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan benih lele sangkuriang ini sudah mulai menurun, salah
satunya di Balai Pengembangan Benih Ikan Air Tawar (BPBIAT), Provinsi Gorontalo. Di Balai ini
pembenihan pada proses pendederan 1 mortalitasnya dapat mencapai 70%.
BAB II PEMBAHASAN

2.I MORFOLOGI IKAN LELE


Ikan lele adalah ikan yang hidup di perairan umum dan merupakan ikan yang bernilai ekonomis,
serta disukai oleh masyarakat. Ikan lele bersifat nocturnal, yaitu aktif mencari makan pada malam
hari. Ikan lele memiliki berbagai kelebihan, diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya
cukup tinggi (Suyanto 2006). Selain itu ikan lele mudah dibudidayakan karena mampu hidup
dalam kondisi air yang jelek dengan kadar oksigen yang rendah dan mampu hidup dalam
kepadatan yang sangat tinggi. Klasifikasi ikan lele menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Kingdom :Animalia

Sub Kingdom :Metazoa

Filum :Chordata

Sub Filum :Vertebrata

Kelas :Pisces

Sub Kelas :Teleostei

Ordo :Ostariophysi
Sub Ordo :Siluroidea

Famili :Clariidae

Genus :Clarias

Spesies :Clarias gariepinus

Ikan lele memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik dan mempunyai organ
arborescent, yaitu alat yang membuat lele dapat hidup di lumpur atau air yang hanya
mengandung sedikit oksigen. Ikan lele berwarna kehitaman atau keabuan memiliki bentuk badan
yang memanjang pipih ke bawah (depressed), berkepala pipih dan memiliki empat pasang kumis
yang memanjang sebagai alat peraba.

Ikan lele mempunyai jumlah sirip punggung D.68-79, sirip dada P.9-10, sirip perut V.5-6 dan
jumlah sungut sebanyak empat pasang, satu pasang Gambar 2. Ikan lele dumbo
(Novriyanto,2010 ) diantaranya lebih panjang dan besar. Sirip dada dilengkapi dengan sepasang
duri tajam atau patil yang memiliki panjang mencapai 40 mm terutama pada ikan lele dewasa,
sedangkan pada ikan lele yang sudah tua sudah berkurang racunnya. Panjang baku 5-6 kali tinggi
badan dan perbandingan antara panjang baku dan panjang kepala adalah 1: 3-4. Ukuran mata
sekitar 1/8 panjang kepalanya. Giginya berbentuk viliform dan menempel pada rahang (Rahardjo
dan muniarti, 1984)
2.2 PERTUMBUHAN

Menurut Mudjiman (2000), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat,
ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan
ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk
memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan factor
yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air,
ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.
Menurut Subandiyono dan Hastuti (2010), pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan energi
setelah energi yang digunakan untuk pemeliharaan tubuh, metabolisme basal dan aktifitas.
Pertumbuhan akan terjadi apabila didukung dengan pemberian pakan yang disesuaikan dengan
kebutuhan nutrisi ikan lele Dumbo dan memiliki nilai kecernaan tinggi. Ikan memerlukan pakan
dengan nutrien (protein, karbohidrat dan lemak) yang sesuai dengan kebutuhan ikan lele dumbo
untuk pemeliharaan tubuh (maintenance) serta pertumbuhan.

2.3 HABITAT DAN KEBIASAAN HIDUP IKAN LELE

Habitat atau lingkungan hidup ikan lele ialah semua perairan air tawar. Di sungai yang airnya
tidak terlalu deras, atau di perairan yang tenang seperti danau, waduk, telaga, rawa serta
genangan-genangan kecil seperti kolam, merupakan lengkungan hidup ikan lele.

Ikan lele mempunyai organ insang tambahan yang memungkinkan ikan ini mengambil oksigen
pernapasannya dari udara di luar air. Karena itu ikan lele tahan hidup di perairan yang airnya
mengandung sedikit oksigen. Ikan lele ini relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan
organik. Oleh karena itu ikan lele tahan hidup di comberan yang airnya kotor. Ikan lele hidup
dengan baik di dataran rendah sampai daerah perbukitan yang tidak terlalu tinggi. Apabila suhu
tempat hidupnya terlalu dingin, misalnya 20o C, pertumbuhannya agak lambat. Di daerah
pegunungan dengan ketinggian di atas 700 meter, pertumbuhan ikan lele kurang begitu baik.
Lele tidak pernah ditemukan hidup di air payau atau asin (Suyanto 2004)

Ikan lele dapat hidup normal di lingkungan yang memiliki kandungan oksigen terlarut 4 ppm dan
air yang ideal mempunyai kadar karbondioksida kurang dari 2 ppm, namun pertumbuhan dan
perkembangan ikan lele akan cepat dan sehat jika dipelihara dari sumber air yang cukup bersih,
seperti sungai, mata air, saluran irigasi ataupun air sumur (Suyanto, 2006).
Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele adalah suhu yang berkisar antara 20o -30o
C, akan tetapi suhu optimalnya adalah 27o C, kandungan oksigen terlarut > 3 ppm, pH 6,5-8 dan
NH3 sebesar 0,05 ppm. Ikan lele digolongkan ke dalam kelompok omnivora (pemakan segala)
dan mempunyai sifat scavanger yaitu ikan pemakan bangkai. Selain pakan alami, untuk
mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pelet. Jumlah
paakan yang diberikan sebanyak 3% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam dengan
frekuensi 2-3 kali sehari (Khairuman dan Amri, 2002)

2.4 JENIS ISTRAIN IKAN LELE


Perkembangan budidaya ikan lele Dumbo dalam meningkatkan produksi ikan air tawar banyak
menarik minat pembudidaya untuk beralih membudidayakan ikan ini. Beberapa peneliti dan
pembudidaya yang tertarik akan pertumbuhan ikan lele dumbo banyak melakukan inovasi dan
menemukan strain atau varietas baru ikan lele dumbo seperti sangkuriang, paiton, mutiara dan
lain lain. Namun demikian, dari hasil persilangan untuk mendapatkan strain baru masih dijumpai
beberapa kendala dalam pertumbuhan dan daya hidup yang belum baik dan optimal. Berikut
adalah diagram strain ikan lele (Clarias gariepinus)

2.5 BENTUK TUBUH IKAN LELE


Ikan lele mempunyai bentuk tubuh memanjang, agak bulat, dan tidak bersisik. Warna tubuhnya
kelabu sampai hitam. Badan lele pada bagian tengahnya mempunyai potongan membulat.
Bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih ke samping (Rustidja, 1994).
2.6 SISTEM INTIGUMEN

Sistem integumen ikan lele adalah bagian dari organisme akuatik yang memiliki fungsi penting
dalam melindungi ikan dari gangguan mekanis, fisik, dan organisme lain yang merupakan
musuhnya. Sistem integumen ikan lele terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat-derivatnya,
seperti lendir. Ikan lele memiliki kulit yang licin karena tidak memiliki sisik, sehingga
menghasilkan lebih banyak lendir untuk melindungi diri dari bakteri dan infeksi serta membantu
pergerakan lele, baik di air maupun di lumpur

Dalam konteks organisme akuatik, sistem integumen memiliki peran penting dalam menjaga
kesehatan dan kelangsungan hidup ikan, dan pemahaman tentang sistem integumen ikan lele
dapat membantu dalam manajemen perikanan dan pemeliharaan ikan lele.

2.7 SISTEM RANGKA

Sistem rangka ikan lele memiliki peran penting dalam menegakkan tubuh, menyokong organ-
organ tubuh, dan melindungi organ-organ tubuh. Rangka ikan lele terdiri dari tulang tengkorak,
tulang punggung, tulang rusuk, serta tulang rawan dan tulang sejati. Tulang punggung di badan
berbeda dengan di ekor, dengan tiap-tiap ruas di badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk
kiri dan kanan. Pada ekor, tiap ruasnya di bagian bawah hanya terdapat 1 cucuk haemal dan di
atas terdapat cucuk neural
Rangka ikan lele juga memiliki peran dalam proses pembentukan butir darah merah. Selain itu,
rangka ikan lele juga menentukan bentuk tubuhnya yang beragam. Ada beberapa tipe ikan lele
berdasarkan bentuk tubuhnya, seperti ikan yang berbentuk torpedo, pipih, picak, dan berbentuk
seperti mengular
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bentuk tubuh: Ikan lele memiliki bentuk badan yang memanjang, berkepala pipih, dan tidak
memiliki sisik. Selain itu, ikan lele memiliki kulit yang berlendir dan banyak berlendir, serta
memiliki empat pasang kumis (sungut) yang memanjang.

Sistem integumen: Kulit ikan lele berlendir, tidak memiliki sisik, dan banyak berlendir. Lendir ini
berperan dalam melindungi ikan dari bakteri dan infeksi, serta membantu pergerakan ikan lele
di air maupun di lumpur.

Struktur lainnya: Ikan lele memiliki sistem rangka yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang
punggung, tulang rusuk, serta tulang rawan dan tulang sejati. Rangka ikan lele juga menentukan
bentuk tubuhnya yang beragam, seperti torpedo, pipih, picak, dan mengular.

3.2 SARAN
Jika tugas ini belun sempurna mohon kritik dan saran sampaikan kepada kami agar kami bisa

Memperbaiki tugas ini sekian terimakasih


DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/41438064/Iktiologi_Laporan_Praktikum_Morfologi_Ikan

http://muhammadriskiardianto.blogspot.com/2014/08/laporan-ikhtiologi-morfologi-
ikan.html?m=1

https://id.scribd.com/document/327412858/Kelompok10-Laprak-Ikan-Lele

http://goresanpenaseru.blogspot.com/2012/07/sistem-rangka.html?m=1

https://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/E-
book/Sistem%20Organ%20Ikan/bab_4_sistem__rangka.pdf

https://osf.io/34bq6/download

Anda mungkin juga menyukai