Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERANAN BIOLOGI PERAIRAN BAGI IKAN

MAS
(Cyprinus carpio)
OLEH
R. Fachri Oktamiliandi. A
NPM. 184310084

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS PERTANIAN
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi
kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan makalah dengan judul ”PERANAN BIOLOGI
PERAIRAN BAGI IKAN MAS (Cyprinus carpio)” ini dengan
tepat waktu.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang
telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah percobaan
kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti
kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis
di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari
bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
konstruktif. Dan semoga laporan percobaan ini dapat memberikan
manfaat.

Pekanbaru,23 Juni 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................ii

I. PENDAHULUAN......................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................1

1.2. Tujuan Pembahasan....................................................1

II. PEMBAHASAN.......................................................................2

2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)........................................2


2.2. Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Mas...................2
2.3. Kebiasaan Makan Ikan Mas.......................................4
2.4. Kriteria Induk Siap untuk Memijah..........................4
2.5. Reproduksi Ikan Mas..................................................4
2.6. Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas......................................5
2.7. Bioremediasi.................................................................5
2.8. C/N Rasio......................................................................6
2.9. Probiotik.......................................................................6
2.10. Kualitas Air................................................................7
2.11. Penyakit pada Ikan Mas............................................8
2.12. Kelangsungan Hidup Ikan........................................8
III. PENUTUP...............................................................................9

3.1. Kesimpulan...................................................................9
3.2 Saran..............................................................................9

ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai
ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Di Indonesia, ikan mas mulai
dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan
mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Selain itu "ikan mas punten"
dan "ikan mas majalaya" merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah
terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya

Perikanan budidaya yang dulu belum banyak diminati semakin ,sekarang


semakin diminati oleh banyak kalangan dan memiliki andil yang cukup besar dalam
upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini terlihat dari perdagangan
komoditas perikanan dunia pada tahun 2007, Indonesia mendominasi ekspor produk
perikanan ke negara-negara Asia, Amerika, dan Eropa sebesar 70,97%, 17,03%,
dan 10,35% (DKP, 2009). Perairan merupakan suatu tempat dimana organisme
perairan melakukan proses kehidupannya. Suatu perairan didukung oleh faktor-
faktor biotik dan abiotik yang akan saling berinteraksi satu sama lain. Perairan
dapat dikategorikan beberapa jenis yang semuanya merupakan tempat yang baik
untuk tempat budidaya yaitu terdiri dari laut, sungai, rawa dan danau (Asmawi, 1986).
Air merupakan tempat hidup bagi organisme perairan maupun organisme
lainnya harus memenuhi beberapa faktor yang mendukung yaitu dari faktor kimia,
fisika maupun biologi. Dari faktor kimia, air sebagai pembentuk unsur - unsur hara,
mineral, gas - gas terlarut dan sebagainya. Dari faktor fisika, air merupakan tempat
hidup yang menyediakan ruang gerak bagi organisme di dalamnya. Dari faktor
biologi, air merupakan media untuk kegiatan biologi dalam pembentukan
dan penguraian bahan-bahan organik (Jangkaru, 1999). Oleh karena itu untuk
mengetahui faktor-faktor atau parameter- parameter serta kadar yang terkandung
di dalam perairan tempat budidaya ikan.

1.2 Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan ini agar mengetahui kualitas air yang baik bagi ikan mas, dan
menjaga air tetap layak bagi ikan, lalu mengurangi tingkat kematian pada saat
membudidayakan ikan tersebut.

1
II. PEMBAHASAN
2.1 Ikan Mas (Cyprinus Carpio)

Tubuh ikan mas (Cyrprinus carpio) berbentuk agak memanjang dan memipih
tegak (compressed), mulut terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat
di sembulkan (protakti). Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut . Di ujung
dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (Pharyngealteet) yang terbentuk atas tiga baris
gigi geraham. Warna tubuhnya bermacam-macam, ada yang merah, hijau, biru
keperakan, hitam, hitam kuning mudah, coklat keemasan dan belang-belang campuran
dari beberap warna (Rukmana, 2003). Secara umum, hampir semua tubuh ikan Mas
tertutupi sisik, kecuali beberap strain yang hanya memiliki sisik sedikit dan tipe sisiknya
adalah sisik tipe sikloid lingkaran (Amri, 2002).

Klasifikasi ikan mas menurut Khairuman dan Sudeda (2002) adalah sebagai
berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Superclass : Visces

Subclass : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Sub ordo : Cyprinoidea

Famili : Cypridae

Subfamily : Cypridae

Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio

2.2 Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Mas

Ikan mas telah dibudidayakan sebagai ikan konsumsi oleh bangsa Cina sejak 400
tahun SM. Menyebar merata di Asia, Eropa, Amerika dan Australia. Pembudidayaan
ikan mas di Indonesia banyak ditemui di Jawa dan Sumatra dalam bentuk empang,
balong maupun keramba terapung yang di letakan di danau atau waduk besar. Habitat
aslinya yang di alam meliputi sungai berarus tenang sampai sedang dan di area dangkal
danau. Perairan yang disukai tentunya yang banyak menyediakan pakan alaminya.
Ceruk atau area kecil yang terdalam pada suatu dasar perairan adalah tempat yang

2
sangat ideal untuknya. Bagian-bagian sungai yang terlindungi rindangmya pepohonan
dan tepi sungai dimana terdapat runtuhan pohon yang tumbang dapat menjadi tempat
favoritnya. (Dodi Sudenda 2008).

Ikan mas memijah di perairan yang dangkal, atau areal perairan yang kering di
musim kemarau dan di musim hujan tergenang. Tergenangnya areal itu akan
menimbulkan bau tanah yang dapat merangsang terjadinya pemijahan. Suhu dan pH air
untuk pertumbuhan optimal adalah 20-25 0C dan 7-8 (Susanto, 2007).

Ikan mas hidup di air tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu
kuat. Ikan mas dapat hidup baik pada ketinggian air 150-600 m di atas permukaan laut
pada suhu 25-30 0C. Ikan mas termasuk jenis omnivora, yakni ikan yang dapat
memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang
renik Larva ikan mas lebih suka makan rotifera, protozoa, dan udang-udangan, seperti
Moina sp, dan Dapnia sp. Setelah berukuran 10 cm, makan Chironomidae, ligochaeta,
Epemenidae, Tubificidae, Molusca, dan bahan-bahan organik lainnya. (Effendi, H.
2003).

Ikan mas termasuk ikan yang memiliki kebiasaan di berbagai bagian perairan, di
permukaan air, di tengah perairan, dan juga di dasar perairan. Ikan mas dewasa lebih
cenderung pemakan dasar (bottom feeder) dengan mengadukngaduk dasar perairan.
(Suseno, 2000).

ikan ini hidup menepis sambil mengincar makanan berupa bintang-bintang kecil
yang biasanya hidup di lapisan lumpur tepi danau atau sungai (Susanto, 2004)

Ikan mas hidup di perairan tawar di dataran rendah sampai tinggi. Suhuoptimum
untuk benih ikan mas berkisar antara 20oC hingga 30oC dan pH airantara 6 sampai 9
(Zonneveld et al., 1991 dalam Mantau et al., 2004). Kadaroksigen yang diperlukan ikan
mas untuk kelangsungan hidupnya yaitu antara 4hingga 5 ppm, walaupun ikan ini masih
tahan hidup pada kadar oksigen 1 hingga2 ppm (Cholik et al., 2005).

Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairantawar yang airnya tidak
terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti dipinggiran sungai atau danau
(Khairuman, 2008). Ikan mas dapat hidup baik didaerah dengan ketinggian 150 sampai
600 meter di atas permukaan air laut (dpl).Ikan mas biasanya hidup di air tawar,
walaupun dapat juga hidup di lingkunganair payau dengan salinitas kurang dari 5 ppt
(Rochdianto, 2005). Penyebaran ikanmas meliputi berbagai negara diantaranya adalah
Cina, Belanda dan Afrika(Khairuman, 2008). Di Indonesia, benih ikan mas terdapat di
sungai dan danau-danau di pulau Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa (Cholik et al., 2005)

3
2.3 Kebiasaan Makan Ikan Mas

Pada umumnya umur 5 hari ikan Mas memakan organisme renik berupaplankton.
Larva ikan Mas memakan plankton nabati yang berukuran 100-300 mikron.Pada umur 5
hari tersebut ukuran larva mencapai 6 mm–7 mm. Pada umur 1 bulan,ukuran normal
larva mencapai 25 mm-30 mm dan ukuran organisme yang bisaditelan berkisar antara
0,5 mm-2,0 mm. Sekalipun ikan Mas menyukai makananalami berupa plankton namun
kebiasaan ini berubah secara berangsur-angsur seirama dengan perkembangan dan
pertumbuhannya. Ikan Mas dikenal sebagaihewan air pemakan segala (omnivora). Ikan
Mas dewasa relatif rakus menelansemua jenis makanan alami ataupun pakan buatan
(Santoso, 1993).

2.4 Kriteria Induk Siap untuk Memijah

Berikut Kriteria induk yang yang sudah siap memijah sebagai berikut,(Sunarma,
2007).

a. Umur minimal 1,5 – 2 tahun, dengan bobot minimal 2 kg/ ekor untuk betina
danuntuk jantan umur minimal 8 bulan, dengan bobot tubuh minimal 0,5 kg/
ekor.

b. Induk sehat, Tidak cacat

c. Terhindar dari penyakit

d. Matang gonad

2.5 Reproduksi Ikan Mas

Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidupsuatu


organisme. Ikan Mas (C. carpio) melakukan reproduksi secara eksternal, ikan jantan dan
ikan betina saling mendekati satu sama lain, kemudian ikan betina akan mengeluarkan
telur selanjutnya ikan jantan akan mengeluarkan sperma, lalu spermadan telur akan
bercampur dalam air.

Cara reproduksi tersebut dikenal sebagai oviparus. yaitu telur dibuahi dan
berkembang diluar tubuh (Hadi, 2012). Setelahproses pembuahan, kemudian embrio
akan tumbuh dalam telur yang telah dibuahioleh spermatozoa. Dua sampai tigahari telur
akan menetas dan tumbuh menjadilarva dengan ukuran berkisar antara 0,5-0,6 mm
dengan bobot antara 18-20 mg.larva kemudian akan berubah menjadi kebul (larva stadia
akhir) dalam waktu 4-5hari, setelah 2-3 minggu kebul akan menjadi burayak (stadia
benih) yangmempunyai ukuran panjang 1-3 cm dan bobot 0,1-0,5 gram. Dalam waktu
2-3minggu burayak tumbuh menjdi putihan (benih besar) yang mempunyai
ukuranpanjang 3-5 cm dengan bobot 0,5- 2,5gram, dan dalam waktu tiga bulan

4
putihanakan tumbuh menjadi gelondongan(ikan remaja) yang mempunyai bobot 100
gramdan gelondongan tersebut akan tumbuh terus menjadi induk (Hulubangga, 2014).

2.6 Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas

Ikan mas tergolong jenis ikan omnivora yakni ikan yang memangsaberbagai jenis
makanan, baik tumbuhan maupun binatang renik. Kandunganprotein yang diperlukan
benih ikan mas sekitar 25-30% (Shafrudin, 2003a). Ikanmas dapat memanfaatkan lebih
dari 50% pakan yang diberikan.

Apabilakandungan zat gizi pakan tersebut kurang lengkap atau rendah nilainya,
terutamakomposisi protein, maka dapat mempengaruhi pertumbuhan benih ikan
maskarena protein tersusun atas asam-asam amino esensial yang sangat berperanuntuk
pertumbuhan benih ikan mas (Mantau et al., 2004)

2.7 Bioremediasi

Salah satu upaya alternatif dalam pengelolaan kualitas air budidaya yangterus
dikaji dan dikembangkan yaitu teknik bioremediasi yang merupakanpendekatan biologis
dengan memanfaatkan aktivitas bakteri dalam rnerombakbahan organik dalam sistem
perairan budidaya (Badjoeri dan Widiyanto, 2008). Proses bioremediasi oleh
mikroorganise merupakan suatu proses degradasi zatoleh enzim ekstraselular yang
dihasilkan oleh mikroorganisme agen bioremediasi.

Secara alamiah sistem perairan mampu melakukan proses self purification,namun


apabila kandungan senyawa organik sudah melampaui batas kemampuanself
purification, rnaka akumulasi bahan organik dan pembentukan senyawa-senyawa toksik
di perairan tidak dapat dikendalikan, sehingga menyebabkanmenurunnya kondisi
kualitas air bahkan kematian ikan yang dibudidayakan (Badjoeri dan Widiyanto, 2008).
Kandungan bahan organik yang tinggi berasaldari sisa pakan, sisa metabolisme/urin,
organisme yang mati, pemupukan, pengapuran, pestisida yang digunakan serta
konstribusi bahan organik dari sumberair yang masuk ke kolam melalui pergantian air
(Febrianti et al., 2010).

Pakan yang digunakan dalam budidaya ikan memiliki kandungan proteintinggi


sekitar 25-30% (Shafrudin, 2003a) dan dari pakan yang diberikan tidakseluruhnya
mampu diasimilasi oleh tubuh ikan, hanya sebagian saja yang mampudiasimilasi ke
dalam tubuh sedangkan sisanya terbuang ke perairan dalam bentuksisa pakan dan
buangan metabolit (Febrianti et al., 2010).Sisa pakan dan buangan metabolit menjadi
masalah pada kolam ikan karenaunsur protein yang tidak terlarut akan segera
membentuk senyawa nitrogenanorganik berupa amoniak yang sangat berbahaya bagi
organisme akuatik (Boyd,1990). Hal ini juga dinyatakan oleh Widiyanto (2006) dalam
Badjoeri danWidiyanto (2008) bahwa, tingginya bahan organik di perairan dapat

5
menimbulkanbeberapa dampak yang merugikan yaitu, memacu munculnya bakteri
patogen,eutrofkasi dan terbentuknya senyawa toksik (amoniak dan nitrit)
sertamenurunnya konsentrasi oksigen terlarut.

Senyawa amoniak dan nitrit dalambatas-batas konsentrasi tertentu masih dapat


ditoleransi oleh ikan namun, bilakonsentrasinya sudah melebihi ambang batas akan
bersifat toksik tetapi,mekanisme toksisitasnya bagi ikan masih belum banyak diketahui
dengan jelas(Badjoeri dan Widiyanto, 2008).

Beberapa jenis atau kelompok bakteri diketahui mampu melakukan


prosesperombakan (dekomposisi) senyawa-senyawa metabolit toksik, dan
dapatdikembangkan sebagai bakteri agen bioremediasi untuk pengendalian kualitas
air.Beberapa penelitian telah dilakukan yang menunjukan bahwa penggunaan
bakteriBacillus sp. dapat digunakan sebagai bakteri agen bioremediasi serta
menggunakan campuran bakteri Bacillus sp. dan Saccharomyces sp., campurandari
Bacillus sp., Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp.. Jenis atau kelompokbakteri tersebut
merupakan bakteri nitrifkasi, bakteri sulfur (pereduksi sulfit), danbakteri pengoksidasi
amoniak yang berperan sebagai bakteri nitirifikasi dandenitrifikasi.

Peran bakteri nitrifikasi adalah mengoksidasi amoniak menjadi nitritatau nitrat,


sedangkan bakteri denitrifikasi akan mereduksi nitrat atau nitritmenjadi dinitrogen
oksida (N2O) atau gas nitrogen (N2) (Badjoeri dan Widiyanto,2008).

2.8 C/N Rasio

Kontrol nitrogen anorganik dalam sistem perairan akuakultur dapat diaturmelalui


rasio C/N (Avnimelech, 1999). Hal ini merupakan suatu teknik yang lebihpraktis dan
murah untuk mengurangi penumpukan nitrogen anorganik di dalamkolam. Kegiatan
kontrol nitrogen dapat dilakukan melalui pemberian karbonsebagai sumber energi atau
pakan bagi bakteri. Nitrogen akan berkurang karenaterjadi penyusunan protein atau SCP
(single cell protein) oleh mikroba.

Avnimelech (1999) menyatakan bahwa bakteri dan mikroorganisme


akanmemanfaatkan karbohidrat sebagai pakan untuk menghasilkan energi dan
sumberkarbon bersama dengan nitrogen di perairan akan memproduksi protein sel
baru.Dengan demikian, bakteri dapat bekerja dengan optimal untuk mengubah
nitrogenanorganik yang toksik menjadi nitrogen anorganik yang tidak toksik
sehinggakualitas air dapat dipertahankan.

2.9 Probiotik

Definisi probiotik untuk hewan akuatik adalah agen mikrob hidup


yangmemberikan pengaruh menguntungkan pada inang dengan memodifikasikomunitas

6
mikrob melalui kompetisi dengan memproduksi senyawa-senyawaantimikroba atau
melalui kompetisi nutrisi dan tempat pelekatan di dindingintestinum, menjamin
perbaikan dalam penggunaan pakan atau memperbaiki nilainutrisinya, memperbaiki
respon inang terhadap penyakit, atau memperbaikikualitas perairan (Irianto, 2003 dalam
Ghufran, 2009).

Sedangkan prebiotikmerupakan bahan makanan bernutrisi yang bermanfaat bagi


bakteri probiotik(Mulyana, 2011).Probiotik dapat diberikan langsung ke perairan
dengan beragammikroorganisme probiotik yang digunakan, diantaranya kelompok
bakteri asamlaktat, Vibrio alginolyticus, Aeromonas sobria, Pseudomonas
fluorescens,Bacillus toyoi, Enterococcus faecium (Irianto, 2003 dalam Febrianti et al.,
2010).

Kelompok atau jenis bakteri tersebut perlu dikondisikan dengan


pemberianprebiotik ke perairan sehingga dapat merangsang peningkatan bakteri
probiotikyang bekerja sebagai agen bioremediasi. Aplikasi Bacillus sp. sebagai
probiotik berfungsi meningkatkan pertumbuhan dengan populasi mikroba yang
seimbang, dapat meningkatkanpenyerapan nutrien pakan dan enzim pencernaan
(Febrianti et al., 2010).

Berbagaienzim yang dihasilkan oleh bakteri ini seperti amilase digunakan untuk
memecahsumber karbon dan protease untuk memecah protein sehingga
mampumemanfaatkan protein yang terdapat pada pakan tambahan. Bakteri ini
jugabekerja sebagai agen bioremediasi detritus organik pada kolam dan menghasilkan
molekul yang lebih sederhana bagi organisme lain seperti bakteri nitrifikasi
untukberkembang (Febrianti et al., 2010).

Prinsip kerja yang digunakan oleh bakteri iniadalah proses oksidasi. Proses
oksidasi dilakukan untuk memecah senyawakompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana guna menghasilkan energi bagipertumbuhan atau peningkatan
biomasa.Namun, probiotik komersil yang telah beredar di pasaran telah
mengalamipenurunan populasi sebagai akibat dari panjangnya jangka waktu mulai
daripengemasan hingga sampai ke tangan pengguna (Gunarto et al., 2007).

Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberian molase sebagai sumber nutrisi bagi
bakteriprobiotik untuk dapat meningkatkan populasi bakteri probiotik di perairan.

2.10 Kualitas Air

Performa ikan sangat ditentukan oleh kualitas air yang biasanya diukurdengan
mengamati beberapa parameter utama seperti faktor fisika (pH, DO, suhu,Fe, Hg) dan
faktor kimia (NH3, NO2, CaCO3). Kualitas air yang buruk (tidakmendukung kesehatan
ikan) banyak disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya meningkatnya timbunan

7
bahan organik di dasar kolam yang berasal dari ekskresiikan, sisa pakan buatan, pupuk
organik maupun sisa dari organisme yang mati.Masalah itu akan diperparah oleh sistem
budidaya perikanan yang semakinintensif (tingkat padat penebaran tinggi) yang memicu
peningkatan stres padaikan. Manajemen pengelolaan air yang baik sangat diperlukan
untuk tetapmempertahankan ekosistem yang mendukung usaha budidaya.

2.11 Penyakit pada Ikan Mas

Penyakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan kerugian


ekonomisdalam kegiatan budidaya ikan. Kerugian yang ditimbulkan bergantung
padapersentase populasi yang terserang penyakit, umur ikan yang sakit, tingkat
11keparahan penyakit, dan adanya infeksi sekunder. Penyakit-penyakit tersebutbanyak
yang bersifat infeksi seperti juga penyakit pada hewan berdarah panas.Penyakit
merupakan salah satu hambatan dalam proses budidaya ikan, selainfaktor lingkungan
dan manajemen. Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segalasesuatu yang dapat
menimbjkulkan gangguan suatu fungsi alat tubuh baik secaralangsung maupun tidak
langsung. Penyakit menyerang ikan melalui proseshubungan antara tiga faktor, yaitu
kondisi lingkungan (kondisi di dalam air), kondisiinang (ikan), dan adanya jasad
patogen (jasad penyakit).

Penyakit MAS (Motile aeromonas septicemia) pada ikan disebabkan olehbakteri


Aeromonas hydrophilla, dan penyakit ini bersifat sistemik. Munajat danBudiana (2003),
menambahkan bahwa bakteri tersebut menyerang apabila dayatahan tubuh ikan turun
akibat stress dan penurunan kualitas lingkungan. Penyakit MAS sering pula menjadi
infeksi sekunder setelah serangan parasit.

2.12 Kelangsungan Hidup Ikan

Kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup pada akhir
suatu periode dengan jumlah ikan yang hidup pada awal periode (Effendi,
1979).Kelangsungan hidup dipengaruhi oleh dua faktor yaitu dari dalam ikan itu sendiri
danfaktor dari lingkungan luar. Faktor dari dalam diantaranya umur ikan, ukuran,
dankemampuan ikan beradaptasi dengan lingkungan.

Sedangkan faktor dari luar meliputi kondisi fisik-kimia dan media biologi,
ketersedian makanan, kompetisi antar ikan dalam mendapatkan makanan apabila jumlah
makanan dalam mediapemeliharaan kurang mencukupi, serta proses penanganan ikan
yang kurang baik(Royce, 1972). Kualitas air berupa parameter fisik dan kimia yang
tidak stabil akanmempengaruhi kelangsungan hidup organisme akuatik dalam
melakukan aktivitas(Zonneveldet al . 1991)

8
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan ini adalah kualitas air menentukan kesehatan dan
kecepatan pertumbuhan ikan mas, dan kualitas air tidak hanya ditentukan secara
biologis saja namun harus berhubungan dengan fisika dan kimia air. Karena hal tersebut
saling berhubungan satu sama lain. Lalu jika sudah memahami maka akan mengurangi
tingkat kematian ikan, Jadi kita tidak bisa hanya melihat dari satu aspek saja, agar
pertumbuhan ikan tersebut maksimal.

3.2 Saran

Sebaiknya sebelum membudidayakan ikan mas atau ikan lainnya, terlebihdahulu


kita mempelajari fisika, kimia, biologi perairan, untuk mengurangi tingkat kematian
ikan. Dan memenuhi nutrisi ikan dan mendapatkan hasil yang baik.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas

http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:fiTHh2jSBzUJ:digilib.unila.ac.id/12743/16/BAB
%2520II.pdf+&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id

http://eprints.umm.ac.id/44013/3/BAB%20II.pdf

https://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/berita_biologi/article/view/485

https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:76JTwA_nYbIJ:https://adoc.tips/download/bab-ii-tbvjauan-pustaka-
biologi-ikan-mas-cyprinus-carplo.html+&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id

10

Anda mungkin juga menyukai