Anda di halaman 1dari 83

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Tak hanya

mempelajari tentang makhluk hidup saja, tetapi biologi juga mempelajari segala aspek

yang menyertainya. Dalam pengembangan penerapan biologi yang dikenal sebagai

biologi terapan, biologi dapat dihubungkan dengan berbagai ilmu, contohnya kimia,

fisika, matematika serta teknologi informatika sehingga muncullah ilmu-ilmu baru

seperti biokimia (hubungan antara biologi dengan kimia) dan biofisika (hubungan antara

biologi dengan fisika) yang kemudian bergabung dan membentuk suatu ilmu baru lagi

yaitu bioteknologi. Selain itu, biologi juga berkaitan erat dengan ilmu sosial dan

membentuk ilmu-ilmu baru yang salah satu contohnya adalah psikologi dan biogeografi.

Ilmu terapan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia

di belahan bumi ini. Bidang yang tergolong biologi terapan misalnya kedokteran,

pertanian, perikanan, kesehatan, farmasi, dan bioteknologi.. Pertanian adalah

penggunaan tenaga manusia atas alam dengan tujuan mengarahkan perkembangan

tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berguna bagi manusia sedemikian rupa sehingga

akan lebih baik dalam memenuhi kebutuhan manusia. Biologi pertanian adalah adalah

ilmu yang mempelajari tentang semua kegiatan pertanian guna untuk mengembangkan

kualitas tumbuhan yang di budidayakan

Persoalan biologi adalah pertanyaan – pertanyaan tentang berbagai gejala pada

objek biologi kepan ?. Permasalah ada yang sangat elementer, dan ada pula

permasalahan yang membutuhkan analisis dan sintetis secara rasional berdasarkan fakta

– fakta atau gejala – gejala pada objek dan wawasan.


2

Permasalahan elementer (mendasar) adalah sekedar mempertanyakan keadaan

pada objek. Misal, apa ciri – ciri pokok daun, mengapa daun berwarna hijau, ada berapa

macam bentuk dan pertulangan daun, bagaimana daun menguning saat daun menjadi

tua,dsb.

Masalah biologi memang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, tetapi tdak

setiap pertanuaan layak disebut sebagai permasalahan biologi. Contoh, mengapa

mamusia punya kepala, mengapa kaki dan tangan kita ada dua ?, mengapa tumbuhan

memiliki akar, batang atau daun ?, dsb. Pernyataan itu memang berupa pertanyaan,

tetapi tidak layak sebagai permasalahan biologi. Permasalahan menjadi menarik bila

mempertanyakan sesuatu yang belum jelas jawabannya, tetapi ada jalan untuk

menjawabnya. Misal untuk permasalahan yang terfokus pada objek daun antara lain

adalah berapa lama daun cukup efektif untuk mendukung fotosintesis ? Kapan klorofil

efektif dibentuk bersamaan dengan masa pertumbuhan daun ? Apa yang terjadi pada

saat daun mengalami proses menua ? kapan daun mencapai pertumbuhan optimal ?, dsb.

Sesuai dengan pertanyaan, ada permasalahan sederhana dan ada pula

permasalahan yang lebih kompleks (lebih berat). Permasalahan sederhana dapat di

jawab dengan lebih mudah, dengan kegiatan yang lebih mudah pula. Ada pula masalah

yang lebih rumit, lebih kompleks, lebih berbobot dan menuntut aktivitas pemecahan

masalah yang lebih berat.

Keanekaragaman merupakan salah satu aspek persoalan biologi.

Keanekaragaman merupakan suatu gejala biologi yang di hasilkan dari interaksi faktor

genetik dan faktor lingkungan. Keanekaragaman dapat dilihat dari aspek struktural

(morfologis – anatomis ), fisiolgis maupun perilakunya. Keanekaragaman dapat dilihat


3

dari tingkat selmolekuler sampai tingkat komunitas, pada intraspecies (antara individu

sejenis) maupun interspecies (antara individu lain jenis).

Di dalam tubuh organisme (tingkat individu) pasti ada mekanisme regulasi

untuk mencapaikeadaan yang homeostatic. Homeostatik pada dasarnya merupakan

suatu upaya mempertahankan atau menciptakan kondisi yang stabil dinamis (“steady

state”) yang menjamin optimalisasi berbagai proses biologis dakan tubuh. Untuk

mencapai keadaan tersebut, tubuh melakukan berbagai aktivitas regulasi, sebagai

mekanisme untuk mencapai homestatik yang di harapkan. Regulasi dan homeostasis

juga terjadi ditingkat organisasi kehidupan yang lebih besar, yaitu pada tingkat populasi

dan komunitas dalam satu ekosistem.

Regulasi dilakukan dalam banyak bentuk, misalnya regulasi untuk mempertahankan

cairan tubuh, osmolaritas tubuh, keasaman, suhu, kadar lemak, gula dan protein, dsb.

Pada tubub pengendali utama dalam proses regulasi dalam tubuh.

Proses regulasi melibatkan pemacu (promotor) dan penghambat (inhibitor)

dalam suatu tingkat keseimbangan tertentu. Bebrapa komponen regulator dalam tubuh

ada yang bekerja secara antagonis atau sinergis. Regulator antagonis ditunjukan antara

lain oleh kerja syaraf simooatus dan parasimpatis, hormon insulin dan adrenalin. Pada

upaya tubuh melakukan regulasi dan homeostatik suhu tubuh (thermoregulasi), juga

melibatkan syaraf simpatis dan parasimpatis, hormon insulin dan adrenalin, kelenjar

keringat, darah dan pembuluh darah, dalam suatu koordinasi tertentu. Adanya regulasi

memungkinkan terjaminnya koordinasi aktivitas dalam tubuh.

Perkecambahan adalah proses munculnya plantula atau tanaman kecil dari dalam

biji. Fototropisme adalah gerakan bagian tubuh tertentu dari organisme sebagai respon

terhadap cahaya matahari. Fotoperiodisme adalah respon tanaman terhadap intensitas


4

cahaya matahari dan lamanya penyinaran yang diterima. Reaksi tanaman terhadap

cahaya ini berupa respon perkembangan tanaman untuk panjang relatif periode terang

(siang)juga panjang relatif periode gelap (malam). Respon ini tidak sama antara satu

tanaman dengan yang lainnya.

Cahaya mempengaruhi hormon pertumbuhan auksin . Hormon auksin apabila

terkena sinar matahari akan semakin sedikit , tapi kalau jauh dari sinar matahari

semakin banyak . Jadi dapat disimpulkan , kecambah yang di taruh jauh dari sinar

matahari akan tumbuh lebih cepat , dan batang nya panjang . Begitu pula sebaliknya jika

kecambah di taruh di tempat yang intensitas cahaya matahari tinggi . Pertumbuhan nya

lebih lambat dan batang nya pendek .

Keanekaragaman merupakan salah satu aspek persoalan biologi.

Keanekaragaman merupakan suatu gejala biologi yang dihasilkan dari interaksi faktor

genetik dan factor lingkungan. Keanekaragaman dapal dilihat baik dari aspek structural

(mortologis-anatomis), fisiologis maupun perilakunya. Keanekaan dapat dilihat dari

tingkat selmolekuler sampai tingkat komunitas, pada intraspecies (antar individu

sejenis) maupun interspecies (antar individu lain jenis)

Keanekaragaman merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya

keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap

lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja

tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada

tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada

beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang

tampak.
5

Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur

atau sifat yang nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti

warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti

pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil

produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen

memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip.

Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang terekpresikan

menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan alel-alel pada suatu

lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot.  Keturunan  homozigot

dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang

berbeda. Dan kita harus memahami keanekaragaman hayati karena bertujuan,

mengetahui manfaat setiap jenis organisme, mengetahui adanya saling ketergantungan

di antara organisme satu dengan lainnya, memahami ciri-ciri dan sifat setiap organisme,

memahami adanya hubungan kekerabatan antar organisme, memahami manfaat

keanekaragaman hayati dalam mendukung kelangsungan hidup manusia.

Di dalam tubuh organisme (tingkat individu) pasti ada mekanisme regulasi

untuk mencapa keadaan yang homeostatic. Homeostatik pada dasamya merupakan suatu

upaya mempertahankan atau menciptakan kondisi yang stabil dinamis (steady state)

yang menjamin optimalisasi berbagai proses fisologis dalam tubuh. Untuk mencapai

keadaan tersebut, tubuh melakukan berbagai aktivitas regulasi, sebagai mekanisme

untuk mencapai homeostatik yang diharapkan. Regulasi dan homeostasis juga terjadi di

tingkat organisasi kehidupan yang lebih besar, yaitu pada tingkat populasi dan

komunitas dalam suatu ekosistem


6

Regulasi dilakukan dalam banyak bentuk, misalnya regulasi untuk

mempertahankan cairan tubuh, osmolaritas tubuh, keasaman, suhu, kadar lemak, gula

dan protein darah, dsb. Pada tubuh manusia, regulasi diperankan oleh antara lain adalah

syarat dan hormon. Kedua komponen merupakan pengendali utama dalam proses

regulasi dalam tubuh.

Proses regulasi melibatkan pemacu (promotor) dan penghambat (inhibitor)

dalam suatu tingkat keseimbangan tertentu. Beberapa komponen regulator dalam tubuh

ada yang bekerja secara antagonis alau sinergis. Regulator antagonis ditunjukkan antara

lain oleh kerja syaraf simpatis dan parasimpatis hormon insulin dan adrenalin. Pada

upaya tubuh melakukan regulasi dan homeostatk suhu tubuh (thermoregulasi), juga

melibatkan syaraf simpatis dan parasimpatis, hormon insulin dan adrenalin, kelenjar

keringat, darah dan pembuluh darah, dalam suatu koordinasi tertentu. Adanya regulasi

memungkinkan terjaminnya koordinasi aktivitas dalam tubuh

Perangkap bahan organic merupakan bahan perangkap yang berasal dari alam.

Perangkap ini relative mudah dibuat dengan bahan-bahan yang ada disekitar lingkungan

kita. Oleh karena terbuat dari bahan organic maka perangkap ini bersifat mudah terurai

(biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relative aman

bagi manusia dan ternak, karena residunya akan terurai dan mudah hilang.
7

B. TUJUAN

Tujuan dari pratikum ini adalah

1. Untuk mengetahui pengamatan dua tempat hidup tumbuhan

2. Untuk mengetahui keanekaragaman pada daun dan bunga

3. Untuk mengetahui regulasi dan hemostasis

4. Untuk mengetahui perangkap serangga larutan

5. Untuk mengetahui perangkap serangga ekstrak

6. Untuk mengetahui anatomi pada manusia

7. Untuk mengetahui perkecambahan biji


II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengamatan dua tempat hidup tanaman

Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak

dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari

tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan

bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.(Campbell , 2010)

Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula yang

merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung

sebelah atas terdapat epikotil (calon batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis

perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe hipogeal.(Kimball,1998).

Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder

Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer

karena pada pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu

membelah). Pemanjangan ujung akar dan ujung batang tersebut disebutpertumbuhan

primer. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan kambium yang merupakan meristem

sekunder akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder (membesar). Kambium

akan membelah ke arah luar membentuk kulit kayu (floem), dan membelah ke arah

dalam membentuk kayu (xilem). Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga

hanya mengalami pertumbuhan primer saja. Pertumbuhan primer dan sekunder

berlangsung terus menerus selama tumbuhan tersebut hidup. (Moore, et al, dalam

karmana, oman, 2007 :11).


9

Pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada letak meristem. Meristem apikal,

berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan sel-sel bagi tumbuhan

untuk tumbuh memanjang. Pemanjangan ini, yang disebut pertumbuhan

primer,memungkinkan akar membuat jalinan didalam tanah dan tunas untuk

meningkatkan penyerapannya terhadap cahaya matahari dan karbon dioksida.

Pertumbuhan sekunder merupakan produk dari meristem lateral ,selinder-selinder yang

terbentuk dari sel-sel yang membelah ke samping disepanjang akar dan tunas.

(Campbell,2010)

Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis,

sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya

proses metabolisme yang lain didalam tanaman (Kramer dan Kozlowski, 1979).

Setiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang berlainan terhadap

cahayamatahari.Ada tanaman yang tumbuh baik ditempat terbuka sebaliknya ada

beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada tempat teduh/bernaungan. Ada

pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode

hidupnya. Pada waktu masih muda memerlukan cahaya dengan intensitas rendah dan

menjelang sapihan mulai memerlukan cahaya dengan intensitas tinggi (Soekotjo,1976

dalam Faridah, 1995).

Banyak spesies memerlukan naungan pada awal pertumbuhannya, walaupun

dengan bertambahnya umur naungan dapat dikurangi secara bertahap. Beberapa spesies

yang berbeda mungkin tidak memerlukan naungan dan yang lain mungkin memerlukan
10

naungan mulai awal pertumbuhannya. Pengaturan naungan sangat penting untuk

menghasilkan semai-semai yang berkualitas.

Beberapa spesies dapat hidup dengan mudah dalam intensitas cahaya yang tinggi

tetapi beberapa spesies tidak. Sebagian dari jenis-jenis dipterocarpaceae terutama untuk

jenis kayu yang mempunyai berat jenis tinggi atau tenggelam dalam air atau sebagian

lagi tergolong jenis semi toleran atau gap appertunist yaitu jenis-jenis yang memiliki

kayu terapung atau berat jenis rendah. Kebutuhan cahaya untuk pertumbuhannya di

waktu muda (tingkat anakan) berkisar antara 50 – 85 % dari cahaya total. Untuk jenis-

jenis semitoleran naungan untuk anakan diperlukan sampai umur 3 – 4 tahun atau

sampai tanaman mencapai tinggi 1 – 3 meter. Sedangkan untuk jenis-jenis toleran lebih

lama lagi yaitu 5 – 8 tahun. Sangat sedikit jenis yang tergolong intoleran antara lain

Shorea concorta (Rasyid H. A. dkk, 1991). Suhardi (1995) mengemukakan Hopea

gregaria yang termasuk dalam jenis Dipterocarpaceae, di tempat penuh memberikan

pertumbuhan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tempat cahaya masuk

sebahagian. Dibandingkan dengan lama penyinaran dan jenis cahaya, intensitas cahaya

merupakan faktor yang paling berperan terhadap kecepatan berjalannya fotosintesis.

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sampai intensitas 10.000

lux, grafik kecepatan fotosintesis bergerak linear positif. Data penelitian tersebut adalah

untuk tanaman dewasa, sedangkan untuk tanaman muda (tingkat semai-sapihan) belum

diperoleh data. Selain itu, penelitian mengenai kekhususan sifat akan kebutuhan cahaya

pada jenis-jenis tanaman tertentu juga belum dikerjakan. Pengurangan intensitas sinar

sampai 60% berpengaruh positif nyata terhadap pertumbuhan awal tinggi dan diameter

semai kapur. (Manurung,2014)
11

Menurut Rasyid H.A dkk (1991) Penanaman jenis Diperocarpaceae di lapangan terbuka

harus mempergunakan peneduh. Jenis tanaman peneduh yang dapat digunakan antara

lain Albizia falcataria (Sengon) atau jenis lain yang memiliki tajuk ringan dan memiliki

persyaratan tempat tumbuh yang sama dengan jenis Dipterocarpaceae yang akan

ditanam ditempat tersebut. Pada umumnya anakan meranti khususnya pada tingkat

seedling kurang tahan terhadap defisit air tanah, kecuali anakan Shorea leprosula. Pada

tempat terbuka kondisi permudaan semai umumnya berdaun kecil dan lemah. Pada

bagian hutan yang bercelah lebar umumnya banyak dijumpai tumbuh pancang dan

tiang.

2. Perkecambahan Biji

Perkembangbiakan Tanaman

Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuahn adalah

peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan

ukuran ( volume, massa dan tinggi ). Pertumbuhan ini beresifat kuantitatif atau terukur.

Perkembangan adalah proses menuju kedeewasaan pada organisme. Proses ini

berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan dan perkembangan bersifat irreversibel

atau tidak dapat balik ( Irpan, 2013).

Perkembangbiakan tanaman adalah suatu proses dihasilkannya individu generasi

keturunan baru dari kedua atau suatu tetua dalam rangka untuk mempertahankan dan

pengembangan suatu jenis tanaman. Perkembangbiakan tanaman biasanya mengikuti

suatu pola yang teratur yang dikenal dengan siklus atau daur hidup tanaman, yaitu suatu

siklus dari biji sampai menghasilkan kembali biji baru atau dari suatu bagian tanaman

yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru dan menghasilkan bagian tanaman baru yang
12

dapat tumbuh berkembang menjadi tanaman baru lagi untuk meneruskan kehidupan

dengan pola siklus yang teratur (Irpan, 2013)

         

cara perkembangbiakan tanaman pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 2

(dua) yaitu secare generatif dan secara vegetatif. Perkembangbiakan secara generatif

adalah perbanyakan tanaman tersebut melalui biji atau embrio yang dihasilkan dari

persatuan gamet jantan dan gamet betina melalui proses penyerbukan dan pembuahan

pada tanaman berbunga. Perkembangbiakan secara vegetatif artinya tanaman

atauindividu tanaman baru berasal dari bagian vegetatif tanaman induk. Bagian

vegetatif dapat berupa akar, batang, daun, umbi yang apabila dilepas dan ditempatkan

pada lingkungan yang sesuai dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang sempurna

(Irpan, 2013).

Perkecambahan Biji

Perkecambahan merupakan serangkaian proses penting yang terjadi sejak benih

dorman sampai ke bibit yang sedang tumbuh. Daya kecambah benih adalah mekar dan

berkembangnya bagian-bagian penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan

kemampuan untuk tumbuh normal pada lingkungan yang sesuai. Daya kecambah benih

meningkat dengan bertambah tuanya biji sampai masak fisiologis biji tercapai. Tipe

perkecambahan benih ada dua macam yaitu hipogeal dan epigeal. Pada tipe kecambah

hipogeal, kotiledon tetap tinggal di tanah, sedangkan pada tipe kecambah epigeal

kotiledon terangkat keatas. Biji legum termasuk tipe kecambah epigeal dimana

kotiledonnya ikut terangkat ke permukaan tanah. Hal itu disebabkan karena

pertumbuhan dan perpanjangan hipokotil kearah bawah tertambat ke tanah dengan akar-
13

akar lateral. Hipokotil membengkok, bergeser dan muncul ke permukaan tanah (hadi,

2011).

Proses perkecambahan proses perkecambahan benih meliputi lima tahapan. Tahap

pertama perkecambahan benih dimulai dari proses penyerapan air oleh benih,

melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua yaitu kegiatan sel-sel

dan naiknya tingkat respirasi benih. Tahap ketiga adalah penguraian bahan-bahan

seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan

ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan

yang telah diuraikan didaerah meristemmatik yang menghasilkan energi untuk kegiatan

pembentukkan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima pertumbuhan

dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik

tumbuh ( Hadi, 2011).

 Menurut Henny (2010), perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan

komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal

menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat

di dalam biji, misalnya radikula dan plumula. Hasil dari perkecambahan ini adalah

munculnya tumbuahan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat

perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembanng menjadi batang dan radikula

tumbuh dan berkembang menjadi akar.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peretasan Biji

Dalam benih generatif daya kecambah merupakan faktor penentu keberhasilan

yang utama. Karena sebaik apapun materi yang terkandung didalam benih tersebut jika

pada akhirnya tidak bisa berkecambah maka tetap perkembangbiakan dari benih

menjadi bibit dan tanaman tidak akan terjadi ( Wahyuni, 2013).


14

Menurut wahyuni (2013), ada beberapa hal yang mempengaruhi daya kecambah

benih yaitu dari dalam benih ( faktor internal ):

1. Tingkat kemasakan biji

Biji yang dipanen sebelum tercapainya masak secara fisiologis akan

memiliki viabilitas yang rendah. Bahkan pada beberapa tanaman tertentu benih

yang demikian tidak akan bisa berkecambah. Hal tersebut dikarenakan benih

belum memiliki cadangan makanan yang cukup untuk mendukung

berkembangnya embrio menjadi tanaman. Dan bisa juga disebabkan oleh embrio

tanaman itu sendiri yang belum sempurna walaupun cadangan makanan sudah

cukup tersedia.

2. Ukuran benih

Benih yang berukuran besar memiliki cadangan makanan yang lebih

banyak dibandingkan benih yang berukuran kecil. Selain itu benih yang

berukuran besar juga dimungkinkan memiliki embrio yang besar pula. Benih

yang memiliki cadangan makanan yang lebih banyak akan memiliki protein,

lemak dan karbohidrat yang lebih banyak pula sehingga proses perkecambahan

embrio dimungkinkan akan terjadi secara baik. Semakin besar ukuran benih

maka semakin besar kecambah yang dihasilkan. Namun tidak ada kaitan yang

nyata antara ukuran benih dengan kecepatan berkecambah dan daya kecambah

benih yang dihasilkan

3. Dormansi

Dormansi adalah istilah yang menjelaskan bahwa benih pada saat itu

adalah pada keadaan hidup namun tidak mau berkecambah walaupun diletakkan

pada keadaan yang memungkinkan benih tersebut berkecambah. Biasa  dengan


15

masa tidur benih. Benih dikatakan dormansi sementara apabila benih tersebut

tidak tumbuh dalam 3-7 hari dan apabila lebih dari 3-7 hari biji dikatakan

dormansi total atau istirahat dalam jangka lama. dormansi benih menunjukkan

suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah

ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah,

seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai.

4. Penghambat perkecambahan

Penghambat perkecambahan biji dapat berupa kehadiran inhibitor atau

zat penghambat pertumbuahan contohnya asam absisat yang dapat menghambat

perkecambahan, baik dalam benih maupun pada permukaan benih, adanya

larutan dengan osmosik yang tinggi serta bahan yang bahan yang menghambat

lintasan metabolik atau mengahmbat laju respirasi.

Menurut wahyuni (2013), ada beberapa hal yang mempengaruhi daya kecambah

benih yaitu dari luar benih ( faktor eksternal ):

1. Air

Air merupakan syarat penting bagi berlangsungnya perkecambahan. Ada

2 faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih yaitu a) kulit pelindung

yang mudah menyerap air b) jumlah ketersediaan air dalam medium disekitar

benih. Air memang memiliki korelasi terhadap proses perkecambahan namun

jika terlalu banyak air/lembab justru akan menyebabkan benih layu atau diserang

cendawan/jamur seperti jamurPeronospora parasitica yang membuat biji menjadi

keropos dan akhirnya mati. Sehingga dapat menurunkan daya kecambah benih

walaupun secara tidak langsung.


16

2. Temperatur

Temperatur merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan benih.

Benih pada umumnya dapat berkecambah pada temperatur optimum yaitu pada

suhu 26˚C – 35˚C Walaupun ada tanaman pada iklim subtropis yang dapat

berkecambah pada suhu 10˚C, namun pada umumnya pada temperatur 0˚C -5˚C

benih akan gagal berkecambah atau akan terjadi kerusakan / chilling yang

mengakibatkan terbentuknya kecambah abnormal.

3. Oksigen

Selama benih hidup benih selalu melakukan respirasi. Saat proses

perkecambahan terjadi proses respirasinyapun ikut meningkat. Hal ini ditunjukan

dengan peningkatan pengambilan oksigen, pelepasan karbondioksida uap air dan

panas. Dengan terbatasnya oksigen maka proses perkecambahan akan terhambat.

Energi yang dihasilkan dari respirasi tersebut digunakan untuk mensuplai

metabolisme embrio untuk berkecambah.

4. Cahaya

Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi

tergantung pada jenis tanaman, cahaya merupakan factor utama dalam

fotosintesis dimana terjadi fotosintesis pada reaksi terang dan reaksi gelap.

Dimana paada reaksi terang tumbuhan atau perkecambahan biji membutuhkan

sinar matahari yang cukup, sedangkan pada reaksi gelap tidak terlalu

membutuhkan sinar matahari yang lebih hal ini karena perbedaan jenis tanaman

dan kemampuan menyerap intensitas cahaya. Adapun besar pengaruh cahanya

terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya,

lamanya penyinaran pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat


17

dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak,

golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan,

golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan

dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.

5. Medium

Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik

yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari

organisme penyebab penyakit terutama cendawan. Pengujian viabilitas benih

dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.

Hormon-Hormon Yang Mempengaruhi Perkecambahan

Hormon tumbuh atau zat pengatur tumbuh merupakan sekumpulan senyawa

organik, baik yang terbentuk secara alami maupun buatan. Hormon tumbuh dalam kadar

sangat kecil mampu menimbulkan suatu reaksi atau tanggapan baik secara biokimia

atau dengan bantuan enzim dan fisiologis atau pembentukan makanan yang berfungsi

untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Zat pengatur tumbuh

berbeda dengan unsur hara atau nutrisi tanaman, baik dari segi fungsi maupun senyawa

penyusunnya (Kurnianti, 2012).

Menurut Rainskey (2009), beberapa hormon yang berpengaruh terhadap

perkecambahan biji adalah :

1. Hormon Auksin

Hormon auksin yang banyak terdapat pada ujung koleoptil. Hormon

auksin memiliki peran dalam mendorong pemanjangan batang atau pucuk,

merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/stek batang, dan memacu


18

tunas apikal atau tunas di ujung batang. Hormon auksin menginisiasi

pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma

untuk memompa ion H+  ke dingding sel. Ion H+  mengaktifkan enzim tertentu

sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul slulosa

penyusun dinding sel. Kemudian sel tumbuhan memanjang akibat airyang masuk

secara osmosik.

2. Hormon Giberelin

Hormon ini berperang penting dalam memacu pertumbuhan batang,

merangsang perkecambahan biji dan tunas, merangsang pembentukan bunga, dan

merangsang perkembangan buah tanpa biji. Hormon giberelin akan merangsang

terbentuknya enzim amilase dimana enzim ini akan menghidrolisis pati seingga

kadar gula dalam seln akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lagi

masuk ke sel sehingga sel memanjang.

3. Hormon Sitokinin

Hormon ini berperang dalam memacu pembelahan sel dan pembentukan

organ, menunda penuaan, memacu perkembangan kuncup samping, dan memacu

pembesaran sel pada kotiledon dikotil. Hormon sitokinin akan di transportasikan

dari akar ke bagian tanaman sehingga mampu mengaktifkan pertumbuhan tunas-

tunas samping sehingga tanaman memiliki ranting yang banyak dan menjadi

rimbun.

4. Hormon asam absisat

Asam absisat berperang dalam menghambat pertumbuhan ( dormansi ),

dan memacu pengguguran daun, bunga, dan buah. Asam absisat berperang

penting dalam memulai masa dormansi biji. Dalam keadaan dorman tidak terjadi
19

pertumbuahan tanaman dan aktifitan fisiologi terhenti sementara. Proses

dormansi biji ini penting untuk mejaga agar biji tidak berkecambah sebelum

waktu yang dikehendaki.

5. Gas Etilen

Gas etilen berfungsi untuk membantu memecahkan dormansi pada

tanaman, misalnya pada ubi dan kentang, mendukung pematangan buah,

mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun, mendukung proses

pembungaan, menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan

dapat menstimulasi pemanjangan batang, menstimulasi perkecambahan dan

mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.

6. Asam Traumalin

Asam traumalin dianggap sebagai hormon luka, karena merangsang

pembelahan sel-sel dibagian tumbuhan yang luka. Apabila tumbuahan

mengalami  luka karena gangguan fisik maka akan segera terbentuk cambium

gabus. Peristiwa ini merupakan kerja sama anatr hormon pada tumbuhan.

Pembentukan cambium gabus dilakuakan oleh hormon giberelin, selanjutnya

terbentuklah sel-sel baru akibat pengaruh hormon sitokinin. Terbentuknya sel-sel

baru yang akan membentuk jaringan penutup luka yang disebut kalus. Asam

traumalin ini dapat ditemukan pada dinding sel tumbuhan

7. Kalin

Kalin adalah hormon yang berfungsi merangsang pembentukan organ

tumbuhan. Kalin dibedakan menjadi empat  macam yaitu rizokalin untuk

merangsang pembentukan akar, kaulokalin untuk merang pembentukan batang,


20

filokalin untuk merangsang pembentukan daun dan antokalin aatau florigen untuk

merangsang pembentukan bunga.

Teknis Pelaksanaan Peretasan Biji

Menurut Ridho ( 2014 ), teknis pelaksanaan peretasan biji terbagi dalam tiga cara

yakni :

1. Cara Mekanis

Skarifikasi mekanik dilakukan dengan cara menggosok mata benih

legum dengan menggunakan amplas.  Bagian mata benih digosok hingga putih

sehingga biji lewat masa dormansinya. Pengamplasan yang terlalu halus dapat

menyebabkan dormansi benih yang disebabkan oleh impermeabilitas kulit biji

terhadap air maupun gas, selain terhadap air maupun gas, dapat mengakibatkan

kulit biji yang keras akan terkelupas sehingga air maupun gas dapat masuk dan

perkecambahan pun terjadi.

2. Cara Kimiawi

Skarifikasi kimiawi dilakukan dengan cara merendam benih legum

kedalam H2SO4. Kulit/biji-biji dapat pecah, karena bereaksi dengan senyawa-

senyawa di dalam tanah. Senyawa H2SO4 dalam tanah dapat kita wakilkan pada

percobaan skarifikasi kimia. Dapat juga menggunakan KNO3, sebagai pengganti

fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat masuknya  oksigen ke

dalam benih

3. Cara Fisik

Secara umum skarifikasi fisik dapat dilakukan dengan cara merendam

benihlegum dengan air panas. Perlakuan fisik dengan perendaman air panas


21

dilakukan dengan cara merendam benih selama  10 menit.  Hal ini ditujukan

agar benih menjadi lebih lunak sehingga memudahkan terjadinya proses

perkecambahan. Pemberian air, oksigen, dan suhu yang tepat, menyebabkan

sebagian besar biji akan berkecambah dan berkembang menjadi tanaman

dewasa. Dengan demikian, perlu sekali penyesuaian suhu air supaya

perkecambahan dapat terjadi dengan baik.

Rumus Persentase Perkecambahan

Presentase perkecambahan merupakan parameter yang digunakan untuk melihat

jumlah kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih pada kondisi lingkungan

tertentu dalam jangka waktu tertentu (rettob, 2012).

Perhitungan presentase perkecambahan benih dengan rumus :

Persentase perkecambahan biji

3. Keanekaragaman Pada Daun dan Bunga

A. DAUN (folium; phylloma)

Daun dikenal dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki

struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau

(Rosanti, 2013). Daun merupakan alat (organ) tumbuhan yang melekat pada

batang. Daun yang lengkap terdiri dari tiga bagian yakni pelepah atau upih

(vagina), tangkai (petiolus) dan helai daun (lamina). Namun tidak semua daun

memiliki ketiga bagian itu, jika satu atau dua bagian tidak ditemukan maka daun

tersebut disebut tidak lengkap. Daun dengan helai daun yang hijau, pipih dan

lebar amat jelas mendukung fungsi utama daun, yakni fotosintesis (Estiti, 1994).
22

Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang

kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti yang

terdapat pada batang. Perbedaannya, batang mempunyai pertumbuhan yang

tidak terbatas, sedangkan daun mempunyai pertumbuhan terbatas, yang segera

berhenti tumbuh, berfungsi untuk beberapa musim lalu gugur (Tjitrosomo,

1983).

B. BENTUK DAUN

1. MACAM- MACAM DAUN:

a. Daun hijau (folium) adalah daun dalam arti sempit dan digunakan untuk

daun hijau yang fungsi utamanya fotosintesis.

b. Katafil (cataphyllum) adalah sisik pada kuncup atau tunas ketiak dan

pada batang di bawah tanah. Fungsinya untuk pelindung dan penyimpan

cadangan makanan.

c. Profil (prophyll) adalah daun pertama pada ranting. Pada tumbuhan

monokotil berjumlah sehelai dan pada dikotil dua helai.

d. Hipsofil (hypsophyllum) biasanya lebih kecil dari daun hijau dan bentuk

dapat berbeda sama sekali dan melekat di dasar perbungaan. Daun

pelindung yang juga disebut brakte (bractea) termasuk kelompok ini.

e. Kotiledon (cotyledon) atau keping biji merupakan daun pertama pada

tumbuhan.

2. BAGIAN- BAGIAN DAUN:

a. Pelepah atau upih daun (vagina) yang mengelilingi batang, dan

merupakan bagian paling bawah dari daun.

b. Tangkai daun (petiolus) yang seringkali membentuk silinder ramping.


23

c. Helai daun (lamina) yang merupakan bagian pipih dan lebar.

3. KELENGKAPAN DAUN:

a. Daun lengkap yakni bila terdapat pelepah, tangkai maupun helai daun.

Contoh:

daun kelapa (Cocos nucifera).

b. Daun tidak lengkap yakni bila satu atau dua bagian tidak terdapat.

Contoh: Graminaeae umumnya tidak memiliki tangkai daun, daun suji

(Pleomele angustifolia) tidak memiliki pelepah atau tangkai daun; daun

jambu (Psidium guayava) tidak memiliki pelepah daun.

C. PEMBAGIAN DAUN MENURUT JUMLAH HELAI

1. DAUN TUNGGAL (folium simplex) dengan satu helai daun saja, contoh:

daun mangga (Mangivera indica).

 Pelepah daun (vagina)

Nama pelepah daun diberikan kepada bagian daun yang melekat di dasar

daun dan dapat dibedakan dari bagian daun lainnya. Ukurannya berkisar

antara yang amat kecil hingga yang besar, yang mengelilingi dan

memeluk batang. Pelepah dapat berfungsi sebagai pelindung tunas di

ketiak ybs. Pada pisang (Musa paradisiaca) seluruh pelepah daun

bersama- sama membentuk batangsemu. Batang yang sebenarnya akan

tumbuh ke luar melalui tengah- tengah batang semu pada waktu

perbungaan (“jantung” pisang) dibentuk (Estiti. 1994).

 Tangkai daun (petiolus)

a. Daun tidak bertangkai (petiolus):


24

1) Daun duduk (sessilis). Yakni daun tunggal tak bertangkai,

misalnya pada gewor (Commelina nudiflora).

2) Daun memeluk batang (f. amplexicaulis). Yakni dasar daun

sedikit mengelilingi batang, misalnya pada tempuyung (Sonchus

arvensis).

3) Daun saling memeluk (f. equitativum atau equitans). Yakni pada

tunas ujung daun berada dalam keadaan terlipat. Daun yang lebih

rendah menyelubungi dasar daun diatasnya. Contoh, suliga

(Belamcanda chinensis).

b. Daun bertangkai (petiolatus):

1) Biasa, bundar (teres) misalnya Papaya (Carica papaya).

2) Bersayap (p. alatus) jika tangkai daun tumbuh melebar datar

seperti pada daun jeruk (Citrus sp.).

3) Lebar (phyllodium). Bentuknya seperti tangkai daun bersayap

namun seringkali tanpa adanya helai daun. Contoh: Acacia

auriculiformis.

4) Beralur, jika tangkai daun memiliki satu alur di sebelah atas

(adaksial). Misalnya pada daun pisang (Musa paradisiaca).

 Helai daun (lamina)

1) Ujung (distal) helai daun (apex)

a. Runcing (acutus).

b. Tumpul (obtutus).
25

c. Meruncing (acuminatus). Ujung terletak lebih tinggi dari yang

diperkirakan, bila ditarik garis sisi daun yang akan berpotongan

di daerah ujung daun.

d. Berlekuk (emarginatus). Contoh: Liriodendron.

e. Berbelah (retusus). Contoh: Bayam (Amaranthus).

f. Seperti duri (mucronatus) dengan ujung runcing membulat yang

jelas. Contoh: Agave.

D. BUNGA

Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) adalah alat reproduksi seksual

pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae,

"tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu

benang sari dan putik. Bunga dapat muncul secara tunggal maupun bersama-

sama dalam satu rangkaian. Bunga yang muncul secara bersama-sama disebut

sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Pada beberapa spesies, bunga

majemuk dapat dianggap awam sebagai bunga (tunggal), misalnya pada

Anthurium dan bunga matahari. Satuan bunga yang menyusun bunga majemuk

disebut floret.

Bunga merupakan organ pada tumbuhan yang mempunyai kegunaan sebagai

tempat berlangsungnya perkembangbiakan generatif melalui proses pembuahan

serta penyerbukan. Bunga sejatinya ialah modifikasi tunas daun atau tunas

batang dimana bentuk, warna, dan susunannya di sesuaikan atas kepentingan

tumbuhan tersebut. Secara botani, bunga adalah bagian tanaman untuk

menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga.

Setelah pembuahan, bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk buah.


26

Pada tumbuhan berbunga, buah adalah struktur yang membawa dan melindungi

biji.

E. Fungsi Bunga pada Tumbuhan.

 Fungsi dari bunga adalah untuk menarik penyerbuk pada tumbuhan untuk

membantu pembuahan sehingga tumbuhan menciptakan bibit.  Warna-

warna cerah, aroma yang kuat dan nektar manis semua bekerja sama untuk

menarik burung, lebah dan serangga lainnya untuk memindahkan serbuk

sari dari satu bunga ke bunga yang lain. Setelah penyerbukan terjadi, bunga

berkembang menjadi benih. Bunga yang normal memiliki tiga fungsi dasar:

 Bunga menyediakan platform untuk sistem reproduksi seksual dari tanaman

(andresium – jantan dan ginesium – betina) – baik bunga berumah satu dan

dua. Dalam serbuk sari bunga dan ovula diproduksi biasanya melalui proses

meiosis.

 Penyerbukan terjadi dan ovula terbentuk menjadi biji, dengan ovarium yang

bengkak biasanya membentuk menjadi buah (atau polong biji).

 Menyediakan mekanisme untuk menarik penyerbuk untuk memfasilitasi

penyerbukan (kelopak) – bunga berumah satu dan bunga berumah dua.

Bunga memberikan atraktan visual untuk banyak penyerbuk (serangga,

burung, binatang dll), ini juga kadang-kadang terkait dengan bau beraroma

seperti nektar. Ini sebagai “umpan” untuk menarik serangga yang kemudian

mentransfer serbuk sari antara bunga-bunga dan memfasilitasi penyerbukan

(baik penyerbukan silang atau penyerbukan sendiri).


27

 Menyediakan platform untuk ovula dibuahi untuk berkembang dan

didistribusikan sebagai buah dan biji – bunga berumah satu dan bunga

berumah dua betina saja.

 Fungsi biologi bunga adalah organ seksual, sebagai wadah menyatunya

gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan

biji. Bahwa bunga adalah analog dengan organ seksual pada hewan baru

disadari secara ilmiah pada abad ke-17 di Eropa.

 Beberapa bunga memiliki warna yang cerah berfungsi sebagai pemikat

hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan

panas atau aroma yang khas, juga bertujuan memikat hewan untuk

membantu penyerbukan.

 Bunga juga dapat dianggap sebagai organ untuk bertahan pada kondisi

kurang menguntungkan bagi pertumbuhan. Sejumlah tumbuhan akan segera

membentuk bunga apabila mengalami kekurangan air atau suhu rendah.

Contoh yang paling dikenal adalah bunga kertas Bougainvillea. Bunga

mengurangi metabolisme dan apabila tumbuhan mati, biji diharapkan telah

terbentuk sebagai usaha sintasan (survival).

 Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni

sehingga memiliki arti kultural. Bunga menjadi salah satu penentu nilai

suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.

Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah :

1) Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagianya,

2) Warnanya

3) Baunya
28

4) Ada dan tidaknya madu ataupun zat lain

Demikian karakteristik sifat-sifat tersebut untuk setiap jenis Atau

segolongan tumbuhan , sehingga sifat-sifat bunga merupakan tanda pengenal

tumbuhan yang paling utama. Bunga majemuk (antotaksis, Inflorescentia) suatu

bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah

bunga diketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga diketiak jelas

keliatan , bahwa diantara bunga-bunganya sendiri terdapat pada cabang itu

terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi19.

Berdasarkan dengan sifat-sifat itu bunga majemuk dibedakan dalam tiga

golongan yaitu :

1) Bunga majemuk tak terbatas , yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya

dapat tumbuh terus

2) Bunga majemuk terbatas , yaitu bunga majemuk yang ujung ibu

tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga.

3) Bunga majemuk campuran, yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan

baik sifat-sifat bunga majemuk terbatas maupun sifat bunga majemuk tak

terbatas..

F. BAGIAN-BAGIAN BUNGA

Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut :

1) Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat

batang , padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-

bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau.

2) Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali

melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daundaun yang


29

telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk

amat rapat satu sama lain.

3) Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan

penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-

tulang atau urat-urat yang masih jelas.

4) Alat kelamin jantan (andoroecium), bagian ini sesungguhnya juga

merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari.20

5) Alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian

yang biasanya disebut putik (pistillum) , juga putik terdiri atas

metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella).

Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tangkai dan dasar bunganya

tidak diperhitungkan), maka bunga dapat dibedakan dalam:

1) Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos Completus) , yang dapat

terdiri atas :

a. 1 Lingkaran daun dan kelopak

b. 1 Lingkaran daun-daun mahkota

c. 1 atau 2 lingkaran daun-daun buah

2) Bunga tidak lengkap atau tidak sempurna (flos in completus) , jika salah

satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminya tidak ada.
30

4. Anatomi Pada Manusia

A. Rangka Tubuh Manusia.

Secara garis besar kerangka tubuh manusia dikelompokkan menjadi tiga

kelompok, yaitu rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka

anggota gerak.

1. Rangka Kepala (Tengkorak)

Tulang tengkorak berbentuk bulat, sebagian besar tersusun atas

tulang-tulang yang pipih. Antara tulang yang satu dengan tulang yang

lainnya bersambungan sangat kuat. Fungsi dari tulang kepala (tengkorak)

adalah melindungi otak yang merupakan organ tubuh yang sangat

pentingTulang tengkorak dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu

tulang bagian kepala dan bagian muka.

- Tulang Bagian Kepala

Bagian-bagian tulang bagian kepala adalah :

a. Tulang Dahi

b. Tulang Ubun-ubun

c. Tulang Kepala Belakang

d. Tulang Bajie

e. Tulang Tapis

f. Tulang Pelipis

- Tulang Bagian Muka

Bagian-bagian tulang bagian muka adalah :

a. Tulang Rahang Atas

b. Tulang Rahang Bawah


31

c. Tulang Pipi

d. Tulang Langit-langit

e. Tulang Hidung

f. Tulang Air Mata

g. Tulang Lidah

Sebagian besar tulang tulang tengkorak tidak dapat digerakkan.

Pada tulang muka, hanya tulang rahang bawah yang dapat digerakkan

terhadap tulang rahang atas. Tulang kepala juga berfungsi sebagai

pembentuk wajah.

2. Rangka Badan

Rangka badan terdiri dari tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang

gelang bahu, serta tulang gelang panggul. Tulang belakang, tulang dada,

tulang rusuk membentuk rongga dada yang melindungi paru-paru.

- Tulang Belakang

Tulang belakang terdiri dari 33 ruas, yaitu:

a. 7 ruas tulang leher

b. 12 ruas tulang punggung

c. 5 ruas tulang pinggang

d. 5 ruas tulang kelangkang (sakrum)

e. 4 ruas tulang ekor

- Tulang dada

Tulang dada mempunyai bagian, diantaranya :


32

a. Hulu

b. Badan

c. Taju Pedang

- Tulang Rusuk

Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang, yang dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

a. 7 pasang tulang rusuk sejati.

b. 3 pasang tulang rusuk palsu.

c. 2 pasang tulang rusuk melayang.

- Gelang Bahu

Gelang bahu terdiri atas 2 buah tulang belikat dan 2 buah tulang

selangka.

- Gelang Panggul

Gelang panggul terdiri atas 2 tulang usus, 2 tulang kemaluan, dan 2

tulang duduk yang bergabung menjadi satu.Gelang panggul berfungsi

untuk melindungi alat pencernaan makanan dan alat kelamin.

3. Rangka Anggota Gerak

Rangka anggota gerak terdiri atas tulang lengan dan tungkai.

Tulang lengan terdiri atas tulang lengan atas, tulang hasta, tulang

pengumpil, tulang pergelangan tangan, tulang tapak tangan, dan tulang

jari tangan. Tungkai terdiri atas tulang paha, tempurung lutut, tulang

betis, tulang kering, tulang pergelangan kaki, tulang tapak kaki, dan

tulang jari kaki.

Hubungan Antar Tulang (Persendian)


33

Rangka tubuh manusia tersusun oleh tulang-tulang yang saling

berhubungan. Hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain

disebut Sendi. 

Berdasarkan sifat geraknya, sendi dapat dibedakan atas sendi mati, sendi

kaku, dan sendi gerak.

1. Sendi Mati, yaitu hubungan dari beberapa tulang yang tidak

mengakibatkan terjadinya gerakan. Contoh : persendian pada tulang

tengkorak.

2. Sendi Kaku, yaitu hubungan dari beberapa tulang yang hanya

memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh : hubungan tulang

rusuk dan tulang dada, ruas-ruas tulang belakang, dan tulang

pergelangan tangan.

3. Sendi Gerak, yaitu antara beberapa tulang yang memungkinkan

terjadinya gerakan ke satu arah, dua arah, atau segala arah.

B. Torso

Torso manusia adalah model dari leher sampai bagian perut menunjukan bagian

alat dalam tubuh. Torso ini ada dua macam yaitu torso manusia wanita danlaki-

laki.

Bagian Torso :

a. Tenggorok

Dalam anatomi, tenggorok adalah bagian dari leher yang terdiri

dari faring dan laring. Tenggorok memiliki sebuah selaput otot yang

dinamakan epiglottis yang berfungsi untuk


34

memisahkan esofagus dari trakea dan mencegah makanan dan minuman

untuk masuk ke saluran pernapasan. Tenggorok itu terdiri dari 2 bagian:

- Jalan makan (keronggongan)

- Jalan napas (tenggorok)

b. Jantung

Jantung adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa

darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung

adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem peredaran darah.

c. Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip

kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran

(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam

bentuk urin.

d. Hati

Hati adalah sebuah organ dalam vertebrata, termasuk manusia. Organ ini

memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi

dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan

penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan

e. Paru-paru

Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan

berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang

bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara

dengan karbon dioksidadari darah. Prosesnya disebut “pernapasan eksternal”

atau bernapas.
35

f. Limpa

Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat

dengan sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah

merah tua. Organ ini dianggap merupakan salah satu pusat kegiatan

pada sistem retikuloendotelium.

g. Lambung

Lambung adalah organ tubuh setelah kerongkongan yang berfungsi

untuk menghancurkan atau mencerna makanan yang ditelan dan menyerap

sari ataunutrisi makanan yang penting bagi tubuh. Fungsi lambung sebagai

fungsi motoris adalah: reservoir, menyimpan makanan sampai makanan

tersebut sedikit demi sedikit dicerna dan bergerak pada saluran cerna,

memecah makanan menjadi halus. Dan mencampurkan dengan getah

lambung melalui kontraksi otot.

h. Usus

Usus adalah bagian dari sistem pencernaan yang bermula

dari lambung hinggaanus. Usus terdiri dari dua bagian: usus kecil danusus

besar (kolon). Pada manusia, usus kecil terbagi lagi

menjadi duodenum,jejunum, dan ileum, sedangkan usus besar terbagi

menjadi cecum, kolon, dan rektum.

a. Usus besar

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah

bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah

menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak

(ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending),


36

kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga

pertengahan kolon melintang sering disebut dengan “kolon kanan”,

sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan “kolon kiri”.

b. Usus halus

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran

pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus

terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus

kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari

terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dankantung empedu.

c. Usus dua belas jari

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus

halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus

kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian

terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir

di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak

terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari

yang normal berkisar pada derajat sembilan.

Fungsi Usus dua belas jari bertanggung jawab untuk menyalurkan

makanan ke usus halus. Secara histologis, terdapat kelenjar Brunner yang

menghasilkanlendir. Dinding usus dua belas jari tersusun atas lapisan-

lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot.


37

i. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki

dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta

beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada

bagian posterior perut dan berhubungan erat denganduodenum (usus dua

belas jari).

C. Otak

a. Cerebrum (Otak Besar)

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga

disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan.

Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan

binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir,

analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan

visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas

bagian ini.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut

Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan

yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-

masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan

Lobus Temporal.

 Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan

dari Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan

membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan,

penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol


38

perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara

umum.

 Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses

sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.

 Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan

kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa

dalam bentuk suara.

 Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan

dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu

melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina

mata.

b. Cerebellum (Otak Kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala,

dekat dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak

fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh,

mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh.

- Brainstem (Batang Otak)

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau

rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung

atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar

manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh,

mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar

manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.


39

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:

 Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah

bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan

Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon

penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur

gerakan tubuh dan pendengaran.

 Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari

sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga

sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak

jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.

 Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat

otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan

apakah kita terjaga atau tertidur.

c. Limbic System (Sistem Limbik)

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus

batang otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang

berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia

sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara

lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik.

Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi

hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks,

pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.


40

Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang

salah satu fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu

mendapat perhatian dan mana yang tidak.

5. Regulasi Dan Homeostalis

Didalam tubuh makhluk hidup terdapat sistem regulasi yang akan

mengatur semua sistem oragan di dalam tubuhnya agar semua sistem tersebut

dapat bekerja secara seimbang. Sistem regulasi itu bekerja untuk menerima

rangsangan, mengolahnya, dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi

rangsangan tersebut. Sistem regulasi yang dimiliki oleh hewan termasuk

manusia meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem endokrin. Sistem saraf

merupakan sistem yang khas bagi hewan karena tidak dimiliki oleh tumbuhan.

Sistem saraf pada manusia dibedakanmenjadi dua. Yaitu sistem saraf pusat dan

sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat merupakan pusat dari sistem saraf, yang

terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang (Subahar, 2009: 67).

Homeostasis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan

kelangsungan hidup organisme di dalam suatu ekosistem dan juga secara khusus

menggambarkan kelangsungan hidup suatu sel-sel dalam suatu organisme,

homeostasis juga menunjukkan lingkungan yang mendukung kelangsungan

hidup sel-sel. Semua sistem tubuh organisme saling bekerja sama untuk

mempertahankan homeostasis dalam tubuh kita. Homeostasis dibutuhkan sel dan

jaringan tubuh kita untuk dapat bekerja dengan baik menghadapi stresor

perubahan lingkungan eksternal. Adapun beberapa mekanisme homeostasis yang

penting antara lain thermoregulasi, osmoregulasi, regulasi air dan elektrolit, serta

glukoregulasi (Subahar, 2009: 57).


41

Pada dasarnya, ketika terjadi perubahan dalam tubuh kita, ada 2

mekanisme respon yang mungkin terjadi yaitu :

1. Umpan balik negatif, yaitu suatu proses yang terjadi ketika sistem tubuh kita

butuh diambatkan atau bahkan memberhentikan secara komplit suatu proses

yang sedang terjadi. Contoh ketika tekanan darah meningkat, reseptor di

arteri karotis akan mendeteksinya danmengirimkan sinyal ke otak. Otak

kemudian akan mengirimkan pesan ke jantung untuk memperlambat

denyutnya sehingga aliran darah yang dipompa lebih sedikit dan

mengakibatkan penurunan tekanan darah.

2. Umpan balik positif, yaitusuatu resp[on untuk menimbulkan atau

menguatkan suatu proses fisiologis dan atau aksi dari suatu sistem. Rtespon

ini biasanya merupakan suatu proses siklik yang dapat terus berlanjut

memperkuat suatu aksi atau suatu proses sampai suatu respon umpan balik

negatif mengambil alih.

Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh kita diatur dalam sistem

regulasi (koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan sitem tubuh

bekerja sama secara efisian. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu melalui

sistem saraf, hormon dan alat indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat

saraf sedangkan pengaturan sistem hormon melalui darah (Safitri : 2004).


42

Berikut adalah beberapa contoh proses regulasi :

1. Regulasi suhu tubuh ( Thermoregulasi )

Manusia merupakan makhluk homeothermik yang berarti dapat mengatur

suhu tubuh sendiri untuk mencapai suatu ekuilibrium (keseimbangan)

sehingga suhu tubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh oleh

suhu lingkungan. Enzim manusia bekerja efektif pada suhu 37 ºC. Pusat

pengsaturan suhu ada di otak bagian hipotalamus. Terdapat beberapa efektor

yang terlibat dimana antar mamalia bervariasi. Temperatur diatur dengan

beberapa mekanisme. Fluktuasi temperatur dideteksi oleh reseptor yang

disebut thermoreseptor, contohnya adalah kulit. Jika kita terlalu panas atau

dingin baik karena pengaruh dari lingkungan luar atau dalam tubuh kita,

maka thermoreseptor akan memgirimkan impuls saraf ke hipotalamus.

Selanjutnya Hypothalamus akan mengirimkan pesan respon ke efektor

seperti kulit untuk meningkatkan atau mengurangi hilangnya panas dari

permukaan dengan :

a. Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut

(piloereksi) karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnyasuhu

tubuh direspon dengan pewnahanan panas tubuh dengan mendatarnya

bulu rambut karena relaksasi otot-otot kulit.

b. Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke

permukaan kulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi

jika suhu tubuh meningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu

tubuh sudah kembali normal.


43

c. Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa

lebih banyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh

meningkat, dan pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk

meminimalkan hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah

normal kembali.

Jika terjadi penurunan suhu yang berkepanjangan, maka hypothalamus

akan meningkatkan sekresi hormon TRH untuk menstimulasi pengeluaran

TSH oleh hipofisis yang akan menstimulasi kenaikan sekresi hormone

tiroksin oleh kelenjar tiroid. Hormon ini akan memacu metabolisme yang

memiliki produk sampingan energi panas. Selain itu,mekanisme non

spesifik lain untuk mengatasi penurunan suhu tubuh adalah dengan

kontraksi otot-otot ekstremitas (menggigil) untuk memproduksi panas

(Safitri: 2004).

2. Regulasi cairan Tubuh ( Osmoregulasi )

Osmoregulasi adalah suatu proses untuk mempertahankan keseimbangan

cairan, air, dan elektrolit dalam tubuh kita. Spesifik, osmoregulasi adalah

pengaturan konsentrasi cairan di pembuluh darah dan secara efektif juga

mengatur jumlah air yang tersedia untuk diserap sel tubuh. Pengaturan

homeostasis cairan tubuh dilakukan dengan mekanismesebagai berikut :

a. Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem

sirkulasi ke hypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif.

b. Hypothalamus kemudian mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar

hipofisis untuk mensekresi hormon ADH (Anti Diuretika Hormone)


44

yang akan bekerja pada organ target ginjal dimana ginjal bertanggung

jawab untuk menstabilkan konsentrasi cairan tubuh (Safitri : 2004).

c. Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada

ginjal yaitu menjadi kurang atau lebih bersifat permeable terhadap air.

3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah ( Glukoregulasi )

Ada 2 hormon yang berperan penting dalam pengaturan kadar glukosa

darah yaitu insulin yang dihasilkan oleh sel β islet langerhans pada pankreas

dan glukagon yang dihasilkan oleh sel α islet langerhans pada pankreas.

Insulin akan menurunkan kadar glikosa dalam darah dengan

memasukkannya sel maupun merangsang hati untuk menyimpan

kelebihannya dalam bentuk glikogen. Sedangkan glukagon akan

menstimulasi hati untuk membongkar glikogen jika tubuh mengalami

kekurangan glukosa. (Pertiwi, 2008)

5. Perangkap serangga (Larutan)

Masalah yang diakibatkan hama tanaman sudah tidak asing bagi para

petani baik tanaman pangan, hortikultura, maupun perkebunan (Surachman dan

Suryanto, 2007). Hama diartikan sebagai organisme baik mikroba, tanaman, dan

atau binatang yang menyebabkan luka pada manusia, hewan ternak, tanaman

budidaya, bahan simpanan, gedung, dan lainnya. Hama pada tanaman pertanian

meliputi mikroba patogen penyebab penyakit (virus, mikroplasma, bakteri,

fungi), nematoda parasit tanaman, gulma, vertebrata (rodensia, burung,

mamalia), artropoda (serangga, tungau, dan millipedes), serta moluska

(Purnomo, 2010). Serangga merupakan hewan multiselul 6 1.


45

Cara makan Berdasarkan tipe alat mulutnya, serangga hama digolongkan

menjadi dua, yaitu tipe pemakan (chewing type) dan tipe penghisap (sucking

type). Serangga hama tipe pemakan mempunyai mandibula yang digunakan

untuk menggigit dan mengunyah makanan sehingga tanaman yang terserang

oleh serangga hama jenis ini akan menunjukkan kerusakan seperti lubang pada

daun atau buah dan gerekan pada batang. Contoh serangga hama tipe pemakan

adalah ulat Lepidoptera, belalang, kumbang dan larvanya. Serangga hama tipe

penghisap mempunyai modifikasi alat mulut untuk menghisap cairan tanaman.

Golongan ini tidak mengunyah makanannya.

Beberapa serangga hama tipe penghisap menghasilkan saliva selama

aktivitas makannya, yang menyebabkan terjadinya distorsi pertumbuhan

tanaman atau menyebabkan toksik pada daun. Contoh serangga hama tipe

penghisap adalah kutu, wereng, kutu putih, dan kutu perisai. 2. Lokasi makan

Setiap serangga hama memiliki lokasi makan spesifik pada tanaman, seperti

daun, batang, ranting, kulit pohon, tunas, bunga, buah, biji, akar, dan umbi.

Sebagai contoh, penggerek batang tidak akan menjadi pemakan daun. Serangga

dengan tipe metamorfosis sempurna umumnya hanya makan pada satu lokasi

bagian tanaman pada saat masih berupa larva. 7 3. Kerusakan Serangan serangga

hama yang menyebabkan penurunan kualitas dan hasil panen secara langsung,

karena serangannya langsung pada bagian tanaman yang akan dipanen disebut

sebagai hama yang menyebabkan kerusakan langsung. Ulat yang mampu

mendefoliasi daun tanaman dan belalang yang menghabiskan daun dan batang

tanaman merupakan contoh dari hama yang menyebabkan kerusakan langsung.

Sedangkan serangga hama yang menyebabkan kerusakan tidak langsung,


46

merupakan tipe serangga hama yang menyebabkan hilangnya hasil tanaman

yang diakibatkan aktivitas serangga hama yang menimbulkan tingkat stress yang

tinggi pada tanaman. Penggunaan pestisida secara besar-besaran oleh petani di

Indonesia untuk mengendalikan hama mulai dilakukan sejak awal tahun 1970,

namun strategi tersebut menyebabkan ketergantungan petani terhadap

penggunaan pestisida semakin tinggi (Kartohardjono, 2011). Pada umumnya

petani mengandalkan penyemprotan pestisida untuk mengatasi serangan

serangga hama, tetapi semakin intensif penyemprotan pestisida, serangga hama

semakin tahan sehingga petani menyemprotkan pestisida dengan interval yang

semakin pendek dan dosis yang semakin tinggi, serta pencampuran pestisida

tanpa memperhatikan kompabilitasnya (Moekasan dkk., 2012). Penggunaan

pestisida tanpa didasari pengetahuan bioekologi hama dan teknik aplikasi yang

benar mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pengendalian dan menimbulkan

dampak negatif, antara lain:

1. Pencemaran lingkungan Banyak jenis pestisida yang mengandung klorin

(DDT, Heptaklor, BHC, Aldrien, Endrin, Klordane) yang berbahaya

bagi lingkungan karena dapat mematikan manusia dan hewan, serta

mempunyai sifat yang tidak dapat diuraikan secara hayati (non

biodegradable pesticides). Jenis-jenis pestisida ini dapat bertahan sangat

lama dalam tanah tanpa dapat diuraikan oleh mikroorganisme (Sembel,

2010). Dampak negatif pestisida tidak hanya terbatas pada daerah

tempat pestisida tersebut digunakan, namun meluas melalui rantai

makanan yang dikenal dengan istilah efek bola salju (Kardinan, 2011).
47

2. Terjadinya ledakan hama kedua (resurgensi) Resurgensi hama terjadi

ketika musuh alami hama tersebut hilang karena penggunaan pestisida,

sehingga ketika serangga hama kembali menyerang tidak ada musuh

alami yang dapat menekan populasi serangga hama (Purnomo, 2010).

Menurut Kardinan (2011), penggunaan pestisida mengakibatkan

populasi hama meledak karena hama terstimulasi untuk memproduksi

keturunan, jumlah telur meningkat serta daur hidup lebih singkat

sehingga populasi meningkat dengan cepat. Serangga dewasa memiliki

kemampuan makan yang meningkat, serta musuh alami terbunuh

sehingga pertumbuhan hama semakin tinggi.

3. Ledakan hama sekunder Ledakan hama sekunder terjadi ketika

penggunaan pestisida membunuh musuh alami yang mengontrol spesies

yang tidak menjadi hama utama. Tanpa musuh alami, spesies ini akan

meningkat populasinya dan menjadi hama sekunder (Purnomo, 2010).

4. Resistensi hama Resistensi hama terjadi ketika penggunaan pestisida

secara ekstrim efektif mematikan sebagian besar populasi serangga

hama, akan tetapi terkadang terdapat beberapa populasi hama yang

masih hidup karena secara fisiologi berbeda dan toleran terhadap

pestisida tersebut. Populasi hama yang toleran terhadap pestisida

tersebut menjadi resisten terhadap pestisida dan populasinya akan terus

meningkat (Purnomo, 2010).

Perkembangan resistensi lebih cepat terjadi pada pestisida tunggal

dibandingkan dengan pestisida ganda atau campuran (Kardinan, 2011).

Alternatif yang lebih aman untuk mengatasi hama diperlukan untuk


48

meminimalisir dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia baik bagi

produk maupun lingkungan sekitarnya. Pengendalian hayati merupakan salah

satu alternatif pengendalian hama serangga. Pengendalian hayati merupakan

proses penurunan populasi hama secara alami karena aksi atau tekanan alami

dari predator, parasit, antagonis, atau penyakitnya (Purnomo, 2010)

6. Perangkap Serangga (ekstrak)

Insektisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari

tanaman atau tumbuhan. Insektisida nabati juga merupakan salah satu alternatif

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah hama. Penggunaaan pestisida

nabati selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif lebih

murah bila dibandingkan dengan pestisida sintetik. Pestisida nabati dapat

membunuh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui perpaduan

berbagai cara atu secara tunggal. Menurut Sudarmo (2005), cara kerja

insektisida nabati sangat spesifik, yaitu: (1) merusak perkembangan telur, larva,

dan pupa; (2) menghambat pergantian kulit; (3) mengganggu komunikasi

serangga; (4) menyebabkan serangga menolak makan; (5) menghambat

reproduksi serangga betina; (6) mengurangi nafsu makan; (7) memblokir

kemampuan makan serangga; (8) mengusir serangga; dan (9) menghambat

perkembangan patogen penyakit (Duriat, 1995) penggunaan pestsida nabati

sebagai berikut : (1) cepat terurai dan aplikasinya harus lebih sering; (2) daya

racunnya rendah (tidak langsung mematikan serangga/ memiliki efek lambat);

(3) kapasitas produksinya masih rendah dan belum dapat dilakukan dalam

jumlah massal (bahan tanaman untuk pestisida nabati belum banyak


49

dibudidayakan secara khusus); (4) ketersediaannya di toko-toko pertanian masih

terbatas (Sodarmo, 2005). Beberapa langkah untuk tindakan perlindungan

tanaman dari serangan OPT dengan sistem PHT, sehingga pengembangan

agribisnis dengan usahatani non sintetik bisa di laksanakan,

antara lain sebagai berikut: a. Budidaya tanaman: pengolahan tanah yang

baik, penggunaan pupuk kandang, melakukan pemulsaan, mengatur pengairan,

mengatur jarak tanam, menanamsecara tumpang sari (bertanam ganda),

melakukan rotasi tanaman, menanam tanaman perangkap/penarik, menanam

tanaman naungan dan menggunakan benih yang sehat dan bersih dari

kontaminasi OPT; b. Fisik: menghasilkan sumber infeksi (dicabut/dipetik),

menggunakan peralatan yang bersih, memasang perangkap mekanis,

pembakaran sumber infeksi dan menggunakan alat penimbul suara-suara

(menolak hama); c. Biologis: introduksi atau pelestarian musuh alami dan

penggunaan/eksploitasi benih tahan hama dan penyakit; d. Kimiawi:

penggunaan pestisida dari tumbuhan/nabati dan penggunaan pestisida kimia

sintesa/buatan; e. Pasca panen: melakukan penyimpanan/penanganan pasca

panen yang tepat. Contoh-contoh penerapan PHT pada tanaman hortikultura

khususnya pada tanaman sayuran dapat dijelaskan berikut ini (Sitepu, 1995).

Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak jenis

tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisdida yang dapat

dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Dewasa ini penelitian tentang famili

tumbuhan berpotensi sebagai insektisida nabati dari penjuru dunia telah banyak

dilaporkan, lebih dari 1500 jenis tumbuhan telah dilaporkan dapat berpengaruh

buruk terhadap serangga (Grainge & Ahmed, 1988). Negara Filipina memiliki
50

lebih dari 100 jenis tumbuhan yang telah diketahui mengandung bahan aktif

insektisida (Rejesus, 1987). Laporan dari berbagai provinsi di Indonesia

menyebutkan lebih dari 40 jenis tumbuhan berpotensi sebagai pestisida nabati

(Direktorat BPTP & Ditjenbun, 1994).

Hamid & Nuryani (1992) mencatat di Indonesia terdapat 50 famili

tumbuhan penghasil racun. Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber

potensial insektisida nabati adalah Meliaceae, namun hal ini tidak menutup

kemungkinan untuk ditemukannya famili tumbuhan yang baru. Pestisida nabati

yang dibuat dengan menggunakan teknologi tinggi dan dikerjakan dalam skala

industri serta dapat juga dibuat dengan menggunakan teknologi sederhana oleh

kelompok tani atau perseorangan. Pestisida nabati yang dibuat dengan cara

seerhana dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman, ekstrak, rebusan bagian

tanaman atau tumbuhan, yakni berupa akar, umbi, batang, daun , biji dan buah.

Harga operasional pestisida nabati relatif lebih murah dan juga aman, serta

mudah dibuat sendiri (Sudarmo, 2005). Beberapa cara yang bisa dilakukan

petani, antara lain dengan penyemprotan cairan perasan tumbuhan dan dapat

juga dilakukan denga cara pencelupan daun (Syahputra, 2001).


III. Bahan & Metoda

I. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution, No. 113 Kelurahan Air

Dingin, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan

selama 4 bulan, terhitung mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan

November 2018

II. Bahan dan Alat

Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam praktikum pengamatan

dua tempat hidup tumbuhan yaitu: (1) rumput krisan (Crhisan thenum).

Bahan yang digunakan dalam praktikum pengamatan bentuk daun dan bunga

yaitu (1) daun matoa,(2) daun singkong,(3) daun jarak, (4) daun rambutan,

(5) daun małkota dewa, (6) daun jambu biji,(7)daun manga, (8) daun karet,

(9) daun nangka, (10)daun jambu air, (11) bunga asoka, (12) bunga melati.

Bahan yang digunakan dalam praktikum regulasi dan homeostatis yaitu,

(1)organ tubuh. Bahan yany digunakan dalam praktikum pengamatan

perangkap seransa dengan larutan yait (1) larutan detergen, (2) larutan gula,

(3) larutan garam, (4) larutan minyak goreng (5) larutan minyak tanah (6)

urin Bahan yang digunakan dalam praktikum pengamatan perangkap

serangga menggunakan ekstrak yaitu: (1)ekstrak daun sirsak, (2) ekstrak

serai, (3) ekstrak daun kemangi. Bahan yang digunakan dalam praktikum
52

pengamatan anatomi pada manusia yaitu, (1) organ tubuh, Bahan yang

digunakan dalam praktikum perkecambahan biji yaitu, (1) kacang kedelai,

(2) kacang tanah, (3) kacang hijau.

Alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan dua tempat hidup

tumbuhan y dalam praktikum pengamatan keanekaragaman pada daun dan

bunga yaitu, (1) diktat praktikum biologi, (2) alat tulis Alat yang digunakan

dalam praktikurm regulasi dan homeostatis yaitu: (1) stopwatch Alat yaug

digunakan dalanm praktikum perangkap serangga menggunakan larutan

yaitu, (1) botol aqua, (2) pisau, (3) kantong plastik, (4) tali rafia, (5) kayu

Alat yang digunakan dalam praktikum perangkap serangga menggunakan

ekstrak yaitu, (1) botol aqua, (2) pisau, (3) kantong plastic, (4) tali rafia, (5)

kayu, Alat yang digunakan dalam praktikum anatomi pada manusia yaitu,

(1) diktat praktikum biologi, (2) alat tulis Alat yang digunakan dalam

praktkum perkecambahan biji yaitu:(1)aqua gelas, (2) kardus, (3) kapas, (4)

pisau.

III. Pelaksanaan Pratikum

Pada pratikum kegiatan pengamatan tanaman sejenis yang tumbuh

ditempat yang berbeda. Jenis tanaman yang diamati adalah runput israil atau

nama latinnya adalah asystasia genetic. Tanaman ini berada ditempat yang

kurang cahaya dan cukup cahaya. Adapun perbedaannya yang diperoleh

yaitu: a. warna daun, ditempat yang kurang cahaya daun rumput israil

berwarna hijau muda sedangkan ditempat cahaya warna daunnya hijau tua.
53

b. kesuburan daun, pada tempat yang kurang cahaya daun tersebut berjumlah

sedikit dibandingkan ditempat yang cukup cahaya. Ditempat yang cukup

cahaya daunnya lebih segar dari pada yang kurang cahaya.

Kegiatan pengamatan 10 jenis daun dan 2 jenis bunga untuk mencari

ciri-ciri daun dan bunga tersebut. Setiap daun memiliki ciri-ciri yang

berbeda-beda dari bentuk daun, tulang daun, ujung daun, bagian daun, luas

daun, warna daun dan penyakit yang terdapat pada setiap jenis daun. Dan

meiliki 2 jenis yaitu daun tunggal dan daun majemuk, sedangkan bentuk

daun ada pita, lonjong atau bulat. Dan tulang daun ada yang menyirip,

menjari, sejajar dan melengkung. Kemudian ujung daun ada yang runcing

dan tumpul. Setiap daun memiliki bagian daun yang tidak sama serta warna

yang berbeda-beda, hal tersebut terjadi karena karakter setiap daun berbeda-

beda dan juga tergantung penyakit yang ada pada daun itu sendiri. Buang

memiliki 2 tipe yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga

dapat dikatakan sempurna apabila memiliki 2 alat kelamin dan dikatakan

bunga tidak sempurna apabila hanya mempunyai satu alat kelamin.

Kegiatan mengukur laju pernapasan, menghitung denyut nadi, dan

merasakan adanya keringat pada telapak tangan. Kegiatan tersebut dilakukan

pada saat tenang, saat beraktivitas atau lari, dan setelah istirahat. Pada

pratikum ini yaitu melakukan pengamatan berupa mengukur laju pernapasan,

menghitung jumlah denyut nadi, serta merasakan adanya keringat pada

telapak tangan. Pengamatan tersebut dilakukan pada 3 situasi yaitu saat

tenang, saat beraktivitas dan setelah istirahat. Pratikum ini dilakukan dengan

tujuan agar mahasiswa dapat mengamati adanya koordinasi aktivitas sistem


54

organ pernapasan dan sistem transportasi atau sirkulasi pada saat tubuh

bekerja keras.

Kegiatan membuat alat perangkap serangga menggunakan beberapa

larutan. Pada pratikum ini melakukan kegiatan mengamati larutan pada 2

tempat yaitu tempat ternaungi dan tidak ternaungi. Kegiatan ini

menggunakan 6 larutan yaitu larutan gula, larutan garam, larutan deterjen,

minyak goreng, minyak tanah, urine dan juga menggunakan botol sebagai

tempat larutan. Pertama pada kegiatan ini membuat lobang yang mempunyai

jarak 5 cm perbotol. Kemudian larutan dimasukkan kedalam botol tersebut

dan diamati selama 7 hari.

Kegiatan membuat alat perangkap serangga dengan menggunakan 3

estrak yaitu estrak serai, estrak daun jeruk, estrak daun kemangi. Pada

pratikum ini yaitu melakukan kegiatan mengamati estrak pada 2 tempat yaitu

ternaungi dan tidak ternaungi. Kegiatan ini menggunakan 3 estrak tanaman

dan botol. Proses pertama yaitu pembuatan lobang yang mempunyai jarak 5

cm perbotol. Kemudan estrak dimasukkan kedalam botol dan diamati 7 hari.

Kegiatan mengamati ciri-ciri bagian tubuh pada manusia. Pada pratikum

ini yaitu mengamati ciri-ciri bagian tubuh pada manusia, yang diamati yaitu

ciri-ciri daun telinga, bentuk rambut, kebotakan, warna kulit, bentuk mata,

bentuk wajah, golongan darah, bentuk hidung dan bentuk tubuh. Pratikum

ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri yang ada pada

manusia.
55

Kegiatan perkecambahan biji. Pada pratikum ini yaitu melakukan

perkecambahan biji dengan mengamati umur muncul tunas, tinggi tanaman,

jumlah daun atau helai.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan Dua Tempat Hidup Tanaman

Hasil pengamatan dua tempat hidup tanaman dapat dilihat pada tabel 1.

Pengamatan Dua Tempat Hidup Tanaman :

Tabel 1. Pengamatan Dua Tempat Hidup Tanaman :


Tumbuhan Creeping Foxglove Hasil Pengamatan
No
(Asystasia Gangetica) Warna Daun Kesuburan
Berwarna hijau
1 Di Pohon Sawit Tidak subur
kekuningan
Berwarna hijau
2 Di Tanah Subur
pekat

Data pada tabel 1. Berdasarkan keterangan tabel pengamatan, tumbuhan

Creeping Foxglove atau rumput israel yang di pohon sawit daunnya berwarna

hijau kekuningan dan batangnya berwarna hijau muda disebabkan oleh

kekurangan cahaya matahari dan tumbuhan yang berada di pohon sawit ini

menyerap unsur hara itu dari pohon sawit sehingga unsur yang diserap tidak

semaksimal yang berada di tanah dan tumbuhannya kurang subur, sedangkan

tumbuhan rumput israel yang berada ditanah daun dan batangnya berwarna hijau

pekat karena mendapatkan cahaya matahari yang cukup dan langsung menyerap

unsur hara dari tanah sehingga unsur yang terserap itu maksimal dan membuat

tanaman lebih subur dari pada tumbuhan yang berada di kelapa sawit.
56

Frek. Frek.
Nama Tahap Amatan Keringat
Nafas Denyut
Tidak Ada
Saat Tenang 33 100
Keringat
Muhammad
Saat Beraktivitas 52 135 Ada Keringat
Farid Yuda
Tidak Ada
Setelah Istirahat (tenang lagi) 34 98
Keringat
Frek. Frek.
Tahap Amatan Keringat
Nafas Denyut
Tidak Ada
Cecep Saat Tenang 44 90
Keringat
Nurhidayat
Saat Beraktivitas 60 110 Ada Keringat
Tidak Ada
Setelah Istirahat (tenang lagi) 34 85
Keringat
Frek. Frek.
Tahap Amatan Keringat
Nafas Denyut
Tidak Ada
Muhammad Saat Tenang 37 100
Keringat
Hidayat
Saat Beraktivitas 50 130 Ada Keringat
Tidak Ada
Setelah Istirahat (tenang lagi) 35 95
Keringat
Frek. Frek.
Tahap Amatan Keringat
Nafas Denyut
Annisa Saat Tenang 44 99 Ada Keringat
Saat Beraktivitas 57 152 Ada Keringat
Setelah Istirahat (tenang lagi) 19 120 Ada Keringat
Frek. Frek.
Tahap Amatan Keringat
Nafas Denyut
Tidak Ada
Roswan Saat Tenang 35 93
Keringat
Riaudi
Saat Beraktivitas 62 123 Ada Keringat
Tidak Ada
Setelah Istirahat (tenang lagi) 32 69
Keringat
B. Pengamatan Regulasi dan Homeostatis

Tabel 2. Pengamatan regulasi dan homeostatis

Data pada tabel 2. Kegiatan mengukur laju pernapasan, menghitung denyut nadi,

dan merasakan adanya keringat pada telapak tangan. Kegiatan tersebut

dilakukan pada saat tenang, saat beraktivitas atau lari, dan setelah istirahat. Pada

pratikum ini yaitu melakukan pengamatan berupa mengukur laju pernapasan,


57

menghitung jumlah denyut nadi, serta merasakan adanya keringat pada telapak

tangan. Pengamatan tersebut dilakukan pada 3 situasi yaitu saat tenang, saat

beraktivitas dan setelah istirahat. Pratikum ini dilakukan dengan tujuan agar

mahasiswa dapat mengamati adanya koordinasi aktivitas sistem organ

pernapasan dan sistem transportasi atau sirkulasi pada saat tubuh bekerja keras.

Berdasarkan keterangan tabel pengamatan, regulasi dan homeostatis pada

5 orang sampel. Frekuensi denyut nadi dari data yang kami dapatkan, frekuensi

denyut nadi pada saat diam atau tenang itu berkisar 90-100 denyut selama 1

menit, pada saat beraktivitas denyut nadi itu berkisar diantara 110-152 denyut

nadi dalam 1 menit dan yang terakhir yaitu frekuensi denyut nadi pada saat

tenang kembali berkisar diantara 69-120 denyut nadi dalam 1 menit , frekuensi

pernafasan pada saat diam atau tenang setelah kami amati yaitu berkisar antara

30-45 kali dalam 1 menit, pada saat beraktivitas itu berkisar diantara 50-65 kali

dalam 1 menit, dan yang terakhir yaitu pada saat tenang kembali atau setelah

beraktivitas berkisar antara 19-35 kali dalam 1 menit. Pada saat tenang rata-rata

tangan itu tidak berkeringat, sedangkan pada saat beraktivitas rata-rata tangan

berkeringat semua ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu setiap orang

memiliki ketahanan tubuh yang berbeda-beda ada yang berfisik kuat, lemah, dan

sedang.
58

C. Pengamatan Keanekaragaman pada Daun dan Bunga

Tabel 3. Pengamatan keanekaragaman pada daun

NO Sampel Gejala / ciri diamati

Bentuk Tulang Ujung Bagian Luas warna penya


daun daun daun daun daun kit
1. Daun pucuk Lonjong Menyirip Runcing Helaian 489,7 Hijau- Tidak
merah cm Merah ada
2. Daun jambu Lonjong Menjari Tumpul Tangkai 80,85 Hijau Tidak
air cm ada
3. Daun Bulat Menjari Runcing Tangkai 120 cm Hijau Tidak
nangka Ada
4. Daun Lonjong Menyirip Runcing Tangkai 30,4 cm Hijau Ada
kelengkeng
5. Daun jambu Lonjong Menyirip Tumpul Tangkai 52,46 Hijau Ada
biji cm
6. Daun karet Lonjong Menyirip Runcing Tangkai 75,81 Hijau Tidak
cm Ada
7. Daun Matoa Lonjong Menyirip Runcing Tangkai 78,75 Hijau ada
cm
8. Daun ubi Pita Menjari Runcing Tangkai 65,55 Hijau Tidak
cm ada
9. Daun Pita Sejajar Runcing Helaian 92,25 Hijau Tidak
ilalang cm ada
10. Daun Lonjong Menyirip Runcing Tangkai 109,5 Hijau Ada
rambutan cm

Data pada table 3. Kegiatan pengamatan 10 jenis daun dan 2 jenis bunga

untuk mencari ciri-ciri daun dan bunga tersebut. Setiap daun memiliki ciri-ciri

yang berbeda-beda dari bentuk daun, tulang daun, ujung daun, bagian daun, luas

daun, warna daun dan penyakit yang terdapat pada setiap jenis daun. Dan meiliki

2 jenis yaitu daun tunggal dan daun majemuk, sedangkan bentuk daun ada pita,

lonjong atau bulat. Dan tulang daun ada yang menyirip, menjari, sejajar dan
59

melengkung. Kemudian ujung daun ada yang runcing dan tumpul. Setiap daun

memiliki bagian daun yang tidak sama serta warna yang berbeda-beda, hal

tersebut terjadi karena karakter setiap daun berbeda-beda dan juga tergantung

penyakit yang ada pada daun itu sendiri. Buang memiliki 2 tipe yaitu bunga

sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga dapat dikatakan sempurna apabila

memiliki 2 alat kelamin dan dikatakan bunga tidak sempurna apabila hanya

mempunyai satu alat kelamin.

Berdasarkan keterangan tabel pengamatan, keanekaragaman pada daun

ada beberapa yang bentuk daunnya lonjong, yaitu daun pucuk merah, daun

jambu air, daun kelengkeng, daun jambu biji, daun karet, daun matoa, daun

rambutan. Daunnya bulat hanya daun nangka dan daunnya yang pita yaitu daun

ubi dan daun ilalang. Bentuk tulang daun yang menyirip yaitu daun pucuk

merah, daun kelengkeng, daun jambu biji, daun karet, daun matoa dan daun

rambutan. Bentuk tulang daun yang menjari yaitu daun jambu air, daun nangka,

daun ubi. Dan bentuk daun yang sejajar yaitu daun ilalang. Bentuk ujung daun

runcing yaitu daun pucuk merah, daun nangka, daun kelengkeng, daun karet,

daun matoa, daun ubi, daun ilalang, daun rambutan. Bentuk ujung daun yang

tumpul ada 2 yaitu daun jambu air dan daun jambu biji. Bentuk bagian daun

berbentuk tangkai yaitu, daun jambu air, daun nangka, daun kelengkeng, daun

jambu biji, daun karet, daun matoa, daun ubi, daun rambutan. Dan bagian daun

berbentuk helaian yaitu hanya daun ilalang dan daun pucuk merah. Warna daun

semuanya hijau kecuali daun pucuk merah yang berwarna merah. Pada sampel

di atas ada beberapa sampel yang sama dan yang tidak sama, dikarena berbeda

jenis dan tidak satu family. Pengamatan keanekaragaman pada bunga


60

Tabel 4. Pengamatan keanekaragaman pada daun

No Sampel Bentuk bunga Warna Jumlah Bentuk Aroma


kelopak kelopak kelopak

1. Bunga asoka Lengkap Merah 4 Bulat Wangi

2. Bunga air Lengkap Pink 5 Bulat Tidak


mata Wangi
pengantin

Data pada tabel 4. Bunga memiliki 2 tipe yaitu bunga sempurna dan

bunga tidak sempurna. Bunga dapat dikatakan sempurna apabila memiliki 2 alat

kelamin dan dikatakan bunga tidak sempurna apabila hanya mempunyai satu alat

kelamin.

Berdasarkan keterangan tabel pengamatan, keanekaragaman pada bunga

asoka dan bunga air mata pengantin, pada bunga asoka bentuk bunga lengkap,

warna kelopak bunga berwarna merah, jumlah kelopak pada bunga asoka ada 4

buah kelopak, bentuk kelopak bulat, dan aroma bunga asoka wangi khusus

malam hari. Pada bunga air mata pengantin bentuk bunga yaitu bunga lengkap,

warna kelopak bunga berwarna pink, jumlah kelopak pada bunga air mata

pengantin berjumlah 5 buah kelopak, bentuk bunga bulat, ridak ada aroma pada

bunga air mata pengantin, pada sampel di atas memiliki bentu,warna, dan aroma

berbeda-beda dikarenakan faktor berbeda divisi, genus,dan family


61

D. Pengamatan Perangkap Serangga Menggunakan larutan

Tabel 5. Pengamatan ditempat ternaungi


NAMA LARUTAN
MINYA MINY
N HARI/TANG SERANG
DETERG K AK GARA
O GAL GA GULA URIN
EN GOREN TANA M
G H
Kamis, 15 Semut(B) 1 1
1 november
2018 Semut(K) 8
Jumat, 16 Semut(B) 1 2 1 4 2
2 novmber Semut(K) 15 1
2018 Lipan 1
Semut(B) 2 2 1 4 3
Sabtu, 17 Semut(K) 17 1 2
3 november Jangkrik 1
2018 Lipan 1
Lalat 1
Semut(B) 2 2 3 5 3
Minggu, 18 Semut(K) 20 1 2
4 november Jangkrik 1
2018 Lipan 1
Lalat 1
Semut(B) 2 2 3 5 3
Senin, 19 Semut(K) 22 1 2
5 november Jangkrik 1
2018 Lipan 1
Lalat 1
Semut(B) 3 2 3 6 4
Selasa, 20 Semut(K) 22 1 3
6 november Jangkrik 1
2018 Lipan 1
Lalat 1
Semut(B) 3 2 3 6 4
Rabu, 21 Semut(K) 22 1 3
7 november Jangkrik
2018 Lipan 1
Lalat 1
62

Data pada table 4. Kegiatan membuat alat perangkap serangga

menggunakan beberapa larutan. Pada pratikum ini melakukan kegiatan

mengamati larutan pada 2 tempat yaitu tempat ternaungi dan tidak ternaungi.

Kegiatan ini menggunakan 6 larutan yaitu larutan gula, larutan garam, larutan

deterjen, minyak goreng, minyak tanah, urine dan juga menggunakan botol

sebagai tempat larutan. Pertama pada kegiatan ini membuat lobang yang

mempunyai jarak 5 cm perbotol. Kemudian larutan dimasukkan kedalam botol

tersebut dan diamati selama 7 hari.

Pada hari pertama ditempat yang ternaungi, serangga yang masuk

kedalam perangkap adalah semut besar dan semut kecil. Sembut besar masuk

kedalam larutan gula dan minyak tanah, dan semut kecil masuk kedalam larutan

gula sebanyak 8. Pada hari kedua, semut besar bertambah di larutan detergen

sebanyak 2, minyak goreng 1, minyak tanah 3 dan garam 2. Semut kecil

bertambah dilarutan gula sebanyak 7 dan pada larutan detergen 1. Dan terdapa

lipan di larutan minyak tanah. Pada hari ketiga, semut besar bertambah 1 dan

pada larutan garam bertambah 1. Semut kecil bertambah 2 dilarutan gula dan

bertambah 1 dilarutan minyak. Kemudia terdapat jangkrik dilarutan garam, dan

lalat di larutan urin. Pada hari keempat, semut besar bertambah 2 dilarutan

minyak goreng dan bertambah 1 dilarutan minyak tanah. Semut kecil bertambah

3 di larutan gula. Pada hari kelima, semut kecil bertambah 2 dilarutan gula. Pada

hari keenam, semut besar bertambah 1 di larutan gula, minyak tanah dan garam.

Dan pada hari terakhir, serangga tidak ada lagi yang masuk kedalam perangkap.

Dari data ini dapat dikatakan bahwa semua laruan yang kami buat disukai atau

dimasuki oleh serangga.


63

NAMA LARUTAN
HARI/TANGG SERANGG MINYA
NO DETERGE MINYAK
AL A GULA K GARAM URIN
N GORENG
TANAH
Semut(B)
Semut(K) 5
Kamis, 15
1 Jangkrik
november 2018
Nyamuk 1
Lalat
Semut(B) 1 1 2 2
Semut(K) 8 1 1
Jumat, 16 Jangkrik 1
2
novmber 2018
Nyamuk 1
Lalat 1
Semut(B) 1 1 2 3
Semut(K) 10 1 1
Sabtu, 17
3 Jangkrik 1
november 2018
Nyamuk 1
Lalat 1
Semut(B) 2 1 3 3
Semut(K) 12 1 1
Minggu, 18 Jangkrik 1
4
november 2018
Nyamuk 1
Lalat 1
Semut(B) 2 1 4 3
Semut(K) 12 1 2
Senin, 19
5 Jangkrik 1
november 2018
Nyamuk 1
Lalat 1
Semut(B) 2 1 4 3
Semut(K) 14 1 2
Selasa, 20 Jangkrik 1
6
november 2018
Nyamuk 1
Lalat 1
Semut(B) 3 2 4 3
Semut(K) 15 1 2
Rabu, 21 Jangkrik 2
7
november 2018 Nyamuk 1
Lalat 1
Tabel 6. Pengamatan ditempat tidak ternauungi
64

Pada hari pertama ditempat yang tidak ternaungi, serangga yang masuk

kedalam perangkap adalah nyamuk dan semut kecil. Sembut kecil dan nyamuk

masuk kedalam larutan gula, semut kecil masuk sebanyak 5 , dan nyamuk masuk

1. Pada hari kedua, semut besar masuk kedalam larutan gula sebanyak 1,

detergen 1, minyak goreng 2, dan minyak tanah 2. Semut kecil bertambah 3 di

larutan gula, semut kecil juga masuk kedalam larutan detergen dan minyak

goreng 1. Pada larutan garam terdapat jangkrik dan pada larutan urin terdapat 1

lalat. Pada hari ketiga, semut besar bertambah 1 pada larutan minyak tanah.

Semut kecil juga bertambah 2 dilarutan gula. Dan nyamuk bertambah 1 di

larutan detergen. Pada hari keempat, semut besar pada larutan gula dan minyak

goreng bertambah 1 dan semut kecil bertambah 2 pada larutan gula. Pada hari

kelima.semut besar dan semut kecil bertambah 1 pada larutan minyak goreng.

Pada hari keenam, hanya semut kecil yang bertambah yaitu pada larutan gula

sebanyak 2. Dan pada hari terakhir, semut besar bertambah 1 di larutan gula dan

detergen. Semut kecil bertambah 1 juga di larutan gula. Dan jangkrik bertambah

1 di larutan garam. Dari data ini dapat kita katakan bahwa larutan perangkap

yang berada ditempat yang tidak di naungi juga cukup disukai atau dimasuki

oleh serangga.
65

E. Pengamatan Perangkap Serangga Menggunakan Ekstrak


Tabel
LARUTAN
HARI/TANGG
NO SERANGGA 7.
AL KEMANG
JERUK SERAI
I
NYAMUK
0 0 0
22 November SEMUT (K)
1 1 0 0
2018
KUTU
0 0 0
KEBUL
SEMUT (B)
0 1 0
SEMUT (K) 3 0 2
23 November
2
2018 JANGKRIK 0 1 0
KEPIK
0 1 0
HITAM
SEMUT (B)
1 0 2
24 November
3
2018 KEPIK
0 0 0
HITAM
SEMUT (B)
0 0 0
25 November
4
2018 KEPIK
0 0 0
HITAM
KEPIK
26 November HITAM 0 5 0
5
2018 LALAT 0 1 1
KEPIK
6 27 November 0 8 0
HITAM
2018 SEMUT (B) 1 0 2

SEMUT (B) 1 0 2

SEMUT (K) 7 0 5
28 November
7 NYAMUK 0 1 0
2018

LARON (K) 0 0 1

Percobaan ditempat yang ternaungi


66
67

Dari data tabel 7. Kegiatan membuat alat perangkap serangga dengan

menggunakan 3 estrak yaitu estrak serai, estrak daun jeruk, estrak daun kemangi.

Pada pratikum ini yaitu melakukan kegiatan mengamati estrak pada 2 tempat

yaitu ternaungi dan tidak ternaungi. Kegiatan ini menggunakan 3 estrak tanaman

dan botol. Proses pertama yaitu pembuatan lobang yang mempunyai jarak 5 cm

perbotol. Kemudan estrak dimasukkan kedalam botol dan diamati 7 hari.

Pada hari pertama, tidak banyak ekstrak yang dimasukki oleh serangga,

pada hari pertama hanya 1 semut kecil yang memasuki ekstrak jeruk. Pada hari

kedua, terdapat semut besar di ekstrak kemangi sebanyak 1. Semut kecil di

ekstrak jeruk bertambah 3 dan semut kecil juga masuk ke ekstrak serai. Dan

terdapat kepik hitam di ekstrak kemangi. Pada hari ketiga, semut besar

bertambah 1 di esktrak jeruk dan bertamabah 2 di ekstrak serai. Pada hari

keempat, tidak ada hewan yang masuk kedalam perangkap. Pada hari kelima,

terdapat kepik hitam di dalam ektrak kemangi berjumlah 5, dan terdapat lalat di

ekstrak kemangi dan serai sebanyak 1. Pada hari keenam, kepik hitam

bertambah 3 di ekstrak kemangi, dan semut besar bertambah 1 di ekstrak jeruk

dan bertambah 2 diekstrak serai. Pada hari terakhir, semut besar bertambah 1 di

ekstrak jeruk dan bertambah 2 di ekstrak serai. Semut kecil bertambah 7 di

ekstrak jeruk dan bertambah 5 di ekstrak serai. Dan terdapat 1 nyamuk di ekstrak

kemangi dan 1 laron di ekstrak serai. Dari data ini dapat kita katakan bahwa

ekstrak yang kami buat tidak terlalu di sukai oleh serangga. Hanya beberapa

serangga seperti nyamuk, semut, kepik hitam, lalat dan laron.


68

Tabel 8. Percobaan di tempat yang tidak di naungi

LARUTAN
HARI/TANGG
NO SERANGGA
AL KEMAN
SERAI JERUK
GI
22 November SEMUT (B)
2018 0 0 0
1
SEMUT (K) 0 0 2
SEMUT (B)
0 1 0
23 November KUTU
2 0 0 0
2018 KEBUL
KEPIK
2 1 0
HITAM
SEMUT (B)
24 November 0 0 0
3
2018 SEMUT (K) 0 0 3
SEMUT (B)
25 November 1 0 0
4
2018 SEMUT (K) 0 0 4
26 November KEPIK
5 5 1 0
2018 HITAM
SEMUT (K)
0 2 6
27 November
6
2018 KEPIK
6 0 0
HITAM
SEMUT (B)
1 2 0
SEMUT (K)
1 1 9

28 November NYAMUK
7 1 0
2018
LARON (K)
0 1 0
KEPIK
HITAM 8 1 0
69

Dari data tabel 8. Pada hari pertama di tempat yang tidak ternaungi,

ektrak jeruk di masuki oleh semut kecil sebanyak 2. Pada hari kedua, terdapat

semut besar berjumlah 1 di ekstrak serai. Dan terdapat kepik hitam berjumlah 2

di ekstrak kemangi dan terdapat 1 kepik hitam di ekstrrak serai. Pada hari ketiga,

semut kecil bertambah 3 di ekstrak jeruk. Pada hari keempat, semut besar

bertambah 1 pada ekstrak kemangi dan semut kecil bertambah 4 di ekstrak jeruk.

Pada hari kelima, kepik hitam bertambah 5 pada ekstrak kemangi dan bertambah

1 pada ekstrak serai. Pada hari keenam, semut kecil bertambah 2 di ekstrak serai

dan bertambah 6 di ekstrak jeruk. Dan kepik hitam bertambah 6 di larutan

kemangi. Pada hari terakhir, semut besar bertambah 1 pada ekstrak kemangi,

bertambah 2 di ekstrak serai. Semut kecil bertambah 1 di ekstrak kemangi dan

serai. Terdapat nyamuk di ekstrak kemangi dan terdapat laron di ekstrak serai.

Dari data ini dapat kita katakan bahwa ekstrak yang kami buat di tempat yang

tidak ternaungi tidak jauh berbeda dari ekstrak yang ditempat ternaungi. Hanya

terdapat sedikit serangga yang terperangkap dan tidak sebanyak perangkap

serangga yang mengunakan larutan.


70

CECEP MUHAMMAD MUHAMMAD


Diamati ANNISA ROSWAN
NURHIDAYAT HIDAYAT FARID

Daun
menggantung menggantung Menggantung Melekat Melekat
telinga

Bentuk
Lurus ikal Lurus Ikal Ikal
rambut

Kebotakan - - - - -

Warna
Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat
kulit
Mata turun,
Bentuk
Bulat Bulat Naik sempit, Bulat
mata
kecil
Bentuk
square diamond diamond Oval recatangle
wajah

Golongan
B O A - AB
darah

Bentuk Ujung hidung hidung


elang elang mancung
Hidung bulat runcing

Bentuk
berlian berlian berlian berlian berlian
Tubuh
Tabel 9. Pengamatan anatomi tubuh manusia

Dari tabel 9. Kegiatan mengamati ciri-ciri bagian tubuh pada manusia.

Pada pratikum ini yaitu mengamati ciri-ciri bagian tubuh pada manusia, yang

diamati yaitu ciri-ciri daun telinga, bentuk rambut, kebotakan, warna kulit,

bentuk mata, bentuk wajah, golongan darah, bentuk hidung dan bentuk tubuh.

Pratikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri yang ada pada

manusia.
71

F. Pengamatan perkecambahan biji

PENGAMATAN
N TANGGAL NAMA UMUR JUMLA
O PENGAMATAN BENIH TINGGI
MUNCUL H
TUNAS
TUNAS DAUN
(Cm)
(Hst) (Helai)
1. Kacang Hijau 1 1 -
2. Kacang - - -
Kedelai
3. Kacang Tanah - - -
Jumat,
1
30 November 4. Kacang Hijau 1 0,3 -
2018
5. Kacang - - -
Kedelai
6. Kacang Tanah - - -
1. Kacang Hijau 2 1,4 -
2. Kacang - - -
Kedelai

Sabtu, 3. Kacang Tanah - - -


2 01 Desember
4. Kacang Hijau 2 1 -
2018
5. Kacang - - -
Kedelai
6. Kacang Tanah - - -
1. Kacang Hijau 3 4 2
2. Kacang 3 1 -
Kedelai

Minggu, 3. Kacang Tanah - - -


3 02 Desember
4. Kacang Hijau 3 3 2
2018
5. Kacang 3 1 -
Kedelai
6. Kacang Tanah - - -
4 Senin, 1. Kacang Hijau 4 6 4
03 Desember
2018 2. Kacang 4 1,6 -
Kedelai
72

3. Kacang Tanah - - -
4. Kacang Hijau 4 5.5 4
5. Kacang 4 1,7 -
Kedelai
6. Kacang Tanah - - -
1. Kacang Hijau 5 9 4
2. Kacang 5 2 -
Kedelai

Selasa, 3. Kacang Tanah - - -


5 04 Desember
4. Kacang Hijau 5 8 4
2018
5. Kacang 5 2 -
Kedelai
6. Kacang Tanah - - -
1. Kacang Hijau 6 11,2 4
2. Kacang 6 2,4 -
Kedelai

Rabu, 3. Kacang Tanah 6 - -


6 05 Desember
4. Kacang Hijau 6 9.5 4
2018
5. Kacang 6 2 -
Kedelai
6. Kacang Tanah 6 - -
1. Kacang Hijau 7 11.9 4
2. Kacang 7 3 2
Kedelai

Kamis, 3. Kacang Tanah 7 - -


7 06 Desember
4. Kacang Hijau 7 9.5 4
2018
5. Kacang 7 2,5 -
Kedelai
6. Kacang Tanah 7 - -
8 Jumat, 1. Kacang Hijau 8 12 4
07 Desember
2018 2. Kacang 8 3 2
Kedelai
3. Kacang Tanah 8 - -
4. Kacang Hijau 8 9,5 4
73

5. Kacang 8 3 2
Kedelai
6. Kacang Tanah 8 - -
1. Kacang Hijau 9 12,5 4
2. Kacang 9 3,5 2
Kedelai

Sabtu, 3. Kacang Tanah 9 - -


9 08 Desember
4. Kacang Hijau 9 9,5 2
2018
5. Kacang 9 3,5 2
Kedelai
6. Kacang Tanah 9 - -
1. Kacang Hijau 10 14.4 4
2. Kacang 10 4 2
Kedelai

Minggu, 3. Kacang Tanah 10 - -


10 09 Desember
4. Kacang Hijau 10 10.2 4
2018
5. Kacang 10 4 2
Kedelai
6. Kacang Tanah 10 - -
1. Kacang Hijau 11 14.4 4
2. Kacang 11 - -
Kedelai

Senin, 3. Kacang Tanah 11 - -


11 10 Desember
4. Kacang Hijau 11 10,5 4
2018
5. Kacang 11 5 2
Kedelai
6. Kacang Tanah 11 - -
1. Kacang Hijau 12 - -
2. Kacang 12 - -
Kedelai
Selasa, 3. Kacang Tanah 12 - -
12 11 Desember
2018 4. Kacang Hijau 12 11 4
5. Kacang 12 - -
Kedelai
6. Kacang Tanah 12 - -
74

1. Kacang Hijau 13 - -
2. Kacang 13 - -
Kedelai

Rabu, 3. Kacang Tanah 13 - -


13 12 Desember
4. Kacang Hijau 13 - -
2018
5. Kacang 13 - -
Kedelai
6. Kacang Tanah 13 - -

Kegiatan ini dilakukan dengan cara meletakkan biji-bijian tersebut diatas kapas yang

sudah dibasahi. Lalu diamati pertumbuhannya selama 14 hari. Pengamatan dimulai dari

satu hari setelah tanam.

Pada hari kedua (satu hari setelah tanam), biji kacang hijau mulai tumbuh tunas

sepanjang 1 cm dan 0,3 cm, biji kacang kedelai menggembung dan kulitnya mulai

mengelupas, sedangkan biji kacang tanah tidak berubah. Di hari ketiga, tunas kacang

hijau tersebut semakin bertambah panjang berkisar antara 0.4-0,7 cm pada tiap-tiap biji.

Begitu pula dengan biji kacang kedelai yang mulai tumbuh tunas. Biji kacang tanah

tetap tidak menunjukkan perubahan.

Lalu pada hari keempat, panjang tunas kacang hijau meningkat drastis dan mulai

tumbuh daun pada tunasnya. Masing-masing tunas memiliki daun sebanyak 2 helai.

Tunas kacang kedelai juga mulai tumbuh sepanjang 1 cm. Dan biji kacang tanah

kembali tidak menunjukkan perubahan.

Setiap hari tunas kacang hijau dan kacang kedelai semakin bertambah panjang

dan daunnya juga semakin melebar. Namun biji kacang tanah tidak tumbuh sama sekali

dan membusuk serta berjamur. Pada hari minggu atau tempatnya 10 hari setelah tanam,
75

tunas kacang kedelai mulai layu dan lemas. Esok harinya salah satu tunas kacang

kedelai menjadi kering dan mati, dan tunas kacang hijau mulai layu.

Seluruh tunas menjadi layu dan kering, hingga pada akhirnya mati pada hari rabu atau

tepatnya 14 hari setelah tanam. Adapun penyebab tunas tersebut tidak bertahan lama,

antara lain lokasi perkecambahan terlalu lembab, dan kurang mendapat cahaya.

Percobaan perkecambahan diletakkan di sudut teras yang kurang terkena cahaya,

akibatnya tumbuhan menjadi layu dan kering. Lokasi perkecambahan juga dinilai terlalu

lembab, karena letaknya di sudut yang dingin dan kapas yang digunakan terlalu basah.

Sehingga mempercepat proses pembusukan biji dan tunas.

Pada saat tumbuh tunas, tunas tersebut tumbuh ke arah datangnya cahaya.

Sehingga perkecambahan dapat dikatakan fototropisme positif, yaitu ujung tumbuhan

tumbuh ke arah datangnya cahaya. Sehingga tunas yang tumbuh tidak tumbuh lurus ke

atas, melainkan kearah datangnya cahaya.

Perkecambahan ini termasuk ke dalam perkecambahan epigeal. Dikarenakan

kotiledon pada biji ikut terangkat ke atas dan membentuk daun pertama, lalu diikuti oleh

pertumbuhan daun asli. Kotiledon yang ada awalnya membungkus biji ikut tumbuh ke

atas, dan menjadi daun pertama yang dapat langsung berfotosintesis


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tempat hidup sangat berpengaruh pada tanaman. Dikarenakan tanaman

memerlukan sumber unsur hara dan cahaya matahari yang cukup untuk

pertumbuhann dan perekembangannya.

Tanaman juga memiliki berbagai keanekaragaman itu dapat berupa

keanekaragaman bentuk, penampilan, identitas dan sifat yang nampak pada setiap

jenis tumbuhan yang hidup

Begitupun dengan manusia. Setiap manusia juga diciptakan dengan bentuk yang

berbeda, dari wajah, bentuk badan, bentuk rambut, golongan darah.

Pada pratikum perangkap serangga menggunakan larutan, dapat di simpulkan

bahwa larutan yang paling disukai oleh serangga adalah larutan gula, hal ini terjadi

karena di dalam gula terdapat glukosa yang tentunya di sukai oleh serangga. Pada

perangkap serangga ekstrak, ekstrak yang disukai itu adalah kemang

Pada pratikum perkecambahan, cahaya matahari sangat berpengaruh dalam

pertumbuhan kecambah. Kacang hijau yang tumbuh terkena matahari akan lambat

pertumbuhannya tetapi yang tidak terkena matahari akan cepat pertumbuhannya.

Hal ini di karenakan sinar matahari membunuh sel-sel auksin atau sel pertumbuhan

dari tanaman, maka dari itu tanaman yang terkena matahari akan lambat

pertumbuhannya.

B. Saran

Saya berharap pada pratikum selanjutnya lebih mempelajari banyak materi-

materi baru, denngan percobaan-percobaan dengan teknologi baru, agar bisa menambah

lebih banyak ilmu mahasiswa pertanian Universitas Islam Riau.


75

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti B. 1994. Morfologi Tumbuhan. Bandung: Departemen Pendidikan

danKebudayaan.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

https://brainly.co.id/tugas/3869002

https://metaluwitasari.wordpress.com/ipa-1/klasifikasi-zat/keanekaragaman-makhluk-

hidup/keanekaragaman-manusia/

https://rizqychalida.wordpress.com/tag/makalah-perbedaan-tempat-tumbuh/

https://usaha321.net/pengertain-fototropisme-dan-contoh-mereka.html

file:///C:/Users/faridyuda/Downloads/Documents/BAB%20II%20LANDASAN%20TE

ORI%20(BN).pdf

https://www.academia.edu/33285869/II._TINJAUAN_PUSTAKA_2.1_Perkecambahan

_Benih

https://www.academia.edu/31247023/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOLOGI_UMUM_

KEANEKARAGAMAN_DAN_KLASIFIKASI_TUMBUHAN_

https://www.academia.edu/11798467/Laporan_Praktikum_Fisiologi_Manusia_-_

Anatomi_Tubuh

https://www.academia.edu/5352710/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOLOGI_UMUM_R

EGULASI_DAN_HOMESTASIS_DALAM_TUBUH

https://www.berbagaireviews.com/2017/09/pengertian-bunga-dan-fungsi-bunga-

pada.html

https://www.kompasiana.com/unswagati.ac.id/550e1116a33311a92dba7def/pengertian-

ilmu-pertanian
76

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Praktikum

No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan


Mengamati tanaman/tumbuhan sejenis
1. Kamis, 11 - Oktober - 2018
yang tumbuh di tempat berbeda.
Mengidentifikasi ciri-ciri structural
2. Kamis, 18 - Oktober - 2018 organ daun dan bunga, dari beberapa
jenis yang telah disiapkan.
Membandingkan frekuensi nafas dan
frekuensi denyut nadi di saat tubuh
dalam keadaan tenang, saat beraktifitas,
3. Kamis, 8 - November - 2018 dan setelah beeristirahat (tenang lagi),
serta mengidentifikasi ada tidaknya
keringat pada telapak tangan dalam tiga
(3) kondisi di atas.
Membuat dan mengamati larutan
perangkap serangga dengan
4. Kamis, 15 - November – 2018
menggunakan larutan garam, deterjen,
minyak goring, minyak lampu, dan urin.
Membuat perangkap serangga dengan
larutan ekstrak daun sirsak, ekstrak daun
5. Kamis, 22 - November - 2018 serai, dan ekstrak daun kemanggi, lalu
mengamati larutan mana yang paling
banyak memikat serangga.
Mengamati keaneragaman pada bagian
tubuh manusia seperti gejala fenotip, dan
6. Kamis, 22 - November – 2018
menemukan kesamaan dan perbedaan
pada bagian tubuh manusia.
Membuat tempat untuk pertumbuhan
perkecambahan biji kacang hijaju,
kacang tanah, dan kacang kedelai serta
7. Kamis, 29 - November – 2018
mengamati tinggi tanaman perharinya, di
hari keberapa muncul tunas, dan berapa
jumlah helai daun terakhir kali diamati.

Lampiran 2. Dokumentasi praktikum


77

Gambar Pratikum 1 (pengamatan dua tempat tumbuh tanaman)

(di tanah) (di pohon sawit)

Gambar Pratikum 2 (keanekaragaman daun dan bunga)

(daun rambutan) (daun ilalang)

(Bunga air mata pengantin) (Bunga Asoka)


78

Gambar Pratikum 3 (Regulasi dan Homeostalis)

(perhitungan denyut nadi) (perhitungan nafas)

Gambar Pratikum 4 (perangkap serangga dengan larutan)

(perangkap ditempat yang tidak ternaungi) (perangkap ditempat ternaungi)

(larutan minyak yang dimasukin serangga) (larutan garam yang dimasukin serangga)

Gambar Pratikum 5 (perangkap serangga dengan ekstral)


79

(Perangkap Ekstrak kemangi) (perangkap Ekstrak serai)

Gambar Pratikum 6 (anatomi pada manusia)

(menggambar anatomi tubuh masing2) (proses analisis tubuh)

Gambar Pratikum 7 (Perkecambahan Biji)

(proses penempatan biji kecambah) (kecambah kacang hijau yang tumbuh)

Lampiran 3. Biodata Penulis


80

Nama saya Muhammad Farid Yuda, dilahirkan di

Desa Muara Mahat Baru, Kecamatan Tapung, Kabupaten

Kampar, Provinsi Riau pada tanggal 4 Juli 2000. Saya

Berkelamin Laki-Laki, Merupakan anak Pertama dari

tiga bersaudara, dari pasangan. Alm. Nurhayat dan Diana

Nengsi Pada tahun 2005 saya memulai pendidikan

Taman Kanak-Kanak di TK Melati dan selesai pada tahun 2006, kemudian pada tahun

2006 saya melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 001 Kandis sampe kelas

4, dan lanjut kelas 5 di SD Negeri 017 Titian resak Belilas. dan selesai pada tahun 2012,

kemudian pada tahun 2012 saya melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di

SMP Negeri 1 Seberida dan selesai pada tahun 2015, kemudian pada tahun 2015 saya

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri !0 Pekanbaru dan selesai pada

tahun 2018, kemudian pada tahun 2018 saya melanjutkan pendidikan di salah satu

perguruan tinggi swasta yaitu Universitas Islam Riau dengan mengambil jurusan

Agroteknologi pada Fakultas Pertanian, Alhamdulilah saat ini saya sedang duduk di

semester 1

Anda mungkin juga menyukai