MATA KULIAH
BIOKIMIA I
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS YUDHARTA
2008
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
2. BIOMOLEKUL DAN SEL HIDUP
3. FOTOSINTESA
4. KARBOHIDRAT
5. PROTEIN
6. LEMAK
7. ASAM NUKLEAT
8. ENERGI BIOKIMIA
9. ENZIM
I.
PENDAHULUAN
Terdapat sekurang-kurangnya 3 ciri hidup yang dapat diidentifikasi yaitu bahwa sel
hidup :
a. Sangat terorganisasi
dan sangat komplek. Organisasi , terorganisasi dan
mengorganisasi diri ialah bahwa antar organ/ kesatuan terkecil mempunyai fungsi
khusus dan masing-masing dapat malaksanakan tugasnya. Kehidupan tersusun sangat
teratur; dalam hierarki yang terdiri dari tingkatan-tingkatan struktural, setiap tingkat
merupakan pengembangan dari tingkatan di bawahnya. Diawali dari tingkat paling
rendah, atom-atom disusun menjadi molekul-molekul biologis yang kompleks yang
kemudian tersusun menjadi organel, yang lalu menjadi komponen-komponen sel. Pada
organisme multiseluler, sel-sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, susunan
spesifik dari jaringan-jaringan yang berbeda membentuk organ, dan organ-organ
bergabung membentuk sistem organ. Misal ; pada daun kloroplas mengatur intensitas
cahaya matahari yang jatuh pada penampang, sehingga letak plastida akan berpindahpindah
b. Mampu mengekstrak energi dari sekelilingnya dan mengubahnya ke bentuk lain. Ciri
kehidupan ini adalah pemanfaatan energi, makhluk hidup mengambil energi dan
mentransformasinya sehingga dapat digunakan untuk melakukan berbagai pekerjaan.
Proses ini terwujud sebagai metabolisme, yaitu pertukaran molekul secara terusmenerus di antara bagian-bagian organisme dan di antara organisme dan alam
sekitarnya. Metabolisme terdiri dari penguraian bahan organik (katabolisme) dan
pengubahan bahan organik menjadi komponen selular (anabolisme). Misal ; pada
tumbuhan energi matahari (energi solar) mampu dirubah menjdi energi kimiawi yang
disimpan dalam tumbuhan.; pada hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan maka energi
kimia yang terdapat dalam tumbuhan tersebut dirubah menjadi energi kimia dan
disimpan dalam dalam bentuk energi kimia yang ada dalam daging.
c. Dapat menurunkan sifat atau mereplikasi dirinya sendiri dengan tepat dan terencana.
Makhluk hidup mampu menghasilkan sendiri keturunannya melalui proses reproduksi.
Reproduksi dapat berupa pembelahan sebuah sel menjadi dua sel baru. Istilah
reproduksi umumnya digunakan untuk menyebut proses menghasilkan suatu individu
baru (secara aseksual, yaitu dari satu organisme induk, ataupun secara seksual, yaitu
dari dua organisme induk yang berbeda), walaupun istilah tersebut sebenarnya juga
menggambarkan proses menghasilkan sel-sel baru dalam proses pertumbuhan. Dalam
proses pertumbuhan, suatu makhluk hidup mengalami peningkatan ukuran pada semua
atau sejumlah besar bagian tubuhnya. Misal sejak jaman dahulu gajah nelahirkan gajah
dan pohon mangga berbuah mangga.
Selain ciri diatas, Ciri-ciri kehidupan lain mencakup pertumbuhan dan perkembangan,
respons terhadap lingkungan, homeostasis, dan adaptasi evolusioner.
Pada organisme multiseluler, pertumbuhan biasanya berarti pertumbuhan populasi sel
akibat proses perbanyakan sel. Pertumbuhan umumnya diiringi dengan perubahan bentuk dan
fungsi bagian tubuh makhluk hidup, yaitu dalam proses perkembangan.
Makhluk hidup juga tanggap terhadap berbagai macam perubahan tertentu di alam
sekitarnya yang bertindak sebagai stimuli. Tanggapan atau respons tersebut dapat berbentuk
macam-macam, dari kontraksi pada organisme bersel tunggal jika disentuh, sampai reaksi
kompleks yang melibatkan semua indera pada hewan tingkat tinggi. Ketanggapan ini
bergantung pada koordinasi aktivitas bagian-bagian organismenya, yang pada organisme tingkat
tinggi dapat dicapai dengan hormon (pada hewan dan tumbuhan) dan dengan saraf serta otot
(pada hewan saja).
Mekanisme-mekanisme pengatur menjaga agar lingkungan internal suatu organisme
tetap berada pada batas-batas yang sewajarnya walaupun lingkungan eksternalnya terus
berubah. Proses pengaturan ini dinamakan homeostasis. Contohnya ialah proses berkeringat
untuk menurunkan suhu tubuh.
Kehidupan terus berkembang sebagai hasil dari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya. Kemampuan organisme untuk berubah seiring waktu menanggapi lingkungan
disebut adaptasi. Kemampuan ini merupakan dasar proses evolusi dan ditentukan oleh hereditas
organisme maupun komposisi zat yang dimetabolisme serta faktor eksternal.
D. Makhluk Hidup
Makhluk hidup bisa dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Autotrof
Autotrof adalah organisme yang tumbuh dan berkembang biak dengan cara mencukupi
kebutuhan sendiri dari senyawa sederhana seperti CO 2, air, dan mineral dengan bantuan
matahari, contoh : tanaman dan organisme tertentu.
b. Heterotrof
Heterotrof adalah organisme yang amat tergantung pada makanan yang diperoleh dari
organisme autotrof. Termasuk golongan heterotrof adalah hewan, manusia, dan mikroba
parasit.
Kedua jenis makhluk hidup diatas memiliki persamaan mendasar mengenai mekanisme
proses biokimia. Misal proses respirasi (pernafasan) pada tanaman dan binatang, proses
fermentasi oleh ragi, peromabakan glikogen pada manusia.
E.
Biomolekul adalah senyawa yang terdapat dalam sel hidup yang saling mengadakan
interaksi secara terarah dan teratur sehingga menampakkan ciri hidup.
A. Susunan Kimia Sel Hidup
Berdasarkan analisa yang terdapat dalam makhluk hidup, makhluk hidup tersebut
tersusun atas unsur (lihat tabel 1) dan senyawa (tabel 2) yang sama. Unsur-unsur tersebut
mengadakan ikatan kovalen yang terdiri dari O, C, H, N , dll. Unsur-unsur tersebut terdapat
dalam kerak bumi, yang diambil oleh jasad hidup berjumlah 11 dari lebih seratus unsur.
Tabel 1. Komposisi keunsuran jasad hidup
No.
Unsur
Kadar (%)
1.
Oksigen
65
2.
Karbon
18
3.
Oksigen
10
No.
7.
8.
9.
Unsur
Seng
Tembaga
Kalium
Kadar(%)
0.03
0.01
0.35
4.
5.
6.
Nitrogen
Khlor
Besi
3
0.2
0.06
10.
11.
12.
Fosfor
Kalsium
Belerang
1
1.5
0.35
Unsur tersebut dalam jasad hidup merupakan rangka dalam penyusunan senyawa yang
akan membentuk polimer seperti protein, karbohidrat, lemak, dll. Kebutuhan akan unsur atau
senyawa dasar yang dipergunakan untuk menyusun tubuhnya diambil dari sekelilingnya, yang
berasal dari makanan atau sekelilingnya.
Tabel 2. Komposisi kimia (senyawa) dalam jasad hidup (dalam %)
Jenis
Air
Karbohidrat
Protein
Manusia
59
18
Ayam
56
21
Beras
12
80
7
Lemak
18
19
00.3
Abu
4
3
0.4
Organel
Supramolekul
Makromo
asam nukleat
protein
karbohidrat
lemak
Satuan
Penusun
mono
nukleotida
asam
amino
gula
sederhana
asam lemak
gliserol
Senyawa antara
Senyawa dasar
CO2, H2O, N2, PO34
Gambar 1. Sistem Organisasi Sel Hidup
C. Organel Dalam Sel Hidup
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata
"sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia
mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan
seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh
yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnyaginjal.
J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun
Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.Struktur ini
hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
Karotin (kuning)
Fikodanin (biru)
Fikosantin (kuning)
Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut
Tonoplas
Vakuola berisi :
garam-garam organik
glikosida
tanin (zat penyamak)
minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
enzim
butir-butir pati
Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i.
Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan
sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan
Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu
protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel
lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel
hati).
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
Selaput Inti (Karioteka)
Nukleoplasma (Kariolimfa)
Kromatin / Kromosom
Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel
terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
.
III. FOTOSINTESA
A. Klorofil
Sebagian besar daun muda dan buah muda sebelum lewat masa tua mengandung
klorofil. Pigmen hijau klorofil terdapat pada organel yang dinamakan kloroplas merupakan
tempat biosintesa glukosa dari senyawa sederhana yaitu CO 2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari.
Rumus bangun klorofil tersusun atas 4 buah atom piyrolle, seperti pada molekul hemin,
dengan atom magnesium sebagai inti molekul. Sifat dari klorofil adalah tahan pada kondisi basa
lemah, tetapi mudah rusak dalam suasana asam lemah sehingga ion Mg 2+ terpisah dari molekul,
dan menimbulkan larutan berwarna hijau kecoklatan (pheophytin)
Reaksi fotosintesa merupakan reaksi oksidai reduksi yaitu perpindahan ion hydrogen
dari molekul air (H2O) dan CO2 sebagai hidrogen akseptor. Reaksi fotosintesa digambarkan
sebagai berikut.
CO2 + H2O Nhv
(CH2O) n + O2
Klorofil
Nhv adalah jumlah kuanta yang diperlukan per molekul, (CH 2O)n adalah senyawa organik.
Telah ditemukan pula bahwa untuk setiap 2000 molekul klorofil, hanya 1 molekul oksigen yang
dihasilkan setiap 0.02 detik proses fotosintesa.
D. Biosintesa Karbohidrat
Senyawa organik apa yang terbentuk selama proses fotosintesa? Aktifitas fotosintesa
dalam tanaman berlangsung secara tetap, dimana gas karbondioksida disintesa menjadi gula
melalui beberapa tahap reaksi dengan hasil beberapa jenis senyawa pertengahan (senyawa
antara).
CO2
senyawa A
senyawa b
Gula
IV. KARBOHIDRAT
D-ribosa D-arabinosa
D-silosa
D-lisosa
b. Heksosa
Heksosa merupakan monosakarida ber atom C 6, terdiri dari 3 senyawa aldosa, dan 2
senyawa ketosa.
D-glukosa
D-manosa
D-galaktosa
D-fruktosa
D-sorbosa
atau
2. Howart
Bangun molekul rumus proyeksi menurut Howeart memiliki struktur yang tertutup,
adalah sebagai berikut :
Gula terdapat dalam dua enantiomer ( isomer cermin), D-glukosa dan L-glukosa, tapi
pada organisme, yang ditemukan hanya isomer D-isomer. Suatu karbohidrat berbentuk D atau L
berkaitan dengan konformasi isomerik pada karbon 5. Jika berada di kanan proyeksi Fischer,
maka bentuk cincinnya adalah enantiomer D, kalau ke kiri, maka menjadi enantiomer L. Sangat
mudah diingat, merujuk pada D untuk "dextro, yang merupakan akar bahasa Latin untuk
"right" (kanan), sedangkan L untuk "levo" yang merupakan akar kata "left" (kiri).
Karena perubahan struktur dari terbuka menjadi tertutup maka gugus aldehid pada
atom C1 menjadi gugus alkohol sekunder dan memiliki dua buah isomer, yaitu (alfa) dan
(beta). Kedua anomer ini mempunyai sifat fisik yang berbeda. Secara struktur, glukosa- dan-
berbeda pada gugus hidroksil yang terikat pada karbon pertama pada cincinnya. Bentuk
memiliki gugus hidroksil "di bawah" hidrogennya (sebagaimana molekul ini biasa digambarkan,
seperti terlihat pada gambar di atas), sedangkan bentuk gugus hidroksilnya berada "di atas"
hidrogennya. Dua bentuk ini terbentuk bergantian sepanjang waktu dalam larutan air, hingga
mencapai nisbah stabil : 36:64, dalam proses yang disebut mutarotasi yang dapat dipercepat.
Sakarida golongan aldehid dan ketosa mempunyai daya mereduksi, sehingga disebut
gaya meredusi. Kemampuan tersebut disebabkan atom C no 1 pada aldosa dan atom C no 2
pada ketosa.
D. Oligosakarida
Oligosakarida terbentuk jika 2 molekul atau lebih monosakarida berpolimerisasi
(bergabung) maka akan terbentuk di, tri, tetra sampai 10 molekul monosakrida. Penggabungan
antar molekul monosakarida dilakukan oleh ikatan glikosida yang akan membentuk
oligosakarida dan polisakarida. Dalam proses penggabungan 2 monome tersebt molekul H2O
akan dibebaskan. Ikatan glikosida terbentuk dari eliminasi air antara gugus hidroksil dari suatu
monosakarida berbentuk siklis dengan gugus hidroksil senyawa yang lain.
Oligosakarida dapat terbentuk dari molekul monosakarida yang sama (misal : maltosa) atau
tidak sama (misal: sukrosa). Beberapa oligosakarida adalah :
a. Maltosa
Maltosa disusun oleh 2 molekul glukosa pada ikatan atom C 1 dan 4 dengan bentuk
glukosa (4- D- -glukosa- -D glukopiranosa). Struktur:
b. Laktosa
Laktosa disusun atas molekul glukosa dan galaktosa, terdapt pada susu ternak dan
terhidrolisis oleh enzim laktase. Struktur:
c. Sukrosa
Sukrosa merupakan jenis disakarida terpenting di alam . Sukrosa tidak memiliki gugus
bebas karbonil jadi bukan termasuk gula reduksi. Struktur
d. Raffinosa
Rafinosa termasuk dalam trisakarida yaitu terdiri atas 3 molekul monosakaridayang terdiri
atas glukosa, fruktosa dan galaktosa. Banyak terdapat pada nira gula beet dan didalam kulit
biji kapas. Struktur :
5. Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer dari heksosa dan pentosa yang berikatan melalui
jembatan glikosida, atau rangkaian polimer yang panjang, yang apabila terhidrolisis
menghasikan monomer. Contoh pati, selulosa, kitn, pektin, galaktan. Sifat polisakarida adalah
tidak larut dalam air atau pelarut lainnya, dan berbentuk suspensi koloid dalam suatu pelarut.
Polisakarida terdiri dari 2 jenis yaitu :
a. Homopolisakarida, adalah polisakarida yang tersusun atas monosakarida yang sejenis,
misal pati, selulosa, mannan, galaktan, araban, dekstran dll.
b. Heteropolisakarida, adalah polisakarida yang tersusun atas monosakarida yang tidak
sejenis, misal ; pektin, hemiselulosa, resin.
1. Pati
Pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada tanaman dan manusia. Pati tersusun
atas 2 polimer karbohidrat yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa tersusun atas rangkaian
molekul glukosa berbentuk lurus pada ikatan C 1,4. Amilopektin merupakan rangkaian
molekul glukosa lurus pada ikatan 1,4 dan mempunyai ikatan percabangan pada posisi
1,6, dan sedikit rangkaian gugusan glukosa pada posisi 1,3.
Amilosa
Amilopektin
2. Selulosa
Selulosa merupakan rantai lurus tidak bercabang tersusun atas monomer glukosa yang
berikatan 1,4. Selolosa merupakan penyusun kerangka dan struktur tanaman bersama-sama
dengan lignin.
3.Pektin
Pektin merupakan polisakarida yang terdapat pada buah-buahan, dengan senyawa penyusun
galaktosa dan asam galaktorat.
4.Khitin
Ktitin merupakan polisakarida yang tersusun dari N-asetil-glukosamina dekan ikatan 1,4 -.
Senyawa ini banyak terdapat pada hewan.
V. PROTEIN
B. Asam Amino
Suatu protein tersusun atas campuran asam amino, apabila protein tersebut dihidrolisis
dengan asam, alkali, atau enzim. Sebuah asam amino terdiri dari 1 gugus karboksil (COOH), 1
gugus amino (NH2), 1 buah atom H dan gugus R (R dari residue) atau disebut juga gugus atau
rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus:
gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (Atom C
pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus
karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus
amina juga terikat pada atom C ini, senyawa tersebut merupakan asam -amino.
H
R
COOH
NH2
Gambar 1. Sketsa bentuk molekul asam mino
Isomerisme pada asam amino
Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam aminokecuali glisin
memiliki isomer optik: L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari
gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi
pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan karboksil-residuamina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran berlawanan jarum jam,
maka itu adalah tipe L.
Polimerisasi asam amino
Gambar 6. Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat
dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh
gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam
amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, NH 3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi
bermuatan negatif (terdeprotonasi, COO -). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis
asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk zwitterion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang
bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada dalam
bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.
R CH COO-
R CH COOH
R CH - COO-
OH
+
NH2
NH3
Ion zwitter
NH2
R - CH - COOH
+
NH3
c) Leusin (Leu)
d) Isoleusin (Ile)
e) Metionin (Met)
f) Prolin (Pro
g) Triptofan (Trp)
h) Fenilalanin (Phe)
2. golongan asam amino tidak bermuatan tetapi polar, bersifat polar kecuali glisin, polaritas
disebabkan karena adnya gugus OH yang dapat mengikat air melalui jembatan hidrogen,
contoh :
a) Glisin (Gly)
b) Serin (Ser)
c) Treonin (Thr)
d) Asparagin
e) glutamin
f) Tirosin (Tyr)
g) Triptofan (Trp)
h) Sistein (Cys)
3. golongan asam amino bermuatan negatif, gugus karboksilnya mengalami disosiasi pada pH
6-7 sehingga bermuatan negatif
a) Asam aspartat (Asp)
b) Asam glutamat (Glu)
4. golongan asam amino bermuatan positif, golongan ini sisa R bergugus NH 2 positif
a) Lisin ((Lys)
b) Arginin (Arg)
Asam amino esensial
Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka
molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies
tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu kekurangan asam
amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies itu harus memasoknya dari
luar (lewat makanan). Istilah "asam amino esensial" berlaku hanya bagi organisme heterotrof.
Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang harus
dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin,
triptofan, dan valin. Histidin dan arginin disebut sebagai "setengah esensial" karena tubuh
manusia dewasa sehat mampu memenuhi kebutuhannya. Asam amino karnitin juga bersifat
"setengah esensial" dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan.
Asam amino dasar (standar)
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan
peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam
amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino
penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA
sebagai kode genetik.
Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam kurung menunjukkan
singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan dalam kajian protein),
dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:
a. Asam amino alifatik sederhana
Glisin (Gly, G)
Alanin (Ala, A)
Valin (Val, V)
Leusin (Leu, L)
Isoleusin (Ile, I)
Asam-asam amino dalam protein dihubungkan oleh ikatan peptida dan ikatan hidrogen,
sehingga terbentuk rantai terpilin ( helik).
c. Struktur Tersier
Rantai berstruktur primer dan sekunder berikatan dengan rantai lain melalui berbagai jenis
ikatan seperti ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan hidrofobik, iakatan hidrofilik.
d. Struktur Kuartener
Strutur primer, sekunder dan tersier yang melibatkan beberapa polipeptida membentuk
suatu protein
E. Klasifikasi protein dalam pangan
Protein dibedakan berdasarkan bentuk molekul dan komposisi zat penyusunnya.
a. Berdasarkan bentuk molekul
Protein berserabut adalah protein berbentuk serabut, misal kolagen, kulit, otot.
Protein globular adalah protein berbentuk bola dan menentukan kelarutan protein
dalam pelarut. Misal ; susu, daging, dan telur.
b. Berdasarkan komposisi zat penyusunnya.
Protein sederhana adalah protein yang tidak mengandung senyawa nonprotein,
misal:
1. Albumin : larut dalam air, contoh : putih telur, susu dan sayuran
2. Globulin : tidak larut dalam air, larut dalam pelarut garam netral
encer, contoh : actin dan mioasin (daging), glicinin (kedele), dll.
3. Glutenin : larut dalam pelrut alkali atau asam encer, tidak larut dalam
garam netral, contoh : glutenin (gandum)
4. Prolamin : larut dalam alkohol, contoh : zein (jaagung), dll.
5. Protanin : larut dalam air dan menggumpal karena panas, contoh :
clupein (ikan kering).
Protein majemuk (conjugated protein) adalah protein yang terikat oleh senyawa lain
seperti
1. Fosfoprotein : proetin yang mengandung fosfat (susu dan kuning telur)
2. Lipoprotein : protein yang mengandung lemak (susu, telur dan darah)
3. Nukleoprotein : protein yang mengandung asam nukleat (DNA, RNA,
mRNA, inti sel)
4. Glikoprotein : protein yang mengandung karbohidrat (ovomusin pada
telur)
5. Komoprotein : protein mengandung pigmen (myoglobin dalam daging)
5. Denaturasi
Denaturasi adalah perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier dan
kuaterner dari molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan kovalen,atau tanpa perubahan
struktur primernya. Denaturasi terjadi karena pengaruh pH tinggi, suhu tinggi, bahan kimia dan
mekanis. Sifat protein yang terdenaturasi tampak pada penurunan kelarutan. Taraf denaturasi
sehubungan dengan intensitas dan jumlah ikatan yang terputus ada 2 yaitu flokulansi dan
koagolasi, dimana flokulansi merupakan tahap awal daripada koagolasi. Contoh penggumpalan
pada putih telur.
VI. LIPID
A. Definisi
Lipid dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak
mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipid" mengacu pada golongan
senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob yang esensial dalam menyusun
struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida tidak larut dalam
pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter
atau kloroform.
Terdapat beberapa golongan lipid:
1) Trigliserilda (lemak dan minyak),
2) fosfatida,
3) spingolipid, dan
4) glikolipid.
B. Trigliserilda
Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida) adalah sebuah
gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak. Trigliserida merupakan penyusun utama
minyak nabati dan lemak hewani. Atau secara umum trigliserilga dikenal sebagai lemak dan
minyak
Lemak dan minyak merupakan senyawa yang tersusun atas C, H, O dan lemak
mempunyai fungsi :
1) sumber energi yang efektif dibandingkan karbohidrat dan protein,
2) sumber dan pelarut vitamin A, D, E, K,
3) sumber asam lemak essensial,
4) media penghantar panas dan
5) memperbaiki tekstur dan rasa dalam bahan pangan.
Struktur
Lemak dan minyak dibentuk dari ester antara gliserol dan asam lemak rantai panjang.
Ketiga asam lemak RCOOH, R'COOH and R"COOH bisa jadi semuanya sama,
semuanya berbeda ataupun hanya dua diantaranya yang sama.
CH2OCOR1
CH2OCOR2
+
CH2OCOR3
Triasilgliserol
3H2O
OH-
CH2OH
CH2OH
CH2OH
gliserol
R1COOH
R2COOH
R3COOH
asam lemak
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi
(rantai C lebih dari 6). R merupakan rantai karbon jenuh atau tidak jenuh
Asam lemak jenuh (saturated fatty acids), tidak mempunyai ikatan rangkap berbentuk
padat pada suhu kamar (lemak hewani), dan memiliki titik cair tinggi. . Jenis asam lemak
yang paling dominan terdapat dalam bahan pangan adalah :
Asam butirat
CH3(CH2) 2.COOH
butter
Asam kaproat
CH3(CH2) 4.COOH
minyak kelapa
Asam kaprilat
CH3(CH2) 6.COOH
minyak kelapa
Asam kaprat
CH3(CH2) 8.COOH
minyak kelapa
Asam lauratCH3(CH2) 10.COOH
kelapa
Asam miristat
CH3(CH2) 12.COOH
pala
Asam palmitat
CH3(CH2) 14.COOH
lemak tanaman, hewan
Asam stearat
CH3(CH2) 18.COOH
b.
Penamaan dan simbol telah dibuat untuk menunjukkan karakteristik suatu asam
lemak.
a) Nama sistematik dibuat untuk menunjukkan banyaknya atom C yang
menyusunnya. Misal : Asam butirat
CH3(CH2) 2.COOH mempunyai 4 atom C.
b) Angka di depan nama menunjukkan posisi ikatan ganda setelah atom pada posisi
tersebut. Contoh: asam 9-dekanoat, adalah asam dengan 10 atom C dan satu ikatan
ganda setelah atom C ke-9 dari pangkal (gugus karboksil). Nama lebih lengkap
diberikan dengan memberi tanda delta () di depan bilangan posisi ikatan ganda.
Contoh: asam 9-dekanoat.
c) Simbol C diikuti angka menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya;
angka di belakang titikdua menunjukkan banyaknya ikatan ganda di antara rantai
C-nya). Contoh: C18:1, berarti asam lemak berantai C sebanyak 18 dengan satu
ikatan ganda.
Asam lemak jenuh yang banyak terdapat dialam adalah asam lemak yang memiliki
atom C 16 dan C 18. Asam lemak tidak jenuh yang banyak terdapat dialam adalah
asam lemak yang memiliki atom C 18 yaitu asam oleat, asam linoleat dan asam
linolenat. Asam linileat, linolenat dan arakidonat termasuk asam lemak esensial.
Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua
bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis
(dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak
bentuk trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa Jerman
entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetik.
Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam
lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang
kuat dan rantainya tetap relatif lurus.
Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak
akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit
epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat campuran dari
berbagai produk ini.
C. Fosfolipid
Fosfolipid adalah senyawa organik tersusun atas asam lemak, asam fosfor dan basa
nitrogen dengan gliserol dan inositol. Senyawa induk fosfolipida adalah asam fosfatidat. Asam
fosfatidat memiliki rumus bangun:
CH2 O F1
CH O F2
CH2 O PO3H3
Dimana F1 dan F2 adalah gugusan asam lemak jenuh atau tak jenuh.
Contoh fosfolipid adalah lesitin yang banyak terdapat kedele, kuning telur dan jaringan
lemak hewan. Lesitin memiliki ion dipolar sehingga dipakai sebagai emulsi pada bahan pangan.
Sifat lesitin adalah sangat reaktif, mudah teroksidasi, terhidrolisa, dan mudah berikatan dengan
protein dan karbohidrat. Rumus bangun lesitin
CH2-OOCF1
CH- OOF2
CH2 O P CH2CH2N+(CH2)2
O-
D. Lilin
Lilin merupakan jenis lemak dimana asam lemak mengalami esterifikasi dengan
alkohol beratom karbon tinggi (C24-C36). Lilin di alam bebas merupakan ester asam lemak
dengan alkohol, keton, dan hidrokarbon beratom karbon ganjil. Lilin di alam terdapat pada :
laisan kutikula daun, buah dan dalam jaringan sel (sitoplasma). Jenis lilin alamiah : beeswax,
carnauba wax.
dinamai demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti (nukleus) sel. Molekul asam
nukleat merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang menjadi monomer penyusun
adalah mononukleotida atau nukleotida.
C. Mononukleotida
Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu pentosa (deoksiribosa atau ribosa
yang mengikat basa (derivat purin dan pirimidin) dan senyawa fosfat.
a. Sebuah basa nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin),
Ada 2 basa nitrogen yaitu
a) Pirimidin
Pirimidin terdiri dari Urasil (U), timin (T) dan sitosin (S)
b) Purin
Senyawa turunan purin adalah Adenin (A) dan Guanin (G)
Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki
perbedaan: adenin, sitosin, dan guanin dapat ditemukan pada RNA maupun DNA,
sedangkan timin dapat ditemukan hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada
RNA.
b. Sebuah gula pentosa,
Pentosa yang berasal dari DNA adalah deoksiribosa dan yang berasal dari RNA ialah
ribosa.
Nukleotida terdiri dari 2 golongan yaitu ribonukleotida (dikenal dengan RNA) dan
deoksiribonukleotida (dikenal dengan DNA). Penamaan nukleotida tergantung dari beberapa
hal yaitu :
1. Jenis nukleotida tergantung pada nama basanya. Pada umumnya nukleotida diberi nama
berdasarkan nama basa purin dan pirimidin yang membentuknya.
Contoh :
a. Adenin nukleosida atau adenosin
b. Guanin nukleosida atau guanosin
c. Urasil nukleosida atau uridin
d. Timin nukleosida atau timidin
e. Sitosin nukleosidaatau sitidin
Apabila diikat oleh deoksiribosa maka nama nukleotida diberi tambahan deoksi di
depannya. Contoh :
a. Adenin nukleosida atau deoksiadenosin
b. Sitosin nukleosida atau deoksitidin, dll
Bebarapa contoh nukleotida
1) Adenin
AMP, ADP, ATP, dAMP, dADP, dATP
2) Guanin
GMP, GDP, GTP, dGMP, dGDP, dGTP
3) Sitosin
CMP, CDP, CTP, dCTP, dCDP, dCTP
4) Timin
TMP, TDP, TTP, 2. Jumlah fosfat yang dimiliki. Beberapa nukleotida gugus fosfat lebih dari satu.
Contoh beberapa nukleotida :
Nama basa
Nama nukleotida
Struktur
Adenin
Guanin
Guanosinmonofosfat (GMP)
Sitosin
Sitidinmonofosfat
Urasil
Uridinmonofosfat
D. Asam Nukleat
Merupakan bagian organisme hidup yg sangat penting karena membawa informasi
genetika yang akan diturunkan / ditransfer dr generasi ke generasi. Semua informasi yg ada dlm
sel yaitu DNA. Ada 2 macam asan nukleat yaitu Asam deoksiribonukleat (ADN / DNA) dan
Asam ribonukleat (ARN / RNA). Asam nukleat merupakan polimer yang terdiri banyak
nukleotida yg dihubungkan dgn ikatan fosfodiester.
Polinukleotida adalah polimer yang mengandung dua atau lebih satuan penyususn
mononukleotida. Satuan-satuan tersebut dihubungkan oleh asam fosfat membentuk
perswnyawaan diester asam fosfat. Atom C yang terikat oleh asam fosfat terjadi pada nimor 3
mononukleotida dan nomor 5 mononukleotida yang lain.
a. DNA
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu gugus fosfat,
gula deoksiribosa, dan basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga
komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Masingmasing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang
berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA
disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat
basa yang ditemukan pada DNA adalah adenin (dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine),
guanin (G), dan timin (T). Adenin berikatan hidrogen dengan timin, sedangkan guanin berikatan
dengan sitosin. Berikut merupakan gambar struktur untai DNA
Didalam sel berdasarkan pola difraksi sinar X, model bentuk rantai DNA dalam bentuk
jalin ganda (double helix). Dua buah rantai polideoksiribosa membentuk helis ganda. Antara
basa-basa yang terdapatpada rantai asam nukleat terbentuk ikatan hidrogen. nitrogennya di
dalam . Jalin ganda yg terbentuk bersifat anti parallel. Susunan basa nitrogen pada jalin ganda
DNA tidak random yaitu Guanin (G) Sitosin (C) dan Adenin (A) - Timin (T). Antara basa
nitrogen satu dengan yang lain dihubungkan dengan ikatan hidrogen. Berikut bentuk helik
ganda.
b. RNA
Asam ribonukleat (bahasa Inggris:ribonucleic acid, RNA) senyawa yang merupakan
bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok
(central dogma) genetika molekular, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa
DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari
sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus gula ribosa, dan
satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus
fosfat dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa dari nukleotida yang lain.
Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada beberapa hal yaitu :
1. Satu gugus hidroksil tambahan pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan ribosa).
2. Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timin pada DNA diganti dengan
urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan: adenin, guanin, sitosin, atau urasil untuk
suatu nukleotida.
3. Bentuk molekul bukan heliks ganda tetapi rntai tunggal yang terlipat menyerupai rantai
ganda.
4. Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, adenin tidak harus sama
dengan urasil.
Ada 3 macam RNA yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda tetapi
ketiganya secara bersama mempunyai peranan penting dalam sintesa protein. yaitu :
1) mRNA
Hasil transkripsi langsung dr DNA, mRNA telah mengalami proses posttranskripsi
menghilangkan intron informasi genetic dalam bentuk codon (urutan 3 nukleotida).
2) rRNA
Merupakan komponen ribosom dimana translasi berlangsung.
3) tRNA
Menerjemahkan kode genetik dan menghubungkan antara asam nukleat dengan asam amino
( protein)
c. ATP
Untuk kelangsungan hidupnya, organisme mempunyai kemampuan mengekstrak energi
dari lingkungannya dengan merubah energi yang ada menjadi bentuk yang sesuai dengan proses
biologi. Tanaman dan mikroba fotosintetik mengkonversi cahaya matahari menjadi komponen
kimia berenergi tinggi. Makhluk hidup lain seperti manusia dan hewan memecah komponen
komplek dari makanan melalui sitem pencernaan dan merubahnya menjadi energi tinggi untuk
melakukan aktivitasnya.
Sel energi dari lingkungannya disimpan dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat) dan
yang pada waktunya akan diproses dan dapat digunakan setiap saat. Terdapat 2 pembawa enrgi
yaitu ATP dan NAD. ATP merupakan pembawa energi kimia dalam bentuk ikatan fosfat
dengan energi tinggi. NAD adalah pembawa hidogen dan elektron, terlibat pada reaksi oksidasi
dan reduksi dalam sel.
Struktur ATP
VIII. ENZIM
Enzim ialah sejenis protein yang bertindak sebagai bahan organik yang dapat mengatur
serta mempercepat reaksi biokimia dalam sel. Menurut Willy Kuckne (1876) enzim
didefinisikan sebagai fermen yang bentuknya tidak tertentu dan tidak teraur, yang dapat bekerja
tanpa adana mikroba dan dapat bekerja diluar mikroba. Saat ini enzim dapar diproduksi oleh
mikroba, bahan hewan dan nabati. Enzim merupakan protein yang mengkatalisa reaksi kimia
atau biokimia. Pada reaksi enzimatis molekul awal pada proses disebut substrat. Dan enzim
mengkonversi substrat menjadi molekul lain yang disebut produk. Pada semua reaksi biokimia
pada sel membutuhkan enzim supaya terjadi kecepatan reaksi yang nyata.
Ciri umum enzim adalah :
1. Enzim terbentuk dari protein yang dihasilkan oleh sel hidup.
2. Sifat enzim spesifik, dimana setiap jenis enzim hanya bereaksi dengan substrat tertentu
saja. Contoh: enzim sukrase hanya bereaksi pada substrat sukrosa tetapi tidak bereaksi
dengan maltosa walaupun kedua-duanya adalah gula.
3. Reaksi enzim bersifat bolak-balik. Arah reaksi bergantung kepada jumlah substrat dan hasil
yang ada, contoh : reaksi penguraian lemak akan berlaku dari kiri ke kanan atau dari kanan
ke kiri sehingga keseimbangan tercapai antara kedua-dua substrat.
4. Enzim diperlukan dalam jumlah kecil. Sedikit enzim akan hasil reaksi reaksi biokimia
yang sama.
5. Enzim dapat digunakan secara berulang kali, tidak dapat dimusnahkan setelah eaksi
biokimia selesai.
6. Suhu optimum enzim bereaksi ialah pada 37 C.
B. Sistem Penamaan (Nomenklatur)
Enzim diberi nama secara tradisional, sitematik resmi, nama perdagangan, nama seharihari maupun spesifikasi enzim tersebut. Ada enzim dinamakan mengikut substrat yang
direaksikan oleh enzim maka diberi nama dengan akhiran ase, contohnya enzim sukrase
menguraikan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Ada juga nama-nama enzim yang telah
lama ada dan tetap dipergunkan, misalnya renin, tripsin dan pepsin. Berdasarkan the
International Union of Biochemistry penamaan enzim dilakukan berdasarkan tipe reaksi yang
dikatalis oleh enzim, digolongkan menjadi 6 kelompok utama :
1. Oksidoreduktase, adalah enzim yang dapat mengkatalis reaksi oksidasi atau reduksi
suatu bahan. . Misal katalase, peroksidase, suksinat dehidrogenase, dll
2. Transferase, adalah enzim yang ikut serta dalam reaksi pemindahan (transfer) suatu
radikal atau gugus. Enzim yang termasuk golongan ini adalah transglikosidase,
transfosforilase, transaminase, transmetilase, dll.
3. Hidrolase, adalah enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau
pemecahan substrat dengan pertolongan molekul air. Misal : lipase yang menghidrolisis
ikatan ester pada lemak menjadi gliserol dan asam lemak, glikosidase menghidrolisis
ikatan glikosida, dll.
4. Liase, enzim yang aktif dalam pemecahan ikatan C-C dan ikatan C- O tanpa
menggunakan molekul air. Contoh dekarboksilase (memecah ikatan C C) dan karbinat
anhidrase (memcah ikatan C O).
5. Isomerase, enzim yang mengkatalis reaksi perubahan konfigurasi molekul dengan cara
pengaturan kembali atom-atom dalam molekul substrat sehingga dihasilkan molekul
baru yang merupakan isomer substrat. Contoh : fosfoheksosa yang mengubah glukosa
6-P menjadi fruktosa 6-P.
6. Ligase, enzim yang mengkatalis pembentukan ikatan tertentu seperti C-O, C-C, C-S,
dalam bioosintesa ko-enzim A serta pembentukan ikatan C-N dalam sintesis glutamin.
Enzim ini disebut juga sintetase.
C. Satuan Enzim
Satuan enzim yang merupakan satu unit dari enzim adalah jumlah enzim yang mampu
mengkatalis perubahan 1 mol substrat permenit pada kondisi tertentu. Contoh pada enzim
protease pada substrat protein, maka satuan enzim protease didasarkan pada mikro ekivalen
asam amino bebas yang terbentuk permenit, pada suhu 30 0C dan kondisi pH dan konsentasi
substrat yang optimal.
D. Aktivitas Spesifik
Aktivitas spesifik yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas molekuler adalah jumlah
satuan substrat per mol enzim pada konsentrasi substrat optimum atau jumlah molekul substrat
yang diubah permenit oleh setiap molekul enzim.
1. Komponen Enzim
Komponen utama enzim apo-enzim, ko-enzim, dan gigus prostetik. Proses dialisis pada enzim
dapat memisahkan komponen uta enzim.
a. Apo-enzim
- bagian enzim yang terdiri dari protein
- tidak mampu melewati membran dialisis
- sifat tidak tahan panas
- gabungan apo-enzim dan ko-enzim yang terikat satu samalain disebut holoenzim
b. Ko-enzim
- merupakan merupakan bagian enzim yang bukan protein
- mampu melewati membran dialisis
- ko-enzim dan ko-faktor pada umumnya mmepunyai arti sama
- bagian enzim yang dapt bertindak sebagai penerima hidrogen atau aseptor
hidrogen seperti NAD, atau donor dari gugus kimia seperti ATP
- untuk mensintesa koenzim diperlukan vitamin
c. Gugus prostetik
- bagian enzim yang berbentuk molekul organik
- terikat erat pada apo-enzim
- merupakan ko-katalis
Selain komponen utama terdapat komponen lain dalam enzim yaitu :
a. Ion logam
- ion logam merupakan senyawa pengaktif
- mempercepat suatu reaksi enzimatik
- misal : besi, tembaga, atau magnesium
b. FAD
- pembawa hidrogen pada glkosa oksidase
- FAD bisa dipisahkan dengan amonium sulfat, sehingga enzim in-aktif
E. Daya Katalitik Enzim
Enzim merupakan katalis reaksi kimia yang terjadi pada sistem biologis. Sifat dari
enzim adalah :
a. kapasisitas katalitik yang tinggi,
- enzim dapat mempercepat laju reaksi paling sedikit 1 juta kali
- dengan pertolongan enzim maka reaksi lebih cepat dibanding tanpa katalis
- misal hidrasi CO2 dikatalis oleh enzim
b. spesifitas tinggi
- spesifitas enzim tinggi pada jenis reaksi dan substrat
- enzim mengkatalis satu reaksi saja
- misal enzim trombin memecah peptida antara arginin dan glisisin, enzim DNA
polimerase bertanggung jawab terhadap sintesis DNA dengan penggabungan
blok-blik DNA dengan teratur dan rapi.
F. Lokasi Aktif Enzim
Lokasi aktif enzim adalah bagian enzim yang dapat mengikat substrat dan gugus
prostetik bila ada. Lokasi aktif enzim mempunyai sifat sbb: a) Lokasi aktif enzim hanya
merupakan bagian yang relatif sangat kecil dari seluruh volume enzim; b) Lokasi aktif enzim
merupakan bentuktiga dimensi, yang terdiri dari kelompok-kelompok yang berasal dari asam
amino. Misal enzim lisozim terdiri dari 129 asam amino, bagian aktof terdiri dari residu asam
amino nomor 35, 52, 62, 63, dan 101; c) Substrat mempunyai bentuk yang sangat tepat dengan
bagian aktif enzim.
Emil Fischer mengajukan hipotesis kunci dan gembok (key dan lock), dimana bentuk kunci
yang tepat ssuai dengan gemboknya.
DAFTAR PUSTAKA
Belitz dan Grosch. 1984 . Food Chemistry. AVI Publishing. New York.
John W. Kimball, Siti Soetarmi Tjitrosomo & Nawangsari Sugiri. 1983. Biologi.
Erlangga. Jakarta.
Martoharsono, S. 1991. Biokimia Jilid I. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Subowo. 1989. Biologi Sel. Elstar Offset. Bandung .
Rodwell, V.W. 1982. Asam Amino dan Peptida. In Biokimia edited by Herper.
Rodwell, V.W. 1982. Protein. In Biokimia edited by Herper.
Rosenberg, Jerome L. 1980. College Chemistry. McGeaw-Hill, Inc. USA.
Widjanarko, S.B. 1991. Biokimia Pangan. Program Pasca Sarjana. Universitas
Brawijaya.Malang.
Winarno. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno. 1995. Ezim Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.