Gambar 1-1 Beberapa sifat benda hidup: tanda-tanda kehidupan (a) Penampang
lintang Sel fotosintetik yang memperlihatkan struktur internal yang komplek.
Bulatan yang terlihat gelap menunjukkan khloroplas, yang mengandung ribuan
molekul khlorofil yang tersusun dan diarahkan untuk menangkap energi solar.
(b) Lidah sejenis kupu-kupu yang panjang beradaptasi selama masa evolusi
biologi untuk tujuan khusus: yaitu, memperoleh madu dara buka lentera. (c)
lumba-lumba yang memangsa ikan kecil mengubah energi kimia makanan
menjadi energi otot yang demikian kuat. (d) Reproduksi biologik terjadi secara
hampir sempurna.
Akan tetapi, sifat yang paling istimewa dan organisme hidup adalah
kemampuannya dalam melakukan replikasi diri secara tepat, suatu sifat yang
dapat dipandang sebagai keadaan yang telah kita kenal tidak memperlihatkan
kemampuan untuk tumbuh, dan berproduksi menjadi benda-benda yang sama
dalam masa, bentuk, dan struktur internalnya, dan generasi ke generasi
berikutnya.
Biokimia Mencari Pengertian Keadaan Hidup
Kita mungkin bertanya sekarang: Jika organisme hidup tersusun atas
molekul-molekul yang pada dasarnya merupakan benda mati, mengapa pada
kenyataannya benda-benda hidup sama sekali berbeda dari benda-benda mati ?
Mengapa organisme hidup nampaknya lebih banyak dari jumlah bagian-bagian
matinya? Para ahli filsafat pernah menjawab bahwa organisme hidup dikaruniai
suatu kekuatan hidup yang misterius. Akan tetapi, doktrin ini, yang dikenal
sebagai vitalisme, telah ditolak oleh ilmu pengetahuan modern, yang mencari
fenomena yang rasional, dan di atas segalanya, fenomena alam yang dapat diuji.
Tujuan dasar dari ilmu biokimia adalah untuk menentukan benda-benda mati
yang hidup berinteraksi. Memang benar, biokimia juga menghasilkan
pengertian-pengertian mendalam yang penting dan aplikasi praktis dalam
bidang-bidang kedokteran, pertanian, ilmu gizi dan industri, tetapi perhatian
utamanya adalah keingintahuan terhadap kehidupan dan organisme hidup.
Molekul-molekul yang membentuk organisme hidup mengikuti hukum-
hukum kimia yang telah dikenal, tetapi molekul-molekul ini juga berinteraksi
satu dengan lainnya sesuai dengan seperangkat prinsip lain, yang akan kita
sebut secara kolektif sebagai logika molekul keadaan hidup. Prinsip-prinsip ini
tidak harus melibatkan hukum-hukum atau kekuatan fisis yang baru dan
belum ditemukan. Bahkan, prinsip ini merupakan suatu hubungan unik yang
memberikan ciri pada fungsi alam dan interaksi biomolekul, yakni, jenis-jenis
molekul yang dijumpai pada organisme hidup.
Sekarang marilah kita lihat apakah kita dapat menentukan beberapa di
antara aksioma penting dalam logika molekul keadaan hidup.
sebagai bentuk energi yang dapat bekerja pada suhu dan tekanan tetap. Jenis
energi sel yang kurang kegunaannya kembali ke lingkungannya; ini terutama
terdiri dari panas, yang dibebankan ke dan membaur dengan sekelilingnya. Di
sini, kita memperoleh aksioma lain dalam logika molekul keadaan hidup:
Organisme hidup membentuk dan mempertahankan struktur fungsionilnya
yang kompleks dan teratur dengan mempergunakan energi bebas dan
lingkungannya, dan mengembalikan bentuk-bentuk energi yang kurang
bermanfaat ke iingkungan tersebut.
Walaupun organisme hidup merupakan sistem pengubah energi, kerjanya
amat berbeda dengan mesin-mesin buatan manusia yang telah kita kenal.
Sistem pengubah energi sel hidup dibangun seluruhnya dan molekul-molekul
organik yang relatif lemah dan tidak stabil, tidak tahan suhu tinggi, aliran listrik
yang kuat, atau keadaan terlalu asam atau basa. Semua bagian sel hidup
praktis bersuhu sama; lebih jauh lagi, tidak terdapat perbedaan nyata pada
tekanan suatu bagian sel dengan bagian lain. Jadi, kita dapat menyimpulkan
bahwa sel tidak mampu menggunakan panas sebagai sumber energi, karena
panas dapat melakukan kerja, hanya jika panas melalui suatu bagian ke bagian
lain yang bersuhu lebih rendah. Sel hidup tidak sama dengan mesin uap atau
motor listrik, jenis-jenis mesin yang paling kita kenal. Kebalikannya, dan hal ini
merupakan aksioma penting dalam logika molekul keadaan hidup:
Sel hidup merupakan mesin kimia yang menjalankan fungsinva pada suhu
tetap.
Sel menggunakan energi kimia untuk melangsungkan kerja kimia pada
proses perbaikan dan pertumbuhan sel, kerja osmotik yang dibutuhkan untuk
mentransportasikan (mengangkut) zat gizi ke dalam sel, dan kerja mekanik pada
kontraksi dan pergerakan.
Semua organisme hidup di biosfer bumi pada akhimya memperoleh energi
dari sinar matahari, yang dihasilkan oleh fusi inti atom hidrogen untuk
membentuk helium pada suhu tinggi. Sel-sel fotosintetis pada tumbuh-
tumbuhan menangkap energi pancaran sinar mata hari dan menggunakannya
untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi berbagai produk berenergi
tinggi, seperti pati dan selulosa. Pada proses ini, molekul oksigen dilepaskan ke
udara. Akhirnya, organisme non-fotosintesis memperoleh energi bagi
kebutuhannya dan produk tumbuh-tumbuhan berenergi tinggi dengan
mengoksidasi produk-produk ini dengan menggunakan oksigen dan udara,
membentuk karbon dioksida dan produk akhir lainnya, yang kembali ke
lingkungannya dan didaur-ulang oleh dunia tumbuh-tumbuhan. Jadi, aksioma
lain keadaan hidup adalah:
Terhanyut dalam sitoplasma sel! Pembesaran yang sangat tinggi dan jala-
jala kompleks atau kisi serabut-serabut halus yang membentuk bahan
dasar sel hewan. Jaringan ini, yang tidak dapat diihat oleh mikroskop
elektron biasa, baru-baru ini diungkapkan dengan mempergunakan
mikroskop elektron bertegangan tinggi dengan kemampuan resolusi
tinggi. Gambar ini memperlihatkan hanya sebagian kecil sitoplasma sel,
yang seluruhnya memuati jaringan kompleks tiga dimensi.
Pembaca mungkin bertanya-tanya, mengapa suatu diskusi biokimia
dimulai dengan sel. Sebagian pembaca tentu telah mempelajari biologi sel.
Namun demikian, diskusi awal ini penting, karena sel, dan bukan tabung atau
gelas, merupakan kerangka alamiah dan hampir semua reaksi biokimia.
Perbedaan utama antara biokimia dan kimia biasa adalah bahwa reaksi
biokimia berlangsung di dalam batasan yang diberikan oleh ukuran sel dan
ruang-ruang di dalamnya, juga, oleh sifat fisik dan kimia yang sejalan dengan
kehidupan sel.
Reaksi-reaksi kimia biasa yang telah kita pahami berlangsung di dalam
tabung-tabung reaksi yang terbuat ri bahan non-biologik, dan sangat besar
dibandingkan dengan molekul yang mengalami perubahan. Lagi pula, reaksi
kimia biasa mungkin membutuhkan suhu dan tekanan tinggi, pereaksi kuat,
atau penggunaan energi listrik; seringkali reksi ini dilakukan di dalam pelarut
organik. Sebaliknya, reaksi-reaksi biokimia pada sel hidup berlangsung di dalam
ukuran yang amat kecil dan sel hidup atau bagiannya, dengan dinding yang
rapuh, yang tebalnya hanya beberapa molekul. Lebih lanjut lagi, setiap reaksi
biokimia berlangsung di dalam media cair pada suhu tetap yang relative rendah.
Sel tidak dapat hidup pada suhu, tekanan atau keadaan asam yang terlalu
tinggi, atau dengan adanya. pereaksi kuat. Jadi, sekarang persepsi kita
mengenai kimiawi dan proses hidup, harus dikaitkan dengan konteks ukuran,
struktur, dan aktivitas sel. Kita juga harus menggabugkan kedua pandangan;
yakni, pandangan kimiawi dan pandangan biologi sel.
Di dalam bab ini, kita akan membahas struktur dan aktivitas biokimiawi
contoh-contoh sel. Bab selanjutnya akan mendiskusikan beberapa hubungan di
antara keduanya secara lebih terperinci.
Semua Sel Mengandung Beberapa Struktur yang Serupa
Sel merupakan unit struktural dan fungsional organisme terkecil terdiri dari sel
tunggal; sebaliknya, tubuh manusia mengandung sedikitnya 1014 sel. Terdapat
bcrbagai jenis sel, yang amat benvariasi dalam ukuran, bentuk dan fungsi
khususnya. Dalam segenggam tanah, atau segelas air kolam terdapat berbagai
jems organisme uniselular. Dan, di dalam tiap organisme multiselular yang lebih
tinggi (tubuh manusia atau tanaman jagung), terdapat puluhan atau ratusan
jenis sel yang berbeda, semuanya terancang secara khusus untuk bersama-
sama berfungsi di dalam bentuk jaringan dan organ. Tetapi, bagaimanapun
besar dan kompleksnya organisme tersebut, setiap jenis sel mempertahankan
sifat khusus dan kebebasannya.
golongan metil, amino, karboksil, dan atom hidrogen. Lebih jauh lagi, kita lihat
bahwa kedua enansiomer yang berbeda dan alanin bersifat bayangan cermin
yang tidak saling menutupi satu terhadap lainnya. Kedua bentuk alanin
mempunyai hubungan satu terhadap lainnya, sama seperti tangan kanan dan
tangan kiri; kita mengetahui dari pengalaman bahwa sarung tangan sebelah
kanan tidak dapat dipakai untuk tangan kiri. Karena senyawa yang mempunyai
atom karbon asimetrik dapat dianggap mempunyai bentuk kanan dan kiri,
senyawa-senyawa ini disebut senyawa khiral (bahasa Yunani chiros, artinya
tangan). Dengan demikian, atom asimetrik atau pusat senyawa khiral disebut
atom khiral atau pusat.
Banyak biomolekul organik, di samping asam amino bersifat khiral dan
mengandung satu atau lebih atom karbon asimetrik. Gula yang umum dijumpai,
glukosa merupakan contoh lain, molekul ini mengandung tidak kurang dari lima
karbon asimetrik. Lebih jauh lagi, molekul khiral di dalam organisme hidup
biasanya berada dalam salah satu bentuk khiral-nya. Contohnya, asam amino
pada molekul protein, seperti alanin, berada hanya dalam satu bentuk khiral.
Demikian pula glukosa, unit penyusun pasti secara biologi berada hanya dalam
satu dari sejumlah bentuk khiralnya. Kebalikannya, jika seorang ahli kimia
organik di dalam laboratorium melakukan sintesa suatu senyawa organik yang
melibatkan atom karbon asimetrik, reaksi nonbiologi yang umum membentuk
kedua kemungkinan bentuk khiral pda kecepatan yang sama, menghasilkan
campuran dengan konsentrasi yang sama. Kedua bentuk khiral di dalam
campuran tersebut dapat dipisahkan satu dengan lainnya, hanya dengan
mempergunakan metode fisik yang amat sulit. Di dalam sel hidup, biomolekul
khiral dibuat oleh enzim dengan cara sedemikian rupa sehingga hanya satu di
antara kedua enansiomer yang terbentuk. Hal mi terjadi, karena molekul enzim
sendiri merupakan struktur khiral.
Spesifisitas ruang banyak biomolekul merupakan ciri khas logika
molekuler sel hidup, dan sifat ini juga mendukung secara kuat bahwa bentuk
tiga dimensi biomolekul amat penting dalam fungsi biologmnya. Kita akan
mengamati molekul khiral dan stereoisomereisme secara lebih terinci, pada saat
kita mempelajari asam amino (Bab 5) dan gula (Bab 11).
Golongan Utama Biomolekul Di Dalam Sel Adalah Molekul Berukuran Besar
Tabel 3-6 memperlihatkan golongan utama biomolekul yang ditemukan di
dalam bakteri Escherichia coli, persentasi berat tiap golongan dan berat total sel,
dan suatu dugaan berbagai jenis biomolekul dalam tiap golongan. Air
merupakan senyawa yang paling berlimpah di dalam E. coli, dan di dalam
hampir semua jenis sel dan organisme. Garam anorganik dan unsur mineral
sebaliknya merupakan bagian yang amat kecil dan total padatan, tetapi banyak
di antaranya yang mempunyai proporsi yang sama dengan distribusinya di
dalam air laut. Hampir semua benda padat dalam sel K. coli dan untuk hal ini
dalam semua jenis sel merupakan senyawa organik, dan dikenal dalam empat
bentuk: protein, asam nukleat, polisakarida, dan Protein merupakan bagian
terbesar dari benda hidup, tidak hanya di dalam E. coli tetapi di dalam semua
jenis sel. Memang, nama protein (bahasa Yunani, proteios) berarti pertama
atau utama. Protein adalah produk langsung dari efektor aksigen di dalam
semua bentuk kehidupan. Banyak protein yang mempunyai aktivitas katalitik
spesifik dan berfungi sebagai enzim. Protein lain berfungsi sebagal unsutiktural
di dalam sel dan jaringan. Yang lain ada di dalam membran sel dan
menjalankan transport senyawa tertentu ke dalam atau ke luar sel. Banyak
fungsi biologi lain yang dijalankan oleh protein yang mungkin menupakan
biomolekul yang paling serbaguna. Asam nukleat DNA dan RNA mempunyai
fungsi universil yang sama pada semua sel, yakni berpartispasi dalam
penyimpanan, transmisi dan translasi informasi genetik. DNA berfungsi sebagai
informasi genetik repositori, berbagai jenis RNA membantu proses translasi
informasi ini menjadi struktur protein.
Polisakarida mempunyai dua fungsi utama. Beberapa, seperti pati
merupakan penyimpan bahan bakar penghasil energi, dan yang lain seperti
selulosa, berfungsi sebagai unsur struktural pada bagian luar sel (Gambar 3.9).
senyawa berlemak atau berminyak memegang dua peranan utama. Sebagai
komponen struktural utama pada membran dan sebagai penyimpan bahan
bakar kaya energi.
Keempat golongan utama biomolekul mempunyai sifat umum: senyawa-
senyawa ini mempunyai struktur yang relatif besar, dengan berat molekul tinggi,
dan karenanya disebut makromolekul. Berat molekul protein berkisar antara
5000 sampai lebih dari 1 juta; berat molekul berbagai jenis asam nukleat
berkisar sampai beberapa milyar; polisakarida seperti pati sampai jutaan.
Molekul lipid jauh lebih kecil (BM 750 sampai 1500), tetapi karena lipid biasanya
bersatu bersama-sama dalam jumlah ribuan untuk membentuk struktur
berukuran besar yang berfungsi seperti sistem makromolekular, terutama pada
pusat membran sel, kita dapat menyimpulkan bahwa struktur lipid tersebut
adalah salah satu makromolekul.