Anda di halaman 1dari 40

Proses Pembentukan Sekresi Insulin

http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/11/proses-pembentukan-sekresi-insulin.html

Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta
kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis
dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi
glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan
hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas.

Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada retikulum
endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin mengalami pemecahan
sehingga terbentuk proinsulin, yang kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung
(secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, sekali lagi dengan bantuan enzim peptidase,
proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap untuk
disekresikan secara bersamaan melalui membran sel.

Mekanism diatas diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme secara normal, karena
fungsi insulin memang sangat dibutuhkan dalam proses utilisasi glukosa yang ada dalam darah.
Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan komponen utama yang memberi rangsangan
terhadap sel beta dalam memproduksi insulin. Disamping glukosa, beberapa jenis asam amino
dan obat-obatan, dapat pula memiliki efek yang sama dalam rangsangan terhadap sel beta.
Mengenai bagaimana mekanisme sesungguhnya dari sintesis dan sekresi insulin setelah adanya
rangsangan tersebut, merupakan hal yang cukup rumit dan belum sepenuhnya dapat dipahami
secara jelas.

Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses sekresi insulin, setelah adanya rangsangan oleh
molekul glukosa. Tahap pertama adalah proses glukosa melewati membrane sel. Untuk dapat
melewati membran sel beta dibutuhkan bantuan senyawa lain. Glucose transporter (GLUT)
adalah senyawa asam amino yang terdapat di dalam berbagai sel yang berperan dalam proses
metabolisme glukosa. Fungsinya sebagai kendaraan pengangkut glukosa masuk dari luar
kedalam sel jaringan tubuh. Glucose transporter 2 (GLUT 2) yang terdapat dalam sel beta
misalnya, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari dalam darah, melewati membran,
ke dalam sel. Proses ini penting bagi tahapan selanjutnya yakni molekul glukosa akan
mengalami proses glikolisis dan fosforilasi didalam sel dan kemudian membebaskan molekul
ATP. Molekul ATP yang terbentuk, dibutuhkan untuk tahap selanjutnya yakni proses
mengaktifkan penutupan K channel pada membran sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya
pengeluaran ion K dari dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran
sel, yang diikuti kemudian oleh tahap pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang
memungkinkan masuknya ion Ca sehingga menyebabkan peningkatan kadar ion Ca intrasel.
Suasana ini dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan
belum seutuhnya dapat dijelaskan.( Gambar di atas )

Seperti disinggung di atas, terjadinya aktivasi penutupan K channel tidak hanya disebabkan
oleh rangsangan ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel, tapi juga dapat oleh pengaruh
beberapa faktor lain termasuk obat-obatan. Namun senyawa obat-obatan tersebut, misalnya
obat anti diabetes sulfonil urea, bekerja pada reseptor tersendiri, tidak pada reseptor yang sama
dengan glukosa, yang disebut sulphonylurea receptor (SUR) pada membran sel beta. by Asman
Manaf.

Buku Rujukan:

Ashcroft FM, Gribble FM, 1999. ATP-sensitive K+ channels and insulin secretion: Their role
in health and disease. Diabetologia 42: 903-19.

Ashcroft FM, Gribble FM, 1999. Differential sensitivity of beta-cell and extrapancreatic K
ATP channels to gliclazide. Diabetologia 42: 845-8.

Cerasi E, 2001.The islet in type 2 diabetes: Back to center stage. Diabetes 50: S1-S3.

Ceriello A, 2002. The possible role of postprandial hyperglycemia in the pathogenesis of


diabetic complications. Diabetologia 42:117-22.

Kramer W, 1995. The molecular interaction of sulphonylureas. DRCP 28: 67 80

Ferrannini E, 1998. Insulin resistance versus insulin deficiency in non insulin dependent
diabetes mellitus: Problems and prospects. Endocrine Reviews 19: 477-90.

Gerich JE, 1998. The genetic basis of type 2 diabetes mellitus: impaired insulin secretion versus
impaired insulin sensitivity. Endocrine Reviews 19: 491-503.

Girard J, 1995. NIDDM and glucose transport in cells. In ( Assan, R, ed ) NIDDM and glucose
transport in cells. Molecular Endocrinology and Development CNRS Meudon, France: 6 16.

Kramer W, 1995. The molecular interaction of sulphonylureas. DRCP 28: 67 80


Nielsen MF, Nyholm B, Caumo A, Chandramouli V, Schumann WC, Cobelli C, et al, 2000.
Prandial glucose effectiveness and fasting gluconeogenesis in insulin-resistant first-degree
relatives of patients with type 2 diabetes. Diabetes 49: 2135-41.

Prato SD, 2002. Loss of early insulin secretion leads to postprandial hyperglycaemia.
Diabetologia 29: 47-53.

Suryohudoyo P, 2000. Ilmu kedokteran molekuler. Ed I, Jakarta: Perpustakaan Nasional, hlm


48-58.

Suzuki H, Fukushima M, Usami M, Ikeda M, Taniguchi A, Nakai Y, et al,2003.Factors


responsible for development from normal glocose tolerance to isolated postchallenge
hyperglycemia. Diabetes Care 26: 1211-5.

Tjokroprawiro A, 1999. Diabetes mellitus and syndrome 32 (A step forward to era of


globalisation2003). JSPS-DNC symposium, Surabaya: 1-6.

Ward WD, 1984. Pathophysiology of insulin secretion in non insulin dependent diabetes
mellitus. Diabetes Care 7 : 491 - 502

Weyer C, Bogardus C, Mort DM, Tataranni PA, Pratley RE, 2000. Insulin resistance and
insulin secretory dysfunction are independent predictors of worsening of glucose tolerance
during each stage of type 2 diabetes development. Diabetes Care 24: 89-94.
Definisi Insulin

Apa yang dimaksud dengan insulin?. Insulin adalah hormon alami berupa hormon polipeptida
yang diproduksi oleh organ pankreas (sel-sel beta), yang berfungsi dalam mengatur
metabolisme karbohidrat dan tingkat gula darah (glukosa) dalam tubuh.

Ketika orang tidak mempunyai insulin, atau jika tubuh tidak merespon terhadap insulin
(misalnya pada penyakit diabetes mellitus tipe 1 dan 2), penanganan dengan insulin dapat
membantu tubuh mempertahankan tingkat glukosa darah dalam keadaan normal. Kadar
glukosa dalam darah yang berlebihan disebut hiperglikemia dan dapat merugikan dalam jangka
waktu yang lama.

Struktur Molekul Insulin

Struktur Molekul Insulin

Struktur molekul insulin terdiri atas 2 rantai peptida yaitu rantai A dan rantai B. Kedua rantai
ini dihubungkan oleh 2 ikatan disulfida, dan disulfida tambahan yang terbentuk dalam rantai
A. Sebagian besar spesies, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam
amino.
Proses Sekresi Insulin

Sintesis Insulin

Bagaimana mekanisme pembentukan insulin?. Insulin disekresikan dari sel- pankreas dalam
menanggapi peningkatan dalam glukosa plasma. Hormon insulin menurunkan produksi
glukosa dari hati, dan meningkatkan penyerapan glukosa, pemanfaatan dan penyimpanan
lemak dan otot. Sel lemak penting dalam regulasi metabolisme, kemudian melepaskan FFA
(free fatty acid asam lemak bebas) yang mengurangi penyerapan glukosa dalam otot, sekresi
insulin dari sel-, dan meningkatkan produksi glukosa dari hati. Sel lemak juga bisa
mengeluarkan adipokines seperti leptin, adiponektin dan TNF, yang mengatur asupan
makanan, pengeluaran energi dan sensitivitas insulin.

Fungsi Insulin
Fungsi insulin yang utama adalah untuk melawan beberapa fungsi hormon yang menyebabkan
hiperglikemia dan sekaligus bersamaan dalam mempertahankan jumlah glukosa dalam darah
tetap normal. Disamping fungsinya yang mengatur dalam metabolisme glukosa, insulin juga
berfungsi untuk:

Merangsang terjadinya sintesis asam lemak (fatty acids), yang mana asetil ko-enzim A
dikonversi menjadi asam lemak. Inilah yang dinamakan lipogenesis.

Meningkatkan pengangkutan asam amino ke dalam sel.

Mengurangi terjadinya pemecahan lipid (lemak) yang disebut lipolisis.

Memodulasi transkripsi dan merangsang pemindahan protein, sintesis DNA, pertumbuhan sel,
dan penggandaan sel, yang semuanya terkait dengan fungsi pertumbuhan.

Obat Insulin (Injeksi)

Beberapa orang ada yang mengalami gangguan metabolisme dalam memproduksi insulin atau
bahkan yang tidak berespon sama sekali dengan insulin yang diproduksi oleh tubuhnya,
misalnya pada pasien dengan penyakit Diabetes Mellitus (DM). Oleh sebab itu dibutuhkan
insulin yang diambil dari luar dalam bentuk obat. Biasanya digunakan insulin dalam bentuk
cairan yang disuntik di jaringan subkutan. Kenapa di subkutan? karena jaringan subkutan,
misalnya di perut, lebih mudah menyerap insulin dan subkutan di perut lebih konsisten dari
lokasi lainnya (lihat bagaimana cara menggunakan insulin).

Pasien DM, terutama tipe 1, dengan glukosa darah yang meningkat, pankreas tidak mampu
menghasilkan cukup insulin, oleh sebab itu diutuhkan terapi insulin. Sedangkan yang tipe 2,
pasien memang dapat memproduksi insulin, akan tetapi tetapi sel-sel di seluruh tubuh tidak
mampu merespon secara normal terhadap insulin yang dihasilkannya. Jadi insulin disini
diperlukan untuk mengatasi terjadinya resistensi sel terhadap insulin, sehingga dapat mencegah
atau mengurangi adanya komplikasi jangka panjang nantinya, seperti terjadi gangguan
pembuluh darah dalam tubuh (vaskulopati), kerusakan pada mata (retinopati diabetik), ginjal
(diabetes ginjal), atau kerusakan saraf (neuropati).
Proses Pembentukan dan Sekresi1

Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur insulin bersama dengan glukagon yang disekresikan
oleh sel alfa kelenjar pankreas.

Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada retikulum endoplasma sel beta.
Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang
kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung dalam sel tersebut. Proinsulin kemudian diurai kembali oleh
enzim peptidase menjadi insulin dan peptide-C yang keduanya sudah siap disekresikan secara bersamaan melalui
membran sel.
Fungsi insulin sangat dibutuhkan dalam proses
utilisasi glukosa yang ada dalam darah. Kadar glukosa darah yang meningkat merupakan komponen utama yang
memberi rangsangan terhadap sel beta dalam memproduksi insulin. Diketahui terdapat beberapa tahapan dalam
proses sekresi insulin, setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa:
Tahap pertama adalah proses glukosa melewati membran sel. Untuk dapat melewati membran sel beta dibutuhkan
bantuan senyawa lain. GLUT 2 yang terdapat dalam sel beta, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari
dalam darah, melewati membran. Kemudian molekul glukosa akan mengalami proses glikolisis dan fosforilasi di
dalam sel, dan kemudian membebaskan molekul ATP.
ATP tersebut akan mengaktifkan penutupan kanal K pada membran sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya
pengeluaran ion K dari dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran sel, yang diikuti
kemudian oleh tahap pembukaan kanal Ca. Keadaan inilah yang memungkinkan masukanya ion Ca sehingga
menyebabkan peningkatan kadar ion Ca intrasel. Suasana ini dibutuhkan untuk proses sekresi insulin melalui
mekanisme yang cukup rumit dan belum seutuhnya dapat dijelaskan.

Dinamika sekresi insulin1


Dalam keadaan fisiologis, insulin disekresikan sesuai dengan kebutuhan tubuh normal oleh sel beta dalam dua
fase, sehingga sekresinya berbentuk bifasik. Sekresi insulin normal yang bifasik ini akan terjadi setelah adanya
rangsangan seperti glukosa yang berasal dari makanan atau minuman. Insulin yang dihasilkan ini, berfungsi
mengatur regulasi glukosa darah agar selalu dalam batas-batas fisiologis, baik saat puasa maupun saat mendapat
beban.
Sekresi fase 1 (acute insulin secretion response= AIR) adalah sekresi insulin yang terjadi segera setelah ada
rangsangan terhadap sel beta, muncul cepat dan berakhir juga cepat. Sekresi fase 1 (AIR) mempunyai puncak
yang relatif tinggi, karena hal itu memang diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa darah yang biasanya
meningkat tajam, segera setelah makan. Kinerja AIR yang cepat dan adekuat ini sangat penting bagi regulasi
glukosa yang normal karena pda gilirannya berkontribusi besar dalam pengendalian kadar glukosa darah
postprandial. Dengan demikian, kehadiran AIR yang normal diperlukan untuk mempertahankan berlangsungnya
proses metabolisme glukosa secara fisiologis, bermanfaat dalam mencegah terjadinya hiperglikemia akut setelah
makan atau lonjakan glukosa darah postprandial (postprandial spike) dengan segala akibat yang ditimbulkannya
termasuk hiperinsulinemia kompensatif.
Selanjutnya, setelah sekresi fase 1 berakhir, muncul sekresi fase 2 (sustained phase, latent phase), dimana sekresi
insulin kembali meningkat secara perlahan dan bertahan dalam waktu relatif lama. Setelah berakhirnya fase 1,
tugas pengaturan glukosa darah selanjutnya diambil alih oleh sekresi fase 2. Sekresi insulin fase 2 yang
berlangsung relatif lebih lama, seberapa tinggi puncaknya (secara kuantitatif) akan ditentukan oleh seberapa besar
kadar glukosa darah di akhir fase 1, disamping faktor resistensi insulin. Jadi, terjadi semacam mekanisme
penyesuaian dari sekresi fase 2 terhadap kinerja fase 1 sebelumnya. Apabila sekresi fase 1 tidak adekuat, terjadi
mekanisme kompensasi dalam bentuk peningkatan sekresi insulin pada fase 2. Peningkatan produksi insulin
terebut pada hakikatnya dimaksudkan memenuhi kebutuhan tubuh agar glukosa darah (postprandial) tetap dalam
batas normal. Dalam prospektif perjalanan penyakit, fase 2 sekresi insulin akan banyak dipengaruhi oleh fase 1.
Biasanya dengan kinerja fase 1 yang normal, disertai pula oleh aksi insulin yang juga normal di jaringan (tanpa
resistensi insulin), sekresi fase 2 juga akan berlangsung normal. Dengan demikian, tidak dibutuhkan tambahan
sintesis maupun sekresi insulin pada fase 2 diatas noemal untuk dapat memeprtahankan keadaan normoglikemia.
Ini adalah keadaan fisiologis yang memang ideal karena tanpa peninggian kadar glukosa darah yang dapat
memberikan dampak glucotoxicity, juga tanpa hiperinsulinemia dengan berbagai dampak negatifnya
Penjelasan Mekanisme Kerja dan Fungsi Hormon Insulin
Penjelasan Mekanisme Kerja dan Fungsi Hormon Insulin - Hormon insulin merupakan hormon yang
disekresikan oleh kelenjar pankreas melalui aliran darah. Hormon ini berperan dalam menjaga kestabilan
kadar gula dalam pembuluh darah. Diabetes melitus adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh gangguan
metabolisme glukosa akibat kadar insulin yang tidak normal di dalam tubuh. Berikut akan diuraikan terkait
dengan insulin dan pengaruhnya bagi tubuh.

PANKREAS DAN HORMONNYA

Pankreas merupakan organ yag berperan sebagai kelenjar endokrin sekaligus eksokrin. Sebagai kelenjar
pencernaan (eksokrin) pankreas menghasilkan enzim enzim serta bikarbonat yang amat penting untuk
proses pencernaan kimiawi di dalam usus halus (duodeum). Sedangkan sebagai kelenjar endokrin, pankreas
menhasilkan dua hormon yang berperan dalam pengaturan kadar gula dalam darah, insulin dan glukagon.
Sel sel endokrin hanya meliputi 1% sampai 2% dari bobot pankreas, sisanya merupakan penyusun kelenjar
eksokrin. Pulau pulau langerhans, merupakan populasi sel sel penghasil hormon yang dibedakan menjadi
dua kelompok, sel alfa dan beta. Populasi sel sel alfa (-cells) mensekresikan hormon glukagon, sedangkan
sel sel beta (-cells) populasi sel endokrin yang mensekresikan hormon insulin ke dalam aliran darah.

Insulin dan glukagon merupakan hormon yang berkerja secara antagonis (berlawanan) dalam pengaturan
kadar gula darah. Efek antagonik dari glukagon dan insulin sangat vital bagi keseimbangan glukosa, yang
merupakan suatu kontrol pengaturan metabolisme dalam penggunaan energi. Glukosa merupakan senyawa
kimia penting dalam penghasilan energi, bahan utama dari reaksi respirasi di dalam sel. Pengontrolan
pemakaian glukosa akan disesuaikan dengan kebutuhan energi. Jika pengaturan konsentrasi glukosa tidak
dilakukan dengan baik akan menimbulkan masalah dalam tubuh.

MEKANISME KERJA INSULIN

Insulin berperan dalam pengaturan kadar glukosa yang berlawanan dengan glukagon. Insulin aka
menurunkan kadar glukosa darah, sedangkan glukagon berperan dalam meningkatkan konsentrasi glukosa
darah. Kadar glukosa dalam darah berkisar antara 90mg dalam 100mL darah (90mg/100mL), jika jumlahnya
berlebih ataupun berkurang maka kedua hormon ini akan mengatur agar jumlahnya kembali normal.

Advertisement

Insulin dilepas ke dalam pembuluh darah dan akan terbawa oleh aliran pembuluh darah sampai ke hati, yang
merupakan pos kerja insulin. Hati merupakan portal pertama asupan makanan dan senyawa yang masuk
melalui saluran pencernaan. Hati ibarat pos pengecekan barang-barang yang masuk sebelum diedarkan ke
dalam tubuh. Glukosa salah satunya, hasil perombakan karbohidrat kompleks dari sistem pencernaan. Ketika
glukosa ini masuk di dalam hati, akan disesuaikan dengan kadar glukosa di dalam darah. Jika kadar glukosa
di dalam darah dalam kondisi yang seimbang (dideteksi oleh hipotalamus), maka pembebasan insulin akan
semakin banyak ke dalam hati untuk mengubah glukosa ( karbohidrat sederhana) menjadi glikogen (polimer
glukosa, karbohidrat kompleks) yang akan disimpan di dalam hati atau sel sel otot menjadi cadangan
glukosa, atau dapat juga insulin merangsang sel sel tubuh mengambil lebih banyak glukosa. Dengan
demikian, kadar glukosa darah menurun, kembali ke keadaan yang seimbang. Sampai pada titik ini,
pankreas akan dirangsang untuk mengurangi sekresi insulin. Cadangan glukosa yang tersimpan (glikogen)
sewaktu waktu akan dirombak kembali menjadi glukosa ketika tubuh mengalami kekurangan asupan
glukosa yang mana dapat metabolisme ini dirangsang oleh hormon glukagon.

DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus (diabetes, banyak urin; mellitus, manis) adalah suatu kondisi akibat gangguanpengaturan
glukosan di dalam darah. Hal ini diakibatkan oleh defisiensi (kekurangan) hormon insulin atau hilangnya
respon terhadap hormon insulin pada sel target. Akibatnya, konsentrasi glukosa dalam darah tinggi , sehingga
kelebihan ini akan dibuang melalui urin. Adanya kandungan glukosa di dalam urin dapat dijadikan suatu
indikator akan kelainan ini. Semakin tinggi kadar glukosa dalam darah, maka akan semakin banyak air yang
akan dibuang melalui urin (sering buang air kecil), sehingga akan memiliki rasa haus yang terus menerus.

Ada dua macam diabetes mellitus tipe I dan tipe II. Pada kasus DM Tipe I terjadi karena adanya suatu
kelainan pada sistem kekebalan tubuh yang menghanculkan sel sel pulau langerhans, dengan demikian
tidak terjadiproduksi insulin. Sedangkan pada DM tipe II terjadi karena defisiensi insulin sehingga kadar
insulin yang ada dalam tubuh tidak cukup untuk mengontrol kelebihan glukosa yang terjadi. DM tipe II dapat
pula terjadi karea faktor keturunan.
PROSES PEMBENTUKAN DAN SEKRESI INSULIN

Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam
keadaan normal insulin akan disintesis dan disekresikan ke dalam darah sesuai
dengan kebutuhan tubuh untuk regulasi glukosa darah. Insulin akan membawa
glukosa dalam darah masuk ke sel-sel target yaitu sel lemak, otot, dan hepar untuk
melakukan fungsi fisiologisnya sehingga kadarnya dalam darah tidak berlebihan.
Apabila glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel target, maka akan
terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah.

Aspek penting dari kerja hormon insulin pada hepar adalah insulin akan menekan
peran pelepasan glukosa endogen dari hepar apabila kadar glukosa dalam darah
meningkat sehingga kadar glukosa dalam darah tidak bertambah banyak. Seperti
kita tahu keadaan homeostasis (normal) glukosa tubuh juga turut dipertahankan
oleh hepar. Ketika kadar glukosa dalam darah menurun dari ambang normal maka
hepar akan melakukan proses glukoneogenesis dan glikogenolisis menghasilkan
glukosa endogen yang dikeluarkan ke dalam darah untuk meningkatkan kadarnya
menuju batas normal. Apabila kadar glukosa dalam darah sudah tinggi dan insulin
terstimulasi untuk keluar maka kerjanya pada hepar menyebabkan hepar tidak
mensekresikan glukosa endogen lagi, sehingga kadar glukosa tidak bertambah tinggi.
Sintesis insulin dimulai dari bentuk preproinsulin (prekursor insulin) di retikulum
endoplasma sel beta pankreas. Dengan bantuan enzim peptidase maka preproinsulin
akan dipecah menjadi proinsulin yang kemudian dihimpun dalam gelembung
gelembung sekresi (secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, sekali lagi dengan
bantuan enzim peptidase, proinsulin akan diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-
peptide) yang siap disekresikan secara bersamaan melalui membran sel apabila
diperlukan.

Produksi dan sekresi insulin oleh sel beta pankreas terutama dipengaruhi oleh
meningkatnya kadar glukosa darah. Ketika glukosa terdapat dalam darah, untuk
dapat masuk ke sel melewati membran sel, glukosa harus berikatan dengan senyawa
lain sebagai kendaraan pembawanya. Senyawa ini disebut GLUT (Glucose
Transporter). Pada sel beta pankreas terdapat GLUT 2 yang diperlukan untuk
membawa glukosa dalam darah melewati membran sel dan masuk ke dalam sel.
Proses tersebut merupakan langkah yang penting karena selanjutnya glukosa yang
masuk ke dalam sel beta pankreas akan mengalami glikolisis dan fosforilasi sehingga
menghasilkan ATP.

ATP yang dihasilkan dibutuhkan untuk mengaktivasi penutupan K channel yang


terdapat pada membran sel beta pankreas. Karena terjadi penutupan maka
pengeluaran ion K ke luar sel menjadi terhambat dan menyebabkan depolarisasi
membran sel (karena perubahan muatan yang disebabkan oleh jumlah ion yang
keluar masuk sel melewati membran sel) yang diikuti oleh pembukaan Ca channel.
Pembukaan Ca channel menyebabkan ion Ca masuk ke dalam sel dan meningkatkan
kadar ion Ca dalam sel. Kadar ion Ca dalam sel yang tinggi (dengan mekanisme yang
masih belum diketahui) merupakan suasana yang diperlukan oleh sel beta pankreas
untuk mensekresikan insulin. Insulin kemudian disekresikan ke dalam darah dan
melakukan fungsi fisiologisnya.

DINAMIKA SEKRESI INSULIN

Insulin disekresikan oleh sel beta pankreas sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sekresi
insulin terjadi dalam 2 fase sehingga sekresinya bersifat bifasik (memiliki 2 puncak
kadar tertinggi). Sekresi insulin normal yang bifasik ini akna muncul setelah adanya
rangsangan, misalnya terdapatnya glukosa di dalam darah dari penyerapan
substansi makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Sekresi insulin fase 1 bersifat cepat meningkat dan berakhir cepat pula. Hal ini
diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa darah yang biasanya meningkat
tajam segera setelah makan. Kehadiran fase 1 yang cepat dan adekuat diperlukan
untuk mempertahankan berlangsungnya proses metabolisme glukosa secara normal.

Sekresi insulin fase 2 merupakan keadaan dimana sekresi insulin kembali meningkat
secara perlahan dan bertahan dalam waktu relatif lama. Setelah berakhirnya fase 1
maka tugas regulasi glukosa diambil alih oleh fase 2. Banyak tidaknya insulin yang
disekresikan pada fase 2 tergantung dari berapa banyak jumlah glukosa darah pada
akhir fase 1. Apabila fase 1 cukup adekuat maka sekresi insulin pada fase 2
berlangsung dalam kadar normal. Apabila fase 1 tidak adekuat maka pada fase 2
akan disekresikan lebih banyak insulin sehingga menyebabkan hiperinsulinemia
(peningkatan kadar insulin dalam darah) dalam rangka mempertahankan kadar
glukosa dalam darah yang normal.

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Hormon insulin dan glukagon


1. 1. HORMON INSULIN DAN GLUKAGON Oleh : Herlina (G2L1 14 006) Christiana Sri
Sudarwanti (G2L1 14 007) Under the guidance of Dr. Prima Endang, M.Si Dept.of
Chemical Post Graduate Universitas Halu Oleo
2. 2. INSULIN >< GLUKAGON KADAR GLUKOSA DARAH MENAIKKANMENURUNKAN
PANKREAS Insulin pada sel beta Glukagon pada sel alfa NORMAL
3. 3. Hormon yang secara alami dikeluarkan oleh pankreas ke dalam aliran darah dan
kemudian beredar ke seluruh tubuh Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik
diatur hormon insulin bersama dengan hormon glukagon yang disekresikan oleh sel alfa
kelenjar pankreas.
4. 4. Fungsi insulin : membantu glukosa dalam darah masuk ke dalam sel. Jika insulin
sangat sedikit atau tidak ada atau tidak bisa berfungsi normal, maka glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel, akibatnya metabolisme glukosa akan terganggu. Glukosa yang
tidak dapat masuk ke dalam sel akan berada dalam konsentrasi tinggi di dalam darah.
Jika berlangsung lama dapat menyebabkan penyakit diabetes
5. 5. Struktur molekul insulin terdiri dari 2 rantai peptida (struktur dipeptida) dihubungkan
dengan jembatan/ikatan disulfida. Menghubungkan struktur helix terminal N-C dari
rantai asam amino yang satu (A) dengan struktur sentral helix rantai asam amino lainnya
(B). Rantai A terdiri 21 asam amino Rantai B 30 asam amino. Total 51 asam
amino, berat molekul 5802
6. 6. - Kode genetik untuk insulin ditemukan dalam DNA di bagian atas lengan pendek dari
kromosom ke sebelas - berisi 153 basa nitrogen (63dalam rantai A dan 90 dalam rantai
B). Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada
retikulum endoplasma kasar oleh sel beta. - Dengan bantuan enzim peptidase,
preproinsulin mengalami pemecahan terbentuk proinsulindihimpun dalam gelembung-
gelembung (secretory vesicles) dalam sel tersebut. - Dengan bantuan enzim peptidase,
proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap
untuk disekresikan secara bersamaan melalui membran sel
7. 7. Reseptor adalah molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan
sebelum memulai efek biologisnya. Reseptor terdapat pada permukaan (membran
plasma) ataupun intraseluler. Interaksi hormon dengan reseptor permukaan sel akan
memberikan sinyal pembentukan senyawa. Reseptor insulin berupa heterotetramer
(22) yang terikat melalui ikatan disulfida yang multipel. Reseptor insulin merupakan
reseptor tirosin kinase. Reseptor insulin dikode oleh gen yang disebut gen IRS 1. Gen
IRS 1 ini terletak pada kromosom 2q3536.1 yang terdiri 2 ekson yang mengandung
64.538 basa. Kodon 927 terletak pada ekson 1.
8. 8. Molekul protein IRS 1 terdiri atas 1.242 residu asam amino dengan berat molekul
131.592 kDa. Fungsi gen tersebut adalah menyandi sintesis protein IRS 1 yang
diekspresikan secara luas pada jaringan yang peka insulin, yaitu otot skelet, hepar,
jaringan adiposa, dan sel beta pankreas. Reseptor insulin memediasi aktivitasnya
dengan memfosforilasi tirosin pada protein di dalam sel. Protein substrat yang
difosforilasi oleh reseptor insulin termasuk protein yang disebut IRS-1 (Insulin Receptor
Substrate 1)
9. 9. Terfosforilasinya ikatan IRS-1 meningkatkan afinitas molekul transporter glukosa di
membran luar jaringan yang responsif terhadap insulin seperti sel otot dan jaringan
lemak meningkatkan masuknya glukosa ke dalam sel
10. 10. Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada
retikulum endoplasma kasar oleh sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase,
preproinsulin mengalami pemecahan terbentuk proinsulin
11. 11. dihimpun dalam gelembung-gelembung (secretory vesicles) dalam sel tersebut.
dengan bantuan enzim peptidase, proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-
peptide) keduanya siap untuk disekresikan secara bersamaan melalui membran sel
12. 12. Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan komponen utama yang memberi
rangsangan terhadap sel beta dalam memproduksi insulin. Disamping glukosa,
beberapa jenis asam amino dan obat-obatan, dapat pula memiliki efek yang sama dalam
rangsangan terhadap sel beta.
13. 13. Sekresi insulin adalah proses yang membutuhkan energi dan melibatkan sistem
mikrotubulus mikrofilamen dalam sel pulau Langerhans. Sejumlah perantara
(mediator) terlibat dalam proses pelepasan insulin.
14. 14. Sekresi insulin adalah proses yang membutuhkan energi dan melibatkan sistem
mikrotubulus mikrofilamen dalam sel pulau Langerhans. Sejumlah perantara
(mediator) terlibat dalam proses pelepasan insulin. Tahap I proses glukosa (masuk ke
dalam sel) melewati membran sel secara difusi dengan bantuan GLUT-2 glucose
transporter. GLUT-2 sebagai kendaraan pengangkut glukosa
15. 15. Glukosa akan mengalami proses glikolisis dan fosforilasi di dalam sel
membebaskan molekul ATP Tahap II Molekul ATP yang terbentuk, dibutuhkan untuk
tahap selanjutnya yakni proses mengaktifkan penutupan K channel pada membran sel.
Pembentukan ATP mengakibatkan terjadinya peningkatan rasio ATP/ADP kadar
glukosa intraseluler tinggi depolarisasi membran sel serta menginduksi penutupan
KATP channel pada permukaan sel.
16. 16. Tahap III Penutupan K ATP chanel terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam
sel tahap depolarisasi membran sel, tahap pembukaan Ca channel (Cell-surface
voltage dependent Calsium channels ). masuknya ion Ca ke dalam sel
peningkatan kadar ion Ca intrasel memicu exocytosis insulin.
17. 17. Molekul insulin masuk ke dalam sirkulasi darah terikat dengan reseptor. Ikatan
insulin dan reseptornya membutuhkan GLUT-4 glucose transporter untuk dapat masuk
ke dalam sel otot dan jaringan lemak, serta uptake glukosa dengan efisien, yang
akhirnya menurunkan kadar glukosa dalam plasma.
18. 18. Terjadinya aktivasi penutupan K channel tidak hanya disebabkan oleh rangsangan
ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel, tapi juga dapat oleh pengaruh beberapa
faktor lain misalnya obat-obatan. Senyawa obat-obatan tersebut, misalnya obat anti
diabetes sulfonil urea, bekerja pada reseptor tersendiri, tidak pada reseptor yang sama
dengan glukosa, yang disebut sulphonylurea receptor (SUR) pada membran sel beta.
19. 19. Insulin berperan penting dalam pengendalian metabolisme dalam tubuh terutama
metabolisme karbohidrat. Hormon ini sangat krusial perannya dalam proses utilisasi
glukosa oleh hampir seluruh jaringan tubuh, terutama pada otot, lemak, dan heparInsulin
yang disekresikan oleh sel pankreas langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena
portal didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin
yaitu membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah
akan meningkat dan kebutuhan energi sel tubuh akan terpenuhi.
20. 20. Saat dan setelah makan, karbohidrat dikonsumsi akan segera dipecah menjadi
gula dan masuk aliran darah dalam bentuk glukosa. Ketika keadaan normal, tingginya
kadar glukosa setelah makan akan direspon oleh kelenjar pankreas dengan
memproduksi hormon insulin. Adanya insulin, glukosa akan segera masuk ke dalam
sel. Dengan bantuan insulin, kadar glukosa yang lebih dari kebutuhan akan disimpan
di dalam hati (liver) dalam bentuk glikogen. Jika kadar glukosa darah turun (saat puasa
atau di antara dua waktu makan) Glikogen akan dipecah kembali menjadi glukosa
untuk memenuhi kebutuhan energi.
21. 21. Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan
sejenis reseptor (Insulin Receptor Substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel
tersebut. Manakala jaringan ( hepar ) resisten terhadap insulin, maka efek inhibisi
hormon tersebut terhadap mekanisme produksi glukosa endogen secara berlebihan
menjadi tidak lagi optimal. Semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah
kemampuan inhibisinya terhadap proses glikogenolisis dan glukoneogenesis, dan
semakin tinggi tingkat produksi glukosa dari hepar.
22. 22. Kekurangan hormon insulin dalam tubuh / ketika hormon insulin tidak bekerja
mengakibatkan penyakit Diabetes Melitus.
23. 23. B. HORMON GLUKAGON
24. 24. B.1 STUKTUR GLUKAGON - Struktur primer dari Glukagon adalah yang terdiri dari
29 asam amino dan mempunyai massa molekul 3483 Da. - AA: His-Ser-Gln-Gly-Thr-
Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-Ser-Lys-Tyr- Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-
Leu-Met- Asn-Thr - Glukagon melewati dalam proses sintesisnya yang disebut sebagai
limited proteolyse, yang artinya molekul glukagon berasal dari prohormon. - Disintesis
dari molekul prekursor proglukagon yang berukuran jauh lebih besar - Gen untuk
glukagon selain di pankreas juga terdapat di otak dan sel enteroendokrin L di sistem
pencernaan (Ileum dan Kolon).
25. 25. B.1 STUKTUR GLUKAGON - Glukagon beredar dalam plasma dalam bentuk bebas,
tidak terikat dengan protein pengangkut. - Karena tidak terikat dengan protein
pengangkut maka usia paruh glukagon dalam plasma singkat (sekitar 5 menit) -
Glukagon diinaktifkan di hati yang mempunyai enzim yang memecah 2 asam amino
pertama dari ujung terminal amino.
26. 26. B.2 STUKTUR ASAM AMINO GLUKAGON His Gln Ser Gly Thr Phe Thr Ser Asp Tyr
Ser Lys Tyr Leu Asp Ser Arg Arg Ala Trp Val Phe AsP Gln Thr Asn Met Leu N Terminal
C Terminal Glukagon diinaktifkan di hati yang mempunyai enzim yang memecah 2 asam
amino pertama dari ujung terminal amino. 2 AA pertama
27. 27. B.3 SINTESIS GLUKAGON - Glukagon dalam proses sintesisnya yang disebut
sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul glukagon berasal dari prohormon. -
Disintesis dari molekul prekursor proglukagon yang berukuran jauh lebih besar -
Proglukagon adalah protein yang terpecah dari preproglukagon melalui GCG -
Proglukagon adalah prekursor dari glukagon dan terdiri dari beberapa komponen lain
yaitu pada sel alfa pada pancreas dan sel L pada usus (besar dan kecil) - Pembelahan
proglucagon menghasilkan Glicentin, glicentin-related pancreatic polypeptide (GRPP),
oxytomodulin (OXY or OXM), Glucagon, GLP-1, GLP-2. - Kadar glukosa darah yang
menurun merupakan komponen utama yang memberi rangsangan terhadap sel alfa
dalam memproduksi insulin.
28. 28. B.3 SINTESIS GLUKAGON PROGLUKAGON
29. 29. B.4 SEKRESI GLUKAGON Stimulus sekresi glukagon adalah kondisi hipoglikemia
atau jika konsentrasi gula di dalam darah turun. Inhibitor atau yang menghambat sekresi
glukagon adalah kondisi hiperglisemia atau jika konsentrasi gula darah naik. Faktor lain
yang mempengaruhi sekresi glukagon antara lain asam amino, asam lemak, serta keton,
hormon traktus gastrointestinal dan neurotransmiter.
30. 30. B.4 SEKRESI GLUKAGON
31. 31. B.5 MEKANISME KERJA Glukagon merangsang glikolisis dan lipolisis. Kenaikan
kadar cAMP (ciklik adenosine monofosfat) merangsang konversi asam amino menjadi
glukosa dengan menginduksi sejumlah enzim yang terlibat dalam lintasan
glukoneogenik. Kenaikan kadar cAMP sel adiposa mengaktifkan enzim lipase yang
sensitif terhadap hormon tersebut
32. 32. B.5 MEKANISME KERJA GLUKAGON RESEPTOR SPESIFIK HATIGLUKAGON
Enzim Adenilil Siklase cAMP Enzim Fosforilase Enzim Glikogen Sintase
MENGHASILKAN MENGAKTIFKAN MENGHAMBAT Pembentukan glikogen berhenti
Peningkatan kadar gula darah
33. 33. B.5 FUNGSI HORMON GLUKAGON a. Meningkatkan kadar gula dalam darah. b.
Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis. Sekresi glukagon pada
pankreas tinggi bila tubuh dalam keadaan hipoglikemia dan turun bila tubuh dalam
keadaan hiperglikemia.
34. 34. MEKANISME KERJA HORMON INSULIN DAN GLUKAGON
35. 35. MEKANISME KERJA HORMON INSULIN DAN GLUKAGON DALAM DARAH
36. 36. DAFTAR PUSTAKA Anonim 1. 2013. Glukagon.
Http://Wikipedia.bahasa.Indonesia.ensiklopedia bebas.htm [diakses 19 Oktober 2014]
Anonim 2. 2012. Page/biokimia_hormonpancreas [diakses 19 Oktober 2014] Aulanni.
Resistensi Insulin. Universitas Brawijaya. Http://aulanni.lecture.ub.ac.id/resistensi-insulin-
dr-risma.p. [diakses 1 Oktober 2014] Bell, G.I., et al. 1983. Nature 304. Manaf, Asman,
mekanisme insulin. Universitas Andalas.
Http://repository.unand.ac.id/.../INSULIN__MEKANISME_... [diakses 1 Oktober 2014]
Puradini. 2012. Mekanisme hirmin Insulin. Https://puradini.Wordpress.Com/.../insulin-
mekanisme-s.. [diakses 1 Oktober 2014]
HORMON DAN KADAR GLUKOSA DARAH
Jurusan Biologi.
Glukosa Darah
Kadar glukosa darah
Semua sel hidup memerlukan energi untuk melakukan kerja, seperti misalnya menghasilkan molekul-
molekul baru, tumbuh dan melakukan pembelahan. Bagi kebanyakan sel, molekul gula (C6H12O6)
merupakan sumber energi yang paling umum. Glukosa diperoleh dari karbohidrat dalam diet atau dari
pengubahan asam-asam amino (rangka bangun protein) menjadi glukosa. Karbohidrat komplek
(tepung) dicerna menjadi molekul glukosa dalam usus halus. Molekul glukosa ditransport ke dalam
darah dan kemudian dikirimkan ke semua sel di seluruh tubuh.

Hati dan sel-sel otot mengambil glukosa dan menyimpannya sebagai molekul besar yang disebut
glikogen yang serupa dengan tepung. Pembentukan glikogen disebut glikogenesis (genesis berasal
dari bahasa Yunani yang artinya dilahirkan). Molekul glikogen bisa mengandung hingga sejuta molekul
glukosa. Glikogen dapat menyusun hingga 10 % dari berat total hati. Saat tubuh memerlukan glukosa,
hati memecah glikogen menjadi kostituen molekul glukosa melalui suatu proses yang disebut
glikogenesis (lysis dari kata Yunani yang artinya memecah atau mengurai. Molekul glukosa dibebaskan
ke peredaran darah dan berbagi dengan seluruh tubuh. Sel-sel otot juga melakukan glikogenolisis
namun tidak membebaskan glukosa.

Jumlah glukosa dalam darah dipelihara sekitar 90 mg/100 ml darah, namun nilai yang bervariasi antara
70 dan 105 mg/100 ml masih dianggap normal bagi orang diusia antara 2 dan 50 tahun (glukosa dalam
darah sering diukur dalam mg/dl yang artinya mg/100 ml). Kadar glukosa darah utamanya dipelihara
oleh dua macam hormon yakni glukagon dan insulin. Dua hormon ini kerjanya meningkatkan kadar
glukosa darah. Beberapa hormon lain juga mempengaruhui kadar glukosa namun tak secara langsung
atau tak sedramatis glukagon dan insulin.

pengaturan kadar gula darah

Pengaturan kadar glukosa darah


Insulin dan glukagon dihasilkan dalam pankreas oleh sekelompok sel yang disebut pulau-pulau
langerhans atau pulau-pulau pankreas. Pankreas mengandung sekitar satu juta pulau yang menyusun
kira-kira 1 % dari berat pankreas. Ada dua macam sel pulau : sel-sel a (alfa), yang mensekresikan
glukagon, dan sel-sel B (beta) yang mensekresikan insulin.
Karena protein tak bisa melewati membran sel, maka reseptor bagi insulin dan glukagon harus berada
pada membran selnya sendiri.

Saat insulin dan glukagon berikatan dengan reseptor protein pada permukaan sel target, mereka akan
mengisiasi kerja di dalam sel. Insulin dan glukagon mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein diseluruh tubuh, akan tetapi target utamanya adalah sel-sel hati, otot dan sel adiposa
(lemak). Insulin merupakan hormon unik sebab merupakan satu-satunya hormon yang efek bersihnya
adalah hipoglisemia (hypo berasal dari kata Yunani yang artinya dibawah atau kurang, yakni
menurunkan kadar glukosa dalam darah. Glukagon umumnya memiliki efek yang berlawanan yakni
hiperglisemia.

Setelah seseorang mengkonsumsi karbohidrat (gula dan tepung) maka kadar glukosa dalam darahnya
akan meningkat. Sel-sel B akan distimulasi secara langsung oleh glukosa untuk membebaskan insulin
ke dalam darah. Selanjutnya insulin akan beredar di seluruh tubuh, meningkatkan transport glukosa ke
sel-sel utamanya sel-sel lemak dan otot. Insulin mempengaruhi sel-sel lemak dengan mieningkatkan
asupan dan penggunaan glukosa, dengan demikian meningkatkan sintesis lemak. Efek ini berlawanan
dengan hormon pertumbuhan dan epinefrin yang meningkatkan pemecahan lemak.

Sel-sel otot juga meningkatkan asupan glukosa sehingga meningkatkan sintesis glikogen. Insulin
tampaknya juga meningkatkan transport asam amino dan menstimulasi sintesis protein. Sel-sel hati
juga diransang untuk mengubah glukosa menjadi glikogen. Ini secara tak lansung akan meningkatkan
transport glukosa ke sel-sel namun peningkatan transport glukosa ini buka merupakan aksi primer
insulin pada sel-sel hati.

Insulin juga meningkatkan asupan asam amino dan sintesis protein lebih lanjut oleh sel-sel hati. Secara
singkat insulin menstimulasi penggunaan glukosa untuk menjadi glikogen (glikogenesis), sintesis lemak
(lipogenesis), dan sintesis protein (proteogenesis). Insulin menghambat pemecahan lemak atau lipolisis
dan pembentukan benda-benda keton yang merupakan produk dari lipolisis. Saat kadar glukosa darah
menurun, sekresi insulin secara perlahan juga menurun hingga kadar glukosa darah mencapai sekitar
80-85 mg/100 ml darah.

pengaturan gula darah pada sel

Sebaliknya, saat kadar glukosa darah menurun hingga mencapai sekitar 50 mg/100 ml, sel alfa pulau-
pulau akan mulai mensekresikan glukagon. Glukagon menstimulasi sel-sel hati memulai glikogenolisis,
segera akan meningkatkan kadar glukosa darah meningkatkan kadar glukosa darah. Protein di dalam
hati dan sel-sel otot dipecah menjadi asam amino yang dibebaskan ke dalam darah dan dikirimkan ke
hati dimana glukagon merangsang konversi asam-asam amino menjadi glukosa, suatu proses yang
disebut glukoneogenesis. Sel-sel liver dan sel-sel lemak mulai memobilisir pemecahan molekul lemak.

Kadar kalim dalam darah juga meningkat, mungkin sebagai efek samping glikogenolisis. Glukagon juga
menstimulasi sel-sel Beta secara langsung, menyebabkannya membebaskan insulin yang dapat
meningkatkan kemampuan sel tubuh menggunakan glukosa yang baru saja dibebaskan. Hewan di
laboratroium yang diinjeksikan glukagon murni gagal untuk menambah berat badan, mengurangi
konsumsi makan dan memecah protein tubuh. Aktifitas pencernaanya juga menurun.

Efek bersih insulin dan glukagon adalah menjaga kadar glukosa darah dalam batas yang sangat sempit.
Kadar glukosa meningkat, pembebasan insulin akan distimulasi, dan pembebasan glukagon akan
menghambatnya. Glukosa meninggalkan darah dan dipakai oleh sel-sel tubuh utamanya sel hati, sel
lemak dan sel otot. Saat kadar glukosa darah menurun, glukagon disekresikan menyebabkan
pemecahan glikogen dalam liver menjadi glukosa yang akan dibebaskan ke dalam darah, dengan
demikian akan meningkatkan kadar glukosa darah.

Saat seseorang mengkonsumsi diet yang banyak mengandung protein dan rendah karbohidrat, insulin
dan glukagon akan dibebaskan secara simultan, tampaknya karena ada asam-asam amino tertentu
yang memiliki efek stimulatori pada kedua hormon ini. Glukogon berkonsentasi dengan stimulasi insulin
dalam sintesis lemak. Aksi ini sebagian disebabkan secepatnya kehilangan berat yang terjadi dengan
diet yang kaya protein. Hormon insulin dan glukagon secara bersamaan memelihara homeostasis
glukosa.

Summary

pengaturan glukosa darah


Hubungan antara Insulin dan Glukagon
Diperbaharui pada : 23 February, 2016

Insulin dan glukagon keduanya hormon peptida yang bekerja dengan cara yang
pada dasarnya berlawanan ketika datang untuk mengatur gula darah, dan
sebagai hasilnya, mereka menjaga kadar gula dalam keseimbangan yang
sempurna bagi kebanyakan orang.
Mereka dibuat di tempat yang berbeda dan melalui sarana yang berbeda, tetapi dalam
banyak hal mereka dirancang untuk bekerja bersama-sama. Insulin berasal dari
pankreas dan menurunkan gula, atau glukosa , kadar darah; glukagon berasal dari hati,
dan meningkatkan level yang sama.
Keduanya disekresi ke dalam aliran darah dengan cara dihitung dan tepat, dan dipicu
oleh sinyal yang berbeda dan stimulan lingkungan. Dengan cara ini, tubuh mampu
untuk secara cepat menyesuaikan diri dengan hal-hal seperti periode intens olahraga
atau asupan makanan besar yang perlu dicerna. Orang-orang yang tingkat peptida
tidak seimbang dapat memiliki berbagai masalah kesehatan yang serius.

Produksi dan Lokasi


Sel beta menghasilkan bentuk aktif dari insulin pada pankreas. Dengan bentuk tidak
aktif dari insulin, proinsulin , diubah menjadi insulin selama sirkulasi darah rutin, dan
diproduksi sesuai kebutuhan untuk melawan lonjakan gula darah. Tingkat rendah
insulin selalu dilepaskan dalam jumlah sedang, tapi jumlahnya meningkat setelah
makan. Sebagai tingkat glukosa darah meningkat, demikian juga jumlah insulin yang
disekresikan. Pelepasan insulin menyebabkan sel-sel otot, sel darah merah dan sel-sel
lemak untuk mengambil glukosa dari darah, menurunkan kadar glukosa darah kembali
ke dalam kisaran normal. Saat tingkat glukosa darah turun, sekresi insulin menurun.
Fungsinya terutama regulasi.

Glukagon adalah regulasi juga, tapi hampir dengan cara yang berlawanan.
Penyimpanan glukosa pada hati dalam bentuk glikogen, dan sekresi glukagon
menyebabkan hati untuk mengubah glikogen menjadi glukosa yang disimpan dan
melepaskannya ke dalam aliran darah, meningkatkan kadar glukosa darah dalam
proses. Glukagon juga memicu hati, sel-sel otot dan sel-sel lain untuk membuat
glukosa menggunakan bahan bangunan yang diperoleh dari tubuh nutrisi lain, seperti
protein. Proses ini disebut glukoneogenesis dan membantu menjaga kadar gula darah
selama periode olahraga berat atau kelaparan
1. Pengertian
Insulin adalah hormon yang mengatur pusat untuk metabolisme karbohidrat
dan lemak dalam tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel di hati, otot, dan jaringan
lemak untuk mengambil glukosa dari darah, menyimpannya sebagai glikogen di
hati dan otot.

Insulin menghentikan penggunaan lemak sebagai sumber energi dengan


menghambat pelepasan glukagon. Dengan pengecualian dari diabetes mellitus dan
sindrom gangguan metabolisme Metabolik, insulin diberikan dalam tubuh dalam
proporsi konstan untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah, yang
sebaliknya akan menjadi racun. Ketika kadar glukosa darah turun di bawah
tingkat tertentu, tubuh mulai menggunakan gula disimpan sebagai sumber energi
melalui glikogenolisis, yang memecah glikogen yang tersimpan di hati dan otot
menjadi glukosa, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Seperti tingkat adalahekanisme metabolisme pusat kontrol, statusnya juga
digunakan sebagai sinyal kontrol untuk sistem tubuh lainnya (seperti penyerapan
asam amino oleh sel-sel tubuh). Selain itu, memiliki beberapa efek anabolik lain di
seluruh tubuh.

2. Fungsi
Fungsi insulin yang mengikat :
Aktivitas hormon
binding protein
Proses metabolisme glukosa
generasi metabolit prekursor dan energi
respons fase-akut
permukaan sel reseptor transduksi sinyal terkait
sel-sel sinyal
kematian sel
glukosa transportasi
negatif dari proses regulasi protein katabolik
positif regulasi dari proses biosintesis oksida nitrat
negatif regulasi vasodilatasi
positif regulasi vasodilatasi
alpha-beta sel T aktivasi
regulasi sekresi protein
positif regulasi sekresi sitokin
positif regulasi nitrat oksida sintase kegiatan
3. Mekanisme kerja/ fisiologi
Mekanisme kerja insulin dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor
glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari
2 subunit yaitu:
a. Subunit yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat
pada pengikatan molekul insulin.
b. Subunit yang lebih kecil dengan BM 90.000 yang dominan di dalam
sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan
insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit itu sendiri (autofosforilasi).
Kelainan reseptor insulin dalam jumlah, afinitas ataupun keduanya akan
berpengaruh terhadap kerja insulin. Down Regulation adalah fenomena dimana
jumlah ikatan reseptor insulin jadi berkurang sebagai respon terhadap kadar
insulin dalam sirkulasi yang meninggi kronik, contohnya pada keadaan adanya
korsitol dalam jumlah berlebihan. Sebaiknya jika kadar insulin rendah, maka
ikatan reseptor akan mengalami peningkatan. Kondisi ini terlihat pada keadaan
latihan fisik dan puasa
4. Pengaturan sekresi
Sekresi insulin terutama di atur oleh konsentrasi glukosa darah. akan tetapi
asam amino darah dan faktor-faktor lain juga memengang peranan penting.
seperti kita akan lihat.
Perangsang Sekresi Insulin Oleh Glukosa Darah.
Kadar glukosa darah normal waktu puasa adalah 80 sampai 90 mg/100 ml
kecepatan sekresi insulin minumun. Waktu konsentrasi glukosa darah meningkat
di atas 100 mg/100 ml darah, kecepatan sekresi insulin meningkat cepat
mencapai puncaknya yaitu 10 sampai 20 kalitingkat basal konsentrasi glukosa
darah antara 300 dan 400 ml,jadi peningkatan sekresi insulin akibat rangsangan
glukosa adalah dramatis dalam kecepatan dan sangat tingginya kadar sekresi
yang di capai. selanjutnya penghentian sekresi insulin hampir sama cepat terjadi
dalam beberapamenit setelah pengurangan konsentrasi glukosa darah kembali ke
tingkat puasa.

5. Kelainan sekresi/ efek


Jika disuntikkan dosis yang cukup besar dari insulin sintetis itu terjadi
penurunan pada tingkat gula dalam tubuh-jadi, ia mulai mengganggu hipo-glicemic,
yang ditandai dengan kelemahan total, kaki gemetar, kebocoran konsentrasi,
berlebihan keringat. Itu mungkin memiliki efek hilangnya hati nurani yang dapat
menyebabkan koma. Penelitian ini membuktikan bahwa dalam kasus administrasi
yang benar dari insulin, dikombinasikan dengan hormon lain, meningkatkan
perubahan energi pada hal itu mempercepat membangun kembali, itu adalah
meningkatkan kapasitas asimilasi makanan dan nafsu makan.
Pada bentuk glicemic hipo-dimoderasi, dalam tubuh manusia berlangsung
reaksi-defensif mengintensifkan dalam sekresi hormon tumbuh. Dalam beberapa
kasus tingkat bisa meningkat hingga 5-7 kali dibandingkan dengan tingkat normal.
Penggunaan steroid anabolik mengintensifkan aksi insulin sintetik: itu adalah
sintesis matriks intensifyed protein, AND dan ARN. Ini adalah mempercepat
tindakan siklus pentophosphatyc, di mana sintesis protein terjadi.
B. Hormon Glukagon
1. Pengertian
Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, meningkatkan
kadar glukosa darah.
Glukosa disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen, yang merupakan pati-
seperti polimer rantai terdiri dari molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit)
memiliki reseptor glukagon. Ketika glukagon mengikat pada reseptor glukagon,
sel-sel hati mengubah glikogen menjadi polimer molekul glukosa individu, dan
melepaskan mereka ke dalam aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai
glikogenolisis. Seperti toko-toko menjadi habis, glukagon kemudian mendorong
hati untuk mensintesis glukosa tambahan oleh glukoneogenesis. Glukagon
mematikan glikolisis di hati, menyebabkan intermediet glikolisis akan shuttled
untuk glukoneogenesis.

2. Fungsi

Fungsi molekul reseptor yang mengikat :

Aktivitas hormon
glukagon reseptor yang mengikat
Komponen seluler
ekstraseluler wilayah
ekstraseluler wilayah
ruang ekstraseluler
fraksi larut
sitoplasma
membran plasma
membran plasma
Proses biologis
proses metabolisme cadangan energi
sinyal transduksi
G-protein reseptor ditambah protein signaling jalur
G-protein signaling, ditambah dengan utusan cAMP kedua nukleotida
perilaku makan
proliferasi sel
negatif pengaturan nafsu makan
regulasi sekresi insulin
seluler respon terhadap stimulus glukagon
3. Mekanisme kerja/ fisiologi
berperan menaikkan kadar gula yang rendah, dan cara kerja hormon ini
merupakan kebalikan hormon insulin.
Hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna untuk meningkatkan kadar
glukosa darah.
Glukagon memiliki efek yang berkebalikan dengan insulin. Insulin dikenal sebagai
hormon yang menurunkan kadar glukosa darah.
Pankreas melepaskan glukagon bila kadar gula darah (glukosa) terlalu rendah.
Glukagon menyebabkan hati mengubah cadangan glikogen menjadi glukosa yang
kemudian dilepaskan ke aliran darah.
Glukagon dan insulin merupakan bagian dari sistem umpan balik yang membuat
kadar glukosa darah berada pada tingkatan yang stabil
4. Pengaturan sekresi
Peningkatan sekresi glukagon disebabkan oleh:
* Penurunan glukosa plasma (tidak langsung)
* Peningkatan katekolamin - norepinefrin dan epinefrin
* Asam amino plasma Peningkatan (untuk melindungi dari
hipoglikemia jika semua protein-makanan dikonsumsi)
* Sistem saraf simpatis
* Asetilkolin
* Cholecystokinin

Penurunan sekresi (penghambatan) dari glukagon disebabkan oleh:


* Somatostatin
* Insulin (melalui GABA)
* Peningkatan asam lemak bebas dan asam keto ke dalam darah
* Peningkatan produksi urea

5. Kelainan sekresi/efek
Efeknya adalah berlawanan dari insulin, yang menurunkan kadar glukosa darah
. Pankreas melepaskan glukagon ketika gula darah (glukosa) tingkat jatuh terlalu
rendah. Glukagon menyebabkan hati untuk mengubah glikogen yang disimpan
menjadi glukosa, yang dilepaskan ke dalam aliran darah. Kadar glukosa darah yang
tinggi merangsang pelepasan insulin. Insulin memungkinkan glukosa yang akan
diambil dan digunakan oleh jaringan tergantung insulin. Jadi, glukagon dan insulin
adalah bagian dari sistem umpan balik yang membuat kadar glukosa darah pada
tingkat yang stabil. Glukagon milik keluarga beberapa hormon lain yang terkait.
C. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)
1. Pengertian
Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang merangsang
pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.

Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai polipeptida tunggal yang


disintesis, disimpan, dan disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam sayap lateral
kelenjar hipofisis anterior. Somatotropin (STH) mengacu pada hormon
pertumbuhan 1 diproduksi secara alami dalam hewan, sedangkan somatropin
merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh teknologi DNA
rekombinan.
2. Fungsi
Hormon pertumbuhan digunakan sebagai obat resep dalam pengobatan untuk
mengobati gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan
dewasa.

3. Mekanisme kerja/fisiologi
Hormon pertumbuhan manusia (HGH) adalah hormon yang bertanggung jawab
atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah
manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan
tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi
yang prima. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH adalah
kelenjar pituitary.
HGH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir melalui
pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH dirubah menjadi IGF 1
(insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan
keseluruh organ-organ yang ada di tubuh manusia. IGF 1 inilah yang bertanggung
jawab untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh
karena terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system
imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara. Tidak heran mengapa
seseorang pada usia muda yang dimana produksi HGH-nya masih banyak, mereka
lebih tahan terhadap serangan penyakit dan hampir tidak dijumpai adanya
penyakit-penyakit yang biasa ditemukan pada orang yang sudah berumur cukup
tua.

Hormon Pertumbuhan Manusia akan berkurang seiring dengan pertambahan usia.


Pada umur 60 tahun volume Hormon Pertumbuhan hanya tinggal sebesar 25% jika
dibandingkan dengan usia 21 tahun. Faktor-faktor yang membuat proses penuaan
manusia jauh lebih cepat dari yang seharusnya adalah factor pola hidup yang
tidak sehat.
Ramuan alami yang berfungsi untuk merangsang Kelenjar Pituitary agar terus
memproduksi Hormon Pertumbuhan, sehingga terjadi perbaikan system
metabolisme tubuh, regenerasi sel, maka akan terjadi Pembalikan Usia Biologis
serta juga meningkatkan aktivitas seksual serta stamina, dan juga meningkatkan
kekebalan tubuh. KANDUNGAN MELIA BIYANG
1. Kolustrum (susu awal)
2. Vitamin B Kompleks
3. Asam Amino
4. Calsium

4. Pengaturan sekresi
Sekresi hormon pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus.
Hipotalamus menghasilkan faktor penglepas hormon pertumbuhan (GHRF -
growth hormone releasing factor) yg merangsang sekresi hormon pertumbuhan.
Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai somatostatin (GH-RIH -
growth hormone releasing inhibitory hormone) yang menghambat sekresi
beberapa hormon antara lain hormon pertumbuhan. Dg demikian hipotalamus
memegang peran dwifungsi dalam pengaturan hormon ini.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan 1-2 ng/mt,
sedangkan pada keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan mencapal 8
ng/ml. Kadar Ini selalu meningkat segera setelah seseorang tertidur. Pada orang
dewasa kadar hormon pertumbuhan meningkat terutama hanya waktu tidur;
sedangkan pada remaja juga meningkat waktu bangun. Kadar pada anak dan remaja
lebih tinggi dibanding kadar pada dewasa. Pada anak, hipoglikemia merupakan
perangsang yg kuat shg menyebabkan kadar hormon pertumbuhan meningkat. Pada
hipoglikemia karena insulin misalnya, kadar hormon pertumbuhan dpt mencapai 50
ng/ml.
Kerja fisik, stress dan rangsangan emosi merupakan perangsangan (stimulus)
fisiologis utk meningkatkan sekresi hormon ini.
Sekresi hormon pertumbuhan yg berlebihan dpt ditekan dg pemberian agonis
dopamin. Dopamin diketahui merangsang sekresi hormon pertumbuhan pada
orang normal, tetapi pada akromegali dopamin justru menghambat sekresi hormon
tsb. Bromokriptin, suatu agonis dopamin derivat ergot, dipakai utk menekan
sekresi hormon pertumbuhan pada penderita tumor hipofisis. Efek bromokriptin
tidak segera terlihat, penurunan kadar hormon dalam darah terjadi setelah
pengobatan dalam jangka panjang. Sekresj hormon pertumbuhan kembali
berlebihan setelah pemberian bromokriptin dihentikan. Bromokriptin juga
menekan sekresi prolaktin yg berlebihan yg terjadi pada tumor hipofisis.
Antagonis serotonin (5-HT) misalnya siproheptadin
dan metergolin, antagonis adrenergik misalnya fentolamin, juga dpt menghambat
sekresi hormon pertumbuhan, tetapi efeknya lemah dan tidak konsisten.
Somatostatin meskipun dpt menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tidak
digunakan utk pengobatan akromegali terutama karena menghambat sekresi
hormon-hormon lain.
5. Kelainan sekresi/efek
Ada 2 efek yang mempengaruhi :
1. Efek langsung adalah hasil dari hormon pertumbuhan yang mengikat reseptor
pada sel target. Sel-sel lemak (adiposit), misalnya, memiliki reseptor hormon
pertumbuhan, dan hormon pertumbuhan merangsang mereka untuk memecah
trigliserida dan menekan kemampuan mereka untuk mengambil dan mengumpulkan
beredar lipid.

2. Efek tidak langsung yang dimediasi terutama oleh insulin-seperti faktor


pertumbuhan-I (IGF-I), suatu hormon yang disekresikan dari hati dan jaringan
lain sebagai respon terhadap hormon pertumbuhan. Mayoritas pertumbuhan
mempromosikan efek dari hormon pertumbuhan sebenarnya karena IGF-I yang
bekerja pada sel target.
D. Hormon Tiroksin (Thyroxine)
1. Pengertian
Tiroksin adalah hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Ini
mendorong sintesis protein (blending) dan pertumbuhan, dan juga membantu
mengatur metabolisme tubuh.

Tiroksin diproduksi oleh kelenjar tiroid dengan cara yang sangat kompleks.
Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah rendah, hipotalamus otak (bagian dari
otak yang mengatur fungsi tubuh) menghasilkan hormon thyrotropin-releasing.
Hal ini merangsang kelenjar pituitary untuk menghasilkan Thyrotropin.
Thyrotropin adalah hormon thyroid-stimulating hormone (TSH) yang
menggairahkan kelenjar tiroid. Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah tinggi,
hipotalamus melepaskan hormon yang menghambat produksi TSH.
2. Fungsi
Fungsi hormone tiroksin yaitu mengatur pertukaran zat (metabolisme) di dalam
tubuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara mental.
3. Mekanisme kerja/ fisiologi
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.
4. Pengaturan sekresi
Hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein pembawa
Protein membawa hormone ke dalam inti sel
Reseptor dilepaskan untuk digunakan kembali
Hormon berinteraksi secara bolak balik dengan AND pada kromosom
Interaksi hormone mengaktifkan gen dan memproduksi messenger ARM (mRNA)
mRNA keluar dari kromosom dan memulai pembentukan protein (biasanya enzim) pada
robosom. Enzim yang baru dibentuk inilah melakukan perintah
5. Kelainan sekresi/ efek
P e n g e l o l a a n k e l a i n a n k e l e n j a r t i r o i d d i l a k u k a n d e n g a n m e l a k u k a n uji kadar
hormon TSH dan tiroksin bebas, didasari atas patofisiologi yangterjadi, seh ingga
akan didapatkan pengelolaan menyeluruh.Diagnosis dari penyakit tiroid telah
banyak disederhanakan dengandikembangkannya assay yang peka untuk TSH dan
tiroksin bebas. Suatu peningkatan TSH dan tiroksin bebas yang rendah
menetapkan diagnosis darihipotiroidisme, dan TSH yang tersupresi dan FT

yang meningkatmenetapkan diagnosis dari hipertiroidisme

E. Hormon Kortisol (Cortisol)


1. Pengertian
Kortisol (hidrokortison) adalah hormon steroid, lebih khusus glukokortikoid,
yang diproduksi oleh kelenjar adrenal .
Hal ini dirilis dalam respon terhadap stres dan tingkat rendah glukokortikoid
darah.

2. Fungsi
Fungsi utama dalam tubuh :
* Meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesis
* Menekan sistem kekebalan tubuh
* Membantu dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat
3. Mekanisme kerja/fisiologi
4. Pengaturan sekresi
5. Kelainan sekresi/efek
F. Hormon SS somatostatin
1. Pengetian
Somatostatin (SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh beberapa jaringan
tubuh, termasuk hipotalamus. Somatostatin menghambat pelepasan hormon
pertumbuhan dalam menanggapi peningkatan GHRH dan faktor-faktor stimulasi
lain seperti konsentrasi glukosa darah rendah.
2. Fungsi
3. Mekanisme kerja/fisiologi
4. Pengaturan sekresi
5. Kelainan sekresi / efek
Efek pada kelenjar hipofisis
Somatostatin bernama untuk efek menghambat sekresi hormon pertumbuhan
dari kelenjar pituitari. Eksperimental, semua rangsangan yang dikenal untuk
sekresi hormon pertumbuhan yang ditekan oleh administrasi somatostatin
Efek pada Pankrea
memiliki efek dalam sekresi eksokrin pankreas menekan, menghambat enzim
oleh sekresi cholecystokinin-dirangsang dan secretin-dirangsang sekresi
bikarbonat
Efek pada saluran pencernaan
Somatostatin disekresikan oleh sel-sel epitel tersebar di GI, dan oleh neuron
dalam sistem saraf enterik. Ini telah ditunjukkan untuk menghambat sekresi
dari banyak hormon GI lain, termasuk gastrin, cholecystokinin, secretin dan
peptida usus vasoaktif. Selain efek langsung menghambat sekresi hormon GI
lainnya, somatostatin memiliki berbagai efek penghambatan lain pada saluran
pencernaan, yang mungkin mencerminkan efek pada hormon lainnya, ditambah
beberapa efek langsung tambahan. Somatostatin menekan sekresi asam lambung
dan pepsin, menurunkan laju pengosongan lambung, dan mengurangi kontraksi
otot polos dan aliran darah di dalam usus. Secara kolektif, kegiatan ini
tampaknya memiliki efek keseluruhan penurunan tingkat penyerapan gizi.
Efek pada Sistem Saraf
Somatostatin sering disebut sebagai memiliki aktivitas neuromodulatory
dalam sistim saraf pusat, dan tampaknya memiliki berbagai efek kompleks pada
transmisi saraf.Somatostatin dan analog sintetik yang digunakan secara klinis
untuk mengobati berbagai neoplasma. Hal ini juga digunakan dalam untuk
mengobati gigantisme dan akromegali, karena kemampuannya untuk menghambat
sekresi hormon pertumbuhan.

G. Hormon Epinefrin/ Norepinefrin


1. Pengertian
Norepinefrin (INN) (disingkat norepi atau NE) adalah nama AS untuk
noradrenalin (BAN) (disingkat NA atau NAD), sebuah katekolamin dengan peran
ganda termasuk sebagai hormon dan neurotransmitter. Daerah tubuh yang
menghasilkan, atau yang dipengaruhi oleh norepinefrin digambarkan sebagai
noradrenergik. Noradrenalin istilah (dari bahasa Latin) dan norepinefrin (berasal
dari bahasa Yunani) yang dipertukarkan, dengan noradrenalin menjadi nama umum
di sebagian besar dunia.
2. Fungsi
sebagai neurotransmitter dilepaskan dari neuron simpatis yang mempengaruhi
jantung. Peningkatan norepinefrin dari saraf simpatik meningkatkan laju
kontraksi
Sebagai hormon stres, norepinefrin mempengaruhi bagian otak, seperti amigdala,
di mana perhatian dan tanggapan dikendalikan
Ketika norepinefrin bertindak sebagai obat, sehingga meningkatkan tekanan
darah dengan meningkatkan tonus vaskular (ketegangan otot) melalui -
adrenergik reseptor aktivasi, hal ini menyebabkan refleks kompensasi yang
mengakibatkan penurunan denyut jantung

3. Mekanisme kerja/ fisiologi


Mengurangi kecepatan absorbsi dari anestesi lokal sehingga reaksi toksis yang
serius oleh karena kadar maximum obat anestesi lokal di dalam darah yang sangat
tinggi dapat dicegah.
Menyebabkan penyerapan obat anestesi lokal terjadi secara perlahan,hal ini dapat
memperpanjang masa kerja anestesi lokal dan juga dapat meningkatkan frekuensi
keberhasilan blokade saraf.
Menghentikan perdarahan kapiler akibat pembedahan
4. Pengaturan sekresi
Epinefrin disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Dapat meningkat
dalan keadaan dimana individu tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Pengeluaran yang
bertambah akan meningkatkan tekanan darah untuk melawan shok yang disebabkan oleh
situasi darurat.
Sekresi hormon ini terjadi dengan meningkatan kerja sistem pernafasan yang mengakibatkan
paru-paru bekerja ekstra untuk mengambil oksigen lebih banyak hingga meningkatkan juga
peredaran darah di seluruh bagian tubuh mulai dari otot-otot hingga ke otak, dan peningkatan
tersebut disebutkan beberapa riset bisa naik mencapai 300% melebihi batas normal. Akibatnya,
bukan jantung saja yang dapat terasa berdebar, namun keseluruhan sistem tubuh termasuk
pengeluaran keringat juga akan meningkat dengan cepat. Aliran darah di kulit akan berkurang
untuk dialihkan ke organ lain yang lebih penting sehingga orang-orang yang menghadapi stress
biasanya gampang berkeringat, dimana dalam pengertian awam sering disebut keringat dingin.
Sekresi ini menaikkan konsentrasi gula darah dengan menaikkan kecepatan glikogenolisis di
dalam liver. Rangsangan sekresi epinefrin bisa berupa stres fisik atau emosional yang bersifat
neurogenik

5. Kelainan sekresi / efek


hormon ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derau tinggi atau
intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang sering dirasakan adalah frekuensi detak jantung
meningkat, keringat dingin dan keterkejutan/shok.
hormon ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derau tinggi atau
intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang sering dirasakan adalah frekuensi detak jantung
meningkat, keringat dingin dan keterkejutan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Insulin diisolasi pertama kali dari pankreas pada tahun 1922 oleh Banting dan Best, dan
dengan cara memperhatikan penderita diabetes parah dalam waktu hampir semalam yang
dengan cepat memburuk dan meninggal, dibanding dengan orang yang normal.
Insulin merupakan hormon yang diproduksi di dalam retikulum endoplasma yang terdiri
dari dua rantai asam amino yang mempunyai peran yang sangat penting dalam tubuh. Insulin
sangat berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Jika tidak ada
insulin dalam darah maka akan menimbulkan suatu kelaparan serta bila reseptor dalam insulin
itu tidak berfungsi dengan baik maka akan menimbulkan suatu difisiensi insulin

1.2 BATASAN MASALAH


Dalam makalah ini penulis membatasi pada peran Insulin pada metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein, kelaparan serta defisiensi Insulin.

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Insulin ?
2. Apa peran Insulin pada metabolisme Karbohidrat ?
3. Apa peran Insulin pada metabolisme Lemak ?
4. Apa peran Insulin pada metabolisme Protein ?
5. Apa peran Insulin pada Kelaparan ?
6. Apa Defisiensi Insulin ?

1.4 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pengertian Insulin.
2. Untuk mengetahui peran Insulin pada
metabolismeKarbohidrat.
3. Untuk mengetahui peran Insulin pada metabolismeLemak.
4. Untuk mengetahui peran Insulin pada metabolisme Protein.
4. Untuk mengetahui peran Insulin pada Kelaparan.
5. untuk mengetahui Defisiensi Insulin.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN INSULIN
Insulin adalah sebuah hormon yang berhubungan dengan energi yang melimpah. Artinya
bila terdapat makanan yang dapat menghasilkan energy yang sangat banyak , terutama
kelebihan jumlah karbohidrat dan protein maka insulin akan disekresikan dalam jumlah
banyak. Selanjutnya, insulin memainkan peranan yang penting dalam penyimpanan zat yang
mempunyai kelebihan energi.
Insulin merupakan protein kecil yang terdiri atas dua rantai asam amino yang satu sama
lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfida. Bila kedua rantai dipisahkan , maka aktivitas
fungsional dari insulin akan hilang. Insulin disintesis oleh sel-sel beta dengan cara yang mirip
dengan sintesis protein yakni diawali dengan translasi RNA insulin oleh ribosom yang melekat
pada reticulum endoplasma untuk membentuk preprohormon insulin. Sewaktu insulin
diseskresikan dalam darah, hampir seluruhnya beredar dalam bentuk yang terikat. Waktu
paruhnya dalam plasma rata-rata hanya 6 menit sehingga dalam waktu 10-15 akan dibersihkan
dari sirkulasi.
Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap mayoritas
karohidrat sebagai glukosa (gula darah). Dengan meningkatnya gula darah setelah makan,
pankreas melepaskan insulin yang membantu membawa gula darah ke dalam sel untuk
digunakan sebagai bahan bakar dalam proses metabolisme atau disimpan sebagai lemak apabila
kelebihan. Orang-orang yang punya kelebihan berat badan atau mereka yang tidak berolahraga
seringkali menderita resistensi insulin.
Insulin menjaga keseimbangan glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan
pengambilan glukosa oleh sel badan. Kegagalan badan untuk menghasilkan insulin, atau
jumlah insulin yang tidak mencukupi akan menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam
sel untuk proses metabolisme. Sehingga glukosa di dalam darah meningkat dan menyebabkan
diabetes melitus.

Pada kondisi normal, pankreas mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan jumlah insulin
yang dihasilkan dengan intake karbohidrat. Pengaturan fisiologis kadar glukosa darah sebagian
besar tergantung dari : ekstraksi glukosa, sintesis glikogen dan glikogenesis dari metabolisme
di dalam konsentrasi gula darah yang konstan perlu dipertahankan karena glukosa merupakan
satu-satunya zat gizi yang dapat digunakan oleh otak, retina dan epitel germaninativum dalam
jumlah cukup untuk menyuplai energi sesuai dengan yang dibutuhkannya. Oleh karena itu,
perlu mempertahankan konsentrasi glukosa darah pada kadar yang seimbang

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Insulin diproduksi di pulau-pulau langerhans di pankreas yang merupakan sebuah hormon
polipeptida mengatur metabolisme karbohidrat. Selain merupakan efektor utama dalam
homeostasis karbohidrat, Insulin juga mempunyai fungsi dalam metabolisme lemak
(trigliserida) dan protein. Insulin memiliki properti anabolik dan juga mempengaruhi jaringan
tubuh lainnya.
Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap mayoritas
karbohidrat sebagai glukosa (gula darah). Dengan meningkatnya gula darah setelah untuk
digunakan sebagai bahan bakar dalam proses metabolisme atau disimpan sebagai lemak apabila
kelebihan.
Insulin juga memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan glukosa dalam darah dan
bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel badan. Selain itu, insulin mempunyai
peranan dalam metabolisme, diantaranya adalah metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Dalam metabolisme karbohidrat insulin berperan untuk mendapatkan proses metabolisme
glukosa normal, selain diperlukan mekanisme serta dinamika sekresi yang normal, dibutuhkan
pula aksi insulin yang berlangsung normal.
3.2 SARAN
Insulin merupakan hormon yang sangat penting dalam tubuh karena sangat berhubungan
dengan proses metabolisme. Karena kekurangan insulin dapat menimbulkan berbagai masalah
untuk itu kita harus menjaga kadar insulun dalam tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., M.D. 1996. Fisiologi Kedokteran . Jakarta : ECG.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelaparan
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/dampak-defisiensi-insulin-terhadap.html
http://www.ngomik.com/artwork/fungsi-insulin/14856
BAB I
PENDAHULUAN
Metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus adalah dua mata rantai yang tidak dapat
dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus dijelaskan oleh
keberadaan hormon insulin. Penderita diabetes mellitus mengalami kerusakan dalam produksi
maupun sistem kerja insulin, sedangkan insulin sangat dibutuhkan dalam melakukan regulasi
metabolisme karbohidrat. Akibatnya, penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan
pada metabolisme karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan
oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gzi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energy di
dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikomsumsi akan menghasilkan energi sebanyak
4 kkal dari energi hasil proses oksidasi pembakaran. Karbohidrat ini kemudian akan digunakan
oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung
dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.
Di dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, semua jenis karbohidrat yang dikomsumsi
akan terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian diabsorbsi oleh aliran darah dan
ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Molekul glukosa hasil konversi berbagai
macam jenis karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsi sebagai dasar bagi pembentukan
energi di dalam tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam proses metabolisme. Sel-sel yang
terdapat dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa, dimana proses ini juga akan disertai dengan
produksi energi. Proses metabolisme glukosa yang terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan
kontribusi hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan energi di dalam tubuh, karbohidrat yang
telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama.
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam
tubuh dikarenakan ketidakmampuan tubuh membuat atau menyuplai hormon insulin yang
menyebabkan terjadinya peningkatan gula darah melebihi nilai normal. Di kalangan
masyarakat luas, penyakit ini lebih dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis.
Gejalanya sangat bervariasi, diabetes mellitus dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga
pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak,
buang air kecil atau berat badan yang menurun.
Diabetes mellitus dibagi menjadi dua tipe, yaitu :
a. Diabetes mellitus tipe I, disebabkan karena rusaknya sel-sel beta pankreas yang memproduksi
insulin. Lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik/faktor keturunan.
b. Diabetes meliitus tipe II, disebabkan karena rusaknya reseptor insulin. Tidak seperti tipe 1
diabetes melitus, resistensi insulin umumnya "post-reseptor", yang berarti itu adalah masalah
dengan sel-sel yang merespon insulin daripada masalah dengan produksi insulin.
Insulin berupa polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel pankreas. Insulin terdiri atas dua rantai
polipeptida. Struktu insulin manusia dan beberapa spesies mamalia kini telah diketahui. Insulin
manusia terdiri atas 21 residu asam amino pada rantai A dan 30 residu pada rantai B. Kedua
rantai ini dihubungkan oleh adanya dua buah rantai disulfida.
Insulin disekresi sebagai respon atsa meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma darah.
Konsentrasi ambang untuk sekresi tersebut adalah kadar glukosa pada saat puasa yaitu antara
80-100 mg/dL. Respon maksimal diperoleh pada kadar glukosa yang berkisar dar 300-500
mg/dL. Insulin yang disekresikan dialirkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Umur insulin
dalam aliran darah sangat cepat. waktu paruhnya kurang dari 3-5 menit.
Pada makalah ini akan dibahas tentang hubungan metabolisme karbhidrat dengan Diabetes
Mellitus tipe II
KASUS
Nenek Saodah berusia 60 tahun, dirawat di rumah sakit karena ada ulkus pada kaki kiri
yang tak kunjung sembuh. Dia juga sering buang air kecil berlebihan, makan dan minum pun
juga secara berlebihan. Akan tetapi nenek Saodah tetap merasa lemas. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium dari sampel darah dan urine dan hasilnya antara lain sebagai berikut :
Glukosa puasa 160 mg/dl
Gllukosa 2 jam PP 350 mg/dl
Tes benedict +3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus berasal dari kata diuresis dan melitus (mania). Diabetes melitus
merupakan gangguan metabolisme karbohidrat yang bersifat kronis dan ditandai dengan
adanya kenaikan gula darah, glukosuria, dan kelainan metabolisme protein dan lemak.
Diabetes tipe 1 disebabkan karena rusaknya kelenjar pankreas yang merupakan produsen dari
hormon insulin tepatnya pada sel beta pankreas.
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistansi insulin berarti bahwa sel-sel tubuh tidak merespon
tepat ketika insulin hadir. Tidak seperti tipe 1 diabetes melitus, resistensi insulin umumnya
"post-reseptor", yang berarti itu adalah masalah dengan sel-sel yang merespon insulin daripada
masalah dengan produksi insulin.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas dan berfungsi untuk menurunkan
kadar gula darah dengan jalan :
a. Meningkatkan pengangkutan glukosa melalui membran sel ke dalam sel lemak dan sel otot.
b. Mencegah pemecahan glikogen yang sudah tersedia dalam organ hati.
c. Meningkatkan pemasukan glukosa dari darah ke sel-sel hati.
d. Meningkatkan penyimpanan glukosa sebagai glikogen.
e. Menekan kecepatan glukoneogenesis
Gejala DM adalah
TRIAS POLI
Efek yang bermakna akibat peningkatan gluksa adalah dehidrasi sel-sel jaringan. Hal ini terjadi
sebagian karena glukosa tidak dapat dengan mudah berdifusi melewati pori-pori membran sel
dan naiknya tekanan osmotik dalam cairan ekstraseluler menyebabkan timbulnya perpindahan
osmotik air keluar dari sel. Selain efek dehidrasi seluler langsung akibat glukosa yang
berlebihan, keluarnya glukosa ke dalam urin akan menimbulkan keadaan diuresis osmotik.
Diuresis osmotik adalah efek osmotik dari glukosa dalam tubulus ginjal yangsangat
mengurangi reabsorpsi tubulus. Efek keseluruhan adalah kehilangan cairan yang sangat besar
dalam urin sehingga menyebabkan dehidrasi kompensatorik cairan intraseluler.
a. Poliuria (pengeluaran urine secara berlebihan)
Disebabkan efek diuresis osmotik dan glukosa dalam tubulus ginjal.
b. Polidipsi (minum air secara berlebihan)
Disebabkan karena adanya poliuria sehingga terjadi rasa haus.
c. Polifagia (makan secara berlebihan)
Pada penderita DM kadar glukosa intrasel berkurang, akibatnya semua sel-sel akan kekurangan
glukosa termasuk hipotalamus sehingga akan merangsang puat makanan.

Pada penderita Diabetes mellitus terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, terjadi


penurunan proses glikolisis dan glikogenesis, serta terjadi peningkatan glikogenolisis dan
glukoneogenesis.
Penderita diabetes mellitus memiliki jumlah protein pembawa yang sangat rendah,
terutama pada otot jantung, otot rangka dan jaringan adiposa karena insulin yang
mentranslokasikannya ke situs aktif tidak tersedia. Kondisi ini diperparah pula dengan peranan
insulin pada pengaturan metabolisme glukosa. Glikolisis dan glikogenesis akan terhambat akan
enzim yang berperan dalam kedua jalur tersebut diinaktivasi tanpa kehadiran insulin.
Sedangkan tanpa insulin, jalur metabolisme yang mengarah pada pembentukan glukosa
diransang terutama oleh glukagon dan epinefrin yang bekerja melalui cAMP yang memiliki
sifat antagonis terhadap insulin. Oleh karena itu, penderita diabetes mellitus baik tipe I atau
tipe II kurang dapat menggunakan glukosa yang diperolehnya melalui makanan. Glukosa akan
terakumulasi dalam plasma darah (hiperglikemia).
B. Glikolisis
Secara normal, Glikolisis adalah pemecahan molekul glukosa untuk membentuk dua
molekul asam piruvat. Glukosa pertama kali diubah menjadi fruktosa 1,6 fosfat dan kemudian
dipecahkan menjadi 2 molekul atom berkarbon 3 kemudian diubah menjadi asam firuvat serta
menghasilkan 2 molekul ATP. Asam piruvat akan dikonversi menjadi 2 molekul asetilkoenzim.

C. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogenin yang berasal dari glukosa dimana
reaksi ini terjadi di hati, otak dan otot segera setelah masuk dalam sel, glukosa bergabung
dengan satu radikal fosfat menjadi glukosa-6-fosfat dari gambar ini dapat dilihat
bahwa glukosa-6-fosfat pertama tama diubah menjadi glukosa-1-fosfat yang kemudian diubah
menjadi uridindifosfat glukosa yang kemudian diubah menjadiglikogen .
D. Glikogenolisis
Glikogenolisis adalah proses pemecahan glikogen yang disimpan sel untuk
menghasilkan kembali glukosa di dalam sel. Glikogenolisis tidak dapat terjadi melalui
pembalikan reaksi kimia yang sama yang dipakai untuk membentuk glikogen, sebaliknya
setiap molekul glukosa pada masing-masing cabang polimer glikogen dilepaskan oleh
foforilasi dikatalisis oleh enzim fosforilase. Hormon yang berperan dalam proses ini hormon
epinefrin dan glukagon dapat mengaktifkan fosfoilase secara khusus dan dengan demikina
menimbulkan glikogenolisis secara cepat. Epinefrin dilepaskan oleh medula adrenal bila
system saraf simpatis terang sang untuk meningkatkan persedian glukosa. Glukagon
dilepaskan oleh sel alfa pankreas jika konsentrasi gula darah turun sangat rendah.
E. Glukoneogenesis
Bila simpanan karbohidrat tubuh berkurang dibawah normal,cukup banyak proses
pembentukan glukosa dari asam amino dan dari gugus glisterol lemak. Proses ini disebut
glukoneogenesis. Hormon glukokortikoid terutama kortisol yang dihasilkan korteks adrenal
sangat penting untuk pengaturan glukoneogenesis. Sebagian besar kortisol memobilisasi
protein dan mengalami dominasi dalam hati dan menghasilkan zat yang ideal untuk diubah
menjadi glukosa.
F. Karbohidrat dan Insulin
Sel-sel tubuh kita membutuhkan energi untuk bekerja. Kita makan untuk mendapatkan
energi dari makanan. Apapun yang kita makan memiliki Karbohidrat,Protein dan Lemak
sebagai zat energi menyediakan. Diet sehat mengandung hampir
60% Karbohidrat, Protein 20% dan lemak 20%. Setelah makan,
komponenKarbohidrat makanan dipecah ke glukosa dalam usus kita. glukosa ini mencapai
didarah & kemudian ke sel-sel tubuh. Glukosa ini perlu untuk masuk kedalam sel untuk
menyediakan energi. Tapi glukosa tidak bisa masuk dalam sel tanpa bantuan, yang
disebut insulin. Insulin adalah hormon terus menerus dilepaskan dari pankreas & insulin ini
membutuhkan glukosa dalam sel. Makanan diubah menjadi glukosa & glukosa ini disediakan
untuk sel-sel tubuh dengan bantuan insulin. Ini adalah hormon yang diproduksi
di pankreas kita. Ada sekresi insulin terus menerus oleh pankreas dari lahir sampai mati. Setiap
kali kita makan, glukosa masuk dalam darah dan sebagai per masuknya glukosa; kuantitas
insulin yang dihasilkan oleh pankreas meningkat. Ini jumlah ekstra Insulin kemudian
menggeser glukosa datang dari makanan ke dalam sel-sel tubuh di mana ia digunakan untuk
menyediakan energi. Jika pankreas kita tidak menghasilkan jumlah yang cukup insulin atau
insulin beredar dalam darah bekerja kurang efektif, kemudian setelah makan makanan, glukosa
masuk dalam darah tetapi tidak bisa digeser ke sel-sel tubuh dan dengan demikian tingkat mulai
naik dalam darah dan tahap ini disebut sebagai Diabetes . Jadi pada diabetes, di satu sisi sel
tubuh kekurangan glukosa dan pada glukosa sisi lain beredar dalam tingkat tinggi dalam darah
& akan dikonversi menjadi berbagai bahan kimia yang merusak mata, ginjal, saraf, jantung.
Tujuan mengobati diabetes adalah untuk menjaga jumlah yang diinginkan insulin dalam darah,
sehingga untuk menjaga tingkat glukosa dalam rentang normal. Setiap strategi pengobatan,
yang dapat menjaga tingkat insulin dalam jumlah yang diperlukan, akan membantu dalam
menjaga tingkat glukosa dalam rentang normal.

G. Hubungan Diabetes Mellitus type 2 dengan Metabolisme Karbohidrat.


Pada orang dengan metabolisme normal, insulin dilepaskan dari sel-sel beta () pulau
Langerhans pankreas setelah makan ( "postprandial"), dan mengirim sinyal ke jaringan sensitif
terhadap insulin dalam tubuh (misalnya, otot, adiposa ) untuk menyerap glukosa. Hal ini akan
menurunkan kadar glukosa darah. Sel-sel beta mengurangi output insulin saat kadar glukosa
darah turun, dengan akibat glukosa darah dijaga pada sekitar 5 mmol / L (mM) (90 mg / dL).
Pada orang dengan resistensi insulin, kadar normal insulin tidak memiliki efek yang sama pada
sel-sel otot dan adiposa, dengan hasil kadar glukosa tetap lebih tinggi dari biasanya. Untuk
mengkompensasi hal ini, pankreas dalam individu resistensi insulin dirangsang untuk
melepaskan lebih banyak insulin. Tingkat insulin yang tinggi memiliki efek tambahan yang
menyebabkan efek biologis lebih lanjut ke seluruh tubuh.
Jenis yang paling umum dari resistensi insulin dikaitkan dengan kumpulan gejala yang
dikenal sebagai sindrom metabolik. Resistensi insulin dapat berkembang menjadi diabetes
melitus tipe 2 (NIDDM). Hal ini sering terlihat sebagai hiperglikemia postprandial, ketika -
sel pankreas tidak mampu memproduksi cukup insulin untuk menjaga kadar gula darah normal
(euglikemia). Ketidakmampuan sel- untuk menghasilkan insulin yang cukup dalam kondisi
hiperglikemia adalah apa yang menjadi ciri khas transisi dari resistensi insulin untuk diabetes
melitus tipe 2.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus
terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa
terganggu. Keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan keadaan glukosa
akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika
sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar
glukosa akan meningkat dan terjadi Diabetes tipe II.
Pada DM type 2 diakibatkan karna rusaknya reseptor insulin, insulin beredar dengan jumlah
normal, sel beta pankreas pun masih mampu untuk memproduksi insulin secara normal.
Monosakarida yang merupakan hasil pencernaan karbohidrat di dalam usus, dimana 80%
merupakan glukosa , sedangkan galaktosa dan fruktosa mewakili masing masing 10%.
Glukosa langsung bisa masuk ke aliran sirkulasi darah, di dalam darah terdapat hormon
insulin yang jumlahnya normal akan tetapi sel reseptor tidak bisa menangkap insulin secara
baik, sehingga glukosa di darah tidak bisa dibawa ke sel sel tubuh dengan baik.
Reseptor sel yang menerima insulin mengalami kerusakan, sehingga glukosa yang dibawa
insulin untuk diubah menjadi glikogen juga rendah/ sedikit. Proses glikogenesis juga menurun,
sel sel tubuh mengalami kelaparan, ini menyebabkan gejala polifagia pada DM.
Lalu proses selanjutnya, adalah terjadi peningkatan glikogenolisis dimana pemecahan
glikogen menjadi glukosa dalam sel meningkat karena tubuh kita membutuhkan energi,
sehingga berapapun glikogen yang ada di sel akan dipecah terus menerus untuk mencukupi
energi.
Akibat jumlah glikogen yang minimal didalam sel tubuh, maka glukosa yang dihasilkan
juga rendah , asam piruvat yang dihasilkan juga rendah, ATP yang diproduksi pun juga sedikit,
akibatnya menjadi lemas.
Glukoneogenesis meningkat, karena persediaan glukosa rendah maka akan
merangsang zat zat seperti lemak dan vitamin untuk dipecah dalam menghasikan energi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penderita diabetes mellitus akan
mengalami gangguan metabolisme karbohidrat. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat
dan diabetes mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin. Hormon insulin yang kurang
akan menyebabkan terjadinya penurunan glikogenesis dan glikolisis serta peningkatan
glikogenolisis dan glukoneogenesis, sehingga ATP yang dihasilkan oleh glukosa juga
berkurang

DAFTAR PUSTAKA

1. Lehninger, Albert.L.Alih bahasa oleh Dr.Ir.Maggy Thenawidjaja.1982. Dasar-Dasar


Biokimia. Jakarta : Erlangga.
2. Perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/metabolisme-karbohidrat-pengertian-proses.html
(diakses: 22 Maret 2013, pukul : 17:30 WIB)
Diet yang sehat membantu dalam mengontrol dan mencegah diabetes
Diabetes
Tubuh terdiri dari jutaan sel yang membutuhkan energy untuk menjalankan fungsinya. Beberapa
makanan yang kita makan akan dirubah menjadi gula atau dikatakan glukosa. Glukosa dapat masuk
kedalam sel tergantung pada 2 kondisi .
Sel harus mempunyai cukup pintu disebut reseptor . dan zat insulin harus tersedia untuk membuka
dari reseptor tersebut. Dengan cukup reseptor dan insulin untuk membukanya, glukosa masuk
kedalam sel dan digunakan untuk membuat energy, tanpa energy semua sel akan mati
Insulin ada hormone kimia yang dibentuk di pankreas. Kadar insulin dalam darah berubah
tergantung kepada banyaknya glukosa dalam darah.
Diabetes adalah penyakit dimana sel sulit mendapatkan glukosa yang dibutuhkan untuk energy
Diabetes tipe 1 terjadi dimana sel pankreas sel pembuat insulin rusak. Diabetes tipe 1 kekurangan
insulin, yang menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi.
Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh cukup insulin tetapi tidak cukup reseptor dalam sel yang
mengijinkan glukosa masuk. Hal ini mengakibatkan kadar gula dalam darah tinggi juga.
Diet dan diabetes
Kesehatan dan keseimbangan sangat penting bagi setiap orang , tetapi lebih penting bagi penderita
diabetes.
Anda dapat mengontrol kadar gula secara baik jika anda :
- Mempertahankan berat badan optimal
- Memperhatikan apa yang anda makan
- Mempertimbangkan berapa banyak yang anda makan
Petunjuk diet untuk penderita diabetes
1. Makan makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh, jika anda makan lebih dari kebutuhan tubuh,
kelebihan kalori akan disimpan dalam bentuk lemak.
2. Banyak mengkonsumsi buah buahan dan sayuran .
3. Diet rendah lemak dan kolesterol
4. Konsumsi makan makanan dan minum dalam jumlah tidak berlebihan, khususnya permen,
pencuci mulut, minuman yang manis, asin dan alcohol.
5. Hentikan merokok
Jumlah menu makanan tergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan dan aktivitas fisik.
Kadar gula darah
Yang penting cek kadar gula darah secara teratur . lebih sering dilakukan pengecekan pada saat
menjalani program diet, banyak aktivitas dan selama sakit.
Untuk lebih tepat tentunya konsultasi pada ahli diet.

Anda mungkin juga menyukai