Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan TLC

Senyawa hasil sintesis yang dihasilkan pada reaksi tersebut kemudian dianalisis
dengan menggunakan kromatografi lapis tipis, kromatografi merupakan suatu
teknik pemisahan yang menggunakan 2 fase yaitu gerak dan diam serta
mengkuantifikasi macam—macam komponen dalam suatu campuran yang
kompleks baik dalam komponen organik maupun komponen anorganik. Dalam
praktikum ini digunakan lembaran tipis aluminium yang ditutupi oleh bubuk silica
sebagai fase diam dan fase gerak berupa campuran pelarut yang sesuai dalam hal
ini menggunakan pelarut n-hexana dan etil asetat.

Pada proses TLC pertama dilakukan penyiapan camber TLC yang kemudian diisi
pelarut n-hexana : etil asetat (5:1). Fungsi pelarut n-hexana sebagai pelarut ornaik
non polar sedangkan etil asetat sebagai pelarut polar. Sedangkan fase diamnnya
menggunakan berupa lempengan silika. Abseroben silika gel mampu
menghasilkan proses pemisahan yang optimal dan silika dapat membentuk ikatan
hidrogen di permukaannya, karenan tu pada permukaannya terikat gugus
hidroksil. Silika gel bersifat polar, jika fase gerak yang digunakan sifatnnya non
polar. Maka pada saat campuran dimasukka senyawa-senyawa yang semakin
polar akan tertahan lama di fase stasioner.

Selanjutnnya plat diberi garis horizontal sebesar 0,5 cm dari atass dan 1 cm dari
bawah plat. Kemudian sampel ditotolkan pada plat TLC dengan mengunakan pipa
kapiler dan material awal ditotolkan pada sisi lainnya sebagai pembanding.
Setelah itu dimasukkan kedalam chamber dan diletakkan tegak hal ini bertujuan
agar penyerapan bisa sealan dan kecepatan naiknnya juga sama kemudian ditutup
dengan kaca arloji yang bertujuan membuat larutan menjadi jenuh dan diamati
ergerakan eluennya. Karena sampel tidak berwarna sehingga sulit untuk melihat
hasil dari TLC yang telah dilakukan sehigga digunakan lampu UV untuk melihat
hasil dari TLC. Lampu UV digunakan karena senyawa organik banyak menyerap
panjang gelombang sinar UV sehinnga akan terlihat noda pada plat TLC

Adapun nilai Rf dari produk sample yang didapatkan dari praktikum


dengan menggunakan pelarut n-hexana : etil asetat (5:1) yaitu:

Jarak yang ditempuh senyawa


Rf =
jarak yang ditempuh pelaru t

3,6 cm
Rf =
4,5 cm

Rf =0,8
Sedangkan untuk material awalnnya yaitu ter-butil klorida tidak dapat terlihat hal
ini disebabkan senyawa tersebut tidak tampat dibawah sinar UV sehingga sulit
untuk ditemukan noda yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai