Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KIMIA INSTRUMEN

➢ Teknik Dasar Kromatografi Kertas


✓ PRINSIP KROMATOGRAFI KERTAS
Pernahkah Anda mengamati makanan/minuman yang Anda
konsumsi? Komponen apa sajakah yang terkandung dalam
makanan/minuman tersebut? Apakah makanan/minuman tersebut
mengandung pewarna yang aman? Bagaimana cara mengetahui
komponen pewarna yang terdapat dalam makanan/minuman yang kita
konsumsi?

Kromatografi kertas merupakan metode analisis yang digunakan


untuk memisahkan bahan kimia berwarna. Dengan menggunakan
kromatografi kertas, kita dapat mengetahui komponen zat warna dalam
suatu bahan, apakah aman untuk digunakan atau tidak, dengan cara
membandingkan zat warna dalam sampel dengan zat warna standar.

Kromatografi kertas merupakan salah satu metode untuk menguji


kemurnian suatu senyawa atau mengidentifikasi suatu zat, dapat
digunakan untuk memisahkan suatu komponen dalam sampel, terutama
komponen zat warna, berdasarkan distribusi komponen di antara fasa
diam dan fasa gerak. Kromatografi kertas ini merupakan perkembangan
dari sistem partisi.

Pada kromatografi kertas, fasa diam adalah air yang disokong oleh
selulosa dari kertas kromatografi. Sedangkan fasa gerak merupakan
campuran dari beberapa pelarut organik dan air. Gambar komponen
sampel yang dipisahkan dengan kromatografi kertas sebelum dan setelah
elusi.

Gambar. 1 Komponen sampel sebelum


dan setelah pemisahan

✓ PEMILIHAN KERTAS
Pemilihan kertas sangat berpengaruh pada pemisahan dengan
kromatografi kertas karena ukuran pori-pori kertas mempengaruhi
kecepatan aliran pelarut. Kertas yang digunakan diutamakan memiliki
kemurnian yang tinggi dan ketebalan kertas yang merata untuk
memperoleh hasil analisa yang valid. Kertas kromatografi merupakan
kertas berpori dari selulosa murni, memiliki afinitas besar terhadap air
dan pelarut polar lain dengan membentuk ikatan hidrogen.

Kertas-kertas yang lebih tebal biasanya digunakan untuk


pemisahan pada jumlah yang besar karena dapat menampung cuplikan
lebih banyak tanpa menaikkan area dari noda mula-mula. Kertas
disediakan dalam bermacam-macam standar lembaran, bulatan, dan
gulungan dan dalam bentuk tertentu. Kertas harus disimpan di tempat
yang terhindar dari dumber uap (terutama amonia yang memiliki afinitas
yang tinggi terhadap selulosa). Sebaiknya kertas tidak disimpan pada
tempat-tempat yang memiliki perubahan kelembaban yang tinggi.
Karakteristik dari kertas-kertas kromatografi Whatmann dapat dilihat
pada berikut ini.

Tabel 1. Karakteristik dari kertas-kertas


kromatografi Whatmann

Kertas yang banyak digunakan saat ini adalah kertas saring


Whatmann No. 1. Meskipun demikian, kertas Whatmann jenis yang lain
juga sering digunakan. Sekalipun berperan sebagai
support/penyokong/penyangga, namun kertas juga memberikan efek-
efek serapan yang disebabkan oleh sifat polar dari gugus-gugus hidroksil
sehingga kertas memiliki afinitas besar terhadap air atau pelarut polar
lain dengan membentuk ikatan hidrogen.

✓ PEMILIHAN ELUEN
Fase gerak pada kromatografi kertas merupakan eluen berupa
campuran yang terdiri atas satu komponen organik yang utama, air, dan
berbagai tambahan seperti asam-asam, basa, atau pereaksi-pereaksi
kompleks untuk memperbesar kelarutan dari beberapa senyawa atau
untuk mengurangi yang lainnya.

Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang memiliki kemurnian


tinggi dan mudah menguap. Pemilihan pelarut organic ini sangat penting
karena akan menentukan keberhasilan pemisahan. Pemilihan pelarut
disesuaikan dengan kepolaran komponen yang akan dianalisa.
Pendekatan polaritas adalah yang paling sesuai untuk pemilihan pelarut.
Senyawa polar akan lebih mudah terelusi oleh fase gerak yang bersifat
polar dari pada fase gerak yang non polar. Sebaliknya, senyawa non polar
lebih mudah terelusi oleh fase gerak non polar dari pada fase gerak yang
polar. Pelarut organik yang sering digunakan sebagai fasa gerak pada
kromatografi kertas diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pelarut organik yang sering


digunakan sebagai fasa gerak (deret
eluotropik)

Tiap eluen memiliki perbandingan


tertentu dalam campurannya, sehingga
untuk menghasilkan campuran dengan
perbandingan yang sesuai harus dibuat
secara hati-hati dan teliti. Karena mudah
menguap, maka eluen harus dibuat baru
untuk menjamin agar komposisi dalam campurannya tetap dapat
dipertahankan hingga akhir elusi.

Senyawa organik polar akan lebih mudah larut dalam air dari pada
dalam zat cair organik. Oleh karena itu, gerakan komponen akan lambat
jika digunakan pelarut anhidrida, namun penambahan air dalam eluen
akan menyebabkan komponen-komponen dalam sampel akan bergerak
mengikuti gerakan eluen. Beberapa contoh dari macam-macam
campuran eluen dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Beberapa contoh campuran


eluen

✓ CARA KERJA KROMATOGRAFI


KERTAS
Setetes larutan cuplikan yang
mengandung campuran yang akan
dipisahkan ditotolkan pada daerah yang
telah diberi tanda di atas sepotong kertas
kromatografi dimana totolan tersebut
akan meluas membentuk noda yang
bulat. Bila noda telah kering, kertas
dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung,
dimana totolan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang telah dipilih
sebagai fasa gerak. Totolan noda tidak boleh tercelup karena apabila
tercelup berarti senyawa yang dipisahkan akan terlarut dari kertas.

Pelarut bergerak melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler


dan menggerakkan komponen-komponen dari campuran cuplikan pada
perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Perlu diperhatikan bahwa
permukaan dari kertas jangan sampai terlalu basah dengan pelarut
karena akan menyebabkan daerah noda menjadi kabur atau bahkan
tidak akan terpisah sama sekali.

Apabila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup


jauh atau setelah waktu yang ditentukan, maka kertas diambil dari
bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan
lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna,
maka senyawa tersebut akan terlihat sebagai pita-pita atau noda-noda
seperti Gambar 2.

Gambar 2. Senyawa yang terpisah sebagai pita-


pita atau noda-noda pada kertas kromatogram

✓ TEKNIK ELUSI (PENGEMBANGAN) PADA


KROMATOGRAFI KERTAS
Terdapat berbagai teknik elusi pada
kromatografi kertas, yaitu:
o Kromatografi Kertas Satu Arah
• Metode Ascending (Penaikan)
Pada metode ini, eluen diletakkan di
bagian bawah bejana kemudian kertas
dicelupkan di atasnya. Eluen akan merambat
ke atas dengan gaya kapiler dan laju
perambatan yang pelan dan semakin lama akan semakin menurun
karena pengaruh dari gaya berat. Namun demikian, perambatan yang
pelan akan memperbesar kemungkinan untuk tercapainya
kesetimbangan sehingga menghasilkan pemisahan yang baik.
Gambar 3. Kromatografi kertas metode
ascending

• Metode Descending (Penurunan)


Pada metode penurunan, eluen
ditempatkan di bagian atas kemudian
perambatan noda dan eluen memiliki arah
menuruni kertas. Rangkaian alat
kromatografi kertas metode menurun
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.
Kromatografi
kertas metode
descending

• Metode Mendatar (Radial)


Pada metode mendatar, kertas yang
digunakan berbentuk bulat kemudian
dibagi menggunakan pensil sejumlah
totolan yang akan dibuat dilebihkan satu.
Salah satu bagian tersebut kemudian dipotong menuju titik tengah
kertas tetapi tidak sampai terputus. Potongan tersebut nantinya akan
berfungsi sebagai sumbu untuk merambatkan eluen ke bagian tengah
kertas. Garis awal rambatan yang akan diberi totolan dibuat
menggunakan jangka. Rangkaian alat kromatografi kertas metode
mendatar dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Kromatografi kertas metode mendatar

o Kromatografi Kertas Dua Arah (Dua Dimensi)


Pada metode ini, elusi dilakukan secara
berturut-turut dalam dua arah yang saling tegak
lurus. Kertas berbentuk persegi dan sampel
ditotolkan pada salah satu sudut.terdapat dua
macam eluen yang digunakan pada kromatografi
kertas metode ini. Elusi pertama dilakukan dengan
campuran eluen pertama. Setelah itu lembaran
kertas diambil dan dikeringkan kemudian dielusi dengan eluen yang
kedua, dengan posisi kertas diputar 90o. Dengan cara ini, komponen
yang tidak terpisah secra maksimal pada elusi yang pertama, akan
terpisah dengan lebih baik pada elusi kedua.

Metode ini digunakan untuk memisahkan sampel dengan


komponen yang banyak dan memiliki nilai Rf berdekatan antara
komponen yang satu dengan yang lainnya, misalnya asam-asam
amino. Kromatografi kertas dua arah diperlihatkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Kromatografi kertas metode dua dimensi

✓ IDENTIFIKASI SENYAWA
Terdapat dua macam noda yang harus
diidentifikasi pada kromatografi kertas, yaitu noda
berwarna dan noda yang tidak berwarna. Untuk noda
yang berwarna dapat diamati dan diidentifikasi secara
langsung, sedangkan untuk noda yang tidak
berwarna perlu diberikan perlakuan tambahan agar
dapat diidentifikasi.
Noda yang tidak berwarna dapat diidentifikasi
dengan cara berikut ini:

❖ Secara fisika
Identifikasi noda secara fisikas dilakukan dengan melakukan
pengamatan di bawah sinar UV dengan panjang gelombang yang
digunakan adalah 370 nm dan 254 nm.

❖ Secara kimia
1. Penyemprotan
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan pereaksi
sehingga noda yang terdapat pada kertas menjadi berwarna. Bahan
yang biasa digunakan: etanol, propanol, n-butanol, kloroform.
Larutan ninhidrin digunakan untuk mendeteksi asam amino, baru
memberikan warna setelah 24 jam.

2. Pencelupan
Pencelupan dilakukan dengan menggunakan pereaksi yang
dimasukkan dalam bejana yang dangkal kemudian lembaran kertas
dicelupkan di dalamnya. Bahan yang digunakan sama dengan
bahan yang digunakan pada penyemprotan.

Berbagai macam bahan yang dapat digunakan untuk deteksi


noda secara kimia dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Macam pereaksi warna


beserta penggunaannya

✓ PENGOLAHAN DATA PADA


KROMATOGRAFI KERTAS
Identifikasi noda-noda pada
kromatogram dapat dilakukan dengan
menentukan harga Rf (retardation
factor) dari masing-masing noda tersebut.
Nilai Rf merupakan rasio jarak tempuh suatu komponen pada
kromatogram dengan jarak tempuh eluen. Nilai Rf dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan berikut ini:
Nilai Rf dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
1) Pelarut
Jenis pelarut dan komposisi dari pelarut dapat mempengaruhi
nilai karena akan mempengaruhi koefisien partisi
2) Suhu
Perubahan suhu berpengaruh terhadap nilai Rf karena
perubahan suhu akan menyebabkan terjadinya perubahan koefisien
partisi dan kecepatan aliran
3) Ukuran bejana
Volume bejana mempengaruhi homogenitas atmosfer sehingga
mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen
pelarut. Jika bejana besar, bisa menyebabkan perambatan menjadi
lebih lama.
4) Jenis kertas
Pori-pori kertas dan ketebalan kertas akan mempengaruhi
perambatan sehingga berpengaruh terhadap nilai Rf.
5) Sifat campuran
Karakteristik komponen yang akan dipisahkan mempengaruhi
nilai Rf sebab kelarutan dalam eluen dan partisi komponen-komponen
tersebut di antara fasa tetap dan fasa gerak berbeda-beda sehingga
nilai Rf dari masing-masing komponen akan berbeda pula.

✓ KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KROMATOGRAFI KERTAS


Kromatografi kertas merupakan metode analisa kualitatif senyawa
sederhana. Kelebihan kromatografi kertas adalah sebagai berikut:
1. Tidak diperlukan peralatan yang teliti dan mahal
2. Dapat diperoleh hasil yang baik walaupun dengan peralatan dan
materi yang sederhana
3. Senyawa yang terpisah dapat dideteksi pada kertas dan diidentifikasi

Selain memiliki kelebihan-kelebihan seperti tersebut di atas,


kromatografi kertas juga memiliki kekurangan-kekurangan di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Banyaknya permasalahan menyangkut cara pemasukan fasa gerak,
perambatan fasa gerak, dan penggumpalan
2. Membutuhkan waktu lama
3. Keterbatasan parameter senyawa yang diuji

✓ APLIKASI KROMATOGRAFI KERTAS


Kromatografi kertas banyak digunakan sebagai alat dalam
penelitian dan analisa. Beberapa penerapan dari kromatografi kertas
adalah sebagai berikut:

➢ Penemuan senyawa-senyawa dalam tanaman


➢ Analisa logam-logam dalam tanah
➢ Pemisahan alkaloid (senyawa yang mengandung substansi dasar
nitrogen basa, biasanya dalam bentuk cincin heterosiklik, banyak
terdapat pada tanaman)
➢ Pemisahan asam lemak
➢ Analisa bahan tambahan makanan pada makanan dan AMDK
➢ Pengujian rutin urine dan cairan-cairan lainnya yang mengandung
asam-asam amino dan gula (untuk diagnosa suatu penyakit)
➢ Teknik Preparasi Sampel (Bagian 1)
Teknik preparasi sampel adalah bagian dari proses analisis yang
sangat penting. Mengapa? Karena teknik preparasi sampel adalah proses
yang harus dilakukan untuk menyiapkan sampel sehingga siap untuk
dianalisis menggunakan instrumentasi yang sesuai. Secara umum proses
analisis minimal mempunyai 5 langkah, yaitu sampling (pengambilan
sampel), preservasi sampel (penyimpanan sampel), preparasi sampel
(penyiapan sampel), analisis (pengukuran), interpretasi data (analisis data),
dan pembuatan laporan analisis. Kesalahan pada salah satu tahap pada
proses analisis akan menyebabkan terjadinya kesalahan hasil analisis.
Akibatnya akan dihasilkan data hasil analisis yang tidak valid.

Teknik preparasi sampel dilakukan dengan tujuan khusus untuk


memisahkan analit dari matriks sampel yang sangat komplek, memekatkan
analit sehingga diperoleh analit dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari
semula, dan mengubah analit menjadi senyawa lain yang dapat dianalisis
dengan instrumentasi yang tersedia. Proses yang terakhir ini disebut
derivatisasi. Pengubahan senyawa menjadi senyawa lain dimaksudkan
untuk:
1. meningkatkan sensitivitas pengukuran, misalnya pengukuran secara
spektrofotometri ion besi secara spektrofotometri tentu menghasilkan
hasil yang lebih sensitif jika ion besi diubah menjadi ion Fe(II) dan
direaksikan dengan orto fenantroline atau jika ion besi (III) direaksikan
dengan ion tiosianat. Hal ini disebabkan reaksi antara ion besi dengan
pengomplek tersebut akan menghasilkan senyawa komplek baru yang
berwarna.
2. menghasilkan senyawa yang lebih volatil, misalnya asam lemak yang
berantai panjang tentunya lebih sulit dianalisis dengan kromatografi gas
(GC) karena titik didihnya relatif tinggi. Untuk menurunkan titik
didihnya maka asam lemak tersebut direaksikan dengan alkohol (metano
atau etanol) sehingga terbentuk metil ester atau etil ester yang titik
didihnya lebih rendah.
3. menghasilkan senyawa yang lebih termo stabil, misalnya analisis
senyawa dengan GC memungkinkan terjadinya degradasi senyawa oleh
pemanasan di injection port. Oleh karena itu analit harus direaksikan
dengan senyawa lain sehingga terbentuk senyawa baru yang termo stabil.

Selain itu teknik preparasi sampel dapat dilakukan dengan


melarutkan analit ke dalam pelarut yang sesuai, misalnya analit berupa
senyawa organik yang terlarut dalam air dapat dipindahkan ke dalam
pelarut organik dengan teknik ekstraksi. Dengan teknik ini, maka analit
dapat dipisahkan dari matrik yang komplek, dapat dipekatkan dan
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.

Selanjutnya teknik preparasi sampel dapat juga digunakan untuk


meningkatkan selektivitas pengukuran. Misalnya analisis senyawa yang
mempunyai isomer optik/ senyawa kiral. Senyawa kiral (R dan S atau D
dan L) dapat dipisahkan dengan menggunakan kolom kiral yang berbasis
siklodektrin atau molecular imprinting polymer (MIP).
➢ Preparasi dalam analisis kimia [pentingnya persiapan sampel
dalam analisa kimia di laboratorium]
Preparasi merupakan tahap yang wajib dilewati dalam menganalisa
suatu sampel di laboratorium. Pada analisa kimia di laboratorium untuk
beberapa jenis sampel diperlukan preparasi awal (persiapan sampel)
sebelum di analisa. Preparasi ini menjadi bagian sangat penting dalam
suatu analisa, sehingga harus dilakukan dengan baik.

✓ Apa pengertian dari preparasi sampel?


Preparasi sampel adalah proses persiapan suatu sampel agar layak
untuk di uji di laboratorium. Maksudnya adalah preparasi disini
bertujuan untuk mempersiapkan suatu zat yang akan di analisis di
laboratorium. Hal ini disebabkan, dalam analisa kimia terkadang
terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum sampel tersebut
di uji, antara lain ukuran sampel harus sekian mesh atau mikrometer.
Jadi, sampel yang akan di analisa harus memiliki ukuran yang sesuai
dengan standar yang menjadi metode dalam analisa tersebut, sehingga
hasil analisa menjadi akurat dan presisi.

✓ Bagaimana teknik preparasi sampel?


Teknik preparasi sampel bertujuan untuk mempersiapkan sampel
agar siap uji. Berikut merupakan urutan preparasi sampel yang biasa
dilakukan dalam melakukan pengujian/penelitian :

1. Pengambilan sampel
Hal pertama adalah pengambilan
sampel. Sampel di ambil dari lokasi
yang telah ditentukan sebelumnya.
Contohnya untuk pengambilan
sampel daun dapat dilakukan di
hutan koservasi misalnya. Sampel
yang di ambil jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan analisa. Kalau
untuk pengambilan sampel/contoh
daun bisa dilakukan dengan cara HUTAN
biasa yaitu menggunakan tas plastik
sebagai wadah. Berbeda dengan sampel air yang menggunakan botol
tertentu.
.
2. Pengeringan sampel
Selanjutnya dalam rangkaian
penelitian, setelah sampel diambil maka
dilakukan pengeringan. Pengeringan
disini dilakukan untuk mengurangi kadar
air dalam sampel. Pengeringan dilakuka n
dengan metode kering angin (di angin-
anginkan). Proses ini diharapkan mampu
mengurangi kadar air dalam sampel,
sehingga proses selanjutnya akan
berjalan dengan baik. Adapun untuk Contoh yang dikering anginkan
sampel yang lain, menggunakan oven
3. Penggilingan sampel
Setelah sampel dirasa kering, dan
airnya terlihat sudah menyusut maka
dilakukan penggilingan untuk memperkecil
ukuran sampel. Hal ini bertujuan untuk
memperbesar luas permukaan dari sampel
sehingga mudah di analisa lebih lanjut.
Penggilingan dilakukan menggunakan
mesin penggiling.

Penggiling
4. Pengayakan
Setelah digiling maka didapatkan
sampel yang telah halus. Namun untuk
memisahkan ukurannya dilakukan
pengayakan/screening. Hal ini bertujuan
untuk memisahkan ukuran sampel
berdasarkan ukurannya.

Ini merupakan langkah preparasi


yang terakhir. Setelah di ayak maka
kita akan mendapatkan sampel dengan Ayakan
ukuran yang sesuai SOP dalam analisa.

➢ Preparasi Sampel
✓ Penarikan Sampel (Sampling)
• Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk
penyelidikan analitis
• Sampel dapat berupa zat cair, padat dan gas
• Masing-masing kondisi sampel terdapat teknik-teknik yang spesifik
untuk pengambilan sampel agar diperoleh sampel yang representatif.

✓ Sampel Gas
• Sampel berbentuk gas cukup homogen
• Sampel dialirkan ke dalam tabung tertutup yang dilengkapi katup-
katup dan kran-kran serta pipa-pipa penghubung.
• Tabung tersebut dilengkapi pengontrol tekanan dan temperatur
✓ Sampel Cair
• Sampel cair yang akan diambil dihomogenkan terlebih dahulu dengan
cara pengadukan.
• Pengambilan sampel cair dalam badan air di bumi dilakukan dengan
disesuaikan analit yang akan ditentukan, misalnyapengambilan
sampel permukaan, kedalaman tertentu dan dasar badan air.

✓ Sampel Padat
• Sampel berbentuk padat mempunyai
tingkat homogenitas yang rendah.
• Salah satu pengambilan sampel
berbentuk padat adalah dengan
melakukan penggerusan dan dicampur
sampai homogen.

✓ Penimbangan Sampel
• Dilakukan dengan neraca analitik yang dilengkapi botol timbang.
• Sampel yang telah ditimbang disimpan di dalam desikator.

✓ Perlakuan Sampel
• Reaksi Kering :
sejumlah uji yang
dilakukan dalam
keadaan kering, tanpa melarutkan sampel.
• Meliputi: pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi, uji
manik boraks dan uji manik fosfat
• Reaksi basah: Sejumlah uji yang dilakukan dengan mereaksikan zat-
zat dalam larutan.
• Reaksi berlangsung ditandai dengan terbentuknya endapan,
perubahan warna, perubahan suhu dan terbentuknya suatu gas.
• Beberapa alat yang digunakan adalah: tabung reaksi, gelas piala, labu
erlenmeyer, batang pengaduk dan botol cuci.

✓ Penyediaan dan Penyimpanan Larutan Standar/Regensia


• Jenis larutan standar/regensia dikelompokkan menjadi:
1. Lar. Regensia dengan konsentrasi kira-kira
2. Lar. Standar yang konsentrasinya diketahui dengan pasti(AR)
3. Lar. Standar primer
4. Lar. Standar skunder
✓ Destruksi Basah
• Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat
baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan
menggunakan zat oksidator.
• Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara
lain asam nitrat, asam sulfat, asam perklorat, dan asam klorida.
• Semua pelarut tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun
campuran.

✓ Contoh cara destruksi basah


• Sebanyak 1 gram sampel sayuran dimasukkan ke dalam gelas beker
100 mL
• Ditambahkan larutan aqua regia atau campuran HNO3pekat : HCl
pekat (1:3) sebanyak 3 mL.
• Dipanaskan di atas hotplate selama kurang lebih 30 menit sampai
tidak terbentuk gas.
• Setelah semua sampel terdestruksi dan terbentuk larutan kemudian
disaring dan disimpan di dalam botol sampel.
• Diperoleh larutan sampel hasil destruksi basah siap dianalisis.

✓ Destruksi Kering
• Destruksi kering merupakan perombakan organic logam di dalam
sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan
sampel dalam muffle furnace dan memerlukan suhu pemanasan
tertentu.
• Pada umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan suhu
pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini sangat tergantung pada
jenis sampel yang akan dianalisis.

✓ Contoh cara destruksi kering


• Ditimbang sampel sebanyak 1 gram tempatkan pada cawan porselin.
• Diuapkan dengan oven sampai temperatr 105 –110 oC selama
30menit.
• Diabukan didalam tanur selama 8 jam pada suhu 450 oC sampai
sampel mengering.
• Sampel yang telah mejadi abu, kemudian ditambahkan HCl 10 M
sebanyak 2 mL.
• Kemudian dipanaskan di atas hotplate sampai abu larut.
• Abu yang telah larut kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 50
mL kemudian diencerkan dengan larutan HNO30,1 M sampai tanda
batas.
• Larutan siap dianalisis.

Anda mungkin juga menyukai