Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb,

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Farmasi Fisik ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini mungkin kami mengalami kesulitan dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan wawasan serta pola pikir kami. Namun berkat keyakinan, keinginan, dan usaha dengan sungguh-sungguh akhirnya semua hambatan itu dapat kami atasi dengan baik. Kami menyadari sedalam-dalamnya bahwa kami tidaklah sempurna dalam pembuatan makalah ini. Dengan demikian kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memenuhi persyaratan dalam Praktikum Farmasi Fisik ini dan dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca l ainnya. Tidak lupa kami berterimakasih kepada rekan -rekan yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan Makalah ini.

Wassalamualaikum Wr Wb, Bandung, Penyusun Januari 2010

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................ ................................ ......................... 2 DAFTAR ISI ................................ ................................ ................................ ...... 3 BAB I PENDAHULUAN................................ ................................ ..................... 4 1.1 Larat Belakang ................................ ................................ ................. 4 1.2 Tujuan ................................ ................................ .............................. 4 1.3 Pembatasan Masalah................................ ................................ ....... 5 1.4 Metode Penelitian ................................ ................................ ............ 5 BAB II TEORI & PEMBAHASAN ................................ ................................ ...... 6 1. BAKTERI ................................ ................................ ......................... 6 2. Uji IMViC. ................................ ................................ .......................... 9 BAB III PENUTUP ................................ ................................ ............................ 15 Kesimpulan ................................ ................................ ........................... 15 DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ .......................... 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dibidang Farmasi pada umunya sering terikat dengan fenomena fenomena yang terkait dengan reaksi kimia maupun fisika, salah satu fenomena yang sering muncul yaitu fenomena yang berhubungan dengan kelarutan. Kelarutan adalah sebuah peristiwa yang tidak lepas dalam suatu reaksi kimia, kelarutan merupakan interaksi dua zat / molekul atau lebih sehingga terdapat kemungkinan kemunginan kimia, yaitu bereaksi, bercampur, atau tidak bercampur. Ksp atau Hasil Kali Kelarutan (solubility product constant) merupakan suatu istilah yang digunakan terhadap suatu reaksi kimia yang yang berhubungan terhadap kelarutan suatu zat, dimana reaksi tersebut mempunyai nilai yang akan menentukan interaksi dari suatu larutan. Hal tersebut sering digunakan dalam berbagai hal dibidang F armasi. Untuk itu dalam pembuatan makalah ini akan dijelaskan tentang hal hal yang berhubungan dengan Ksp atau Hasil Kali Kelarutan solubility product constant) agar dapat memahaminya lebih jelas.

1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:  Untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Farmasi Fisik.  Mempelajari tentang Kelarutan  Memberikan pengetahuan tentang Hasil Kali Kelarutan .  Mengetahui persamaan ataupun reaksi yang berhubungan dengan Hasil Kali Kelarutan (Ksp).  Mempelajari perhitungan Ksp / hasil kali kelarutan.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam

penulisan

makalah

ini,

penulis

membatasi

masalah

pada

pembahasan mengenai Farmasi Fisik mencakup tentang Hasil Kali Kelarutan baik itu secara Fisika dan Kimia, tidak lepas dari bidang Farmasi dan teori serta faktor-faktor yang berkaitan dengan pembahasan tersebut.

1.4 Metode Penelitian

Pengumpulan data yang didapatkan dari berbagai sumber, diantaranya : dari internet dan bu ku tentang Farmasi Fisik, serta berbagai sumber yang mendukung dalam pembuatan makalah ini.

BAB II ISI
(Teori dan Pembahasan)

1. Kelarutan Dua zat atau lebih disebut bercampur bila pertikelnya tersebar sehingga saling bersentuhan. Bila campuran itu membentuk satu fasa disebut larutan . Komponen yang jumlahnya besar disebut pelarut, sedangkan komponen yang jumlahnya kecil disebut terlarut. Komposisi komponen larutan disebut konsentrasi, yaitu perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut. Komposisi dapat dinyatakan dalam fraksi mol, molar, molal, normal, persen, dan ppm (part permollion). Apa yang dimaksud dengan kelarutan? Kelarutan pada dasarnya sama dengan molaritas maksimum. Masih ingat tentang molaritas atau konsentrasi? Molaritas sama halnya dengan kepadatan partikel dalam ruang. kepadatan part ikel maksimum disebut kelarutan. Jumlah partikel yang dapat ditampung oleh pelarut itulah yang disebut sebagai kelarutan. Paham? analogikan dengan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk dibagi luas wilayah. Jumlah penduduk maksimum y ang masih dapat ditampung di suatu wilayah dinamakan dengan "kelarutan". Jika suatu larutan sudah mencapai molaritas maksimum, maka dalam larutan akan terjadi endapan . Jadi dapat dikatakan kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumah pelarut. Kelarutan dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, umumnya bila suhu naik maka kelarutan bertambah. Tekanan gas diatas suatu cairan berpengaruh terhadap kelarutan gas. Makin besar tekanan parsial suatu gas diatas permukaan cairan makin besar kelarutannya dalam cairan tersebut.

2. Ksp / Hasil Kali Kelarutan ( solubility product constant) Senyawa ion bukanlah molekul tunggal (seperti snyawa kovalen), tetapi berupa molekul raksasa berwujud padat dan dapat larut dalam air. Bagian yang larut telah dipecah oleh air menjadi ion yang disebut terhidrasi, sedangkan yang tidak larut akan mengendap didasar berupa padatan. Senyawa ion ada yang mudah larut dalam air dan ada yang sukar. Sebenarnya cukup sulit dalam membedakan kedua kelompok ini, tetapi yang kelarutannya lebih kecil dari 0,1 garam dalam 100 ml air termasuk yang sukar larut dalam air dan akan jatuh kedasar sebagai padatan. Jika sebutir senyawa yang sukar larut (misalkan AgCl) dmasukan kedalam air akan jatuh kedasar bejana dan terlihat tidak larut. Akan tetapi sesungguhnya ada sebagian kecil yang larut dan membentuk kesetimbangan ion dengan yang tidak larut.

AgCl (s)

Ag+ (Aq) + Cl- (Aq)

Sehingga Kc = [Ag+] [Cl-] [AgCl] Karena AgCl padat dan dapat dianggap konstan, maka

Kc [AgCl] = Ksp = [Ag+] [Cl-]

Ksp disebut Konstanta Hasil Kali Kelarutan ( solubility product constant ), yaitu hasil kali konsentrasi tiap ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing masing. Atau Ksp = HKK = hasil perkalian [kation] dengan [anion] dari larutan jenuh suatu elektrolit yang sukar larut menurut kesetimbangan heterogen. Kelarutan suatu elektrolit ialah banyaknya mol elektrolit yang sanggup melarut dalam tiap liter larutannya.

Ksp senyawa dapat ditentukan dari percobaan labolatorium dengan mengukur kelarutan (massa senyawa yang dapat larut dalam tiap liter larutan) sampai keadaan tepat jenuh. Dalam keadaan itu, kemampuan pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan zat terlarut. Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit akan menjadi endapan. Larutan tepat jenuh dapat dibunag dengan memasukan zat kedalam pelarut sehingga lewat jenuh. Endapan disaring dan ditimbang untuk menghitung massa yang terlarut.

Beberapa nilai Ksp / Hasil Kali Kelarutan (solubility product constant) senyawa pada 25 o C
Senyawa Ksp

Al(OH)3 BaCO3 BaCrO4 BaF2 BaSO4 CdS CaCO3 CaF2 CaSO4 CoS CuS Cu2S Fe(OH)2 Fe(OH)3

2 x 10-33 8,1 x 10 -9 2,4 x 10 -10 1,7 x 10 -6 1,5 x 10 -9 3,6 x 10 -29 9 x x 10-10 1,7 x 10 -10 2 x 10-4 7 x 10-23 8,5 x 10 -36 2 x 10-47 2 x 10-15 2 x 10-36

3. Pembahasan Telah dijelaskan bahwa Ksp = HKK = hasil perkalian [kation] dengan [anion] dari larutan jenuh suatu elektrolit yang sukar larut menurut kesetimbangan heterogen, jadi hal tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan sebuah Rx : Bila sejumlah garam AB yang sukar larut dimasukkan ke dalam air maka akan terjadi beberapa kemungkinan: - Garam AB larut semua lalu jika ditambah garam AB lagi masih dapat larut larutan tak jenuh.

- Garam AB larut semua lalu jika dita mbah garam AB lagi tidak dapat larut larutan jenuh. larutan kelewat jenuh.

- Garam AB larut sebagian

Kelarutan suatu elektrolit ialah banyaknya mol elektrolit yang sanggup melarut dalam tiap liter larutannya. Contoh: AgCl(s) Ag+(aq) + Cl -(aq)

K = [Ag+] [Cl-]/[AgCl] K . [AgCl] = [Ag+][Cl-] KspAgCl = [Ag+] [Cl-] Bila Ksp AgCl = 10-10 , maka berarti larutan jenuh AgCl dalam air pada suhu 25oC, Mempunyai nilai [Ag +] [Cl-] = 10-10

Jadi Hasil kali kelarutan (Ksp) dapat dinyatakan sebagai: Ksp = [Am+]vA x [Bn-]vB Jadi dapat dinyatakan bahwa dalam larutan jenuh suatu elektrolit yang sangat sedikit larut, hasil kali konsentrasinya untk setiap ion -ion tertentu adalah konstan, dengan konsentrasi ion dipangkatkan dengan bilangan yang sama dengan jumlah masing-masing ion bersangkutan yang dihasilkan oleh disosiasi dari satu molekul elektrolit. Nilai hasil kali kelarutan ditentukan dengan berbagai metode. Tetapi, berbagai metode itu tidak selalu memberi hasil yang konsisten (Vogel, 1990)

Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion d alam larutan, apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan membandingkan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan, kriterianya adalah sebagai berikut :  Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing masing kurang dari nilai Ksp maka laruta n belum jenuh dan tidak terjad i endapan.  Apabila hasil kali ion -ion yang dipangkatkan koefisiennya masing -masing sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tepat jenuhnamun tidak terjadi endapan.  Apabila hasil kali ion -ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan (Syukri, 1999). Hubungan antara kelarutan dengan Ksp yaitu Ksp dapat menentukan kelarutan dan kelarutan dapat pula dihitung dari tabel Ksp. Pengaruh io n senama, sejak ini larutan jenuh yang mengandung ion -ion yang berasal dari satu sumber padatan murni. Kelarutan senyawa ion yang sedikit larut semakin rendah kelarutannya dengan kehadiran yang memberikan ion senama. Pengaruh ion senama dalam kesetimbangan kelarutan adalah misalnya larutan yang jernih dengan penambahan sedikit larutan yang mengandung ion senama akan menurunkan kelarutan zat, dan kelebihan terlarut mengendap. Pengaruh ion senama lebih dikenal dengan istilah pengaruh garam. Kelarutan meningka t apabila terjadi pembentukan pasangan ion dalam larutan. Faktor yang lebih nyata dari pasangan ion adalah jika ion yang berperan serta dalam kesetimbangan kelarutan secara bersamaan terlibat dalam kesetimbangan asam basa atau ion kompleks. Maka nilai Ksp tergantung pada suhu (Underwood, 1998).

Anda mungkin juga menyukai