Anda di halaman 1dari 50

Hukum Termodinamika I.

Hukum termodinamika I menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan


atau dimusnahkan, namun energi hanya bisa diubah dari satu bentuk energi ke energi
lainnya. Proses perubahan energi disebut dengan kerja. Persamaan hukum
Termodinamika dinyatakan dengan rumus sebagai berikut;
∆ U =Q+W … … … …( Pers .1)
dU =dQ+dW … …( Pers . 2:untuk perubahan energi yang kecil)
dW =− PdV … .. ( Pers .3 )
dH =dU + PdV +VdP … … ( Pers .4 )
dU =Cv dT … … .(Per .5)
dH =Cp dT … …(Pers .6)
bernilai positif apabila kalor ditransfer dari lingkungan ke sistem, namun ketika
kalor ditransfer dari sistem ke lingkungan maka nilai Q adalah negatif. Kerja (W)
bernilai positif apabila kerja dilakukan oleh sistem ke lingkungan dan Kerja akan
bernilai negatif apabila dilakukan oleh lingkungan ke sistem. Energi dalam bersifat
ekstensif dan tidak dapat diukur secara langsung. Hukum pertama termodinamika
mendefinisikan perubahan energi internal sebagai perbedaan antara energi yang
ditambahkan ke sistem sebagai panas dan kerja termodinamika yang dilakukan oleh
sistem ke lingkungannya. Jika dinding sistem tidak melewatkan materi atau sistem
maka tidak ada perubahan energi internal (∆ U =0 ¿.
Proses reversible adalah proses yang arahnya dapat dibalik, ha ini
dikarenakan adanya perubahan infinitisimal (perubahan yang nilainya sangat kecil
sekali dari kesetimbangan) dari kondisi eksternal. Terdapat beberapa keadaan dalam
sistem reversible yaitu Isokhorik (volume tetap), isobarik (tekanan tetap), adiabatik
(tidak ada kalor yang keluar masuk atau tidak ada panas yang ditransfer dari sistem
ke lingkungan maupun sebaliknya), isotermis (tidak ada perubahan suhu) dan proses
politropis (proses termodinamika yang memenuhi PV δ = konstan). Pembahasan dari
masing-masing proses tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Isokhorik.
Pada proses isokhorik tidak ada perubahan volume (dV =0) oleh
karena itu berlaku rumus sebagai berikut:
dU = dQ – PdV W = PdV dH = dU + PdV + VdP
dU = dQ - P(0) W = P(0) dH = dU + VdP
dU = dQ = Cv dT W=0
2. Isobarik.
Pada proses isobarik tidak ada perubahan tekanan (dP=0) oleh karena
itu berlaku rumus sebagai berikut:
W= -PdV dH = dU + PdV + VdP dH = Cp dT
dU = dQ - PdV dH = dU + PdV + V(0)
dQ = dH = dU + PdV dH = dQ = dU + PdV
3. Isotermis.
Pada proses isotermis tidak ada perubahan suhu (dT = 0 dan dU =0)
oleh karena itu berlaku rumus sebagai berikut:
W = -PdV dU = dQ – PdV
V2 V2
W = - nRT¿ ( )
V1
dU = dQ – nRT ¿(
V1
)

dH = dU + PdV + VdP
V2 P2
dH = dU + RTln ( )
V1
+ RTIn ( )
P1

4. Adiabatik.
Proses adiabatik merupakan suatu proses termodinamika dimana
tidak ada transfer kalor dari lingkungan ke sistem atau dari sistem ke
lingkungan (dQ = 0). Proses adiabatik memenuhi persamaan (PV γ ) dimana

Cp
γ= >1. Pada proses adiabatik terjadi perubahan tekanan, volume dan
Cv
suhu maka konsep dasar rumusnya dapat dilihat sebagai berikut:P
dQ = dU – dW.
dQ = Cv dT – (-PdV) (Jika tekanan tetap)
V2
dQ = CvdT + RT ¿ ( )
V1

V2
CvdT = -RT¿ ( )
V1
V2
dT
=
− R∈
( )
V1
T Cv
V2
T2
dT T − R∈ V
∫ T =∫ 1
1
( )
T 1
T
Cv 2

T2 − R V 2
¿ =
T 1 Cv

V1 ( )
R
T2 V
( )( )
T1
= 1
2
Cv

R Cp
T2 P P2 V
( )( ) ( )( )
T1
= 2
P1
Cp
dan
P1
= 1
V2
Cv

dH = Cp dT dan dU = Cv dT
Cp = Cv + R.
5. Proses Politropis.
Proses poloitropis merupakan proses yang memenuhi persamaan PV δ
1−δ
= konstan, atau TV δ − 1= konstan atau T P( ) δ
=konstan. Nilai untuk setiap
δ

proses berbeda-beda. Nilai δ untuk proses isobarik adalah 0, nilai δuntuk


proses isotermal adalah 1, nilai δ untuk proses adiabitik adalah γ , dan nilai δ
untuk proses isokhorik adalah tak hingga.
Kesetimbangan massa dan energi untuk proses termodinamika tidak hanya
terjadi di sistem tertutup, namun juga terjadi di sistem terbuka. Fluida dengan
volume terkontrol merupakan persamaan yang ditulis di dalam keseimbangan massa
dan energi di dalam suatu termodinamika. Selain volume sistem yang terkontrol ada
satu hal lagi yang mempengaruhi kesetimbangan massa dan energi yaitu fluida yang
masuk ke sistem dan keluar dari sistem. Pada keadaan tidak setimbang (non steady
state) sistem kontrol volume akan berubah (massa dan energi) seiring dengan
perubahan waktu. Perubahan massa dan energi disebabkan oleh adanya fluida yang
masuk dan keluar sistem. Massa yang masuk ke sistem akan bernilai positif
sedangkan massa yang keluar sistem bernilai negatif.
dm cv
=− ( ∆ m )fs
dt
∆ (m) fs =m3 − ( m2 +m1 )
dm cv
=∆ ( ρuA ) fs
dt
Jika sistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
m1
dm cv m3
dt
m2
Namun pada keadaan steady state atau dimana suatu sistem berada pada keadaan
setimbang, artinya ini bukan berarti bahwa tidak ada fluida yang masuk dan keluar
dari sistem fluida terkontrol, namun yang dimaksud dengan steady state (setimbang)
disini adalah massa fluida yang masuk akan sama dengan massa fluida yang keluar.
Akibatnya ∆ ( m )fs =0 , dan persamaannya berubah menjadi:
dm cv
=0
dt
Massa Fluida masuk = massa fluida keluar
m fluida∈¿=m fluida out ¿

ρ¿ u¿ A ¿= ρout u out A out


Karena ρ atau densitas merupakan massa per satuan volume dan telah disepakati
bahwa massa pada fluida masuk dan keluar sama maka hanya terjadi perbedaan pada
volumenya dan persamaan diatas dapat dituliskan sebagai berikut:
u¿ A ¿ uout Aout
=
V¿ V out
Konsep kesetimbangan energi hampir sama dengan kesetimbangan massa
yaitu aplikasinya pada sistem dengan volume terkontrol. Terdapat beberapa hal
yang diperhitungkan yaitu adalah Internal Energi, Preassure, Volume, Enthalphy
(H), Work dan Kalor (Q). Gambaran mengenai kesetimbangan energi dapat dilihat
sebagai berikut
1 2
laju persamaan energi masuk dapat dituliskan sebagai : (U ¿ ¿ ¿+ u ¿ + z ¿ g)m¿
2
1 2
Laju persamaan energi keluar dapat dinyatakan sebagai: (U ¿ ¿ out + uout + z out g) m¿
2
Laju energi netto : laju energi masuk dikurangi dengan laju energi keluar dan

1 2
dinyatakan sebagai berikut: − ∆(U ¿ ¿ ¿ − out + u¿ −out + z ¿− out g)m¿.
2
d ( mU )cv
Laju akumulasi energi : =¿
dt

1
− ∆(U ¿ ¿ ¿ − out + u2¿ −out + z ¿− out g) m+Q+ Work Rate .¿
2
Work Rate = − ∆ ( PV ) m+W .
d ( mU )cv
Laju akumulasi energi : =¿
dt

1
− ∆(U ¿ ¿ ¿ − out + u2¿ −out + z ¿− out g)m+Q+ W − ∆ (PV ) m. ¿
2
d ( mU )cv
Laju akumulasi energi : =¿
dt

1
− ∆((U ¿¿ ¿ −out + PV )+ u2¿− out + z ¿− out g)m+Q+W ¿
2
Entahlphy (H) = U + PV
d ( mU )cv 1 2
Laju akumulasi energi : =¿ − ∆( H + u¿ −out + z ¿− out g) m+Q+W atau:
dt 2
d ( mU )cv 1
+∆ (H + u 2¿− out + z ¿ −out g) m=¿ +Q+W
dt 2
Catatan Penting : Jika T dan P kembali ke keadaan semula maka ∆ H =0
Neraca energi untuk steady state:
d ( mU )cv
1. Pada keadaan steady state =0.
dt
2. Massa di dalam kontrol volume = konstan
3. Tidak ada perubahan sifat-sfat fluida didalam kontrol volume.
4. Tidak ada ekspansi di dalam kontrol volume.
5. Salah satunya usaha atau kerja yang ada adalah shaft work
Maka persamaan untuk neraca energi dapat dilihat sebagai berikut:
1
+ ∆( H + u2¿− out + z ¿−out g)m=¿ +Q+W
2

Contoh Soal:
1. Gas ideal dalam suatu sistem tertutup mengalami proses reversibel melalui
serangkaian proses:
a)Gas ditekan secara adiabatis dari keadaan awal 70℃ dan 1 bar sampai 150℃.
b)Kemudian gas didinginkan pada tekanan konstan sampai 70℃.
c)Akhirnya gas diekspansikan secara isotermal sampai dicapai kondisi awalnya
Hitung W, Q, ∆U, dan ∆H untuk tiap langkah proses dan juga untuk keseluruhan
proses. Data yang diketahui adalah:
CV= (3/2) R
CP= (5/2) R
Jawab :
Proses 1: Adiabatik
P1 = 1 bar. T2 = 150℃ .
T1 = 70℃ . P2=¿ ¿
V 1=8,31446 x 10−5 m 3 mol
¯ −1 ° K − 1 x 343,15 ° K :1 ¯¿ 0,0285 m3 .
− 1 −1,5
423,15° K
V 2= ((
343,15 ° K )
x ( 0.0285 ) 1,5 ) =0,0208 m
3

dQ = 0
dU = Cv dT
J J
dU = 1,5 x 8,314 x ( ( 150+273,15 ) ° K − ( 70+273,15 ) ° K )=997,68
molK mol
J
dW = dU =997,68 .
mol
J J
dH = 2,5 x 8,314 x ( 423,15 −343,15 ) ° K = 1662,80 .
molK mol
Proses 2: Isobarik
P2 = P3= 1,689 bar.
V 2 T 3 0,0208 x 343,15 3
V 3= = =0,016896 m
T2 423,15
J J
dH = 2,5 x 8,314 x ( 423,15 −343,15 ) ° K =−1662,80 .
molK mol
dH = dU + PdV
J Pa
− 1,689 x̄ 100000
dU = -1662,80 mol ¯¿ x ( 0,016896 − 0,0208 ) m3=− 997,68 J . ¿
mol
Pa
W = -PdV = -1,689 bar x 100000
¯¿ x ( 0,016896 −0,0208 ) m3=665,157 J ¿
mol
Q = dU+PdV
Q = -997,68 + -665,157 = -1662,80 J/mol
Proses 3: Isotermal
T4 = T3 = 343,15° K
V4 = V1 = 0,0285 m3
P4 = P1 = 1 bar
V4 J 0,0285 m3 J
W = -RTIn =− 8,314 x 343,15 K x∈ 3
=− 1494,653 .
V3 molK 0,016896 m mol
-dQ = -PdV
dQ = 1494,653 J/mol.
dH = 0 + RTIn

V4 P4 J J
( )V3
+ RT ∈ ( )
P3
=0+1494,653
mol
+8,314
molK
x 343,15 K x ln ¿ ¿

Total :
dH = 1662.80 J/mol -1662,80 J/mol + 0 J/mol =0 J/mol.
dU = 997,68 J/mol -997,68 J/mol = 0 J/mol.
dQ = 0 J/mol -1662,80 J/mol +1494,653 J/mol = -168,15 J/mol.
dW = 997,68 J/mol +665,157 J/mol – 1494,653 J/mol = 168,15 J/mol.

2. tank containing 20 kg of water at 293.15 K (20°C) is fitted with a stirrer that


delivers work to the water at the rate of 0.25 kW. How long does it take for the
temperature of the water to rise to 303.15 K (30°C) if no heat is lost from the water?
For water, Cp = 4.18 kJ kg-' "c-' .
Jawab :
KJ KJ
0,25 =20 Kg x 4,18 x ( 30 −20 ) ℃
s KgC
836 KJ
t= =3344 s atau0,929 jam.
KJ
0,25
s
3. Heat in the amount of 7.5 kJ is added to a closed system while its internal energy
decreases by 12 kJ. How much energy is transferred as work?
Jawab:
∆ U =Q+W
−12 KJ=7,5 KJ +W
W =−12 KJ − 7,5 KJ =−19,5 KJ .
4. Calculate the reversible work done in compressing 0.0283 m3 of mercury at a
constant temperature of 273.15 K(O°C) from 1 atm to 3000 atm. The isothermal
compressibility of mercury at 273.15 K(O"C) is where P is in atm and K is in atm.
Jawab:
1 atm x 0,0283 m 3 −6 3
V 2= =9,43 x 10 m .
3000 atm
J 9,43 x 10−6 m3 J
W =−8,314
molK
x 273,15 K ln (
0,0283 m 3 )
=18182,2
mol
.

5. A steel casting weighing 2 kg has an initial temperature of 773.15 K


(500°C); 40 kg of water initially at 298.15 K (25°C) is contained in a perfectly
insulated steel tank weighing 5 kg. The casting is immersed in the water and the
system is allowed to come to equilibrium. What is its final temperature? Ignore
any effect of expansion or contraction, and assume constant specific heats of 4.18
kJ kg-' K-' for water and 0.50 kJ kgp1 K-I.
Jawab:
0,50 KJ 4,18 KJ KJ
2 Kg x x ( 773,15− x ) K =40 Kg x x ( x −298,15 ) +5 Kg x 0,50 x ( x −298,15 ) K
KgK KgK KgK
KJ KJ KJ
773,15 KJ − x =167,2 x −49850,62 KJ +2,5 x −745,375 KJ
K K K
( 167,2 x + x +2,5 x ) KJ
( 773,15+49850,62+745,375 ) KJ=
K
KJ
170,7 x =51369,205 KJ
K

51369,205 KJ
x= =300,93 K =27,78℃ .
KJ
170,7
K
6. A stream of warm water is produced in a steady-flow mixing process by
combining 1.0 kg s-' of cool water at 298.15 K (25°C) with 0.8 kg s-' of hot
water at 348.15 K (75°C). During mixing, heat is lost to the surroundings at the
rate of 30 kW. What is the temperature of the warm-water stream? Assume the
specific heat of water constant at 4.18 KJ/KgK.
Jawab:
Qhot water = Qcold water + W.
Kg Kj Kg KJ 30 KJ
0.8 x 4,18 x ( 348.15 −t ) K =1 x 4,18 x ( t −298,15 ) K +
s KgK s KgK s
KJ KJ KJ KJ KJ
1164,214 − 3,344 t =4,18 t −1246.267 + 30
s Ks Ks s s
KJ KJ KJ
1216,267 +1164,214 =7,524 t
s s Ks
KJ
1216,267
s
t= =316,385 K
KJ
7,524
Ks
t=43,235℃ .
7. Water at 301.15 K (28°C) flows in a straight horizontal pipe in which there is no
exchange of either heat or work with the surroundings. Its velocity is 14 m s-' in
a pipe with an internal diameter of 2.5 cm until it flows into a section where the
pipe diameter abruptly increases. What is the temperature change of the water if
the downstream diameter is 3.8 cm? Cp 4,18 KJ/KgK
Jawab :
u1 A 1=u2 A 2
m 1
14 x 3,14 x x 2,5 cm x 2,5 cm
s 4 m
u2 = =6,059 .
1 s
3,14 x x 3,8 cm x 3,8 cm
4
1 1
H 1 + u21=H 2 + u22
2 2
m 2 1 2
1 m
H 1 − H 2=
2 (
6,059
s ) ( )
− 14
2 s
m2 m2
H 1 − H 2=18,359 − 98
s2 s2
m2
H 1 − H 2=−79,641
s2
H 1 − H 2=c p T 1 −c p T 2

m2 Kg m 2
−79,641 =4180 ( T 1 −T 2)
s2 s2 KgK
m2 m2
−79,641 =4180 ( T 1 −T 2 )
s2 s2 K
m2
− 79,641 2
s
(T 1− T2)= 2
=−0,01905 K
m
4180 2
s K
T 2=− ( − 301,15− 0,01905 ) K =301,169 K
8. Fifty (50) kmol per hour of air is compressed from PI = 1.2 bar to P2 = 6.0 bar in a steady-
flow compressor. Delivered mechanical power is 98.8 kW. Temperatures and velocities

7
are:Estimate the rate of heat transfer from the compressor. Assume for air that Cp = R and
2
that enthalpy is independent of pressure. (

m m
t 1=300 K ; t 2=520 K ; u1=10 ; u =3,5 .
s 2 s
Jawab :
Keterangan Mr udara didapat dari mengasumsikan bahwa udara terdiri dari 71%N 2 dan
29%O2.

( ∆ Hm+ ( 12 (u −u ) m)) 1t =Q+ W


2
2
2
1

( C p ( t 2 −t 1 ) n+ ( 12 (u −u ) m)) 1t =Q+W
2
2
2
1

7 J Kmol 1 m m 2 Kmol Kg
( 2
8,314
molK
( 520 K −300 K ) 50 +
3600 s 2
3,5 − 10
s s ((
50
3600 s )
x 29,16
Kmol
=Q+9 ))
Kg m2 Kgm2 Kg m2
( 88913,61
s3
−17,77
s3
=Q+ 98800 )
s3
Kg m2 Kg m 2
88895,94 − 98800 =Q
s3 s3
Kg m2 J KJ
Q=− 9904 3
atau −9348 atau − 9,904 .
s s s
9. Steam at 14 bar and 588.15 K(3 15°C) [state 11 enters a turbine through a 75
mm-diameter pipe with a velocity of 3 m s-' . The exhaust from the turbine is
carried through a 250 mmdiameter pipe and is at 0.35 bar and 366.15 K(93"C)
[state 21. What is the power output of the turbine?
H1 = 3074.5 kJ kg-' Vl = 0.1909 m3 kg-'
H2 = 2871.6~kg -' V2= 4.878 m3 kg-'
Jawab :
m 1
3
x x 3,14 x 0,075m x 0,075 m
s 4 Kg
m= =0,06939
m 3
s
0,1909
Kg
m 1 m3
3 x x 3,14 x 75 mm x 75 mm x 4,878
s 4 Kg m
u2= 3
=6.899 .
m 1 s
0,1909 x x 3,14 x 250 mm x 250 mm
Kg 4
Kgm 2 1 2
2m
( 2871,6 −3074,5 ) x 1000 +
s2 Kg 2
((6,899 −3 )
s2
=W)
m2 Kg m 2 J
−202881 2
atau−202881 2
atau − 202881 =W
s Kg s Kg
J Kg J
[
W power= −202881
Kg ]
x 0,6939
s
=14078.2
s
J 1 HP
14078,2 x =18,8792 HP
s J
745,7
s
10. Carbon dioxide gas enters a water-cooled compressor at the initial conditions P1
= 1.04bar and TI = 284.15 K(lO°C) and is discharged at the final conditions P2 =
35.8 bar and T2 = 366.15 K(93'C). The entering C02 flows through a 100 mm-
diameter pipe with a velocity of 6 s m-', and is discharged through a 25 mm-
diameter pipe. The shaft work supplied to the compressor is 12 500 kJ kmol-'.
What is the heat-transfer rate from the compressor in kW?
H1 = 714 kJ kg-' Vl = 0.5774 m3 kg-'
H2 = 768 kJ kgp1 V2 = 0.0175 m3 kgp'.
Jawab :
m 1
6
x x 3,14 x 0,1 m x 0,1 m
s 4 Kg
m= =0,082
m 3
s
0,5774
Kg
3
m 1 m
6
x x 3,14 x 100 mm x 100 mm x 0,0175
s 4 Kg m
u2= 3
=2,910
m 1 s
0,5774 x x 3,14 x 25 mm x 25 mm
Kg 4

Kg m2 1 2
2m Kg KJ
( ( 768 −714 ) x 1000 2
+
s Kg 2
((2,910 − 6 ) ))
s2
0,082
s (
=Q+ 12500
Kmol
x 0,0018 Kmol )
KJ KJ
4,4038 =Q+23,174
s s
KJ KJ
4,4038 − 23,174 =Q
s s
18,7702 KJ 0,947817 BTUx 3600 s BTU
Q=− x =64046,7 .
s 1 KJ x 1 ℎour ℎour
11. One kilogram of air is heated reversibly at constant pressure from an initial state of 300 K and 1
bar until its volume triples. Calculate W, Q, AU, and AH for the process. Assume for air that P

V/ T = 83.14 bar cm3 mol-' K-' and Cp = 29 J mol-' K-' .

Jawab :
1 x̄ V 1 ¯3
cm
=83,14
300 K mol K
¯3
cm 300 K
V 1=83,14 x
mol K cm3
1 ¯¿ =24942 ¿
mol
cm3
74826 x 300 K
mol
T 2= =900 K .
cm3
24942
mol
cm3 1m 3 KJ
W =− PdV =100 KPa x (74826 − 24942 ) x 6 3 =− 4,988400 .
mol 10 cm mol
J J
∆ H =Q=29 x ( 900− 300 ) K =17400
molK mol
KJ KJ KJ
∆ U =17,4 − 4,9884 =12,4116 .
mol mol mol
12. The conditions of a gas change in a steady-flow process from 293.15 K (20°C) and 1000 kPa to
333.15 K (60°C) and 100 kPa. Devise a reversible nonflow process (any number of steps) for
accomplishing this change of state, and calculate AU and AH for the process on the basis of 1
mol of gas. Assume for the gas that PV/T is constant, Cv = (5/2)R, and Cp = (7/2)R.

m 3 Pa 293,15 K m3
V 1=8,314 x =0,002437
molK 1000000 Pa mol
m 3 Pa 333,15 K m3
V 1=8,314 x =0,02769
molK 100000 Pa mol
V2 J 0,02769 J
W =− RTln
V2
=− 8,314
molK
x 293,15 K ln (
0,002437
=−5923,72 )
mol
5 J J
∆ U =Q= 8,314 x ( 333,15 −293,15 ) K=831,4
2 molK mol
∆ H =∆ U + PdV +VdP
∆ H =∆ U + P1 ( V 2 − V 1 ) +V 2 ( P2 − P1 )
J J
∆ H =831,4 +106 Pa ( 0,02769 −0,002437 ) m 3 +0,02769 m 3 ( 105 −106 ) Pa=1163,96
mol mol
.
7 J J
atau ∆ H=C p dT = x 8,314 x ( 333,15− 293,15 ) K=1163,96
2 molK mol
Sifat-sifat Volumetri Fluida Murni.

Fluida merupakan suatu zat cair atau gas yang dapat mengalir, sedangkan
fluida murni merupakan suatu zat cair atau gas yang dapat mengalir dengan
komposisi yang hanya terdiri dari satu senyawa dengan kadar 100%. Namun pada
kenyataannya suatu fluida tidak akan memiliki kadar yang benar-benar 100% maka
fluida murni merupakan cara mudah untuk mengetahui sifat fluida yang memiliki
kadar kemurnian sangat tinggi yaitu lebih dari atau sama dengan 99,5%. Untuk
mengetahui sifat-sifat dari zat murni dapat dilihat pada grafik PT sebagai berikut:

Keterangan :
S : Fase Solid (Padat) Tc : Temperatur Kritis
V : Fase Vapour (uap) Pc : Tekanan Kritis
L : Fase Liquid (Cair) Vc : Volume Kritis
G : Fase Gas Triple Point : Pertemuan 3 titik (S, L dan V)
F : Fase Fluida.
Tc atau temperatur kritis merupakan titik dimana suatu senyawa tidak akan
dapat dicairkan berapa besarpun tekanan yang diberikan terhadap senyawa tersebut.
Fluida superkritis merupakan fluida yang memiliki densitas atau kerapatan sama
dengan fase cairnya namun dengan viskositas yang sama dengan fase gas. Fluida
superkritik merupakan fluida yang tekanan dan temperaturnya berada diatas Pc
(tekanan kritis) dan Tc (Temperature kritis). Titik triple merupakan titik dimana
semua fase (vapour, liquid dan solid) berada pada keadaan setimbang. Adapula
rumus untuk menentukan derajat kebebasan menurut gibbs yaitu F = C-P+2; dimana
F merupakan derajat kebebasan, C merupakan jumlah komponen, P merupakan
jumlah fase. Misal berapa jumlah derajat kebebasan pada air murni? Jawabannya
yaitu 0. Air murni memiliki1 komponen yaitu air jadi nilai C = 1, jumlah fase yang
memungkinkan bagi air adalah liquid, gas dan solid jadi nilai P = 3 kedua nilai
tersebut dimasukkan ke rumus derajat kebebasan menjadi : F = 1 - 3 + 2 = 0.
Daerah satu fasa merupakan daerah yang hanya terdiri dari satu fasa saja.
Pada daerah satu fasa ini berlaku fungsi f(V, T, P) = 0. Persamaan tersebut dapat
diteruskan menjadi sebagai berikut:
f ( V , T , P )=0
V =V ( T , P )

dV = ( ∂∂ VT ) dT +( ∂∂ VP ) dP … ..( Pers . 2.1)


p T

1 ∂V
Volume Expansivity ( β )= (
V ∂T )
( pers.2 .2)
p

1 ∂V
Isotℎermal Compressibility ( k ) =− (
V ∂P )
( pers .2 .3 )
T

Gabungkan persamaan 2.2 dan persamaan 2.3. ke persamaan 2.1.


dV
dV =βVdT −kVdP atau =βdT −kdP ( pers.2 .4 )
V
1 ∂V
Tanda negatif pada − ( )
V ∂P T
disebabkan karena volume akan semakin berkurang

jika tekanan dinaikkan. Jadi ( ∂∂VP ) secara inheren bernilai negatif, sehingga
T

kompresibilitas merupakan besaran bernilai positif. Untuk fasa cair nilai β dan k
mendekati 0 sehingga persamaan 2.4 harus diintegralkan menjadi :
V2 T2 P2
dV
∫ V =∫ βdT −∫ kdP
V1 T 1P 1
V2
ln ( )
V1
=β ( T 2 − T 1 ) − k ( P 2 − P1 )

Beberapa hal yang harus diperhatikan :


1. β dan k umumnya memiliki nilai positif kecuali untuk air pada suhu antara 0
℃ −4 ℃.
2. β merupakan fungsi dari T dan k merupakan fungsi dari P. Jika nilai T dan P
relatif kecil maka β dan k diperlakukan sebagaimana konstanta.
Contoh soal:
Cairan acetone pada tekanan 1 bar dan 20℃:
β=1,487 x 10 −3 ; k=62 x 10 −6 dan
¯ V =1,287 cm3 g −1 . Hitunglah :

a. ( ∂∂ TP )
V

b. Tekanan akhir pada proses pemanasan pada volume tetap dari 20℃ dan 1
bar sampai suhu akhirnya mencapai 30 ℃.
c. Perubahan volume jika keadaan awal 20℃ dan 1 bar menjadi 0℃ dan 10
bar.
Jawab :
∂V ∂V
a. βV = ( ) ∂T p
;− kV = ( )
∂P T

βV ∂V ∂P
= x
−kV ∂ T ∂ V
∂P 1,487 x 10 −3 ℃ − 1
=
∂ T − 62 x 10 −6 ¿¯−1 =−23,984 ¯¿ . ¿ ¿

V2
b. ln ( )
V1
=β ( T 2 − T 1 ) − k ( P 2 − P1 )

1,287 cm3 g−1


ln (
1,287 cm3 g−1 )
=1,487 x 10−3 ℃ −1 ( 30 −20 ) ℃ − 62 x 10−6 ¿¯− 1 ( x − 1 ) ¯¿ ¿ ¿

0=1,487 x 10− 2 −62 x 10 −6 x ¿¯− 1+ 62 x 10 −6 ¿


(1,487 x 10−2 +62 x 10− 6)
x=
62 x 10−6 ¿¯− 1=240,8387 ¯¿ ¿
V2
c. ln ( )
V1
=β ( T 2 − T 1 ) − k ( P 2 − P1 )
V2
ln ( 1,287 cm3 g−1 ) =¿ 1,487 x 10−3 ℃ −1 ( −20 ) ℃ − 62 x 10−6 ¿¯− 1 ( 9 ) ¯¿ ¿ ¿

V2
ln ( 1,287 cm3 g−1 ) =¿ 0,029182¿

V 2=1,248
cm3 3
− 2 cm
dV =( 1,248− 1,287 ) =3,8 x 10
g g
Pada interaksi molekular gas nyata menunjukkan penyimpangan dari hukum
gas ideal karena molekul-molekulnya berinteraksi. Terdapat empat faktor yang
mempengaruhi interaksi molekular yaitu faktor pemampatan, koefisien virial,
pengembunan dan konstanta kritis. Faktor pemampatan merupakan sifat dari gas
nyata yang menyatakan ketergantungan gaya suatu gas terhadap jarah antar
molekulnya. Persamaan faktor pemampatan dapat dinyatakan sebagai berikut : Z =

PV
. Pada tekanan tinggi nilai Z >1 manunjukkan bahwa gas-gas tersebut sulit
RT
untuk dimampatkan. Untuk gas ideal nilai faktor pemampatan sama dengan 1 (Z =
1).
Persamaan virial merupakan suatu persamaan yang menggambarkan
hubungan antara tekanan, volume dan faktor pemampatan yang dapat dinyatakan
pada persamaan berikut:
PV
Z= =1+ B' P+C ' P2 +…
RT
RT B' C'
V=
P (
1+ + 2 +…
V i −1 V i −1 )
Catatan : untuk persamaan virial 2 suku tidak menggunakan iterasi, namun untuk
persamaan virial lebih dari dua suku menggunakan iterasi.
Contoh soal :
Diketahui koefisien virial untuk gas isopropanol pada 200℃ yaitu :
cm 3 cm6
B = -388 C = -26000 .
mol mol2
Hitunglah Z dan V dari uap isopropanol pada 200℃ dan 10 bar dengah persamaan
sebagai berikut:
a. Persamaan gas ideal.
b. Persamaan virial 2 suku.
c. Persamaan virial 3 suku.
Jawab :
10 V̄
1=
a. Gas ideal Z =1; ¯
83,144598 cm3 ¿ x 473,15 K ¿
mol K
cm 3
V = 3933,987 .
mol
¯¿
cm3 x 473,15 K
mol K
V 1=83,144598 ¿
cm3

( )
b. −388
mol cm3
10 ¯¿ 1+ =3545,987 ¿
cm3 mol
3933,987
mol

cm3
10 x̄ 3545,987
PV mol
Z= =
RT 83,144598 cm3 ¯¿
x 473,15 K=0,90137 ¿
mol K
¯¿
cm3 x 473,15 K
mol K
V 1=83,144598 ¿
cm 3
cm6

( )
c. −388 − 26000
mol mol 2 cm3
10 ¯¿ 1+ + =3539 ¿
cm3 cm3 mol
3933,987 3933,987
mol mol
¯¿
cm3 x 473,15 K
mol K
V 2=83,144598 ¿
3 6
cm − 26000 cm

(
10 ¿ 1+
¯
− 388

3539
mol
cm3
mol
+
3539
mol 2
cm3
mol
¯¿
=3495
cm3
mol
¿
)
cm3 x 473,15 K
mol K
V 3=83,144598 ¿
6
cm3 − 26000 cm
10 ¿ 1+
¯
(
− 388

3495
mol
cm3
mol
+
3495
mol 2
cm3
mol
=3489
cm3
mol
¿
)
¯¿
cm3 x 473,15 K
mol K
V 4 =83,144598 ¿
3 6
cm −26000 cm

(
10 ¿ 1+
¯
−388

3489
mol
cm3
mol
+
3489
mol2
cm3
mol
¯¿
=3488
cm3
mol
¿
)
cm3 x 473,15 K
mol K
V 5=83,144598 ¿
6
cm3 − 26000 cm

(
10 ¿ 1+
¯
− 388

3488
mol
cm3
mol
+
3488
mol 2
cm3
mol
¯¿
=3539
cm3
mol
¿
)
cm3 x 473,15 K
mol K
V 6=83,144598 ¿
6
cm3 −26000 cm

(
10 ¯¿ 1+
− 388

3488
mol
cm3
mol
+
3488
mol2
cm3
mol
=3488
cm3
mol
¿
)
cm 3
Volume yang diambil adalah 3488 karena memiliki error kurang dari
mol

V i −V i −1
0,0001 yang dihitung dengan rumus [ V i −1 ].

cm3
10 x̄ 3488
Z = PV = mol .
RT 83,144598 cm3 ¯¿ x 473,15 K=0,886627¿
mol K
Perhitungan persamaan virial untuk gas campuran berbeda dengan
perhitungan persamaan virial untuk gas murni. Nilai koefisien virial untuk

campuran dihitung dengan menggunakan mixing rule : B=∑ ∑ y i y j Bi B j dimana


i j

y merupakan persentase atau kadar suatu senyawa dalam campuran gas dan B
merupakan koefisien virial. Untuk 2 campuran persamaan “mixing rule” diatas
menjadi sebagai berikut:
B= y 1 y 1 B11 +2( y ¿ ¿ 1 y 2 B12)+ y 2 y 2 B22 (2 komponen)¿
B= y 21 B 1+ y22 B2+ …+2( y 1 y 2 B12+ y1 y 3 B13 + y 2 y3 B23+ …)
B12 atau B21 disebut dengan cross virial value. Cross virial value dapat didapat
dengan rumus sebagai berikut:
Bij =(1 − cij ) √ B i B j
c ij disebut dengan interaction parameter yang dapat dihitung dari potensial ionisasi
dengan rumus sebagai berikut:
Ii
0,5
c ij =0,17 ( I i − I j ) ln ( )
Ij

Contoh Soal:
Koefisien virial kedua dari 3 senyawa yang berada pada satu campuran di temperatur
321K, sebagai berikut:
cm3 cm3 cm 3
propana:−340 ; Butana : − 635 ; dan metil bromida:− 451 .
mol mol mol
Hitung compressibility factor campuran gas yang terdiri dari 40% propana, 30%
butana dan 30% metil bromida pada temperatur 321 K dan tekanan 3 bar dengan
menggunakan persamaan virial 2 suku. Nilai c 12=0 ; c 13=1,909 dan c 23 =1,856.
Jawab :
cm3 cm 3
B12=( ( 1 −0 ) √ −340 x − 635 ) =464,6504
mol mol
cm 3 cm3
B23=( 1 −1,856 √ −635 x − 451 )
( ) =− 458,088
mol mol
cm3 cm3
B13=( ( 1 −1,909 ) √− 340 x − 451 ) =−355,922
mol mol
2 2 2
B = y 1 B1 + y 2 B 2+ y 3 B 3+ 2 ( y1 y 2 B12 + y 2 y 3 B 23+ y 1 y 3 B13 )

cm 3 cm3 cm3 cm3


2
B=0,4 x − 340( mol )2
+0,3 x −635(mol
2
)
+0,3 x − 451
mol ( ) (
+2 0,4 x 0,3 x 464,6504
mol
+0,3 x 0,3 x

PV B RT
Z= =1+ ; V =
RT V P

B BP cm3 ¯¿
Z=1+ =1+ =1+− 208,508 x3 ¿
RT RT mol 3,144598 cm3 ¯¿
x 321 K=0,9766 ¿
P mol K
Persamaan gas nyata menurut beberapa ahli :
1. Van der walls.
Van der walls membuat satu rumus mengenai gas nyata yaitu sebagai

berikut : P+ ( Va )= VRT− b , van der walls menyatakan bahwa P merupakan


2

fungsi dari V pada berbagai suhu. Untuk dapat memperdalam pengetahuan


kita mengenai teori van der walls maka perhatikan tabel PV berikut:

T c merupakan suhu kritis dimana pada titik tersebut senyawa tidak


akan dapat dicairkan berapapun tekanan yang diberikan terhadap senyawa
tersebut. Pada grafik T 1>T c , grafiknya menoton jika volume molar suatu
senyawa bertambah maka tekanan akan turun sedangkan untuk grafik
T 2<T c tekanan akan turun ketika volume molar dinaikkan hingga melewati
titik saturated liquid setelah itu tekanan akan naik hingga titik maksimum
tekanan dapat naik selanjutnya tekanan akan turun kembali hingga melewati

∂P ∂2 P
titik superheated vapour. Pada kondisi kritis berlaku ( )( )
∂V
=
∂V 2
=0.

derivat parsial pertama : ( ∂∂VP ) =− ( VRT−b ) + 2aV


T
2 3
∂2 P 2 RT 6a
derivat parsial kedua: ( ) 2
= 3
∂ V T ( V −b ) V
− 4

2 2
27 R T c
nilai a: a=
64 Pc
1 TcR
nilai b: b=
8 Pc
RT a
P= − 2
V −b V ( )
RT V 2 − a ( V − b )
P=
V 2 ( V −b )
P V 2 ( V −b )=RT V 2 − a ( V − b )
P V 3 − P V 2 b − RT V 2 +aV − ab=0
RT a ab
V 3 −V 2 b+ ( P ) ( )
+V
P
− =0
P
2. Teori koresponding dengan 2 parameter.
Isi dari teori koresponding ini adalah jika fluida diperbandingkan
pada T r ( temperatur reduksi ) dan Pr ( tekanan reduksi ) yang sama akan
memiliki faktor kompresibilitas yang hampir sama, dan semua
penyimpangan dari perilaku gas ideal juga hampir sama. temperatur reduksi
dan tekanan reduksi dapat dinyatakan pada rumus berikut :
T P
T r= dan P r=
Tc Pc
Teori koresponding dengan dua parameter hanya berlaku untuk gas (Ar, Kr,
Xe) namun ketika menyangkut gas yang lebih kompleks (selain yang diiatas)
terdapat penyimpangan sistematik, sehingga pietzer dan kawan-kawan mengusulkan
adanya parameter ketiga yaitu adalah faktor asentrik ( ω ) . Faktor asentrik merupakan
ukuran asentrisitas dari suatu molekul untuk spesi kimia murni yang didefinisikan
dengan mereferensikan tekanan uapnya. Persamaan matematis dari faktor asentrik
sebagai berikut:
sat
sat P
ω=− log ( Pr )T =0,7 −1 dengan Psat
r
r =
P c

P T
a. Persamaan keadaan Redlich Kwong: (akurat pada kondisi gas : < )
P c 2T c
RT a∝
P= −
V −b V ( V + b )
R 2 T 2c RT c
a=0,42748 ; b=0,08662
Pc Pc
∝=T −1 /2
r

b. Persamaan keadaan Soave-Redlich-Kwong:


RT a∝
P= −
V −b V ( V + b )
R 2 T 2c RT c
a=0,42748 ; b=0,08662
Pc Pc
2
∝=( 1+ ( 0,48508+1,55171 ω −0,15613 ω 2) ( 1−T 0,5
r ))

untuk H 2 :∝=1,202 e− 0,30288T r

Untuk campuran gas berlaku mixing rule sebagai berikut:


a ∝=∑ ∑ y i y j ( a ∝ )ij
i j

b=∑ y i bi
i

Dengan combining rule :


( a ∝ )ij =( 1− k ij ) √ ( a∝ )i ( a ∝ ) j
c. Persamaan Peng-Robinson.
Peng-robinson mengusulkan persamaan-persamaan yang lebih baik
untuk memenuhi tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Parameter-parameter yang ada harus dapat dinyatakan dalam sifat kritis
dan faktor asentris.
2. Model harus bisa memprediksi berbagai macam property di sekitar titik
kritis, terutama untuk perhitungan faktor kompresibilitas dan density
cairan.
3. Mixing rule harus menggunakan satu binary interaction parameter yang
tergantung pada T,P dan komposisi.
4. Persamaan harus berlaku untuk semua perhitungan semua property dalam
proses natural gas.
Berikut merupakan pernyataan matematis dari Peng & Robinson:
2
∝=( 1+ ( 0,37464+1,54226 ω − 0,2699 ω2 ) ( 1 −T 0,5
r ))
Bentuk umum persamaan kubik :
RT a∝
P= −
V −b (V + εb)(V +σb)
R 2 T 2c RTc
a=Ωa ; b=Ωb
Pc Pc

Tabel persamaan umum :


Persamaan ∝ σ ε Ωa Ωb
Van Der 1 0 0 27 1
64 8
Walls
Redlich- ∝ RK 1 0 0,42748 0,08664
Kwong
Soave- ∝ SRK 1 0 0,42748 0,08664
Redlich-
Kwong
Peng & ∝ PR 1+√ 2 1-√ 2 0,45724 0,07779
Robinson
Persamaan kubik terbesar (V gas)
RT a∝
P= −
V −b ( V +εb )( V + σb )
a∝ ( V − b )
( V −b ) P=RT −
( V + εb ) ( V +σb )
RT a ∝ ( V −b )
V= − +b
P (V + εb )( V +σb ) P
Persamaan kubik terkecil (V liquid):
RT a ∝ ( V −b )
V= − +b
P (V + εb )( V +σb ) P
RT a ∝ ( V −b )
V− − b=−
P ( V + εb ) ( V +σb ) P
VP − RT − bP
X ( V + εb ) ( V +σb ) P=− a ∝ ( V −b )
p
VP − RT −bP ( ( V + εb ) ( V +σb ) ) =−a ∝ (V − b )
( VP− RT − bP ) ( ( V +εb )( V + σb ) )
+ b=V
−a∝
Korelasi Umum untuk Gas.
Korelasi umum yang akan dibahas adalah korelasi umum untuk faktor
kompresi dan bilangan virial kedua yang dinyatakan oleh pietzer dan cowokers.
Persamaan matematis yang dikemukakan oleh pietzer adalah Z = Z 0+ ω Z 1 dimana
Z 0 merupakan faktor kompresi sebagai fungsi dari T rdan Z1 merupakan faktor
kompresi sebagai fungsi dari Pr . Pada kasus korelasi umum faktor kompresi nilai
Z 0 dan Z1 dapat dilihat pada buku van ness tabel E1 sampai dengan E4.
(DIGUNAKAN UNTUK GAS NON POLAR ATAU SEDIKIT POLAR)
Sifat tabular dari korelasi faktor kompresibilitas umum adalah suatu
kerugian, namun kompleksitas fungsi dari Z 0 dan Z1 menghalangi representasi akurat
menggunakan persamaan sederhana. Namun kami dapat memberikan persamaan
ekspresi analitis untuk fungsi-fungsi inidan rentang tekanan yang terbatas. Secara
matematis korelasi untuk persamaan virial kedua dinyatakan sebagai berikut:
BP B Pc Pr
Z=1+
RT
=1+ ( )
R Tc Tr
B Pc
=B0 +ω B1
RT c

1 1 Pr
Z =B
Tr
0,172
B1=0,139 −
T 4,2
r

Pr
Z 0=1+B 0
Tr
0,422
B0=0,083 −
T 1,6
r

Bentuk paling sederhana dari persamaan virial dinyatakan valid hanya pada
tekanan rendah sampai menengah dimana nilai Z adalah linier, (Z merupakan fungsi
dari tekanan). Persamaan umum korelasi koefisien virial digunakan untuk Z 0dan Z1
setidaknya kira-kira fungsi linier dari pengurangan tekanan. Berikut merupakan
grafik yang dapat mempermudah dalam memahami hal tersebut:
Untuk mengurangi temperatur lebih besar dari T r ≈ 3 tampaknya tidak ada batasan
pada tekanan. Untuk nilai yang lebih rendah untuk T rrentang tekanan yang
diperbolehkan akan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun pada
temperatur T r ≈ 0,7 dimana rentang tekanan sangat terbatas oleh saturation preassure.
Kontribusi minor dari Z1 pada korelasi dapat dihiraukan. Jika ketidakpastian yang
terkait pada korelasi umum memiliki deviasi tidak lebih dari 2% pada Z 0 maka tidak
signifikan.
Korelasi umum untuk liquid.
Volume pada liquid dapat dihitung menggunakan persamaan kubik, namun
seringkali tidak akurat. Oleh karena itu nilai volume pada saturated liquid dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
0,2857
1 −T r )
V sat =V c Z (c
Lydersen, greenkorn dan hougen mengembangkan dua parameter yang berhubungan
dengan memperhitungkan estimasi volume. Dua parameter tersebut adalah ρr
(reduksi densitas) sebagai fungsi dari tekanan dan temperatur yang tereduksi yang
dinyatakan dengan persamaan matematis sebagai berikut:
ρ Vc
ρr = =
ρc V
Keterangan:
ρr : densitas yang tereduksi.
ρc : densitas pada critical point.
V c : Volume pada critical point.
ρr 1
V 2=V 1
ρr 2
Keterangan :
V 2: volume yang diminta.
V 2: volume yang diketahui.
ρr 1 ; ρr 2: densitas reduksi yang diketahui dari grafik dibawah ini:

Contoh soal:
1. Tentukan volume molar dari n-butanapada suhu 510K dan 25 bar menggunakan
persamaan berikut:
a. Persamaan gas ideal.
b. Persamaan umum korelasi faktor kompresibilitas.
c. Persamaan umum korelasi persamaan virial.
Jawab :
¯¿
cm3
x 510 K
RT mol K
a. V = P =83,144598 3
¿
cm
25 ¯¿=1696,15 ¿
mol
b. Z=Z 0 +ω Z 1
¯¿
Pr =25 ¿
37,96 ¿=0,658588¿
¯
510 K
T r= =1,199718
425,1 K

( 0,658588
Z 0 ( 0,658588 ( Pr ) ; 1,15 ( Tr ) )=0,8576+
−0,6
0,8 −0,6 )
( 0,8032− 0,8576 )=0,841664

0,658588 −0,6
Z ( 0,658588 ( Pr ) ; 1,20 ( Tr ) )=0,8779+(
0,8 −0,6 )
0
( 0,8330− 0,8779 )=0,864747

1,199718 −1,15
Z ( 0,659 ( Pr ) ; 1,1997 ( Tr ) ) =0,841664+ (
1,20 −1,15 )
0
( 0,864747 − 0,841664 ) =0,864617.

0,658588 −0,6
Z ( 0,658588 ( Pr ) ; 1,15 ( Tr ) )=0,0237+ (
0,8 −0,6 )
1
( 0,0396 − 0,0237 )=0,028358

0,658588 −0,6
Z ( 0,658588 ( Pr ) ; 1,20 ( Tr ) )=0,0326+ (
0,8 −0,6 )
1
( 0,0499 − 0,0326 )=0,037668.

1,1997 −1,15
Z ( 0,659 ( Pr ) ; 1,1997 ( Tr ) )=0,028358+ (
1,20 −1,15 )
1
( 0,037668 −0,028358 ) =0,037615

Z=0,864617+ ( 0,2 x 0,037615 )=0,87214


¯¿
cm3 x 510 K
ZRT mol K
V= =0,87214 x 83,144598 3
¿
P cm
25 ¯¿=1479,28 ¿
mol
¯¿
c. Pr =25 37,96 ¯¿=0,658588¿ ¿

510 K
T r= =1,199718
425,1 K
0,422
B0=0,083 − =− 0,23234
1,1997181,6
0,172
B1=0,139 − =0,058944
1,1997184,2
B Pc
=−0,23234 + ( 0,2 x 0,058944 )=−0,22056
RT c
0,658588
(
Z=1+ − 0,22056 x
1,199718 )
=0,878925

¯¿
cm3 x 510 K
ZRT mol K
V = P =0,878925 x 83,144598 3
¿
cm
25 ¯¿=1490,789 ¿
mol
2. Express the volume expansivity and the isothermal compressibility as functions
of density p and its partial derivatives. For water at 323.15 K (50°C) and 1 bar, K
= 44.18 x bar-'. To what pressure must water be compressed at 323.15 K (50°C)
to change its density by 1 %? Assume that K is independent of P.
Jawab :
1 ∂V
( k )=−
V ∂P ( )T

m
densitas berubaℎ 1% maka : dρ= .
dV
Jika diasumsikan bahwa massa tidak berubah dan dapat diasumsikan m=18 g
maka dV menjadi dV =100. Untuk V dapat dicari dengan

¯¿
cm 3 x 323,15 K
RT mol K
V= =83,144598 3
¿.
P cm
1 ¯¿=26868,18 ¿
mol
∂V 1
∂ P=− x
V k
V2
∂V 1
∆ P=∫ − x
V1
V k

cm3

( )
( 1+0.01 ) x 26868,18
mol 1
∆ P=ln 3
x
44,18 x 10 ¿− 1=225,2 ¯¿ ¿
−6 ¯
cm
26868,18
mol
P2=225,2 +1
¯ ¯¿ 226,2 .̄
3. Five kilograms of liquid carbon tetrachloride undergo a mechanically reversible,
isobaric change of state at 1 bar during which the temperature changes from
273.15 K (0°C) to 293.15 K (20°C). Determine AV', W, Q, AHt, and AUt. The
properties for liquid carbon tetrachloride at 1 bar and 273.15 K (0°C) may be
assumed independent of temperature: p = 1.2 x lop3 K-' , Cp = 0.84 kJ kg-' K-l,
and p = 1590 kg mP3.
Jawab :
V2
ln ( 0,003145 m 3 )
=1,2 x 10 K
−3 −1
x ( 293,15 −273,15 ) K

V 2=0,003145m3 e0,024 =0,003221 m3


∆ V =( 0,003145 −0,003221 ) m3 =0,00007674 m3
W =− PdV =100000 Pa x 0,00007674 m3=−7,674
KJ
∆ H =0,84 x 5 Kg X ( 293,15 −273,15 ) K=84 KJ
KgK
∆ H =∆ U + PdV +VdP
∆ U =84000 J − 7,674 J −0 J =83992,33 J.
4. One mole of an ideal gas with Cp = (7/2)R and Cv = (512) R expands from PI =
8 bar and Tl = 600 K to P2 = 1 bar by each of the following paths: (a) Constant
volume; (b) Constant temperature; (c) Adiabatically. Assuming mechanical
reversibility, calculate W, Q, AU, and AH for each process. Sketch each path on
a single P V diagram.
Jawab :
A. W =− PdV =0
600 K
T 2=
8 ¯¿ x 1 ¯¿ 75 K ¿
5 J
∆ U = x 8,314 x ( 75 K − 600 K )=− 10912,1 J .
2 mol K
7 J
∆ H = x 8,314 x ( 75 K − 600 K )=−15277 J .
2 molK
Q = ∆ U =−10912,1 J .
3 ¯¿ ¯¿ 3
B. V 1=83,144598 cm mol K x 8 600 K =1,1086 cm ¿ ¿

8 x̄ 1,1086 cm3
V 2=
1 ¯¿ =8,8687 cm 3 ¿
RT V2 J 8,8687
W =− PdV =−
V
dV =− RT ln ( )
V1
=− 8,314 x 600 K ln
K 1,1086( )
=−10373,1 J .

∆ U =0
Q=− W =10373,1 J .
∆ H =∆ U + PdV +VdP

∆ H =0+8,314 x 600 K ln ( 8,8687


1,1086 ) 1
+8,314 x 600 K x ln ( )=0 J .
8
Cp
P2 V
C. ( )( )
P1
= 1
V2
Cv
¯¿
1 7
¿
5 3
1,1086 cm
8 ¯¿ = 7
¿
5
V 2

7
V 25 =1,15526 cm3 x 8

V 2=4,896 cm3
R
T2 P
( )( )
T1
= 2
P1
Cp

2
1
T 2= ( ) x 600 K =331,2269 K
8
7

5 J
W =∆ U = x 8,314 x ( 331,2269− 600 ) K =−5586,45 J .
2 molK
Q=0
7 J
∆ H = x 8,314 x ( 331,2269− 600 ) K=7821,03 J .
2 molK
5. An ideal gas initially at 600 K and 10 bar undergoes a four-step mechanically
reversible cycle in a closed system. In step 12, pressure decreases
isothermally to 3 bar; in step 23, pressure decreases at constant volume to 2
bar; in step 34, volume decreases at constant pressure; and in step 41, the gas
returns adiabatically to its initial state.
(a) Sketch the cycle on a PV diagram.
(b) Determine (where unknown) both T and P for states 1, 2, 3, and 4.
(c) Calculate Q, W, AU, and AH for each step of the cycle.
Data: Cp = (7/2)R and Cv = (5/2)R.
Jawab :
Step 1-2 : Isotermis
¯¿
cm3
x 600 K
mol K
T 1=T 2 =600 K V 1=83,144598 ¿
cm3
10 ¿ =4988,676
¯ .¿
mol
cm 3
10 x̄ 4988,676
mol
V 2= .
cm 3
3 ¿ =16628,92
¯ ¿
mol
J
a. ∆ U =0 .
mol
V2 J 16628,92 J
b. W =− RT ln ( )
V1
=−8,314
molK
x 600 K x ln (
4988,676
=− 6005,9 )
mol
.

J
c. Q=− W =6005,9 .
mol
J J 3 J
d. ∆ H =0
mol
+ 6005,9
mol
+8,314 x 600 K x ln
10
=0( )
mol
.

Step 2-3 : Isokhorik


cm3 T 3=600 K x 2 ¯ ¿
¯
V 2=V 3 =16628,92 3 ¿ =400 K ¿
¿
mol
J
a. W =0 .
mol
5 J J
b. ∆ U =Q= x 8,314 x ( 400 −600 ) K=− 4157 .
2 molK mol
c.

J m3 ( J
∆ H =− 4157
mol (
+ 0,016629
mol
x 200000 −300000 ) KPa =−5819,89 )
mol
.

Step 3-4 : Isobarik


P3=P 4=2 ¯¿
Cp
P1 V
( )( )
P4
= 4
V1
Cv

V 4 =¿ ¿
R
T1 P
( )( )
T4
= 1
P4
Cp

600 K
T 4=
¿¿¿
m3 J
a. W =−200000 Pa x 0.015749− 0.016629
( ) =176.009 .
mol mol
7 J J
b. ∆ H = x 8,314 x ( 378,831− 400 K )=− 615,996 .
2 molK mol
J 176.009 J J
c. ∆ U =−615,996
mol
− − ( mol )
=− 439,987
mol
J
d. Q=∆ H=− 615,996 .
mol
Step 4-1 : adiabatik.
5 J J
∆ U =W = x 8,314 x ( 600− 378,831 ) K =4596,997 .
2 molK mol
7 J J
∆ H = x 8,314 x ( 600 −378,831 ) K =6435,796 .
2 molK mol
6. For methyl chloride at 373.15 K (100°C) the second and third virial
coefficients are:

Calculate the work of mechanically reversible, isothermal compression of 1


mol of methyl chloride from 1 bar to 55 bar at 373.15 K (100°C).
¯¿
cm 3 x 373,15 K
mol K
V 1 ideal =83,144598 ¿
cm3
1 ¿ =31025,41
¯ ¿
mol
RT B C cm3
V 1 iterasi n=
P ( V V )
1+ + 2 =30781,83
mol
(iterasi 2)

¯¿
cm3 x 373,15 K
mol K
V 2 ideal =83,144598 3
¿
cm
55 ¯¿ =564,0983 ¿
mol
RT B C cm3
V 1 iterasi n=
P ( V V )
1+ + 2 =241,4628
mol
(iterasi 8)

cm3

( )
564,0983
J mol J
W =−8,314 x 373,15 K x ln 3
=15040
molK cm mol
30781,83
mol
7. Calculate Z and V for ethane at 323.15 K (50°C) and 15 bar by the following
equations:
(a) The truncated virial equation [Eq. (3.39)] with the following experimental
values of virial coefficients:

(b) The truncated virial equation [Eq. (3.37)], with a value of B from the
generalized Pitzer correlation [Eq. (3.59)].
(c) The RedlichJKwong equation.
(d) The Soave/RedlicWKwong equation.
(e) The PengIRobinson equation
Jawab :
Diketahui :
cm3 cm 3
B=− 156,7 ; C=9650 ; ω=0,1 ; T c =305,3 K ;
mol mol
Pc =48,72 ¯¿
¯¿
cm3 x 323,15 K
molK
a. V ideal =83,144598 3
¿
cm
15 ¯¿ =1791,212 ¿
mol
RT
V n= ¿
P
cm3
15 x̄ 165,047
mol
Z=
cm3 ¯¿
83,144598 x 323,15 K=0,907233 ¿
mol K
BP B Pc Pr B Pc 0,172
b. Z=1+
RT
=1+
( )
;
R Tc Tr R T c
=B 0+ ω B 1 ; B1=0,139 − 4,2
Tr
0,422
B0=0,083 −
T 1,6
r

0,422
B0=0,083 − 1,6
=− 0,30233
323,15 K
( 305,3 K )
0,172
B1=0,139 − 4,2
=0,003517
323,15 K
( 305,3 K )
B Pc
=−0,30233+ ( 0,1 x 0,003517 )=− 0.30197
RT c
Z=1+¿
¯¿
cm3 x 323,15 K
ZRT mol K
V= =0,912163 x 83,144598 ¿
P 15 ¯¿=1633,187 ¿
RT a ∝ ( V −b ) R2 T 2c RTc
c. V = − +b ; a=0,42748 ; b=0,08662
P (V + εb )( V +σb ) P Pc Pc
1

∝=T r 2 ; ε=0; σ=1
a=0,42748 x ¿ ¿ ¿
¯¿
cm3
x 305,3 K
mol K
b=0,08662 x 83,144598 ¿
cm3
48,72 ¿ =45,13067
¯ ¿
mol
1
323,15 K −
∝= ( 305,3 K ) 2
=0,971989

RT a ∝ ( V −b ) cm3 (
V= − +b=1622,811 iterasi5 )
P (V + εb )( V +σb ) P mol
cm3
15 x̄ 1622,811
mol
Z= ¯¿
83,144598 cm3 x 323,15 K=0,906 ¿
mol K
RT a ∝ ( V −b )
d. V= − +b ; ε =0 ; σ =1
P (V + εb )( V +σb ) P
a=0,42748 x ¿ ¿ ¿
¯¿
cm3
x 305,3 K
mol K
b=0,08662 x 83,144598 3
¿
cm
48,72 ¯¿ =45,13067 ¿
mol
2
∝=( 1+ ( 0,48508+1,55171 ω −0,15613 ω 2) ( 1−T 0,5
r ))

0,5 2
323,15 K
(
∝= 1+ ( 0,48508+1,55171 x 0,1 −0,1561 0,1 ) 1 −
2
305,3 K ( ( ) ))
∝=0,9635
RT a ∝ ( V −b ) cm3 (
V= − +b=1624,93 iterasi ke 5 )
P (V + εb )( V +σb ) P mol
cm 3
15 x̄ 1624,93
mol
Z=
3 ¯¿
83,144598 cm x 323,15 K=0,9072.¿
mol K
RT a ∝ ( V −b )
e. V = − +b ; σ =1+ √ 2=2,414 ;
P (V + εb )( V +σb ) P
ε =1 − √ 2=− 0,414 ; σ=1+ √2=2,414.
a=0,45724 ¿ ¿ ¿
¯¿
cm3 x 305,3 K
mol K
b=0,07779 83,144598 3
¿
cm
48,72 ¯¿ =40,530 ¿
mol
∝=¿ ¿
RT a ∝ ( V −b ) cm 3
V= − +b=1605,638 (iterasi ke − 5)
P (V + εb )( V +σb ) P mol
cm3
15 x̄ 1605,638
mol
Z=
3 ¯¿
83,144598 cm x 323,15 K=0,8964 ¿
mol K
8. Estimate the following:
(a) The volume occupied by 18 kg of ethylene at 328.15 K (55°C) and 35
bar.
(b) The mass of ethylene contained in a 0.25-m3 cylinder at 323.15 K (50°C)
and 115 bar.
Jawab :
¯¿
Z 0+ ω Z 1 ; P r=35 ¿
a. Z = 328,15 K
50,40 ¯¿ =0,6944 ; T r= =1,1624 ; ¿
282,3 K
ω=0,087
( 0,6944 −0,6 )
Z 0 ( 0,6944 ; 1,15 ) =0,8576+ ( 0,8032− 0,8576 )=0,832
( 0,8 −0,6 )
0,6944 − 0,6 )
Z 0 ( 0,6944 ; 1,20 ) =0,8779+ (( ( 0,8 − 0,6 ) )
( 0,8330 −0,8779 ) =0,857

(1,16 − 1,15 )
Z 0 ( 0,694 ; 1,16 )=0,832+ ( 1,20 −1,15 ¿ )
¿ ( 0,857 − 0,832 )=0,838

Z1 ( 0,694 ; 1,15 )=0,0237+¿


0,694 − 0,6 )
Z1 ( 0,694 ; 1,20 )=0,0326+
(( (
0,8 − 0,6 ) )
( 0,0499 −0,0326 )=0,0408

Z1 =( 0,694 ; 1,16 )=0,0312+ ¿


Z=0,838+ ( 0,087 x 0,0336 )=0,841
¯¿
cm3 x 328,15 K
mol K
Z=0,841 x 642,86 mol x 83,144598 3
=0,4214 m 3 ¿
cm
35 x̄ 1000000 3
m
cm3 3 g
115 x̄ 0,25 m x 1000000 3 x 28
m mol
b. m=
¯ g
0,493 x 83,144598 cm3 ¿ x 323,15 K x 1000 =60.773 Kg¿
mol K Kg
9. To a good approximation, what is the molar volume of ethanol vapor at
753.15 K (480°C) and 6000 kPa? How does this result compare with the
ideal-gas value?
¯¿
cm3 x 753,15 K
mol K
V ideal gas =83,144598 ¿
60 ¯¿ =1043,673 ¿
¯¿
Pr =60 ¿
753,15 K
61,48 ¯¿=0,976 ; T r = =1,466 ; ω=0,645 ¿
513,9 K
Z=Z 0 +ω Z 1

( 0,976
Z 0 ( 0,976 ; 1,40 )=0,9062+
−0,8
1 −0,8 )
( 0,8827 − 0,9062 )=0,8855

0,976 − 0,8
Z ( 0,976 ; 1,50 )=0,9278+(
1 −0,8 )
0
( 0,9103− 0,9278 )=0,9124

Z 0 ( 0,9278 ; 1,466 )=0,9032


Z1 =0,0839
Z=0,9032+ ( 0,645 x 0,0839 ) =0,9572
¯¿
cm3 x 753,15 K
ZRT mol K
V= =0,9572 x 83,144598 ¿
P 60 ¯¿ =999,051 ¿
10. A 0.35-m3 vessel is used to store liquid propane at its vapor pressure. Safety
considerations dictate that at a temperature of 320 K the liquid must occupy
no more than 80% of the total volume of the vessel. For these conditions,
determine the mass of vapor and the mass of liquid in the vessel. At 320 K
the vapor pressure of propane is 16.0 bar.
Jawab :
0,2857
320 K
sat (1 −T r )
0,2857
cm3 (1 − 369,8 K ) cm 3
V =V c Z c =200 x 0,276 =96,769
mol mol
Aturan : V liquid ≤ 80% x 0,35m3
g
80 % x 350000 cm3 x 44
mol
massa liquid= 3
=127,594 Kg.
cm g
96,769 x 1000
mol Kg
B Pc Pr
Z=1+ ( )RTc Tr
0,422
B0=0,083 − 1,6
=−0,44889
320 K
( 369,8 K )
0,172
B1=0,139 − 4,2
=¿
323,15 K -0,17676
( 305,3 K )
B=− 0,17676+ ( 0,152 x − 0,44889 )=−0,47575
Z=1+¿
¯¿
cm 3
x 320 K
mol K
V =0,7929 x 83,144598 3
¿
cm
16 ¯¿=1318,54 ¿
mol
1000000 cm3 44 g
20 % x 0,35 m3 x x
m3 mol
massa vapor = 3
=2,3359 Kg
cm g
1318,54 x 1000
mol Kg
11. Natural gas (assume pure methane) is delivered to a city via pipeline at a
volumetric rate of 4 normal ~rpenr da~y. A verage delivery conditions are
283.15 K (10°C) and 20.7 bar. Determine:
(a) The volumetric delivery rate in actual m3 per day.
(b) The molar delivery rate in krnol per hour.
(c) The gas velocity at delivery conditions in m s-'.
The pipe is 600 mm heavy duty steel with an inside diameter of 575 mm.
Normal conditions are 273.15 K (PC) and 1 atm.
Jawab :
¯¿
Pr 1=1,013 ¿
a. 273,15 K
45,99 ¯¿=0,022; T r 1= =1,433¿
190,6 K
Z10=0,9976 ; Z 11=0,001625; Z=0,997625
¯¿
cm3 x 273,15 K
mol K m3
V 1=0,997625 x 83,144598 =0,022336 ¿
m3 mol
1,013 x̄ 1000000 3
cm
¯¿
Pr =20,7 ¿
2
283,15 K
45,99 ¯¿ =0,45 ; T r = =1,486 ¿
2
190,6 K
Z20=0,957 ; Z 12=0,0364 ; Z=0,9578
¯¿
cm3x 283,15 K
mol K m3
V 2=0,9578 x 83,144598 =0,001089 ¿
m3 mol
20,7 x̄ 1000000 3
cm
Misal jumlah mol =1 mol sehingga massanya sama maka:
u1 x A 1 u2 x A 2
=
V1 V2
A1= A 2

4 x 106 m3
x 0,001089 m3 3
day 6 m m3
u2= =0,1948 x 10 =194826
0,022336 m3 day DAY
m3 1 day
194826 x
day 24 ℎour Kmol
b. u= 3
=7451
m mol ℎour
0,001089 x 1000
mol Kmol
m3 1 day 1ℎour
194826 x x
c. day 24 ℎour 3600 s m
u= 2
=8,688
0,2595 m s
12. If 3.965m3 of methane gas at 288.75 K(15.6"C) and 1 atm is equivalent to
3.785 x lop3 m3 of gasoline as fuel for an automobile engine, what would be
volume of the tank required to hold methane at 207 bar and 288.75
K(15.6"C) in an amount equivalent to 37.85 x10-3 m3 of gasoline?
Jawab :
Z1 =0,998053 ; Z 2=0,82167
¯¿
cm3 x 288,75 K 3
ZRT mol K −5 m
V 2= =0,82167 x 83,144598 =9,53 x 10 ¿
P cm 3 mol
207 x̄ 1000000 3
m
¯¿
cm3 x 288,75 K
mol K m3
V 1=0,998053 x 83,144598 =0,023654 ¿
cm3 mol
1,013 x̄ 1000000 3
m
3,965 m 3
mol metℎane= =0,1676 Kmol
m3 mol
0,0236 x 1000
mol Kmol
Kg
Massa = 0,1676 Kmol x 16,043 =2,689 Kg.
Kmol
−5 m3 mol 3
V 2=9,53 x 10 x 1000 x 0,1676 Kmol=0,015974 m
mol Kmol
Heat Effect

A. Sensible Heat Effect


Sensible heat effect merupakan transfer panas ke sistem yang mana
tidak ada fase transisi, tidak ada reaksi kimia dan tidak ada perubahan
komposisi yang mengakibatkan perubahan temperatur pada sistem. Tujuan
dari sensible heat effect adalah mengembangkan hubungan antara kuantitas
panas yang ditransfer dengan perubahan panas yang dihasilkan. Jika sistem
merupakan campuran yang homogen dengan kuantitas yang konstan, aturan
fase menunjukkan bahwa memperbaiki nilai dari dua sifat insentif
menetapkan keadaannya. Molar atau spesifik internal energi dari zat dapat
dinyatakan sebagai dua atau lebih variable. Dua atau lebih variable tersebut
dapat dinyatakan sebagai temperatur, molar dan specific volume.
U =U (T ,V )

dU = ( ∂∂TU ) dT +( ∂U
V ∂V ) dV atau dU =C dT + (
T
∂U
∂V )
V dV
T

Suku terakhir = 0 pada 2 keadaan:


1. Untuk proses isokhorik (konstan volume) tanpa memperdulikan zat.
2. Ketika internal energi tidak terpengaruhi oleh volume tanpa
memperdulikan proses. Ini berlaku untuk gas ideal, tidak dapat
dimampatkan dan gas dengan tekanan rendah.
Ketika Volume konstan persamaan berubah menjadi :

dU =CV dT + ( ∂U
∂V )
T
dV

dV =0 maka: dU=C V dT + ( ∂∂VU ) ( 0 ) =C dT


T
V

H=H ( T , P )

dH = ( ∂∂ HT ) dT +( ∂∂HP ) dP atau dH =C dT +( ∂∂ HP ) dP
P t
P
t

Suku terakhir =0 pada dua keadaan yaitu :


1. Untuk proses isobarik (preassure constant)tanpa memperdulikah zat.
2. Ketika energi pada zat tidak terpengaruh oleh tekanan tanpa
memperdulikan proses. Ini berlaku untuk gas ideal dan tekanan
rendah.2

Hubungan antara C P dan C V :


dH dQ C p
= = dT
R R R
T2
ΔH ΔQ C
= =∫ p dT
R R T1 R
T2
ΔH ΔQ
= =∫ ( A+ BT +C T 2 + D T − 2) dT
R R T1
T2
ΔH ΔQ 1 1 1
= =∫ ( AT +¿ BT 2+ CT 3+(− D ))dT ¿
R R T1 2 3 T
ΔH ΔQ 1 1
R
=
R 2 ( 3 )(
=A ( T 2 −T 1) + B ( T 22 −T 21 ) + C ( T 32 −T 31 ) +¿) )
T2
ΔH =ΔQ=R ∫ ¿ ¿
T1

ΔH =ΔQ=R ¿)
CV C P
= −1
R R
C P campuran = y A C PA + y b C Pb + …+ y n C Pn
Contoh Soal :
What is the final temperature when heat in the ammount of 422 MJis added
to 11,3 Kmol of ammonia initially at 533,15 K in a steady flow process
approximately 1 atm.
Jawab :
Diketahui : A = 3,578; B = 3,020 x 10-3; C = 0; D = -18600
J
dH =11300 mol x 8,314 x¿
molK
422 x 106 J 18600
=3,578 T 2 −1907,66+0,0015 T 22 − 429,2 − +34,89
J T2
11300 mol x 8,314
molK
18600
( 4491,837+ 2301,94 ) K=3,578 T 2+1,51 T 22 −
T2
T 2=1246,85+
B. Kalor laten untuk senyawa murni.
Ketika suatu senyawa mengalami proses mencair atau mengalami
proses penguapan pada tekanan konstan maka tidak akan ada perubahan
suhu, namun proses tersebut membutuhkan panas maka panas yang
dibutuhkan ini disebut dengan kalor laten. Ciri khas dari proses ini adalah
konsistensi dari dua fase. Dua fase dari sistem yang ada harus dari satu jenis
senyawa sehingga kalor laten hanya dapat menjadi fungsi dari temperatur.
Secara matematis kalor laten dapat ditulis sebagai berikut:
dPsat
∆ H =T ∆ V ; dimana ∆ H merupakan kalor laten.
dT
dPsat
Rumus diatas memiliki kekurangan yaitu data untuk tidak
dT
lengkap untuk semua temperatur dan untuk semua senyawa sehingga untuk
mencari kalor laten perlu untuk memperhatikan dua hal berikut:
1. Prediksi kalor penguapan pada titik didih normal (tekanan 1 atm atau
101,325 KPa).
2. Estimasi panas vaporasi pada berbagai temperatur dari nilai yang
diketahui pada satu temperatur.
Estimasi mengenai kalor laten vaporasi pada senyawa murni dan pada titik
didih normal bisa digunakan rumus berikut:
∆ Hn
≈ 10
R T rn
∆ H n 1,092(ln P c −1,013)
=
R T rn 0,930 −T rn
Untuk estimasi kalor laten pada vaporasi untuk senyawa murni pada
berbagai suhu dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
0,38
∆ H 2 1− T r 2
= (
∆ H 1 1− T r 1 )
Contoh soal:
1. Kalor laten air pada suhu 373,15 K adalah 2257 KJ/Kg hitung berapakah
kalor laten air pada suhu 573,15 K.

373,15 K 573,15 K
T r 1= =0,577 ; T r 2 = =0,8857
647,1 K 647,1 K
0,38
1− 0,8857 KJ KJ
∆ H 2= ( 1− 0,577 ) x 2257
Kg
=1372,186
Kg
C. Standard Heat of Reaction.
Kalor yang dihasilkan atyau yang diserap pada saat terjadi reaksi kimia pada
keadaan standar (25 ℃ ,1 atm ¿, cara menghitung standard heat of reaction
adalah dengan rumus sebagai berikut:
∆ H oreaction =∆ H oreaktan − ∆ H oproduk
Latihan Soal:
1. For steady flow in a heat exchanger at approximately atmospheric pressure, what
is the enthalphy:
(a) When 10 mol of SO2 is heated from 473.15 to 1373.15 K (200 to 1 100°C)?
(b) When 12 mol of propane is heated from 523.15 to 1473.15 K (250 to
1200°C)?
Jawab :
A=5,699; B=8,01 x 10− 4 ; C=0 ; D=−1,015 x 105
A.

J
∆ H =8,314
molK (
x ( 5,699 x ( 1373,15 K −473,15 K ) ) + ( 0,000401 K − 1 x ( 1373,152 − 473,152 ) K 2 ) −

KJ
Q=10 mol x 47,007 =470,07 KJ
mol
B.

J
∆ H =8,314 x ( ( 1,213 x ( 1473,15 K −523,15 K ) ) + ( 0,0144 K − 1 x ( 1473,152 K 2 −523,152 K 2 ) ) +
molK
KJ
Q=161,834 x 12 mol=1942,008 KJ
mol
2. For steady flow through a heat exchanger at approximately atmospheric
pressure, what is the final temperature,
(a) When heat in the amount of 800 KJ is added to 10 mol of ethylene initially at
473.15 K(200" C)?
Jawab :
800000 J
= ( 1,424 x ( T 2 − 473,15 K ) ) + ( 0,0072 K −1 x ( T 22 −223870,9 K 2 ) )+ ( −1,46 x 10−
(
J
8,314 x 10 mol
molK
9622,324 K +2129,891 K=1,424 T 2 +0,0072 T 22 −1,46 x 10− 6 T 32
ℎasil iterasi menyatakan baℎwa T 2=1374,5 K
3. If 7.08 m3 s-I of air at 322.15 K (50°C) and approximately atmospheric pressure
is preheated for a combustion process to 773.15 K (500°C), what rate of heat
transfer is required?
Jawab :
m3 Pa
8,3144598 x 323,15 K
molK
n= =0,0037 mol
m3
7,08 x 101325 Pa
s
∆H ∆H
N 2=1632,988 K ; O =1725,06 K
R R 2
Udara = 79% N2 dan 21% O2. Maka:
∆H
Udara=( 0,79 x 1632,988 K ) + ( 0,21 x 1725,06 K ) =1652,324 K
R
J KJ
∆ H udara =1652,324 K x 8,314 =13,737
molK mol
KJ
Q udara=13,737 x 0,0037 mol=51,29 J .
mol
4. Calculate the heat capacity of a gas sample from the following information: The
sample comes to equilibrium in a flask at 298.15 K (25°C) and 121.3 kPa. A
stopcock is opened briefly, allowing the pressure to drop to 101.3 kPa. With the
stopcock closed, the flask warms, returning to 298.15 K (25"C), and the pressure
is measured as 104.0 kPa. Determine Cp in J mol/K the gas to be ideal and the
expansion of the gas remaining in the flask to be reversible and adiabatic.
Jawab :
Proses 1-2 : Adiabatik
Proses 2-3 isokhorik.
T 1=298,15 K ; T 3=298,15 K ; P1=121,3 KPa ; P2=101,3 KPa ;
P3 P 2
P3=104 KPa ; =
T3 T2
101,3 KPa x 298,15 K
T 2= =290,41 K
104 KPa
R
T2 P
( )( )
T1
= 2
P1
Cp

R
290,41 K 101,3 KPa
( 298,15 K
= )(
121,3 KPa ) CP

CP
0,974= √ 0,8358,314
CP
0,974= √ 0,2236
J
C P =57
molK

5. One hundred kmol per hour of subcooled liquid at 300 K and 3 bar is
superheated to 500 K in a steady-flow heat exchanger. Estimate the exchanger
duty (in kW) for one of the following:
(a) Methanol, for which T Sat = 368.0 K at 3 bar.
Jawab :
A. T 1=300 K ; T 2=368 K ; dan T 3 =500 K ; P1=3 ¯; P2=3 ¯¿
T2
D
∆ H subcooled − saturated =n R∫ A +BT + CT 2 + dT
T1
T
KJ
∆ H subcooled − saturated =92,73
s
T2
KJ
∆ H saturated− superℎeated=n R ∫ A+ BT +CT 2 dT =209,061
T1
s

mol J 368 K 1,092 x ( ln 80,97 −1,013 )


∆ H latent =27
s
x 8,314
molK
x 368 K x
512,6 K
x
( 0,93 − ( 368 K
)
512,6 K ) =1062,134

KJ KJ KJ KJ
∆ H total =1062,134 +209,061 + 92,73 =1363,93
s s s s

Anda mungkin juga menyukai