Anda di halaman 1dari 11

BAB 28

TERMODINAMIKA

Tujuan : Siswa memahami hukum-hukum termodinamika serta


28.1 mengembangkan kemampuan berdiskusi dan menalar. USAHA
OLEH SISTEM DAN TERHADAP SISTEM
1. Usaha Oleh Sistem
Tinjau sebuah tabung gas berisi gas (sistem), mempunyai penghisap yang dapat bergerak bebas tanpa
gesekan. Luas penampang A. jika volume, tekanan dam suhu mula-mula V, P dan T. Kemudian gas ini
dipanasi dengan tekanan tetap (P = tetap) sehngga gas memuai dan mendorong pengisap ke atas sejauh S,
dikatakan system melakukan usaha luar.

Besar usaha yang dilakukan oleh sistem:


W  F .S
ΔV Δs  PA S
V2 P
 P  A S 
V1 V
T W  P V

W  P V2  V1 
∆Q
Keterangan: ΔW = Usaha oleh sistem
P = Tekanan gas
ΔV = Penambahan volume gas

Karena V2>V1, maka ΔV =V2-V1 bernilai positif. Jadi usaha oleh sistem selalu bernilai positif.

2. Usaha Terhadap Sistem


Bila sistem menerima usaha dari luar lingkungannya, maka system
melepas pana (kalor). Besar usaha yang dilakukan oleh lingkungan
terhadap system pada tekanan tetap:
ΔW Δs ΔW = P ( V 2 −V 1 )
V2
Karena V2<V1, maka ΔV =V2-V1 bernilai negatif. Jadi usaha oleh sistem
V1 selalu bernilai negatif.
W   P V

∆Q
Keterangan :
ΔW = usaha terhadap system
ΔV = pengurangan volume gas
Contoh, usaha terhadap sistem terjadi pada alat pompa sepeda.

Usaha luar pada beberapa proses


1) Proses isobarik (P = tetap)
P
Usaha oleh sistem:
P
ΔW = P ΔV
=P ( V 2 −V 1 )
V ΔW = Luas daerah yang diarsir
V1 V2

2) Proses isokhorik (V = tetap)


P
Karena V tetap, maka ΔV = 0 jadi , ΔW =0
P2

P1
V
3) Proses isotermik (T = tetap)
P
nRT
ΔW = P ΔV → P=
V
nRT
= ΔV
V
ΔV
= nRT
V1 V2
V V
Untuk perubahan yang sangat kecil, persamaan di atas dapat ditulis:
dV
dW=nRT
V
W v2
dV
∫ dW=nRT ∫ V
0 v1
V
W = nRT [ ln V ] V 1
2

=nRT ( ln V 2 −ln V 1 )
V
=nRT ln 2
V1
V
W = 2, 3 nRT log 2
V1

28.2 HUKUM TERMODINAMIKA DAN ENTROPI


Hukum I Termodinamika
Hukum I termodinamika membahas hukum kekekalan energi, yaitu :
Meskipun suatu bentuk energi telah berubah ke dalam bentuk energi
yang lain, tetapi jumlah seluruh energi itu selalu tetap.

Sebagai contoh, kalor yang diberikan pada suatu system digunakan untuk mengubah energi dalam
dan melakukan usaha luar (energi mekanik).
Jika suatu system diberi kalor Q pada tekanan tetap, maka kalor Q ini digunakan untuk
melakukan usaha luar W dan sisanya digunakan untuk menambah energi dalam dari U 1 menjadi U2.

Berdasarkan hukum I Termodinamika tentang hukum kekalan energi, dapat dirumuskan :


ΔQ=( U 2−U 1 ) + ΔW

atau Q  U  W Hukum I Termodinamika

Keterangan:
Δ Q = kalor yang diberikan pada system
Δ Q = ncv Δ T = mcv Δ T = Cv Δ T (untuk proses isokhorik)
Δ Q = ncp Δ T = mcp Δ T = Cp Δ T (untuk proses isobarik)
cv = kalor jenis gas pada volume tetap
Cv = kapasitas kalor gas pada volume tetap
cP = kalor jenis gas pada tekanan tetap
Cp = kapasitas kalor gas pada tekanan tetap

Hubungan kapasitas kalor dengan kalor jenis gas : C = mc = nc

ΔU = perubahan energi dalam gas (sistem)


3 3
N k ΔT= nR ΔT
=2 2
ΔW = usaha yang dilakukan sistem
= P. ΔV

Catatan:
1. Bila sistem menerima kalor Δ Q, maka system akan melakukan usaha luar Δ W serta energi
dalamnya bertambah menjadi Δ U. dalam hal ini kalor Δ Q dan usaha luar bertanda positif
(gambar a)
2. Bila sistem mengeluarkan kalor Δ Q, maka system menerima usaha luar

Δ W sera energi dalamnya kekurangan menjadi Δ U. dalam hal ini kalor Δ Q dan usaha luar Δ
W bertanda negatif (gambar b).

sistem sistem

+∆Q - ∆Q
U2-U1 +∆W U1-U2 - ∆W
Gambar a. Gambar b.

ΔQ=( U 2−U 1 ) + ΔW −ΔQ=( U 2−U 1 ) −ΔW


ΔQ=ΔU + ΔW −ΔQ=ΔU − ΔW

 Untuk proses isovolumik/isokhorik (V = tetap)


ΔV =0 → ΔW =0
Jadi: ΔQ=ΔU

 Untuk proses isobaric (P = tetap)


ΔQ=ΔU +ΔW
 Untuk proses isotermik (T = tetap)
ΔT =0→ ΔU =0
Jadi: ΔQ=ΔW

 Untuk proses adiabatik (proses tak ada perpindahan kalor dari luar ke dalam sistem atau sebaliknya)
ΔQ=0
Jadi: ΔU = ΔW

3. Hukum II Termodinamika

Dari hukum I Termodinamika kita ketahui bahwa kalor dapat diubah menjadi usaha mekanik dan
sebaliknya, tanpa ada kalor yang terbuang.
Dari hasil penyelidikan memang benar usaha mekanik dapat diubah seluruhnya menjadi kalor, tetapi
kalor tidak dapat seluruhya diubah menjadi usaha mekanik pada suatu proses tertutup tanpa ada kalor
yang terbuang. Hal ini dapat dijumpai pada system mesin, tidak mungkin dapat membuat sebuah mesih
yang dapat merubah seluruh kalor menjadi energi mekanik tanpa mengadakan perubahan penting pada
mesin itu. Hukum II Termodinamika ini dapat melengkapi hukum I Termodinamika dalam pemilihan
sumber kalor untuk mesin-mesin.
Persoalan ini pertama kali dipecahkan oleh seorang insinyur muda dari Prancis bernama Sadi Carnot
(1796-1832) di dalam tahun 1942, melalui hukum II Termodinamika yang berbunyi :

(1) Perumusan Kelvin - Planck

Tidak mungkin dibuat mesin yang mengubah kalor seluruhya menjadi


usaha luar, tanpa ada kalor yang terbuang.
T1 T1
Q1 Q1

Tak mungkin mungkin

W W
T1>T2
T2 Q2
(2) Perumusan Clausius

Tidak mungkin memindahkan kalor dari system suhu rendah ke system


bersuhu tinggi, tanpa memerlukan usaha dari luar.

T1 Q1 Q1
T1

mungkin
Tak
mungkin W

T2 Q2 T2 Q2
4. Siklus Carnot

Dalam Proses tertutup mengubah usaha menjadi kalor (panas) dapat dilakukan secara terus menerus
tetapi mengubah kalor manjadi usaha tidaklah demikian halnya. Untuk mengubah kalor menjadi usaha
secara terus menerus haruslah diusahakan agar kembali keadaannya semula agar dapat melakukan usaha
kembali. Proses seperti ini disebut siklus Carnot. Siklus Carnot ini berupa teoritis, tetapi peranannya
terhadap industri sangat besar. Siklus Carnot mempergunakan dua proses isotermik dan dua proses
adiabatic.
Proses diatas dapat digambar berupa grafik ideal siklus Carnot seperti dibawah ini.

a b = proses pemuaian secar isotermik pada suhu tetap Ti, dalam proses ini gas menerima kalor Q1.
gas melakukan usaha sehingga pengisap bergerak ke atas.
b c = proses pemuaian secara adiabatic. Gas melakukan usaha di dalam menaikka engisap dan
suhunya turun dari T1 menjadi T2.
c d = proses pemanfaatan secara isotermik pada suhu tetap T2, dalam proses ni gas melepaskan kalor
Q2. usaha dilakukan oleh pengisap pada gas sehingga volumenya mengecil.
d a = proses penempatan secara sdiabatik, sehinggga suhunya naik dari T2 menjadi T1. proses ini
tidak memerlukan kalor. Usaha dilakukan oleh pengisap pada gas.

Dari proses di atas, gas kembali keadaannya semula dengan volume, tekanan dan suhu seperti semula.
Usaha total W yang dilakukan oleh system selama siklus tersebut dinyatakan oleh luas yang dicakup
oleh lintasan abcd. Karena keadaan permulaan dan keadaaan akhir adalah sama, maka tidak ada
perubahan energi dalam gas (U = 0) dari system tersebut. Dari hukum I Termodinamika:
W =ΔQ W = usaha luar yang dilakukan oleh gas
W =Q −Q Q1= kalor yang diberikan pada gas
1 2 Q2= kalor yang dilepaskan oleh gas

Dari perubahan kalor menjadi usaha (kerja), maka dapar kita tentukan efisiensi atau daya guna atau
rendemen (η ) dari suatu mesin.

1) Mesin kalor
Alat unutk mengubah kalor menjadi usaha/ kerja mekanik disebut mesin kalor.
W = Q1 - Q2
T1 Q1 W = usaha/kerja yang dilakukan
T1 = sumber (reservoie) bersuhu tinggi
T2 = sumber (reservoir) bersuhu rendah
Q1 = kalor masuk
W
Q2 = kalor dilepaskan (terbuang)
T1>T2
T2 Q 2

Kerja yang dilakukan


Efisiensi ( η )= x 100 %
kalor yang masuk

W  Q  Q2 
η= x 100 %     1  x 100%
Q1  Q1 
 Q 
  1  2  x 100%
 Q1 

Q2 T2
=
Perbandingan kalor yang terbuang (Q2-) dengan kalor yang masuk (Q1) dapat dinyatakan: Q1 T1

Jadi:  T2 
  1   x 100%
 T1 

η = dinyatakan dalam % ( 0 – 100 %)


Efisiensi mesin tidak pernah mencapai 100%.

Contoh soal:
(1) Suatu sistem menerima kalor sebesar 20 joule dan usaha luar yang dilakukan 8 joule. Tentukan
perubahan energi dalam sistem!
Jawab :
ΔQ=ΔU +ΔW
20 =ΔU +8
ΔU =20−8=12 joule
(2) Pada suatu proses kalor sebesar 500 kalori diberikan kepad suatu system dan persamaan denan itu
dikerjakan pula usaha terhadap system sebesar 100 joule.
Berapa perubahan energi dalamnya?
Jawab :
ΔW=−100 Joule=−100 x 0,24 kalori =−24 kalori
(−) : karena sistem mendapat usaha
ΔQ =ΔU+ ΔW
500 kal =ΔU −24 kal
ΔU =500 kal+24 kal=524 kal
(3) 5 kg gas N2 suhunya naik 100C menjadi 1300C. bila hal tersebut terjadi tekanan konstan, hitunglah :
(cp = 0,248 kkal/kg0C dan cv = 0,177 kkal/kg0C).
a) Kalor yang diperlukan ( Δ Q)
b) Penambahan energi dalam ( Δ U)
c) Usaha luar yang dilakukan gas ( Δ W)
jawab: a ) ΔQ=m c p Δt
kkal
=5 kg x 0 , 248 0
x 120 0 C=149 kkal
3 kg C
b) ΔU= nR ΔT
2
3 5000 J
ΔU= x mol x 8,314 x 120 K
2 28 mol K
( ingat : ΔT=1200 C=120 K )
=267107,14 joule
= 267107,14 x 0,24 kalori
= 64105 ,731 kalori
= 64,11 kkal
c) ΔW = ΔQ− ΔU
= 149 kkal −64 ,11 kkal
= 84 ,89 kkal
(4) Suatu gas ideal beroperasi dalam siklus Carnot diantara 2270C dan 1270C. jika kalor sebesar 5 x 104
kalori diserap pada temperatur ujung tinggi, hitung kerja yang dilakukan oleh gas tersebut.
Diketahui : T 1 = 227 0 C=500 K Q1 =5 x 10 4 kal
T 2 = 127 0 C=400 K
Di tan ya : W =. .. ?

( )
T
Jawab : η= 1− 2 x 100 %
T1

= 1−
400
500 ( x 100 %)
η= 20 %
W
η=
Q1
W 20
20 %= →W = x 5 x 10 4 kal
5 x 104 100
4 4
W = 10 kalori = 4 , 2 x 10 joule
(5)
P
(10 −5 N
m2 ) Berapa efisiensi sebuah mesin yang bekerja dengan mengambil
B C gas ideal monoatomik menurut siklus disamping? Andaikata
suhu di titik B=300K.(cv = 3 kal/mol0C dan cp = 5 kal/mol0C).

A D

V
2 4 10-2 m3
Jawab:

Proses A ke B terjadi pada volume tetap (V = tetap)


PA PB
=
TA TB
2 .10 4 . 105
5
=
TA 300
T A=150 K →t A=−123 0 C

Proses dari B ke C terjadi pada tekanan tetap (P = tetap)


V B VC
=
TB TC
2 .10−2 4 . 10−2
=
300 TC
T C =600 K → t C =327 0 C
Proses C ke D terjadi pada volume tetap (V=tetap)
PC PD
=
TC TD
4 .105 2. 105
=
600 TD
T D =300 K →t D =27 0 C

Kalor yang masuk pada sistem:


 Kalor yang diserap pada proses A ke B (V = tetap)
Q1 =n c v Δt
= n c v ( t B −t A )
kal
= n mol x 3 ( 27 0 C−(−1230 C ))
mol 0 C
= 450 n kalori
 Kalor yang diserap pada proses B ke C (P = tetap)
Q2 = n c p ( t C −t B)
kal
= n mol x 5 0
( 327 0 C−270 C )) = 1500 n kalori
mol C
Jumlah kalor yang masuk pada system:
Q I=Q1 +Q2
= 450 n kalori + 1500 n kalori
= 1950 n kalori
Kalor yang dilepas oleh sistem:
 Kalor yang dilepas oleh sistem pada proses C ke D (V = tetap)
Q3 =− n c v Δt
= − n c v ( t D −t C )
kal
= −n mol x 3 0
( 270 C−327 0 C ))
mol C
= 900 n kalori
 Kalor yang dilepas oleh sistem pada proses D ke A (P = tetap)
Q4 = − n c p ( t A −t D )
kal
= − n mol x 5 0
(−123 0 C−270 C ))= 750 n kalori
mol C
Jumlah kalor yang dilepas pada sistem:
Q II =Q3 +Q4
= 900 n kalori + 750 n kalori
= 1650 n kalori
Efisiensi mesin :
QI −Q II
η= x 100%
QI
1950 n− 1650 n
η= x 100 %
1950 n
300 n
η= x 100%
1950 n
η= 15,38 %

(6) Sebuah mesin Carnot yang reservoir suhu rendahnya 270C daya gunanya 20%. Jika daya gunanya
diperbesar menjadi 50%, berapa 0C reservoir suhu tingginya harus dinaikkan?
Jawab :
T 1=( 273+ 27 ) K=300 K
Pada saat efisiensi (daya guna) 40%

( )
T1
η = 1− . 100 %
T2

40 %= 1−
( 300
T2 )
. 100 %

300
0 , 4 = 1−
T2
300
=1−0 , 4
T2
300 0
=0 , 6 → T 2=500 K →t 2 =227 C
T2
Bila fisiensi (daya guna ) menjadi 50%, maka
50 %= 1−
( 300
T2' )
. 100 %

300
0 , 5 = 1−
T2'
300
=1−0 ,5
T2'
300 300
=0 , 5 → T ' = =600 K →t 2=327 0 C
T2' 2 0,5

Jadi reservoir suhu tingginya harus dinaikan.


= (3270C-2270C)= 1000C

(7) Gas mula-mula mempunyai keadaan P1, V1 dan T1. gas ini diekspansi pada suhu tetap. Keadaan
akhirnya P2, 3V1 dan T1. masa gas 1,5 g dan berat molekulnya 28 kg/kmol. Berapakan perubahan
entropi selama proses?
Jawab :
Untuk ekspansi isotermik, berlaku:
V2
ΔW = ΔQ=2, 3 P1 V 1 log
V1
Perubahan entropinya:
ΔQ
ΔS=
T
P1 V 1 V
= 2 ,3 log 2
T1 V1
V2
= 2 ,3 n R log
V1
m 3V1
= 2 , 3 R log
M V1

= 2,3 (
1 , 5 . 10−3 kg
28 kg/kmol ) ( 8 , 314 Jkmol K ) (log 3)
J
= 0 , 49
K

Anda mungkin juga menyukai