Anda di halaman 1dari 37

TERMODINAMIKA

Thermos = Panas
Dynamic = Perubahan
Termodinamika
Cabang ilmu fisika yang mempelajari:

1. Pertukaran energi, dalam bentuk:


- Kalor
- Kerja
2. Sistem
----------------Pembatas (boundary)
3. Lingkungan
TIGA MACAM SISTEM
1. SISTEM TERBUKA:
Ada pertukaran massa dan energi sistem dengan lingkungannya.
Misal : lautan, tumbuh-tumbuhan

2. SISTEM TERTUTUP
Ada pertukaran energi tetapi TIDAK terjadi pertukaran massa sistem
dengan lingkungannya.
Misalnya: Green House ada pertukaran kalor tetapi tidak terjadi
pertukaran kerja dengan lingkungan.

3. SISTEM TERISOLASI :
TIDAK ada pertukaran massa dan energi sistem dengan
lingkungan.
Misalnya: Cool box,termos, kulkas, oven dll.
SIFAT PEMBATAS
• Pembatas adiabatik: tidak ada pertukaran
kalor antara sistem dan lingkungan
• Pembatas tegar: tidak ada kerja baik dari
sistem terhadap lingkungan ataupun dari
lingkungan terhadap sistem
Kesetimbangan Termal & Hukum
Termodinamika ke-0
• Jika dua buah benda dengan temp. yang berbeda
diletakkan sedemikian rupa sehingga terjadi kontak, maka
lama-kelamaan kedua benda akan mempunyai temp.
yang sama. Kemudian dikatakan bahwa kedua benda
mengalami kesetimbangan termal.

• Hukum termodinamika ke-0; Jika dua buah sistem berada


dalam keadaan kesetimbangan termal dengan sistem ke-
3, maka kedua sistem itu berada dalam kesetimbangan
termal satu sama lain.
Misalkan ada 3 buah sistem A, B, dan C. Jika TA = TC dan
TB = TC, maka TA = TB.
HUKUM KE-0
C C

• Jika A setimbang termal dengan C


dan B setimbang termal dengan
C, maka A setimbang termal
dengan B
Hukum I Termodinamika
Energi dalam sistem bersifat konservatif, perubahan energi
dalam hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir.
 DU = Uf – Ui

 dU = Cv dT
Kalor adalah energi yang mengalir atau berpindah karena
perbedaan temperatur. Kalor masuk/keluar ini
menyebabkan perubahan keadaan sistem (P,V, T, U, dsb.)
dQ = C dT
Usaha W merupakan mekanisme transfer energi antara sistem
& lingkungannya.
dx

W   dW   PAdx   PdV  PDV  PV f  Vi 


f f f
mg
F=PA
i i i
Hukum I Termodinamika…
• Hukum I Termodinamika

• Energi dalam suatu sistem berubah dari nilai awal Ui


to a ke suatu nilai akhir Uf karena panas Q dan kerja
W:

DU = Uf - Ui = Q – W
atau: DQ.= DU+DW

• Q positif ketika sistem menerima panas dan negatif


jika kehilangan panas. W positif jika kerja dilakukan
oleh sistem dan negatif jika kerja dilakukan pada
sistem
KERJA/USAHA (DW)
Kerja positif dan kerja negatif pada suatu buku

Sistem dikenai usaha (W = negatip)

v2 v1 V

V2 < V1
Usaha (W) + : sistim melakukan usaha, V2> V1
Usaha (W) - : sistim dikenai usaha, V2< V1
KERJA/USAHA (DW)
Kerja positif dan kerja negatif pada suatu buku
Terjadi bila sistem mengalami perubahan volume

v1 v2 V

V2 > V1
V2

W   PdV  P(V2  V1 ) W = Luas daerah dibawah grafik


V1
Contoh-1
Berapa usaha dilakukan gas ideal yang berekspansi secara isotermik
hingga volume awal 3 liter men* di 24 liter? Tekanan awal 20 atm.
Jawab:
Pada proses ekspansi isotermik ini, untuk gas ideal berlaku:
 V2   V2 
DW  p1V1 ln    2,30 p1V1 log 
 V1   V1 
= (2,30)(20 x 1,01 x 105N/m2)(3 x 10-3m3) log (24/3) = 12,6 kJ.
Contoh-2
Gambar selanjutnya menunjukkan siklus yang dialami mesin kalor.
Berapakah usaha yang dilakukan pada (a) cabang AB? (b) cabang BC?
(c) cabang CD? (d) cabang DA?
Kalau gas mengembang, usaha yang dilakukan adalah sama dengan luas
diagram p-V di bawah kurva yang bersangkutan. Tetapi kalau gas
dimampatkan, secara numerik usaha memang sama dengan luas di
bawah kurva, namun harus diberi tanda negatif.
a) usaha = luas ABFEA = (4,0 - 1,5)X 10-6 m3](4,0 X 105 N/m2) = 1,00 J
b)usaha = luas di bawah kurva BC = 0, karena volume tidak berubah
maim: pDV = 0
c)cabang ini menunjukkan proses pemampatan, maka usaha adalah
negatif.
usaha = - (luas CDEFC).= -(2,5 X 10-6 m3)(2 X l05 N/m2) = -0,50 J
(d) Dari D-A usaha = 0.
Hukum I Termodinamika…(Beberapa contoh
penerapan)
• Proses Isobarik (Tekanan Tetap) untuk sistem gas ideal

W   PdV  P V f  Vi 
f
Vi V f
P 
Ti T f
Tf
i
DQ.= DU+DW
Q   C p dT
Ti a b
Tf

DU   C p dT  P V f  Vi  Vo V1
Ti
V
• Proses Isokhorik (Volume Tetap) untuk sistem gas ideal
f
P
W   PdV  0 Pi Pf
i P1 b 
Tf Ti T f
DU  Q  C V dT Po a
Ti V
Usaha pada Proses Isokhorik
Proses Isokhorik adalah proses perubahan keadan sistem pada
volume tetap, karena tidak mengalami perubahan volume, maka usaha
yang dilakukan oleh gas sama dengan nol
P

P2
W = P . DV = 0

P1

V
V1 = V2
Hukum I Termodinamika…(Beberapa contoh
penerapan..)

• Proses Isotermal (Temperatur Tetap) untuk


sistem gas ideal
P
Tf
b
DU   CV dT  0  Q  W
Ti
a
V
Selanjutnya dari persamaan gas ideal

nRT C0
PV  nRT  kons tan  P  
V V
f f
nRT Vf  V 
Q  W   PdV   dV  nRT ln    NkT ln  f 
i i
V  Vi   Vi 
Usaha pada Proses Isothermal
Proses Isothermal adalah proses perubahan keadan sistem pada suhu
tetap, mengikuti hukum boyle PV = konstan

nRT
P P
P2
V
V2 V2 2 V
nRT dV
W   PdV   dV  nRT 
P1
V1 V1
V V1
V
V V2
W  nRT ln
V1 V2

V1
PROSES KOMPRESI PADA TEMPERATUR KONSTAN
(ISOTERMAL)
Hukum I Termodinamika…(Beberapa contoh
penerapan..)
• Proses Adiabatik (tidak ada pertukaran kalor) untuk gas
ideal.
Q  0  DU  W P
b
T2

Selanjutnya dari persamaan gas ideal T1 a


V

dU  CV dT
nRT nRT
dW  PdV  dV  dV  CV dT
V V
dV C dT C
 V  ln V   V ln T  kons tan
V nR T nR
Proses Adiabatik (sambungan …)

• Mengingat
C p  CV  nR
CV  1 
CV   1  nR    
nR    1 
 1 
ln V    ln T  kons tan
   1 
ln TV  1  C  kons tan

PV  1
V  C  kons tan  PV   C1  kons tan
nR
Usaha pada Proses Adiabatik
Adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistiem tanpa adanya kalor
yang masuk atau keluar dari sistem. (gas) Q = 0.
Pada proses adiabatik terjadi pula perubahan suhu, tekanan dan
volume,

Proses Adiabatik
PV   tetap
P
1
P1 Proses Isothermal TV ( 1)  tetap
1
T1
W ( P1V1  P2V2 )
 1
2
P2 T2
3
V W  nR(T1  T2 )
V1 V2 2
Usaha Pada Proses Isobar
Proses Isobar adalah proses perubahan keadan sistem pada tekanan
tetap.
P

P1=P2

W = P (V2- V1) = P (DV)


V
V1 V2
Hukum II Termodinamika

• “Kalor mengalir secara spontan dari benda bertemp.tinggi ke


benda bertemp.rendah dan tidak mengalir secara spontan
dalam arah kebalikannya.”

• “Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja


dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari
sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha
luar.”

• “Total entropi semata tidak berubah ketika proses reversibel


terjadi dan bertambah ketiap proses irreversibel.”
HUKUM II TERMODINAMIKA
Perumusan Kelvin: Tidak ada suatu proses yang hasil
akhirnya berupa pengambilan sejumlah kalor dari
suatu reservoar kalor dan mengkonversi seluruh kalor
menjadi usaha

Perumusan Clausius: Tidak ada proses yang hasil


akhirnya berupa pengambilan kalor dari suatu
reservoar kalor bersuhu rendah dan pembuangan kalor
dalam jumlah yang sama kepada suatu reservoar yang
bersuhu lebih tinggi.

W QC
Efisiensi:
  1
QH QH
SIKLUS CARNOT
Efisiensi mesin Carnot

QH  QC
C  
W
QH
QH

QC TC
 1  1
QH TH
Contoh-1:
Hitunglah efisiensi maksimum yang dapat dicapai mesin kalor yang
bekerja antara suhu 100°C dan 400°C.
Jawab:
Mesin kalor yang paling efisien ialah mesin Carnot. Untuk mesin demikian
berlaku:

Tdingin 373
efisiensi  1   1  0,45  45 %
T panas 673
Mesin Pemanas
HK II : Pada suatu mesin siklik tidak mungkin
kalor yang diterima mesin diubah semuanya
menjadi kerja. Selalu ada kalor yang dibuang
oleh mesin.
usaha yang dihasilkan
efisiensi 
kalor yang dimasukkan
W
Reservoar panas Efisiensi: η= = 1 − Qo
Qi
Qi Qi
Sebuah mesin mobil memiliki
efisiensi 20 persen dan
W menghasilkan kerja rata-rata
20.000 J. Tentukan berapa
Qo besar kalor yang dibuang dari
mesin ini perdetik?
Reservoar dingin

Jawab: 80.000 J
MESIN PENDINGIN
Merupakan kebalikan
Reservoar panas dari mesin pemanas.
Q2
Q1=kalor masuk tandon (resevoir)
Q2=kalor keluar tandon
W W= kerja yang ditambahkan ke sistem
Q2=Q1+W
Q1 Coefficient of Performance ukuran
Reservoar dingin kerja sistem didefinisikan sebagai
(COP)= Q1/W X 100%
Sebuah mesin pendingin bekerja dengan daya sebesar 200W.
Jika kalor yang dibuang direservoar panas tiap sekonnya
adalah 250 J, tentukan koefisien performansi dari mesin
tersebut! (COP)= 250/200 =1,25
ENTROPI

Setiap proses kuasistatis dapat didekati dengan banyak sekali komponen


siklus kecil yang berupa siklus Carnot

Qi Qi Qi
Dari siklus Carnot

sem. Ti
 
abgh Ti
 
cdef Ti
0
pros.
Pengertian entropi
• Besaran termodinamika yang menyertai
perubahan setiap keadan dari keadaan awal
sampai keadaan akhir sistem.
• Menyatakan ukuran ketidak teraturan suatu
sistem
• Sistem yang memiliki entropi tinggi berarti
sistem tersebut makin tidak teratur
ENTROPI
dQ
Untuk setiap proses kuasistatis
berlaku:
 T 0
Entropi (S) adalah suatu fungsi
keadaan (seperti P,V,T)
f

Perubahan DS  S f  S i   dQ
T
Entropi i
Rev. DS  0
Hk Termodinamika II
DS  0 Irrev. DS  0
PEMUAIAN/PENYUSUTAN
TEMPERATUR atau suhu dapat diukur pada skala Celsius, di mana titik
beku air adalah 0°C, dan titik didih (dengan keadaan standard) adalah
100°C. Skala Kelvin (absolut mutlak) digeser 273,15 derajat dari ukuran
Celsius pada skala Celsius, sehingga titik beku air adalah 273,15 K dan titik
didihnya adalah 373,15 K. Temperatur nol mutlak, adalah temperatur
dimana zat atom-atomnya dalam keadaan diam ,untuk SI 0K =-273,15°C)
dan untuk standard BS atau US 0 R= -460 °F. Skala Fahrenheit yang masih
dipakai masih ada hubungam dengan skala Celsius melalui Temperatur
Fahrenheit = ; (Temperatur Celsius) + 32.
PEMUAIAN LINEAR BENDA PADAT: Apabila benda padat mengalami
kenaikan temp.(DT), bertambah panjangnya (DL) adalah sebanding dengan
panjang semulanya (L0) dikalikan dengan DT . Maka:

DL = L0DT
di sini tetapan perbandingan  disebut koefisien muai linear. Nilai 
bergantung zat.
Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa  adalah perubahan
panjang per satuan panjang zat untuk setiap derajat perubahan temp..
Sebagai contoh, jika sepotong kuningan panjang 1,000,000 cm menjadi
1,000019 cm apabila temp.nya dinaikkan 1°C, maka koefisien muai
kuningan adalah:
DL 0,000 019 cm
  = -5 0 -1
L0 DT (1 cm)(1 C) = 1,9 x 10 C

PEMUAIAN LUAS: Bila suatu luas Ao memuai menjadi Ao + DA ketika


dipengaruhi kenaikan temperatur D T, maka:
DA = A0DT
di mana  adalah koefisien pemuaian luas. Untuk benda-benda padat
isotropik (yang bertambah besar kesemua arah dengan besar yang sama),
 2
.
PEMUAIAN VOLUME: Jika volume Vo memuai menjadi Vo + D V bila temp.
dinaikkan D T, maka
DV = V0DT
dengan  disebut koefisien muai volume. Pada banyak zat padat berlaku
hubungan = 3.
8-1 Sebatang tembaga pada temp. 15°C panjangnya 80 cm. Berapakah
panjang itu bertambah apabila dipanasi sampai 35°C. Koefisien muai
linear tembaga adalah 1,7 x 10-5 °C-1
JAWAB
DL = L0DT = (1,7 x 10-5°C-1)(0,80 m)[(35 -15) °C] = 2,7 x 10-4m
8-2 Sebuah silinder dengan diameter 1,00000 cm pada 30°C harus
dimasukkan dalam lubang pelat baja. Lubang itu berdiameter 0,99970
cm pada 30°C. Sampai temp. berapakah pelat harus dipanasi? Koefisien
muai linear baja  = 1,1 x 10-5 °C-1.
JAWAB
Pemuaian pelat tidak dipengaruhi oleh ada tidaknya lubang di dalamnya.
Berarti, bahwa lubang
akan memuai tepat sama dengan lingkaran/lempengan baja yang
dimasukkan ke dalamnya. Diameter Iubang harus berubah sebanyak:
DL = (1,00000 - 0,99970) cm = 0,00030 cm
Dengan rumus DL = L0DT,

DT = DL = 0,000 30 cm = 27,3 °C
(1,1 x 10 -5 C-1 )(0,999 70 cm)
L0
Suhu pelat harus dijadikan (30 + 27,3) = 57,3°C.
Contoh soal
1. Sebuah cincin besi berdiameter 1,5 m pada suhu 200C.
Harus dipanaskan didalam ketel dengan suhu
berapakah cincin tersebut agar diameternya menjadi
1,52 m, jika besi = 12 x 10-6 / 0C

T?
35
Contoh-3:
Tentukan perubahan energi-dalam sistem dalam ketiga proses berikut: (a)
sistem menyerap kalor sebanyak 500 kal, dan pada saat yang sama
melakukan usaha 400 J; (b) sistem menyerap kalor sebanyak 300 kal, dan
pada saat yang sama usaha 420 J dilakukan padanya; (c) kalor sebanyak
seribu dua ratus kalori dikeluarkan dari suatu gas pada V tetap.
Jawab
a.DU = DQ - DW = (500 kal x 4,184 J/kal) - 400 .1 = 1700 J
b.DU = DQ - DW = (300 kal x 4,184 J/kal)- (-420. I) = 1680 J
c.DU= DQ - DW=(- 1200 kal)(4,184 J/kal) - 0 = -5000 J
Perhatikan bahwa DQ adalah positif bila sistem menyerap kalor, dan D W
adalah positif bila sistem melakukan usaha (dan sebaliknya).
Contoh-4:
Gas N2 sebanyak 5 kg temp.nya dinaikkan dari 10°C menjadi 130°C.
Kalau ini berlangsung pada tekanan tetap, tentukan kenaikan energi-dalam
D U, dan usaha luar D W yang dilakukan gas. Diketahui: untuk gas , cv =
0,177 kal/g•°C dan cp = 0,248 kal/g•°C.
Jawab
Bila gas tersebut dipanaskan pada volume konstan, maka tidak
ada usaha yang dilakukan selama proses itu. Dalam hal ini DW = 0, dan
hukum pertama akan memberikan (DQ)v =DU. Berhubung (DQ = cvmDT,
maka

DU = (DQ)v = (0,177 kal/g • °C)(5000 g)(120 °C) =106 kkal = 443 kJ

Bila gas dipanaskan oleh 120°C pada tekanan konstan, perubahan yang
sama terjadi dengan energi dalam (internal energy). Selain itu, usaha
dilakukan. Hukum pertama akan menjadi
(DQ)v = DU+ DW =443 kJ+ DW

Tetapi
(DQ)p= cp m DT = (0,248 kal/g• °C)(5000 g)(120 °C) = 149 kkal = 623 kJ
Sehingga
DW= (DQ)p - DU= 623 kJ -443 kJ = 180 kJ

Anda mungkin juga menyukai