Anda di halaman 1dari 28

TERMODINAMIKA KIMIA

Studi tentang penggunaan prinsip-prinsip, konsep-


konsep dan atau hukum-hukum termodinamika
yang diterapkan pada sistem kimia

Ada dua aspek :


1. Perhitungan atau penentuan kalor reaksi
2. Studi tentang arah proses dan peristiwa
kesetimbangan
LINGKUNGAN

Parameter-parameter/
Mengalami perubahan SISTEM Variabel-variabel
Keadaan 1 keadaan 2

Intensif: Ekstensif:
P, T, ρ, V m, V, n
PROSES
DINDING SISTEM
Bergantung pd keadaan
Isotermal
awal & akhir sistem
Isobar
Isokhor Interaksi
Isentrop
Adiabatik FUNGSI KEADAAN
Klasifikasi/Sifat U, H, S, G, A
Sistem:

Sistem terbuka Diferensial eksak/total


Sistem tertutup
1∫ dz = z2 – z1
2
Sistem tersekat
∫ dz = 0
dz = M(x,y)dx + N(x,y)dy
KALOR DAN KERJA
◼ Kalor (Q atau q) : merupakan salah satu bentuk energi yang dapat
dipertukarkan oleh sistem dan lingkungan karena adanya
perbedaan suhu.

q(+) q(-)
sistem

Lingkungan

Jumlah kalor yang dipertukarkan bergantung pada jalannya proses,


kalor bukan merupakan fungsi keadaan đq
Jika sistem tdk mengalami pertukaran kalor đq = 0 (adiabatis)
◼ Kerja (w) : setiap bentuk energi yang bukan kalor, yang
dipertukarkan antara sistem dan lingkungan dalam suatu proses.

w(+) w(-)
sistem

Lingkungan

w bukan sifat sistem


bergantung pada jalannya proses, bukan
fungsi keadaan đw
Kalor yang diserap sistem untuk menaikkan suhunya sebesar 1° disebut
kapasitas kalor (C)

q
Secara matematis : C=
∆T

C
C = C= nC
n Kapasitas kalor molar
(JK-1mol-1)
C
c= C=mc
m Kapasitas kalor
spesifik (JK-1g-1)
KERJA EKSPANSI
Piston (asumsi: tdk bermassa,
bergerak tanpa gesekan)
m

h T tetap (T1 = T2)


m
T2 P2 V2
T1 P1 V1

Kerja ekspansi adalah : kerja yang terjadi apabila vol sistem membesar
melawan tekanan lingkungannya

Bisa dilihat dari vol awal & akhir dari sistem kerja ekspansi
satu langkah

Kerja yang dilakukan oleh sistem di atas : w = m.g.h

Massa Jarak
Gaya perpindahan
benda gravitasi benda
F = m.g = Pl.A sehingga : w = -Pl.A.h Hub antara kerja yg dilakukan
w = -Pl.ΔV sistem dg perub volumenya.
Tanda (-) untuk menyesuaikan
w = -Pl.(V2-V1)
dg perjanjian
P

P1.V1

Daerah yg berwarna biru


menyatakan jumlah kerja yg
dihasilkan oleh sistem yg terj
P2.V2 pd ekspansi satu langkah
Pl

V1 V2 V

w = -P . ΔV
Kerja Ekspansi Dua Langkah

m
m w = w 1 + w2
m V2
V’
V1

P1.V1
Semakin banyak jalan
terjadinya proses, harga w
semakin besar

P’

P2.V2
P’’

V1 V’ V2 V
Kerja Ekspansi Reversibel

P Sistem yang melakukan langkah


sangat banyak memiliki
P1.V1 perubahan volum yang sangat
kecil untuk setiap langkahnya.
Jumlah total kerja yang
dihasilkan pada ekspansi
reversibel dpt diperoleh dengan
mengintegrasikan :
P2.V2 2

w = −  P. dV
1

V1 V2 V
Menghasilkan w maks
HUKUM I TERMODINAMIKA

Tiap sistem mempunyai sejumlah energi


yang merupakan jumlah total dari berbagai
bentuk energi kinetik dan energi potensial
ENERGI DALAM
yang terdapat di dalam sistem tersebut

Jika dalam suatu perubahan keadaan, dU = đq + đw


sistem menyerap sejumlah kecil kalor đq
dan melakukan sejumlah kecil kerja đw, ∆U = q + w
maka sistem akan mengalami perubahan
energi dalam dU

HK. I
TERMODINAMIKA
Jika kerja pada sistem dibatasi hanya pada kerja
volume melawan tekanan lingkungan yang tetap,
maka Hk. I Termodinamika dapat ditulis :

dU = đq + đw
Pada proses yg rev :
dU = đq – (Pl . dV) Pl ≈ P

dU = đq – (P . dV)

Pada kondisi volume tetap (isokhor) : dV = 0

dU = đqv Kalor yang diserap sistem pada


volume tetap adalah sama dengan
∆U = qv perubahan energi dalamnya
Tinjau : U = U (T,V)
 U   U 
dU =   dT +   dV
 T v  V T

 U   U 
dq − P dV =   dT +   dV
 T v  V T

Untuk menentukan kuosien pertama dari pers. dU,


Tinjau jika vol konstan dV = 0, sehingga :

 U  dU = Cv . dT
dqv =   dT
 T v T2

 dU =  C dT
Cv = dqv =  U 
V
T1
dT  T v
Untuk menentukan kuosien kedua dari pers dU, melalui percobaan yang
dilakukan oleh Joule, sbb :

termometer Batang pengaduk


Labu A berisi gas ideal
Labu B hampa udara
T konstan
Kran dibuka, maka gas
akan memuai mengisi labu
A B
vak A dan B
air
T konstan (sebelum dan
sesudah dibuka)

Interpretasinya :

Gas memuai thd tekanan hampa, maka : Pl = 0


Berarti tdk ada kerja yg dilakukan oleh sistem, maka : đw = 0
Pemuaian dari V1 ke V2 terjadi secara isoterm, maka : dT = 0 dan đq = 0
Sehingga : dU = đq - đw
dU = 0 (gas tidak mengalami perubahan energi dalam)
Jadi : dU =   U  = 0
 dV
 V T

Dalam percobaan terj perub vol


dV ‡ 0
Yg mungkin bernilai nol

Kesimpulan :
Untuk gas ideal, kuosien perub energi dalam yg disebabkan oleh
berubahnya vol pada suhu tetap mempunyai nilai nol
Berarti untuk gas ideal : U ‡ U(V) (en dalam bukan merup fs vol)

Jadi rumus umum perubahan energi dalam sistem adalah :


 U 
dU = C v dT +   dV
 V T
ENTALPI DAN PERUBAHANNYA

Percobaan di lab lebih banyak dilakukan pada kondisi tekanan tetap


dari pada volume tetap

Hk. I Termodinamika menjadi:

dU = đqp – P.dV

U2 – U1 = qp - P (V2 – V1)
qp = (U2 + P2V2) – (U1 + P1V1)
qp = H2 – H1 = ∆H

Kalor yang diserap sistem dari


dH = đqp lingkungannya yang berlangsung pada
tekanan tetap, sama dengan peningkatan
entalpi sistem
Tinjau : H = H (T,P)
 H   H 
dH =   dT +   dP
 T  p  P T

Kuosien pertama dari pers. dH,


 H 
dH =   dT
 T  p

 H 
dq p =   dT
 T  p
dq p H 
=  = Cp
dT  T p

dH = C p . dT
Kuosien kedua dari pers. dH,

P1 P2 Percobaan Joule – Thomson


Vol awal = V1, dialirkan ke 2,
dan vol akhir (kiri) = 0

T1, P1, V1 T2, P2, V2

wtot = wkiri + wkanan Karena diisolasi, sistem tdk


0 V2 mengalami perub kalor, shg :
= −  P1 dV −  P2 dV U = wtot
V1 0
U = P1V1 − P2 V2
= − P1 (−V1 ) − P2 V2
wtot = P1 V1 − P2 V2 U 2 − U 1 = P1 V1 − P2 V 2
(U2 + P2V 2 )− (U 1 + P1 V 1) = 0
H = 0
Percobaan berlangsung pd
entalpi sistem yg tetap
Dengan demikian ;

 H 
dH = C p dT +   dP
 P T
 H 
  dP = − C p dT
 P T
 H   T 
  = − Cp  
 P T P
 H

Besaran baru : Koefisien Joule-Thomson


Lambangnya = μJT
Nilai secara eks utk gas ideal adl nol

Jadi :
dH = Cp .dT – Cp. μJT. dP
Hubungan Cp dengan Cv

Telah dibahas bahwa kalor merup besaran yg bergantung pada jalannya


proses. Kapasitas kalor yg penting adl : Cp dan Cv. Hubungan keduanya
dapat dicari sbb:
Perhatikan persamaan berikut :
 U 
dU = đq – P.dV dan dU = Cv .dT +   dV
 V T
 U 
đq = C .dT +   dV + P.dV
 V T
v

 U  
Pd tek. tetap đqp = C v.dT +   + P  dV
 V T 

đqp = C +  U  + P   V 
  
V   T  P
v
dT  T
  U    V 
C p = Cv +   + P  
 V T T
  P
  U    V 
C p − Cv =   + P  
 V T   T P

nR
Gas ideal = 0 =
P

Jadi : Cp – Cv = nR
Cp – Cv = R
Hk. TD I pada Proses Adiabat dan Reversibel

Sistem tdk mengalami perub jum molekul, shg n merup tetapan.


Proses adiabat, tdk terj pertukaran kalor, shg đq = 0
Proses reversibel, Pl = P
Sehingga :
dU = đq + đw T
( V
)
Cv ln 2 = Cp − Cv ln 1
T1 V2
dU = đw
 Cp  V1
Cv.dT = -P.dV ln T2 =  − ln
 C
1
T1  v  V2
nRT
Cv .dT = − dV Cp
V =
T2 V2 Cv
dT dV
 vT 
C = − nR
V ln = ( − 1)ln
T2 V1
T1 V1
T1 V2
T2 V
Cv ln = − nR ln 2 T2 V 
 −1
T1 V1 =  1 
T1  V2 
Hubungan antara P dan V
Hubungan antara P dan T
?
LATIHAN
◼ Satu mol gas nitrogen pada 250C memuai secara isoterm dan rev,
sehingga volnya menjadi 3x lebih besar dari vol semula. Berapa
kerja yang dilakukan sistem tersebut jika dianggap gas bersifat
ideal?
◼ Pada suhu tertentu, sejumlah gas memuai thd tekanan luar 2 atm
hingga volnya menjadi 2x vol semula. Diket vol awal gas 5 L.
Berapa joule kerja yang dilakukan sistem tersebut?
◼ Satu mol gas ideal memuai secara isoterm pada suhu 250C thd
tekanan luar 1 atm dari 12 L menjadi 24 L. Tentukan kerja dan
kalor yg diserap pada proses tsb untuk mendapatkan ΔU = 0
◼ Dua mol gas ideal memuai secara rev dan isoterm pada suhu
250C sehingga volnya berubah dari 12 L menjadi 24 L. Hitung
kerja dan kalor dlm Joule untuk mempertahankan ΔU = 0
◼ Tentukan perubahan energi dalam dan kalor sistem jika satu mol
gas helium dipanaskan pada vol tetap dari 250C ke 450C.
Diketahui kapasitas kalor molar gas, Cv = 3/2 R dan diasumsikan
gas bersifat ideal
TUGAS
1. a.The coefficient of thermal expansion of liquid water is
2.1x10-4/0C, and the density is 1g/cm3. If 200 cm3 water
are warmed from 250C to 500C under a stant pressure of
1 atm. Calculate w.
b. If c = 18 kal/deg.mol, calculate q and ΔH
2. Suatu gas mengikuti
persamaan keadaan :
3. P=RT - a
V – b T1/2V2
Turunkan ungkapan bagi koefisien virial kedua, B
3. Tiga mol gas ideal memuai secara isotermal melawan
tekanan tetap 100 kPa dari 20 L ke 60 L. Hitunglah q, w,
ΔU dan ΔH
4. Satu mol gas ideal pada suhu 300 K memuai secara
isotermal dan rev dari 20 L ke 60 L. Hitunglah q, w, ΔU
dan ΔH
5. Dua mol gas ideal dibatasi pada tekanan Pl = P = 2 atm.
Suhu gas berubah dari 1000C ke 500C, Cv = 3/2R.
Hitunglah q, w, ΔU dan ΔH
6. Satu mol gas ideal monoatomik pada suhu 270C dan
tekanan 1 atm memuai secara adiabat dan rev sampai
tekanan 0,1 atm. Hitung suhu akhir, q, w, ΔU dan ΔH
7. Untuk merancang suatu refrigator perlu diket berapa
penurunan temp yang disebabkan oleh ekspansi adiabat
cairan refrigan. Nilai satu tipe freon ± 1,2 K.atm-1. Berapa
perbedaan tekanan yang diperlukan untuk membuat
penurunan temp sebesar 5 K?
8. A sample of fluorocarbon was allowed to expand
reversibly and adiabatically to twice its volume. In the
expansion the temperature dropped from 298 K to 248
K. Assuming that the gas behaves perfectly, estimate the
value of Cv,m

Anda mungkin juga menyukai