Anda di halaman 1dari 36

KULIAH REMIDI

THERMODINAMIKA
Oleh :
Dyah Rini Ratnaningsih
7/17/2013 Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 2
Istilah-Istilah (Terminologies) Termodinamika
Sistim (System) :
Bagian dari suatu benda atau ruang yang akan dipelajari atau dianalisis.
Sistim mungkin berada dalam batasan nyata ataupun imaginer.
Sistim Tertutup (Closed System) : Sistim yang TIDAK memindahkan atau
menukarkan massa ke lingkungan (massa tetap), tapi mungkin panas dan
kerja dapat melintas batas sistim.

Sistim Terbuka (Open System) :
Sistim yang DAPAT memindahkan atau menukarkan massa, panas, dan kerja
ke lingkungan.

Sistim Terisolasi (Isolated System) : Sistim yang TIDAK DAPAT memindahkan
atau menukarkan massa, panas, dan kerja ke lingkungan.

Sistim Isotermal (Isothermal System) : Jika proses yang terjadi pada sistim
(open or closed system) berlangsung pada suhu konstan.



7/17/2013 Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 3
Sistim Adiabatis (Adiabatic System) : Jika proses yang terjadi pada sistim
(open or closed system) tanpa pertukaran panas dengan lingkungan.

Keadaan (State) : menunjukkan keberadaan kondisi sistim
Lingkungan (Surrounding) : Daerah di luar sistim

Sifat yang dimiliki sistim : tekanan, suhu, volume, massa.

1. Sifat Ekstensif (Extensive Property) :
Sifat yang tergantung pada ukuran sistim :
volume, massa, energi total
2. Sifat Intensif (Intensive Property) :
Sifat yang TIDAK tergantung pada ukuran sistim :
suhu, tekanan, densitas atau volume spesifik.


Suhu :
Ukuran numerik dari derajat panas (degree of hotness)

Suhu Absolut :
SI (Kelvin) : T (oK) = T(oC) + 273,15 ~ T(oC) + 273
British (Rankine) : T (oR) = T(oF) + 459,67 ~ T(oC) + 460

Pressure :
Gaya per satuan Luas dan dapat diukur dengan Manometer atau Bourdon Gauge
SI : N/m2 = Pascal = Pa; 1 bar = 10
5
Pa;
1 atm = 1.01325 bar

Kerja (Work) : produk dari sebuah gaya (Force) dan jarak perpin-dahannya;
didefinisikan sbb: Gaya x Jarak
Satuan N.m = Joule = J
Dalam termodinamika teknik, kerja dapat terjadi akibat dari ekspansi atau
kontraksi fluida



Panas (Heat)
Adalah sesuatu yang tampaknya sudah dikenal baik (familiar) tapi sulit untuk
didefinisikan.
Seperti kerja, panas akan mempunyai arti jika terjadi perubahan pada sistim.
Panas dinyatakan dengan Joule (J) atau kalori

Keadaan Fluida Kerja (Working Fluid)
Fluida : zat yang dapat mengalir/berpindah dari satu tempat ke tempat lain,
misalnya zat cair, uap atau gas working fluid

Sifat termodinamika:
Tekanan, suhu, volume spesifik, energi internal, entalpi dan entropi. Namun,
untuk fluida kerja murni, hanya diperlukan dua sifat (property) untuk
mendefinisikan/menyatakan fluida kerja tersebut secara lengkap
Diagram

Diagram termodinamika penting:
P-v diagram, T-S diagram, H-S-P diagram







Reversibilitas (Reversibility)
Ketika sistim mengalami perubahan keadaan, titik-titik
keadaan (state points) yang dilalui oleh sistim dapat diplotkan
ke dalam diagram.
Reversibilitas (Reversibility) : jika fluida mengalami proses
reversible, maka baik fluida maupun lingkungannya dapat
selalu dikembalikan ke keadaan semula.
Kenyataannya, fluida dalam sebuah proses tidak dapat dijaga
pada keadaan setimbang sehingga alur kontinyu tidak dapat
dirunut pada sebuah diagram, sehingga proses nyata ini
kemudian disebut sebagai proses irreversible

Kriteria-kriteria reversibility
Proses harus tidak ada gesekan, fluida tidak mempunyai friksi
internal (internal friction) dan tidak ada friksi mekanik (mechanical
friction); contohnya: antara silinder dan piston.
Perbedaan tekanan antara fluida dan lingkungannya selama proses
kecil sekali. Hal ini berarti, proses harus berlangsung sangat lambat,
karena gaya untuk mempercepat sistim mencapai batas akhir
sangat kecil.
Perbedaan suhu antara fluida dan lingkungannya selama proses
sangat kecil. Hal ini berarti, panas yang diberikan atau ditolak ke
atau dari fluidanya harus ditransfer dengan sangat pelan.

Oleh karena itu, dari kriteria-kriteria di atas, jelas bahwa tidak ada
proses dalam kenyataan yang benar-benar reversible. Akan tetapi,
dalam beberapa proses nyata sering digunakan pendekatan proses
reversible.



HUKUM-HUKUM DALAM THERMODINAMIKA
1. Hk Konservasi ENERGI
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tapi dapat
berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya. Jumlah energi
total adalah konstan

2. Hk Thermodinamika I
Bilamana suatu sistim menjalani suatu siklus termodinamika maka panas
bersih yang disediakan untuk sistim dari lingkungannya adalah sama
dengan kerja bersih yang dilakukan oleh sistim terhadap lingkungannya.
dQ = dW

Persamaan Bukan-Aliran (Non-Flow Equation)
Untuk siklus lengkap :
Panas yang disediakan sama dengan kerja yang dihasilkan, sehingga
energi intrinsik akhir sama dengan energi intrinsik awal.


Bila efeknya memindahkan energi dari sistim, maka akan kehilangan energi
intrinsik sistim.

Karena fluida tidak bergerak, maka energi intrinsik dikenal sebagai energi
dalam, u.

Energi dalam suatu fluida tergantung pada tekanan, suhu, dan sifat
(property) sistim.

Perubahan energi
U
2
- U
1
= dQ - dW

|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
Dihasilkan Yang
Bersih Kerja
Disediakan Yang
Bersih Panas
Intrinsik Energi
Tambahan
Untuk non-flow process :
Hanya ada panas yang disediakan atau panas yang dibuang, tidak keduanya,
demikian juga untuk kerja. Maka dibuat kesepakatan
Panas yang disediakan untuk sistim Q (+)
Kerja yang dihasilkan oleh sistim W(+)
U
2
U
1
= Q W
Atau Q = (U
2
U
1
) +W
Untuk 1 kg : Q = (u
2
-u
1
) + W
Untuk sejuml kecil :
dQ = dU + dW
Untuk reversible non flow process :
W = } p dv


Atau, untuk jumlah kecil :
dW = p dv
Jadi untuk setiap proses reversibel tanpa aliran :
dQ = du +dW = du + p dv
Q = (u
2
u
1
) + } p dv
Atau, untuk jumlah kecil :
dW = p dv
Jadi untuk setiap proses reversibel tanpa aliran :
dQ = du +dW = du + p dv
Q = (u
2
u
1
) + } p dv



Persamaan Aliran
Energi internal fluida dikatakan sebagai energi intrinsik karena
sifat termodinamik yang dimilikinya.
Bila 1 kg fluida dengan energi internal, u, bergerak dengan
kecepatan C dan dengan ketinggian Z di atas datum level,
maka :

Energi total sebesar : u + (C
2
/2) + Zg

dimana : C
2
/2 adalah energi kinetik 1 kg fluida
Zg adalah energi potensial 1 kg fluida.

Pada sebagian besar masalah-masalah nyata, laju aliran fluida
dalam sebuah mesin atau peralatan adalah konstan.
Aliran ini disebut aliran tunak (steady flow).
Bila terjadi aliran masuk dari ujung pipa 1 (inlet) menuju ujung
pipa yang lain (outlet), maka :
Energi untuk mendorong 1 kg fluida masuk ke inlet (1) :
P1 A1 L1 = P1 Vol. Elemen Fluida pada (1) = P1 v1
Pada outlet (2) :
P2 A2 L2 = P2 Vol. Elemen Fluida pada (2) = P2 v2

+

Q
in

W
out

Z
1

Z
2

Datum
Outlet
Inlet
Boundary
W v p g Z
2
C
u Q v p g Z
2
C
u
2 2 2
2
2
2 1 1 1
2
1
1
+ + + + = + + + +
Kesetimbangan Energi
pada volume atur
Enthalpi (h)
Jumlah dari energi internal dan pv
Entalpi, h = u +pv
Sehingga kesetimbangan energi dapat juga ditulis sbb :


Jika Energi potensial diabaikan :


Persamaan kontinyuitas (Continuity of mass equation) :
laju aliran massa selalu konstan dalam satu unit aliran.
W g Z
2
C
h Q g Z
2
C
h
2
2
2
2 1
2
1
1
+ + + = + + +
W
2
C
h Q
2
C
h
2
2
2
2
1
1
+ + = + +
tan , kons
v
A C
m massa alir Laju = =
2 2 2 1 1 1
A C A C m = =
Zat Murni :
Zat yang selalu mempunyai komposisi kimia yang sama pada
semua tingkat keadaan, tetapi dapat mempunyai beberapa fase
yang berbeda.

Fase : Sejumlah zat yang mempunyai komposisi kimia dan
struktur fisiknya homogen.

Homogen : Sistem yang mempunyai hanya satu fase
Heterogen : Sistem yang berisi lebih dari satu fase

Zat murni dapat berupa campuran asalkan komposisinya dalam
kondisi homogen.
Nitrogen & udara, keduanya mrpk zat murni
Udara mrp campuran beberapa gas (terutama N2 dan O2)

Campuran minyak & air: BUKAN zat murni
minyak tidak larut dalam air
membentuk 2 lapisan (fase), masing-masing komposisinya
berbeda
Campuran antara dua fase atau lebih, mrpk suatu zat murni,
jika komposisi tiap fase sama.
Contoh:
Campuran air dan es: Zat murni, krn komposisi kimia sama
Campuran cairan air dan uap air: Zat murni
Campuran udara cair dan udara : BUKAN zat murni, karena
komposisi udara cair berbeda dengan komposisi udara (gas).

KOMPOSISI
Ada dua cara mendefinisikan komposisi :
1. fraksi massa


2. fraksi mol



dimana M = jumlah massa total
N = jumlah mol total
Mi = jumlah massa komp. i
N = jumlah mol komp. i

M
M
M
M
i
i
i
i
i
=

|
N
N
N
N
x
i
i
i
i
i
=

PROSES PERUBAHAN FASE


Fase : padat, cair, gas, minyak

Biasanya zat murni dapat berbentuk dua fase dalam
kesetimbangan; misalnya air dan uap air dalam boiler atau
condenser.
DIAGRAM T-v untuk proses pemanasan air pada tekanan tetap

300
T
o
C
100
20
1
2
3
4
5
v
Saturated
mixture
Saturated vapor
Saturated liquid
Compressed
liquid
Superheated
vapor
Dryness fraction, x
massa uap kering di dalam 1 kg campurannya
Wetness fraction = 1 x
Note:
x = 1 uap jenuh
x = 0 cair jenuh
Untuk perubahan cair jenuh uap jenuh
Q = (u2u1) + W = (uguf) + W
Jika W = (vgvf)p
Q = (uguf) + (vgvf)p
= (ug+pvg) (uf+pvf)

Karena h = u + pv
Q = (hghf) = hfg (panas laten penguapan)

20
Properti Uap Basah :

volume spesifik uap basah

Untuk 1 kg uap basah, terdapat x kg uap kering
dan (1x) kg cairan, maka


Vol. spesifik uap basah :
v = vf(1x) + vgx karena vf sangat kecil, maka v vgx

Entalpi uap basah :
h = hf(1x) + hgx
= hf + x(hghf)
= hf + xhfg

Energi internal :
u = uf(1x) + ugx
= uf + x(uguf)

basah uap total massa
ing ker uap volume cairan volume
v
+
=
Gas Ideal (Perfect Gas)
PERSAMAAN KARAKTERISTIK
Pada T > Tc dan P sangat rendah, fluida
cenderung mengikuti pers gas ideal:



Untuk m kg gas yang menempati volume V m
3
:
PV = mRT
Jika n jumlah mol gas dan M berat molekul gas
m = nM
sehingga : PV = nMRT


Atau :


R
o
= konstanta gas universal =


R t tan cons
T
v P
= =
nT
PV
R R M
o
= =
K kmol
Nm
3 , 8314
) K ( 15 , 273 ) kmol ( 1
) m ( 71 , 22
m
N
10 x 1
R
3
2
5
o
=
|
.
|

\
|
=
KAPASITAS PANAS (Specific Heat)
Kapasitas panas padatan atau cairan :

Adalah panas yang diperlukan oleh unit massa untuk menaik-
kan suhu 1 derajat.
Untuk jumlah kecil : dQ = m c dT .

dimana: m = massa
c = kapasitas panas
dT = kenaikan suhu
Untuk gas:
c
v
= kapasitas panas pada volume tetap
c
p
= kapasitas panas pada tekanan tetap

Untuk proses tanpa aliran, reversible
Pada tekanan tetap : dQ = m cp dT
Pada volume tetap : dQ = m cv dT

Untuk gas ideal, nilai cp dan cv tetap pada semua nilai tekanan
dan suhu, sehingga integrasi pers. diatas menghasilkan:


aliran panas pada proses P tetap reversible
Q = m cp (T2 T1)
aliran panas pada proses V tetap reversible
Q = m cv (T2 T1)
Untuk gas nyata: cp dan cv berubah dengan adanya perubahan suhu, namun
pada umumnya dimungkinkan untuk menggunakan nilai rata-rata yang
sesuai.
Jadi energi internal gas ideal :
u = cvT (*)
Untuk massa m gas ideal, energi internal
U = mcvT (**)

Dalam setiap proses untuk gas ideal, antara
keadaan 1 dan 2
U2 U1 = mcv (T2 T1) (***)

Perubahan energi internal sebuah gas ideal antara dua keadaan untuk semua
proses reversible maupun irreversible SELALU mengikuti pers. (***).


HUKUM JOULE :

Energi internal gas ideal hanya merupakan fungsi suhu mutlak,
u=f(T)
Misal 1 kg gas ideal dipanaskan pada volume tetap

Pers. energi non-flow process:
dQ = du + dW
karena V tetap dW = PdV = 0
dQ = du

perubahan panas pada V tetap untuk 1 kg gas ideal:
dQ = cvdT
u = cv T + K
Untuk gas ideal: u = 0
pada suhu absolut T = 0, sehingga K = 0
} }
= dT c du
v
ENTALPI GAS IDEAL
Dari persamaan entalpi : h = u + pv
Persamaan gas ideal : pv = RT
Hukum Joule : u = cvT
Sehingga diperoleh : h = cvT + RT
= (cv + R)T
Karena cv + R = cp h = cpT

Untuk massa m gas ideal :
H = mcpT

Karena diasumsikan bahwa u = 0 pada T = 0,
maka h = 0 pada T = 0

Karena diasumsikan bahwa u = 0 pada T = 0,
maka h = 0 pada T = 0

RASIO KAPASITAS PANAS



Karena cp cv = R; untuk gas ideal cp > cv, sehingga > 1


v
p
c
c
=
SOAL UTS NO. 2
Jawaban no 2.
a).
Keadaan 1
kualitas superheated
P1 (kPa) 1400
T1 (oC) 300
v1 (m3/kg) 0,18228
h1 (kJ/kg)
Keadaan 2
P2 (kPa) 198,53
T2 (oC) 120
v2 (m3/kg) 0,18228
hg (kJ/kg) 2706,3
hf (kJ/kg) 503,71
ug (kJ/kg) 2529,3
uf (kJ/kg) 503,5
b).
x (dryness frac) 0,20
h2 (kJ/kg) 953,86
u2 (kJ/kg) 917,52
karena v2 diantara vf dan vg pada P=198.53 kPa
dan T=120, maka fasa campuran uap-cair
vf (m3/kg) = 0,00106
vg (m3/kg) = 0,8919
Entalpi uap basah :
h = hf(1x) + hgx
Karena dari tabel, vg>>>vf ,
v = x.vg shg x = v2/vg
Energi internal : u = (1x)uf + xug
c).
d).
SOAL UAS
1. Sebuah tangki kokoh dan tertutup (rigid tank) dengan spesifikasi volume 3 m
3
dan
tekanan maksimum 2 bar dirancang untuk menampung gas O
2
. Tangki tersebut
dilengkapi dengan alat ukur/sensor tekanan dan safety alarm, dimana alarm akan
berbunyi jika tekanan tangki melebihi 1,8 bar atau kurang dari 1,2 bar. Awalnya,
tangki berisi gas O
2
pada tekanan 1,7 bar dan suhu 303 K. Gas O
2
dianggap sebagai
gas ideal dengan berat molekul, M = 32 kg/kmol. Jika terjadi kebocoran sesaat pada
tangki yang menyebabkan massa O
2
di dalam tangki hilang (berkurang) sebesar 2,5
kg.
a. Hitung massa gas O
2
pada kondisi mula-mula (sebelum terjadi kebocoran tangki)!
b. Hitung massa gas O
2
pada kondisi akhir (setelah terjadi kebocoran tangki)!
c. Hitung tekanan akhir pada tangki (setelah terjadi kebocoran tangki)!
d. Apakah alarm akan berbunyi?
Asumsi :
tidak terjadi perubahan suhu selama proses kebocoran tangki.

Diketahui : konstanta gas universal, ;

;

K kmol
m N
R
o
.
.
8314 =
M
R
R
o
=
2
5
10 1 1
m
N
x bar =
m N J . 1 1 =
Jawaban :
Spesifikasi Tangki
V (m3) 3
Pmax (bar) 2
P high alarm 1,8
P low alarm 1,2
MW O2 (kg/kmol) 32,00
Ro [J/(kmol.K)] 8314,00
R [J/(kmol.K)] 259,81
R=Ro/MW
State T (K) P (bar) P (N/m2) V (m3) m (kg)
1 303 1,70 170000 3 6,48
2 303 1,04 104397 3 3,98
TANGKI KOKOH tertutup berisi gas O2
2
5
10 1 1
m
N
x bar =
kg
RT
V P
m a 48 , 6
1
1 1
1
). = = b). m2 = m1 m yg hilang = 3,98 kg
c). P
2
=m
1
xRxT
2
/V
2
= 104397 N/m3 = 1,04 bar

d). P2 < 1,2 bar alarm akan berbunyi
2. Suatu gas ideal mempunyai laju alir massa 1000 kg/jam dengan kondisi
awal suhu 373 K dan tekanan 4 bar.
a).Jika gas diekspansikan secara adiabatis sehingga tekanannya menjadi
2 bar, hitung suhu akhir (T
2
), perubahan energi internal (dU), perubahan
entalpi (dH), laju perpindahan panas (Q) dan kerja yang dihasilkan (W).
b).Jika gas diekspansikan secara isothermal sehingga tekanannya menjadi
2 bar, hitung suhu akhir (T
2
),perubahan energi internal (dU), perubahan
entalpi (dH), laju perpindahan panas (Q) dan kerja yang dihasilkan (W).
c).Kenyataannya, jika gas diturunkan tekanannya maka suhu gas juga ikut
turun (cenderung mengikuti alur proses adiabatis). Jelaskan bagaimana
upaya yang dilakukan untuk mendekati alur proses isothermal agar kerja
yang dihasilkan menjadi lebih besar!
Diketahui:




Catatan: dU, dH, Q, dan W dinyatakan dalam kJ/jam

K kg
kJ
Cp
.
85 , 0 =
K kg
kJ
Cv
.
66 , 0 =
Cv Cp R =
Cv
Cp
=
2
5
10 1 1
m
N
x bar = m N J . 1 1 =
Jawaban :







Proses Adiabatis = tanpa pertukaran panas










m [kg/jam] 1000
Cp [kJ/(kg.K)] 0,85
Cv [kJ/(kg.K)] 0,66
Gama 1,29
R [kJ/(kg.K)] 0,19
Ro [kJ/(kmol.K)] 8,31
M [kg/kmol] 43,76
v
p
c
c
=
cp cv = R
M = Ro/R
Proses Ekspansi
Adiabatis
State T (K) P (bar)
P
(N/m2)
V
(m3/jam)
1 373,00 4 400000 177,18
2 319,46 2 200000 303,49
( )
( ) ( )

/ 1
2
2
/ 1
1
1
/ 1
tan

=
=
P
T
P
T
t cons
P
T
/ 1
1 2 1 2
) / (

= P P T T
1
2 2
1
1 1
1
tan

=
=

v T v T
t cons Tv
1 / 1
2 1 1 2
) / (

=

T T x v v
a).
T
2
= 319,46
o
K,
Perubahan energi internal = (dU) = m x Cv x (T
2
-T
1
)
= 1000 kg/jam x 0,66 kJ/kg.K x (319, 46 -373,00 )
= -35334,80 kJ/jam
(dH) = (mxCp)(T
2
-T
1
) = -45506,95
Q = 0




dU [kJ/jam] -35334,80
dH [kJ/jam] -45506,95
Q [kJ/jam] 0,00
W [kJ/jam] 35334,80
/ 1
1 2 1 2
) / (

= P P T T
kJ/jam 35334,80 =
|
|
.
|

\
|
=
2
1
ln
P
P
mRT W
b). Proses Isothermal
T2 = T1 = 373
O
K
dU = (mxCv)(T2-T1) = 0
dH = (mxCp)(T2-T1) = 0
Q = W = 49123,34 kJ/jam
v
2
=mMRT
2
/P
2





v2 utk proses isothermal > v2 proses adiabatis

atau
Proses Ekspansi Isothermal
State T (K) P (bar) P (N/m2)
V
(m3/jam)
1 373,00 4 400000 177,18
2 373,00 2 200000 354,35
kJ/jam 49123,34 =
|
|
.
|

\
|
=
2
1
ln
P
P
mRT W
|
|
.
|

\
|
=
1
2
ln
V
V
mRT W
c). Namun sesungguhnya secara operasional,
jika gas diturunkan tekanannya maka suhu gas
juga ikut turun (cenderung mengikuti proses
adiabatis) sehingga agar kerja yang dihasilkan
lebih besar maka proses ekspansi
dilaksanakan dengan mendekati alur
isothermal dengan cara ekspansi bertingkat
diikuti dengan pemanasan pada tekanan
konstan


Selamat Menempuh Ujian Remidi

Anda mungkin juga menyukai