(HUKUM PERTAMA)
TERMODINAMIKA
Jika penghisap digerakkan sepanjang dx terhadap tekanan P, maka kerja yang dilakukan
gas adalah : dw = -P (A dx)
dw = -P dv
dv = perubahan volume
Jika ekspansi berlangsung dari Vi ke Vf atau V1 ke V2, maka kerja yang dilakukan oleh
gas dapat dihitung deengan :
V2
W = ∫ P.dv
V1
Dengan beberapa kemungkinan :
a. Bila P = 0, jika gas memuai terhadap volume maka w = 0 sehingga ekspansi besar
b. bila V tetap, maka dv = 0 dan W = 0
c. Bila P tetap, maka W = -P dV = - P (V2 – V1) = - P.ΔV
Jika kerja yang dilakukan oleh sistem, terbatas pada kerja ekspansisaja, maka :
V2
ΔU = q - ∫ P.dv (Hukum termodinamika I)
V1
Jika tekanan luar tetap, maka ΔU = q – P. ΔV
Untuk perubahan yang kecil dv = dq – P.dv
Proses yang berlangsung pada volume tetap dalam reaksi kimia adalah :
ΔU = kalor reaksi pada V tetap.
Contoh soal.
1. Suatu sistem mengalami perubahan telah menyerap panas sebesar 50 kkal. Dari
penyerapan itu sistem melakukan kerja sebesar 30 kkal. Berapakah perubahan energi
dalam sistem tersebut ?
Jawab :
Dik : q = + 50 kkal (karena mengambil panas tandanya (+) )
W = - 30 kkal (karena melakukan kerja maka tandanya (-) )
Dit : ΔU = q + W
= +50 + (-30) kkal.
= +20 kkal.
Jadi perubahan energi dalam sistem adalah +20 kkal.
2. 2 mol gas H2 berkembang isotermal dari 15 L menjadi 50 L terhadap tekanan tetap 1 atm
pada suhu 25 oC. Berapakah harga W ?
Diketahui : P = 1 atm
Vo = 15 L
V1 = 50 L
Ditanya : W
Dijawab W = P(V1 – Vo)
= 1 (50 – 15)
= 35 L atm, 1 L atm = 24,2 kal
= 847 kal.
Latihan :
1. Hitunglah perubahan energi System menyerap 400 kalori panas dan melakukan keja 600
joule. Jika diketahui 1 kalori = 4,18 joule
2. Dalam suatu reaksi kimia dibebaskan 8,4 Kj energy. Jika kalor ini digunakan untuk
memanaskan 100 cm3 air, maka kenaikan suhunya adalah ?
3. Suatu sistem mengalami perubahan energi dalam sebesar 2108 joul dan System menyerap
600 kalori panas dari lingkungan. Hitunglah kerja yang dilakukan oleh sistem tersebut !
C = Q = DQ
T DT
T –––––> Ti - T0
Latihan Soal :
1. Jika ΔH untuk reaksi pada 298K adalah CO(g) + ½ O2 (g) CO2(g) adalah sebesar
282,85 kj mol-1. Hitunglah ΔE reaksi tersebut !
Jawab :
Δn = 1 mol CO2(g) - (1mol CO(g) + ½ mol O2(g)) = 1 – (1,5)
Δn = - 0.5
ΔE = ΔH – Δn RT
ΔE = 282,85 – ((-0,5) (0,08205) (298))
ΔE = 295,0755 kj mol -1
2. Pada temperatur 2 Kg air turun dari 95oC saat 1,25 kg potongan logam bersuhu 25 oC.
Dicelupkan kedalamnya. Hitunglah kapasitas panas logam jika kapasitas panas air =
4,184 Jg-1K-1 Jika suhu campuran sebesar 40oC ?
Jawab :
Kalor yang dilepas = kalor yang diterima
Q = mc ΔT(logam) = m c ΔT (air)
Q yang dilepaskan air = - m c ΔT
= - (2 x 103) (4,184) (40 – 95)
= (2 x 103) (4,184) (55)
Kalor yang dilepas = kalor yang diterima
m c ΔT = (2 x 103) (4,184) (55)
(1,25 x 103) c (40 – 25) = (2 x 103) (4,184) (55)
c = [(2 x 103) (4,184) (55) / (1,25 x 10-3)(40 – 25)]
c = 24,55 jK-1g-1 = 24,55 J/gK
BAB II
(HUKUM KEDUA)
TERMODINAMIKA
Proses spontan dalam suatu sistem yang terisolasi / tersekat akan meningkat entropinya (derajat
ketidakteraturannya).
Spontan
Keadaan 1 keadaan 2
Non spontan
A. Entropi
Entropi adalah perbandingan panas yang diabsorpsi oleh temperatur atau pada suhu mutlak.
Pada suhu dan tekanan konstan seperti pada penyubliman, penguapan, pelelehan atau
perubahan bentuk :
S = H = E + PV = E + nRT n = mol
T T T R = 0,08205
T = temperatur transisi
H = Panas yang diabsorpsi.
ds = cv . dt
T2
S = S2 – S1 = CV . dT
T1
b) P = konstan
2 T2
S = dS = QP = Cp . dt
1 T T1
Entropi pada ekspansi eksoterm dianggap bahwa perubahan panas terjadi dalam keadaan
isoterm & reversible oleh karena itu perubahan entropi sekeliling adalah sama dan
berlawanan terhadap sistem.
B. Energi Bebas
Energi bebas Helmholtz (A)
=> fungsi kerja total
=> A = E - TS
Contoh :
Suatu larutan terdiri dari zat A dan B, yang menghasilkan energy 45 Kj, dan harga
entropinya adalah sebesar 2 Kj. Hitunglah energy bebas larutan tersebut pada suhu
-253oC
Diket : E = 45 Kj A = E –TS
S = 2 Kj G = E +PV –TS
T = -253oC H = E + PV
G = H – TS
T = -253 + 273 = 20 K
A = E – TS G = E + PV – TS
A = 45 – 20 . 2 = 45 – 40 G = E – TS + PV
A = 5 KjK G = A + PV
C. Fungsi Kerja
Karakteristik dari Gas :
1. Bisa dimampatkan
2. Memberikan tekanan disekelilingnya
3. Ekspansi tanpa batas
4. Dapat saling berdifusi (menerobos)
5. Jumlah dan sifat gas ditentukan oleh temperatur, tekanan a.l. : Volume dan jumlah
molekul
Tekanan = gaya persatuan luas
Satuan atm torr barr mikron pascal Kj
P= F.
1 Atm 1 ...... ...... ...... ........ .....
.
A
1 Torr ...... 1 .... ........ ........ .....
Satuan gaya = - atm
1 Barr ...... ...... 1 ...... ...... ....
- torr
1 Mikron ......... ....... ........ 1 ........ ....
- barr
1 Pascal ......... ........ ........ ..... 1 ......
- mikron
1 Kj ......... ...... ....... ...... ..... 1
- pascal
- Kj
2. Hukum Charles
V = K –––––––> V1 = V2
. . . . –––––> Isobarik (n, P tetap)
T T1 T2
273,15
Contoh :
Gas H2 pada suhu awal memiliki volume 5 liter, berapakah volume yang dihasilkan jika gas
tersebut mengalami kenaikan sebesar 25oC
Misal T0 = 0 = 273 k
V0 = 5 Liter
Maka T1 = 25 = 298 K
t = 25 – 0 = 25 = 25
Vt = ?
Jawab
Vt = 5 (1 + (1/273,15) (25))
Vt = 5 (1 + (25/273,5)
Vt = 5,...
Gabung hukum
PV = tetapan
P1V1 = P2V2
T1 T2
Laju effusi A = dA = MA
Laju effusi B dB MB
M = Masaa molekul relatif
v2 = (3/2 . KT) / ½ m
V2 = 3KT = V = 3RT PV = nRT
M Mr
P = (nRT)/V
Pada Gas Ideal : V = (nRT)/P
PV = n RT N = (PV)/(RT)
P1 V = N1 RT R = (PV)/(nT)
T = (PV)/(nR)
(PV)/(nT) = R
(PV)/(nT) = K
(P1 V1) = (P2 V2)
(n1 T1) (n2 T2
Gas Nyata
Persamaan Vander Waals
(P + a ) ( V- b) = RT
(P + n2a) (V – nb) = n RT
V2
V = Volume dari 1 mol
a & b = konstanta a = koreksi untuk gaya tarik menarik molekul
b = koreksi untuk ukuran efektif molekul 2 “volume excluded”
GAS IDEAL :
Berlaku =
a) PV = n RT
b) DE = dE = dH = dH = 0
QV T dp T dp T dv T
Proses ireversible = Proses tidak balik setelah terjadi perubahan yang tetap pada
sekelilingnya.
Proses reversibel = Proses dapat balik/dimana sistem dan sekelilingnya berada dalam
kesetimbangan dan tetap demikian pada proses berlangsung.
Syarat terjadinya reaksi :
1. Semua bagian sistem berada dalam kesetimbangan termodinamik. Maksudnya setiap bagian
memiliki temperatur yang sama, tekana yang sama dan berada dalam kesetimbangan kimia.
2. Sistem dan sekelilingnya bebas saling menukarkan energi dalam berbagai bentuk namun
tetap dalam kesetimbangan satu dengan yang lain selama proses.
Proses pada volume konstan
Jika sistem hanya memperlihatkan kerja ekspansi,
W = Peks V = 0
Ev = QV
Jika panas yang diserap atau dilepaskan merupakan ukuran langsung dari perubahan energi
sistem.
Panas Penguapan
- Tergantung temperatur (T) dan mengalami penurunan jika T naik.
- Harganya mendekati nol (0) jika mendekati T kritis.
Temperatur kritis = temperatur diaman sifat cairan dan kesetimbangan uap bercampur satu
sama lain.
Tekanan Uap
Persamaan Clausius Clayperon :
Log P = - H uap T2 – T1 dimana R = 8,314
2,303 R T2 – T1
Sifat-sifat koligatif
Sifat-sifat umum pada larutan encer
- Penurunan tekanan uap P = Po . Xpelarut ∆P = Po . Xterlarut
- Penurunan titik beku
1. Lautan fruktosa yang terdiri dari 60 gram H2O
Xp = mol pelarut dan 20 gram C6H12O6, jika Ar C=12, O=16, H=1,
- Kenaikan titik didih
Mol total Po = 10-3 tentukan a. Xp, b. Xt, dan c. harga P
- Kenaikan tekanan osmosis Xt = mol terlarut serta d. harga ∆P !
Mol total Jawab :
Mol H2O = gram/Mr = 60/18 = 3,3 mol
Penurunan Tekanan Uap
Mol C6H12O6 = gram/Mr = 20/180 = 0,1 mol
Jumlah Mol total = 3,3 + 0,1 = 3,4
Berlaku hukum Reault
a. Xp = (mol H2O) / (mol total) = 3,3/3,4 =
P = Xp . Po Xp = Fraksi mol pelarut
0,97
Xt = Fraksimol terlarut
b. Xt = (mol C6H12O6)/ mol total = 0,1/3,4 =
B = terlarut
0,03
Karena Xp = I – Xt
c. P = Po . Xp = 10-3 . 0,97 = 9,7 . 10-4
Maka P = (1 – Xt) Po
d. ∆P = Po . Xt = 10-3 . 0,03 = 3 . 10-5
P = Po - Xt . Po
Xt . Po = Po - P
Xt . Po = ∆P
∆P = Po . Xt
Dimana Po – P = Penurunan tekanan uap yang disebabkan oleh zat terlarut non volatil.
Xt = fraksi mol zat terlarut = nt .
np + nt
np = Jumlah mol pelarut
nt = jumlah mol terlarut
Pada larutan yang sangat encer =====> nA >>> nB, maka PAo – PA = nB PAo
na
Jadi penurunan tekanan uap dapat digunakan untuk menentukan berat molekul zat terlarut .
Tekanan
T1 suhu oC
Gambar tersebut menunukan bahwa sedikit zat terlarut non volatil kedalam air akan
mempengaruhi tekanan uap air pada suhu yang sama. Misal T, makin tinggi kosentrasi non
volatil yang terlarut tekanan uap semakin turun.
Karena titik didih kecil maka T – To kira-kira sama dengan To 2 dan bila kenaikan titik didih T –
To diberi simbol To, maka :
Ln Po = H uap . T2
P R To2
atau Tb = kb . m 3. Lautan fruktosa yang terdiri dari 60 gram H2O dan 20 gram
Hlebur = entalpi peleburan molar C6H12O6, jika Ar C=12, O=16, H=1, Kb = 10-3 tentukan ∆Tb
kb = konstanta penurunan titik beku dan Tb !
Tb = titik beku Jawab : m = (gram / mr) x (1000/ gram pelarut)
m = (20/180) x (1000/60) = (0,1) x 16,67 = 1,67 m
c. ∆Tb = Kb . m 10-3 x 1,67 = 1,67.10-3 = 0,00167
d. Tb = 0 - ∆Tb
Tb = 0 – 0,00167
Tb = - 0,00167 oC
Diagram
Pelarut
Larutan 1
Larutan 2
Tekanan Osmosis
Osmosis = proses spontan dimana pelarut disuatu larutan mengalir melalui membran semi
permiable kelarutan lain yang lebih pekat sampai keduanya konsentrasinya sama.
Tekanan osmosis = tekanan luar yang diperlukan untuk menahan proses osmosis.
Dasar
Besaran Fisika Satuan Simbol
Panjang Meter M
Massa kilogram Kg
Waktu detik S
Arus Listrik amper A
Suhu Kelvin K
Turunan
TEGANGAN PERMUKAAN
Gas
Cairan
B
A
a. Zat organik
b. Elektrolit kuat
c. Surfaktan / zat aktif permukaan
Naik/turunnya permukaan cairan pada kapiler tergantung pada besarnya jari-jari kapiler.
Hubungan antara tegangan permukaan dengan naiknya permukaan cairan dinyatakan dengan
persamaan :
= ½ . g. h. r
= tegangan permukaan
= rapat masa
h = tinggi permukaan cairan
r = jari-jari kapiler
Berdasarkan adanya aksi kapiler maka tegangan permukaan cairan dapat ditentukan berdasarkan
kenaikan permukaan cairan dalam kapiler, terdapat dua cara penentuan tegangan permukaan
dengan menggunakan aksi kapiler.
1) Cara kenikan permukaan kapiler dalam cairan dengan menggnakan 1 buah kapiler dengan
jari-jari = r menggunakan rumus :
= ½ . g. h. r
= rapat masa ditentukan dengan alat piknometer
=m/v
untuk mempermudah pengukuran ini dilakukan secara relatif artinya dengan
memperbandingkan dengan cairan standar.
Misalnya : air / benzen
Cairan zat x = x = ½ x g. hx. r
Standar = o = ½ o g. ho. r
x = x . hx
o o. ho
2) Modifikasi cara kapiler / kapiler diferensial yaitu menggunakan 2 buah pipa kapiler yang
mempunyai r berbeda.
- Kapiler 1 jari-jari satu naiknya permukaan cairan nama h1
- Kapiler 2 jari-jari dua naiknya permukaan cairan h2.
h
h1
h2
h = h1 – h2
Kapiler I = = ½ g h1 r1 –––––> h1 = 2 .
g r1
Kapiler II = = ½ g h2 r2 –––––> h2 = 2 .
g r2
h = = 2 . ====> = h . . g
g 2
Cara lain untuk menentukan tegangan permukaan adalah berat tetes permukaan cairan selalu
mendapatkan luas permukaan yang sekecil mungkin oleh kerana itu cairan selalu berbentuk bulat
karena bentuk ini mmepunyai luas permukaan yang paling kecil.
Hubungan antara berat tetesan cairan yang jatuh dari pipa kapiler dengan tegangan permukaan
dinyatakan dalam persamaan berikut.
Gaya yang diperlukan untuk memecahkan kontak antara cairan dengan cincin platina adalah :
F= (R’ + r)
F= R ––––––> F
R
R1 = Jari-jari cincin platina
R = jari-jari kawat platina
VISCOSITAS (KEKENTALAN)
8LV=r4t
V =r4
t 8L
= r4t
8LV
Dikenal dengan persamaan Powiseville
= 3,14
= Viscositas cairan
V = Total volume cairan
t = Waktu yang dibutuhkan cairan
= Massaa jenis yang bekerja pada cairan
L = Panjang pipa
r = Jari-jari
Modifikasi Oswald
1 = R4 (Pt)1 x 8 VL
2 8 VL R4 (Pt)2
1 = (t)1 = 1 t1 1 = 1 t1
2 (t)2 2 t 2
2 2 t 2
= x (konstanta x)
= rapat massa cairan
Logam
Cairan dengan viskositas
( m2 – m)g
= Ae – (AE Vis)
RT
T = Suhu (K)
A = Tetapan
e = tetapan
e – (AE Vis) = Faktor Bolt’zman yaitu fraksi molekul cairan yang memiliki energi cukup besar
RT
untuk mengalir.
BAB III
(HUKUM KETIGA)
TERMODINAMIKA
o
2. Planck. Harga dari entropi zat padat murni atau zat cair murni mendekati nol pada K
(Kelvin)
Lim S = 0
T ––> 0
T T
ST = Cp dt ==> Cp d Int
O T o
ST = Entropi absolut
Cp = kapasitas panas
Secara matematis :
dS = dQ rev atau S = Q rev
T T
S (Perubahan entropi) seperti bertanda (+) atau (-) tergantung pada pertukaran energi.
S2
Q= T . ds
S1
T
1 2
S1 S2 S
aA + bB ––––> cAB
S lingkungan = - H
T
Kriteria untuk kesetimbangan & kespontanan.
Ket = Setelah kita tahu maka rekasi dapat berlangsung / tidak / berada dalam kondisi
kesetimbangan.
Gas
Padat
Cair
Tm Tb T
Unsur simetri antara lain : berupa titik, garis atau bidang
Operasi simetri a.l. = refleksi, rotas dan infersi
Indeks miller
7A Panjang sumbu 4A 8A 3A
Panjang perpotongan 2A 6A 3A
6A 8A
Fraksi perpotongan 2/4 6/8 3/3
3A Indeks Miller = kebalikan dari fraksi perpotongan
( 4/2 8/6 3/3) x 3 ==> (h k l) = (6 4 3)
4A
2A
Contoh :
Panjang Sumbu (h k l) (1, 1, 1) Panjang Perpotongan (h k l) (2, 2, 1)
Z Z
1
1 X X
½
½
Y
Jarak antar bidang d ( h k l )
Kubus = d (h k l) = a a = rusuk
h2 + k2 + l2
b
Kubus =
Hubungan a3 (volume) dengan = massa jenis
= n Ar = n Mr
N.V N . a3
n = jumlah atom
= massa jenis
Ar = Mr
N = Bilaangan Avogadro = 6,02 x 1023
V = Volume = a3
Kristal NaCl
Contoh :
Kristal NaCl berbentuk kubus dengan masasa jenis 2,16 x 10 6 kg/m3. Mr NaCl = 58 dan dalam
kristal NaCl terdiri dari 4 atom Na dan 4 atom Cl.
Berapakah jarak d (1, 1, 1)
= n . Mr
N.V
2,16 x 106 = 58 . 4 .
23
6,02 . 10 . V
v = 198,4 x 10-30 m3
a3 = 198,4 x 10-30
3
a = 198,4 x 10-30 = 5,63 x 10-10
d hw = a .
12 + 12 + 12
= 5,63 x 10-10
3
= 3,25048 . 10-10
Difraksi sinar
Sinar yang dipantulkan Sinar
Cd + CB = n
Cd = CB = A C Sin Q
A
2 AC . Sin Q = o
C B
2 d sin Q = –––> Hkm
2d sin Q = n –––> n = orde d
C
Kubus d = a .
2 2 2
h +k +l
Gabungkan dengan hkm Bruggd
1 = h2 + k2 + l2 sin2 Q = n2 2 Sin2 Q = n2 2 (h2 + k2 + l2)
4a2
d2 d2 4d2
A. DIAGRAM FASE
Tekanan uap dari zat padat seperti juga pada cairan akan bertambah dengan naiknya
temperature, kenaikan dari tekanan uap karena suhu akan terus berlanjut sampai semua zat
padatnya meleleh, seperti digambarkan pada Gambar dibawah ini.
Gambar. Kurva tekanan uap untuk zat padat dan cairan air
Akan bertemu pada pertemuan tiga titik
Dimana pada grafik digambarkan dua garis kesetimbangan. Bagian bawah adalah kurva
tekanan uap untuk zat padat-cair, kurva sebelah atas adalah tekanan uap untuk zat cair,
kedua kurva ini, akan berpotong pada garis suhu dan tekanan yang disebut titik tripel. Pada
titik ini ada kesetimbangan antara ketiga keadaan, padar, cair dan gas. Dengan perkataan
lain pada suhu dan tekanan yang khusus ini, ketiga keadaan zat ini secara bersamaan saling
berada dalam kesetimbangan.
Semua zat kecuali Helium mempunyai titik tripel ini, dan suhu serta tekanannya
ditentukan oleh sifat dari pada gaya tarik antara partikel. Misalnya titik tripel dari air, yang
mempunyai gaya tarik antar molekul yang kuat, akan terjadi pada suhu 0,01 oC dan tekanan
4,58 torr . Sedangkan karbon dioksida, titik tripel terjadi pada – 57 oC dan tekanan pada 5,2
atm
Ada kesetimbangan yang lain yang dapat diperliatkan pada diagram yang sama. Garis ini
sesuai dengan gabungan dari suhu dan tekanan yang harus dijaga untuk mendapatkan
kesetimbangan padat-cair. Pada tekanan 1 atm . titik leleh dari air adalah 0 oC, maka garis
kesetimbangan padat-cair akan melewati baik titik tripel maupun titik leleh (beku) normal,
seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar. Diagram fasa air, agak menyimpang untuk menekankan beberapa bagian yang menarik
Tb = Titik Beku normal dan Td = Titik didih normal. Kemiringan dari kesetimbangan garis
padat – cair sangat berlebihan. Kemiringan yang sesungguhnya tidak terlalu banyak
(nyaris tegak ) lebih kurang 130 atm untuk merendahkan titik leleh es sebesar 1 oC
Kurva ini disebut dengan DIAGRAM FASA, karena kemampuannya dapat ditunjukkan
suhu dan tekanan, dimana terdapat ketiga fase ataupun keadaan dimana kesetimbangan
terjadi. Misalnya pada tekanan 1 atm, air akan berbentuk padat pada semua suhu di bawah
0oC, dan kenyataannya daerah yang dibatasi oleh garis garis kesetimbangan padat-cair dan
padat-gas sesuai untuk semua suhu dan tekanan, dimana air berbentuk padat. Demikian juga
daerah yang tergabung dengan garis kesetimbangan padat-cair dan cair-gas, maka zatnya
akan berbentuk cair, sedangkan disebelah kanan dari garis padat-gas maupun cair-gas , zat
akan berbentuk gas.
Tabel dibawah adalah daftar (yang secara acak dipilih) dari suhu dan tekanan dan keadaan
fisik dari air yang dapat diramalkan dari diagram fasenya.
Tabel Keadaan fisik dari air pada suhu dan tekanan yang dipilih secara acak
25 1,0 Cair
0 2,0 Cair
0 0,5 Padat
100 0,5 Gas
Contoh Soal
Fase air apa yang terdapat pada suhu 5oC dan pada tekanan 4 torr
Jawab
Untuk menjawab pertanyaan ini, suhu 5oC dan tekanan 4 torr harus diletakkan pada diagram
fase. Yang terbaik adalah memeriksa lagi gambar diagram fase yang kedua, yang
memberikan pandangan lebih terrinci dari daerah di sekitar titik tripel. Perhatikan bahwa 4
torr di bawah tekanan yang sesuai pada titik tripel dan suhu 5 oC terletak disebelah kanan
dari titik tripel. Maka titik ini berada pada daerah “GAS”, berarti pada suhu dan tekanan ini
air akan berbentuk GAS.
B. PADATAN
Sumber dari padatan bisa dari alam
Dari alam : mineral, padat, logam, karet, serat selulosa.
Untuk struktur dari padatan :
- Struktur amorf (tidak beraturan)
- Struktur kristalin (teratur) = mineral oksida anorganik (S. atom teratur)
- Struktur semi kristalin = serat
Sifat amorf
- Kenyal / lentur = karet
- Kaku = gelas / kaca, arang
Polimer
Untuk polimer = contoh
- Polimer organik seperti karbohidrat / protein (contoh)
- Polimer anorganik contoh = silikat
Campuran
– Antara polimer dengan polimer
- Antara logam dengan polimer disebut komposit
- Antara logam dengan keramik
- Keramik dengan polimer
Sel satuan
Parameter sel satuan :
- Sisi sel satuan (a, b, c)
- Sudut antara sisi (, , )
Atas dasar geometrinya dikenal 6 sistem kristal :
SISTEM SUMBU SUDUT
1. Kubic a=b=c = = = 90o
2. Tetragonal a=bc = = = 90o
3. Orthorombik a b c = = = 90o
4. Monoklin abc = = 90o 90o
5. Hexagonal Rombonedral a=bc = = 90o = 120o
6. Tri klinik a bc = = 90o
90o
Contoh :
- Garam dapur
- Timah putih
- Belerang
- Belerang monoklin
- Gravit
- Calsit (CaCO3)
- CuSO4. 2H2O
Reaksi dalam keadaan padat dengan karakteristik kebanyakan reaksi pada temperatur dengan
memakai suhu tinggi 1000 – 1500 oC
Prinsip monokopal adalah :
Dua logam yang berbeda bergabung lalu muncul bunga api listrik dibutuhkan temperatur yang
tinggi karena :
a. Partikel (ion.molekul) tidak bebas bergerak. Sehingga melepaskan diri dari sekelilingnya.
b. Kedaan yang rapat sehingga sukar ditembus.