Anda di halaman 1dari 20

Lanjutan

Termodinamika …
Hukum Pertama Termodinamika

Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan dari kekekalan energy:


“walaupun energy dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, namun tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan”.

Dengan kata lain:


“total energy dari suatu system dan lingkungan disekitarnya (yang sering dinyatakan
sebagai system terisolasi) adalah tetap dalam tiap proses”.

Pernyataan ini berdasarkan kenyataan bahwa berbagai bentuk energy adalah sama,
dan jika satu jenis terbentuk, sejumlah yang sama dari jenis lain akan hilang.
Persamaan Einstein Energi = (perubahan massa)x(Kecepatan cahaya)2
Menunjukkan bahwa benda dapat dianggap sebagai bentuk lain dari energy,
1 gram = 9x1020 erg

Hukum pertama termodinamika, ΔE = Q-W ….. (1)


Persamaan diatas untuk menyatakan perubahan tertentu dalam kuantitas
Dimana: ΔE = Kenaikan energy dalam
Q = Panas yang diabsorbsi
W= Kerja yang dilakukan sistem
Perlu diperhatikan bahwa selalu diperlukan suatu tambahan panas sebelum system
dapat melakukan kerja. Sebaliknya, kerja yang dilakukan system selalu disertai
dengan perubahan panas

Ketentuan:
+Q (panas yang diserap), -W (kerja yang dihasilkan)
-Q (panas yang dikeluarkan), +W (kerja yang diabsorbsi)
Energi dalam adalah hasil dari gerakan molekul, elektron dan inti dalam suatu
sistem dan bergantung pada sifat yang dapat diukur : tekanan, volume dan suhu

Dua dari variable ini harus diketahui untuk menentukan energy dalam.
Untuk suatu peningkatan yang sangat kecil pada energy, dE persamaan (1) dapat
ditulis:
dE = q – w ….(2) perubahan yang sangat kecil dari sistem
Dimana: q = panas yang diabsorbsi
w = kerja yang dilakukan selama perubahan kecil dari sistem
Perubahan energy dalam ΔE=E2-E1 …..(3)
Dimana:
E2= Energi dari system pada keadaan akhir
E1= Energi system pada keadaan mula-mula

Energi dalam hanya bergantung kepada keadaan awal dan akhir atau dengan kata
lain kenaikan pada energy dalam tidak bergantung pada “jalan” yang dilalui dari
keadaan 1 menuju keadaan 2.
Contoh dari pernyataan diatas:
Memindahkan satu kotak peralatan dari kemah di suatu lembah pada seseorang di puncak gunung.
Pada kasus ini lebih melibatkan energo potensial daripada energy dalam system tapi prinsipnya
adalah sama:
1. Kotak dapat ditarik ke puncak gunung dengan menggunakan sebuah katrol yang tergantung
pada tebing gunung dan menghasilkan sedikit panas dengan cara ini.
2. Kotak dapat dihela sepanjang jalan ke puncak gunung, namun lebih banyak kerja yang
diperlukan dan juga lebih banyak panas yang dihasilkan akibat tahanan friksi.
3. Kotak dapat dibawa ke Bandar udara terdekat, menerbangkannya ke puncak gunung dan
menjatuhkannya dengan parasut.
Setiap cara memerlukan jumlah panas dan kerja yang berbeda. Perubahan dalam energy potensial
hanya bergantung pada perbedaan tinggi lembah dan puncak gunung dan tidak bergantung pada
cara yang digunakan untuk memindahkan kotak.
Istilah keadaan termodinamika berarti suatu kondisi dimana sifat-sifat yang dapat diukur
mempunyai harga tertentu.
Contoh:
1 gr air pada E1 dapat ditentukan oleh kondisi dari misalnya tekanan 1 atm, 10oC
1 gr air pada E2 dapat ditentukan oleh kondisi dari misalnya tekanan 5 atm, 150oC
Karenanya, keadaan biasanya didefenisikan dengan menentukan dua dari tiga variable: suhu,
tekanan dan volume, walaupun kadang-kadang juga dibutuhkan beberapa variabel bebas tambahan
untuk menentukan keadaan dari system.

Variabel dari keadaan termodinamika dikenal sebagai sifat-sifat termodinamika, contoh: E,V,P dan T
Untuk menentukan energy dalam hanya perlu menentukan dua variable bebas antara tekanan,
volume dan suhu dalam suatu system tertutup.
Sistem-Sistem Termodinamika

Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan arus benda, energi dan
materi yang melaluinya.

Jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungannya :

1. Sistem terbuka
Sistem yang menyebabkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
(materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan
adanya suatu aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor, turbin,
nozel dan motor bakar. Sistem mesin motor bakar yaitu ruang didalam silinder mesin,
dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang
keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik massa maupun energi bisa melintasi batas
sistem yang sifatnya permeabel. Dengan demikian, pada sistem ini volume dari sistem
tidak berubah sehingga disebut juga dengan control volume.
Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem yaitu :
1. Untuk panas (Q) bernilai positif jika diberikan kepada sistem dan
bernilai negatif bila keluar dari sistem
2. Untuk usaha (W) bernilai positif jika keluar dari sistem dan bernilai
negatif jika diberikan (masuk) kedalam sistem.
2. Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi
tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu
jumlah massa yang tertentu dimana massa ini tidak bisa melintasi lapis batas
sistem. Tetapi, energi baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work)
bisa melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup, walaupun massa
tidak bisa berubah selama proses berlangsung, tapi volume bisa saja berubah
disebabkan adanya lapis batas yang bisa bergerak (moving boundary) pada salah
satu bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem tertutup yaitu suatu
balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi
volumenya berubah dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.
Isotermal : Reaksi yang terjadi jika suhu dijaga konstan selama proses.
Contoh: Menenpatkan system dalam suatu kamar besar bersuhu konstan sehingga
panas dapat diturunkan atau dinaikkan agar tetap konstan tanpa
mempengaruhi suhu secara berarti.

Adiabatik: Jika tidak ada panas yang dilepaskan atau diperoleh selama proses.
Contoh: Reaksi yang berlangsung dalam labu tertutup atau tabung hampa udara
(panas dari system diisolasi terhadap sekelilingnya)
Dalam proses termodinamika dapat dikatakan bahwa suatu proses adiabatic adalah proses
dimana q=0 sehingga hukum I termodinamika pada proses adiabatic adalah:
w = - dE
Jadi dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa bila system melakukan kerja, energy
dalam akan turun dan karena panas tidak dapat diabsorbsi dalam proses adiabatic maka
suhu akan turun. Kerja yang dilakukan menjadi sifat termodinamika yang hanya
bergantung kepada keadaan awal dan akhir system.

Proses reversible: Proses yang terjadi dalam keadaan keseimbangan termodinamika.


Tidak ada system yang dapat dibuat reversibel 100% namun ada beberapa yang
mendekati. Contoh: pengukuran potensial dari suatu sel elektrokimia menggunakan
metode potensiometri.
Kerja maksimum: Kerja yang dilakukan oleh sutu system dalam suatu proses
isothermal adalah maksimum jika dilakukan secara reversible.
Kerja ekspansi menentang tekanan konstan: kerja akibat suatu ekspansi atau
kompresi dari gas terhadap tekanan berlawanan yang tetap, P
Gas yang terdapat dalam suatu silinder hipotetik Axh =pertambahan volume
dilengkapi dengan pengisap yang ringan dan tidak ΔV=V2-V1=pertambahan volume
bertahanan gesek serta luas permukaannya A. Jika Maka pada tekanan konstan:
suatu tekanan luar yang konstan P dilakukan W=PΔV
kepada pengisap, total daya adalah P x A dimana W=P(V2-V1)
P=daya/luas. Gas dimana silinder kemudian dibuat
mengembang dengan menaikkan suhu dan
pengisap berkerak sepanjang jarak h maka kerja
yang dolakukan menentang tekanan tersebut
adalah:
W=PxAxh
dimana: PxA = total daya
Axh = pertambahan volume
Kandungan panas (Entalpi)
Jika kerja ekspansi dilakukan pada tekanan tetap, w=PΔV=P(V2-V1), maka hukum
pertama termodinamika dapat ditulis sebagai berikut:
ΔE=QP-P(V2-V1)

Dimana: QP = Panas yang diabsorbsi pada tekanan tetap

QP =E2-E1+P(V2-V1)

= (E2+PV2)-(E1+PV1)
E+PV disebut dengan kandungan panas atau Entalpi (H).
Kenaikan dalam entalpi ΔH sama dengan panas yang diabsorbsi pada tekanan tetap
oleh system.
Panas yang dibutuhkan untuk menaikkan energy dalam dan menghasilkan kerja
ekspansi adalah:
QP=H2-H1
QP= ΔH
ΔH= ΔE+P ΔV
Panas yang diabsorbsi dalam suatu reaksi yang berlangsung pada tekanan atmosfer
tidak bergantung pada jumlah langkah dan mekanisme reaksi. Hanya bergantung pada
keadaan awal dan akhir.
ΔH=QP hanya jika kerja nonatmosfer yaitu kerja selain yang menentang atmosfer)
dilakukan. Jika menyangkut kerja listrik, kerja menentang permukaan atau daya
sentrifugal, maka harus dituliskan:

ΔH=QP – Wnonatm

Kapasitas panas
Kapasitas panas molar (C) dari suatu system didefenisikan sebgai panas q yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 mol zat sebesar 1 derajat.
Karena C bervariasi dengan suhu lebih baik
mendefenisikannya untuk suatu perubahan suhu
yang sangat kecil
Suatu system dengan volume konstan, misalnya gas yang terkandung dalam
calorimeter, tidak melakukan kerja PV sebab dv=0, maka hokum pertama
termodinamika menjadi:
dE=qv
Maka, kapasitas panas Cv pada volume tetap adalah:

Cv adalah perbandingan dari kenaikan energy yang terkandung atau panas


yang diabsorbsi pada volume tetap terhadap kenaikan suhu. Tanda parsial
digunakan karena E merupakan fungsi volume sebagaimana suhu dan
dalam hal ini volume dibuat tetap.
Jika tekanan dan bukan volume yang dibuat tetap, contoh jika reaksi
berlangsung dalam suatu wadah terbuka dalam laboratorium pada
tekanan atmosfer yang tetap, maka terdapatlah kapasitas panas CP pada
tekanan tetap. Karena q=dH pada tekanan tetap, maka kapasitas panas
pada tekanan tetap adalah:

Sebagian panas yang diabsorbsi digunakan untuk melakukan kerja PV


selama ekspansi, sedang sisanya untuk menaikkan energy dalam.
Persamaan hokum pertama termodinamika yang dimodifikasi untuk
proses-proses yang terjadi pada berbagai kondisi

Anda mungkin juga menyukai