Anda di halaman 1dari 6

Tugas Portofolio

Termodinamika

Julen Osel
XI-IPA
Dasar Teori
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara
spesifik membahas tentanghubungan antara energi panas
dengan kerja.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.

1. Hukum 1 Termodinamika
Hukum I termodinamika berisi pernyataan tentang kekekalan energi.
Hukum ini menggambarkan percobaan yang menghubungkan usaha
yang dilakukan pada sistem (W), panas yang ditambahkan atau dikurangi
pada sistem (Q), dan energi internal sistem (U).
Hasil percobaan Joule menyatakan bahwa jumlah panas yang
ditambahkan dan usaha yang dilakukan pada sistem yang sama dengan
perubahan energi internal sistem.
Pernyataan tersebut dikenal dengan sebutan hukum I termodinamika.

Dengan demikian, meskipun energi kalor sistem telah berubah menjadi


energi mekanik (usaha) dan energi dalam, jumlah seluruh energi
tersebut selalu tetap. Secara matematis, Hukum Pertama
Termodinamika dituliskan sebagai berikut.
Q = ΔU + W
dengan:
Q = kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,
ΔU = U2 — U1 = perubahan energi dalam sistem, dan
W = usaha yang dilakukan sistem.
Perjanjian tanda yang berlaku untuk persamaan di atas tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif.
2. Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif
3. Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif
4. Jika sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif
Penerapan Hukum 1 Termodinamika
Kita telah mengetahui bahwa proses-proses dalam termodinamika terbagi atas
empat jenis, yaitu isotermal, isokhorik, isobarik, dan adiabatik. Perubahan energi
dalam terjadi pada setiap proses tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Proses Isotermal
Kita telah memahami bahwa proses isotermal merupakan suatu proses yang
terjadi dalam sistem pada suhu tetap. Besar usaha yang dilakukan sistem proses
isotermal ini adalah W = nRT In (V2/V1). Oleh karena ΔT = 0, menurut Teori Kinetik
Gas, energi dalam sistem juga tidak berubah (ΔU = 0) karena perubahan energi
dalam bergantung pada perubahan suhu. Ingatlah kembali persamaan energi
dalam gas monoatomik yang dinyatakan dalam persamaan ΔU = 3/2 nRΔT yang
telah dibahas.
Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses
isotermal ini dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = ΔU + W = 0 + W
Q = W = nR T ln (V2/V1)

b. Proses Isokhorik
Dalam proses isokhorik perubahan yang dialami oleh sistem berada dalam
keadaan volume tetap. Kita telah memahami bahwa besar usaha pada proses
isokhorik dituliskan W = pΔV = 0. Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama
Termodinamika untuk proses ini dituliskan sebagai
Q = ΔU + W = ΔU + 0
Q = ΔU = U2 - U1
Dari Persamaan kita dapat menyatakan bahwa kalor yang diberikan pada sistem
hanya digunakan untuk mengubah energi dalam sistem tersebut. Jika persamaan
energi dalam untuk gas ideal monoatomik disubstitusikan ke dalam Persamaan
diatas, didapatkan perumusan Hukum
Pertama Termodinamika pada proses isokhorik sebagai berikut.
Q = ΔU = 3/2 nR ΔT, atau Q = U2 - U1 = 3/2 nR (T2 —T1)

c. Proses Isobarik
Jika gas mengalami proses isobarik, perubahan yang terjadi pada gas berada
dalam keadaan tekanan tetap. Usaha yang dilakukan gas dalam proses ini
memenuhi persamaan W = P ΔV = p(V2 – V1). Dengan demikian, persamaan
Hukum Pertama Termodinamika untuk proses isobarik dapat dituliskan sebagai
berikut.
Q = ΔU + W
Q = ΔU + p(V2 – V1)
Untuk gas ideal monoatomik, Persamaan diatas dapat dituliskan sebagai :
Q = 3/2 nR (T2 —T1) + p (V2 – V1)

d. Proses adiabatik
Dalam pembahasan mengenai proses adiabatik, Kita telah mengetahui bahwa
dalam proses ini tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem sehingga
Q = 0. Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses adiabatik ini
dapat dituliskan menjadi
Q = ΔU + W
0 = ΔU + W,
atau, W = - ΔU = - (U2 - U1)
Berdasarkan Persamaan tersebut, Kita dapat menyimpulkan bahwa usaha yang
dilakukan oleh sistem akan mengakibatkan terjadinya perubahan energi dalam
sistem di mana energi dalam tersebut dapat bertambah atau berkurang dari
keadaan awalnya.

2. Hukum 2 Termodinamika
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah.
Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat
dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir
secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan
tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam secangkir air kopi panas,
kalor akan mengalir dari air kopi panas kekubus es sampai suhu keduanya
sama.Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu
proses mungkin terjadi atau tak mungkin terjadi.

Penerapan Hukum 2 termodinamika


a. Reservoir Energi Panas (Thermal Energy Reservoir)

Thermal Energy Reservoir atau lebih umum disebut dengan reservoir energi
panas adalah suatu benda atau zat yang mempunyai kapasitas energi panas
yang besar.Artinya reservoir dapat menyerap atau menyuplai sejumlah energi
panas yang tidakterbatas tanpa mengalami perubahan temperatur. Contoh
dari benda atau zat besar yang disebut reservoir adalah samudera, danau, dan
sungai untuk benda besar yang berwujud air dan atmosfer untuk benda
berwujud besar di udara. Sistem dua fasa juga dapat dimodelkan sebagai suatu
reservoir, karena sistem dua fasa dapat menyerap dan melepaskan panas
tanpa mengalami perubahan temperatur.Dalam prakteknya, ukuran sebuah
reservoir menjadi relatif. Misalnya sebuah ruangan dapat disebut sebagai
sebuah reservoir dalam suatu analisa panas yang dilepaskan oleh sebuah
televisi

b. Mesin Kalor

Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas
menjadi energi mekanik. Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai
berikut:

1. Mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi


matahari, bahan bakar, reaktor nuklir, dll)
2. Mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam
bentuk poros yang berputar.

3. Mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.

4. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.

Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor
adalah pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin pembakaran luar
dimana fluida kerja mengalami siklus termodinamika yang lengkap.

c. Mesin Diesel

Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu kompresi (pemberi tekanan yang tinggi ), dimana bahan
bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat
berenergi lain (seperti busi).

Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima
paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat
digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia
mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun
1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Kemudian
diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

Anda mungkin juga menyukai