NIM : 191810201011
Hukum 1 Termodinamika berbunyi “kalor yang masuk atau keluar dari sistem sama
dengan kerja yang dilakukan, dan ditambah dengan energi sistem.” Pada hukum pertama
termodinamika, menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan
jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem. Hukum
ini juga menyatakan bahwa untuk setiap proses, jika kalor (Q) diberikan pada sistem dan sistem
melakukan usaha (W), maka akan terjadi perubahan energi (∆U). Secara matematis persamaan
kalor pada hukum satu termodinamika ini dapat ditulis:
Keterangan:
1. Usaha atau kerja (W) akan bernilai positif (+) jika sistem melakukan atau mengeluarkan
usaha
2. Usaha atau kerja (W) akan bernilai negatif (-) jika sistem menerima usaha
3. Kalor (Q) akan bernilai negative (-) apabila sistem melepas kalor
4. Kalor (Q) akan bernilai positif (+) apabila sistem menerima kalor
Hukum 1 termodinamika menjelaskan hubungan antara kalor yang diterima atau kalor
yang dilepaskan oleh suatu sistem dan usaha luar yang dilakukan sistem, serta perubahan energi
yang ditimbulkannya. Misalnya, suatu sistem menerima kalor sebesar Q, maka kalor tersebut
dapat digunakan untuk mengubah energi dalam (∆U) dan dapat digunakan untuk melakukan
kerja (W). (sumber: Kamajaya, 2007. Buku cerdas fisika. Bandung. PT Grafindo Media Tama)
Energi dalam (∆U) merupakan jumlah total dari semua energi yang ada di dalam sistem.
Oleh karena itu, apabila sistem melakukan usaha atau mendapatkan kalor dari lingkungan, maka
energi di dalam sistem akan bertambah. Dan sebaliknya apabila sistem menerima usaha ataupun
mengeluarkan kalor untuk lingkungan maka energi di dalam sistem akan berkurang. Hukum satu
termodinamika juga berkaitan dengan hukum kekekalan energi, dimana hukum kekekalan energi
menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, namun energi dapat diubah
menjadi energi lainnya.
Penerapan hukum satu termodinamika ini dapat dilihat pada saat kita memasak air,
dimana kita memberikan kalor pada air tersebut (sistem). Maka kalor yang diterima sistem atau
air bertanda positif. Lalu saat kita mendinginkan air panas maka kalor diserap oleh udara di
sekitar sistem dan kalor bertanda negatif.
Contoh lainnya adalah pada pompa air, pompa air akan bekerja apabila dikenai usaha.
Dalam hal ini pompa merupakan sistem. Maka kerja atau usaha pada pompa ini bernilai negatif.
Lain dengan turbin air yang mengubah tekanan air menjadi kerja dan bernilai positif. Hal ini
dikarenakan turbin memberikan kerja berupa tekanan air menjadi putaran poros.
Adapun proses termodinamika yang sering terjadi pada hukum satu termodinamika ini
yaitu:
1. Proses adiabatik
Yaitu proses termodinamika yang terjadi tanpa adanya panas yang masuk ataupun keluar
dari sistem. Maka dalam hal ini nilai dari Q (kalor) = 0. Panas yang mengalir dapat
dicegah dengan membungkus sistem menggunakan bahan isolator termal contohnya
aluminium foil sehingga dapat sangat cepat untuk menghindari terjadinya aliran panas.
Dari hukum satu termodinamika didapatkan bahwa:
1. Saat sistem berekspansi secara adiabatik, maka W (melakukan kerja pada
lingkungannya) adalah posistif, dan ∆U (perubahan energi dalam) negatif atau energi
dalam berkurang.
2. Saat sistem dikompresi secara adiabatik, maka W (melakukan usaha pada
lingkunagnnya) adalah negatif dan nilai U (energi dalam) meningkat.
2. Proses Isokhorik
Merupakan proses termodinamika yang terjadi karena volume konstan. Saat volume
suatu sistem termodinamika konstan, maka sistem tidak akan melakukan usaha pada
lingkungannya. Maka W=0 persamaannya sebagai berikut
U2 – U1 = ∆U = Q (Proses isokhorik)
Persamaan di atas menyatakan bahwa, jika kalor diberikan pada sistem dengan volume tetap
maka seluruh kalor digunakan untuk menaikkan energi dalam.
Beberapa jenis kerja yang melibatkan volume konstan. Contohnya, kita dapat melakukan
kerja pada sebuah cairan dengan mengaduknya. Pada sejumlah literatur, “isokhorik” digunakan
dengan pengertian bahwa tidak ada kerja yang dilakukan
3. Proses isobarik
Merupakan proses termodinamika yang terjadi karena tekakan konstan. Hal ini
mengartikan bahwa tekanan sebelum dan sesudah proses adalah sama. Jika tekanan dijaga
dengan konstan maka suhunya akan meningkat. Persamaan menghitung W adalah
W = P (V2 – V2)
4. Proses Isotermal
Merupakan proses yang terjadi karena suhu konstan. Dimana T = 0. Agar proses
termodinamika menjadi isotermal, maka setiap aliran panas yang masuk atau keluar sistem harus
berlangsung dengan cukup lambat sehingga kesetimbangan termal tetap terjaga.
(sumber: Kamajaya, 2007. Buku Cerdas Fisika. Bandung. PT Grafindo Media Tama
Zelviani37.blogspt.com)