Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FISIKA DASAR

DISUSUN OLEH :

Nama: Michael Fransisco Simanjuntak

Nim: 23.286.0051

Jurusan: Teknik Pertambangan

Dosen Pengampu: Sumihar Simangunsog, S.Pd, M.Pd

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE
Definisi Termodinamika

Pada dasarnya, termodinamika menjadi salah satu cabang dari sains dan teknik fisika. Jika dalam
bidang sains, para ahli akan berusaha mempelajari perilaku dasar sifat fisika dan kimia dari
sejumlah materi dalam keadaan berhenti (diam) dengan menggunakan prinsip termodinamika ini.
Sementara di bidang teknik, para ahli (insinyur) biasanya akan menggunakan prinsip
termodinamika untuk mempelajari sistem dan interaksinya dengan lingkungan. Lalu, apa sih
definisi dari termodinamika hingga prinsip kerjanya saja mampu digunakan dalam dua cabang
ilmu yang berbeda?

Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik akan membahas mengenai
hubungan antara energi panas dengan cara kerjanya. Energi tersebut dapat berubah dari satu
bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun melalui hasil rekayasa teknologi. Cara kerja di
kebanyakan sistem teknologi dapat dijelaskan melalui termodinamika. Bahkan sering disebut-
sebut juga bahwa termodinamika ini menjadi modal utama dari seorang sarjana teknik untuk
merancang pompa termal, motor roket, rice cooker, AC, hingga penyuling kimia.

Singkatnya, termodinamika ini menjadi salah satu cabang dari bidang ilmu fisika teoritik yang
berkaitan dengan hukum-hukum pergerakan panas dan perubahan dari panas menjadi bentuk
energi lainnya. Istilah termodinamika memang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Therme” yang
berarti ‘panas’ dan “dynamis” yang berarti ‘gaya’. Keberadaan termodinamika ini tidak akan
lepas dari kalor.

Apa Itu Kalor?


Kalor (Q) adalah sebuah energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain akibat adanya
perbedaan suhu. Apabila berkaitan dengan sistem dan lingkungan, maka dapat dikatakan bahwa
kalor menjadi energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau energi yang berpindah dari
lingkungan ke sistem akibat adanya perbedaan suhu. Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu
lingkungan, maka kalor akan mengalir dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya, apabila suhu
lingkungan lebih tinggi dari suhu sistem, maka kalor akan mengalir dari lingkungan menuju
sistem.

Nah, apabila keberadaan Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya
perbedaan suhu, maka Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi yang terjadi melalui cara-
cara mekanis (mekanis berkaitan dengan gerak). Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap
lingkungan, maka energi dengan sendirinya akan berpindah dari sistem menuju lingkungan.
Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja terhadap sistem, maka energi akan berpindah dari
lingkungan menuju sistem.

Sistem Termodinamika
Dalam sistem termodinamika, memiliki istilah-istilah tertentu, yakni:

 Batas Sistem adalah garis imajiner yang membatasi sistem dengan lingkungannya.
 Sistem Tertutup yaitu apabila sistem dan lingkungannya tidak terjadi pertukaran
energi atau massa, dengan kata lain energy atau massa tidak melewati batas-batas
sistem.
 Sistem Terbuka yaitu apabila energi dan massa dapat melintasi atau melewati batas-
batas sistem. Sistem dengan lingkungannya ada interaksi.

Apa Bunyi Hukum Termodinamika?


Keberadaan Hukum Termodinamika ini memang ada tiga bentuk, semuanya berasal dari pondasi
yang sama, yakni Hukum Awal alias Zeroth Law. Dalam Hukum Awal Termodinamika ini
menyatakan bahwa: “Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga,
maka mereka berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain”. Nah, berikut adalah
penjabaran Hukum Termodinamika I, II, dan III.

Hukum Termodinamika I
Pada Hukum Termodinamika I ini menyatakan bahwa “Energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja.” Sesuai dengan bunyinya, maka
energi yang diberikan oleh kalor pasti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan, ditambah
dengan pemerolehan energi dalam karena adanya kenaikan temperatur. Secara tidak langsung,
Hukum Termodinamika I ini berkaitan dengan kekekalan energi.

Apabila kalor diberikan pada sistem, maka volume dan suhu sistem tentu akan bertambah
(terlihat dengan mengembang dan bertambah panasnya sistem). Sebaliknya, jika kalor diambil
dari sistem, maka volume dan suhu sistem menjadi berkurang (terlihat dengan sistem akan
mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip inilah yang menjadi hukum alam dan bentuk dari
hukum kekekalan energi yang sejalan dengan Hukum Termodinamika I. Suatu sistem yang telah
mengalami perubahan volume nantinya akan melakukan usaha. Sementara sistem yang
mengalami perubahan suhu, akan cenderung mengalami perubahan energi dalam. Jadi,
keberadaan kalor yang diberikan kepada sistem dapat menyebabkan sistem melakukan usaha dan
mengalami perubahan energi dalam.

Proses-Proses Dalam Termodinamika I


Dalam Hukum Termodinamika I ini akan mengalami 4 proses, yakni:
1. Proses Isotermal (Suhu Tetap)

Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika, dimana terjadi perubahan-perubahan di


dalam sistem tersebut. Proses termodinamika yang berlangsung terutama dalam suhu konstan
itulah yang disebut dengan proses isotermal. Berhubung prosesnya berlangsung dalam suhu
konstan, maka tidak terjadi perubahan energi dalam. Proses isotermal ini dapat dibuktikan dalam
kegiatan sehari-hari, misalnya popcorn di dalam panci.

Nah, jika mengacu pada Hukum Termodinamika I, maka kalor yang diberikan akan sama dengan
usaha yang dilakukan oleh sistem (Q = W). Perlu diketahui bahwa proses ini juga dapat
diberlakukan dengan Hukum Boyle, yakni menjadi:

Nah, berhubung suhunya tetap maka pada proses isotermal ini tidak akan terjadi perubahan
energi dalam ∆U=O. Sementara usahanya tetap dapat dihitung dari luas daerah yang ada di
bawah kurva, dengan rumus:

2. Proses Isokhorik (Volume Tetap)

Ketika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, maka gas tersebut
tengah dalam proses isokhorik. Hal tersebut karena gas berada dalam volume konstan
(∆V=0), sehingga gas tidak melakukan usaha (W=0) dan kalor yang diberikan juga akan sama
dengan perubahan energi di dalamnya. Kalor dalam proses ini dapat dinyatakan sebagai kalor gas
pada volume konstan QV. Proses ini memiliki rumus berupa:

W = P dV = P.0 = 0

Sementara grafik dari proses isokhorik akan membentuk:


3. Proses Isobarik (Tekanan Tetap)

Ketika gas melakukan proses termodinamika supaya menjaga tekanan tetap konstan maka gas
tersebut tengah melalui proses isobarik. Contoh penerapan proses isobarik ini adalah air
mendidih pada tekanan konstan. Hal tersebut karena gas berada dalam tekanan konstan,
sementara gas melakukan usaha ((W = p∆V). Keberadaan kalor dalam proses ini dinyatakan
sebagai kalor gas pada tekanan konstan (Qp ). Nah, jika proses isobarik ini jika didasarkan pada
Hukum Termodinamika I, maka akan berlaku rumus:

Sementara grafik usaha gas dalam proses isobarik dapat dinyatakan sebagai:
4. Proses Adiabatik (Kalor Tetap)

Proses adiabatik adalah proses termodinamika yang cara kerjanya dilakukan oleh gas murni yang
berasal dari perubahan energi internalnya. Tidak ada energi apapun yang masuk maupun keluar
selama proses ini berjalan. Contoh penerapan proses adiabatik ini adalah penggunaan pompa
sepeda motor. Jika didasarkan pada Hukum Termodinamika I maka akan menjadi: perubahan
energi internal gas (dU) adalah banyaknya energi kalor yang disuplai (Q) dikurangi kerja yang
dilakukan oleh gas (P.dV). Apabila Grameds bingung dengan uraian tersebut, berikut ini adalah
rumusnya secara singkat:

dU = Q – P.dV = – P dV

P Vƴ = K (konstan)

Sementara grafik usaha gas dalam proses adiabatik dapat dinyatakan sebagai:

Rumus Hukum Termodinamika I


Keterangan:

Q = kalor/panas yang diterima/dilepas (J)


W = energi/usaha (J)
∆U = perubahan energi (J)

Contoh soal 1:

Gas yang berada didalam sistem di beri kalor sebesar 200 joule. Setelah itu gas
diberi usaha sebesar 125 joule. Berapakah perubahan energi dalam gas?

Penyelesaian
Diketahui Q = 200 joule (menyerap) ; W = -125 joule (dikenai kerja)

Ditanyakan: ∆U…?

Jawab:

∆U = Q-W = 200- (-125) = 325 joule

Terjadi kenaikan energi didalam sistem sehingga perubahan enegi tersebut menjadi
325 joule.

Contoh Soal 2:

Didalam ruang tertutup terdapat gas yang memuai dengan menyerap kalor sebesar
350 J dan melakukan usaha sebesar 250 Joule. Berapa kenaikan energi dalam gas?

Penyelesaian:
Diketahui:

W = 250 J (melakukan usaha) ; Q = 350 J (kalor ditambahkan)

Ditanyakan: ∆U = … ?

Jawab:

∆U = Q – W = 350 J – 250 J = 100J

Kenaikan energi dalam gas tertutup tersebuat adalah sebesar 100 J.


Contoh Soal 3:

Perhatikan gambar di bawah ini.

Volume awal dalam tabung mula-mula sebesar 500 cm3. Setelah piston diberi beban 1
kg volume berubah menjadi 400 cm3. Pada piston tersebut terjadi penyusutan dan
dibebaskan kalor sebanyak 2 kalori, dan luas permukaan piston 10 cm 2, Berapa
perubahan energi dalam gas?

Penyelesaian :
Diketahui:

V1 = 500 cm3 = 5 x 10-4 m3 → (1 cm3 = 10-6 m3)

V2 = 400 cm3 = 4 x 10-4 m3

mbeban = 1 kg

Q = -2 kal = -4,8 J (kalor keluar) → (1 kal = 2,4 J)

A = 10 cm2= 10-3 m2 → (1 cm2 = 10-4 m2)

Ditanyakan: ∆U = … ?

Jawab:

Sebelum mencari ∆U, dicari terlebih dahulu usaha pada sistem yaitu dengan
persamaan

W = P x ∆V

Dan besarnya tekanan dicari dengan persamaan

P = F/A = (m.g)/A = (1)(10)/ 10-3 = 104 N/m


(jika g tidak tertulis maka g diasumsikan bernilai 10 m.s-2)

Sehingga

W = P x ∆V
= P x (V2 – V1)

= 104 (4 x 10-4 – 5 x 10-4)

= -100

= -1 J

Contoh Soal 4

Berada pada wadah bertekanan 1 atm dan suhu 27 oC. Kemudian, gas berekspansi
secara isobarik, sehingga volumenya berubah dari 20 L menjadi 25 L.

Usaha yang dilakukan gas helium pada wadah sebesar . . .

Pembahasan :

Diketahui :

P = konstan = isobarik

P = 1 atm = 105 Pa

ΔV = V2 – V1 = 25 – 20 = 5 L = 5 x 10-3 m3

Ditanya :

W = P. ΔV = 105. (5 x 10-3) = 500 J

Contoh Soal 5

Berada pada wadah bertekanan 1 atm dan suhu 27 oC. Kemudian, gas berekspansi
secara isobarik, sehingga volumenya berubah dari 20 L menjadi 25 L.

Kalor yang diterima gas helium adalah . . .

Pembahasan :

Q = ΔU + W

Q = 935 + 500 = 1435 J


Contoh Soal 5

Perhatikan gambar di bawah ini!

Gas terisolasi pada silinder berpiston seperti gambar di atas. Jika piston ditekan sehingga gas
terkompresi, maka suhu pada gas tersebut . . .
A. Meningkat
B. Menurun
C. Tidak berubah
D. Tidak dapat ditentukan
E. Sama
Pembahasan :
Kondisi di atas adalah kondisi adiabatik, dimana tidak ada P,V, ataupun T yang konstan. Volume
berkurang, suhu meningkat, tekanan bertambah.
Jawaban A.

Contoh Soal 6

Tomozo memiliki besi, kaca, dan air dengan massa masing-masing 200 gr. Kalor jenis ketiga
bahan tersebut berturut-turut adalah 450 J/kg.K, 670 J/kg.K, dan 4200 J/kg.K. Jika energi sebesar
100 J ditambahkan ke ketiga benda tersebut, maka urutan bahan yang memiliki suhu dari
terbesar ke terkecil adalah . . .
A. Besi, air, kaca
B. Kaca, besi, air
C. Kaca, air, besi
D. Besi, kaca, air
E. Air, kaca, besi
Pembahasan :
Kalor jenis ibarat kantong energi. Semakin besar kantong tersebut, ia akan semakin lama terisi
sedangkan tiap kantong dihargai dengan pertambahan nilai suhu 1 K.
Misal, Tomozo punya 10 kantong kecil dan 10 kantong besar. Tiap kantong diisi kelereng
sampai penuh. Kantong kecil akan habis lebih dulu. Padahal tiap kantong dihargai sama (satu
Kelvin).
Jawaban D.

Berada pada wadah bertekanan 1 atm dan suhu 27 oC. Kemudian, gas berekspansi
secara isobarik, sehingga volumenya berubah dari 20 L menjadi 25 L.

Usaha yang dilakukan gas helium pada wadah sebesar . . .


Pembahasan :
Diketahui :
P = konstan = isobarik
P = 1 atm = 105 Pa
ΔV = V2 – V1 = 25 – 20 = 5 L = 5 x 10-3 m3
Ditanya :

sebagian kalor ke
W = P. ΔV = 105. (5 x 10-3) = 500 J

tandon dingin yang


bertemperatur 0⁰C maka tandon
panasnya
bertemperatur...
Pembahasan
Diket: T2= 0℃ = 273°�㔾
ɳ = 25%
Penyelesaian

Anda mungkin juga menyukai