TERMODINAMIKA 1
DISUSUNOLEH:
SONY ORLANDO
YUSUF YANUAR RISKY
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A. Latarbelakang
B. Rumusanmasalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Bunyi hukum 1 termodinamika
B. Proses dalamtermodinamika
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani: thermos = panas dandynamic =
perubahan, dengan kata lain termodinamika adalah fisikaenergi, panas, kerja,
entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan
mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal. Jadi, secara
kompleks termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami
maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu, energi di alam semesta bersifat kekal,
tidak dapat dimusnahkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi
dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Hal
ini erat hubungannya dengan hukum–hukum dasar pada termodinamika. Dalam
makalah ini kami akan membahas tentang hukum pertama termodinamika dan
kapasitas kalor gas. Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan
hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang
diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu
apa pun kecuali perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan
lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimanabunyihukum 1 termodinamika?
2. Bagaimana proses yang terjadi di dalamhukum 1 termodinamika?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahuibunyihukum 1 termodinamika.
2. Mengetahui proses yang terjadi di dalamhukum 1 termodinamika.
PEMBAHASAN
A. Hukum 1 Termodinamika
Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar”.
Sesuai dengan hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk
menghasilkan sejumlah kalor, dan sebaliknya. Hukum ini bisa juga dinyatakan
sebagai: “Energi tidak bisa dibuat atau dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu
bentuk kebentuk lainnya”. Sesuai dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh
kalor mesti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan ditambah dengan
perolehan energy dalam karena kenaikan temperatur.
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu system akan bertambah
(system akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor
diambil dari sistem, volume dan suhu system akan berkurang (system tampak
mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting
dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem
yang mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energy dalam. Jadi,
kalor yang diberikan kepada system akan menyebabkan system melakukan usaha
dan mengalami perubahan energy dalam.
Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energy dalam termodinamika
atau disebut Hukum I Termodinamika.Untuk suatu proses dengan keadaan akhir
(2) dan keadaan awal (1)
∆U = U2–U1
W = p.V
1. Usaha dalam ( U ) adalah : Usaha yang dilakukan oleh bagian dari suatu
system pada bagian lain dari system itu pula. Pada pemanasan gas seperti di
atas, usaha dalam adalah berupa gerakan-gerakan antara molekul- molekul
gas yang dipanaskan menjadi lebih cepat.
Secara matematis, Hukum I Termodinamika dituliskan sebagai
Q = W + ∆U
Dimana
Kalor (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang
lain akibat adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem dan lingkungan, bisa
dikatakan bahwa kalor merupakan energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan
atau energi yang berpindah dari lingkungan ke sistem akibat adanya perbedaan
suhu. Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor akan mengalir
dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya, jika suhu lingkungan lebih tinggi dari
suhu sistem, maka kalor akan mengalir dari lingkungan menuju sistem.
Jika Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya
perbedaan suhu, maka Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi yang terjadi
melalui cara-cara mekanis. Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap
lingkungan, maka energi dengan sendirinya akan berpindah dari sistem menuju
lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja terhadap sistem, maka
energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.
Ketika suatu benda sedang bergerak maka benda tersebut memiliki energi
kinetik dan berdasarkan energi kinetik ini benda dapat melakukan usaha. Serupa
dengan itu, benda yang berada pada pada ketinggian tertentu dari suatu acuan
memiliki energi potensial dan berdasarkan energi potensial ini benda juga dapat
melakukan usaha. Kedua macam energi ini disebut energi luar (eksternal energi).
Sebagai tambahan terhadap energi luar ini setap benda memiliki memiliki energi
yang tidak nampak dari luar, energi ini disebut energi dalam.
Dari sudut pandang termodinamika, energi dalam (internal energy)
didefinisikan suatu sistem sebagai jumlah energi kinetik seluruh partikel
penyusunnya, ditambah jumlah seluruh energi potensial dari interaksi antara
seluruh partikel itu. Energi dalam merupakan fungsi keadaan sistem, jika keadaan
sistem berubah maka energi dalam juga berubah tetapi energi dalam tidak
tergantung pada lintasan yang ditempuh sistem untuk perubahan keadaan tersebut.
Selama terjadi perubahan suatu sistem, energi dalam dapat berubah dari keadaan
awal U1 ke keadaan akhir U2.
Energi dalam (U) atau energi internal disebut juga energi termal. Ketika
pada volume tetap dipanaskan, suhu gas akan bertambah. Akibatnya, tekanan gas
bertambah. Saat dipanaskan, molekul-molekul gas mendapat energi sehingga energi
kinetik molekul-molekul gas bertambah. Tentu saja kecepatan rata-rata molekul
juga bertambah dan frekuensi tumbukan molekul dengan dinding bertambah. Hal
ini menyebabkan tekanan gas bertambah. Gejala ini menunjukkan energi dalam gas
bertambah.
B. Proses dalamTermodinamika
Hukum pertama termodinamika terjadi pada proses termodinamika yang
sering terjadi pada keadaan praktis. Proses-proses ini dapat diringkas sebagai “tanpa
perpindahan panas” atau adiabatik, “volume konstan” atau isokhorik, “tekanan
konstan” atau isobarik, dan “suhu konstan” atau isotermal.
Proses-proses
1. Proses Isotermis
P1 V2 = P2 V2
U = U2 – U1
= n R T2 – n R T1 = 0 ( Usaha dalamnya nol )
2 . Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan
melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0), gas
tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan
energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalorgas pada volume konstan
QV. QV = ∆U
Karena V = 0 maka W = p . V
3.Proses Isobarik
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih
energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor)
yang diserap gas pada volume konstan (QV).
Usaha luar yang dilakukan adalah : W = p ( V2 – V1 ). Karena itu hukum I
termodinamika dapat dinyatakan :
Q = U + p ( V2 – V1 )
Panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu gas pada tekanan tetap dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Q = m cp( T2 – T1 )
Pertambahan energy dalam gas dapat pula dinyatakan dengan persamaan
U = m cv( T2 – T1 )
Karena itu pula maka usaha yang dilakukan pada proses isobaric dapat pula
dinyatakan dengan persamaan :
W =Q – U = m ( cp– cv ) ( T2 – T1 )
m = massa gas
cp = kalor jenis gas padatekanan tetap
cv= kalor jenispada volume tetap.
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan
sebagai :
4 . Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama
dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U).
Karena Q = 0 maka O = U + W
U2 -U1 = -W
dU = Q - P.dV = - P dVPV
ƴ
= K (konstan)
Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam.
Volumenya dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat
dirubah-rubah menurut kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang diperlukan
untuk menaikkan suhu sebesar satu satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah
berlainan. Dengan kata lain suatu gas mempunyai bermacam- macam kapasitas
panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai arti praktis yaitu :
– Kapasitas panas pada volume konstan.
– Kapasitas panas pada tekanan konstan.
Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada
kapasitas panas gas ideal pada volume konstan, dan selisihnya sebesar konstanta
gas umum yaitu : R = 8,317 J/mol 0K.
cp – cv = R
cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.cv
= kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan
Kapasitas Kalor pada Gas Ideal
Kapasitas kalor merupakan kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu
sistem sebesar satu derajat. Apabila tidak ada perubahan fasa, panas yang diberikan
kepada sistem akan mengakibatkan naiknya suhu. Ada 2 jenis kapasitas kalor,
yaitu ada kapasitas kalo r saat volume tetap (CV) dan kapasitas kalor saat
tekanan tetap (CP). Sedangkan rumus kapasitas kalor itu sendiri adalah :
∆Q = C . ΔT →C = dQ/dT
Dimana C adalah kapasitas panas zat yang secara kuantitatif didefinisikan sebagai
besarnyaenergi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat sebesar
1C.Dengan Demikian kapasitas panas C memiliki satuan J/kal atau J/K.
Sedangkan ΔT tidak lain adalah menyatakan perbedaan suhu pada keadaan
sebelum dan sesudah diberi energi panas Q.
Kapasitas Kalor pada Volume Tetap
dQay = Cay
dTdQay = n Cay dT
Kapasitas panas pada kalor tetap juga memiliki perbedaan rumus, tergantung pada
gasidealnya itu sendiri. Apakah monoatomik, diatomik, atau poliatomik.
Saat monoatomik Cv = 3/2R
Saat diatomik Cv = 5/2R
Saat poliatomik Cv = 5/2R
Kapasitas Kalor pada Tekanan Tetap
dQp = CP
dTdQp = n CP dT
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi dalam memahami dunia fisika khususnya mengenai
termodinamika. Makalah ini juga dapat dijadikan sebagai bahanajar dalam
memberikan peng
ajaran kepada murid-murid Anda. Dan mudah-mudahan dapat bermanfaat
dalam kehidupan Anda
DAFTAR PUSTAKA