Anda di halaman 1dari 8

Nama Kelompok :

Arvin Setiawan (5220711026)


Nur Muhammad Alhaq (5220711018)
Ahmad Syarif Hidayat (5220711020)
Matyas Herjun Winantaka (5220711041)
Gilang Ramadhan (5220711040)

Hukum Termodinamika I dan II

Pengertian, Proses, Rumus, Formulasi, dan Penerapannya

Written by Rifda Arum

Hukum Termodinamika – Grameds pasti sudah tahu jika energi kalor itu dapat berpindah dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Nah, proses perpindahan itu dapat dipelajari dalam
Ilmu Termodinamika. Secara umum, termodinamika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang energi
yang secara spesifik membahas hubungan antara energi panas dengan proses kerjanya. Bahkan
teknologi yang kerap kita gunakan saat ini, sebut saja AC (Air Conditioner) dan rice cooker itu juga
menjadi bentuk nyata dari penerapan Hukum Termodinamika.

Keberadaan Hukum Termodinamika menjadi bagian penting dari ilmu fisika dan memiliki tiga kajian
hukumnya. Lalu, apa sih termodinamika itu? Bagaimana bunyi dari Hukum Termodinamika ini? Jika
berkenaan dengan ilmu fisika, apakah Hukum Termodinamika lantas memiliki rumus tersendiri?
Bagaimana pula penerapan Hukum Termodinamika ini pada teknologi rice cooker? Nah, supaya
Grameds memahami hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

Definisi Termodinamika

Pada dasarnya, termodinamika menjadi salah satu cabang dari sains dan teknik fisika. Jika dalam bidang
sains, para ahli akan berusaha mempelajari perilaku dasar sifat fisika dan kimia dari sejumlah materi
dalam keadaan berhenti (diam) dengan menggunakan prinsip termodinamika ini. Sementara di bidang
teknik, para ahli (insinyur) biasanya akan menggunakan prinsip termodinamika untuk mempelajari
sistem dan interaksinya dengan lingkungan. Lalu, apa sih definisi dari termodinamika hingga prinsip
kerjanya saja mampu digunakan dalam dua cabang ilmu yang berbeda?

Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik akan membahas mengenai hubungan
antara energi panas dengan cara kerjanya. Energi tersebut dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain, baik secara alami maupun melalui hasil rekayasa teknologi. Cara kerja di kebanyakan sistem
teknologi dapat dijelaskan melalui termodinamika. Bahkan sering disebut-sebut juga bahwa
termodinamika ini menjadi modal utama dari seorang sarjana teknik untuk merancang pompa termal,
motor roket, rice cooker, AC, hingga penyuling kimia.

Singkatnya, termodinamika ini menjadi salah satu cabang dari bidang ilmu fisika teoritik yang berkaitan
dengan hukum-hukum pergerakan panas dan perubahan dari panas menjadi bentuk energi lainnya.
Istilah termodinamika memang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Therme” yang berarti ‘panas’ dan
“dynamis” yang berarti ‘gaya’. Keberadaan termodinamika ini tidak akan lepas dari kalor.

Apa Itu Kalor?

Kalor (Q) adalah sebuah energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain akibat adanya
perbedaan suhu. Apabila berkaitan dengan sistem dan lingkungan, maka dapat dikatakan bahwa kalor
menjadi energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau energi yang berpindah dari lingkungan ke
sistem akibat adanya perbedaan suhu. Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor
akan mengalir dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya, apabila suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu
sistem, maka kalor akan mengalir dari lingkungan menuju sistem.

Nah, apabila keberadaan Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu,
maka Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi yang terjadi melalui cara-cara mekanis (mekanis
berkaitan dengan gerak). Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, maka energi
dengan sendirinya akan berpindah dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan
kerja terhadap sistem, maka energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.

Sistem Termodinamika

Dalam sistem termodinamika, memiliki istilah-istilah tertentu, yakni:


Batas Sistem adalah garis imajiner yang membatasi sistem dengan lingkungannya.

Sistem Tertutup yaitu apabila sistem dan lingkungannya tidak terjadi pertukaran energi atau massa,
dengan kata lain energy atau massa tidak melewati batas-batas sistem.

Sistem Terbuka yaitu apabila energi dan massa dapat melintasi atau melewati batas-batas sistem.
Sistem dengan lingkungannya ada interaksi.

Apa Bunyi Hukum Termodinamika?

Keberadaan Hukum Termodinamika ini memang ada tiga bentuk, semuanya berasal dari pondasi yang
sama, yakni Hukum Awal alias Zeroth Law. Dalam Hukum Awal Termodinamika ini menyatakan bahwa:
“Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam
kesetimbangan termal satu sama lain”. Nah, berikut adalah penjabaran Hukum Termodinamika I, II, dan
III.

Hukum Termodinamika I

Pada Hukum Termodinamika I ini menyatakan bahwa “Energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja.” Sesuai dengan bunyinya, maka energi yang
diberikan oleh kalor pasti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan, ditambah dengan pemerolehan
energi dalam karena adanya kenaikan temperatur. Secara tidak langsung, Hukum Termodinamika I ini
berkaitan dengan kekekalan energi.

Apabila kalor diberikan pada sistem, maka volume dan suhu sistem tentu akan bertambah (terlihat
dengan mengembang dan bertambah panasnya sistem). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, maka
volume dan suhu sistem menjadi berkurang (terlihat dengan sistem akan mengerut dan terasa lebih
dingin). Prinsip inilah yang menjadi hukum alam dan bentuk dari hukum kekekalan energi yang sejalan
dengan Hukum Termodinamika I. Suatu sistem yang telah mengalami perubahan volume nantinya akan
melakukan usaha. Sementara sistem yang mengalami perubahan suhu, akan cenderung mengalami
perubahan energi dalam. Jadi, keberadaan kalor yang diberikan kepada sistem dapat menyebabkan
sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi dalam.

Proses-Proses Dalam Termodinamika I


Dalam Hukum Termodinamika I ini akan mengalami 4 proses, yakni:

1. Proses Isotermal (Suhu Tetap)

Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika, dimana terjadi perubahan-perubahan di dalam
sistem tersebut. Proses termodinamika yang berlangsung terutama dalam suhu konstan itulah yang
disebut dengan proses isotermal. Berhubung prosesnya berlangsung dalam suhu konstan, maka tidak
terjadi perubahan energi dalam. Proses isotermal ini dapat dibuktikan dalam kegiatan sehari-hari,
misalnya popcorn di dalam panci.

Nah, jika mengacu pada Hukum Termodinamika I, maka kalor yang diberikan akan sama dengan usaha
yang dilakukan oleh sistem (Q = W). Perlu diketahui bahwa proses ini juga dapat diberlakukan dengan
Hukum Boyle, yakni menjadi:

Nah, berhubung suhunya tetap maka pada proses isotermal ini tidak akan terjadi perubahan energi
dalam ∆U=O. Sementara usahanya tetap dapat dihitung dari luas daerah yang ada di bawah kurva,
dengan rumus:

2. Proses Isokhorik (Volume Tetap)


Ketika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, maka gas tersebut tengah
dalam proses isokhorik. Hal tersebut karena gas berada dalam volume konstan (∆V=0), sehingga gas
tidak melakukan usaha (W=0) dan kalor yang diberikan juga akan sama dengan perubahan energi di
dalamnya. Kalor dalam proses ini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV. Proses
ini memiliki rumus berupa:

W = P dV = P.0 = 0

Sementara grafik dari proses isokhorik akan membentuk:

3. Proses Isobarik (Tekanan Tetap)

Ketika gas melakukan proses termodinamika supaya menjaga tekanan tetap konstan maka gas tersebut
tengah melalui proses isobarik. Contoh penerapan proses isobarik ini adalah air mendidih pada tekanan
konstan. Hal tersebut karena gas berada dalam tekanan konstan, sementara gas melakukan usaha ((W =
p∆V). Keberadaan kalor dalam proses ini dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan (Qp ). Nah,
jika proses isobarik ini jika didasarkan pada Hukum Termodinamika I, maka akan berlaku rumus:

Sementara grafik usaha gas dalam proses isobarik dapat dinyatakan sebagai:

4. Proses Adiabatik (Kalor Tetap)

Proses adiabatik adalah proses termodinamika yang cara kerjanya dilakukan oleh gas murni yang berasal
dari perubahan energi internalnya. Tidak ada energi apapun yang masuk maupun keluar selama proses
ini berjalan. Contoh penerapan proses adiabatik ini adalah penggunaan pompa sepeda motor. Jika
didasarkan pada Hukum Termodinamika I maka akan menjadi: perubahan energi internal gas (dU)
adalah banyaknya energi kalor yang disuplai (Q) dikurangi kerja yang dilakukan oleh gas (P.dV). Apabila
Grameds bingung dengan uraian tersebut, berikut ini adalah rumusnya secara singkat:

Powered By

VDO.AI

PlayUnmute

Fullscreen

dU = Q – P.dV = – P dV

P Vƴ = K (konstan)

Sementara grafik usaha gas dalam proses adiabatik dapat dinyatakan sebagai:

Rumus Hukum Termodinamika I

Q = W .∆U

Keterangan:

Q = kalor/panas yang diterima/dilepas (J)


W = energi/usaha (J)

∆U = perubahan energi (J)

Hukum Termodinamika II

Dalam Hukum Termodinamika II ini berkaitan dengan entropi dan memiliki kecenderungan yang dari
waktu ke waktu, perbedaan suhu, tekanan, dan menyeimbangkan potensi kimia dalam terisolasinya
sistem fisik. Perlu diketahui ya Grameds, entropi adalah keseimbangan termodinamis, terutama
mengenai perubahan energi yang hukumnya disebut dengan Hukum Termodinamika II. Dalam Hukum
Termodinamika II ini menyatakan bahwa: “Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke
benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.”

Sebenarnya, Hukum Termodinamika I dianggap tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses mungkin
terjadi ataukah tidak mungkin terjadi. Maka dari itu, muncullah Hukum Termodinamika II yang disusun
tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang ada.

Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah mesin kalor yang
mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini
adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai berikut :

“Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengalami sebuah proses di mana sistem menyerap
panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan
sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya”.

Formulasi Dalam Hukum Termodinamika II

Dalam Hukum Termodinamika II ini terdapat dua formulasi yang berguna untuk memahami konversi
energi panas ke energi mekanik, yakni:

1. Formulasi Kelvin-Planck

Formulasi yang pertama ini menyatakan bahwa “Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor
yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu
sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik”. Dengan kata lain, formulasi ini
mengungkapkan bahwa memang tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan. Sehingga
lebih baik menggunakan energi tersebut untuk menjalankan generator listrik tanpa menimbulkan efek
lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Maka dari itu, setiap alat atau mesin pastilah memiliki nilai
efisiensi tertentu. Efisiensi ini akan menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang telah
diperolehnya dengan energi panas dari sumber suhu tertinggi.

2. Formulasi Clausius

Dalam formulasi ini menyatakan bahwa “Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang
bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke
benda panas”. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (yang
memiliki suhu rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (yang memiliki suhu tinggi) tanpa
memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha.

Anda mungkin juga menyukai