Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TERMODINAMIKA 1

DISUSUN OLEH :
1. SONY ORLANDO
2. YUSUF YANUAR RISKY

KELAS : FLUIDA DAN TERMAL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK


MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI MALANG
KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“ Termodinamika 1”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Fluida dan Termal. Tugas ini dimulai dengan membahas apa itu
termodinamika, menjelaskan Hukum 1 Termodinamika, proses yang terjadi dalam
termodinamika yang berkaitan dengan Hukum 1 Termodinamika, kapasitas panas
kalor, entalpi, dan kalor dari proses yang berhubungan dengan Hukum 1
Termmodinamika.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dan tak lupa menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga tugas ini bermanfaat,
dan dapat memberikan ilmu yang baik bagi para pembaca. Terima kasih.

Malang, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan
A. Latarbelakang
B. Rumusanmasalah
C. Tujuan

Bab IIPembahasan
A. Bunyi hokum 1 termodinamika
B. Proses dalamtermodinamika

Bab III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani: thermos = panas dandynamic =
perubahan, dengan kata lain termodinamika adalah fisikaenergi, panas, kerja,
entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan
mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal. Jadi, secara
kompleks termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami
maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu, energi di alam semesta bersifat kekal,
tidak dapat dimusnahkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi
dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan.
Hal ini erat hubungannya dengan hukum–hukum dasar pada termodinamika.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang hukum pertama termodinamika
dan kapasitas kalor gas. Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan
hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang
diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu
apa pun kecuali perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan
lingkungan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimanabunyihukum 1 termodinamika?
2. Bagaimana proses yang terjadi di dalamhukum 1 termodinamika?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahuibunyihukum 1 termodinamika.
2. Mengetahui proses yang terjadi di dalamhukum 1 termodinamika.
BAB II PEMBAHASAN

A. Hukum1 Termodinamika

Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar”.
Sesuai dengan hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk
menghasilkan sejumlah kalor, dan sebaliknya. Hukum ini bisa juga dinyatakan
sebagai: “Energi tidak bisa dibuat atau dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu
bentuk kebentuk lainnya”. Sesuai dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh
kalor mesti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan ditambah dengan
perolehan energy dalam karena kenaikan temperatur.
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu system akan bertambah
(system akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor
diambil dari sistem, volume dan suhu system akan berkurang (system tampak
mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang
penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan
sistem yang mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energy
dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada system akan menyebabkan system
melakukan usaha dan mengalami perubahan energy dalam.
Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energy dalam termodinamika
atau disebut Hukum I Termodinamika.Untuk suatu proses dengan keadaan akhir
(2) dan keadaan awal (1)

∆U = U2–U1

Temodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai


pengaliran panas, perubahan-perubahan energi yang diakibatkan dan usaha yang
dilakukan oleh panas.

1. Usaha luar ( W ) yaitu : Usaha yang dilakukan oleh system terhadap


sekelilingnya terhadap sistem. Misalkan gas dalam ruangan yang
berpenghisap bebas tanpa gesekan dipanaskan ( pada tekanan tetap ) ;
maka volume akanbertambahdengan V.

Usaha yang dilakukanoleh gas terhadap udara luar :

W = p.V

1. Usaha dalam ( U ) adalah : Usaha yang dilakukan oleh bagian dari suatu
system pada bagian lain dari system itu pula. Pada pemanasan gas seperti
di atas, usaha dalam adalah berupa gerakan-gerakan antara molekul-
molekul gas yang dipanaskan menjadi lebih cepat.
Secara matematis, Hukum I Termodinamika dituliskan sebagai

Q = W + ∆U

Dimana

Q = kalor yang masuk/keluarsistem

U = perubahanenergidalam

W = Usaha luar.

Q positif, sistem menerima kalor.


Q negatif, sistem melepas kalor.
W positif, sistem melakukan usaha.
W negatif, sistem menerima usaha.
positif, terjadi penambahan energi dalam pada sistem.
negatif, terjadi penurunan energi dalam pada sistem.

Kalor (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang
lain akibat adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem dan lingkungan, bisa
dikatakan bahwa kalor merupakan energi yang berpindah dari sistem ke
lingkungan atau energi yang berpindah dari lingkungan ke sistem akibat adanya
perbedaan suhu. Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor
akan mengalir dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya, jika suhu lingkungan
lebih tinggi dari suhu sistem, maka kalor akan mengalir dari lingkungan menuju
sistem.
Jika Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya
perbedaan suhu, maka Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi yang
terjadi melalui cara-cara mekanis. Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap
lingkungan, maka energi dengan sendirinya akan berpindah dari sistem menuju
lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja terhadap sistem, maka
energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.
Ketika suatu benda sedang bergerak maka benda tersebut memiliki energi
kinetik dan berdasarkan energi kinetik ini benda dapat melakukan usaha. Serupa
dengan itu, benda yang berada pada pada ketinggian tertentu dari suatu acuan
memiliki energi potensial dan berdasarkan energi potensial ini benda juga dapat
melakukan usaha. Kedua macam energi ini disebut energi luar (eksternal energi).
Sebagai tambahan terhadap energi luar ini setap benda memiliki memiliki energi
yang tidak nampak dari luar, energi ini disebut energi dalam.
Dari sudut pandang termodinamika, energi dalam (internal energy)
didefinisikan suatu sistem sebagai jumlah energi kinetik seluruh partikel
penyusunnya, ditambah jumlah seluruh energi potensial dari interaksi antara
seluruh partikel itu. Energi dalam merupakan fungsi keadaan sistem, jika keadaan
sistem berubah maka energi dalam juga berubah tetapi energi dalam tidak
tergantung pada lintasan yang ditempuh sistem untuk perubahan keadaan tersebut.
Selama terjadi perubahan suatu sistem, energi dalam dapat berubah dari keadaan
awal U1 ke keadaan akhir U2.

Energi dalam (U) atau energi internal disebut juga energi termal. Ketika
pada volume tetap dipanaskan, suhu gas akan bertambah. Akibatnya, tekanan gas
bertambah. Saat dipanaskan, molekul-molekul gas mendapat energi sehingga
energi kinetik molekul-molekul gas bertambah. Tentu saja kecepatan rata-rata
molekul juga bertambah dan frekuensi tumbukan molekul dengan dinding
bertambah. Hal ini menyebabkan tekanan gas bertambah. Gejala ini menunjukkan
energi dalam gas bertambah.

Jika sebuah sistem melakukan kerja dengan berekspansi terhadap


lingkungannya dan tidak ada panas yang ditambahkan selama proses, energi
meninggalkan system dan energi dalam berkurang. Dari rumus sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa secara umum ketika panas Q ditambahkan ke sistem, sebagian
dari energi yang ditambahkan ini tetap tinggal di dalam sistem, mengubah energi
dalam sebanyak sisanya meninggalkan sistem lagi ketika sistem melakukan kerja
W terhadap lingkungannya. Karena W dan Q dapat bernilai positif, negatif atau
nol, maka dapat bernilai positif, negatif atau nol untuk proses yang berbeda.

Persamaan di atas merupakan hukum pertama termodinamika (first law of


thermodynamics). ”Jika energi panas yang diberikan sistem dikurangi dengan
usaha yang dilakukan oleh sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem”.
Dengan demikian, hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa sejumlah
kalor (Q) yang diterima dan usaha (W) yang dilakukan terhadap suatu gas dapat
digunakan untuk menambah energi dalam

Hukum pertama termodinamika sejauh ini bisa dinyatakan dapat mewakili


kekekalan energi untuk proses termodinamik. Tapi aspek tambahan yang penting
dari hukum pertama ini adalah kenyataan bahwa energi dalam bergantung hanya
pada keadaan suatu sistem. Pada perubahan keadaan, perubahan energi dalam
tidak bergantung pada lintasan.

B. Proses dalamTermodinamika
Hukum pertama termodinamika terjadi pada proses termodinamika yang
sering terjadi pada keadaan praktis. Proses-proses ini dapat diringkas sebagai
“tanpa perpindahan panas” atau adiabatik, “volume konstan” atau isokhorik,
“tekanan konstan” atau isobarik, dan “suhu konstan” atau isotermal.

1. Proses Isotermik

Suatu system dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi


perubahan-perubahan di dalam system tersebut. Jika proses yang terjadi
berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena
berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energy dalam (∆U = 0)
dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama denga usaha
yang dilakukan sistem (Q = W). Usaha yang dilakukan system dan kalor dapat
dinyatakan sebagai Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.
Oleh karena suhunya tetap, maka berlaku Hukum BO YLE.

P1 V2 = P2 V2

Karena suhunya konstan T2 = T1 maka :

U = U2 – U1

= n R T2 – n R T1 = 0 ( Usaha dalamnya nol )

2. Proses Isokhorik

Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas
dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan
(∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama
dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor
gas pada volume konstan QV.
QV = ∆U
Karena V = 0 maka W = p . V

W = 0 ( tidak ada usaha luar selama proses )

Q = U2 – U1

Kalor yang diserap oleh system hanya dipakai untuk menambah energy dalam (U
)

Q=U

U = m .cv ( T2 – T1 )

3. Proses Isobarik

Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap


konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam
tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan
sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Sebelumnya telah dituliskan bahwa
perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
QV =∆U. Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai :
W = Qp − QV

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih
energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor)
yang diserap gas pada volume konstan (QV).
Usaha luar yang dilakukan adalah : W = p ( V2 – V1 ). Karena itu hukum I
termodinamika dapat dinyatakan :

Q = U + p ( V2 – V1 )

Panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu gas pada tekanan tetap dapat
dinyatakan dengan persamaan :

Q = m cp( T2 – T1 )

Pertambahan energy dalam gas dapat pula dinyatakan dengan persamaan :


U = m cv( T2 – T1 )

Karena itu pula maka usaha yang dilakukan pada proses isobaric dapat pula
dinyatakan dengan persamaan :

W =Q – U = m ( cp– cv ) ( T2 – T1 )

m = massa gas

cp = kalor jenis gas padatekanan tetap

cv= kalor jenispada volume tetap.

4. Proses Adiabatik

Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun
keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan
gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U).
Karena Q = 0 maka O = U + W

U2 -U1 = -W

Bila W negatif( -W = system ditekan ) usaha dalam sistem (U ) bertambah.


Sedangkan hubungan antara suhu mutlak dan volume gas pada proses adibatik,
dapat dinyatakan dengan persamaan :

T.Vg-1 = konstan atau T1.V1g-1 = T2.V2g-1

Usaha yang dilakukan pada proses adiabatic adalah :

W = m .cv ( T1 – T2 ) atau W = ( V2g-1 – V1g-1 )

Juga berlaku persamaan : P1.V1g = P2.V2g

Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum


universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas
sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum
pertama termodinamika ini berbunyi:“ Kenaikan energi internal dari suatu sistem
termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke
dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap
lingkungannya. ”
Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam.
Volumenya dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat
dirubah-rubah menurut kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu satuan suhu untuk tiap satuan
massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu gas mempunyai bermacam-
macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai arti praktis
yaitu :

– Kapasitas panas pada volume konstan.

– Kapasitas panas pada tekanan konstan.

Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada
kapasitas panas gas ideal pada volume konstan, dan selisihnya sebesar konstanta
gas umum yaitu : R = 8,317 J/mol 0K.

cp – cv = R

cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.

cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapatdisampaikanpadamakalahiniadalahsebagaiberikut :


1. Hukum pertama termodinamika (first law of thermodynamics). ”Jika
energi panas yang diberikan sistem dikurangi dengan usaha yang
dilakukan oleh sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem”.
Dengan demikian, hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa
sejumlah kalor (Q) yang diterima dan usaha (W) yang dilakukan terhadap
suatu gas dapat digunakan untuk menambah energi dalam.
1. Proses dalamtermodinamika, meliputi isobarik (tekanan konstan),
isokhorik (volume konstan), isotermik (suhu konstan), dan adiabatik (tanpa
panas). Keempat proses ini memiliki aplikasi masing-masing dalam
kehidupan sehari-hari, proses ini merupakan salah satu penerapan
termodinamika yang dapat dilihat secara jelas.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi dalam memahami dunia fisika khususnya
mengenai termodinamika. Makalah ini juga dapat dijadikan sebagai bahan
ajar dalam memberikan peng
ajaran kepada murid-murid Anda. Dan mudah-mudahan dapat bermanfaat
dalam kehidupan Anda
DAFTAR PUSTAKA

Young, Hugh D dan Roger A. Freedman. 2002. “Fisika Universitas/edisi


kesepuluh/Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

http://proses.termodinamika

Anda mungkin juga menyukai