Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PERCOBAAN SEDERHANA TERMODINAMIKA

TENTANG
PEMBUATAN POPCORN (Hk. TERMODINAMIKA)

DIBUAT OLEH :
KELOMPOK 9

ENDANG ALDILLA 1714080061


AFIFAH 1714080062

DOSEN PEMBIMBING :
ALLAN ASRAR, M.Si

JURUSAN TADRIS IPA FISIKA B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
1441H/2019M
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan : Untuk membuktikan adanya Hk.Termodinamika pada pembuatan
popcorn
A. Landasan Teori
1. Pengertian Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = ‘panas’ and dynamic =
‘perubahan’) adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan
proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di
mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran
energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi
(kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini,
penggunaan istilah “ termodinamika “ biasanya merujuk pada
termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam
termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses “super
pelan”. Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam
termodinamika  tak-setimbang.
Karena termodinamika  tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah
diusulkan bahwa termodinamika  setimbang seharusnya dinamakan
termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan  hukum-
hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang
diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang
tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara
mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang
emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang
termodinamika benda hitam.
2. Konsep Dasar dalam  Termodinamika
Pengabstrakan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia
menjadi sistem dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang
tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan
pembagian sistem menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau
membentuk beberapa sistem menjadi sistem yang lebih besar. Biasanya
sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci dengan jelas yang dapat
diuraikan menjadi beberapa parameter.
3. Sistem Termodinamika
Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang
diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan
sistem dengan jagat raya, yang disebut lingkungan. Klasifikasi sistem
termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan dan
perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara
sistem dan lingkungan:
a. sistem terisolasi:
sistem terisolasi adalah tak terjadi pertukaran panas, benda atau
kerja dengan lingkunganwadah terisolasi, seperti tabung gas
terisolasi.
b. sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi
tidak terjadi pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau
adalah contoh dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas
tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah
suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
1) pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran
panas.
2) pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
c. sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan
pertukaran benda disebut permeabel. Samudra merupakan contoh
dari sistem terbuka.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya
dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun
hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem
terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari
sistem.

4. Keadaan Termodinamika
Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan,
ini disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem).
Untuk keadaan termodinamika  tertentu, banyak sifat dari sistem
dispesifikasikan. Properti yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem
itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari sistem. Bagian
selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan properti, yang
merupakan fungsi keadaan.
Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan
keadaan dari sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya
seseorang berhadapan dengan properti sistem yang lebih besar, dari jumlah
minimal tersebut.
5. Proses Termodinamika
Kalor (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda
yang lain akibat adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem dan
lingkungan, bisa dikatakan bahwa kalor merupakan energi yang berpindah
dari sistem ke lingkungan atau energi yang berpindah dari lingkungan ke
sistem akibat adanya perbedaan suhu. Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu
lingkungan, maka kalor akan mengalir dari sistem menuju lingkungan.
Sebaliknya, jika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu sistem, maka kalor
akan mengalir dari lingkungan menuju sistem.
Jika Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya

perbedaan suhu, maka Kerja berkaitan dengan perpindahan energi


yang terjadi melalui cara-cara mekanis (mekanis tuh berkaitan dengan
gerak)… Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, maka
energi dengan sendirinya akan berpindah dari sistem menuju lingkungan.
Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja terhadap sistem, maka energi
akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.
Salah satu contoh sederhana berkaitan dengan perpindahan energi
antara sistem dan lingkungan yang melibatkan Kalor dan Kerja adalah
proses pembuatan popcorn.
6. Energi dalam dan Hukum Pertama Termodinamika
Energi dalam sistem merupakan jumlah seluruh energi kinetik molekul
sistem, ditambah jumlah seluruh energi potensial yang timbul akibat adanya
interaksi antara molekul sistem. Kita berharap bahwa jika kalor mengalir
dari lingkungan menuju sistem (sistem menerima energi), energi dalam
sistem akan bertambah.
Sebaliknya, jika sistem melakukan kerja terhadap lingkungan (sistem
melepaskan energi), energi dalam sistem akan berkurang…Dengan
demikian, dari kekekalan energi, kita bisa menyimpulkan bahwa perubahan
energi dalam sistem = Kalor yang ditambahkan pada sistem (sistem
menerima energi) – Kerja yang dilakukan oleh sistem (sistem melepaskan
energi). Secara matematis, bisa ditulis seperti ini :

Keterangan :

 delta U = Perubahan energi dalam


 Q = Kalor
 W = Kerja
Persamaan ini berlaku untuk sistem tertutup (Sistem tertutup
merupakan sistem yang hanya memungkinkan pertukaran energi antara
sistem dengan lingkungan). Untuk sistem tertutup yang terisolasi, tidak ada
energi yang masuk atau keluar dari sistem, karenanya, perubahan energi
dalam = 0. Persamaan ini juga berlaku untuk sistem terbuka jika kita
memperhitungkan perubahan energi dalam sistem akibat adanya
penambahan dan pengurangan jumlah zat (Sistem terbuka merupakan sistem
yang memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan energi antara sistem
tersebut dengan lingkungan).

7. Aturan tanda untuk Kalor (Q) dan Kerja


Aturan tanda untuk Kalor dan Kerja disesuaikan dengan persamaan
Hukum Pertama Termodinamika.
Kalor (Q) dalam persamaan di atas merupakan kalor yang ditambahkan

pada sistem (Q positif), sedangkan Kerja pada persamaan di atas


merupakan kerja yang dilakukan oleh sistem (W positif). Karenanya, jika
kalor meninggalkan sistem, maka Q bernilai negatif. Sebaliknya, jika kerja
dilakukan pada sistem, maka W bernilai negatif.
B. Alat dan Bahan
1. Kompor
2. Wajan
3. Tutup wajan
4. Mentega
C. Prosedur Kerja
1. Nyalakan kompor, letakkan wajan diatas kompor yang telah menyala
2. Masukkan mentega kedalam wajan yang telah diletakkan diatas kompor
menyala setelah mentega mencair masukkan biji jagung kedalam wajan
yang berisi mentega, kemudian tutup.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tabel Hasil Pengamatan
No Bahan Perlakuan Pengamatan
1 Biji jagung tanpa panas, tapi Tidak ada perubahan pada
mentega mencair biji jagung karena tidak ada
pengaruh dari suhu
2 Biji jagung dengan panas, Jagung mengembang karena
mentega mencair atau terjadi perubahan suhu
meleleh

2. Hasil dan Pembahasan


a. Biji jagung yang dicampur dengan mentega yang mencair tanpa ada
panas tidak ada perbahan pada biji jagung atau biji jagung tidak
mengembang
b. Biji jagung yang dicampur dengan mentega cair dengan adanya panas,
biji jagung tersebut mengembang sehingga menjadi popcorn.

popcorn dimasukkan ke dalam wajan yang ditutup. Adanya tambahan kalor


dari nyala api membuat biji popcorn dalam wajan kepanasan dan mengembang.
Ketika mengembang, biasanya biji popcorn berjingkrak-jingkrak dalam wajan dan
mendorong penutup wajan. Gaya dorong biji popcorn cukup besar sehingga
kadang tutup wajan bisa berguling Untuk kasus ini, kita bisa menganggap
popcorn sebagai sistem, panci sebagai pembatas dan udara luar, nyala api dkk
sebagai lingkungan. Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari
lingkungan (nyala api) menuju sistem (biji popcorn).

Adanya tambahan kalor menyebabkan sistem (biji popcorn) memuai dan


mengembang sehingga mendorong penutup wajan (si biji popcorn tadi melakukan
kerja terhadap lingkungan). Dalam proses ini, keadaan popcorn berubah. Keadaan
popcorn berubah karena suhu, tekanan dan volume popcorn berubah saat memuai
dan mengembang. mengembangnya popcorn hanya merupakan salah satu contoh
perubahan keadaan sistem akibat adanya perpindahan energi antara sistem dan
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
popcorn dimasukkan ke dalam wajan yang ditutup. Adanya tambahan
kalor dari nyala api membuat biji popcorn dalam wajan kepanasan dan
mengembang. Ketika mengembang, biasanya biji popcorn berjingkrak-
jingkrak dalam wajan dan mendorong penutup wajan. Gaya dorong biji
popcorn cukup besar sehingga kadang tutup wajan bisa berguling Untuk
kasus ini, kita bisa menganggap popcorn sebagai sistem, panci sebagai
pembatas dan udara luar, nyala api dkk sebagai lingkungan. Karena terdapat
perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari lingkungan (nyala api) menuju
sistem (biji popcorn).
B. Saran
Sebaiknya berhati-hati dalam melakukan percobaan karena percobaan
sederhana ini menggunakan api. Pada saat memasak biji jagung diatas
kompor dengan memasukkan biji jagung dan mentega kedalam wajan,
sebaiknya wajan tersebut ditutup karna biji jagung akan keluar dari wajan.
Setelah biji jagung menjadi popcorn sebaiknya cepat mematikan kompor
karena akan membuat popcorn cepat gosong.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit
Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit
Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta :
Penebit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai