Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KIMIA

Daya Desak Logam dan Elekrtolisis KI

Aisyah Hanifatur Rohmah


03 / XII MIA 6
I. Judul : Daya Desak Logam
II. Tujuan : Menyelidiki reaksi redoks yang dapat berlangsung spontan dan tidak dapat
berlaku spontan
III. Hari/Tanggal : Senin, 14 September 2015
IV. Dasar Teori :
Reaksi reduksi adalah reaksi yang menerima elektron dan ditandai dengan
penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang
melepaskan elektron dan ditandai dengan peningkatan bilangan oksidasi. Kedua
reaksi ini berlangsung secara bersamaan, sehingga penyebutannya sering
dirangkaikan menjadi reaksi reduksi-oksidasi atau disingkat redoks.
Daya desak logam atau sering disebut kereaktifan logam adalah kemampuan
suatu logam untuk bereaksi melepaskan elektron, dan mengalami reaksi oksidasi.
Pada sel elektrokimia, reaksi redoks bisa terjadi jika logam yang dicelupkan
mendesak ion logam yang ada dalam larutan. Misalnya, logam magnesium yang
dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion Zn2+ akan terjadi reaksi.

Logam magnesium lebih reaktif daripada zink, sehingga magnesium


mendesak ion Zn2+ dari larutannya. Logam magnesium mereduksi ion Zn2+ dan ion
Zn2+mengoksidasi logam magnesium. Dari reaksi tersebut dapat dinyatakan pula
bahwa magnesium mempunyai daya reduksi yang lebih kuat daripada zink, dan zink
mempunyai daya oksidasi yang lebih kuat daripada magnesium.
Daya desak logam berkaitan erat dengan deret volta. Suatu logam bisa
mendesak logam-logam lain yang berada di sebelah kanannya.
Berikut urutan unsur dalam deret Volta : Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe
Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au.
V. Alat dan Bahan :
Alat :

No Jenis Ukuran Jumlah

1. Tabung reaksi dan rak Kecil 25 /1


2. Kertas ampelas - 1
3. Gunting kaleng - 1
4. Gelas kimia 100 mL - 2

Bahan :

No Nama Ukuran Jumlah


1. Logam (Cu, Fe, Mg, Pb, Al) 2 x 0,5 cm masing-masing 5 buah.
2. Larutan CuSO4 0,1 M 30 ml
3. Larutan FeSO4 0,1 M 30 ml
4. Larutan MgSO4 0,1 M 30 ml
5. Larutan Pb(NO3)2 0,1 M 30 ml
6. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M 30 l
VI. Cara Kerja :
1. Menyiapkan potongan kecil logam Cu, Fe,Al yang telah diamplas dengan
bersih.
2. Menyiapkan 4 tabung reaksi dan mengisikan tabung-1 dengan larutan MgSO4,
tabung-2 dengan larutan CuSO4, tabung-3 dengan larutan FeSO4, dan tabung
reaksi-4 dengan larutan (Al2(SO4)3.
3. Memasangkan logam pada volt meter, logam Mg sebagai anode dan logam
Cu sebagai katode.
4. Memasukkan logam Cu tersebut kedalam larutan CuSO4 dan logam Mg ke
dalam larutan MgSO4, dan sudah dihubungkan jembatan garam (NaCl).
Mencatat perubahan pada volt meter.
5. Mengganti larutan Cu SO4 dengan larutan FeSO4 dengan logam Fe sebagai
katode, kemudian larutan MgSO4 dan logam Mg tetap. Mencatat perubahan
yang terjadi pada volt meter.
6. Mengganti larutan FeSO4 dengan larutan Al2(SO4)3 dengan logam Al sebagai
katode, kemudian larutan MgSO4 dan logam Mg tetap. Mencatat perubahan
yang terjadi pada volt meter.

VII. Hasil Pengamatan :

Ion Logam

Mg

Cu2+ +0,3 V

Fe2+ +0,23 V

Al3+ +0,1 V

Pb2+ +0,25 V

VIII. Analisis data:


Logam Mg yang berada di sebelah kiri dari logam Fe, Al, Cu, Pb pada deret volta
dapat mendesak ion-ion logam tersebut (Fe2+, Al3+, Cu2+, Pb2+)
IX. Kesimpulan :

a) Reaksi dapat berlangsung spontan jika nilai ponensial reaksinya positif atau
Eoreaksi > 0

b) Reaksi tidak dapat berlangsung spontan jika nilai ponensial reaksinya negatif
atau Eoreaksi < 0
I. Judul : Elektrolisis KI
II. Tujuan : Untuk dapat mengetahui perubahan-perubahan (reaksi) yang
terjadi pada peristiwa elektrolisis larutan kaliaum nitrat dan kalium iodida.
III. Hari/Tanggal : Senin, 14 September 2015
IV. Dasar Teori :
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada sel
elektrolisis, reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui
larutan elektrolit,yaitu energi listrik ( arus listrik ) diubah menjadi energi
kimia ( reaksi redoks ). Sel eleltrolisis memiliki 3 ciri utama,yaitu :
a). Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion ion ini dapat
memberikan atau menerima electron sehingga electron dapat mengalir
melalui larutan.
b). Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
c). Ada sumber arus listrik dari luar,seperti baterai yang mengalirkan arus
listrik searah ( DC ).
Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut
Katoda, sedangkan elektroda yang mengalirkan electron kembali ke
sumber arus listrik luar disebut Anoda. Katoda adalah tempat terjadinya
reaksi reduksi dan anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi. Katoda
merupakan elektroda negative karena menangkap electron sedangakn
anoda merupakan elektroda positif karena melepas electron. Dalam sel,
reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan energi kimia
yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Bila potensial
diberikan pada sel dalam arah kebalikan dengan arah potensial sel, reaksi
sel yang berkaitan dengan negatif potensial sel akan diinduksi. Dengan
kata lain, reaksi yang tidak berlangsung spontan kini diinduksi dengan
energi listrik. Proses ini disebut elektrolisis. Pengecasan baterai timbal
adalah contoh elektrolisis.

V. Alat dan Bahan :


Alat:
a) Pipa U 2 buah
b) Elektroda karbon 2 buah
c) Baterai 1,5 volt dan kabel 4 buah
d) Gelas kimia 100 ml
e) Pipet tetes 2 buah
f) Tabung reaksi 4 buah
g) Gelas kimia 50 mL 3 buah
Bahan:
a) Larutan KI 1 M 25 mL c) Larutan amilum
b) Indikator PP d) Lakmus merah dan biru
VI. Cara Kerja :
1. Mengisikan larutan KI pada pipa U di dalam rangkaian, kemudian
lakukan elektrolisis selama 5-10 menit.
2. Setelah selesai elektrolisis, tetesi larutan kanji pada larutan disekitar
kutub anode dan indikaor PP, serta kertas lakmus merah dan biru di
sekitar kutub katode.
3. Mengamati perubahan yang terjadi dan mencatat hasil pengamatan.

VII. Hasil Pengamatan :

Larutan Perubahan Setelah Setelah Setelah Seletah


dalam selama ditambah diuji diuji ditambah
ruang elektrolisis indikator PP dengan dengan amilum
lakmus lakmus
biru merah
Anoda Kuning - - - Biru tua
kecoklatan
Katoda Bening Merah muda Biru Biru -
keunguan

VIII. Analisis Data :


Anoda, menimbulkan cairan berwarna kuning kecokelatan. Warna
kuning yang ada pada anoda ini menandakan adanya I-(aq) pada reaksi
tersebut. Jika dilihat dari reaksi di Anoda larutan KI, maka benar bahwa
terjadi reaksi oksidasi pada Anoda. Karena terlihat pada reaksi tersebut
bahwa adanya I-(aq). Setelah ditambah amilum terjadi perubahan warna
yaitu berwarna biru tua. Pada kutub anoda mengandung ion I- kemudian
dioksidasi menjadi unsurnya yaitu I2.
Maka, Reaksi yang terjadi : 2I-(aq) I2(s) + 2e-

Katoda, menimbulkan warna menjadi berwarna merah muda keunguan


setelah ditmbahkan indicator PP (fenolftalein), hal ini menandakan bahwa
larutan KI di katoda setelah mengalami elektrolisis bersifat basa. Pada
kutub katoda, mengandung ion K+ oleh karena itu yang direduksi adalah
air yang menghasilkan H2 dan OH-, sehingga pada elektroda timbul
gelembung. Maka, Reaksi yang terjadi : 2H2O + 2e- H2 + 2OH-

IX. Kesimpulan :
Elektrolisis senyawa KI termasuk basa karena pada katoda terdapat OH-.
Pada katoda menghasilkan gelembung, sedangkan pada anoda terjadi
perubahan warna dari kuning kecoklatan menjadi biru tua dan
menghasilkan I2. Reaksi-reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis ditentukan
oleh ion-ion di sekitar elektrode dan bahan elektrode.

X. Lampiran :
1) Laporan Sementara
2) Foto Percobaan

Anda mungkin juga menyukai