b. Bahan Praktikum :
No Nama Bahan Ukuran Jumlah
1. Larutan Kalium Iodida (KI) 50 mL
2. Larutan Tembaga (II) Sulfat
50 mL
(CuSO4)
3. Indikator fenolflatein - 10 mL
4. Amilum - 10 mL
5. Elektroda C - 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusyawarahkan, energi hanya dapat
diubah dari bentuk satu kebentuk yang lainnya disini saya akan melakukan kegiatan menentukan
perubahan entalpi larutan NaOH dengan larutan HCl.
Energi juga dapat mengurangi perpindahan dengan menggunakan alat kalori meter kita dapat
mengukur perubahan kalor, kalor merupakan energi yang terjadi akibat perbedaan suhu. Kalor
meter yang baik memiliki kapasitas kalor kecil artinya kalori tersebut benar-benar sebagai system
yang terisolasasi.
Pada reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl dalam suatu gelas kalori meter dan terjadi
kenaikan suhu yuang menyebabkan suhu gelas reaksi night demikian pula suhu sekitarnya. Pada
percobaan tersebut, yang menjadi pusat perhatian adalah NaOH dan HCl disebut system,
sedangkan tabujng reaksi, suhu udara, tekanan udara merupakan lingkungan.
Menekankan reaksi netralisasi Hcl dan NaOH menggunakan alat kalori meter sederhana
kalori meter adalah suatu alat untuk mengukur jumlah kalor yang diserap atau di bebaskan system.
Dengan melakukan percobaan ini akan dapat memahami mengenai pengaruh luas. Luas
permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi dan dapat meihat pengaruh penambahan katalis.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
1) Siswa memahami pengertian dan penentuan perubahan entalpi dengan menafsirkan data hasil
percobaan
2. TUJUAN KHUSUS
1) Siswa dapat menjelaskan arti perubahan entalpi reaksi
2) Siswa dapat menghidutng besranya perubahan entalpi pada reaksi antara natrium hidroksida
dengan asam kloridayang menghasilkan satu mol air
C. LANDASAN TEORI
Perubahan suhu yang menyertai reaksi kimia menunjukan adanya prubahan energi dalam
bentuk kalor pada pereaksi dan hasil reaksi. Kalor yang diserap atau dibebaskan oleh sistem
menyebabkan suhu sistem berubah. Secara sederhana kalor tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Q = m.c.∆t
Dimana :
Q = kalor reaksi (joule)
M = massa sistem (gram)
∆t = perubahan suhu (K)
c = kalor jenis sistem
E. CARA KERJA
Catatan
Pada perhitungan perubahan entalpi untuk reaksi ini dianggap :
a. 2 x 50 mL larutan sama dengan 100 mL air
b. Selama reaksi berlangsung, energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan dapat diabaikan
c. Kalor jenis air C = 4,2 JK-1g-1
d. Massa jenis air = 1 gr.cm-3
B. ANALISIS DATA
Perhitungan
1. Massa larutan (m) = volume larutan x massa jenis air
2. 50 mL NaOH 1 M = 0,05 mol NaOH
50 mL HCl 1 M = 0, 05 mol HCl
Reaksi:
NaOH + HCl → NaCl + H2O
3. Dari persamaan reaksi:
1 mol NaOH 1 mol HCl 1 mol H2O
Dari hasil percobaan:
0,05 mol NaOH 0,05 mol HCl 0,05 mol H2O
∆H reaksi = Q / 1 mol ∆H percobaan : = Q / 0,05 mol
=
=kJ/mol
C. JAWABAN PERTANYAAN
1. Reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl menyerap/membebaskan kalor? Jelaskan!
2. Reaksi tersebut eksoterm/endoterm? Bagaimana tanda reaksinya?
3. Tuliskan persamaan termokimia reaksi tersebut!
4. Tuliskan pengertian perubahan entalpi reaksi
JAWABAN :
1. Reaksi antara larutan NaOH dan larutan HCl memiliki perubahan entalpi (∆Hº) berharga
negatif ( – ) sehingga merupakan reaksi eksoterm yang memakai sistem melepaskan atau
membebaskan kalor. Perubahan entalphi suatu reaksi dipengaruhi oleh massa, kalor jenis, dan
perubahan suhu suatu reaksi itu sendiri berbanding dengan kandungan mol pada suatu reaksi
tersebut.
2. Jika NaOH dan HCl direaksikan dalam pelarut air, kemudian suhu larutan diukur maka
ketinggian raksa pada termometer akan naik yang menunjukkan suhu larutan meningkat. Ketika
NaOH dan HCl bereaksi, terbentuk NaCl dan H2O disertai pelepasan kalor. Kalor yang dilepaskan
ini diserap oleh lingkungan, akibatnya suhu lingkungan naik. Kenaikan suhu lingkungan
ditunjukkan oleh naiknya suhu larutan. Jadi, yang Anda ukur bukan suhu sistem (NaOH dan HCl)
melainkan suhu lingkungan (larutan NaCl sebagai hasil reaksi). Zat NaOH dan HCl dalam larutan
sudah habis bereaksi. Oleh karena reaksi NaOH dan HCl melepaskan sejumlah kalor maka
dikatakan reaksi tersebut eksoterm. Dengan demikian, antara fakta dan studi literatur cocok.
Bagaimana hubungan antara reaksi eksoterm/endoterm dan perubahan entalpi? Dalam reaksi kimia
yang melepaskan kalor (eksoterm), energi yang terkandung dalam zat-zat hasil reaksi lebih kecil
dari zat-zat pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpi reaksi berharga negatif:
Δ H= Hproduk – Hpereaksi < 0
Pada reaksi endoterm, perubahan entalpi reaksi akan berharga positif.
Δ H= Hproduk – Hpereaksi > 0
Secara umum, perubahan entalpi dalam reaksi kimia dapat diungkapkan dalam bentuk
diagram reaksi berikut.
A + B → C + kalor (reaksi eksoterm)
3. Reaksi : NaOH + HCl –> NaCl + H2O
4. Perubahan entalpi pembakaran standar adalah perubahan entalpi total pada suatu sistem
reaksi (dimana rekatan dan produk reaksi dinyatakan sebagai sistem termodinamik) yang terjadi
ketika satu molekul bereaksi sempurna dengan oksigen yang terjadi pada 298K dan tekanan
atmosfer 1 atm
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Perubahan entalpi reaksi yang di lepaskan atau diserap hanya bergantung kepada keadaan awal
dan keadaan akhir. Semakin tinggi temperature reaksi makin cepat laju reaksinya.
2. Perubahan kalor pada suatu zat atau system di tentukan oleh perubhan suhu, masa zat dan kalor
jenis, kalor jenis adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat setinggi 1 k.
B. SARAN
Dalam praktikum ini, diaharapkan siswa agar:
1. Melakukan praktikum dengan sungguh – sungguh agar pengamatan berhasil
2. Menjaga keamamanan dan keselamatan kerja dengan mematuhi tata tertib laboratotium
3. Selalu menjaga kerapian laboratorium dengan meletakan peralatan lab sesuai tempat yang
ditentukan
TRAYEK pH
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari : Senin
Tanggal : 28 Maret 2011
Tempat : Laboratorium Kimia/Biologi
B. TUJUAN
untuk memperkirakan pH suatu larutan sampel.
C. LANDASAN TEORI
LARUTAN ASAM DAN BASA
Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Sari jeruk dan vitamin C sangat dibutuhkan oleh sel-sel dalam tubuh kita. Dalam sari jeruk
terdapat asam sitrat dan vitamin C tidak lain asam askorbat. Di lambung kita terdapat getah untuk
pencernaan. Getah pencernaan mengandung asam klorida. Asam asetat, yaitu cuka yang banyak
digunakan untuk memasak,asam karbonat yang dapat memberikan rasa segar dalam minuman, dan
asam sulfat yang banyak digunakan dalam aki merupakan contoh-contoh asam yang ada disekitar
kita.
Contoh-contoh basa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari adalah Amonia digunakan
sebagai pelarut desinfektan berbau merangsang yang kuat. Soda api atau natrium hidroksida yang
banyak dijual dipasar atau took besi yang digunakan untuk membersihkan saluran air bak cuci.
Aluminium hidroksida (AlOH3) dan magnesium hidroksida (Mg(OH)2) digunakan untuk
membuat obat nyeri lambung.
Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang membantu kita untuk membedakannya. Asam basa telah
diperkenalkan oleh ahli kimia berabad-abad yang lalu. Asam adalah suatu zat yang larutannya
berasa asam,memerahkan lakmus biru, dan menetralkan basa. Sedangkan basa adalah suatu zat
yang larutannya berasa pahit dan terasa licin,membirukan kertas lakmus merah dan menetralkan
asam.
Menentukan apakah suatu larutan bersifat asam dan basa dengan cara mencicipi larutan itu
merupakan kegiatan yang membahayakan kesehatan kita. Untuk maksud tersebut akan lebih baik
kita gunakan lakmus. Lakmus adalah salah satu indicator asam basa,yakni senyawa yang berwarna
merah dalam larutan asam dan berwarna biru dalam larutan basa.
Mengidentifikasikan Larutan Asam atau Basa
Suatu larutan asam atau basa secara sederhana dapat di identifikasi atau diketahui dengan
menggunakan kertas lakmus atau indicator lainnya. Adapun perubahan warna kertas lakmus dalam
larutan asam atau basa atau netral adalah sebagai berikut :
Kerta Lakmus
NO Larutan pH Contoh
Merah Biru
1. Asam Merah Merah <7 HCl, H2SO4
2. Basa Biru Biru >7 KOH, NaOH
3. Netral Merah Biru =7 H2O
Tabel di atas hanya untuk sekedar mengetahui larutan asam atau basa atau netral. Jika di
khususkan lagi maka penggunaan larutan indicator asam basa dapat di gunakan untuk
memprediksikan harga pH larutan.
Trayek Perubahan Warna Beberapa Indikator.
E. CARA KERJA
1. Memasukkan 3 s/d 4 tetes larutan sampel/ larutan yang di uji ke dalam 1 bagian plat tetes. Hal
yang sama di lakukan untuk 2 bagian plat tetes lainnya.
2. Bagian pertama ditambahkan dengan larutan indicator Metil Merah (MM) dan catat warna yang
terbentuk.
3. Bagian kedua ditambahkan dengan Bromtimol Biru (BB) dan catat warna yang terbentuk.
4. Bagian ketiga ditambahkan Penolftalein (PP) dan catat perubahan waran yang terjadi.
F. HASIL PENGAMATAN
Warna sampel setelah di
Warna Perkiraan
NO Larutan tambahkan
Mula-Mula pH
MM BB PP
Tidak Hijau
1. A Biru Merah 7,6 - 10,0
Berwarna Lumut
Tidak Merah Tidak
2. B Kuning 6,0 - 8,3
Berwarna Muda berwarna
2. PERHITUNGAN
- Larutan A : 7,6 < pH < 10,0
Jadi pH = 7,6 – 10,0
- Larutan B : 6,0 < pH < 8,3
Jadi pH = 6,0 – 8,3
H. PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama, kami tetesi larutan A yang tidak berwarna ke 3 lubang plat
tetes, kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes metil merah sehingga terbentuk warna hijau
lumut, kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna
biru, dan pada lubang terakhir di tetesi 2-3 tetes Fenolftalein sehingga terbentuk warna merah.
Ternyata pHnya berkisar dari 7,6 – 10,0.
Pada percobaan kedua, kami tetesi larutan B yang tidak berwarna ke 3 lubang plat tetes,
kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes Metil Merah sehingga terbentuk warna merah muda,
kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna kuning,
dan pada lubang terakhir ditetesi 2-3 tetes fenolftalein sehingga tidak berwarna. Ternyata pHnya
berkisar dari 6,0 – 8,3.
I. SIMPULAN
Dari percobaan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa pH dari larutan A berkisar dari 7,6 –
10,0, dan pH dari larutan B berkisar dari 6,0 – 8,3.