Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Kimia Reaksi Elektrolisis

I. Judul : Laporan Praktikum Kimia ‘Reaksi Elektrolisis’


II. Tujuan : Untuk mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada
reaksielektrolisis larutan kalium iodida (KI) dan larutan
tembaga (II) sulfat (CuSO4)
IV. Dasar Teori :
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian atas suatu larutan elektrolit yang telah dilaliri oleh
arus listrik searah.Sedangkan sel di mana terjadinya reaksi tersebut disebut sel elektrolisis.Sel
elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat menghantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan
sepasang elektroda yang dicelupkan dalam elektrolit (larutan atau leburan). Pada sel elektrolisis,
reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi listrik
(arus listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks). Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung
pada potensial elektroda, konsentrasi, dan over potensial dari spesi yang terdapat dalam sel
elektrolisis.
Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut Katoda, sedangkan
elektroda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut Anoda.Katoda
adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi.Katoda
merupakan elektroda negatif karena menangkap elektron sedangkan anoda merupakan elektroda
positif karena melepas elektron. Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada sel elektrolisis
sama seperti pada sel volta, yaitu di katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan di anoda
adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi. Akan tetapi, muatan elektronnya berbeda. Pada sel volta
katoda bermuatan positif dan anoda bermuatan negatif, sedangkan pada sel elektrolisis katoda
bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif.

Elektrolisis mempunyai banyak kegunaan di antaranya yaitu dapat memperoleh unsur-


unsur logam, halogen, gas hidrogen dan gas oksigen, kemudian dapat menghitung konsentrasi ion
logam dalam suatu larutan, digunakan dalam pemurnian suatu logam, serta salah satu proses
elektrolisis yang popular adalah penyepuhan, yaitu melapisi permukaan suatu logam dengan logam
lain.
Sel elektrolisis memiliki 3 ciri utama, yaitu :
1. Larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion – ion ini dapat memberikan
atau menerima elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui larutan.
2. Terdapat 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
3. Terdapat sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus
listrik searah (DC ).
Faktor yang Mempengaruhi Proses Elektrolisis
a. Jenis elektroda yang digunakan
b. Kedudukan ion dalam elektrokimia
c. Kepekatan ion
Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut Katoda,
sedangkan elektroda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut
Anoda.Katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi sedangkan anoda adalah tempat terjadinya
reaksi oksidasi.Katoda merupakan elektroda negatif karena menangkap elektron sedangkan anoda
merupakan elektroda positif karena melepas elektron.Sel elektrolisis juga memerlukan elektrode-
elektrode. Ada 2 elektrode yang digunakan dalam elektrolisis, yaitu:
a. Elektrode inert yaitu elektrode yang tidak dapat bereaksi (Pt, C, Au).
b. Elektrode tak inert yaitu elektrode yang dapat bereaksi (Cu dan Ag).
Peristiwaelektrolisisbanyakdimanfaatkanuntukmelapisilogamataupemurnianlogam.Bilasuatuel
ektrolit (larutanatauleburan) dielektrolisis, makaelektrolittersebutakanteruraimenjadikation yang
akanmenujukatoda/elektrode positif (+) dan anion yang akanmenuju anoda/elektrode negatif (-).
Macam-macam elektrolisis:
1. Elektrolisis leburan elektrolit
Dapat digunakan untuk menghantar ion-ion pada sel elektrolisis.Leburan elektrolit tanpa
menggunakan air. Contohnya adalah NaCl.
2. Elektrolisis air
Jika arus listrik dilewatkan melalui 2 elektroda dalam air murni, tidak terjadi elektrolisis. Tetapi,
jika larutan CuSO4 / KNO3 ditambahkan air murni dengan konsentrasi rendah, akan terjadi
elektrolisis dan dapat menghantarkan arus listrik.
3. Elektrolisis larutan elektrolit
Reaksi yang terjadi tidak hanya melibatkan ion – ion dalam larutan saja,tetapi juga air. Contohnya
adalah KI.
4. Elektrolisis larutan non elektrolit
V. Alat dan Bahan :
a. Alat Praktikum :
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Pipet tetes 2
2. Pipa U 1
3. Tabung reaksi 4
4. Rak tabung 1
5. Gelas kimia 100 mL 2
6. Statip dan klep 1
7. Kabel 2
8. Power supply 1
9. Corong 1

b. Bahan Praktikum :
No Nama Bahan Ukuran Jumlah
1. Larutan Kalium Iodida (KI) 50 mL
2. Larutan Tembaga (II) Sulfat
50 mL
(CuSO4)
3. Indikator fenolflatein - 10 mL
4. Amilum - 10 mL
5. Elektroda C - 2

VI. Langkah Kerja :


a. Elektrolisis larutan kalium iodida (KI)
1) Menyediakan alat dan bahan.
2) Menyusun rangkaian sesuai dengan gambar berikut.
3) Mengisi pipa U dengan larutan kalium iodida (KI) sebanyak ± 50 mL.
4) Menyalakan power supply kurang lebih selama 5 menit dan mengamati perubahan yang terjadi di
Katoda dan Anoda.
5) Mencatat hasil pengamatan tersebut.
6) Mengambil larutan dari Katoda sebanyak 10 mL dan menaruh ke dalam 2 tabung reaksi. Memberi
keterangan pada tabung reaksi I dan II.
7) Mengambil larutan dari Anoda sebanyak 10 mL dan menaruh ke dalam 2 tabung reaksi. Memberi
keterangan pada tabung reaksi I dan II.
8) Memberi indikator fenolftalein pada tabung reaksi baik dari larutan Anoda maupun Katoda,
masing-masing sebanyak 5 mL pada tabung reaksi berlabel I.
9) Memberi amilum pada tabung reaksi baik dari larutan Anoda maupun Katoda, masing-masing
sebanyak 5 mL pada tabung reaksi berlabel II.
10) Mencatat hasil pengamatan tersebut.

b. Elektrolisis larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4)


1) Menyediakan alat dan bahan.
2) Menyusun rangkaian sesuai dengan gambar berikut.
3) Mengisi pipa U dengan larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4) sebanyak ± 50 mL.
4) Menyalakan power supply kurang lebih selama 5 menit dan mengamati perubahan yang terjadi di
Katoda dan Anoda.
5) Mencatat hasil pengamatan tersebut.

VII. Hasil Pengamatan :


a. Elektrolisis larutan kalium iodida (KI)
Cairan dalam Perubahan Perubahan setelah Perubahan setelah
ruang elektrolisis ditambah fenolftalein ditambah amilum
Ada perubahan warna
Sedikit gelembung, (dari kuning
terjadi perubahan kecoklatan menjadi
Anoda warna dari tidak Tidak berwarna coklat kehitaman),
berwarna menjadi menandakan bahwa di
kuning kecoklatan anoda mengandung
iodin
Tidak ada perubahan
Banyak gelembung,
warna, menandakan
Katoda tidak terjadi Warna menjadi merah
bahwa di katoda tidak
perubahan warna
mengandung iodin

b. Elektrolisis larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4)


Cairan dalam
Perubahan elektrolisis Perubahan warna setelah elektolisis
ruang
Tidak terjadi perubahan warna,
Anoda Terdapat banyak gelembung
karbonnya biasa saja
Gelembung sedikit, keruh di Karbonnya terkikis, berubah warna
Katoda
sekitar elektroda menjadi merah keunguan

VIII. Analisis Data :


a. Elektrolisis larutan kalium iodida (KI)
1) Zat apakah yang terjadi di ruang anoda sebagai hasil elektrolisis? Jelaskan!
Jawaban : Zat yang menjadi hasil elektrolisis di ruang anoda adalah I2, karena
setelah ditetesi amilum, larutan berubah warna menjadi coklat kehitaman
2) Ion-ion apakah yang terdapat di ruang katoda setelah reaksi elektrolisis? Jelaskan!
Jawaban : Ion yang terdapat di ruang katoda setelah reaksi elektrolisis adalah
OH-, karena setelah ditetesi PP larutan berubah menjadi merah

3) Tuliskan persamaan setengah reaksi yang terjadi pada :


a) Katoda
b) Anoda
Jawaban :
Katoda : 2H2O + 2e → H2 + 2OH-
Anoda :2I- → I2 + 2e
2H2O → 2OH- +I2 + H2
Keterangan :
I2 dihasilkan di Anoda
H2 dan OH-dihasilkan di Katoda
4) Berikan penjelasan mengenai hasil elektrolisis tersebut.
Jawaban : Pada katoda menghasilkan gas H2 dan larutan bersifat basa karena setelah
ditetesi indikator fenolftalein terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Pada anoda
menghasilkan I2 karena setelah ditetesi amilum terjadi perupahan warna menjadi lebih pekat.
5) Kesimpulan apakah yang dapat ditarik setelah melakukan percobaan elektolisis tersebut?
Jawaban : Pada katoda mengasilkan zat I2 sedangkan pada anoda
menghasilkan gas H2 dan ion OH-.

b. Elektrolisis larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4)


1) Zat apakah yang terjadi di ruang anoda sebagai hasil elektrolisis? Jelaskan!
Jawaban : Zat yang terdapat di ruang anoda sebagai hasil elektrolisis adalah H++
O2karena air mengalami hidrolisis menghasilkan gelembung.
2) Ion-ion apakah yang terdapat di ruang katoda setelah reaksi elektrolisis? Jelaskan!
Jawaban : Setelah reaksi elektrolisis, di ruang katoda tidak terdapat ion,
melainkan terbentuk endapan.
3) Tuliskan persamaan setengah reaksi yang terjadi pada :
a) Katoda
b) Anoda
Jawaban :
Katoda : 2Cu2+ + 4e → 2Cu
Anoda : 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
2Cu2++ 2H2O→ 2Cu + O2 + 4H
Keterangan :
Cu dihasilkan di Katoda.
O2 dan4H+dihasilkan di Anoda.
4) Berikan penjelasan mengenai hasil elektrolisis tersebut.
Jawaban : Pada katoda menghasilkan endapan Cu dan berubah menjadi warna
merah keunguan karena Cu2+ tereduksi menjadi Cu. Pada Anoda terdapat banyak gelembung
karena menghasilkan O2.
5) Kesimpulan apakah yang dapat ditarik setelah melakukan percobaan elektolisis tersebut?
Jawaban : Pada katoda menghasilkan endapan Cu. Pada Anoda menghasilkan
O2+ H+.
IX. Pembahasan :
a. Elektrolisis larutan kalium iodida (KI)
Ketika reaksi berlangsung, pada Anoda mengalami perubahan warna dari bening menjadi
kuning kecoklatan.Warna kuning pada Anoda menandakan bahwa di Anoda mengandung gas
iodine.Setelah ditambah fenolftalein terjadi perubahan warna sedangkan ketika ditambah dengan
amilum, warnanya bersifat asam serta berubah menjadi coklat kehitaman (pekat).Hal tersebut
menandakan bahwa pada anoda terdapat ion I-yang kemudian dioksidasi menjadi unsurnya yaitu
I2, maka reaksi yang terjadi di anoda adalah :
2I- → I2 + 2e
Ketika reaksi berlangsung, pada Katoda tidak mengalami perubahan warna.Namun, setelah
ditambakan fenolftalein terjadi perubahan warna.Hal tersebut menandakan bahwa pada Katoda
elektrolisis bersifat basa serta terdapat ion K+ sehingga mereduksi air direduksi menghasilkan H2
dan OH-. Hal tersebut dapat ditandai dengan munculnya gelembung, maka reaksi yang terjadi yaitu
:
2H2O + 2e → H2 + 2OH-
b. Elektrolisis larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4)
Ketika reaksi berlangsung, pada Anoda tidak mengalami perubahan warna.Pada Anoda
elektrolisis bersifat asam karena dapat ditemukan ion H+. Ion H+ dan gas O2 merupakan hasil
reduksi yang dapat ditemukan di Anoda sehingga pada Anoda dapat ditemukan banyak
gelembung. Maka reaksi yang terjadi yaitu :
2H2O → O2 + 4H+ + 4e
Ketika reaksi berlangsung, pada Katoda mengalami perubahan warna menjadi merah
keunguan. Hal tersebut menandakan bahwa pada Katoda unsur Cu mengalami pengendapan, maka
reaksi yang terjadi yaitu
2Cu2+ + 4e → 2Cu
X. Kesimpulan
a. Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada sel elektrolisis, reaksi kimia
akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu dari energi listrik (arus listrik)
diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks).
b. Elektrolisis larutan kalium iodida(KI) pada katoda mengasilkan zat I2 sedangkan pada anoda
menghasilkan gas H2 dan ion OH-.
c. Elektrolisis larutan tembaga (II) sullfat (CuSO4) padakatodamenghasilkan endapan Cu. Pada
Anoda menghasilkanO2 + H+.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
TERMOKIMIA
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusyawarahkan, energi hanya dapat
diubah dari bentuk satu kebentuk yang lainnya disini saya akan melakukan kegiatan menentukan
perubahan entalpi larutan NaOH dengan larutan HCl.

Energi juga dapat mengurangi perpindahan dengan menggunakan alat kalori meter kita dapat
mengukur perubahan kalor, kalor merupakan energi yang terjadi akibat perbedaan suhu. Kalor
meter yang baik memiliki kapasitas kalor kecil artinya kalori tersebut benar-benar sebagai system
yang terisolasasi.

Pada reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl dalam suatu gelas kalori meter dan terjadi
kenaikan suhu yuang menyebabkan suhu gelas reaksi night demikian pula suhu sekitarnya. Pada
percobaan tersebut, yang menjadi pusat perhatian adalah NaOH dan HCl disebut system,
sedangkan tabujng reaksi, suhu udara, tekanan udara merupakan lingkungan.

Menekankan reaksi netralisasi Hcl dan NaOH menggunakan alat kalori meter sederhana
kalori meter adalah suatu alat untuk mengukur jumlah kalor yang diserap atau di bebaskan system.

Dengan melakukan percobaan ini akan dapat memahami mengenai pengaruh luas. Luas
permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi dan dapat meihat pengaruh penambahan katalis.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
1) Siswa memahami pengertian dan penentuan perubahan entalpi dengan menafsirkan data hasil
percobaan
2. TUJUAN KHUSUS
1) Siswa dapat menjelaskan arti perubahan entalpi reaksi
2) Siswa dapat menghidutng besranya perubahan entalpi pada reaksi antara natrium hidroksida
dengan asam kloridayang menghasilkan satu mol air
C. LANDASAN TEORI
Perubahan suhu yang menyertai reaksi kimia menunjukan adanya prubahan energi dalam
bentuk kalor pada pereaksi dan hasil reaksi. Kalor yang diserap atau dibebaskan oleh sistem
menyebabkan suhu sistem berubah. Secara sederhana kalor tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Q = m.c.∆t
Dimana :
Q = kalor reaksi (joule)
M = massa sistem (gram)
∆t = perubahan suhu (K)
c = kalor jenis sistem

D. ALAT DAN BAHAN


Bejana plastik atau kalorimeter
Silinder ukur
Gelas reaksi
Termometer
Larutan NaOH
Larutan HCl

E. CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan


2. Masukkan 50 mL larutan NaOH ke dalam silinder ukur, lalu tuangkan pada gelas reaksi, tuangkan
juga 50 mL larutan HCl ke dalam silinder ukur yang berbeda, lalu tuangkan pada gelas reaksi yang
berbeda.
3. Uukur suhu masing – masing larutan, dan catat ketinggian suhu.
4. Setelah suhu diukur, larutan NaOH dan HCl pada gelas reaksi dituangkan bersamaan pada
kalorimeter, lalu tutup dan aduk larutan dalam kalorimeter. Ukur suhu larutan yang tercampur
didalam kalorimeter dengan termometer yang sebelumnya telah dipasangkan pada kalorimeter.
5. Amati perubahan suhu dan catat hasilnya.
BAB II
ISI
A. HASIL PENGAMATAN
Suhu awal Suhu akhir Perbedaan suhu

HCl = Suhu larutan setelah dicampur ∆t = t2 – t1


NaOH = (pada kalorimeter) =
t1 rata – rata = t2 = =

Catatan
Pada perhitungan perubahan entalpi untuk reaksi ini dianggap :
a. 2 x 50 mL larutan sama dengan 100 mL air
b. Selama reaksi berlangsung, energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan dapat diabaikan
c. Kalor jenis air C = 4,2 JK-1g-1
d. Massa jenis air = 1 gr.cm-3

B. ANALISIS DATA
Perhitungan
1. Massa larutan (m) = volume larutan x massa jenis air
2. 50 mL NaOH 1 M = 0,05 mol NaOH
50 mL HCl 1 M = 0, 05 mol HCl
Reaksi:
NaOH + HCl → NaCl + H2O
3. Dari persamaan reaksi:
1 mol NaOH 1 mol HCl 1 mol H2O
Dari hasil percobaan:
0,05 mol NaOH 0,05 mol HCl 0,05 mol H2O
∆H reaksi = Q / 1 mol ∆H percobaan : = Q / 0,05 mol
=
=kJ/mol

C. JAWABAN PERTANYAAN
1. Reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl menyerap/membebaskan kalor? Jelaskan!
2. Reaksi tersebut eksoterm/endoterm? Bagaimana tanda reaksinya?
3. Tuliskan persamaan termokimia reaksi tersebut!
4. Tuliskan pengertian perubahan entalpi reaksi
JAWABAN :
1. Reaksi antara larutan NaOH dan larutan HCl memiliki perubahan entalpi (∆Hº) berharga
negatif ( – ) sehingga merupakan reaksi eksoterm yang memakai sistem melepaskan atau
membebaskan kalor. Perubahan entalphi suatu reaksi dipengaruhi oleh massa, kalor jenis, dan
perubahan suhu suatu reaksi itu sendiri berbanding dengan kandungan mol pada suatu reaksi
tersebut.
2. Jika NaOH dan HCl direaksikan dalam pelarut air, kemudian suhu larutan diukur maka
ketinggian raksa pada termometer akan naik yang menunjukkan suhu larutan meningkat. Ketika
NaOH dan HCl bereaksi, terbentuk NaCl dan H2O disertai pelepasan kalor. Kalor yang dilepaskan
ini diserap oleh lingkungan, akibatnya suhu lingkungan naik. Kenaikan suhu lingkungan
ditunjukkan oleh naiknya suhu larutan. Jadi, yang Anda ukur bukan suhu sistem (NaOH dan HCl)
melainkan suhu lingkungan (larutan NaCl sebagai hasil reaksi). Zat NaOH dan HCl dalam larutan
sudah habis bereaksi. Oleh karena reaksi NaOH dan HCl melepaskan sejumlah kalor maka
dikatakan reaksi tersebut eksoterm. Dengan demikian, antara fakta dan studi literatur cocok.
Bagaimana hubungan antara reaksi eksoterm/endoterm dan perubahan entalpi? Dalam reaksi kimia
yang melepaskan kalor (eksoterm), energi yang terkandung dalam zat-zat hasil reaksi lebih kecil
dari zat-zat pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpi reaksi berharga negatif:
Δ H= Hproduk – Hpereaksi < 0
Pada reaksi endoterm, perubahan entalpi reaksi akan berharga positif.
Δ H= Hproduk – Hpereaksi > 0
Secara umum, perubahan entalpi dalam reaksi kimia dapat diungkapkan dalam bentuk
diagram reaksi berikut.
A + B → C + kalor (reaksi eksoterm)
3. Reaksi : NaOH + HCl –> NaCl + H2O
4. Perubahan entalpi pembakaran standar adalah perubahan entalpi total pada suatu sistem
reaksi (dimana rekatan dan produk reaksi dinyatakan sebagai sistem termodinamik) yang terjadi
ketika satu molekul bereaksi sempurna dengan oksigen yang terjadi pada 298K dan tekanan
atmosfer 1 atm
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Perubahan entalpi reaksi yang di lepaskan atau diserap hanya bergantung kepada keadaan awal
dan keadaan akhir. Semakin tinggi temperature reaksi makin cepat laju reaksinya.
2. Perubahan kalor pada suatu zat atau system di tentukan oleh perubhan suhu, masa zat dan kalor
jenis, kalor jenis adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat setinggi 1 k.

B. SARAN
Dalam praktikum ini, diaharapkan siswa agar:
1. Melakukan praktikum dengan sungguh – sungguh agar pengamatan berhasil
2. Menjaga keamamanan dan keselamatan kerja dengan mematuhi tata tertib laboratotium
3. Selalu menjaga kerapian laboratorium dengan meletakan peralatan lab sesuai tempat yang
ditentukan
TRAYEK pH
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari : Senin
Tanggal : 28 Maret 2011
Tempat : Laboratorium Kimia/Biologi

B. TUJUAN
untuk memperkirakan pH suatu larutan sampel.

C. LANDASAN TEORI
LARUTAN ASAM DAN BASA
Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Sari jeruk dan vitamin C sangat dibutuhkan oleh sel-sel dalam tubuh kita. Dalam sari jeruk
terdapat asam sitrat dan vitamin C tidak lain asam askorbat. Di lambung kita terdapat getah untuk
pencernaan. Getah pencernaan mengandung asam klorida. Asam asetat, yaitu cuka yang banyak
digunakan untuk memasak,asam karbonat yang dapat memberikan rasa segar dalam minuman, dan
asam sulfat yang banyak digunakan dalam aki merupakan contoh-contoh asam yang ada disekitar
kita.
Contoh-contoh basa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari adalah Amonia digunakan
sebagai pelarut desinfektan berbau merangsang yang kuat. Soda api atau natrium hidroksida yang
banyak dijual dipasar atau took besi yang digunakan untuk membersihkan saluran air bak cuci.
Aluminium hidroksida (AlOH3) dan magnesium hidroksida (Mg(OH)2) digunakan untuk
membuat obat nyeri lambung.
Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang membantu kita untuk membedakannya. Asam basa telah
diperkenalkan oleh ahli kimia berabad-abad yang lalu. Asam adalah suatu zat yang larutannya
berasa asam,memerahkan lakmus biru, dan menetralkan basa. Sedangkan basa adalah suatu zat
yang larutannya berasa pahit dan terasa licin,membirukan kertas lakmus merah dan menetralkan
asam.
Menentukan apakah suatu larutan bersifat asam dan basa dengan cara mencicipi larutan itu
merupakan kegiatan yang membahayakan kesehatan kita. Untuk maksud tersebut akan lebih baik
kita gunakan lakmus. Lakmus adalah salah satu indicator asam basa,yakni senyawa yang berwarna
merah dalam larutan asam dan berwarna biru dalam larutan basa.
Mengidentifikasikan Larutan Asam atau Basa
Suatu larutan asam atau basa secara sederhana dapat di identifikasi atau diketahui dengan
menggunakan kertas lakmus atau indicator lainnya. Adapun perubahan warna kertas lakmus dalam
larutan asam atau basa atau netral adalah sebagai berikut :

Kerta Lakmus
NO Larutan pH Contoh
Merah Biru
1. Asam Merah Merah <7 HCl, H2SO4
2. Basa Biru Biru >7 KOH, NaOH
3. Netral Merah Biru =7 H2O
Tabel di atas hanya untuk sekedar mengetahui larutan asam atau basa atau netral. Jika di
khususkan lagi maka penggunaan larutan indicator asam basa dapat di gunakan untuk
memprediksikan harga pH larutan.
Trayek Perubahan Warna Beberapa Indikator.

Indikator Trayek Perubahan Warna Perubahan Warna


Metil Jingga 2,9 – 4,0 Merah – Kuning
Metil Merah 4,2 – 6,3 Merah – Kuning
Bromtimol Biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru
Penolftalein (PP) 8,3 – 10,0 Tidak Berwarna – Merah
AsTabel di atas dapat di gunakan untuk memprediksikan rentang pH dari suatu Larutan.
Asam Basa menurut Arrhenius
Pada tahun 1887 Svante Arrhenius menyatakan bahwa molekul-molekul elektrolit selalu
menghasilkan ion-ion negative dan positif bila dilarutkan dalam air. Mendekati tahun 1900 ia
memberikan teori asam dan basa yang terkenal, yaitu sebagai berikut.
Asam merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan ion hydrogen bila di larutkan dalam air.
Basa merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan ion hidroksida bila di larutkan dalam air.
a. Asam
Contoh :
1. Asam Klorida dalam air
HCl(aq) H+(aq) + Cl-
2. Asam Nitrat dalam air
HNO3 (aq) H+(aq) + NO3- (aq)
Setiap molekul asam HCl dan HNO3 hanya dapat memberikan 1 ion H+. Asam-asam semacam ini
di sebut asam monoprotik.
3. Asam Sulfat dalam air
4. Asam Fosfat dalam air
b. Basa
Dalam pelarut air, basa dapat memberikan ion hidroksida. Pada kimia modern, basa dapat
memberikan ion hidroksida dengan dua cara. Pertama, senyawa basa dalam pelarut air
memberikan ion hidroksida secara langsung.
Misalnya : NaOH dalam air.
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Kedua, senyawa basa yang akan bereaksi dengan air dan setelah itu menghasilakn ion OH-.
Misalnya : Gas NH3 yang di larutkan dalam air.
NH3(g) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
c. Senyawa Amfoter
Beberapa zat dapat berlaku sebagai basa dalam lingkungan asam kuat dan berlaku sebagai asam
dalam lingkungan basa kuat.
Contoh :
Al(OH)3(s) + OH-(aq) Al(OH)4-(aq)
Basa Kuat
Al(OH)3(s) + 3 H+(aq) Al3+(aq) + 3 H2O(l)
Asam Kuat

D. ALAT dan BAHAN


- Alat
1. Plat tetes
2. Pipet tetes
- Bahan
1. Metil Merah
2. Bromtimol Biru
3. Fenolftalein

E. CARA KERJA
1. Memasukkan 3 s/d 4 tetes larutan sampel/ larutan yang di uji ke dalam 1 bagian plat tetes. Hal
yang sama di lakukan untuk 2 bagian plat tetes lainnya.
2. Bagian pertama ditambahkan dengan larutan indicator Metil Merah (MM) dan catat warna yang
terbentuk.
3. Bagian kedua ditambahkan dengan Bromtimol Biru (BB) dan catat warna yang terbentuk.
4. Bagian ketiga ditambahkan Penolftalein (PP) dan catat perubahan waran yang terjadi.

F. HASIL PENGAMATAN
Warna sampel setelah di
Warna Perkiraan
NO Larutan tambahkan
Mula-Mula pH
MM BB PP
Tidak Hijau
1. A Biru Merah 7,6 - 10,0
Berwarna Lumut
Tidak Merah Tidak
2. B Kuning 6,0 - 8,3
Berwarna Muda berwarna

G. ANALISA DATA dan PERHITUNGAN


1. ANALISA DATA
Pada percobaan pertama, kami tetesi larutan A yang tidak berwarna ke 3 lubang plat tetes,
kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes metil merah sehingga terbentuk warna hijau lumut,
kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna biru, dan
pada lubang terakhir di tetesi 2-3 tetes Fenolftalein sehingga terbentuk warna merah.
Pada percobaan kedua, kami tetesi larutan B yang tidak berwarna ke 3 lubang plat tetes,
kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes Metil Merah sehingga terbentuk warna merah
muda, kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna
kuning, dan pada lubang terakhir ditetesi 2-3 tetes fenolftalein sehingga tidak berwarna.

2. PERHITUNGAN
- Larutan A : 7,6 < pH < 10,0
Jadi pH = 7,6 – 10,0
- Larutan B : 6,0 < pH < 8,3
Jadi pH = 6,0 – 8,3

H. PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama, kami tetesi larutan A yang tidak berwarna ke 3 lubang plat
tetes, kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes metil merah sehingga terbentuk warna hijau
lumut, kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna
biru, dan pada lubang terakhir di tetesi 2-3 tetes Fenolftalein sehingga terbentuk warna merah.
Ternyata pHnya berkisar dari 7,6 – 10,0.
Pada percobaan kedua, kami tetesi larutan B yang tidak berwarna ke 3 lubang plat tetes,
kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes Metil Merah sehingga terbentuk warna merah muda,
kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna kuning,
dan pada lubang terakhir ditetesi 2-3 tetes fenolftalein sehingga tidak berwarna. Ternyata pHnya
berkisar dari 6,0 – 8,3.

I. SIMPULAN
Dari percobaan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa pH dari larutan A berkisar dari 7,6 –
10,0, dan pH dari larutan B berkisar dari 6,0 – 8,3.

Anda mungkin juga menyukai