Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen kimia dasar Ibu Yeni
Mulyani, S.Si, M.Si
Oleh
Wisnu Prasetyo Utomo
2301210140018
2301210140042
2301210140001
Ajeng Wulandari
2301210140055
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur skami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan
rahmatNyalah kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "STOIKIOMETRI
LARUTAN", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari
mata kuliah kimia dasar.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon pengertian bila mana
isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan
pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih untuk berbagai
pihak yang telah membantu dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Reaksi kimia bisanya berlangsung antara dua campuran zat bukannya antara dua zat murni.Satu
bentuk yang paling lazim dari campuran adalah larutan.Di alam sebagian besar reaksi berlangsung dalam
larutan air.Sebagi contoh, cairan tubuh baik tumbuhan maupun hewan merupakan larutan dari berbagai
jenis zat.Dalam tanah pun reaksi pada umumnya berlangsung dalam lapisan tipis larutan yang diadopsi
pada padatan.
Perhitungan kimia untuk reaksi yang berhubungan dalam larutan disebut juga stokiomeri.
n
V
w
mm
dimana
Keterangan:
M = kemolaran(mol/L)
n = mol yang di hasilkan (mol)
V = volum labu ukur(L)
w = massa zat yang di larutkan(g)
mm
Ar / M r
dalam satuan g/mol.
ni
Mol zat sebelum pengenceran
n2
= mol zat sesudah massa pengenceran
M
Oleh karena
n
V
M 1V1 M 2V2
atau n = M x V maka diperoleh
Keterangan:
M 1,M 2
= kemolaran larutan sebelum dan sesudah pengenceran
V1,V2
B. Sifat-sifat Berbagai Macam Zat yang Terkait dengan Reaksi dalam Larutan Elektrolit
1. Jenis jenis zat yang direaksikan
1.1 Asam
Terkait dengan pelarut air, maka pengertian asam dan basa umumnya dikaitkan dengan teori asam
basa Arrhenius.Jadi asam adalah zat-zat yang dalam air menghasilkan ion H+ dan ion sisa asam.
Contoh : HCl dan H2SO4 yang mengion sebagai berikut :
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
HCN(aq) H+(aq) + CN-(aq)
CH3COOH H+(aq)+ CH3COO-(aq)
1.2 Basa
Zat yang dalam air menghasilkan ion OH- dan suatu kation logam.
Contoh :
NaOH dan Ca(OH)2
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2 Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
NH4OH NH4+ + OH-(aq)
1.3 Garam
Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam.
Contoh:
NaCl, Ca(NO3)2
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
Ca(NO)2(aq) Ca2+(aq) + 2NO3-(aq)
1.4 Oksida Asam dan Oksida Basa
Senyawa yang tersusun dari suatu unsur dengan oksigen disebut oksida.Bergantung pada jenis
unsurnya (logam atau non logam).Oksida dapat dibedakan atas oksida logam dan oksida non
logam.Oksida logam cenderung berifat asam. Oksida logam yang bersifat basa disebut oksida basa,
sedangkan oksida non logam yang bersifat asam disebut oksida asam.
(1) Oksida Basa
Oksida basa tergolong senyawa ion, terdiri dari kation logam (selain Mn(4,6,7), Cr(6) dan
semilogam kiri dengan anion oksida (O-).
Contoh : Na2O mengandung ion Na+ dan ion O2-, sedangkan CaO terdiri dari ion Ca2+ dan
O2-.
(2) Oksida Asam
Oksida asam merupakan senyawa molekul.Oksida asam dapat bereaksi dengan air
membentuk asam. Penyusunnya non logam kecuali C(2), S(2), N(1,2,4), semilogam kanan,
Cr(6), Mn(6,7)
1.5 Logam
Di dalam reaksi-reaksinya, logam bertindak sebagai spesi yang melepas elektron. Pelepasan elektron
akan menghasilkan ion logam. Jumlah elektron yang dilepaskan bergantung pada bilangan oksidasi logam
tersebut.
2. Kelarutan elektrolit
Semua asam mudah larut dalam air. Adapun basa dan garam ada mudah larut ada pula yang sukar
larut.
3. Kekuatan Elektrolit
Diantara asam dan basa yang biasa, yang tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam kuat : HClO4, HNO3, H2SO4, HI, HBr, HCl.
Basa kuat : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2 , (semua basa dari golongan IA dan IIA kecuali
Mg(OH)2, Be(OH)2).
4. Senyawa-senyawa Hipotesis
Beberapa senyawa yang tidak stabil dan peruraiannya adalah :
4.1. Asam
Asam karbonat (H2CO3) : H2CO3 H2O(I) + CO2(g)
Asam nitrit (HNO2) : 2HNO2 H2O(I) + NO(g) + NO2(g)
Asam sulfit (H2SO3) : H2SO3 H2O(I) + SO2(g)
Asam tiosulfat (H2S2O3) : H2S2O3 H2O(I) + S(g) + SO2(g)
4.2. Basa
Amonium hidroksida (NH4OH) : NH4OH H2O(I) + NH3(g)
Perak hidroksida (AgOH) : 2AgOH Ag2O(s) + H2O(I)
Raksa II hidroksida (Hg(OH)2) : Hg(OH)2 HgO(s) + H2O(I)
4.3. Garam
Besi (III) Iodida (FeI3) : 2FeI3 2FeI2(aq) + I2(s)
Tembaga iodida (CuI) : 2CuI 2CuI(s) + I2(s)
OH
H 2O
dan basa
membentuk
Jenis reaksi:
- ASAM + BASA
GARAM + AIR
GARAM + AIR
GARAM
GARAM + AIR
Reaksi terjadi jika logam di kiri/H yang di desak pada deret volta
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Jenis reaksi:
- LOGAM 1 + GARAM 1
GARAM 2 + LOGAM 2
- LOGAM + ASAM
- LOGAM + ASAM
AD + CB
Jenis reaksi:
- GARAM 1 + ASAM 1
- GARAM 1 + BASA 1
GARAM 2 + ASAM 2
GARAM 2 + BASA 2
- GARAM 1 + GARAM 2
GARAM 3 + GARAM 4
cC + dD + ...
n A M A VA
nB M B VB
- Dari persamaan reaksi A dan B, perbandingan mol A dan mol B agar habis
bereaksi = a : b. Jadi diperoleh:
M AVA a
M BVB b
Keterangan:
M A1 , M B
VA ,VB
A,b
Perhatikan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan basa dengan
menggunakan suaru larutan standar asam.
Pembakaran sempurna 0,2 gram senyawa hidrokarbon menghasilkan 0,66 gram dan 0,18 gram
H2O.Tentukan senyawa tersebut.
pembahasan:
1. tulis reaksinya
CxHy + O2 CO2 + H2O
2. hitung mol dari CO2 dan H2O
mol CO2 = massa/Mr CO2
mol H2O = massa/Mr H2O
= 0,66/44
= 0,18/18
= 0,015
= 0,010
3. bandingkan mol CO2 dengan mol H2O
0,015 : 0,010
3:2
4. masukkan hasil perbandingan ke dalam reaksi sebelah kanan (produk) menjadi koefisiennya
CxHy + O2 3CO2 + 2H2O
5. berdasarkan reaksi diatas maka atom C yang dihasilkan adalah 3 buah dan atom H yang
dihasilkan adalah 4 buah sehingga senyawa hidrokarbon diatas adalah C3H4
2. Hitungan Stoikiometrri dengan Pereaksi Pembatas
Jika zat-zat yang direaksikan tidak ekivalen, maka salah satu dari zat itu akan habis lebih dahulu yang
disebut pereaksi pembatas. Banyaknya hasil reaksi akan bergantung pada jumlah mol pereaksi pembatas.
Oleh karena itu, langkah penting dalam menyelesaikan hitungan seperti ini adalah menentukan pereaksi
pembatas.
Contoh: Diketahui reaksi sebagai berikut S(s) + 3F2(g) > SF6(g).
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2, tentukan:
a. Berapa mol SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?
Jawab:
S + 3F2 > SF6
Dari koefisien reaksi menunjukkan bahwa 1 mol S membutuhkan 3 mol F2. Kemungkinan yang
terjadi sebagai berikut.
a. Jika semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan:
Hal ini memungkinkan karena F2 tersedia 10 mol.
b. Jika semua F2 habis bereaksi maka S yang dibutuhkan:
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol.
Jadi, yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S!
Banyaknya mol SF6 yang terbentuk = x mol S.
a. Mol SF6 = 1 x 2 mol = 2 mol
b. Zat yang tersisa F2, sebanyak = 10 mol 6 mol = 4 mol F2
3. Hitungan Stoikiometri yang Melibatkan Campuran
Jika suatu campuran direaksikan, maka masing-masing komponen mempunyai persamaan reaksi
sendiri.Pada umumnya hitungan yang melibatkan campuran diselesaikan dengan pemisalan. Langkahlangkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut :
(1) Menuliskan persamaan setara.
(2) Memisalkan salah satu komponen dengan x, maka komponen lainnya sama dengan selisihnya.
(3) Menentukan jumlah mol masing-masing komponen.
(4) Menentukan jumlah mol zat lain yang diketahui.
(5) Membuat persamaan untuk menentukan nilai x.
(6) Menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan.
Contoh:
Campuran 10ml butana dan metana dibakar menghasilkan 34ml CO2. Volume masing-masing
adalah...
pembahasan:
1. tulis dan setarakan masing2 reaksi dari pembakaran butana dan metana
C4H10 + 13/2 O2 4CO2 + 5H2O...(1)
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O..............(2)
2.pada reaksi (1)
misalkan volume C4H10 sebesar x ml
maka volume CO2 adalah 4x ml (hukum Gay Lussac)
3. reaksi (2)
karena jumlah volume butana dan metana adalah 10ml maka volume CH4 adalah (10-x) ml
dan volume CO2 adalah (10-x)ml [koefisien CH4 dan CO2 sama]
4. hitung variabel x dari volume CO2 kedua reaksi
4x + 10 - x = 34
3x = 24
x=8
5. dengan demikian,
volume butana (C4H10) = x
= 8 ml
volume metana (CH4) = 10-x
= 10-8
= 2 ml
BAB III
PENUTUP
III. Kesimpulan
Stoikiometri adalah Perhitungan kimia untuk reaksi yang berhubungan dalam larutan. Kemolaran
zat dalam larutan menyatakan jumlah zat(mol) dalam larutann yang ditempatinya(1L). Membuat larutan
kemolaran ada dua cara, yaitu dengan melarutkan zat padat dan mengecerkan zat pekat. Kemudian juga
dibahas mengenai sifat sifat zat yang bereaksi dalam larutan yaitu, jenis jenis zat, kelarutan elektrolit,
kekuatan elektrolit dan senyawa hipotesis. Reaksi-reaksi dalam stoikiometri ada 3, yaitu reaksi penetralan
asam basa, reaksi pendesakan logam, dan reaksi metatesis. Titrasi larutan yang dibagi menjadi 4 yaitu
titrasi asam lemah basa kuat, titrasi asam kuat basa lemah, titrasi asam kuat basa kuat, dan titrasi asam
lemah dan basa lemah. Kemudian dijelaskan dengan berbagai cara menghitung stoikiometri larutan
dengan cara mengerjakannya.
DaftarPustaka
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBoQF
jAA&url=https%3A%2F%2Fnuraziza15.files.wordpress.com
%2F2013%2F05%2Fstoikiometri-larutan1.doc&ei=3G8tVJDDBtCguQSN84CoCQ&usg=AFQjCNGSaMKOnH6wpWHRcoEs
qEPq2J2xwQ&bvm=bv.76477589,d.c2E
Diakses pada jam 22:34 hari kamis 2 oktober 2014
http://mazzaziz-the-alchemist.blogspot.com/2012/12/stoikiometri-larutan.html
Diakses pada jam 22:34 hari kamis 2 oktober 2014
http://tisna-dj.blogspot.com/2013/01/contoh-soal-stoikiometri.html
Diakses pada hari minggu 5 oktober 2014
chemistryoche.blogspot.com/2010/05/stoikiometri-larutan.html
Diakses pada hari minggu 5 oktober 2014
http://kimiasmantaxe.wordpress.com/perhitungan-kimia-stoikiometri/
Diakses pada hari minggu 5 oktober 2014