Anda di halaman 1dari 9

Pengenalan Senyawa dan Pelarut Organik

Ajeng Wulandari (230210140055)


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
Jln. Raya Sumedang Km 21 Jatinangor Sumedang 45363, Jawa Barat. www.fpik.ac.id
Email : ajengwulandari74@gmail.com
Abstrak
Senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri dari atas unsur unsur yang dapat
dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur lain dengan melakukan reaksi kimia. Pelarut organik
umumnya mengandung atom karbon dalam molekulnya. Pelarut organik dapat bersifat polar dan
non-polar bergantung pada gugus kepolaran yang dimilikinya. Contoh pelarut organik adalah
alkohol, eter, ester, etil asetat, keton, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi senyawa polar dan senyawa non-polar, serta mengetahui kepolaran dari
senyawa hidrokarbon. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa senyawa organik yang bersifat
polar hanya bisa melarutkan senyawa polar dan senyawa semi-polar. Begitu juga dengan
senyawa non-polar hanya bisa melarutkan senyawa non-polar dan senyawa semi-polar, hal ini
karena adanya perbedaan muatan yang ada pada senyawa polar dan non-polar. Senyawa polar
memiliki muatan yang lebih banyak dibandingkan dengan senyawa non-polar, sehingga ketika
kedua senyawa tersebut dicampurkan akan terbentuk 2 fase.
Kata Kunci : Senyawa kimia, pelarut organik
Abstract
The chemical compound is a pure chemical substance consisting of the above elements elements that can be broken down into another elements by chemical reaction. Organic solvents
generally contain carbon atoms in the molecule. Organic solvents can be polar and non-polar
groups depends on its polarity. Examples of organic solvents are alcohols, ethers, esters, ethyl
acetate, ketones, etc. This study aims to identify the polar compounds and non - polar
compounds, and know the polarity of hydrocarbons. The results of the study showed that polar
organic compounds can only dissolve by polar compounds and semi - polar compounds . So also
with the non - polar compounds can only dissolve by non - polar compounds and semi - polar
compounds , it is because of the difference in charge existing on polar compounds and non polar . Polar compounds have the charge more than the non - polar compounds , so when the two
compounds are mixed, it becomes two phases.
Keyword :Chemical compound, Organic solvents

PENDAHULUAN
Hidrokarbon merupakan senyawa
organik yang paling sederhana, karena
hanya terdiri atas dua unsur yaitu, hidrogen
(H) dan karbon (C). Penggolongan
hidrokarbon didasarkan pada dua hal, yaitu
berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis
ikatan. Berdasarkan bentuk rantai karbon,
hidrokarbon terdiri atas rantai karbon alifatis
dan rantai karbon siklik.Rantai karbon
alifatis merupakan rantai ikatan yang
terbuka,bentuk dari rantai karbon alifatis ini

bisa memanjang dan bisa bercabang.Rantai


karbon siklik merupakan rantai kabon yang
tertutup.Rantai karbon siklik ini dibedakan
atas karbosiklik dan heterosiklik.Karbosiklik
adalah senyawa karbon siklik yang rantai
lingkarnya hanya terdiri dari atom C
saja.Yang termasuk karbosiklik adalah
senyawa aromatis dan senyawa alisiklik.
Senyawa
aromatis
adalah
senyawa
karbosiklik yang terdiri atas enam atom
karbon atau lebih yang memiliki ikatan

rangkap dua. Sedangkan Senyawa alisiklik


adalah senyawa karbosiklik yang hanya
mempunyai ikatan tunggal. Heterosiklik
adalah senyawa karbosiklik yang memiliki
atom selain atom C didalam rantai lingkar
atau ikatannya.

Digunakan salah satu tabung reaksi yang


sudah berisi senyawa. Panaskan tabung
reaksi, perhatikan apabila sudah mendidih
angkat tabung dan ukur suhu menggunakan
termometer.

Berdasarkan
jenis
ikatannya,
senyawa hidrokarbon terdiri atas senyawa
yang memiliki ikatan jenuh dan senyawa
yang memiliki ikatan tak jenuh.Sebuah
senyawa dapat dikategorikan sebagai ikatan
jenuh adalah jika semua ikatan karbonnya
merupakan ikatan tunggal.Sedangkan suatu
senyawa dikategorikan sebagai ikatan tak
jenuh apabila semua ikatan karbonnya
memiliki rangkap, baik rangkap dua maupun
rangkap tiga.

Digunakan tabung reaksi yang sudah berisi


senyawa. Kemudian dicampurkan dengan
air, kemudian dilihat yang terjadi apakah
larutan menjadi satu fase atau dua fase.

Hidrokarbon jenuh bersifat sulit


berekasi
dengan
pereaksi-pereaksi
umum.Sedangkan hidrokarbon tak jenuh
dapat mengalami reaksi adisi dan reaksi
oksidasi.Benzena dan senyawa atomatis
lainnya tidak dapat bereaksi secara adisi,
namun dapat mengalami reaksi subtitusi
dengan penggantian atom hidrogen oleh
atom lainnya.
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tabung reaksi, pipet tetes, beaker
glass, batang pengaduk, kaki tiga, kawat
kasa, termometer, spirtus.Bahan yang
digunakan adalah metanol, etanol, etil asetat,
aseton, isopropil alkohol, dan n-heksana.
Persiapan larutan
Pertama disiapkan 6 buah tabung reaksi
yang bersih dan kering. Kemudian
ditambahkan 20 tetes satu jenis larutan
kedalam tiap tabung reaksi.
Uji titik didih larutan

Uji kelarutan dalam air

Uji kelarutan dengan senyawa lain


Digunakan 6 tabung reaksi yang berisi satu
jenis senyawa. Kemudian dicampurkan
dengan senyawa lain dan dilihat fase yang
terjadi.
Uji melarutkan gula dan garam
Digunakan 2 tabung reaksi yang telah diisi
20 tetes senyawa, Kemudian dicampurkan
gula dan garam kedalam masing masing
tabung reaksi. Kemudian dikocok. Dilihat
yang terjadi apakah garam dan gula larut
atau tidak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan dilakukan dengan cara
mencampurkan dua jenis senyawa pada
sebuah tabung reaksi agar dapat terlihat
kepolaran dari senyawa-senyawa tersebut.
Terdapat perbedaan hasil antara kelompok
shift pertama, kelompok shift kedua, dan
kelompok shift ketiga, adalah kelompok
pada shift kedua tidak menggunakan
senyawa etanol. Hasil pada percobaan
mengenai kelarutan senyawa dengan
senyawa lain yang didapatkan oleh
kelompok pada shift pertama ialah metanol
larut pada etanol, isopropyl alcohol, etil
asetat dan aseton. Metanol tidak larut dalam
n-heksana. Hasil yang sama didapatkan oleh
kelompok pada shift kedua dan pada
kelompok pada shift ketiga, yaitu metanol
larut pada semua senyawa kecuali pada
senyawa n-heksana. Kedua adalah hasil
kelarutan dari etanol pada kelompok shift
pertama adalah etanol larut pada metanol,
etil asetat, aseton, dan isopropil alkohol.

Etanol juga tidak larut pada n-heksana. Hasil


yang sama didapatkan oleh kelompok pada
shift ketiga. Ketiga adalah hasil kelarutan
etil asetat. Pada kelompok di shift pertama
mendapatkan hasil bahwa etil asetat larut
pada semua senyawa yaitu metanol, etanol,
aseton, isopropil alkohol, dan n-heksana.
Hasil yang sama pun didapatkan oleh
kelompok lain yang berada di shift kedua
dan shift ketiga. Keempat adalah hasil
kelarutan dari aseton. Pada kelompok di
shift pertama mendapatkan hasil bahwa
aseton larut pada semua senyawa yaitu
metanol, etanol, etil asetat, isopropil
alkohol, dan n-heksana. Hasil yang sama
pun didapat oleh kelompok pada shift kedua
dan kelompok pada shift ketiga. Kelima
adalah hasil kelarutan dari isopropil
alkohol.Pada kelompok di shift pertama
mendapatkan hasil bahwa isopropil alkohol
larut pada semua senyawa yaitu, metanol,
etanol, etil asetat, aseton, dan n-heksana.
Hasil yang sama pun didapatkan oleh
seluruh kelompok yang berada pada shift
kedua dan kelompok yang berada pada shift
ketiga. Keenam adalah kelarutan n-heksana.
Pada
kelompok
di
shift
pertama
mendapatkan hasil bahwa n-heksana larut
dalam senyawa etil asetat, aseton, dan
isopropil alkohol. Dan n-heksana tidak larut
dalam metanol dan etanol. Hasil yang sama

didapatkan oleh kelompok pada shift kedua


dan kelompok pada shift ketiga.
Percobaan lain yang dilakukan
adalah kelarutan senyawa dalam air, yaitu
dengan mencampurkan air pada tabung
reaksi yang berisi senyawa. Hasil yang
didapatkan oleh kelompok pada shift
pertama adalah metanol, etanol, aseton, dan
isopropil alkohol larut dalam air, serta etil
asetat dan n-heksana tidak larut dalam air.
Hasil yang sama didapatkan oleh kelompok
pada shift kedua. Kelompok pada shift
ketiga memiliki perbedaan hasil yaitu
kelarutan etil asetat dalam air adalah sedikit
terlarut.
Percobaan lain yang dilakukan
adalah kemampuan senyawa melarutkan
senyawa lain yaitu gula dan garam. Hasil
yang didapatkan oleh kelompok pada shift
pertama adalah seluruh senyawa yaitu,
metanol, etanol, etil asetat, aseton, isopropil
alkohol, dan n-heksana tidak dapat
melarutkan gula dan garam. Hasil yang
sama pun didapaatkan oleh kelompok pada
shift kedua, yaitu seluruh senyawa yang
digunakan dalam percobaan tidak dapat
melarutkan gula dan garam. Hasil berbeda
didapatkan oleh kelompok pada shift ketiga
adalah pada senyawa metanol dan etanol
yang melarutkan gula dan garam.

No.

Pelarut

Metanol

Struktur

Polar/
nonpolar

CH3OH

Polar

nHeksana

C6H14

Nonpolar

Etil
asetat

C4H8O2

Semi
polar

Isopropil
alkohol

C3H7OH

Semi
polar

Aseton

C3H6O

Polar

Etanol

C2H5OH

Polar

Wujud
zat

Warna dan
Bau

Cair

Tabel 1. Hasil seluruh pengamatan dari kelompok pada shift pertama

tidak
berwarna,
bau
alkohol
tidak
berwarna,
bau bensin
tidak
berwarna,
bau
menyengat
tidak
berwarna,
bau
menyengat
tidak
berwarna,
bau
menyengat
tidak
berwarna,
bau
menyengat

Titik
Didih

Kelarutan
dalam Air

Kemampuan
melarutkan
gula dan
garam

Kemampuan
bercampur
satu dengan
yang lain

51C

Larut

Tidak
melarutkan

tidak dengan
n- heksana

46C

Tidak
larut

Tidak
melarutkan

tidak dengan
metanol dan
etanol

48C

Tidak
larut

Tidak
melarutkan

larut semua

66C

Larut

Tidak
melarutkan

larut semua

53C

Larut

Tidak
melarutkan

larut semua

77,5
C

Larut

Tidak
melarutkan

tidak dengan
n- heksana

No.

Pelarut

Metanol

Struktur

Polar/
nonpolar

CH3OH

Polar

nHeksana

C6H14

Nonpolar

Etil
asetat

C4H8O2

Semi
polar

Isopropil
alkohol

C3H7OH

Semi
polar

Aseton

C3H6O

Polar

Wujud
zat

Warna dan
Bau

Cair

Tabel 2. Hasil seluruh pengamatan dari kelompok pada shift kedua

tidak
berwarna,
bau
alkohol
tidak
berwarna,
bau bensin
tidak
berwarna,
bau
menyengat
tidak
berwarna,
bau
menyengat
tidak
berwarna,
bau
menyengat

Titik Kelarutan
Didih dalam Air

Kemampuan
melarutkan gula
dan garam

Kemampuan
bercampur
satu dengan
yang lain

62
C

Larut

Tidak melarutkan

tidak dengan
n- heksana

58
C

Tidak
larut

Tidak melarutkan

tidak dengan
metanol dan
etil asetat

63
C

Tidak
larut

Tidak melarutkan

larut semua

63
C

Larut

Tidak melarutkan

larut semua

Larut

Tidak melarutkan

larut semua

No.

Pelarut

Struktur

Polar/
nonpolar

Metanol

CH3OH

Polar

nHeksana

C6H14

Nonpolar

Etil
asetat

C4H8O2

Nonpolar

Isopropil
alkohol

C3H7OH

Polar

Aseton

C3H6O

Polar

Etanol

C2H5OH

Polar

Wujud
zat

Warna dan
Bau

Cair

Tabel 3. Hasil seluruh pengamatan dari kelompok pada shift ketiga

tidak
berwarna,
bau
alkohol
tidak
berwarna,
bau bensin
tidak
berwarna,
bau
menyengat
tidak
berwarna,
bau
menyengat
tidak
berwarna,
bau
menyengat
tidak
berwarna,
bau
menyengat

Dalam praktikum ini terdapat tiga


shift, dalam pembahasan ini akan dibahas
secara lengkap hasil praktikum pada
kelompok di shift 2 kemudian dibandingkan
dengan kelompok pada shift 1 dan shift 3.
Senyawa polar adalah Senyawa yang
terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi
karena unsur yang berikatan tersebut
mempunyai nilai keeolektronegatifitas yang
berbeda. Ciri -ciri senyawa polar adalah
dapat larut dalam air dan pelarut lain dan
memiliki kutub positif dan kutub negatif,
akibat tidak meratanya distribusi elektron.
Jika suatu senyawa itu polar maka jika di
larutkan dalam air akan larut. Dapat
dibuktikan dari hasil percobaan yang
dilakukan. senyawa yang bersifat polar akan
larut dalam pelarut yang polar, begitupun

Titik
Didih

Kelarutan
dalam Air

Kemampuan
melarutkan
gula dan
garam

Kemampuan
bercampur
satu dengan
yang lain

64C

Larut

Melarutkan

tidak dengan
n- heksana

54C

Tidak
larut

Tidak
melarutkan

tidak dengan
metanol dan
etanol

63C

Sedikit
larut

Tidak
melarutkan

larut semua

64C

Larut

Tidak
melarutkan

larut semua

53C

Larut

Tidak
melarutkan

larut semua

Melarutkan

tidak dengan
etil asetat dan
n- heksana

75C

Larut

untuk senyawa yang bersifat non polar akan


larut dalam pelarut non polar.
Dari hasil percobaan keseluruhan
dalam kelompok shift 2, Metanol yang
memiliki struktur CH3OH merupakan
senyawa polar karena terdapat gugus
hidroksil, tidak berwarna, dan berbau
alkohol. Titik didih Metanol mencapai
hingga 62C. Metanol dapat larut dalam air
dan tidak dapat melarutkan gula dan garam
serta metanol tidak dapat bercampur dengan
n-heksana. Seharusmya gula dan garam
ketika dilarutkan dalam methanol hasilnya
adalah terlarut, tetapi dalam percobaan shift
2 mendapatkan bahwa metanol tidak dapat
melarutkan gula dan garam. Hal ini dapat
terjadi diduga karena jumlah gula atau
garam terlalu banyak sehingga metanol tidak
dapat melarutkannya atau bisa juga
dikarenakan penggunaan tabung reaksi yang

terkontaminasi oleh air atau senyawa lain.


Pada metanol, dimana gugus alkil yang
senyawa ini miliki tidak begitu panjang dan
tidak merubah tingkat keelektronegatif
sehinnga metanol dapat larut dalam pelarut
polar. Metanol dapat bercampur dengan
senyawa lain karena metanol merupakan
senyawa universal yang dapat memisahkan
senyawa polar dan non-polar. Senyawa
kedua yaitu n-Heksana yang memiliki
struktur C6H14 bersifat non polar, tidak
berwarna dan berbau bensin. Titik didih nheksana yaitu 58C. N-heksana tidak larut
dalam air karena terdapat atom karbon yang
banyak pada heksana sehingga tidak dapat
larut dalam air dan juga tidak dapat
melarutkan gula dan garam karena garam
bersifat polar sedangkan n-heksana bersifat
non polar. Gula juga tidak larut dalam nheksana, meskipun keduanya bersifat samasama non polar, namun ternyata gula tidak
larut dalam heksana namun gula dapat larut
dalam air yang notebenenya air bersifat
polar dan gula bersifat non polar. Jika nheksana dicampurkan dengan senyawa
senyawa yang diuji cobakan, n-heksana
tidak dapat bercampur dengan metanol. Hal
ini dikarenakan kecenderungan suatu zat
untuk larut sempurna dalam pelarutnya
dipengaruhi oleh kesamaan polaritas,
kesamaan zat tersebut untuk berubah
menjadi kutub-kutub yang berupa kation dan
anion dan membentuk suatu zat baru dengan
melakukan ikatan antar kutup. Senyawa
ketiga Etilasetat C4H8O2 bersifat semi polar,
tidak berwarna dan berbau menyengat.
Etilasetat merupakan pelarut semi polar
yang bersifat volatil (mudah menguap). Etil
asetat bukan merupakan suatu donor ikatan
hidrogen karena tidak adanya proton yang
bersifat asam. Etil asetat pada percobaan
shift 2 tidak larut dengan air padahal
seharusnya etil asetat dapat melarutkan air
hingga 3%, dan larut dalam air hingga
kelarutan 8% pada suhu kamar. Dalam air
yang mengandung basa atau asam senyawa
ini tidak stabil, sehingga pada saat
dilarutkan menggunakan air, tidak semua
larut. Perbedaan dari hasil percobaan dengan
literatur dapat dikarenakan kesalahan

laboran yang tidak melihat dengan kelarutan


etil asetat dalam air karena memang hanya
sedikit bagian yang terlarut. Titik didih etil
asetat yaitu 63C. Etil asetat pada shift 2
tidak dapat melarutkan gula dan garam
karena garam bersifat polar dan etil asetat
non polar. Padahal seharusnya bisa saja
sebagian kecil dari gula atau garam tersebut
telarut dalam etil asetat karena etil asetat
bersifat semi polar. Dalam percobaan, gula
tidak larut dalam etil asetat, padahal
seharusnya sedikit larut karena gula bersifat
polar dan etil asetat bersifat semi polar dan
jika dicampur dengan senyawa lain akan
bercampur
dengan
semua
senyawa.
Isopropil alkohol adalah senyawa ke empat
yang memiliki struktur C3H7OH yang
bersifat semi polar, tidak berwarna dan
berbau menyengat. Titik didih isopropil
alkohol adalah 63C, Isopropil alkohol dapat
larut dalam air dan tidak dapat melarutkan
gula dan garam. Semestinya garam larut
sebagian dalam isopropil alkohol, karena
salah satu senyawa bersifat polar dan
senyawa lainnya bersifat semi polar. Dalam
percobaan gula juga tidak larut dalam
isopropil alkohol. Padahal dari sifatnya yang
salah satu polar dan salah satunya semi
polat, semestinya gula dapat larut dalam
isopropil alkohol walaupun hanya sedikit.
Mungkin ada beberapa indikator lain yang
diperhatikan selain sifat kepolaran dari dua
senyawa. Isopropil alkohol juga dapat
bercampur ke semua senyawa yang diuji
cobakan. Senyawa ke lima yaitu Aseton
(C3H6O) bersifat polar, tidak berwarna dan
bau menyengat. Menurut literatur, titik didih
aseton adalah 56,53C, tetapi pada
percobaan kelompok shift 2 tidak
didapatkan data mengenai titik didih aseton
karena kesalahan dari laboran yang tidak
mencatat titik didihnya. Aseton larut dalam
air dan tidak melarutkan gula dan garam.
Sama seperti isopropil alkohol seharusnya
jika dilihat dari kepolaran garam dan gula
dapat larut dalam aseton. Aseton juga dapat
bercampur ke semua senyawa.
Hasil
dari
praktikum
dari
keseluruhan shift yang ada hampir sama,

tetapi ada beberapa hasil yang berbeda yaitu


antara hasil percobaan shift pertama,
percobaan shift kedua, percobaan shift 3.
Perbedan pertama terdapat pada penentuan
sifat senyawa, apakah senyawa tersebut
polar, non-polar, ataukah semi-polar.
Perbedaan ini terjadi karena perbedaan
pemikiran dari laboran pada kelompok tiap
shiftnya. Kemudian perbedaan kedua
terdapat pada penentuan titik didih dari tiap
senyawa. Perbedaan nilai titik didih ini
dikarenakan perbedaan skill dari masingmasing laboran pada tiap kelompok shift
dalam mentukan suhu tertinggi dari sebuah
senyawa. Mungkin saja senyawa tersebut
terlalu lama dibiarkan di udara terbuka
sehingga suhu yang diukurnya adalah suhu
yang sudah turun dari nilai titik didih yang
sebenarnya. Perbedaan ketiga terdapat pada
hasil percobaan kelarutan etil asetat dalam
air, yaitu pada kelompok shift 1 dan 2
dengan hasil tidak larut, sedangkan pada
kelompok shift 3 dengan hasil larut
sebagian. Dari hasil yang didapat kelompok
shift 2 bahwa etil asetat merupakan senyawa
semi polar sehingga seharusnya etil asetat
mengalami sedikit larut pada air.
Kemungkinan hasil dari kelompok shift 1
dan shift 2 mengalami kesalahan saat
pencucian sehingga tabung reaksi yang
digunakan terkontaminasi oleh senyawa
lain. Perbedaan ketiga adalah pada
percobaan kemampuan senyawa melarutkan
senyawa lain (gula dan garam). Perbedaan
ada pada hasil percobaan kelompok shift
pertama, kedua dengan hasil percobaan
kelompok shift ketiga. Hasil kelompok shift
pertama dan shift kedua menunjukkan
bahwa metanol tidak dapat melarutkan gula
dan garam, sedangkan hasil dari kelompok
shift ketiga menunjukkan bahwa metanol
dapat melarutkan gula dan garam. Karena
metanol merupakan senyawa polar, maka
gula seharusnya larut karena gula
merupakan senyawa polar dan garam
seharusnya tidak larut karena garam
merupakan senyawa non-polar. Perbadaan
ini terjadi diduga karena penggunaan
senyawa gula dan garam yang terlalu banyak
sehingga terjadi kesalahan melihat hasil

reaksi. Kemudian bisa juga karena tabung


reaksi yang digunakan tidak bersih dan
didalamnya masih terkandung air atau
senyawa lainnya. Perbedaan terakhir ada
pada percobaan kemampuan melarutkan
senyawa lain (gula dan garam). Senyawa yg
digunakan adalah etanol. Data dari
kelompok shift 1 menunjukkan bahwa
etanol tidak melarutkan garam dan gula dan
kelompok shift 3 menunjukan bahwa etanol
dapat melarutkan gula. Karena etanol
merupakan senyawa polar, maka gula
seharusnya larut karena gula merupakan
senyawa polar dan garam seharusnya tidak
larut karena garam merupakan senyawa nonpolar. Perbadaan ini terjadi diduga karena
penggunaan senyawa gula dan garam yang
terlalu banyak sehingga terjadi kesalahan
melihat hasil reaksi. Kemudian bisa juga
karena tabung reaksi yang digunakan tidak
bersih dan didalamnya masih terkandung air
atau senyawa lainnya.
Kesimpulan
Senyawa organik adalah golongan
besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida,
karbonat, dan oksida karbon. Terdapat 5
senyawa organik yang diujikan pada
praktikum oleh kelompok pada shift 2 yaitu
metanol, n-heksana, etil asetat, isopropil
alkohol, aseton dan. Terdapat 2 senyawa
polar yaitu metanol dan aseton, terdapat 2
senyawa semi-polar yaitu etil asetat dan
isopropil alkohol, kemudian terdapat 1
senyawa non-polar yaitu n-heksana.
Dari
percobaan
juga
dapat
disimpulkan bahwa terdapat 3 jenis senyawa
yaitu, senyawa polar, senyawa semi polar,
dan senyawa non-polar. Senyawa semi polar
dapat larut baik dalam senyawa polar dan
senyawa non polar. Senyawa polar hanya
dapat larut pada senyawa polar atau senyawa
semi-polar. Senyawa non-polar hanya bisa
larut pada senyawa non-polar atau senyawa
semi-polar.
Dari
percobaan
juga
dapat
disimpulkan bahwa ketelitian dalam
melakukan percobaan sangatlah penting.
Karena ketidaktelitian dapat mengakibatkan

hal yang fatal dalam percobaan, missal dapat


merubah hasil dari percobaan itu sendiri.

Anonim.2014.Hidrokarbon.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon#Pe
nggunaan (diakses pada tanggal 8 April
2015, 21:07)

Ucapan Terimakasih

Anonim.2015.Senyawa Kimia
http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimia
(diakses pada tanggal 8 April 2015, 21:19)

Terimakasih penulis ucapkan kepada Allah


Swt. yang telah memberikan kesehatan,
terimakasih kepada ibu Yeni mulyani dan
ibu Santi Rukminati yang telah memberikan
ilmu kimia organik, terimakasih kepada
asisten laboratorium yang telah membantu
dan membimbing selama proses praktikum,
dan terimakasih kepada teman-teman yang
telah membantu dan bekerja sama baik
dalam kelancaran praktikum maupun dalam
penyelesaian laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Utami,Budi.2011.Penggolongan
Hidrokarbon.
http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-smama/penggolongan-hidrokarbon/
pada tangaal 8 April 2015, 21: 33)

(diakses

Vegs.Bab I.
https://www.scribd.com/doc/248214649/BA
B-I (diakses pada tanggal 9 April 2015,
21:59)

Anda mungkin juga menyukai