Anda di halaman 1dari 5

Ajeng Wulandari

230210140055
Tugas Resume Jurnal Bioremediasi

STUDI BIOAKUMULASI MERKURI DARI JALUR AIR LAUT OLEH KERANG


DARAH (ANADARA GRANOSA) DAN KERANG HIJAU (PERNA VIRIDIS)
Resume:
Merkuri (Hg) merupakan salah satu polutan logam berat yang sangat berbahaya karena bersifat
neutrotoksin. Pada lingkungan akuatik, spesiasi merkuri berada dalam bentuk anorganik (Hg0, Hg+ dan
Hg2+) maupun organik (CH3Hg+, (CH3)2Hg dan C6Hg) dengan Hg2+ merupakan spesi merkuri anorganik
yang paling banyak ditemui (Elijosuite et al. 2012). Studi bioakumulasi diperlukan untuk
memperkirakan konsentrasi kontaminan dalam tubuh biota bila terjadi pencemaran di dalam suatu
perairan. Nilai Faktor Bioakumulasi ditetapkan sebagai rasio konsentrasi merkuri dalam komponen
biotik terhadap konsentrasinya dalam komponen abiotik. Penelitian ini bersifat eksperimental
dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN, Jakarta.
Tahap penelitian meliputi pengambilan kerang dan adaptasi di dalam bak penampungan, adaptasi
kerang, percobaan bioakumulasi merkuri dan pelepasannya. Hasil eksperimen dapat
dikonstruksi melalui model untuk menjelaskan proses bioakumulasi yang kompleks dan
dinamis. Dalam proses bioakumulasi, masuknya kontaminan melalui jalur air memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap keseluruhan proses bioakumulasi. Proses bioakumulasi
merkuri dalam medium air dimulai melalui insang. Keseimbangan antara kecepatan
pengambilan merkuri ke dalam tubuh biota dan kecepatan pelepasannya merupakan
kuantifikasi proses bioakumulasi. Mengacu pada hasil percobaan ini, maka nilai Faktor
Konsentrasi tersebut masih akan mengalami peningkatan sampai dengan tercapainya kondisi
tunak (steady state) karena proses bioakumulasi terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan
pertama dimulai dari biosorpsi yang tidak melibatkan aktivitas enzimatik. Pada tahapan ini
Hg2+ berikatan secara reversibel di permukaan sel (Cardoso et al., 2013). Kesetimbangan
terjadi antara konsentrasi kontaminan terhadap konsentrasinya di permukaan sel. Adsopsi
kontaminan tersebut berlangsung cepat mengikuti prinsip-prinsip Langmuir. Tahapan
berikutnya adalah sisi reseptor protein pengangkut mengikat merkuri sehingga kontaminan ini
dibawa ke membran sel. Tahapan ini melibatkan proses enzimatik dan berlangsung lambat. Hal
yang membedakan proses absorpsi pada benda mati dan pada bioakumulasi adalah dalam
bioakumulasi, akumulasi berlangsung jika kecepatan pelepasan lebih rendah dibandingan
kecepatan pengambilan. Hasil percobaan yang dimodelkan dalam persamaan non linier
menunjukkan bahwa Anadara granosa maupun Perna viridis mampu mengakumulasi Hg2+
masing-masing 15429,38 dan 6963,68 kali dari konsentrasinya di dalam air laut setelah 51 hari.
Berdasarkan nilai BCF masing-masing kerang yang diperoleh dari eksperimen maka prediksi
konsentrasi merkuri dalam tubuh Anadara granosa dan Perna viridis di perairan Teluk Jakarta
masing-masing adalah 1,327 mg.kg-1 dan 0,599 mg.kg. Prediksi konsentrasi Hg2+ dalam
Anadara granosa melebihi yang dipersyaratkan oleh SNI 7387:2009. Di sisi lain, prediksi
konsentrasinya dalam Perna viridis masih memenuhi persyaratan SNI 7387:2009.
LAJU POLUTAN DALAM EKOSISTEM LAUT

Resume :
Keberadaan polutan dalam suatu lingkungan akan sangat mempengaruhi kehidupan
makhluk hidup di dalamnya. Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran tentang laju suatu
polutan yang masuk ke suatu ekosistem di laut dan bagaimana pengaruhnya terhadap
organisme yang berada di dalamnya. Polutan dapat masuk ke suatu lingkungan dengan
berbagai cara. Misalnya unsur logam yang dapat masuk secara alami karena sudah berada di
bumi, batuan dan tanah secara alamiah kemudian masuk ke lingkungan laut melalui hujan dan
erosi. Biokonsentrasi merupakan kondisi peningkatan konsentrasi polutan di lingkungan.
Biasanya kadar polutan akan di atas kadar normal yang diperbolehkan. Organisme yang
mengalami pemaparan bahan toksik terus menerus akan mengalami bioakumulasi.
Bioakumulasi merupakan suatu proses dimana substansi kimia mempengaruhi makhluk hidup
dan ditandai dengan peningkatan konsentrasi bahan kimia di tubuh organisme dibandingkan
dengan konsentrasi bahan kimia itu di lingkungan. Karena penyerapan bahan kimia ini lebih
cepat daripada proses metabolisme dan ekskresi tubuh organisme, maka bahan-bahan kimia ini
akan terakumulasi di dalam tubuh (ANONYM, 1993). Menurut MADER (1996), bioakumulasi
merupakan peningkatan konsentrasi polutan yang diikuti perpindahan dari lingkungan ke
organisme pertama pada rantai makanan. ANONYM (1993) menyatakan bahwa proses
bioakumulasi melibatkan tahaptahap antara lain:
1. Pengambilan (Uptake), yaitu masuknya bahan-bahan kimia (melalui pernafasan, atau
adsorbsi melalui kulit, pada ikan biasanya dapat melalui insang);
2. Penyimpanan (Storage), yaitu penyimpanan sementara di jaringan tubuh atau organ. Kadar
bahan kimia ini akan terus bertambah di dalam tubuh organisme dan bila kadarnya sampai
melebihi kadar bahan tersebut di lingkungan (air atau udara) maka proses bioakumulasi telah
terjadi; dan
3. Eliminasi, dapat berupa pemecahan bahan kimia menjadi senyawa yang lebih
sederhana, dapat dilakukan dengan proses biologik disebut metabolisme. Tahap pengambilan,
penyimpanan dan eliminasi dari proses bioakumulasi ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam
gambar 2.
Senyawa polutan penyebab biomagnifikasi umumnya bersifat mobile (mudah
berpindah), long-lived (berumur panjang), larut lemak dan bersifat aktif secara biologis
(MADER, 1996). Jika bioakumulasi ini terus berlanjut maka dapat terjadi biomagnifikasi.
Biomagnifikasi melibatkan rantai makanan sebagai penghubungnya. Pada biomagnifikasi,
terlihat adanya peningkatan konsentrasi bahan kimia pada tiap tingkatan trofik, jadi semakin
tinggi tingkatan trofiknya akan diikuti peningkatan kadar bahan kimia tersebut. Biomagnifikasi
adalah kecenderungan peningkatan kadar bahan kimia seiring peningkatan level trofik pada
jaring atau rantai makanan. Proses ini dimulai ketika produsen mengambil nutrien dari
lingkungan sekitar untuk disintesis menjadi molekul kompleks yang berguna untuk proses
biologis. Karena ketersediaan nutrien terbatas di lingkungan, tanaman umumnya menggunakan
energinya untuk memompa secara aktif nutrien masuk ke dalam sel. Mereka kadang
mengambil lebih dari yang dibutuhkan dan menyimpannya dalam jaringan. Akhirnya
konsentrasi nutrien di dalam jaringan tanaman akan lebih tinggi daripada konsentrasi di
lingkungan sekitar. Bahan-bahan kimia secara kimia bersifat sama dengan beberapa nutrien
anorganik, mereka akan ikutdiserap dan tersimpan di jaringan tubuh tanaman. Langkah
pertama dari proses biomagnifikasi adalah ketika konsentrasi kontaminan yang tersimpan pada
tubuh tanaman (produsen) lebih tinggi daripada lingkungan sekitar. Tahap kedua terjadi ketika
produsen dimakan oleh konsumen. Artinya, konsumen di atasnya akan mengkonsumsi
sejumlah biomassa dari tingkat trofik di bawahnya. Jika biomassa mengandung kontaminan
maka kontaminan akan diambil oleh konsumen. Padahal kontaminan dapat masuk tidak hanya
yang diperoleh dari produsen tetapi juga dapat berasal dari penyerapan oleh tubuh organisme
itu sendiri (ANONYM, 2003). Organisme pada tingkat trofik yang lebih tinggi, misalnya ikan,
mempunyai kemampuan untuk mendetoksifikasi senyawa tersebut melalui mekanisme induksi
enzim mono-oksigenase, sehingga kecenderungan terjadinya biomagnifikasi pada tingkat
trofik yang lebih tinggi, menjadi lebih kecil. Fenomena biomagnifikasi ini berimplikasi pada
manusia karena manusia menduduki posisi puncak tingkat trofik pada hampir semua rantai
makanan dalam ekosistem. Jadi dengan demikian, manusia adalah makhluk yang menanggung
resiko biomagnifikasi paling tinggi.

Anda mungkin juga menyukai