Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS MEGAREZKY

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


KENAIKAN TITIK DIDIH

OLEH :

KELOMPOK IV (Empat)

FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih

adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama

gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan

uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka

suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan

panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan

terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat

mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung

dari besarnya tekanan atmosfer(Brady, 1999).

Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk

memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul

dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kkuat, titik didihnya

tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah (Brady,

1999).

Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap

sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan

dapat dibagi menjadi dua berdasarkan nilai titik didih zat terlarut. Pertama
adalah titik didih zat terlarut lebih kecil dari pada pelarutnya sehingga zat

terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar dari

pada pelarutanya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan

titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya.(Rahayu, iman, 2007)

B. Tujuan percobaan

Untuk menentukan kenaikan titik didih dari suatu larutan.

C. Prinsip percobaan

Prinsip pada percobaan kali ini adalah menentukan kenaikan titik didih

terhadap suatu larutan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum

1. Kenaikan titik didih

Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih

adalah temperature dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer

(Hiskia Achmad,1996). Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti

selama cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena

tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap

sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang

mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat.

Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik

didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer(Brady, 1999).

Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk

memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul

dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kkuat, titik didihnya

tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah (Brady,

1999).

Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap

sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan

dapat dibagi menjadi dua berdasarkan nilai titik didih zat terlarut. Pertama

adalah titik didih zat terlarut lebih kecil dari pada pelarutnya sehingga zat
terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar dari

pada pelarutanya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan

titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya (Rahayu, iman, 2007).

Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan.

Pendidihan adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka atau kefase uap. Suatu

cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya. Yaitu bila sushu dimanan

tekanan uap cairan sama dengan tekanan atamosfer sekitaranya. Pada titik

didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer diatasi hingga

gelembung uap dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan

yang terjadi disetiap titik dalam cairan. Pada umumnya, molekul dapat

menguap bila dua persyaran dipenuhi, yaitu molekul harus cukup tenaga

kinetic dan harus cukup dekat dengan batas cairan uap ( Petrucci, 2000).

Bila dalam larutan biner, kompenen mudah menguap dan komponen lain

sukar menguap, makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekana uap pelarut

akan berkuarang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik

beku dan tekanan uap osmosis. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh

banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti

telah disebutkan, sisfat – sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat

terlarut yang sukar menguap, tekanan uap dari larutan turun dan ini akan

menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didh pelarutnya.

Ini disebabkan karna untuk mendidih tekanan uap larutan sama dengan

tekanan udara untuk temperature harus lebih tinggi ( Sukardjo, 1990).


Jika pada suhu tertentu suatu pelarut murni (air) ditmbahkan zat terlarut

misalnya gula pasir maka tekanan uap air akan turun. Jika semakin banyak zat

terlarut yang dilarutkan maka makin banyak penurunan tekanan uapnya. Hal

ini mengakibatkan larutan gula belum mendidih pada suhu 100oC. agar larutan

cepat mendidih, diperlukan suhu yang cukup tinggi, sehingga tekanan uap

jenuh sama dengan tekanan uap disekitarnya. Adanya penambahan zat terlarut

ini dapat menghalangi penguapan partikel pelarut. Sehingga, penguapan-

penguapan partikel pelarut membutuhkan energy yang besar. Selisih antara

titik didih larutan dengan titk didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih

(Sukardjo,1990).

2. Sifat Koligatif Larutan

Hukum Raoult merupakan dasar dari empat macam sifat larutan encer

yang disebut sifat koligatif. Kata koligatif berasal dari kata latin Colligare

yang berarti berkumpul bersama, karena sifat ini tergantung pada

pengaruh kebersamaan (kolegtif) semua pengaruh partikel dan tidak dapat

pada sifat pada keadaan partikel. Sifat koligatif larutan ada empat macam

yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku

dan tekanan osmosif sikap koligatif dapat di gunakan untuk menentukan

massa molekul relatif suatu zat (Hiskia Achmad, 1996) .

Francis M Raoult mempelajari sikap-sikap tekanan uap yang

mengandung zat pelarut yang bersifat nonvolatile bunyi hokum rault :


tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi

mol yang terkandung dalam larutan tersebut (Petrucci, 1992).

3. Fator-faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih ( Sumiati Arsa,

2013)

1. Tekanan udara

semakin besar tekanan udara, makin besar pula titi didih zat cair

tersebut

2. Zat terlarut

Semakin banyak zat terlarut yang dicmpurkan maka semakin

besar pula suhu yang diperlukan untuk mencapai titik didih

3. Konsentrasi

Semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi kenaikan titik didih

suatu larutan

4. Kb

Semakin tinggi kb semakin tinggi kenaikan titik didih larutan


B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Depkes RI ; 1979)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling/Aquadest

RM/BM : H2O/ 18,02

Rumus struktus : H-O-H

Pemerian : Cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak

mempunyai rasa.

Kelarutan : Larut dalam semua pelarut

Kegunaan : Sebagai pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Glukosa (Depkes RI ; 1979)

Nama resmi : GLUCOSUM

Nama lain : glukosa

RM/BM : C6H12O6/ 198,17

Pemerian : hablur tidak berwarn, serbuk hablur atau butiran putih,

tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan : mudah larut dalam air mendidih, agar sukar larut

dalam etanol 95 % p mendidih, sukar larut dalam

etanol 90 % p

Kegunaan : sebagai sampel

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik


3. Kalium klorida (Depkes RI ; 1979)

Nama resmi : KALLI CHOLORIDUM

Nama lain : klium klorida

RM/BM : KCl/74,35

Kelarutan : larut dalam 3 bagian air, sangat mudah larut dalam

air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol mutlak

p dan dalam eter p

Pemerian : hablur berbentuk kubus atau berbentuk prisma, tidik

berwarna, serbuk butir putih, tidak berbau, rasa asin,

mantap di udara.

Kegunaan : sebagai sampel

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

4. Natrium klorida (Depkes RI ; 1979)

Nama resmi : NATRII CHLORIDUM

Nama lain : natrium klorida

RM/BM : NaCL/58,44

Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air

mendidih, dan dalam kurang lebih 10 bagian gliserol

P, sukar larut dalam etanol (95%) P.

Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk

hablur putih, tidak berbau, dan rasa asin


Kegunaan : Sebagai sampel

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


BAB III

PROSEDUR KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang

pengaduk, bunsen, gelas kimia ukuran 250 ml dan 500 ml, kaki tiga,

kawat kasa, kertas perkamen, termometer, dan timbangan analitik.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Aquadest,

glukosa, kalium klorida dan natrium klorida.

B. Cara Kerja

Disiapkan alat dan bahan, diberi lebel pada masing-masing gelas

kimia, dimasukan aquades disetiap gelas kimia ditimbng NaCL 1gram,

KCL 1 gram, dan glukosa 1 gram, kemudian dipanaskan 1 gelasa kimia

yang sudah dimasukan aqudest untuk mengukur kenaikan titik didih,

setalah itu masukan sampel NaCL kedalam gelas kimia yang kedua

,kemudian di homogenkan setelah itu dipanaskan lagi sampai mendidih

kemudian di ukur kenaikan titik didih, setelah itu masukan lagi sampel

KCL kedalam gelas kimia yang ketiga ,kemudian di homogenkan setelah

itu dipanaskan lagi sampai mendidih kemudian di ukur kenaikan titik

didih, setelah itu masukan lagi sampel glukosa kedalam gelas kimia yang

keempat ,kemudian di homogenkan setelah itu dipanaskan lagi sampai


mendidih kemudian di ukur kenaikan titik didih untuk melihat

perbandingan dari pemensan aqudest yang tanpa ada penambahan sampel

apapun
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Larutan Suhu(o) ∆Tb


(oC)
1. Aquadest 0,173 oC

300ml 90o
2. Aquadest 93o 0,060 oC

300ml+¿NaCl

1 gram
3. Aquadest 93o 0,029 oC

300ml+¿KCL

1gram
3. Aquadest 93o 0,011 oC

300ml+¿glukos

a 1gram

A. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan Kenaikan Titik

Didih dengan menggunakan Aquadest sebagai pelarut,Kalium Klorida (KCL),


Natrium Klorida (NaCl), dan Glukosa sebagai zat terlarut non elektrolit,

Aquadest digunakan sebagai pelarut karena bersifat polar. Dengan sifatnya

yang polar tentu NaCl yang merupakan garam dari basa kuat dan asam kuat

akan mudah terionisasi dengan sempurna. Selain itu NaCl juga bersifat polar

sehingga mampu bereaksi dengan H2O. untuk itu aquadest digunakan untuk

melarutkan senyawa-senyawa atau zat yang berbentuk pellet dan serbuk

seperti Kalium Klorida,Natrium Klorida dan Glukosa.

Dengan kenaikan titik didih suatu larutan pada larutan glukosa

( C6H12O6), Aquadest (H2O), Kalium Klorida (KCL), Natrium Klorida (NaCl)

diperoleh hasil ∆Tb 0,011oC, 0,173oC , 0,029oC , 0.060oC . ΔTb dalam

percobaan masing- masing sebesar 93oC, 90oC,93oC dan 93oC. Hal ini sesuai

dengan teori dimana konsentrasi mempengaruhi kenaikan titik didih larutan.

Teori yang menyatakan bahwa adanya zat terlarut akan menghalangi

penguapan partikel pelarut sehingga penguapan partikel- partikel pelarut

membutuhkan energi besar. Koenaikan titik didih yang berbeda akan

sebanding dengan besarnya energi yang digunakan untuk mendidihkan larutan

tersebut, sehingga semakin besar kenaikan titik didih akan semakin besar pula

energi yang digunakan dalam hal ini dibuktikan dengan semakin tinggi suhu

akhir. Dengan semakin tinggi suhu akhir larutan maka diperoleh kenaikan titik

didh yang semakin besar pula.

Berdasarkan perhitungan ΔTb larutan C6H12O6, H2O, KCL, NaCl, melalui

percobaan dengan perhitungan diperoleh hasil yang cukup berbeda dimana


ΔTb pada percobaan masing-masing sebesar 93oC, 90oC, 93oC dan 93 oC

sedangkan ΔTb secara teoritis masing-masing sebesar 0,011oC, 0,173oC,

0,029oC, 0.060oC.Perbedaan ini disebabkan adanya cara memegang

termometer pada tiap percobaan yang stabil dan intensitas nyala api pada

pembakar spirtus yang tidak sama (misal karena adanya pengaruh angin).

Titik didih suatu larutan bergantung pada tekanan luar, dimana suhu pada

saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar, sehingga

gelembung uap yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong ke permukaan

menuju fase gas (penguapan). Hal yang sangat khusus dari suatu penguapan

adalah mendidih yaitu pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap.

Kenaikan titik didih (∆Tb) tidak mengacu pada jenis zat terlarutnya melainkan

ke fraksi molnya atau komponen zat terlarutnya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada percobaan kenaikan titik didih dapat disimpulkan bahwa kenaikan titik

didih dari suatu larutan masing-masing sebesar 93oC, 90 oC, dan 93oC

B. Saran

a. Praktikan

Sebaiknya praktikan lebih serius dan teliti pada saat mengikuti

praktikum, supaya tidak terjadi kesalahan-kesalahan pada saat praktikum

berjalan.

b. Asisten

Diharapkan untuk kakak asisten selalu mendampingi kami saat

mengikuti praktikum supaya praktikum bisah dapat berjalan baik dan lancar

c. Laboratorium

Sebaiknya alat-alat yang ada didalam laboratorium yang sudah rusak

harus diganti dan menyiapkan alat-alat yang kurang dalam laboratorium,

supaya pada saat praktikum berjalan tidak ada hambatan alat-alat apapun

yang kurang dan praktikum dapat berjalan dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E . 1999 . Kimia Universitas Asas dan Struktur . Bandung : Binarupa

Aksara.
Dirtjen POM, 1979. Farmakope Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Hiskia, Achmad . 1996 . Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Larutan . Bandung :

PT.Citra Aditya Bakti.

Petrucci, R.H. 1992. Kimia Dasar dan Terapan Moderen Edisi Ke empat Jilid I.

Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph.H. 2000 . Kimia Dasar dan Terapan Moderen . Jakarta: Erlangga.

Rahayu, iman. 2007. Praktis Belajar Kimia . Jakarta : Visindo Media Persada.

Sukardjo. 1990 . Kimia Fisika. Yokyakarta : Rineka Cipta.

Sumiati, Anis, dkk. 2013. Kenaikan Titik Didih. Bandung : MAN Majalaya.

Gambar

Lampiran 1. Perhitungan

Kenaikan titik didih


Rumus : ∆Tb = m x kb

gr 1000
Dimana m = x
mr p

gr 1000
C6H12O6 : m = x
mr p

1 gr 1000
= x
1,32 gr 300 gr

= 0,007 x 3,333

= 0,023 m

∆Tb = m x kb

= 0,023 x 0,52

= 0,011oC

gr 1000
H2O :m= x
mr p

1 gr 1000
= x
10 gr 300 gr

= 0,1 x 3,333

= 0,333 m

∆Tb = m x kb

= 0,333 x 0,52

= 0,173oC

gr 1000
KCL : m = x
mr p

1 gr 1000
= x
56 gr 300 gr
= 0,017 x 3,333

= 0,056 m

∆Tb = m x kb

= 0,056 x 0,52

= 0,029oC

gr 1000
NaCL : m = x
mr p

1 gr 1000
= x
28 300 gr

= 0.035 x 3,333

= 0,116 m

∆Tb = m x kb

= 0,116 m x 0,52 oC

= 0,060oC

Lampiran 2. Dokumentasi Hasil Praktikum

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Keterangan : Hasil percobaan kenaikan titik didih


Aquadest.

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Keterangan : Hasil percobaan kenaikan titik didih


Glukosa.

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
Keterangan : Hasil percobaan kenaikan titik didih
Natrium Klorida.

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Keterangan : Hasil percobaan kenaikan titik didih


Kalium Klorida.

Lampiran 3. Foto dan Nama Kelompok


1. St. Rahma Sri Wahyuni 18 3145 201 155

2. Akbar 18 3143 201 167

3. Rafika Mewar 18 3145 201 175

4. Laode Ahmad Rifaldi 18 3145 201 181

Anda mungkin juga menyukai