Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Judul
Pemisahan Dan Pemurnian

2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana pemisahan zat-zat padat dari zat cair dengan cara
penyaringan?
2) Bagaimana pemurnian zat padat dengan cara penguapan?

3. Tujuan
1) Memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara penyaringan.
2) Memurnikan zat padat dengan cara penguapan.

4. Manfaat
1) Agar dapat memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara
penyaringan.
2) Agar dapat memurnikan zat pdat dengan cara penguapan.
BAB II

KAJIAN TEORI

Menurut Mikarjudin (2007 : 195) Kebanyakan materi terdapat di bumi ini


tidak murni, tetapi berupa campuran dari berbagai komponen, contohnya
tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair,
atau gas.Udara yang kita hirup setiap hari mengandung berbagai macam
unsur dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, dan sebagainya.Demikian juga
air yang kita gunakan sehari- hari bukanlah air murni, melainkan
mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair,atau padatan. Untuk
memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya,
contohnya untuk mendapatkan air suling (aquades) kita harus menyulingnya
dari air sumur atau sungai.Untuk memperoleh minyak goreng kita harus
memisahkannya dari buah kelapa atau biji jagung

Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan
sifat campuran yang terkandung di dalamnya.Jika komponen berwujud padat
dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan.Saringan
bermacam-macam, mulai dari porinya yang sangat halus, contohnya kertas
saring dan selaput semipermeabel.Kertas saring dipakai untuk memisahkan
endapan atau padatan dari pelarut.Selaput semipermeabel dipakai untuk
memisahkan suatu koloid dari pelarutnya.

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk


memisahkan suatu senyawa atau kelompok senyawa yang mempunyai
susunan kimia yang berkaitan dengan suatu bahan dalam laboratorium.
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang
saling bercampur untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
bercampur.Campuran adalah setiap contoh materi yang tidak murni yaitu
bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak
sama dengan sebuah zat dapat bervariasi berupa homogen dan heterogen
(Petrucci,1996 : 30).

Menurut Hadi (1997 : 50-53) Campuran merupakan suatu materi yang


dibuat dari penggabungan dua zat yang berlainan menjadi suatu zat fisik. Tiap
campuran memiliki sifat asli campuran :

1) Mempunyai sifat zat asalnya.


2) Terdiri dari dua zat tunggal atau lebih.
3) Campuran terbentuk tanpa reaksi kimia.
4) Komposisinya tidak tetap.
Campuran dibagi menjadi dua bagian yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen. Campuran hemogen adalah campuran dari unsur-unsur
dan senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu berbeda
dari contoh lain selain itu, juga merupakan penggabungan zat tunggal atau
lebih yang semua pertikel menyebar merata sehingga membentuk satu fase.
Campuran homogen adalah campuran yang komponen-komponenya dapat
memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dari penggabungan
yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan
komponen yang satu dengan yang lain tidak sama.

Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Satu


komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Cara atau teknik pemisahan campuran pada jenis,wujud,dan sifat komponen
yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan berwujud
cairan misalnya pasir dan air. Dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan
bermacam-macam mulai dari porinya yang besar sampai yang sangat halus.
Contohnya kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan
dari pelarutnya (Syukri,1999 : 15).

Karena perbedaan keadaan agresis (bentuk penampilan materi) sangat


mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka
fiadakan pembedaan.

a) Memisahkan zat padat dari suspensi


 Suspensi
Suspensi adalah campuran kasar yang bersifat heterogen. Antara
komponenya masih terdapat bidang batas dan sering kali dapat
dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Suspensi dapat
dipisahkan melalui penyaringan. Diameter suspensi adalah lebih
dari nm. Contoh campuran suspensi adalah campuran terigu atau
campuran air.
 Penyaringan
Penyaringan adalah pemisahan endapan dan medium penyaring,
sasarannya agar endapan dan medium penyaringan secara
kuantitatif bebas dari larutan.
 Sentrifugasi
Sentrifugasi adalah untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya
sedikit.
b) Memisahkan zat padat dari larutan
 Penguapan
Penguapan merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan
titik didihnya. Titik didih setiap zat berbeda satu dengan yang
lain. Adanya perbedaan titik didih tersebut dapat dimanfaatkan
untuk memisahkan campuran dengan cara penguapan (Raymond,
2010 : 64).
 Kristalisasi
Kristalisasi, apabila larutan tidak cukup pekat dapat dipekatkan
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan
melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni.
 Rekristalisasi
Rekristalisasi teknik pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan
perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar
dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat
dan yang lainnya berwujud cair pada suhu kamar
(Syukri,1999:40).

c) Memisahkan campuran zat cair


Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi. Campuran
dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan
dekantasi.
 Distilasi
Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih
dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dahulu.
 Dekantasi
Dekantasi merupakan proses pemisahan suatu zat dari
campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan
pada masa jenis yang lebih kecil akan beradu pada lapisan
bagian bawah atau mengendap contoh air dan pasir
(Sunarya,2010:80).
BAB III

METODE PERCOBAAN

1. Tempat dan Waktu


 Tempat : Laboratorium Kimia B UNG
 Waktu : 13:00 – 15:00 Wita

2. Alat dan Bahan


 Tabel Alat

N Nama Alat Kategori Gambar Fungsi


O
1 Gelas 1 Wadah untuk pengisian
Kimia aquades yang selanjutnya
dimasukkan kurang lebih 1
sendok pasir,bubuk kapur
tulis,dan untuk melarutkan
garam dapur.
2 Corong 1 Membantu proses
penyaringan pada larutan
bubuk kapur tulis dan
garam dapur serta
membantu pada proses
penguapan bubuk
naftalena.
3 Cawang 1 Sebagai tempat untuk
Penguapan dimasukkan kurang lebih 1
sendok bubuk naftalena
dan larutan garam yang
akan dipanaskan pada
proses penguapan.
4 Batang 1 Digunakan untuk
Pengaduk mengaduk larutan pasir
dan kapur tulis

5 Spatula 1 Untuk mengambil bahan


padatan berupa pasir

6 Mortal dan 1 Sebagai wadah untuk


Alu menghaluskan kapur tulis
dengan naftalena

7 Penangas 2 Untuk memanaskan


Listrik larutan garam dan
naftalena

8 Erlenmeyer 1 Untuk menyimpan larutan


yang akan dipanaskan

9 Gelas Ukur 1 Mengukur volume larutan


tertentu sesuai dengan
yang diinginkan
 Tabel Bahan

N Nama Kategori Sifat Fisika Sifat Kimia


O Bahan
1 Garam Umum  Mudah hancur.  Bisa didapat dari
Dapur  Asin. reaksi NaOH dan
(NaCl)  Larut dalam air. HCl sehingga pH-

 Tidak bisa nya netral.

melewati selaput  Larutannya


semipermeabel. merupakan
elektrolit kuat
karena terionisasi
sempurna.
2 Kapur Umum  Wujud putih  ∆ Hf = -1207 kj
Tulis bubuk lembut mol-1
(CaCO3)  Tidak berbau  S = 93 j/mol.k
 Larut dalam asam  Terbakar pada
encer suhu 825oC
 Kelarutan dalam
air 0,00139/200
mL

3 Aquades Umum  Merupakan cairan  Tidak dapat


 Tidak berbau terbakar pH=7
 Berat molekul  Merupakan produk
18,02 g/mol stabil
 Titik didih 100oC  Tidak bersifat
 Tekanan Uap 2,3 korosif
kpa  Tidak beracun
4 Pasir Umum Berbentuk padatan Tidak dapat larut
dan tidak mudah dalam air
rapuh

5 Naftalena Khusus  Berbau khas Uapnya mudah


 Berwarna putih terbakar

 Berbentuk 2 cincin
benzena yang
bersatu (padatan)
6 Kertas Umum Dapat larut dalam
Saring Bersifat Kuat pelarut organik
misalnya CHCl3 atau
CCl4
3. Prosedur Kerja
 Percobaan 1 (Proses Dekantasi)

Pasir

Memasukkan ±1 sendok kedalam gelas


kimia yang berisi aquades sebanyak 25
mL
Mengaduk larutan pasir
Membiarkan pasir mengendap
Menuangkan larutan bagian atas

Endapan Filtrat
(pasir) (air keruh)

 Percobaan 2 (Proses Filtrasi/Penyaringan)

Bubuk kapur tulis


Memasukkan kedalam gelas kimia yang
berisi aquadel sebanyak 25 mL
Mengaduk bubuk kapur tulis.
Menyiapkan corong dan kertas saring
Menyaring
Mengamati larutan yang telah tercampur
bubuk kapur tulis

Residu (bubuk Filtrat


kapur tulis) (air jernih)
 Percobaan 3 (Proses Kristalisasi)

Garam Dapur

Melarutkan kedalam gelas kimia yang


berisi aquades sebanyak 25 mL

Menyaring dengan kertas saring

Filtrat Residu
(larutan NaCl) (NaCl)

Menguapkan dalam cawan


penguapan

Mengamati larutan garam


dapur
Kristal NaCl

 Percobaan 4 (Proses Sublimasi)

Bubuk Naftalena

Memasukkan ±1 sendok ke dalam cawang


penguapan.
Menambahkan aquades sebanyak 25 mL.
Menutup cawan penguapan dengan kertas
saring yang telah di bagi pada bagian atas.
Menutup lagi dengan corong pada posisi
terbalik dengan ujung lehernya disumbat
dengan tisu.
Memanaskan diatas penangas listrik
Mengamati yang terjadi.
Pembentukan Kristal
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

N Perlakuan Pengamatan
O
1 Dekantasi
 Mencampurkan 1 sendok  Warna aquades berubah
pasir dengan 25 mL menjadi keruh atau berwarna
aquades lalu diaduk. coklat.
 Mendiamkan larutan pasir.  Pasir mengendap di gelas
kimia karena pasir tidak
tercampur dengan aquades.
 Menuangkan larutan yang  Laruran berwarna coklat
bagian atas.
2 Filtrasi
 Melarutkan 2 sendok kapur  Kapur terbentuk endapan.
yang sudah dihaluskan
kedalam gelas kimia.
 Mencampurkan dengan  Warna aquades menjadi putih
aquades sebanyak 25 mL susu karena kapur tercampur
dan diaduk. dengan sebagian aquades.
 Menyaring larutan ke  Warna aquades menjadi keruh
dalam dengan dan ada kapur yang tertinggal
menggunakan corong. didalam kertas saring.
3 Kristalisasi
 Memasukkan 2 sendok  Larutan garam menjadi keruh.
garam ke dalam gelas
kimia lalu mencampurkan
dengan 25 mL aquades lalu
garam diaduk.
 Menyaring larutan garam  Larrutan garam berubah
menjadi bening.
menggunakan corong.

 Meletakan larutan garam di  Larutan berubah menjadi


cawang penguapan dan kristal
diletakkan di penangas
listrik.
4 Sublimasi
 Menghaluskan 1 butir  Naftalena berbentuk padatan
naftalena
 Memasukkan ke cawang  Naftalena yang menguap
menempel dikertas saring
penguapan dan meletakan
dalam bentuk kristal
keatas dengan kertas saring
pada ujung corong tersebut.

2. Pembahasan
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat
atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk
mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
Teknik pemisahan dan pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau
mengalami pencampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya penyaringan, kristalisasi, dekantasi, absorpsi, sublimasi,
ekstraksi, dan sebagainya.
a) Proses Dekantasi
Dekantasi merupakan cara pemisahan zat padat yang tidak larut
dalam air dengan cara diendapkan. Pada percobaan kali ini, digunakan
pasir dan air untuk mengetaui proses dekantasi. Langkah pertama yang
dilakukan dalam percobaan ini yaitu memasukkan ± 1 sendok pasir ke
dalam gelas kimia yang telah terisi air sebanyak 25 ml. Kemudian
pasir dan air diaduk secara merata.Setelah diaduk, terlihat bahwa pasir
tidak larut dalam air dan mengendap di dasar gelas seperti pada
gambar 1.1.

Gambar 1.1
Lalu menuangkan larutan bagian atasnya untuk dipisahkan dari
pasir yang mengendap di dasar gelas kimia. Sehingga air hasil
pemisahan ini tidak jernih seperti sebelum pencampuran, melainkan
menjadi keruh seperti gambar dibawah ini.
Gambar 1.2
Pada percobaan ini bekerja prinsip Archimedes dimana massa jenis
pasir lebih besar dari pada massa jenis air sehingga pasir tenggelam
atau mengendap di dasar gelas kimia. Hasil dari proses dekantasi ini
adalah filtrate berupa air keruh dan endapan berupa pasir yang tidak
mengalami perubahan bentuk. Pemisahan dengan cara dekantasi ini
belum dapat memisahkan larutan dengan baik sebab pada larutan
bagian atas tadi yang dipisahkan dari endapan pasir masih terdapat
sisa-sisa pasir.
b) Proses Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan
menggunakan bahan berpori yang hanya dapat dilalui oleh cairan.
Penyaringan biasanya menggunakan kertas saring yaitu kertas yang
porinya relative kecil sehingga dapat menahan partikel suspense.
Pada percobaan kali ini, digunakan bubuk kapur tulis (CaCO 3) dan
air .Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan memasukkan ± 1
sendok bubuk kapur tulis yang telah di haluskan ke dalam air sebanyak
25 ml dan kemudian diaduk seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.1
Setelah diaduk dilakukan penyaringan dengan menggunakan
corong dan kertas saring.Hasil dari percobaan ini yaitu bubuk kapur
tulis sebagai residunya dan air jernih sebagai filtratn yang di tunjuukan
pada gambar berikut.

Gambar 2.2
Hal ini terjadi karena air dan kapur tulis bersifat heterogen saat
dicampurkan, penyaringan pada CaCO3 bertujuan untuk mendapatkan
hasil pemisahan antara keduanya.Hasilnya yaitu kapur yang
mengendap pada kertas saring dan air yang menjadi jernih dari
sebelum penyaringan. Hal ini terjadi karena semua komponen yang
berupa padatan dan campuran kapur tulis dan air telah tersaring dan
mengendap pada kertas saring sedangkan air berupa cairan. Persamaan
pada percobaan ini:
CaCO3 + H2O Ca(OH)2 + CO2

c) Proses Kristalisasi
Cara pemisahan ini dilakukan dengan cara penguapan, pemisahan
dengan cara penguapan ini bertujuan untuk memisahkan air dan garam,
sehingga bahan yang digunakan adalah air dan garam dapur. Langkan
pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memasukkan air
sebanyak 25 ml ke dalam gelas kimia.Kemudian memasukkan garam
dapur ke dalam gelas kimia yang telah berisi air tadi, kemudian diaduk
hingga merata. Sebagian garam dapur yang dimasukkan ke dalam
gelas kimia yang berisi air larut dan bersifat homogen dengan air
dengan diberi perlakuan yang dapat mempercepat proses pelarutan
yaitu dengan mengaduknya. Sedangkan sebagian garam yang lain
tidak larut dalam air karena larutan telah menjadi jenuh seperti pada
gambar berikut.
Gambar 3.1
Kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan corong
dan kertas saring. Setelah penyaringan, filtrat yang didapatkan yaitu
larutan garam yang selanjutnya akan diuapkan. Walaupun hasil
penyaringan menjadi jernih kembali seperti sebelum dilakukan
pencampuran, namun karena garam larut dalam air, maka dalam
larutan tersebut masih terdapat partikel garam yang tidak tersaring oleh
kertas saring. Oleh karena itu, perlu dilakukan penguapan dengan
menggunakan cawan penguapan dan heater mantel sampai terbentuk
kembali kristal NaCl (kristal garam murni) yang ditunjukan pada
gambar berikut.

Gambar 3.2
Persamaan reaksi pada percobaan ini:
NaCl + H2O NaOH + HCl
d) Proses Sublimasi
Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat
menyubling dari suatu partikel atau zat yang bercampur. Pada proses
ini terjadi permurnian naftalena dilakukan dengan sublimasi. Langkah
pertama yaitu menghaluskan 1 butir naftalena kemudian dimasukan
kedalam gelas kima yang berisi aquades 25 ml dan kemudian diaduk.
Larutan tersebut dimasukkan kedalam cawan penguapan dengan kertas
saring yang telah dilubangi, dan kemudian ditutup lagi dengan corong
kaca dengan posisi terbalik dengan ujung lehernya disumbat dengan
tisu. Setelah itu diletakan di penangas listrik seperti pada gambar
berikut.

Gambar 4.1
Pada saat dipanaskan muncul gas dan seperti bintik-bintik yang
menempel pada sisi corong. Pada sublimasi ini, naftalena menyublim
terlebih dahulu dan garam mengkristal. Hal ini dipengaruhi titik didih.
Seperti pada gambar berikut.

Gambar 4.2
Reaksi dari percobaan ini adalah :
C10H8 + H2O (CH)10 + O2

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pemisahan dan pemurnian adalah proses memisahkan dua zat atau
lebih yang saling bercampur dan memurnikan suatu zat yang telah
tercemar oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan melalui beberapa cara
yatiu seperti yang telah dilakukan pada percobaan ini yakni dengan cara
dekantasi untuk memisahkan zat padat yang tidak larut dalam air atau zat
yang tidak saling bercampur. Filtrasi atau penyaringan yaitu proses
pemisahan zat padat yang tidak larut dalam air dengan menggunakan alat
penyaring. Pemisahan dengan cara filtrasi lebih efefktif daripada
dekantasi. Selanjutnya, memisahkan zat padat yang larut dalam air dengan
cara diuapkan diebut dengan proses penguapan. Kristalisasi adalah proses
pemisahan dengan cara dikristalkan melalui proses penguapan dan
pendinginan untuk mendapatkan zat murni.

2. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum mengguanakan teknik atau metode
yang lain selain yang dicobakan, seperti destilasi, absorbsi dan metode-
metode yang lain. Agar kita dapat mengetahui banyak metode dalam
proses pemisahan dan pemurnian.

Daftar Pustaka
Chang, Raymond.2010. General chemistry. Jakarta : Erlangga.
Charles W, Kenaan.1989. Ilmu Kimia untuk Universitas. Surabaya :
Widiatama.
Mikrajudi.2007.KIMIA TERPADU. Jakarta : ESIS
Prabowo, Hadi. 1997. Ilmu Kimia. Surabaya : Erlangga.
Ralph H, Petrucci. 1996. Kimia Dasar. Surabaya : Erlangga.
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Yayan, Sunarya. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung : Yrama Widya.

Lampiran
Tugas Pasca Praktikum
1. Mengapa pada saat sublimasi corong yang digunakan di tutupi lubang
bagian atasnya dengan tisu/kertas ?
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada modul ini !
Jawab:
1. Pada saat sublimasi atau proses penguapan dari padat ke gas tanpa
pencairan bagian atasnya harus ditutup. Jika corong tidak ditutup tidak
akan terjadi proses sublimasi karena bubuk naftalena akan berubah
menjadi gas apabila ujung corong di tutup agar terjadi krstalisasi.
2. Persamaan reaksi yang terjadi antara lain :
 CaCO3 + H2O Ca(OH)2 + CO2
 NaCl + H2O NaOH + HCl
 C10H8 + H2O (CH)10 + O2

Anda mungkin juga menyukai