PENDAHULUAN
1. Judul
Pemisahan Dan Pemurnian
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana pemisahan zat-zat padat dari zat cair dengan cara
penyaringan?
2) Bagaimana pemurnian zat padat dengan cara penguapan?
3. Tujuan
1) Memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara penyaringan.
2) Memurnikan zat padat dengan cara penguapan.
4. Manfaat
1) Agar dapat memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara
penyaringan.
2) Agar dapat memurnikan zat pdat dengan cara penguapan.
BAB II
KAJIAN TEORI
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan
sifat campuran yang terkandung di dalamnya.Jika komponen berwujud padat
dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan.Saringan
bermacam-macam, mulai dari porinya yang sangat halus, contohnya kertas
saring dan selaput semipermeabel.Kertas saring dipakai untuk memisahkan
endapan atau padatan dari pelarut.Selaput semipermeabel dipakai untuk
memisahkan suatu koloid dari pelarutnya.
METODE PERCOBAAN
Berbentuk 2 cincin
benzena yang
bersatu (padatan)
6 Kertas Umum Dapat larut dalam
Saring Bersifat Kuat pelarut organik
misalnya CHCl3 atau
CCl4
3. Prosedur Kerja
Percobaan 1 (Proses Dekantasi)
Pasir
Endapan Filtrat
(pasir) (air keruh)
Garam Dapur
Filtrat Residu
(larutan NaCl) (NaCl)
Bubuk Naftalena
1. Hasil Pengamatan
N Perlakuan Pengamatan
O
1 Dekantasi
Mencampurkan 1 sendok Warna aquades berubah
pasir dengan 25 mL menjadi keruh atau berwarna
aquades lalu diaduk. coklat.
Mendiamkan larutan pasir. Pasir mengendap di gelas
kimia karena pasir tidak
tercampur dengan aquades.
Menuangkan larutan yang Laruran berwarna coklat
bagian atas.
2 Filtrasi
Melarutkan 2 sendok kapur Kapur terbentuk endapan.
yang sudah dihaluskan
kedalam gelas kimia.
Mencampurkan dengan Warna aquades menjadi putih
aquades sebanyak 25 mL susu karena kapur tercampur
dan diaduk. dengan sebagian aquades.
Menyaring larutan ke Warna aquades menjadi keruh
dalam dengan dan ada kapur yang tertinggal
menggunakan corong. didalam kertas saring.
3 Kristalisasi
Memasukkan 2 sendok Larutan garam menjadi keruh.
garam ke dalam gelas
kimia lalu mencampurkan
dengan 25 mL aquades lalu
garam diaduk.
Menyaring larutan garam Larrutan garam berubah
menjadi bening.
menggunakan corong.
2. Pembahasan
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat
atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk
mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
Teknik pemisahan dan pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau
mengalami pencampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya penyaringan, kristalisasi, dekantasi, absorpsi, sublimasi,
ekstraksi, dan sebagainya.
a) Proses Dekantasi
Dekantasi merupakan cara pemisahan zat padat yang tidak larut
dalam air dengan cara diendapkan. Pada percobaan kali ini, digunakan
pasir dan air untuk mengetaui proses dekantasi. Langkah pertama yang
dilakukan dalam percobaan ini yaitu memasukkan ± 1 sendok pasir ke
dalam gelas kimia yang telah terisi air sebanyak 25 ml. Kemudian
pasir dan air diaduk secara merata.Setelah diaduk, terlihat bahwa pasir
tidak larut dalam air dan mengendap di dasar gelas seperti pada
gambar 1.1.
Gambar 1.1
Lalu menuangkan larutan bagian atasnya untuk dipisahkan dari
pasir yang mengendap di dasar gelas kimia. Sehingga air hasil
pemisahan ini tidak jernih seperti sebelum pencampuran, melainkan
menjadi keruh seperti gambar dibawah ini.
Gambar 1.2
Pada percobaan ini bekerja prinsip Archimedes dimana massa jenis
pasir lebih besar dari pada massa jenis air sehingga pasir tenggelam
atau mengendap di dasar gelas kimia. Hasil dari proses dekantasi ini
adalah filtrate berupa air keruh dan endapan berupa pasir yang tidak
mengalami perubahan bentuk. Pemisahan dengan cara dekantasi ini
belum dapat memisahkan larutan dengan baik sebab pada larutan
bagian atas tadi yang dipisahkan dari endapan pasir masih terdapat
sisa-sisa pasir.
b) Proses Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan
menggunakan bahan berpori yang hanya dapat dilalui oleh cairan.
Penyaringan biasanya menggunakan kertas saring yaitu kertas yang
porinya relative kecil sehingga dapat menahan partikel suspense.
Pada percobaan kali ini, digunakan bubuk kapur tulis (CaCO 3) dan
air .Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan memasukkan ± 1
sendok bubuk kapur tulis yang telah di haluskan ke dalam air sebanyak
25 ml dan kemudian diaduk seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.1
Setelah diaduk dilakukan penyaringan dengan menggunakan
corong dan kertas saring.Hasil dari percobaan ini yaitu bubuk kapur
tulis sebagai residunya dan air jernih sebagai filtratn yang di tunjuukan
pada gambar berikut.
Gambar 2.2
Hal ini terjadi karena air dan kapur tulis bersifat heterogen saat
dicampurkan, penyaringan pada CaCO3 bertujuan untuk mendapatkan
hasil pemisahan antara keduanya.Hasilnya yaitu kapur yang
mengendap pada kertas saring dan air yang menjadi jernih dari
sebelum penyaringan. Hal ini terjadi karena semua komponen yang
berupa padatan dan campuran kapur tulis dan air telah tersaring dan
mengendap pada kertas saring sedangkan air berupa cairan. Persamaan
pada percobaan ini:
CaCO3 + H2O Ca(OH)2 + CO2
c) Proses Kristalisasi
Cara pemisahan ini dilakukan dengan cara penguapan, pemisahan
dengan cara penguapan ini bertujuan untuk memisahkan air dan garam,
sehingga bahan yang digunakan adalah air dan garam dapur. Langkan
pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memasukkan air
sebanyak 25 ml ke dalam gelas kimia.Kemudian memasukkan garam
dapur ke dalam gelas kimia yang telah berisi air tadi, kemudian diaduk
hingga merata. Sebagian garam dapur yang dimasukkan ke dalam
gelas kimia yang berisi air larut dan bersifat homogen dengan air
dengan diberi perlakuan yang dapat mempercepat proses pelarutan
yaitu dengan mengaduknya. Sedangkan sebagian garam yang lain
tidak larut dalam air karena larutan telah menjadi jenuh seperti pada
gambar berikut.
Gambar 3.1
Kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan corong
dan kertas saring. Setelah penyaringan, filtrat yang didapatkan yaitu
larutan garam yang selanjutnya akan diuapkan. Walaupun hasil
penyaringan menjadi jernih kembali seperti sebelum dilakukan
pencampuran, namun karena garam larut dalam air, maka dalam
larutan tersebut masih terdapat partikel garam yang tidak tersaring oleh
kertas saring. Oleh karena itu, perlu dilakukan penguapan dengan
menggunakan cawan penguapan dan heater mantel sampai terbentuk
kembali kristal NaCl (kristal garam murni) yang ditunjukan pada
gambar berikut.
Gambar 3.2
Persamaan reaksi pada percobaan ini:
NaCl + H2O NaOH + HCl
d) Proses Sublimasi
Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat
menyubling dari suatu partikel atau zat yang bercampur. Pada proses
ini terjadi permurnian naftalena dilakukan dengan sublimasi. Langkah
pertama yaitu menghaluskan 1 butir naftalena kemudian dimasukan
kedalam gelas kima yang berisi aquades 25 ml dan kemudian diaduk.
Larutan tersebut dimasukkan kedalam cawan penguapan dengan kertas
saring yang telah dilubangi, dan kemudian ditutup lagi dengan corong
kaca dengan posisi terbalik dengan ujung lehernya disumbat dengan
tisu. Setelah itu diletakan di penangas listrik seperti pada gambar
berikut.
Gambar 4.1
Pada saat dipanaskan muncul gas dan seperti bintik-bintik yang
menempel pada sisi corong. Pada sublimasi ini, naftalena menyublim
terlebih dahulu dan garam mengkristal. Hal ini dipengaruhi titik didih.
Seperti pada gambar berikut.
Gambar 4.2
Reaksi dari percobaan ini adalah :
C10H8 + H2O (CH)10 + O2
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pemisahan dan pemurnian adalah proses memisahkan dua zat atau
lebih yang saling bercampur dan memurnikan suatu zat yang telah
tercemar oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan melalui beberapa cara
yatiu seperti yang telah dilakukan pada percobaan ini yakni dengan cara
dekantasi untuk memisahkan zat padat yang tidak larut dalam air atau zat
yang tidak saling bercampur. Filtrasi atau penyaringan yaitu proses
pemisahan zat padat yang tidak larut dalam air dengan menggunakan alat
penyaring. Pemisahan dengan cara filtrasi lebih efefktif daripada
dekantasi. Selanjutnya, memisahkan zat padat yang larut dalam air dengan
cara diuapkan diebut dengan proses penguapan. Kristalisasi adalah proses
pemisahan dengan cara dikristalkan melalui proses penguapan dan
pendinginan untuk mendapatkan zat murni.
2. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum mengguanakan teknik atau metode
yang lain selain yang dicobakan, seperti destilasi, absorbsi dan metode-
metode yang lain. Agar kita dapat mengetahui banyak metode dalam
proses pemisahan dan pemurnian.
Daftar Pustaka
Chang, Raymond.2010. General chemistry. Jakarta : Erlangga.
Charles W, Kenaan.1989. Ilmu Kimia untuk Universitas. Surabaya :
Widiatama.
Mikrajudi.2007.KIMIA TERPADU. Jakarta : ESIS
Prabowo, Hadi. 1997. Ilmu Kimia. Surabaya : Erlangga.
Ralph H, Petrucci. 1996. Kimia Dasar. Surabaya : Erlangga.
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Yayan, Sunarya. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung : Yrama Widya.
Lampiran
Tugas Pasca Praktikum
1. Mengapa pada saat sublimasi corong yang digunakan di tutupi lubang
bagian atasnya dengan tisu/kertas ?
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada modul ini !
Jawab:
1. Pada saat sublimasi atau proses penguapan dari padat ke gas tanpa
pencairan bagian atasnya harus ditutup. Jika corong tidak ditutup tidak
akan terjadi proses sublimasi karena bubuk naftalena akan berubah
menjadi gas apabila ujung corong di tutup agar terjadi krstalisasi.
2. Persamaan reaksi yang terjadi antara lain :
CaCO3 + H2O Ca(OH)2 + CO2
NaCl + H2O NaOH + HCl
C10H8 + H2O (CH)10 + O2