Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari untuk memperoleh materi murni dari suatu
campuran, kita harus melakukan pemisahan berbagai teknik pemisahan dapat
diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan air minum memperoleh air
jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang air murni untuk
keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi.
Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen komponennya seperti elpiji,
bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik pemisahan destilasi bertingkat.
Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis.
Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa campuran
dari berbagai komponen contohnya, tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur
baik dalam wujud padat, cair atau gas. Udara yang kita hirup setiap hari
mengandung bermacam unsur dan senyawa seperti oksigen nitrogen uap air dan
sebagainya. Demikian juga yang kita pakai sehari-hari bukanlah air murni,
melainkan mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair atau padatan. Untuk
memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari campuran dari berbagai
komponen contohnya untuk mendapatkan air suling aquades kita harus menyadari
air sumur atau sungai. Untuk memperoleh minyak goreng kita harus
memisahkannya dari buah kelapa atau biji jagung.
Pemisahan adalah proses pemisahan sampai ke sekolah molekular (skala
kimia berarti sampai yang terkecil terkecil atom dan molekul ion). Pemisahan
kimia secara nyata sulit untuk dilakukan karena itu makna pemisahan kimia masih
mengandung makna sebagai kondisi hipotesis saja. Menurut definisi Miller
(1975), pemisahan dapat digambarkan dalam bentuk nyata sebagai ilustrasi
berikut ini, jika kita mempunyai sejumlah senyawa yang bercampur sempurna
secara alami dan hendak kita pisahkan. Campuran alami ini bisa diumpamakan
sebuah sampel hasil ekstraksi tumbuhan yang hendak kita ambil komponen
utamanya. Pemisahan kimia dapat dinyatakan telah berhasil dilakukan jika di
akhir proses kita mendapatkan semua komponen nya di dalamnya wadah-wadah

1
2

yang terpisah satu sama lain sejumlah senyawa yang dikandung dalam sampel
tersebut. Jika ekstrak tersebut tadi mengandung 10 jenis senyawa, setelah proses
pemisahan harus ditempatkan 10 wadah terpisahkan yang masing-masing berisi 1
dari 10 senyawa yang tadinya bercampur menjadi satu.
Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara-cara
pemisahan dan pemurnian, untuk mengetahui penggolongan pada campuran,
untuk mengetahui jenis-jenis pemisahan dan pemurnian, untuk mengetahui
pengertian pemisahan dan pemurnian, untuk mengetahui campuran homogen dan
campuran heterogen, serta agar kita mengetahui berbagai prinsip-prinsip di dalam
pemisahan dan pemurnian, kita juga dapat mengetahui struktur dari naftalena
minyak goreng dan sabun, selain itu kita juga dapat mengetahui pengaplikasian
pemisahan dan pemurnian di kehidupan sehari-hari, untuk mengetahui pengertian
dekantasi untuk mengetahui filtrasi untuk mengetahui pengertian dekantasi,
filtrasi, kristalisasi, sublimasi, adsorpsi, ekstraksi, untuk mengetahui prinsip like
dissolve like, untuk mengetahui apa itu emulsi dan emulgator, untuk mengetahui
penerapan pemisahan dan pemurnian di kehidupan sehari-hari, untuk mengetahui
sifat fisik dan kimia pada larutan aquades sabun minyak norit naftalena garam
kapur tulis, untuk mengetahui fungsi alat dan fungsi bahan pada praktikum
pemisahan dan pemurnian, untuk mengetahui struktur dari sabun minyak goreng
naftalena, untuk mengetahui percobaan prosedur percobaan pemisahan dan
pemurnian, untuk mengetahui fungsi perlakuan untuk mengetahui prinsip
dekantasi, untuk mengetahui prinsip filtrasi,untuk mengetahui prinsip adsorpsi,
untuk mengetahui prinsip rekristalisasi untuk mengetahui prinsip sublimasi untuk
mengetahui prinsip ekstraksi, untuk mengetahui hasil campuran antara pasir dan
air pada percobaan dekantasi,, untuk mengetahui hasil pemisahan dari campuran
antara aquades dan kapur tulis pada proses filtrasi, untuk mengetahui hasil
pemurnian dari campuran antara aquades dan garam kotor pada proses
rekristalisasi, untuk mengetahui hasil campuran antara norit dengan sirup pada
percobaan adsorpsi, untuk mengetahui hasil campuran antara naftalena dengan
garam dapur pada percobaan sublimasi, untuk mengetahui campuran antara
3

minyak goreng dengan air pada percobaan ekstraksi, serta untuk mengetahui
pengaplikasian pemisahan dan pemurnian di kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Percobaan


- Untuk mengetahui hasil pemisahan dari campuran antara aquades dan pasir
pada proses dekantasi.
- Untuk mengetahui hasil pemisahan dari campuran antara aquades dan kapur
tulis pada proses filtrasi.
- Untuk mengetahui hasil pemurnian dari campuran antara aquades dan garam
kotor pada proses rekristalisasi.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Bahan-bahan yang tersedia di alam biasanya berada dalam bentuk


campuran-campuran. Campuran alami biasanya sempurna dan tidak mudah
memisahkannya dengan cara sederhana. Pemisahan kimia di lain pihak, juga
sering terjadi dialam, secara alami pula. Misalnya pemisahan pigmen dalam
tumbuhan, pemisahan kandungan senyawa dalam tubuh tanaman. Hal inilah yang
juga mengilhami lahirnya metode pemisahan kromatografi oleh Michael Tswett
diawal abad ke-20. Demikian pula pemisahan biji logam dari bahan-bahan
anorganik lainnya dikerak bumi dan sebagainya (Wonorahardjo, 2013).
Pemisahan kimia dapat dilakukan dengan berbagai cara, bergantung pada sifat
fisika dan sifat kimia dari komponen yang dipisahkan dan bergantung pula pada
matriks utama tempat campuran kimia berada. Pemisahan kimia dapat dengan
mudah dilakukan dengan memanipulasi sifat fisika dari komponen yang
dipisahkan maupun matriks pembawa campuran yang dipisahkan. Jika terdapat
komponen kimia yang memungkinkan untuk diambil dalam reaksi kimia, maka
pemisahan reaksi kimia dapat dilakukan. Namun metode ini dapat dipilih jika
jumlahnya cukup besar. Beberapa metode pemisahan memungkinkan pmisahan
campuran dalam skala sangat kecil, walaupun hasilnya adalah informasi
pemisahan dan bukan hasil pemisahan yang akan diambil untuk kepentingan lain
(Wonorahardjo, 2013).
Pemisahan kimia adalah proses pemisahan sampai ke skala molekuler (skala
kimia berarti pemisahan sampai ke partikel yang terkecil, sekecil atom dan
molekul atau ion). Pemisahan kimia secara nyata sulit untuk dilakukan, karena itu
makna pemisahan kimia masih mengandung makna sebagai kondisi hipotetis saja
(Wonorahardjo, 2013).
Adapun proses pemisahan kimia berdasarkan proses kimia pada sifat fisika
dan sifat kimia ada pemisahan secara fisika yakni destilasi filtrasi dan ekstraksi
ada juga pemisahan secara kimia yakni pengendapan metode kromatografi dan
elektrokimia berdasarkan tipe proses ada klasifikasi proses mekanis proses fisika
dan proses kimia berdasarkan tipe pasalnya klasifikasi dilakukan jika ada pasar
5

awal yang berubah dan menjadi fase berikutnya dimana pemisahan terjadi fase
kedua ini bisa menghasilkan beberapa jenis pemisahan tergantung metodenya dan
namanya juga bermacam-macam:
1. Destilasi yang mendasari pemisahan cairan dari cairan lainnya
2. Ekstraksi pengambilan senyawa-senyawa yang dibutuhkan dari kumpulnya
dengan mendayagunakan kelarutannya
3. Pemisahan dengan pengendapan yang mendayagunakan reaksi-reaksi kimia
yang menghasilkan endapan
4. Kromatografi adalah cara pemisahan andalan dalam ilmu kimia biologi farmasi
kromatografi dibagi menjadi bermacam-macam cabang dan sebagian besar
menggunakan klasifikasi berdasarkan fasenya
5. Aplikasi membran dalam pemisahan kimia
(Wonorahardjo, 2013).
Menurut defini Miller (1975), pemisahan dapat digambarkan dalam bentuk
nyata sebagai ilustrasi berikut ini. Jika kita mempunyai sejumlah senyawa yang
bercampur sempurna secara alami dan hendak kita pisahkan. Campuran alami ini
bisa diumpakan sebuah sampel hasil ekstraksi tumbuhan yang hendak kita ambil
komponen utamanya. Pemisahan kimia dapat dinyatakan telah berhasil dilakukan
jika diakhir proses kita mendapatkan semua komponennya di dalam wadah-wadah
yang terpisah satu sama lain sejumlah senyawa yang dikandung dalam sampel
tersebut. Jika ekstrak tadi mengandung 10 jenis senyawa, setelah proses
pemisahan harus didapatkan 10 wadah terpisah yang masing-masing berisi satu
dari sepuluh senyawa yang tadinya bercampur menjadi satu. Pekerjaan ini tidak
mudah karena campuran alami adalah campuran sempurna dan upaya pemisahan
yang dilakukan harus mengatasi semua gaya-gaya alami yang menyatakan
senyawa-senyawa tadi dalam campuran sempurna. Langkah-langkah analisis
kimia secara konvesional maupun secara modern menggunakan instrumental
dapat diarahkan pada kondisi pemisahn yang sama (Wonorahardjo, 2013).
Campuran (mixture) adalah gabungan dari beberapa zat yang berbeda.
Campuran masih dapat dibedakan menjadi campuran homogen dan campuran
heterogen. Campuran heterogen terdiri dari beberapa fase, misalnya campuran air
6

dan minyak yang sama-sama berfase cair. Komponen campuran heterogen


mempunyai kecendrungan untuk memisahkan diri dengan sendirinya. Campuran
homogen lebih sukar untuk dipisahkan karena komponen campuran mempunyai
sifat fisika dan kimia mirip. Campuran homogen tidak dapat dipisahkan secara
sederhana karena metode fisika seperti penyaringan atau penguapan tidak mampu
memisahkan komponen-komponen campuran homogen yang memanfaatkan sifat-
sifat kimia dari komponen dalam campuran tersebut (Wonorhadjo, 2013).
Adapun proses pemisahan kimia sampai ke skala molekul lebih
memanfaatkan perbedaan sifat kimia dari masing-masing komponen. Keadaan
“terpisah” di skala molekular yang dimaksud diatas akhirnya hanyalah sebuah
“kondisi hipotetis” atau bahkan keadaan yang hanya diasumsikan saja. Disebut
kondisi hipotetis karena beberapa hal, misalnya :
a) Secara teoritis tidak mungkin memisahkan komponen-komponen secara
sempurna dari campurannya. Beberapa bagian kecil pasti tertinggal walaupun
skalanya molekular dan tidak kasat mata, yaitu sejumlah atom atau molekul
atau ion. Walaupun kita mempunyai hasil campuran dalam beberapa tempat
yang berbeda dengan tempat asal campurannya, tidak dapat dibuktikan secara
gamblang bahwa zat murni yang kita dapat ini tidak mengandung campuran
zat lainnya walaupun dalam jumlah kecil. Pasti masih didapati campuran zat
lain atau pengotor dalam satuan kecil yang tetap tinggal setelah pemisahan
terjadi.
b) Biasnya senyawa-senyawa tidak dirancang untuk terisolasi sungguh-sungguh
diakhir proses ke dalam tempat-tempat yang berbeda. Pemisahan secara
modern yang mengandalkan bantuan instrumensi modern akan memberikan
hasil yang dapat dilihat dalam bentuk catatan dari mesin, yakni berupa grafik,
spektrum, diagram, kromatogram. Dari hasil data ini dimungkinkan untuk
menghitung kemurniannya. Komponen campuran yang dipisahkan tidak
didapatkan secara fisik, karena jumlahnya sangat kecil dan telah terbuang di
dalam mekanisme mesin setelah pemisahan dilakukan oleh instrumensi. Di
sini pun kemungkinan adanya pengotor masih besar. Biasanya instrumensi
modern akan menghasilkan data pemisahan seperti ini karena detektor
7

menangkap hasil pemisahan dan mengubahnya menjadi signal yang akan


diolah lebih lanjut. Bantuan komputer dan piranti lunak pengolah data sangat
mempercepat kerja pemisahan sampai pada akhir yang tampak di atas kertas.
Dengan demikian kita tidak mempunyai senyawa yang dipisahkan dalam
suatu tempat yang berbeda dari tempat asal campurannya. Dengan demikian
definisi pemisahan menurut Miller tidak dapat dipenuhi
(Wonorahardjo, 2013).
Pemisahan juga berarti berubahnya konsentrasi relatif dari komponen-
komponen yang ada dalam campuran dalam suatu region tertentu, sebagai akibat
dari berpindahnya komponen-komponen tadi dari satu daerah dalam material ke
daerah lainnya. Perpindahan dapat terjadi dengan cepat maupun lambat dan sangat
tergantung pada proses dan kondisi yang dialami oleh sistem campuran. Keadaan
kesetimbangan akan bergeser dan sama sekali bergantung pada komposisi relatif
dari masing-masing komponen. Komposisi relatif ini sangat bergantung pada sifat
kimia masing-masing komponen (Wonorhardjo, 2013).
Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang
lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Proses pemisahan sendiri dapat
diklasifikasi menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan
jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi.
Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya
operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang
tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan
minyak bumi). Proses pemisahan kimiawi harus dilakukan Metode pemisahan
yang dipilih bergantung pada pasal komponen penyusun campuran. Suatu
campuran dapat berupa campuran homogen (1 fasa) atau campuran heterogen
(lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih
fasa : padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran
padat-cair-gas dan sebagainya (Ayuni, 2014).
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memberikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa akan
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
8

laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk


mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering
disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam
suatu sampel (analisis laboratorium). Berdasarkan tahap proses pemisahan,
metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu Metode
pemisahan sederhana dengan metode pemisahan kompleks.
a) Metode Pemisahan Sederhana
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu
tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang
relatif sederhana.
b) Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja di
antaranya menambahkan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat dan
reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan
dua atau lebih metode sederhana. Contohnya pengolahan bijih dari
pertambangan merupakan proses pemisahan kompleks. Keadaan zat yang
diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatikan untuk
menghindari kesalah pilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan
kerusakan AC atau melainkan tidak berhasi
(Ayuni, 2014).
Metode pemisahan kompleks merupakan beberapa tahap pekerjaan di
antaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses alat dan reaksi-reaksi
kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih
metode sederhana (Ayuni, 2014).
Diketahui adalah suatu cara pemisahan antara larutan dan padatan yang
paling sederhana adalah dengan menuangkan cairan perlahan-lahan sehingga
endapan tertinggal di bagian dasar bejana. Contoh dekantasi ialah antara air dan
pasir atau campuran suspensi lain antara padatan dan cairan. Bahkan sebenarnya
juga bisa dilakukan dua cairan yang tidak tercampur seperti air dan minyak.
Contoh campuran yang bisa dipisahkan dengan dekantasi seperti campuran pasir
dan air (Ayuni, 2014).
9

Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan kelarutan


komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran dua komponen misalkan (A
dan B dimasukkan ke dalam pelarut X dan Y. Syaratnya kedua pelarut ini tidak
dapat bercampur seperti air dengan minyak. Semuanya dimasukkan ke dalam
corong pisah dan dikocok agar tercampur sempurna dan kemudian didiamkan
sampai pelarut X dan Y yang memisah kembali. Kini zat A dan B berada dalam
kedua X dan Y tetapi perbandingan tidak sama (Syukri, 1999).
Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan
atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat
menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara
bertahap. Pengembunan terjadi dengan mengalirkan uap ke tabung pendingin.
Contohnya memisahkan campuran campuran air dan alkohol. Titik didih air dan
alkohol masing-masing 100oC dan 78oC. Jika campuran dipanaskan (dalam labu
destilasi) dan suhu diatur sekitar 78oC, maka alkohol akan mengulas sedikit demi
sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan akhirnya didapat cairan alkohol
murni (Syukri, 1999).
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku
komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaliknya komponen yang akan
dipisahkan berwujud dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila
dipanaskan perlahan Dalam bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi
sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya
terbentuk kristal garam (Syukri, 1999).
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena
kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh
matahari murni dari suatu campuran kita harus melakukan pemisahan. Berbagai
teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan Air
minum memperoleh air jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang.
Air murni untuk keperluan laboratorium atau Farmasi diperoleh melalui teknik
pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-
komponennya seperti LPG, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik
10

pemisahan bertingkat. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna


untuk memperoleh matahari yang lebih murni (Hendayana, 2010).
Pada zaman sekarang efisien merupakan faktor penting dalam pemisahan
pemisahan arus servisin mungkin. Faktor kedua adalah waktu Bagaimana
mendapatkan hasil pemisahan yang efisien dalam waktu yang cepat. Faktor ketiga
adalah kompleksitas senyawa semakin mirip karakter senyawa-senyawa yang
dipisahkan semakin sulit dipisahkan. Misalnya campuran berupa aroma makanan
yang terdiri dari senyawa senyawa vanilin memiliki struktur molekul yang mirip.
Contoh struktur molekul senyawa vanilin dan iso vanilin memiliki rumus molekul
yang sama, perbedaannya terletak pada posisi gugus fungsi (Hendayana, 2010).
Kedua senyawa vanilin tersebut tidak berwarna dengan struktur molekul
yang serupa sehingga metode pemisahan konvensional tidak mungkin dapat
memisahkannya (Hendayana, 2010).
Kromatografi kolom merupakan salah satu metode pemisahan kromatografi
konvensional yang bersejarah karena dari sinilah bermula metode kromatografi.
Kolom gelas dengan krom pada salah satu ujungnya diisi oleh fasa diam, berupa
silika atau alumina. Ukuran diameter partikel pasar diam berkisar 100 µm.
Campuran yang akan dipisahkan dituangkan pada bagian atas kolom yang berisi
fasa diam. Begitu pula fasa gerak berapa pelarut organik seperti heksan atau eter
dialirkan dari bagian atas kolom. Komponen-komponen yang telah berpisah dari
campurannya bergerak terbawa fasa gerak bawah kolom. Jumlah komponen
penyusun campuran dapat terlihat sebagai cincin-cincin berwarna sepanjang
kolom gelas. Akhirnya komponen-komponen dari campuran meninggalkan kolom
gelas satu persatu dan dapat ditampung pada tempat yang berbeda (Hendayana,
2010).
Berbeda dengan metode kromatografi metode pemisahan elektroforesis
memanfaatkan karakteristik medan listrik. Sumber arus searah bertegangan besar
merupakan salah satu komponen utama dalam elektroforesis. Larutan buffer
diperlukan sebagai larutan elektrolit untuk menghantarkan arus listrik larutan
buffer juga berperan menjaga PH karena muatan partikel komponen bergantung
11

pada pH. Kertas saring atau gel bertindak sebagai media dalam percobaan
elektroforesis (Hendayana, 2010).
Metode pemisahan elektroforesis didasarkan pada interaksi partikel partikel
bermuatan oleh medan listrik. Partikel bermuatan negatif akan bergerak ke kutub
positif (anoda), sebaliknya partikel bermuatan listrik positif akan bergerak ke
kutub negatif (katoda), partikel netral tidak bergerak. Jadi medan listrik
menyebabkan pemisahan pada metode elektroforesis sedangkan pada metode
kromatografi distribusi Pada dua pasar menyebabkan pemisahan (Hendayani,
2010).
Pemisahan endapan dari larutan tidak selalu menghasilkan zat murni.
Kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut disebut kopresipitasi.
Hal ini berhubungan dengan adsorpsi pada permukaan partikel dan
terperangkapnya (oklusit) zat asing selama proses pertumbuhan kristal dari
partikel primernya. Adsorpsi banyak terjadi pada endapan gelatin dan sedikit pada
endapan mikrokristal misalkan AgI pada gerak aseton dan endapan BaSO 4 pada
alkali nitrat. Pengotoran dapat juga disebabkan oleh prost presipitasi, yaitu
pengendapan yang terjadi pada permukaan endapan pertama. Hal ini terjadi pada
zat yang sedikit larut kemudian membentuk larutan lewat jenuh. Zat ini
mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya, misal pengendapan
CaC2O4 dengan adanya Mg. MgC2O4 akan terbentuk bersama-sama dengan
CaC2O4 lebih lama waktu kontak maka lebih besar endapan yang terjadi
(Khopkar, 2010).
Prost presipitasi dan kopresipitasi merupakan dua fenomena yang berbeda.
Sebagai contoh, pada post presipitasi semakin lama waktunya maka kontaminasi
bertambah sedangkan pada kopresipitasi sebaliknya. Kontaminasi bertambah
akibat pengadukan larutan hanya pada post presipitasi tetapi tidak pada
kopresipitasi. Kemungkinan bertambahnya kontaminasi sangat besar pada prost
presipitasi dibandingkan pada kopresipitasi sehingga prost presipitasi lebih
banyak (Khopkar, 2010).
Pemisahan adalah untuk memisahkan suatu zat dari zat lain pada suatu
campuran atau pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang
12

saling bercampur. Bila kita mangka campuran ini ke dalam orang yang dilapisi
kertas saring, air mengalir melalui nya dan orang yang dilapisi kertas saring air
mengalir melalui nya dan pasir bertahan diatas kertas saring. Proses pemisahan
padatan dari cairan yang aslinya dinamakan filtrasi (penyaringan).Kita tidak dapat
memisahkan campuran homogen larutan tembaga (II) sulfat dalam air dengan
penyaringan karena semua komponen akan melewati atas nama kita dapat
mendidihkan larutan (II) sulfat dan air dalam proses destilasi (penyulingan).
Cairan murni di kondensasi dari uap yang dilepaskan larutan ini mendidih air
telah disisipkan dengan mendidihkan larutan tembaga (II) sulfat dalam air padatan
tembaga (II) sulfat akan tertinggal (Gillis, 2003).
Sublimasi, proses ini digunakan untuk memisahkan zat yang mudah
menguap dari pengotoran yang tidak astiri,tori oksida dan amonia klorida dapat
dimurnikan dengan cara ini. Zat itu di larut dalam suatu pinggan atau casserole
porselen, wadah ini dilapisi dengan lembut dengan nyala kecil, dan punya
memadat pada suatu permukaan dingin seperti corong kaca besar yang
ditelungkupkan yang bersiul kaca pada ujungnya kerucutnya atau lebih baik
Sebuah lagu yang berisi air dingin (Gillis, 2003).
Kehilangan zone adalah suatu teknik pemurnian yang aslinya dikembangkan
untuk memurnikan logam tertentu dan yang dapat diterapkan untuk semua zat
yang titik lelehnya cukup rendah yang stabil pada temperatur pelangi itu. Dalam
alat silangan zone zat yang akan dimurnikan dikemas ke dalam sebatang kolam
kaca atau baja tahan karat yang panjangnya beraneka dari 15 cm alat sampai 2
meteran. Sebuah pemanas listrik berbentuk gelang yang memanasi suatu pita
Sampit kolam dibiarkan turun perlahan-lahan oleh gerakan yang dikendalikan
motor dari puncak ke dasar kolom. Pemanas dipasang agar menghasilkan suatu
zone lelehan bahan ini dengan temperatur 2 sampai 3 oC di atas. Kelebihan zat
yang bergerak perlahan-lahan mengurai tabung itu bersama-sama dengan
pemanas. Karena biasanya kotoran memerlukan titik leleh zat maka kan ini
cenderung mengalir ke bawah seirama dengan pemanas itu dan dengan demikian
menjadi berkumpul di bagikan bawah tabung (Gillis, 2003)
13

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Spatula
- Batang pengaduk
- Corong kaca
- Cawan penguap
- Corong pisah
- Lumpang
- Hotplate
- Pipet tetes
- Sikat tabung
- Gelas kimia
- Keranjang alat
- Penjepit tabung
3.1.2 Bahan
- Pasir
- Garam dapur
- Garam kotor
- Naftalena
- Sirup jeruk
- Minyak goreng
- Norit
- Aquades
- Tisu
- Kanebo
- Sabun cair
- Alumunium foil
- Kertas saring
- Kertas label
14

- Spons
- Kapur tulis
- Vaseline

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Dekantasi
- Dimasukkan 1 sendok pasir kedalam gelas breaker
- Ditambahkan 20 ml aquades
- Diaduk dengan batang pengaduk
- Didiamkan
- Diamati
3.2.2 Filtrasi
- Dimasukkan 1 sendok kapur tulis yang telah halus ke dalam gelas ukur
- Ditambahkan 20 mL aquades
- Disaring menggunakan corong kaca yang telah diberi kertas saring
- Diamati
3.2.3 Adsorpsi
- Dimasukkan 3 sendok norit ke dalam corong kaca yang diberi kertas
saring
- Ditambahkan 11 mLsirup kedalamnya
- Diamati hasil tetesannya

3.2.4 Rekristalisasi

- Dimasukkan 1 sendok garam kotor ke dalam gelas beaker


- Ditambahkan 10 mL aquades
- Dipanaskan
- Diamati
3.2.5 Sublimasi
- Dimasukkan 1 sendok naftalena dalam cawan penguap
- Ditambahkan 1 sendok garam dapur
- Ditutup cawan penguap dengan kertas saring
15

- Diletakkan corong penguap dengan keadaan terbalik


- Disunbat corong kaca dengan tisu
- Dipnaskan kembali
3.2.6 Ekstraksi
- Dimasukkan 50 mL aquades kedalam corong pisah
- Ditambahkan 25 mL minyak goreng
- Dikocok
- Didiamkan
- Diamati
16

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan
1 Dekantasi
- Dimasukkan 1 sendok pasir - Pasir berwarna coklat
kedalam gelas beaker
- Ditambahkan 20 mL aquades - Aquades bening
- Diaduk dengan batang
pengaduk
- Didiamkan - Ketika diaduk warna aquades
menjadi keruh
- Diamati - Pasir mengendap kebawah dan
berwarna coklat
2 Filtrasi
- Dimasukkan 1 sendok kapur - Kapur berwarna biru muda
tulis yang telah halus kedalam
gelas beaker
- Ditambahkan aquades - Aquades bening, ketika
ditambahkan larutan menjadi
warna biru muda
- Disaring menggunakan corong - Residu kapur tulis mengendap
kaca yang telah diberi kertas dikertas saring berwarna biru
saring muda
- Diamati - Larutan yang menetes dari kertas
saring merupakan aquades bening
3 Adsorpsi
- Dimasukkan sendok norit - Norit yang sudah dihaluskan
kedalam corong kaca yang berwarna hitam
diberi kertas saring
- Ditambahkan 11 mL sirup - Sirup berwarna oren
17

kedalamnya
- Diamati hasil tetesannya - Hasil dari filtrat berupa bening
4 Rekristalisasi
- Dimasukkan 1 sendok garam - Garam kotor yang terbentuk besar
kotor kedalam gelas beaker dan tidak halus

- Ditambahkan 10 mL aquades - Aquades bening

- Dipanaskan - Garam kotor mulai menghasilkan


kristal-kristal kecil

- Diamati - Garam kotor berubah menjadi


garam murni berwarna putih
5 Sublimasi
- Dimasukkan 1 sendok naftalena - Naftalena berwarna hijau muda
dalam cawan penguap
- Ditambahkan 1 sendok garam - Garam dapur berwarna putih
dapur
- Ditutup cawan penguap dengan
kertas saring
- Diketahui corong kaca diatas
cawan penguap dengan keadaan
terbalik
- Disumbat corong kaca dengan
tisu
- Dipanaskan kembali - Terbentuk sebuah kristal garam
yang terdapat pada kertas saring
6 Ekstraksi
- Dimasukkan 50 mL aquades - Aquades bening
kedalam corong kaca
- Ditambahkan 25 ml minyak - Minyak goreng berwarna kuning
goreng keemasan, minyak dan aquades
18

tidak menyatu
- Dimasukan 5 mL sabun cair - Sabun cair berwarna hijau pekat

- Didiamkan
- Diamati - Minyak dan air menyatu setelah
ditambahkan sabun cair

4.2 Pembahasan
Pemisahan adalah untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling
bercampur. Cara-cara pemisahan ini juga didasarkan pada mekanisme proses yang
akhirnya menghasilkan senyawa-senyawa yang diinginkan dalam keadaan
terpisah. Ada proses pemisahan yang melibatkan perubahan fisika, biasanya
perubahan fase atau proses pelarutan. Namun ada juga proses pemisahan ia
melibatkan perubahan kimia yakni melalui terbentuknya senyawa baru, yang
biasanya berbeda fase dengan senyawa lamanya.
Pemurnian adalah sebuah proses memurnikan suatu campuran untuk
mendapatkan zat-zat murni. Jarang sekali ditemukan suatu reaksi organik yang
dapat memberikan hasil murni, yaitu senyawa yang antara lain adalah hasil
sampingan bahan baku yang tidak larut atau ikut bereaksi yang berfungsi sebagai
pelarut dan katalis atau dalam suatu reaksi untuk menghasilkan senyawa yang
dimaksud maka diperlukan pemisahan dan pemurnian. Oleh karena itu, apabila
kita menginginkan suatu hasil yang murni maka perlu diadakan atau dilakukan
proses pemurnian.
Campuran adalah gabungan dari beberapa zat yang berbeda campuran masih
dapat dibedakan menjadi campuran homogen dan campuran heterogen. Zat yang
dapat membentuk campuran disebut komponen atau konstituen. Metode
pemisahan campuran merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan
atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai
susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium
maupun skala industri.
19

Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat


memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang
tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen
yang satu dengan yang lainnya tidak.
Campuran homogen lebih sukar untuk dipisahkan karena komponen
campuran mempunyai sifat fisika dan kimia mirip. Campuran homogen tidak
dapat dipisahkan secara sederhana karena metode fisika seperti penyaringan atau
penguapan tidak mampu memisahkan komponen-komponennya. Harus digunakan
metode lain untuk memisahkan komponen-komponen campuran homogen yang
memanfaatkan sifat-sifat kimia dari komponen dalam campuran tersebut.
Dekantasi adalah proses pemisahan zat padat yang tidak ikut terlarut
didalam pelarutnya dengan cara menuangkan campuran secara perlahan-lahan
sehingga dapatnya tertinggal dibawah bejana. Cara ini dapat dilakukan jika
endapannya mempunyai ukuran partikel yang besar dan massa jenisnya pun besar,
sehingga dapat terpisah dengan baik terhadap cairannya prinsip dekantasi yaitu
adanya beda partikel, massa jenis dan gaya gravitasi, sehingga pasir dan air
dihomogenkan karena adanya beda partikel sehingga tidak bisa menyatu karena
adanya perbedaan wujud dan sifat yang ada pada air dan pasir. Kemudian karena
adanya massa jenis dari pasir lebih besar sehingga pasir dapat mengendap karena
adanya gaya gravitasi. Prinsip dekantasi adalah perbedaan wujud zat dalam
campuran ada dua sifat yaitu zat padat dan zat cair sehingga dengan menggunakan
teknik dekantasi cairan dapat terpisah dari campurannya. Contoh pemisahan
campuran air dan kerikil.
Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan
bahan berpori yang hanya dapat dilalui oleh cairan penyaringan biasa
menggunakan kertas saring yaitu kertas yang porinya yang relatif kecil sehingga
dapat menahan partikel suspensi. Contohnya menyaring kapur dengan air kapur
akan tertahan pada kertas saring sedangkan air akan dapat melewati kertas saring
tersebut. Dalam hal ini disebut residu dan air disebut filtrat. Prinsip yang
digunakan dalam filtrasi ini adalah berdasarkan ukuran partikelnya, yang
partikelnya kecil akan lolos melewati kertas saring sedangkan yang partikelnya
20

lebih besar akan tertahan di kertas saring. Residu warna biru muda dan filtrat
bening.
Adsorbsi adalah kemampuan untuk menyerap gas cairan atau zat terlarut di
permukaannya. Sedangkan absorpsi adalah proses dimana zat terserap kedalam
suatu cairan atau padatan secara keseluruhan. Contohnya norit saat dihaluskan
kemudian ditaruh ke dalam gelas beker dengan corong kaca yang telah diberi
kertas saring dan norit dimasukkan sirup dan tetesannya berupa warna jingga.
Prinsip yang digunakan profesi ini yaitu pemurnian yang diterapkan (zat aktif)
dengan ukuran partikel yang kecil dan halus ini, karbon aktif memiliki luas
permukaan yang semakin besar, di mana norit sebagai adsorben akan menyerap
zat warna pada permukaan sirup sehingga dihasilkan larutan pudar.
Rekristalisasi adalah pengkristalan kembali dari kristal zat yang sudah larut
oleh pelarut dalam suatu campuran larutan dengan cara pemanasan dan
penguapan. Contohnya pada garam kotor menghasilkan garam murni dengan cara
memasukkan garam kotor ke dalam gelas beker garam yang berbentuk besar dan
tidak halus ketika ditambahkan aquades menghasilkan kristal-kristal kecil. Dan
garam kotor akan berubah menjadi garam murni. Prinsip yang digunakan adalah
perbedaan kelarutan antara zat yang akan diberikan dengan kelarutan zat yang
akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya.
Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih
dahulu yang apabila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu
sebesar tertentu. Maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas. Dan
sebaliknya, apabila suhu gas diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya
menjadi padat kembali. Prinsip yang digunakan di sublimasi ini adalah
berdasarkan an perbedaan titik didih zat yang lebih rendah akan menguap lebih
dulu sedangkan yang titik didihnya lebih tinggi belum menguap, di mana titik
didih garam dapur sebesar 1.465oC lebih tinggi daripada titik didih air sebesar
100oC.
Ekstraksi adalah proses pengambilan salah satu komponen campuran dengan
menggunakan pelarut. Proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip yang digunakan ekstraksi adalah
21

keuntungan dari kelarutan zat yang berbeda untuk diekstraksi. Campuran senyawa
yang akan di ekstraksi dilarutkan dalam pelarut. Pelarut yang digunakan memiliki
kemampuan untuk melarutkan senyawa yang diinginkan.
Emulsi adalah sistem yang tidak stabil secara termodinamika mengandung
paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur satu di antaranya terdispersi
sebagai fase terdispersi dalam fase cair lainnya distabilkan dengan adanya bahan
pengemulsi.
Adapun fungsi alat dari percobaan ini yaitu
- Gelas kimia digunakan sebagai wadah aquades pasir dan garam serta aquades
saat dipanaskan
- Spatula berfungsi untuk memindahkan pasir dan garam ke dalam gelas kimia
- Batang pengaduk digunakan sebagai untuk pengaruh campuran bahan kimia
dan campuran
- Corong kaca digunakan untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah
lain
- Gelas ukur digunakan sebagai alat untuk mengukur volume cairan
- Penjepit tabung digunakan sebagai untuk menjepit alat lab saat panas
- Neraca analitik digunakan sebagai menimbang bahan yang akan diuji
- Cawan penguap digunakan untuk memisahkan zat-zat penyusun larutan antara
pelarut yang mudah menguap dan zat yang sulit menguap
- Corong pisah digunakan untuk memisahkan dua cairan yang tidak bercampur
karena kepolarannya yang berbeda
- Gunting berfungsi untuk memotong kertas
- Hotplate berfungsi untuk memanaskan zat pada proses sublimasi dan
rekristalisasi
- Sikat tabung untuk membersihkan tabung dan gelas ukur
- Bulb berfungsi sebagai alat bantu pipet tetes dalam mengambil larutan
- Baeker glass berfungsi sebagai wadah untuk menampung zat kimia
- Alu sebagai alat untuk menghaluskan bahan seperti norit dan kapur tulis
- Lumpang berfungsi sebagai wadah untuk membantu menghaluskan bahan
- Erlenmeyer digunakan untuk menyimpan cairan
22

- Pipet tetes untuk memindahkan larutan dari satu benda ke wadah yang lain
dengan skala kecil
Adapun fungsi bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
- Pasir sebagai bahan dalam proses dekantasi
- Kapur tulis sebagai bahan dalam proses filtrasi
- Garam kotor sebagai bahan dalam proses rekristalisasi
- Garam dapur sebagai bahan dalam proses sublimasi
- Naftalena sebagai bahan dalam proses sublimasi
- Sirup jeruk sebagai bahan dalam proses adsorpsi
- Minyak goreng sebagai bahan dalam proses ekstraksi
- Norit sebagai bahan dalam proses adsorpsi
- Vaseline digunakan untuk menahan udara masuk dan keluar pada corong pisah
- Aquades digunakan sebagai pelarut campuran
- Tisu digunakan untuk mengeringkan alat dan membersihkan alat
- Kanebo yang digunakan untuk mengeringkan alat
- Sabun cair digunakan sebagai penyatu antara air dan minyak pada percobaan
ekstraksi dan untuk mencuci alat-alat lab
- Aluminium foil digunakan untuk menutupi larutan agar tidak menguap
- Kertas saring digunakan untuk proses pemisahan dan menyaring cairan
- Kertas label digunakan untuk melabeli alat-alat
- Spons digunakan untuk mencuci alat
Adapun fungsi perlakuan dari percobaan ini yaitu :
- Dihomogenkan bertujuan untuk mencampurkan dua zat atau lebih sehingga
larutan dicampur dengan rata
- Disumbat corong kaca dengan tisu agar uap pada proses sublimasi tidak keluar
dan tidak menyebar ke lingkungan
- Disaring dengan kertas saring agar diperoleh kembali suatu zat murni yaitu
aquades bening agar mudah diamati
- Dipanaskan larutan garam kotor untuk diperoleh kembali kristal garam
- Didiamkan agar mudah diamati pada percobaan dekantasi, filtrasi rekristalisasi
dan sublimasi
23

- Dikocok untuk mencampur minyak dan aquades


- Digerus kapur tulis dan norit untuk memperluas bidang sentuh agar mudah larut
Adapun faktor kesalahan pada percobaan ini yaitu :
- Pada percobaan filtrasi, saat campuran kapur yang telah disaring, larutannya
yang sudah terpisah dan larutan menjadi bening terdapat tetesan kapur di dalam
larutannya.
- Pada saat memasuki campuran minyak, ada beberapa tetesan air pada gelas ukur
sehingga minyak lebih dulu bercampur air sebelum diujikan.
Adapun pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari yaitu :
- Air laut banyak mengandung mineral terutama NaCl
- Petani dapur memisahkan garam dapur dengan menjemur air laut pada sebuah
bangunan yang datar dan lapang
- Pada proses dekantasi pada umumnya digunakan oleh pihak-pihak industri
untuk mensterilkan limbah mereka sehingga limbah yang berisi bakteri dan zat-
zat lain diendapkan terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum dibuang
- Pada proses sublimasi yaitu dapat memisahkan kapur barus dengan zat
pengotornya contohnya pasir
- Saat memeras kelapa yang telah diparut, juga telah terjadi proses pemisahan dan
pemurnian secara sederhana. dengan menggunakan metode penyaringan
(filtrasi), ampas kelapa akan tertahan pada alat saring dan santannya lolos alat
saring.
Pada percobaan pertama yaitu percobaan dekantasi, mula-mula dimasukkan
satu sendok pasir ke dalam gelas beker pasir berwarna coklat, ditambahkan 2 mL
aquades, aquades berupa larutan bening saat diaduk dengan batang pengaduk
karena aquades menjadi keruh, karena adanya partikel halus tercampur dalam
aquades. Hasil dari proses ini dihasilkan endapan pasir berwarna coklat dan air
berubah menjadi keruh. Dikarenakan perbedaan ukuran partikel pasir sehingga
partikel pasir tidak dapat larut sepenuhnya. Prinsipnya yaitu perbedaan sifat,
adanya gaya gravitasi dan perbedaan partikel.
Pada percobaan kedua yaitu percobaan filtrasi, mula-mula dimasukkan 1
sendok kapur tulis yang telah halus ke dalam gelas ukur dan kapur berwarna biru
24

muda, ditambahkan 20 mL aquades, aquades menjadi bening dalam larutan


berwarna biru muda, disaring menggunakan corong kaca yang telah diberi kertas
saring ketika disaring kapur tulis mengendap dikertas saring. Setelah diamati
larutan yang menetes dari kertas sharing menjadi warna bening dan ketika
disaring kapur tulis tertahan pada kertas saring karena ukuran partikel lebih besar
dibandingkan ukuran partikel kertas saring. Kapur yang tertahan pada kertas
saring disebut residu, sedangkan aquades disebut filtrat. Residu adalah segala
sesuatu yang tertinggal atau tersisa dalam suatu proses kimia, sedangkan filtrat
adalah zat yang bisa larut atau bisa melewati penyaringnya.
Pada percobaan ketiga yaitu percobaan rekristalisasi, mula-mula dimasukkan
satu sendok garam kotor ke dalam gelas beker, garam kotor yang berbentuk besar
dan tidak halus, ditambahkan 10 ml aquades berupa bening. Saat dimasukkan
garam kotor mulai menghasilkan kristal-kristal kecil. Saat aquades dipanaskan
diatas hotplate. Garam kotor yang telah larut di dalam aquades kemudian
dipanaskan hingga suhu 100oC akan menguap bersama dengan zat pengotor
sehingga yang tertinggal adalah zat murni.
Pada percobaan keempat yaitu percobaan sublimasi pencampuran naftalena
dan garam, mula-mula dimasukkan 1 sendok naftalena berwarna hijau muda ke
dalam cawan penguap, lalu ditambahkan 1 sendok garam dapur dan garam
berwarna putih. Dan garam ditutup cawan penguap dengan kertas saring
diletakkan corong kaca di atas cawan penguap dengan keadaan terbalik yang
ujungnya disumbat tisu, kemudian dipanaskan. Hasil dari proses ini adalah
terdapat kristal-kristal naftalena yang menempel pada dinding corong kaca.
Percobaan ini dipengaruhi oleh titik didih. Hal itu terjadi karena titik didih
naftalena lebih rendah daripada titik didih garam. Titik didih naftalena adalah
218oC ,sedangkan titik didih garam adalah 1465oC, sehingga naftalena yang
menempel pada dinding corong kaca.
Pada percobaan kelima yaitu percobaan adsorpsi, mula-mula dimasukkan 3
sendok norit ke dalam corong kaca yang diberi kertas saring, norit yang telah
dilarutkan berwarna hitam, lalu ditambahkan 11 mL sirup ke dalamnya, norit akan
larut dalam sirup, setelah itu diamati hasil tetesannya yang berupa cairan berwarna
25

jingga muda. Norit sebagai adsorben akan menyerap zat warna pada sirup,
sehingga dihasilkan warna sirup menjadi pudar. Namun berdasarkan percobaan
sirup tercampur sirup karena partikelnya sangat halus.
Pada percobaan keenam yaitu ekstraksi pemisahan air dan minyak goreng,
mula-mula dimasukkan 50 mL aquades bening ke dalam corong pisah, lalu
ditambahkan 25 mL minyak goreng berwarna kuning keemasan, kemudian
dikocok lalu didiamkan. Hasil dari proses ekstraksi dihasilkan endapan minyak
yang berbeda di atas permukaan air dan larutannya berubah menjadi keruh karena
molekul air mengikat molekul minyak. Dan ketika dicampur kan sabun berubah
menjadi larutan berwarna hijau dan minyak dan air tercampur sepenuhnya karena
sabun yang bersifat sebagai emulgator atau emulsi.
Sifat fisika pada aquades:
- Berat molekul 18,02 gr/mol
- Densitas 1000 kg/m3,cair
- Tekanan uap 2,3 kPa
- Titik didih 100oC (273 K, 32 F)
- Berbentuk cairan tidak berwarna
Sifat kimia pada aquades:
- Tidak dapat terbakar
- Tidak beracun
- Memiliki ph 7 (netral)
- Tidak terjadi iritasi pada kulit jika terjadi kontak
- Polimerisasi tidak terjadi
Sifat fisika pada sabun cair yaitu:
- Memiliki kelarutan yang tinggi dalam air tetapi sabun tidak larut menjadi
partikel yang lebih kecil melainkan larut dalam ion
- Pengemulsi paling efektif
- Dapat mengemulsikan dan berminyak sehingga dapat dibuang dengan
pembiasan
Sifat kimia pada sabun cair:
- Sabun mempunyai sifat membersihkan
26

- Sabun adalah garam alkali dari asam lemah suhu tinggi


- Bersifat basa
- Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mereaksi
Sifat fisika garam yaitu:
- Titik didih 1465oC
- Titik lebur 800,8oC
- Densitas 271 g/cm3
- Titik didih 801oC
- Titik leleh 1413oC
Sifat kimia garam:
- Bisa didapat pada reaksi NaOH dan HCL
- pH 7 (netral)
- Larutan elektrolit kuat
Sifat fisika naftalena:
- Massa molar 128,17052 g/mol
- Kepadatan 1,14 g/cm3
- Titik lebur 80,26oC
- Padatan berwarna putih
Sifat kimia pada naftalena:
- Uapnya mudah terbakar
- Berbentuk dua cincin benzena yang bersatu
- Bahan keras yang putih dengan bau tersendiri
Sifat fisika pada minyak goreng:
- Bobot jenis biasanya ditentukan pada temperatur 25oC
- Odor dan flavor terdapat secara alami dalam minyak dan juga terjadi karena
pembentukan asam-asam yang berantai sangat pendek
- Zat warna alamiah dan warna dari hasil degradasi zat warna alamiah
Sifat kimia pada minyak goreng:
- Hidrolisa dalam reaksi hidrolisa minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas
dan gliserol
27

- Proses oksidasi berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
minyak
- Hidrogenasi, proses hidrogenasi bertujuan untuk menimbulkan ikatan rangkap
dari rantai karbon asam lemak pada minyak
Sifat fisika pada kapur tulis yaitu:
- Viskositas sering memungkinkan untuk ditambang dari cakrawala bawah
- Pembuatan mineral ini ditentukan oleh kelembaban
Sifat Kimia pada kapur tulis yaitu:
- Berasosiasi dengan aroganit
- Mudah terbakar
Sifat fisika pada norit:
- Fase padat
- Massa jenis 2,267 g/cm3
- Titik didih 4000 K
Sifat kimia pada norit:
- Jika dibakar dalam kelebihan udara akan terbentuk karbon dioksida
- Membentuk garam asam oksi
- Karbon bereaksi langsung dengan flour
- Karbon dibakar dalam udara akan membentuk karbon monoksida
- Kecenderungan atom karbon membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua
dan rangkap tiga.
1. Struktur sabun cair
O
H2 H2 H2 H2 H2 H2 H2
C C C C C C C C
H3C C C C C C C C O- Na+
H2 H2 H2 H2 H2 H2 H2

2. Struktur minyak goreng


28

CH2 O C (CH2)7 CH CH (CH2)7 CH3


O

CH O C (CH2)7 CH CH (CH2)7 CH3

CH2 O C (CH2)7 CH CH (CH2)7 CH3


3. Struktur naftalena
29

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Berdasarkan hasil percobaan absorbsi didapatkan Filtrat berupa bening dan
sirup berubah warna orange.
- Berdasarkan hasil percobaan ekstraksi didapatkan minyak goreng berwarna
kuning dan aquades berupa bening.
- Berdasarkan hasil percobaan dekantasi didapatkan pasir berupa warna coklat
dan aquades bening.

5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya bahan yang digunakan pada proses
adsorpsi sirup mangga untuk menggantikan sirup jeruk agar didapatkan hasil yang
lebih bervariasi.
30

Anda mungkin juga menyukai