Oleh:
Ni Putu Rahma Agustina
90518301
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 3
1.2. Tujuan ................................................................................................................ 3
1.3. Manfaat .............................................................................................................. 4
II. PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
2.1. Sifat Umum Larutan Berair............................................................................. 5
2.2. Reaksi Metatesis ................................................................................................ 7
2.3. Reaksi Pengendapan ......................................................................................... 9
2.4. Reaksi Asam-Basa ........................................................................................... 10
2.5. Konsentrasi Larutan ....................................................................................... 13
2.6. Stoikiometri Larutan ...................................................................................... 15
2.7. Soal-Soal Latihan ............................................................................................ 16
III. KESIMPULAN ................................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 19
3.2. Saran ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 20
LAMPIRAN..................................................................................................................... 21
2
I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui sifat umum dan jenis-jenis zat dalam larutan berair
2. Untuk mengetahui jenis-jenis reaksi kimia yang berlangsung dalam
larutan berair
3. Untuk memahami konsep stoikiometri umum pada larutan
3
4. Untuk memahami konsep stoikiometri reaksi pada larutan berair
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari pembuatan makalah ini adalah menambah
wawasan dan memperdalam materi-materi kimia dasar serta mampu
mengaplikasikan ilmu yang di dapat dalam kehidupan sehari-hari
4
II. PEMBAHASAN
5
Berdasarkan sifatnya, semua zat-zat yang terlarut dalam air dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Zat elektrolit
Merupakan suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan yang mampu menghantarkan arus listrik.
2. Zat non elektrolit
Merupakan kebalikan dari zat elektrolit dimana ketika zat non elektrolit
dilarutkan dalam air, maka zat ini akan lebih sukar bahkan tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Salah satu contoh dari larutan elektrolit adalah larutan CuSO4. Larutan
CuSO4 memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik karena terdiri
atas partikel-partikel bermuatan yang dapat bergerak di dalam larutan
(ditunjukkan oleh gambar a). Ketika senyawa ionik dilarutkan dalam air,
ion-ion penyusun senyawa tersebut terpisah dan berubah membentuk
6
partikel yang independen dan dikelilingi oleh molekul-molekul dari
pelarut. Perubahan ini disebut dengan reaksi disosiasi yaitu penguraian
senyawa menjadi anion dan kation.
7
Persamaan di atas dinamakan dengan persamaan molekuler karena baik
reaktan maupun produk dituliskan seolah-olah zat-zat tersebut berbentuk
molekul di dalam larutan. Untuk persamaan ion, penulisan rumus dari tiap
elektrolit kuat yang larut dalam bentuk terdiosiasi dan penulisan rumus untuk
zat yang tidak larut dalam bentuk molekuler. Persamaan ion dari contoh di
atas adalah:
Apabila diperiksa persamaan ion dari reaksi ini, terlihat bahwa ion Na+
dan ion NO3- tidak mengalami perubahan. Ion Na+ dan ion NO3- ini disebut
dengan ion penonton (spectator ion) karena bukan merupakan ion-ion utama
yang terlibat dalam reaksi. Sehingga persamaan ion bersihnya menjadi:
8
Sebagai contoh, ketika larutan elektrolit kuat HCl dicampur dengan
NaC2H3O2, maka persamaan reaksinya menjadi:
Dalam beberapa hal, molekul zat yang terbentuk dalam suatu reaksi
metatesis dapat berupa zat yang tidak larut dalam air, gas atau zat yang
mengurai dan akan menguap sebagai gas. Misalnya ketika HCl ditambahkan
pada larutan Na2S, salah satu produk reaksinya merupakan elektrolit lemah
yaitu H2S yang memiliki kelarutan sangat kecil dalam air sehingga akan
menguap keluar dari campuran reaksi dalam fasa gas. Persamaan reaksinya:
9
2. Semua senyawa amonium (NH4-) dapat larut
3. Semua senyawa yang mengandung nitrat (NO3-), klorat (ClO3-) dan
perklorat (ClO4-) dapat larut
4. Sebagian besar hidroksida (OH-) tidak dapat larut kecuali hidroksida
logam alkali dan Ba(OH)2, Ca(OH)2 bersifat sedikit larut
5. Sebagian besar senyawa yang mengandung klorida (Cl-), bromide (Br-)
atau iodide (I-) dapat larut kecuali senyawa-senyawa mengandung Ag+,
Hg2+, dan Pb2+
6. Semua karbonat (CO32-), fosfat (PO43-) dan sulfide (S2-) tidak dapat larut
kecuali seyawa-senyawa ion logam alkali dan ion ammonium
7. Sebagian besar sulfat (SO42-) dapat larut, CaSO4 dan Ag2SO4 sedikit larut.
10
Menurut kekuatannya, asam dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu;
suatu asam yang pada saat dilarutkan dalam air akan terdisosiasi secara
sempurna dan memiliki konsentrasi ion H3O+ yang tinggi disebut dengan
asam kuat. Sedangkan apabila hanya sebagian kecil dari zat terlarutnya yang
akan terdisosiasi menjadi ion dan menyebabkan konsentrasi ion H3O+ yang
dikandungnya rendah, dinamakan asam lemah.
Basa adalah suatu spesi yang memiliki rasa pahit, terasa licin,
menyebabkan perubahan warna (mengubah warna lakmus dari merah
menjadi biru), ketika dilarutkan dalam air mampu menghantarkan listrik.
Penggolongan jenis basa juga dibedakan atas dua macam yaitu basa kuat;
sebagian senyawa ion yang khas apabila dilarutkan dalam air akan mengalami
disosiasi secara sempurna. Pada umumnya merupakan ion dari hidroksida
logam. Sedangkan basa lemah; adalah senyawa ion yang secara relatif hanya
mengandung sedikit ion hidroksida dan pada umumnya merupakan ion dari
hidroksida basa molekuler. Istilah asam-basa menurut para ahli yakni:
1. Asam-basa Bronsted Lowry
Asam merupakan suatu spesi yang berperan sebagai donor proton
sedangkan basa merupakan spesi yang berperan sebagai aseptor proton.
Sebagai contoh, ketika suatu asam klorida dilarutkan dalam air, asam
klorida akan berperan sebagai asam bronsted karena memberikan
sebuah proton dalam air:
2. Asam-basa Arhennius
Asam merupakan spesi yang melepaskan ion H+ di dalam air.
Sedangkan basa adalah spesi yang melepaskan ion OH- di dalam air.
Definisi Arhennius mengenai asam dan basa hanya terbatas pada
11
penerapan dalam larutan dengan medium air. Sebagai contoh, suatu
natrium hidroksida ketika dilarutkan dalam air akan bertindak sebagai
basa Arhennius:
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
3. Asam-basa Lewis
Menurut Lewis, asam adalah suatu spesi yang bertindak sebagai
akseptor elektron. Sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai
donor elektron.
Asam diprotik, molekul asam yang mampu melepaskan dua ion hidrogen
dalam ionisasinya. Contohnya adalah H2SO4 (asam sulfat).
Ketika suatu asam direaksikan dengan suatu basa di dalam air, reaksi ini
akan menghasilkan suatu garam (asam/basa konjugatnya) dan air. Reaksi ini
biasanya disebut dengan reaksi penggaraman atau reaksi netralisasi.
Asam + Basa Garam + Air
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
H (aq) + Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
+
12
Reaksi asam-basa dapat digolongkan dalam empat jenis yaitu:
a) Reaksi asam kuat – basa kuat
b) Reaksi asam lemah – basa kuat
c) Reaksi asam kuat – basa lemah
d) Reaksi asam lemah – basa lemah
13
tidak diketahui. Bila diketahui HCl bermolalitas 1m artinya terdapat 1 mol
HCl anhidrat dalam 1000 g pelarut. Fraksi mol, merupakan jumlah mol (n)
suatu komponen dibagi dengan jumlah mol total semua komponen dalam
larutan.
Ketika akan membuat suatu larutan dengan molaritas yang telah diketahui,
maka perlu diperhatikan tahapan prosedur yang benar adalah sebagai berikut:
Pertama, zat terlarut ditimbang secara akurat kemudian dimasukan ke
dalam labu volumetrik melalui corong (gambar a)
Selanjutnya air ditambahkan secukupnya ke dalam labu (gambar b)
Labu digoyang-goyangkan untuk melarutkan padatan (gambar c)
Setelah semua padatan melarut, air ditambahkan kembali secara
perlahan sampai ketinggian larutan tepat mencapai tanda batas pada
labu (gambar d)
Labu kemudian digoyangkan kembali untuk menghomogenkan
larutan (gambar e).
14
Mawal x Vawal = Makhir x Vakhir
Mol zat terlarut sebelum = mol zat terlarut setelah pengenceran
Dengan melakukan proses pengenceran, penambahan lebih banyak
pelarut ke dalam sejumlah tertentu larutan stok akan mengubah (mengurangi)
konsentrasi larutan tanpa mengubah jumlah mol zat terlarut yang terdapat
dalam larutan.
A B C
Pada gambar di atas merupakan salah satu tahap-tahap dasar untuk analisis
gravimetri. Pada gambar (A), suatu larutan yang mengandung sejumlah
tertentu NaCl dalam gelas kimia. (B) endapan AgCl terbentuk akibat
penambahan larutan AgNO3 dari gelas ukur. Dalam reaksi ini, AgNO3 adalah
pereaksi berlebih dan NaCl adalah pereaksi pembatas. (C) larutan yang
mengandung endapan AgCl disaring melalui krus yang berpori dibagian
tengahnya, yang sebelumnya telah ditimbang, untuk melewatkan cairan. Krus
ini kemudian dilepaskan dari alat penyaring, dikeringkan dalam oven dan
ditimbang kembali. Perbedaan antara massa total dengan massa krus kosong
memberikan massa endapan AgCl.
Salah satu analisis kuantitatif yang biasanya digunakan dalam reaksi
penetralan asam-basa adalah dengan metode titrasi. Metode ini melibatkan
suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti (larutan
15
standar) yang ditambahkan secara bertahap ke dalam suatu larutan lain yang
tidak diketahui konsentrasinya.
Persamaan ioniknya:
6K (aq) + 2PO43-(aq) + 3Ca2+(aq) + 6NO3-(aq) 6K+(aq) + 6NO3-(aq) + Ca3(PO4)2(s)
+
16
2. Apakah akan terjadi reaksi kimia apabila larutan NH4NO3 dan
Pb(C2H3O2)2 dicampur?
Jawab:
Untuk menjawab soal tersebut, maka perlu dituliskan persamaan
molekuler, persamaan ionnya. Yaitu;
Apabila kita hilangkan semua ion penontonnya, maka tidak ada ion
yang tersisa pada hasil akhir reaksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
reaksi dari kedua senyawa diatas bukan merupakan reaksi metatesis.
17
5. Bagaimana cara menyiapkan 5.00 x 102 mL larutan H2SO4 1.75 M,
dimulai dengan larutan stok H2SO4 8.61 M
Jawab:
untuk menyelesaikan permasalahan diatas, maka digunakan prinsip
pengenceran:
Vawal x Mawal = Vakhir x Makhir
(Vawal)(81.6 M) = (5.00 x 102 mL)(1.75 M)
Vawal = 102 mL
Oleh karena itu, dibutuhkan sebanyak 102 mL larutan H2SO4 8.61 M
diencerkan dengan air secukupnya sampai volume akhir 500 mL dalam
labu takar 500 mL untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan.
Karena 1 mol KHP ≈ 1 mol NaOH, semestinya ada 2.678 x 10-3 mol
NaOH dalam 23.48 mL larutan NaOH, maka molaritas NaOH adalah:
2.678 𝑥 10−3 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 1000 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Molaritas NaOH = x
23.48 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
= 0.1141 M
18
III. KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Pada suatu reaksi kimia dalam larutan, zat-zat terlarut yang larut dalam
pelarut air dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu zat elektrolit dan zat
non elektrolit, bergantung pada kemampuan dalam menghantarkan arus
listrik.
2. Empat jenis reaksi utama yang mewakili reaksi-reaksi utama dalam sistem
kimiawi dan biologis adalah reaksi metatesis (pergantian rangkap), reaksi
pengendapan (produk yang merupakan zat tidak larut dan terpisah dari
larutan), reaksi asam-basa (melibatkan transfer proton dari suatu asam ke
basa) dan reaksi redoks (akan dibahas pada makalah selanjutnya).
3. Studi kuantitatif reaksi-reaksi dalam larutan membutuhkan pengetahuan
mengenai konsentrasi larutan, yang biasanya dinyatakan dalam satuan
molaritas. Studi termasuk analisis gravimetri yang melibatkan
pengukuran massa dan titrasi untuk menentukan konsentrasi larutan yang
tidak diketahui dengan cara mereaksikannya dengan larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya.
3.2. Saran
Literatur dalam pembuatan makalah kedepannya sebaiknya diperbanyak lagi
sehingga bisa melengkapi kekurangan dari masing-masing literatur dan
menghasilkan makalah dengan yang jauh lebih baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H., dan Tupamahu, M.S. (2001): Penuntun Belajar Kimia Dasar:
Stoikiometri Energetika Kimia. PT Citra Aditya Bakti. Bandung.
Chang, R. (2005): Kimia Dasar Jilid 1 Edisi Ketiga: Konsep-Konsep Inti. Erlangga.
Jakarta.
Jespersen, N.D., Brady, J.E., and Hyslop, A. (2012): Chemistry: The Molecular
Nature of Matter 6th Edition. John Wiley & Sons. New York.
20
LAMPIRAN
Pengertian meliputi
Ciri-ciri reaksi REAKSI METATESIS
metatesis meliputi
Persamaan reaksi
REAKSI REAKSI
meliputi
PENGENDAPAN ASAM-BASA Pengertian
Sifat Umum Asam
Pengertian
Reaksi
Basa
Kelarutan
Jenis asam dan
Persamaan Molekul
basa
Persamaan Ionik
Penamaan
Aturan pengendapan
Teori Asam Basa
mengetahui menghitung Reaksi Asam Basa
SIFAT UMUM LARUTAN KONSENTRASI
LARUTAN LARUTAN
BERAIR
meliputi
meliputi
mengaplikasikan
Molaritas
Pengertian Normalitas
Jenis-jenis larutan Molalitas
Larutan Elektrolit Fraksi mol
Larutan Non elektrolit Pengenceran
STOIKIOMETRI Larutan
LARUTAN
meliputi
Diagram stoikiometri
umum
Analisis Gravimetri
Titrasi Asam-Basa
Latihan Soal
21