Anda di halaman 1dari 32

JURNAL PRAKTIKUM KI203

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KARAKTERISASI ZAT BERDASARKAN


SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Tanggal: Rabu, 2 Februari 2020
Dosen Pengampu:
Dr. Galuh Yuliani, M.Si., Ph.D.
Vidia Afina Nuraini, S.Si., M.Sc

Nama: Fannisa Hafidhia Suryana


NIM: 2007769

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
1. Tujuan : Mengenalkan prosedur bagaimana mengidentifikasi zat

berdasarkan sifat fisika dan kimia.

2. Dasar Teori :

Sifat zat merupakan karakteristik dari suatu zat yang dapat membuat manusia

dapat mengidentifikasi, menganalisis, serta mebedakannya antara sifat zat yang

satu dengan yang lainnya. Identifikasi sifat zat yang dapat dilakukan yaitu dengan

mengamati wujud, warna, bentuk, ukuran, tekstur, bau, dan rasa.

Setiap zat memiliki sifat fisik dan kimia. Sifat fisik adalah sifat yang dapat

diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi atau susunan dari zat tersebut,

contohnya wujud, warna benda, massa jenis, titik leleh, titik didih atau sifat

lainnya. Sedangkan sifat kimia adalah sifat suatu materi yang dapat diketahui jika

materi tersebut bereaksi dengan materi lainnya. Misalnya bensin, zat ini mudah

terbakar jika disulut dengan api. Olehnya itu dapat dikatakan bahwa sifat kimia

bensin adalah mudah terbakar. Contoh lain sifat kimia adalah mudah berkarat dan

mudah meledak.

Pada praktikum kali ini untuk mengidentifikasi zat yang belum diketahui,

maka akan diuji beberapa sifat zat seperti kelarutan, densitas, titik didih, dan uji

nyala. Praktikum ini juga dapat menentukan manakah dari sifat-sifat tersebut yang

merupakan sifat fisik maupun kimia.

3. Alat dan Bahan

A. Alat

 Neraca analitik

 Gelas ukur 10 mL

 Pipet gindok 10 mL
 Gelas kimia 50 mL (2 buah)

 Pembakar Bunsen / pemanas

 Kassa pembakar

 Tabung reaksi (6 buah)

 Rak tabung

 Ring besi dan statif

 Kawat nikrom

 Plat tetes

B. Bahan

 Heksana 13 mL

 Kloroform 13 mL

 Methanol 13 mL

 Etil alkohol (13 mL)

 Sikloheksana (20 mL)

 Kristal garam untuk uji nyala (KCl, LiNO3, NaCl, BaCl2, Sr(NO3)2, CaCl2,

dan CuSO4 . HCl pekat

 Air

4. Sifat Fisik dan Kimia Bahan

No Nama Bahan Sifat Penanganan


1. Heksana Sifat Fisika dan kimia: Setelah terhirup: hirup udara segar.
Bentuk: Cair Panggil dokter.
Warna: Tidak berwarna Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan
Bau: seperti benzene segera semua pakaian yang
Ambang Bau: Tidak tersedia informasi. terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
Ph: Tidak berlaku pancuran air. Periksakan ke dokter.
Titik lebur: -94,3 °C Setelah kontak dengan mata : bilas
Titik didih/rentang didih: 69 °C pada dengan air yang banyak dengan kelopak
1.013 hPa mata terbuka lebar. Hubungi dokter mata
Titik nyala: -22 °C jika diperlukan.
Metoda: c.c. Setelah tertelan: perhatian jika korban
Laju penguapan: Tidak tersedia informasi. muntah. Resiko pengeluaran! Jaga agar
Flamabilitas (padatan, gas): Tidak tersedia aliran udara tetap bebas. Segera panggil
informasi. dokter. Kerusakan paru-paru mungkin
Terendah batas ledakan: 1,0 %(V) terjadi setelah pengeluaran muntah.
Tertinggi batas ledakan: 8,1 %(V)
Tekanan uap: 160 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif: 2,79
Densitas: 0,66 g/cm³ pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif: Tidak
tersedia informasi.
Kelarutan dalam air: 0,0095 g/l pada 20 °C
Koefisien partisi (n-oktanol/air): log Pow:
4,11 (dihitung) (Lit.) Potensial
bioakumulasi
Suhu dapat membakar sendiri (auto-
ignition temperature): Tidak tersedia
informasi.
Suhu penguraian: Tidak tersedia
informasi.
Viskositas, dinamis: 0,326 mPa.s pada 20
°C
Sifat peledak: Tidak diklasifikasikan
sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator: Tidak ada
2. Kloroform Sifat Fisik: Setelah terhirup: hirup udara bersih.
Rumus molekul: CHCl3 Segera hubungi dokter. Jika napas
Berat molekul (kg/kmol): 119,38 terhenti: segera berikan pernapasan
Densitas (kg/m3 , 32°C): 1.489 buatan secara mekanik, jika diperlukan
Viskositas (cP, 20°C): 0,57 berikan oksigen.
Titik leleh (°C): -63,5 Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan
Titik didih (°C): 61,2 segera semua pakaian yang
Temperatur kritis (°C): 263 terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
Tekanan kritis (atm): 53,8 pancuran air. Periksakan ke dokter.
Volume kritis (m3 /kmol): 0,239 Setelah kontak pada mata: bilaslah
Tegangan permukaan (N/m, 25°C): 0,0267 dengan air yang banyak. Hubungi dokter
Kapasitas panas (kJ/kmol.K, 25°C): mata. Lepaskan lensa kontak.
113,666 Setelah tertelan: perhatian jika korban
Panas penguapan (kJ/mol, 61,2°C): 29,5 muntah. Resiko pengeluaran! Jaga agar
Energi Gibbs (kkal/mol) : -18,663 Entalpi aliran udara tetap bebas. Kerusakan paru-
pembentukan (kkal/mol): -32,12 paru mungkin terjadi setelah pengeluaran
Kelarutan (dalam 100 bagian air, 25°C) : muntah. Segera panggil dokter. Sesudah
0,8 bagian itu berikan arang aktif (20-40 g dalam
10% slurry).
Sifat Kimia:
a. Reaksi kloroform dengan hidrogen
florida akan membentuk
fluorocarbons dengan
menggunakan katalis antimoni
pentaklorida. Reaksi :

b. Kloroform mengalami dekomposisi


perlahan-lahan bila kontak dengan
sinar matahari dalam waktu yang
lama menjadi fosgen, hidrogen
klorida, klorin, karbondioksida, dan
air. Reaksi :

c. Pada temperatur 225-275°C, reaksi


brominasi pada uap kloroform akan
menghasilkan bromochloromethanes :
CCl3Br, CCl2Br2, dan CClBr3.
d. Bila kontak dengan potassium
amalgam atau red-hot copper,
kloroform bereaksi menghasilkan
asetilen. Reaksi:
2 CHCl3 + 6 K[Hg] → HC ≡ CH + 6 KCl [Hg]
e. Reaksi kloroform dengan amina
dalam larutan alkali alkohol akan
membentuk isonitril. Reaksi :
CHCl3 + C6H5NH2 + 3 KOH → C6H5N ≡ C + 3
KCl + 3 H2O
f. Reaksi kloroform dengan fenol dalam
larutan alkali akan menghasilkan p-
hydroxybenzaldehyde dan
salicylaldehyde. Reaksi :

3. Metanol Sifat Fisik: JIKA TERHIRUP: Pindahkan persona


Titik beku : -97,8°C ke tempat berudara segar dan jaga tetap
Titik didih (pada 760 mmHg) : 64,7°C relaks untuk bernafas. Berikan oksigen
Densitas (pada 760 mmHg) : 0,782 g/mL jika sulit bernafas. Segera hubungi
Indeks bias, pada 20°C : 1,3287 PUSAT PENANGANAN
Viskositas, pada 30°C : 0,5142 cP KERACUNAN atau dokter.
Suhu kritik : 240°C JIKA TERKENA KULIT (atau
Tekanan kritik: : 78,5 atm rambut): Pindahkan/lepaskan segera
Panas spesifik, liquid (pada suhu 25-30°C) seluruh pakaian yang terkontaminasi.
: 0,605-0,609 kal/g Cucilah dengan sebanyak mungkin air.
Panas spesifik uap (pada suhu 100- Segera hubungi PUSAT
200°C) : 12,2-14,04 kal/g.mol PENANGANAN KERACUNAN atau
Panas penguapan (pada suhu 64,7°C) : dokter. Cuci pakaian yang terkontaminasi
8430 kal/mol sebelum dipakai kembali. Kontak mata
Flash point, °C : 16:11 (wadah terbuka: JIKA PADA MATA: Segera basuh
wadah tertutup) mata dengan air sedikitnya selama 15
Kelarutan dalam air : miscible menit, sambil membuka kelopak mata.
Sifat Kimia: Lepaskan lensa kontak, jika memakainya
1. Reaksi dehidrogenasi dan oksidasi dan mudah untuk dilakukan. Lanjutkan
dehidrogenasi metanol menjadi membasuhnya. Jika terjadi iritasi dan
formaldehid dengan katalisator Ag berlanjut, dapatkan bantuan medis.
CH3OH  HCHO + H2 Tertelan
2CHO3OH + O2  2HCO+4H2O JIKA TERTELAN: Basuh mulut.
2. Reaksi karboksilat metanol menjadi JANGAN merangsang muntah. Jangan
asam asetat dengan katalisator cobalt memberikan apapun melalui mulut
atau rhodium kepada orang yang tidak sadar. Segera
2CH3OH CH3OOH + H2O dapatkan bantuan medis.
3. Reaksi esterifikasi
 Dengan asam organik CH3OH +
CH3COOH CH3COOCH3 + H2O
 Dengan asam organik
CH3OH + H2SO4  CH3SO3OH +
H2O
2CH3SO3OH  (CH3)2SO4 + H2SO4
4. Reaksi pembentukan dimetil eter
dengan katalisator asam sulfat atau
silika alumina
CH3OH + H2SO4  CH3HSO4 + H2O
CH3HSO4 + CH3OH  CH3OCH3 +
H2SO4
2CH3OH CH3OCH3 + H2O
4. Etil alkohol Sifat Fisik dan Kimia: Jika terhirup
Etanol disebut juga etil alkohol dengan Setelah menghirup: hirup udara segar.
rumus kimia C2H5OH atau CH3CH2OH Jika kontak dengan kulit
dengan titik didihnya 78,4° C. Etanol Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan
memiliki sifat tidak berwarna, volatil dan segera semua pakaian yang
dapat bercampur dengan air (Kartika dkk., terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
1997). Ada 2 jenis etanol menurut Rama pancuran air.
(2008), etanol sintetik sering disebut Jika kontak dengan mata
metanol atau metil alkohol atau alkohol Setelah kontak pada mata : bilaslah
kayu, terbuat dari etilen, salah satu derivat dengan air yang banyak. Hubungi dokter
minyak bumi atau batu bara. Bahan ini mata. Lepaskan lensa kontak.
diperoleh dari sintesis kimia yang disebut Jika tertelan
hidrasi, sedangkan bioetanol direkayasa Setelah tertelan: segera beri korban
dari biomassa (tanaman) melalui proses minum air putih (dua gelas paling
biologi (enzimatik dan fermentasi). banyak). Periksakan ke dokter.
Mengingat pemanfaatan bioetanol/ etanol
beraneka ragam, sehingga grade etanol
yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai
dengan penggunaannya. Untuk etanol yang
mempunyai grade 90-96,5% dapat
digunakan pada industri, sedangkan etanol
yang mempunyai grade 96-99,5% dapat
digunakan sebagai campuran untuk miras
dan bahan dasar industri farmasi. Besarnya
grade etanol yang dimanfaatkan sebagai
campuran bahan bakar untuk kendaraan
sebesar 99,5- 8 100%. Perbedaan besarnya
grade akan berpengaruh terhadap proses
konversi karbohidrat menjadi gula
(glukosa) larut air (Indyah, 2007).
Sifat Fisik: Setelah menghirup: hirup udara segar.
Berat molekul : 84,17 g/gmol Konsultasikan dengan dokter jika merasa
Titik didih,1 atm : 80,73 oC tak sehat. Setelah kontak pada kulit: cuci
Panas pembakaran : -3690650 kJ/kmol dengan air yang banyak. Lepaskan
Panas pembentukan : -123,140 kJ/mol pakaian yang terkontaminasi.
Temperatur kritis : 280,39 oC Setelah kontak dengan mata: bilas
Tekanan kritis : 4075,00 kPa dengan air yang banyak dengan kelopak
Specific volume : 0,00334 m3 /kg mata terbuka lebar. Hubungi dokter mata
Densitas liquid, 25 oC, 1 atm : 0.773 g/ml jika diperlukan.
Cp,25 oC, 1 atm : 162,07 J/mol.K Bila tertelan Hati-hati Bahaya
Viskositas gas, 25 oC, 1 atm : 0.901 cP penghirupan Jaga saluran pernapasan
5. Sikloheksana
Fase : cair tetap terbuka. Segera panggil dokter.
Warna : bening Dalam kasus muntah secara spontan:
Kemurnian : min 99,9% berat Resiko aspirasi. Kemungkinan terjadi
Impuritas : C6H6 dan C7H8 max 0.1 % kerusakan paru-paru. Panggil dokter.
berat.
Sifat Kimia
Oxidation
Oksidasi fase cair dengan udara
menggunakan katalis cobalt atau asam
borak menghasilkan cyclohexanol dan
cyclohexanone.
6. Kristal garam a. KCL Penanganan untuk garam KCl
Sifat Fisik: Setelah menghirup: hirup udara segar.

Rumus Molekul: KCl Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan
a. KCl
b. LiNO3 Berat Molekul: 74,56 gr/mol segera semua pakaian yang
Suhu Leleh: 790C terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
c. NaCl
Suhu Didih: 1.500C pancuran air.
d. BaCl2
Indeks Bias: 1,4904 (589 nm) Setelah kontak pada mata : bilaslah
e. Sr(NO3)2 Densitas: 1.984 g/cm3 dengan air yang banyak.
Kelarutan: Larut dalam golongan alkohol Setelah tertelan: beri air minum kepada
f. CaCl2
dan alkali (Kirk, 1967) korban (paling banyak dua gelas).
g. CuSO4 . HCl
Entalpi Pembentukan Standard: -436 Konsultasi kepada dokter jika merasa
kJ/mol Entropi Molar Standard: 83 J/mol tidak sehat.
K (Steven, 2009) Penanganan untuk garam LiNO3
Sifat Kimia: Setelah terhirup: hirup udara segar.Jika
Kalium Klorida larut dalam pelarut polar, napas terhenti: berikan napas buatan
dan biasanya digunakan untuk kalibrasi mulut ke mulut atau secara mekanik.
konduktivitas listrik, karena larutan KCl Berikan masker oksigen jika
stabil, memungkinkan untuk pengukuran mungkin.Segera hubungi dokter.
direproduksi. Dalam air terionisasi Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan
menjadi ion K+ dan Cl- . Meskipun kalium air yang banyak. Hubungi dokter mata.
lebih elektropositif dari natrium, KCl Setelah kontak pada mata : bilaslah
dapat dikurangi dengan logam melalui dengan air yang banyak. Segera hubungi
reaksi dengan logam natrium pada suhu dokter mata.Lepaskan lensa kontak.

850C karena kalium lebih tidak stabil Setelah tertelan: beri air minum (paling

dapat dihilangkan dengan destilasi. (lihat banyak dua gelas). Segera cari anjuran

prinsip Le Chateleir) KCl(l) + Na(l) ↔ pengobatan. Hanya di dalam kasus

NaCl(l) + K(g) Metode ini merupakan khusus, jika pertolongan tidak tersedia

metode utama untuk memproduksi logam dalam satu jam, rangsang untuk muntah

kalium. Elektrolisis (digunakan untuk (hanya jika korban tidak sadarkan diri),

garam) gagal karena kelarutan kalium telan karbon aktif and konsultasikan

yang tinggi dalam KCl cair (Burgess, kepada dokter secepatnya.

1978). Penanganan untuk garam NaCl

Reaksi- Reaksi garam KCl (Kalium Setelah terhirup: hirup udara segar. Jika

Klorida) dapat: berikan napas buatan mulut ke mulut atau

1. Bereaksi dengan asam kuat seperti secara mekanik. Berikan masker oksigen

H2SO4 menghasilkan asam klorida jika mungkin.Segera hubungi dokter.


Bila terjadi kontak kulit: bilaslah
2KCl + H2SO4  K2SO4 + 2HCl dengan air yang banyak. Hubungi dokter
2. Bereaksi dengan Asam Lemah seperti mata.
CH3COOH KCl + CH3COOH Setelah kontak pada mata: bilaslah
CH3COOK + HCl dengan air yang banyak. Segera hubungi
3. Bereaksi dengan H2O, CO2, dan dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
Trimethylamine membentuk kalium Setelah tertelan: beri air minum (paling
bikarbonat KCl + N(CH3 )3 + H2O + banyak dua gelas). Segera cari anjuran
CO2  N(CH3 ) + KHCO3 + 3HCl pengobatan. Hanya di dalam kasus
4. Bereaksi dengan Kalsium Hodroksida khusus, jika pertolongan tidak tersedia
2KCl + Ca(OH)2  2 KOH + CaCl+ dalam satu jam, rangsang untuk muntah
(Kirk, 1967) (hanya jika korban tidak sadarkan diri),
b. LiNO3 telan karbon aktif and konsultasikan
Sifat Fisika dan Kimia kepada dokter secepatnya.
Bentuk: padat Penanganan untuk garam BaCl2
Warna: putih Setelah terhirup: hirup udara segar.Jika
Bau: Tak berbau napas terhenti: berikan napas buatan
Ambang Bau: Tidak berlaku mulut ke mulut atau secara mekanik.
pH: kira-kira 7 - 9 pada 50 g/l 20 °C Berikan masker oksigen jika mungkin.
Titik lebur: 255 °C Segera hubungi dokter.
Titik didih/rentang didih: Tidak tersedia Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan
informasi segera semua pakaian yang
Titik nyala: Tidak berlakua terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
Laju penguapan: Tidak tersedia informasi pancuran air.
Flamabilitas (padatan, gas): Produk ini Setelah kontak pada mata : bilaslah
tidak mudah-menyala. dengan air yang banyak. Lepaskan lensa
Terendah batas ledakan: Tidak tersedia kontak. Jika tertelan: beri air minum
informasi (paling banyak dua gelas). Segera cari
Tertinggi batas ledakan: Tidak tersedia anjuran pengobatan. Hanya di dalam
informasi kasus khusus, jika pertolongan tidak
Tekanan uap: Tidak tersedia informasi tersedia dalam satu jam, rangsang untuk
Kerapatan (densitas) uap relatif: Tidak muntah (hanya jika korban tidak
tersedia informasi. sadarkan diri), telan karbon aktif and
Densitas: 2,36 g/cm3 pada 20 °C konsultasikan kepada dokter secepatnya.
Kerapatan (den-sitas) relatif: Tidak Penanganan untuk garam Sr(NO3)2
tersedia informasi Setelah terhirup: hirup udara segar.Jika
Kelarutan dalam air: 522 g/l pada 20 °C napas terhenti berikan napas buatan
Koefisien partisi (n-oktanol/air): Tidak mulut ke mulut atau secara mekanik.
tersedia informasi Berikan masker oksigen jika
Suhu dapat membakar sendiri: Tidak mungkin.Segera hubungi dokter.
tersedia informasi Bila terjadi kontak kulit: bilaslah
Suhu penguraian: > 600 °C dengan air yang banyak. Hubungi dokter.
Viskositas, dinamis: Tidak tersedia Setelah kontak pada mata: bilaslah
informasi Sifat peledak: Tidak tersedia dengan air yang banyak. Segera hubungi
informasi dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
Sifat oksidator: Bahan atau campuran ini Setelah tertelan: beri air minum (paling
diklasifikasikan sebagai pengoksidasi banyak dua gelas). Segera cari anjuran
Stabilitas Kimia: Produk ini stabil secara pengobatan.Hanya di dalam kasus
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar khusus, jika pertolongan tidak tersedia
(suhu kamar). dalam satu jam, rangsang untuk muntah
c. NaCl (hanya jika korban tidak sadarkan diri),
Natrium klorida merupakan padatan telan karbon aktif and konsultasikan
berwarna putih, tidak berbau tetapi kepada dokter secepatnya.
memiliki rasa (asin), dengan kerapatan Penanganan untuk garam CaCl2
2,16 g/mL. Karena merupakan senyawa Setelah terhirup: hirup udara segar.Jika
ion, ikatan ion antara Na dan Cl-nya napas terhenti berikan napas buatan
sangat kuat sehingga ia ia meleleh dan mulut ke mulut atau secara mekanik.
mendidih pada suhu yang tinggi. NaCl Berikan masker oksigen jika mungkin.
meleleh pada suhu 800 degC. Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan
NaCl juga merupakan bagian dari larutan segera semua pakaian yang
elektrolit kuat, yaitu larutan yang dapat terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
menghantarkan arus listrik karena ketika pancuran air. Periksakan ke dokter.
dalam bentuk lautan ia kembali menjadi Setelah kontak pada mata: bilaslah
ion-ionnya yang dapat bergerak bebas. Ion dengan air yang banyak. Segera hubungi
yang bergerak bebas inilah yang dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
menghantarkan arus listrik. Setelah tertelan: beri air minum (paling
Karena merupakan senyawa ion, NaCl banyak dua gelas). Segera cari anjuran
pengobatan. Hanya di dalam kasus
juga mudah larut dalam air dan pelarut khusus, jika pertolongan tidak tersedia
polar lainnya. Dalam bentuk padat NaCl dalam satu jam, rangsang untuk muntah
bersifat stabil dan hanya terurai ketika (hanya jika korban tidak sadarkan diri),
dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi telan karbon aktif and konsultasikan
menghasilkan asam yang beracun yang kepada dokter secepatnya.
terdiri dari asam klorida (HCl) dan Penanganan untuk garam CuSO4
dinatrium oksida (Na2O). Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan
d. BaCl2 segera semua pakaian yang
Sifat Fisika: terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
Berbentuk Kristal pancuran air.
Tidak Berwarna Setelah kontak pada mata: bilaslah
Titik Lebur : 960°C dengan air yang banyak. Hubungi dokter
Densitas : pada suhu 20°C 3,10 kg/L mata. Lepaskan lensa kontak.
Tidak Berbau Setelah tertelan: segera beri korban
Sifat Kimia minum air putih (dua gelas paling
Merupakan Garam Organik banyak). Periksakan ke dokter.
Mudah Larut dalam Air
Digunakan sebagai zat Aditif untuk
pelumas
Beracun
Tidak bereaksi dengan udara
e. Sr(NO3)2
Sifat Fisik dan Kimia
Bentuk: padat
Warna: putih
Bau: Tak berbau
Ambang Bau: Tidak tersedia informasi.
pH: kira-kira 5 - 7 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur: 570 °C
Titik didih/rentang didih: 645 °C pada
1.013 hPa
Titik nyala: Tidak tersedia informasi.
Laju penguapan: Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas): Tidak tersedia
informasi.
Terendah batas ledakan: Tidak tersedia
informasi.
Tertinggi batas ledakan Tidak tersedia
informasi. Tekanan uap Tidak tersedia
informasi. Kerapatan (densitas) uap relatif
Tidak tersedia informasi.
Densitas: 2,986 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif: Tidak
tersedia informasi.
Kelarutan dalam air: 660 g/l pada 20 °C
Koefisien partisi (n-oktanol/air): log Pow:
0,19 (dihitung) (Lit.) Diperkirakan tidak
ada potensi bioakumulasi.
Suhu dapat membakar sendiri: Tidak
tersedia informasi.
Suhu penguraian: Tidak tersedia
informasi.
Viskositas, dinamis: Tidak tersedia
informasi.
Sifat peledak: Tidak diklasifikasikan
sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator: Bahan atau campuran ini
diklasifikasikan sebagai pengoksidasi
f. CaCl2
Sifat Fisik:
Rumus Molekul : CaCl2.H2O
Berat Molekul : 129,99
Fase : Padat
Densitas : 2240 kg/m3
Titik Didih ( 1 atm) : 183oC
Kemurnian : 97 %
Sifat Kimia:
a. Kalsium klorida dapat dielektrolisis
untuk memberikan logam kalsium dan
gas klor.
b. Kalsium klorida dapat memiliki
perubahan entalpi yang sangat tinggi
dari solusi.
c. Kalsium klorida bersifat higroskopis
yang berarti dapat dengan mudah
menyerap kandungan air.
d. Kalsium klorida dapat dihsasilkan dari
dari reaksi kalsium karbonat dengan
asam klorida
CaCO3 + 2HCl  CaCl2 + CO2 + H2O
g. CuSO4
Sifat Fisik:
Bentuk: padat
Warna: biru
Bau: Tak berbau
Ambang Bau: Tidak berlaku
pH: 3,5 - 4,5 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur: 147 °C
Titik didih: Tidak tersedia informasi.
Titik nyala: Tidak berlaku
Laju penguapan: Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas): Produk ini
tidak mudah-menyala.
Terendah batas ledakan: Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan: Tidak berlaku
Tekanan uap: Tidak tersedia informasi.
Kerapatan (densitas) uap relatif: Tidak
tersedia informasi.
Densitas: 2,284 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif: Tidak
tersedia informasi.
Kelarutan dalam air: 317 g/l pada 20 °C
Koefisien partisi (n-oktanol/air): Tidak
tersedia informasi.
Suhu dapat membakar sendiri (auto-
ignition temperature): Tidak tersedia
informasi.
Suhu penguraian: Tidak tersedia
informasi.
Viskositas, dinamis: Tidak tersedia
informasi.
Sifat peledak: Tidak diklasifikasikan
sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator: tidak ada
Stabilitas kimia: Produk ini stabil secara
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar
(suhu kamar).
7. HCl Sifat Fisika: Jika terhirup
Rumus molekul : HCl Setelah menghirup: hirup udara segar.

Bentuk : Cairan Jika kontak dengan kulit


Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera
Warna : Tidak Berwarna
semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah
Titik didih : -85°C
kulit dengan air/ pancuran air.
Spesifik grafity : 1,268 - Komposisi : 99%
Jika kontak dengan mata
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan
Sifat Kimia: air yang banyak. Lepaskan lensa kontak.
 Bersifat volatil (mudah menguap). Jika tertelan
Merupakan asam kuat. Setelah tertelan: beri air minum kepada
 Berasap di udara karena mudah korban (paling banyak dua gelas). Konsultasi

mengembun bersama dengan uap air. kepada dokter jika merasa tidak sehat.

 Dapat teroksidasi oleh oksidator kuat


(MnO2, KmnO4, atau K2Cr2O7).
 Larut dalam air.
 Bereaksi dengan air yang merupakan
reaksi eksoterm.
 Pada konsentrasi tinggi sangat korosif
dan mudah melarutkan zat organik.
 Bereaksi dengan basa membentuk
garam klorida. Ba(OH)2 + 2 HCl →
BaCl2 + 2H2O
 Merupakan hasil elektrolisis dari
natrium klorida. NaCl + H2O ⇔
NaOH + HCl
 Dapat menetralisasi Basa membentuk
garam. NaOH + HCl → NaCl + H2O
Sifat fisika H2O: Tidak ada bahaya yang memerlukan
Berat molekul : 18,016 gr/mol tindakan pertolongan pertama yang
Titik lebur : 0°C (1 atm) khusus
Titik didih : 100°C (1 atm)
Densitas : 1 gr/ml (4°C)
Spesifik graviti : 1,00 (4°C)
Indeks bias : 1,333 (20°C)
Viskositas : 0,8949 cP
Kapasitas panas : 1 kal/gr
Panas pembentukan : 80 kal/gr
Panas penguapan : 540 kal/gr
Temperatur kritis : 374°C
8. Air
Tekanan kritis : 217 atm
Sifat Kimia:
 Bersifat polar.
 Pelarut yang baik bagi semua senyawa
organik.
 Memiliki konstanta ionisasi yang
kecil.
 Merupakan elektrolit lemah.
 Memiliki ikatan hidrogen.
 Memiliki pH antara 5,0 dan 7,0.
 Wadah dan penyimpanannya adalah
dalam wadah tertutup rapat.
5. Diagram Alir Praktikum

a. Kelarutan

Tabung Reaksi 1
Ditambahkan 3 mL air
Ditambahkan 1 ml sikloheksana
Tabung reaksi ditutup dan dikocok dengan
kuat

Larutan sikloheksana

Tabung Reaksi 2

Ditambahkan 3 mL
Ditambahkan 1 mL heksana
Tabung reaksi ditutup dan dikocok dengan
kuat

Larutan heksana

Ditambahkan
Tabung Reaksi 3 3 mL
Ditambahkan 3 mL air
Ditambahkan 1 mL metanol
Tabung reaksi ditutup dan dikocok dengan
kuat
Larutan metanol

Tabung Reaksi 4
Ditambahkan 3 mL air
Ditambahkan 1 mL kloroform
Tabung reaksi ditutup dan dikocok dengan
kuat

Larutan kloroform

Tabung Reaksi 5
Ditambahkan 3 mL air
Ditambahkan 1 mL etil alkohol
Tabung reaksi ditutup dan dikocok dengan
kuat

Larutan etil alkohol

b. Densitas

Neraca Analitik
Timbang gelas kimia ukuran 25 mL sampai
skala 0,01 g. Catat massa gelas kimia.
Ambil 10 ml masing-masing cairan ke dalam
masing-masing gelas kimia (1 gelas kimia 1
jenis cairan. Catat massa gelas kimia yang
sudah ditambahkan cairan.

Hasil penimbangan gelas


kimia + cairan

c. Titik didih
Tabung Reaksi

Ditambahkan cairan yang ingin diuji titik


didihnya

Tabung reaksi di set menjadi sebuah alat


penentuan titik didih dengan thermometer,
gelas kimia, pipa kapiler, dan hotplate
Ditambahkan batu didih ke dalam waterbath
Menghasilkan gelembung udara saat terjadi
pemanasan

Gelembung udara

d. Uji Nyala

Plat tetes

Kristal garam diambil menggunakan spatula

Masing- masing lubang tetes terdapat Kristal


garam yang berbeda

Set pembakar bunsen

Atur besar nyala api

Gelas kimia

Ditambahkan HCL pekat 50 ml

Cairan HCL pekat

Celupkan kawat nikrom ke dalam


HCL pekat

Bakar kawat nikrom sampai membara Ulangi untuk uji


dan celupkan kembali ke dalam HCL
kristal lainnya

Masukkan kawat nikrom ke dalam


cairan yang akan diuji

6. Data & Pengamatan (Pengamatan dikosongkan)

a. Kelarutan

No/Perc Cara Kerja Pengamatan


Satu mililiter zat terlarut Kelarutan
ditambahkan ke dalam tabung Nama bahan S SP
I
reaksi yang berisi pelarut 3 mL
air. Setelah itu tabung reaksi Sikloheksana 
1.
ditutup dan dikocok dengan kuat. Heksana 
Amati kelarutan yang terjadi pada Metanol 
Kloroform 
masing-masing zat.
Etil alkohol 

b. Densitas

No/Perc Cara Kerja Pengamatan


Menimbang gelas kimia 25 mL Nama bahan Densitas
g
yang bersih dan kering. Kemudian Sikloheksana 0,774 /mL
menimbang gelas kimia yang Heksana g
0,661 /mL
sudah ditambahkan 10 mL cairan g
Metanol 0,791 /mL
ke dalamnya. Catat hasil g
penimbangannya. Kloroform 1,479 /mL
g
Etil alkohol 0,789 /mL

c. Titik didih

No/Perc Cara Kerja Pengamatan


1. Cairan dimasukkan ke dalam Nama bahan Titik didih
tabung reaksi. Kemudian Sikloheksana 80,75 oC
termometer didekatkan atau Heksana 69 oC
ditermpelkan dengan dengan Metanol 64,7 oC
karet. masukkan termometer dan Kloroform 61,2 oC
tabung reaksi yang sudah
Etil alkohol 78,2 oC
dikaitkan dengan karet kedalam
gelas kimia yang sudah terisi air.
Kemudian masukkan batu didih
ke dalam air dan panaskan secara
perlahan sambil diaduk. Ketika
gelembung-gelembung mulai
banyak terbentuk dan terlepas dari
pipa kapiler, hentikan pemanasan
dan catatlah suhunya sebagai titik
didih pertama. Ketika cairan
mendingin, gelembung akan
melambat dan akhirnya tepat
berhenti, catatlah suhu pada
termometer sebagai titik didih
kedua. Ulangi percobaan dengan
air dingin dan mengganti pipa
kapiler.

d. Uji nyala

No/Perc Cara Kerja Pengamatan


Nama bahan Warna api
KCl Ungu lembayung lilac
LiNO3 Merah karmin
NaCl Kuning terang keemasan
BaCl2 Hijau kekuningan
1. Sr(NO3)2 Merah keunguan

CaCl2 Kuning kemerahan

CuSO4 . HCl Biru kehijauan

7. Perhitungan
a. Densitas
m
ρ= v

ρ = Densitas (g/mL)
m = massa cairan (gram)
v = volume cairan (mL)
b. Titik didih
T 1+T 2
Rumus-rumus titik didih =
2
T1 = Titik didih pada saat gelembung mulai muncul banyak dan terlepas
dari pipa kapiler (oC)
T2 = titik didih pada saat pemanasan dihentikan dan gelembung mulai
melambat hingga berhenti (oC)
8. Pembahasan

a. Kelarutan
 Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh kepolaran suatu zat berdasarkan
struktur molekulnya. Berdasarkan hasil percobaan uji kelarutan terbukti
bahwa metanol dan etanol dapat larut sepenuhnya dengan air. Hal tersebut
dikarenakan air, metanol, dan etanol memiliki sifat yang sama yakni
bersifat polar.
 Dalam senyawa alkohol memiliki kemampuan dapat membentuk ikatan
hidrogen lebih tinggi dari alkil halida. Alkohol yang berbobot molekul
rendah lebih mudah larut dalam air, sedangkan alkil halida padanannya
tidak larut, seperti pada senyawa CH3Cl (Kloroform).
 Alkohol R-OH memiliki bagian hidrofob (R-) dan hidrofil (-OH). Bagian
hidrokarbon dari suatu alkohol bersifat hidrofob yakni menolak molekul-
molekul air. Makin panjang rantai hidrokarbon maka makin rendah
kelarutan alkohol dalam air. Bila rantai hidrokarbon cukup panjang, sifat
hidrofobnya akan dapat mengalahkan sifat hidrofil (menyukai air) gugus
hidrofil. Peningkatan kelarutan sebanding dengan bertambahnya jumlah
gugus hidroksil dalam senyawa. Semakin banyak gugus hidroksil maka
kelarutannya semakin tinggi.
 Oleh karena itu, CH3OH (metanol), dan CH5OH (Etil alkohol / etanol)
dapat larut dalam air daripada sikloheksana, heksana, dan kloroform,
karena selain bersifat polar dapat membentuk ikatan hidrogen dan terdapat
bagian hidrofil dalam rantai hidrokarbon nya.
 Heksana (C6H14) dan sikloheksana (C6H12) tidak dapat larut dalam air,
karena heksana dan sikloheksana bersifat nonpolar. Selain itu senyawa
tersebut tidak memiliki hidroksil (-OH) dalam rantai hidrokarbonnya.

b. Densitas
Hasil pengujian densitas dari sikloheksana, heksana, metanol, kloroform, etil
alkohol (etanol), bahwa massa jenis atau densitas bergantung pada struktur
molekul senyawa juga massa dari senyawa tersebut, karena setiap senyawa
yang terbentuk dari beberapa unsur memiliki massa yang berbeda-beda.
Sebelum melakukan perhitungan, maka timbang wadah kosong sebagai tempat
larutan yang akan diuji. Lalu setelah menimbang wadah kosong tersebut,
timbang wadah yang telah diisi oleh cairan. Setelah menimbang, harus dicatat
hasil dari penimbangan tersebut untuk mengetahui massa dari larutan, karena
rumus dari densitas adalah massa larutan / volume larutan. Untuk mengetahui
massa dari larutan, maka kurangkanlah massa gelas kimia yang sudah terisi air
dikurangi dengan massa gelas kimia kosong.
c. Titik didih
Hasil pengujian dari titik didih dapat dibuktikan bahwa kloroform memiliki
titik didih yang paling rendah, sedangkan yang titik didih yang paling tinggi
yaitu sikloheksana. Hal tersebut dipengaruhi oleh struktur molekulnya.
Semakin panjang suatu rantai ikatan, maka semakin tinggi titik didihnya.
Seperti sikloheksana yang memiliki rantai siklik, yang berarti bahwa tidak ada
ujungnya atau tidak akan ada hentinya suatu ikatan tersebut maka dapat
disebut rantai panjang. Teknik lain untuk menentukan titik didih adalah
dengan menghitung terlebih dahulu molalitas dari zat tersebut. Hal ini
diperlukan massa larutan, volume pelarut, juga tetapan titik didihnya.
d. Uji nyala
Percobaan uji nyala dengan membakar kawat nikrom yang sudah dicelupkan
ke dalam HCl pekat lalu disentuhkan pada Kristal garam KCl, LiNO 3, NaCl,
BaCl2, Sr(NO3)2, CaCl2, dan CuSO4 . HCl . Pada percobaan ini menghasilkan
warna api yang berbeda-beda. KCl  ungu lembayung lilac, LiNO3  merah
jambu, NaCl  kuning terang keemasan, BaCl 2  kuning kemerahan,
Sr(NO3)2  merah keunguan, CaCl2  merah terang, dan CuSO4 . HCl  biru
kehijauan. Adanya perbedaan dari masing-masing zat disebabkan oleh eksitasi
elektron dari setiap molekul pada senyawa zat tersebut .

9. Pertanyaan
Pertanyaan sebelum praktikum

1. Tuliskan minimal 5 sifat fisik suatu zat 


Jawab:
a. Wujud
b. Warna
c. Titik didih
d. Titik beku
e. Tekstur
f. Bau
g. Massa jenis / densitas
h. Berat molekul
i. Viskositas
j. Indeks bias
k. pH
l. ukuran
m. Titik lebur
n. Kapasitas panas
o. Tekanan uap
2. Sebanyak 8,692 mL sampel cairan memiliki berat 10,02 g.
Berapakah densitasnya?
Jawab:
m
D/ρ=
v

m = massa
v = volume
10,02 g g
D/ρ=
8,692mL
=1,153 /mL
3. Mengapa pipet dan termometer harus dikalibrasi
Jawab: Pipet harus dikalibrasi karena untuk menguji
keakuratan pengukuran dari zat yang akan digunakan, juga
untuk mengetahui bahwa apakah toleransi maksimum
diizinkan untuk penggunaan peralatan gelas. Begitu juga
dengan termometer. Termometer juga perlu dikalibrasi,
karena untuk memastikan bahwa termometer dapat
mengukur suhu dengan akurat.
4. Apakah bromoform larut dalam air? Bagaimana dengan
sikloheksana?
Jawab: Bromoform tidak terlalu larut dalam air. Sedangkan
sikloheksana tidak larut dalam air karena bersifat nonpolar.
5. Ketika air dan toluen dicampurkan, dua lapisan terbentuk.
Cairan apa yang ada di lapisan  bawah? 
Jawab: Cairan yang berada dilapisan bawah adalah air,
karena massa jenis air lebih besar dari massa jenis toluen.
6. Warna apakah yang akan dihasilkan oleh kristal-kristal
garam yang akan Anda uji?  Jelaskan bagaimana warna
tersebut dihasilkan? 
Jawab:
Warna yang dihasilkan:
a. KCl  lembayung
b. LiNO3  merah
c. NaCl  kuning keemasan
d. BaCl2  hijau kekuningan
e. Sr(NO3)2  merah karmin
f. CaCl2  merah bata
g. CuSO4  warna biru keabuan
Warna-warna tersebut dihasilkan karena adanya pengaruh dari pemanasan
yang membuat elektron tereksitasi. Oleh karena itu, terlihatlah warna-warna
yang dihasilkan dari masing-masing zat. Perbedaan sifat suatu zat juga
memungkinkan dapat memengaruhi adanya perbedaan warna di antara zat-zat
tersebut.
Pertanyaan setelah praktikum
1. Dapatkah Anda menentukan densitas dari kadmium nitrat menggunakan air?
Mengapa?
Jawab: Tidak. Densitas dapat ditentukan tergantung dari massa senyawa zat
nya. Kadmium nitrat dan air tentu memiliki massa yang berbeda, karena
struktur yang terbentuk dari kedua senyawa pun juga berbeda. Maka, untuk
menentukan densitas pada kadmium nitrat tidak boleh menggunakan air
sebagai bahan penentuan densitas. Walaupun volume kedua larutan atau
cairan sama, tetap saja massa larutannya berbeda.
2. Tuliskan metode lain yang dapat digunakan untuk menentukan densitas suatu
zat cair.
Jawab:
Pengukuran suatu densitas zat cair dapat menggunakan alat pengukur densitas
piknometer. Piknometer merupakan sebuah labu dari gelas dengan tutup gelas
yang rapat beserta dengan lubang kapiler. Lubang kapiler berfungsi
melewatkan gelembung-gelembung udara dan cairan sisa. Piknometer pada
dasarnya adalah sebuah wadah yang memiliki volume tetap dan dapat
memungkinkan untuk mengukur densitas dengan akurat. Langkah pemakaian
piknometer yaitu pastikan piknometer kosong sudah bersih dan kering, lalu
timbang massa nya. Kemudian masukkan cairan ke dalam piknometer sampai
penuh, lalu tutup hingga pipa kapiler sudah terisi dengan cairan tersebut.
Keringkan piknometer yang sudah terisi dengan kertas isap, jangan
menggunakan lap atau tisu karena serat-seratnya dapat mengganggu kegiatan
praktikum. Untuk mengukur densitas menggunakan piknometer, tentukan
dulu massa piknometer kosong, massa piknometer berisi air, dan massa
piknometer berisi cairan.
3. Gunakan tabel pengamatan uji nyala untuk memperoleh panjang gelombang
dari emisi radiasi yang dihasilkan (dalam satuan nm). Ubah panjang
gelombang tersebut ke dalam satuan m. Hitung frekuensi dan besarnya energi
setiap radiasi yang dihasilkan pada pengujian nyala yang telah Anda lakukan.
Jawab:
Panjang
Energi 10 -19 Frekuensi
Nama bahan Warna api gelombang
J s (E) (Hz)
10-9 m (λ)
KCl Ungu lembayung lilac 400 4,97 7,50 x 1014
LiNO3 Merah karmin 650 3,06 4,62 x 1014
NaCl Kuning terang keemasan 580 3,43 5,18 x 1014
BaCl2 Hijau kekuningan 550 3,61 5,45 x 1014
700 2,84 4,29 x 1014
Sr(NO3)2 Merah keunguan
600 9,94 1,50 x 1015
CaCl2 Kuning kemerahan
500 3,98 6 x 1014
CuSO4 . HCl Biru kehijauan

Perhitungan
a. KCl
Energi foton
h.c
E=
λ
h = 6,626 x 10-34 J s
m
c = 3 x 108 /s
λ = 4 x 10-7 m
6,626 x 10−34 . 3 x 108
E= = 4,97 x 10-19 J s
4 x 10−7
Frekuensi
E
f=
h

4 , 97 x 10−19
f= = 7,50 x 1014 Hz
6,626 x 10−34
b. LiNO3
Energi foton
h.c
E=
λ
h = 6,626 x 10-34 J s
m
c = 3 x 108 /s
λ = 6,5 x 10-7 m
6,626 x 10−34 . 3 x 108
E= −7 = 3,06 x 10-19 J s
6,5 x 10
Frekuensi
E
f=
h

3,06 x 10−19
f= = 4,62 x 1014 Hz
6,626 x 10−34
c. NaCl
Energi foton
h.c
E=
λ
h = 6,626 x 10-34 J s
m
c = 3 x 108 /s
λ = 5,8 x 10-7 m
6,626 x 10−34 . 3 x 108
E= −7 = 3,43 x 10-19 J s
6 , x 10

Frekuensi
E
f=
h

3,43 x 10−19
f= = 5,18 x 1014 Hz
6,626 x 10−34
d. BaCl2
Energi foton
h.c
E=
λ
h = 6,626 x 10-34 J s
m
c = 3 x 108 /s
λ = 5,5 x 10-7 m
6,626 x 10−34 . 3 x 108
E= −7 = 3,61 x 10-19 J s
5,5 x 10
Frekuensi
E
f=
h

3,61 x 10−19
f= = 5,45 x 1014 Hz
6,626 x 10−34
e. Sr(NO3)2
Energi foton
h.c
E=
λ
h = 6,626 x 10-34 J s
m
c = 3 x 108 /s
λ = 7 x 10-7 m
6,626 x 10−34 . 3 x 108
E= = 2,84 x 10-19 J s
7 x 10−7
Frekuensi
E
f=
h

2,84 x 10−19
−34 = 4,29 x 10 Hz
14
f=
6,626 x 10
f. CaCl2
Energi foton
h.c
E=
λ
h = 6,626 x 10-34 J s
m
c = 3 x 108 /s
λ = 6 x 10-7 m
−34 8
6,626 x 10 . 3 x 10
E= = 9,94 x 10-19 J s
6 x 10−7
Frekuensi
E
f=
h

9,94 x 10−19
−34 = 1,50 x 10 Hz
15
f=
6,626 x 10
g. CuSO4 . HCl
Energi foton
h.c
E=
λ
h = 6,626 x 10-34 J s
m
c = 3 x 108 /s
λ = 5 x 10-7 m
6,626 x 10−34 . 3 x 108
E= = 3,98 x 10-19 J s
5 x 10−7
Frekuensi
E
f=
h

3,98 x 10−19
−34 = 6 x 10 Hz
14
f=
6,626 x 10

10. Kesimpulan

Mengidentifikasi zat berdasarkan sifat fisika dan kimia nya dapat dilakukan

dengan menguji kelarutan, densitas, titik didih, dan uji nyala api. Uji kelarutan zat

dilakukan untuk membandingkan bagaimana kelarutan dari zat yang satu dengan

yang lainnya. Pada pengujian kelarutan, air digunakan sebagai pelarut dari cairan-

cairan yang akan diuji. Hasilnya, terdapat cairan yang larut, larut sebagian, dan

tidak larut.

Selanjutnya, untuk pengukuran massa jenis dilakukan untuk mengetahui

berapa massa jenis dari cairan-cairan tersebut, semakin besar massa dan volume

larutan semakin besar massa jenis nya. Massa jenis termasuk sifat fisika suatu zat.

Begitu juga dengan titik didih yang termasuk sifat fisika pada suatu cairan,

pengujian titik didih dilakukan untuk memerkirakan kuatnya gaya Tarik antar

molekul dalam cairan.

Kemudian untuk pengujian uji nyala, uji nyala pada Kristal-kristal garam KCl,

LiNO3, NaCl, BaCl2, Sr(NO3)2, CaCl2, dan CuSO4 . HCl menghasilkan warna yang

berbeda-beda, hal tersebut karena adanya eksitasi elektron yang disebabkan oleh

perubahan energi pada suatu atom.

11. Referensi

Alfionita, T., & Zainul, R. (2019). Calcium Chloride (CaCl2) : Characteristics and
Molecular Interaction in Solution. 3. https://doi.org/10.31227/osf.io/m37xj

T, H. A. S., Teknik, J., & Fakultas, K. (2010). DARI METANOL KAPASITAS 36 . 000 TON /
TAHUN Oleh : Dosen Pembimbing : 0–9.

Permata, Y. M., PARDEDE, T. R., MASFRIA, & MUCHLISYAM. (2019). KIMIA


ANALITIK I D3 Analis Farmasi Dan Makanan.

Kartimi. (2012). Panduan Praktikum Kimia Dasar. 1–6.

Praktikum, L., Organik, K., & Iv, P. (2020). Uin Antasari Banjarmasin Maret 2020.

Kuantitatif, H., & Leleh, T. (2002). Quantitative Relationships Between Molekular Struktur
and Melting Point of Several Organic Compounds. 2(2), 83–90.

Farmasi, L. (n.d.). PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK NIM :


ISMAYANI ASISTEN.

http://e-journal.uajy.ac.id/2151/3/2BL00991.pdf

http://eprints.itn.ac.id/3776/2/BAB%20I.pdf

http://eprints.ums.ac.id/16626/2/BAB_0I_suci.oke.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28757/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

http://eprints.undip.ac.id/45494/7/BAB_II.pdf

http://apaitu1001.blogspot.com/2015/06/sifat-sifat-pelarut-organik.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309685/pendidikan/HIDROKARBON.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kimia-Organik-
Komprehensif.pdf

https://iinfarmasi011.wordpress.com/2012/12/24/laporan-kimia-organik-sifat-sifat-
kelarutan-senyawa-organik/

https://www.coursehero.com/file/p48otu8/Data-yang-diperoleh-dari-hasil-eksperimen-
adalah-sebagai-berikut-Tabel-8-Hasil/
https://www.britannica.com/science/color/The-visible-spectrum

Anda mungkin juga menyukai