Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN V

RUMUS EMPIRIS SENYAWA DAN HIDRASI AIR


I. Tujuan
1. Mencari Rumus Empiris dari sesuatu senyawa dan menetapkan rumus
molekul senyawa tersebut.
2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data
untuk menghitung rumus empiris.
3. Mempelajari sifat-sifat senyawa berhidrat.
4. Mempelajari reaksi bolak-balik hidrasi.
5. Menentukan presentase air didalam suatu berhidrat
II. Landasan Teori
Rumus empiris suatu senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah atom yang
terdapat dalam senyawa tersebut. Rumus sebenarnya untuk semua unsur dalam
senyawa dinamakan rumus molekul. Misalnya hidrogen peroksida mempunyai
rumus nyata H2O2 ini berarti rumus empirisnya HO. Asetilena ialah gas yang
digunakan untuk mengelas, dan benzena adalah pelarut cair. Sifat fisis dan kimia
kedua zat ini berbeda, tetapi rumus empirisnya sama, yaitu CH. Rumus molekul
asetilena C2H2, sedangkan rumus molekul benzena C6H6. Menurut sejarah rumus
empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur-unsurnya. Ini
merupakan langkah yang penting untuk menentukan daya gabung suatu unsur.
Kini, unsur sintetik lawrensium diketahui mempunyai daya gabung 3 berdasarkan
percobaan rumus empiris lawrensium radioaktif bergabung dengan klorin
membentuk lawrensium klorida dengan rumus LrCl3 (Epinur et al, 2013:30-31).
Rumus empiris memberikan jumlah mol (bukan saja perbandingan) setiap jenis
atom dalam satu mol molekul senyawa, menentukan rumus molekul senyawa yang
tidak diketahui memerlukan percobaan dilaboratorium dengan langkah umum
sebagai berikut:
- Analisis kualitatif : menentukan unsur yang terdapat
- Penentuan rumus empiris melalui percobaan
Diketahui bahwa untuk menentukan rumus empiris senyawa maka persen
komposisinya kemungkinan untuk mengidentifikasi senyawa melalui percobaan.
Prosedur yang dilakukan sebagai berikut: pertama dengan analisis kimia kita akan
memperoleh jumlah garam dari setiap unsur yang terkandung dalam suatu
senyawa dengan massa tertentu. Kemudian ubah jumlah dalam gram menjadi
jumlah dalam mol untuk tiap unsur. Akhirnya rumus empiris dari senyawa dapat
ditentukan (Raymond Chang.2004:68).
Rumus empiris dari percobaan menentukan susunan (komposisi). Senyawa dari
rumus kimia yang telah dipelajari dapat diperoleh banyak informasi, tetapi
bagaimana rumus kimia ini diperoleh? Caranya sama dilakukan oleh dalton yaitu
menyimpulkan rumus tersebut dari percobaan penentuan komposisi suatu
senyawa. Rumus yang paling sederhana mungkin disebut rumus empiris. Rumus
empiris dapat digunakan untuk menghitung bobot rumus senyawa. Bobot molekul
diperoleh dengan cara yang sama atau dengan melakukan suatu bilangan tertentu
terhadap bobot rumus. Rumus molekul dapat diperoleh dengan mengalikan semua.
Bahwa (subsripts) dalam rumus empiris dengan bilangan pengali menghubungkan
bobot molekul dengan bobot rumus (Suwandi.1995:20-21).
Senyawa hidrogen peroksida bagi komponen atom-atom terkecil yang disebut
molekul, mengandung 2H dan 2O = H2O2 tetap nisbah. Atom-atom terkecil yang
(jumlah atom relatif) dari hidrogen oksigen HO. Kumpulan ini berdasar satuan
rumus disebut rumus sederhana atau sebuah molekulnya disebut rumus molekul.
Terdapat 3 kemungkinan hubungan yang perlu dipertimbangkan:
1. Rumus empiris dan rumus molekul dapat identik, seperti CCl 4.
2. Rumus molekul dapat merupakan penggandaan dari rumus empiris. Rumus
molekul H2O adalah 2 kali rumus empiris HO.
3. Suatu senyawa dalam keadaan padat dapat memiliki rumus empiris NaCl, MgCl 2,
atau NaNO3 dan tidak memiliki rumus molekul (Raip H Petrucci.1992:162-163).
Beberapa reaksi yang dilakukan dilaboratorium kimia selalu berkenaan dengan
larutan, bebrapa diantaranya bekerja dengan menggunakan air sebagai pelarut.
Ketika air diuapkan, hasil reaksi dapat diisolasi, seringkali dalam bentuk padatan.
Kadangkala bentuk padatan ini mengandung molekul air sebagai bagian dari
komposisinya. Sebagai contoh, jika nikel (II) oksida (NiO) dilarutkan dalam larutan
H2SO4 encer akan terbentuk NiSO4
NiO(s) + H2SO4(aq) à NiSO4(aq) + H2O(l)
Bila air diuapkan, terbentuklah kristal berwarna hijau gelap. Ketikka dianalisis
kristal tersebut mengandung 6 mol air untuk setiap mol nikel (II) sulfat. Senyawa
ini dinamakan hidrat atau garam hidrat, dan air yang ada merupakan bagian
penting dari komposisinya yang terbentuk dan disebut air hidrat.
Beberapa bahan akan menyerap sedikit air jika ditempatkan diatmosfir yang
mengandung banyak uap air. Penambahan air akan membentuk hidrat dan
kehilangan air membentuk zat anhidrat, dan proses ini merupakan proses bolak
balik. Sebagai contoh hidrat nikel (II) sulfat jika dipanaskan akan kehilangan air
membentuk nikel (II) sulfat anhidrat. Nikel (II) sulfat anhidrat dapat dilarutkan
kembali dalam air dan dikristalisasi-ulanh sebangai senyawa hidrat.
NiSO4.6H2O à NiSO4(s) + 6H2O(g)
Perubahan kimia pada reaksi kedua juga berlangsung spontan, tanpa tambahan
panas atau tambahan larutan air. Pada kelembapan relatif tinggi zat anhidrat yang
higroskopis dapat menyerap air dari atmosfer. Zat yang menyerap air sering
digunakan sebgai zat pengering atau pengawet gas atau cairan. Jika jumlah air
yang diserap terlalu besar, zat tersebut akan meleleh, dan dapat hilang secara
spontan bila ditempatkan pada kelembaban yang rendah. Zat ini dinamakan zat
pemekar (ofloresensi). Hal ini sering ditandai oleh hancurnya kristal hidrat yang
terbentuk dari sebuk anhidrat padat.
Presentase air pada beberapa sampel dapat ditentukan secara tida langsung.
Pemanasan akan menguapkan air dan jika ditimbang ulang terjadi penyusutan
bobot contoh. Besarnya penyusutan merupakan bobot air yang ada, dan hal ini
dianggap tak ada gas lain yang dihasilkan dalam proses ini. Jika dilakukan pada
senyawa yang diketahui, rumus hidrat dapat diketahui (Epinur, dkk.2013:30-31).
Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengikat molekul molekul air. Molekul
molekul air yang terikat dinamakan molekul hidrat. Penentuan jumlah molekul
hidrat yang terikat dilakukan dengan cara memanaskan garam terhidrat
(mengandung air) menjadi garam anhidrat yang tidak mengandung air (Sunarya,
2010 : 78-79).
Jika suatu zat meleleh artinya terjadi perubahan tingkat wujud dari fasa padat
uap ke fasa cair. Perubahan ini bersifat resvible (bolak-balik) artinya es yang telah
menjadi air itu dapat membeku kembali menjadi es seperti eadaan awal. Perubahan
atau proses yang tidak bisa kembali lagi pada susunan semula (versible) seperti
lilin terbakar dan seperti pada reaksi kimia susunan semua tertentu (Ahmad
Hiskia.1986:23-24).
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
• Cawan krus dan tutup
• Neraca
• Kaca Arloji
• Lampu spiritus
• Penjepit krus
• Kertas tisu
• Kaki tiga
• Pipet tetes
• Cawan porselin dan tutup
• Segitiga penyangga
• spatula
3.2 Bahan
• Pita Magnesium
• Logam tembaga
• Larutan HNO3
• Air suling
• CuSO4.5H20
IV. Skema Kerja
4.1 rumus empiris senyawa
a. menggunakan Mg
Pita Mg
Diambil cawan krus dan tutupnya dalam keadaan bersih dan kering

Ditimbang krus dan tutupnya hingga ketelitiannya 0,001 gr

Dicatat bobotnya

Diambil sepotong pita Mg (10,15 cm)

Dibersihkan dengan tisu untuk menghilangkan minyak dan kotorannya

Digulung pita magnesium

Dimasukkan gulungan pita magnesium ke dalam krus dan timbangan

Diletakkan krus dan isinya diatas kaki tiga yang dilengkapi sepertiga porselen

Dipanaskan krus beserta isinya dengan bunsen selama 20 menit

Dibuka tutup krus dengan penjepit krus agar udara dapat masuk

Dilanjutkan pemanasan selama 20 menit

Dimatikan bunsen dan biarkan dingin selama 15 menit

Diteteskan 40 tetes air kedalam cawan krus

Dipanaskan krus dalam keadaan tertutup dengan api kecil selama 5 menit hingga
asap tidak timbul lagi

Dimatikan spritus

Dinginkan krus selama 15 menit dan ditimbang

Dilanjutkan pemanasan dengan api kecil selama 20 menit lalu didinginkan

Ditimbang krus, isi dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 gr

Hasil
b. Menggunakan Cu
Logam tembaga
Dibersihkan, dipanaskan, dan didinginkan cawan penguap

Ditimbang cawan penguap sampai bobotnya tetap

Ditambahkan 0,5 gr logam tembaga

Dicampur dengan 10 ml asam nitrat 4 M

Ditutup dengan gelas arloji dan ditunggu hingga larut

Dipanaskan sampai berbentuk kristal hitam

Dilanjutkan pemanasan sampai kristal kekuning - kuningan

Didinginkan dalam suhu kamar

Ditimbang cawan penguap beserta isinya sampai bobot tetap

Ditemukan rumus empiris dan oksida tembaga

Hasil

4.2 Hidrasi air


a. penentuan kuantitatif presentase air dalam senyawa hidrat

Air
Diperiksa cawan porselin dan tutupnya
Dicuci cawan dengan detergen dan air
Dibilas dengan air suling
Dibilas dengan larutan HNO3
Dibilas dengan air suling lagi
Ditempatkan cawan pada segitiga penyangga
Diatur ketinggian kaki tiga sehingga bagian tengah cawan tepat pada bagian yang
Panas pada pembakaran
Dibuka sedikit penutup saat pemanasan
Dipanaskan cawan dengan hati – hati hingga bagian tengah cawan terlihat membara
Dipertahankan pemanasan selama 5 menit
Dihentikan pemanasan dan didinginkan pada suhu kamar 10 – 15 menit
Dijaga cawan beserta tutupnya dalam keadaan bersih
Ditimbang cawan beserta tutupnya
Didapatkan sampel dari asisten dan dicatat bobotnya
Ditempatkan kira – kira 1 gr sampel dalam cawan
Ditimbang cawan beserta tutupnya
Diletakkan cawan pada segitiga dengan tutup sedikit terbuka agar uap dapat keluar
Dipanaskan selama 1 menit
Dinaikkan panasnya sehingga bagian atas merah, biarkan 10 menit
Dihentikan pemanasan dan ditutup cawan
Dibiarkan dingin pada suhu kamar dan ditimbang
Diulangi pemanasan sampai bobot 2 – 3 mg (tetap)
Dihitung persentase air dalam sampel
Ditentukan rumus hidratnya
Hasil
b. Reaksi bolak – balik hidrat

Tembaga (II) pentahidrat (CuSO4.5H2O)


Dimasukkan setengah spatula kedalam cawan porselen

Diamati sampel dan dicatat warnanya

Ditutp cawan dengan kaca arloji, kemudian dipanaskan dan dicatat hasilnya

Dihentikan pemanasan dan setelah dingin dikumpulkan air yang menempel pada kaca
arloji

Diamati apa yang terjadi (jika air tidak terkumpul dapat ditambahkan air lain)

Hasil
V. Hasil dan Pembahasan
a.Senyawa magnesium
No Bagaimana Ulangan Ulanga
mendapatkanya I n II

1 Bobot cawan krus + Menimbang 65,768 g


tutup

2 Bobot cawan krus + Menimbang 65,788 g


Magnesium

3 Bobot magnesium (2)-(1) 0,02 g

4 Bobot cawan krus + Menimbang 65,88 g


tutup + magnesium
oksida

5 Bobot magnesium oksida (4)-(1) 0,112 g

6 Bobot oksida (4)-(2) 0,090 g

7 Bobot atom magnesium Tabel berkala 24,3 24,3

8 Bobot atom oksida Tabel berkala 16,0 16,0

9 Jumlah mol atom 0,00575


oksigen

10 Jumlah mol atom 0,05823


magnesium

11 Rumus empiris MgO2


magnesium oksida

Sebelum melakukan praktikum hal pertama kali yang harus dilakukan adalah
menyiapkan bahan dan alat-alat yang dibutuhkan, selanjutnya menimbang krus
beserta bobot nya. Dari penimbangan itu, kami memperoleh massa nya sebesar
65.768 gr. Selanjutnya, memasukkan pita magnesium yang telah dibersihkan
terlebih dahulu kedalam krus dan menimbangnya tanpa tutup, hasil massa nya
yaitu 65.788 gr. Dari data yang diperoleh, akhirnya kami dapat mengetahui bobot
magnesium, yaitu dengan cara mengurangkan bobot krus +magnesium dengan
bobot krus ditambah dengan tutupnya. Selanjutnya, krus yang berisi magnesium
diletakkan diatas kaki tiga yang dilengkapi dengan segitiga porselen dengan
memanaskannya pada bunsen hingga krus berpijar. Pemanasan ini dilakukan
selama 2 menit dengan tutup krus terbuka sedikit agar udara dapat masuk,
sehingga logam Mg bereaksi dengan oksigen.

2 Mg + O2 2 MgO
Krus yang dipanaskan dengan tutup terbuka menyebabkan magnesium
bereaksi dengan udara membentuk magnesium oksida. Selain itu, Mg juga bereaksi
dengan nitrogen dioksida membentuk Mg nitrat.
Mg + NO2 Mg(NO2)2

Setelah pemanasan dilakukan selama 15 menit. Selanjutnya dinginkan selama


15 menit. Setelah dingin ditetesi dengan air kedalam cawan, kemudian dipanaskan
lagi hingga air yang ada pada krus habis dan kering lalu ditimbang dan dapatlah
hasilnya 65.88 gr. Jika bobot krus + tutup + MgO telah didapat, maka bobot
magnesiym oksida dan oksida ditentukan.

b.Senyawa Hidrat
1. Massa cawan kosong + tutup 57.58 gr
2. Massa cawan kosong + tutup + contoh 57.6725 gr
3. Massa cawan kosong + tutup + contoh pemanasan 57.5804 gr
4. Massa contoh sebelum pemanasan (bobot tetap) 0.0925 gr
5. Massa contoh setelah pemanasan 0.0004 gr
6. Massa air yang hilang dari contoh 0.0921 gr
7. Presentase air yang hilang dari contoh 99.56 %
8. Massa molar senyawa anhidrat 159.5
9. Rumus hidrat CuSO4.H2O

Sebelum melakukan percobaan ini Pertama menimbang cawan kruss beserta


tutupnya, kemudian memasukkan pita Mg , dan menimbangnya kembali. Sehingga
bisa didapatkan bobot pita Mg yaitu massa cawan kruss+tutup+pita Mg
dikurangangi dengan massa cawan kruss+tutup. Setelah didapatkan data 1,2,dan
3dilanjutkan memanaskan kruss yang berisipita Mg tadi dalam keadaan tergulung
diatas segitiga porselen dengan bunsen selama 15 menit, setelah itu buka tutup
kruss sedikit agar udara dapat masuk dan panaskan kembali selama 15 menit
setelah itu dimatikan bunsen dan dibiakan selama 10 menit sehingga pita dapat
bereaksi denga oksigen dan membentuk magnesium oksida. pertama panaskan
cawan sampai bagian tengah cawan terlihat membara selama 5 menit. Hentikan
pemansan dan didinginkan selama 10 – 15 menit , lalu timbang cawan dan
tutupnya, didapatkan 57,58 gr. Kemudian kedalam cawan, dimasukkan 1 gram
sampel yang didapatkan dari asisten, sehingga ditimbang kembali bobot sampel
dan bobor cawan dan didapatkan hasilnya yaitu 57,6725gr. Kemudian panaskan
kan dengan tutup sedikit terbuka agar uap air dapat keluar atau terbentuk.Setelah
ditimbang, didapatkan massa sampel sebelum pemanasan yaitu 0.0925 gr
sedangkan setelah pemanasan yaitu 0.0004 gram. Dari percobaan tersebut dapat
diketahui massa bobot berkurang akibat pemanasan yang mengakibatkan
penguapaan.kemudian dihitung persentase air yang hilang dari bobot contoh yaitu
99,56%.Selanjutnya, menentukan rumus hidrat senyawa CuSO 4. H2O dengan
menentukan terlebih dahulu perbandingan mol CuSO 4 dan H2O. kemudian
dilakukan perhitungan didapatkan rumus hidrat senyawa adalah CuSO4. 5 H2O
.yang berarti 1 mol cUsO4 mengikat 5 molekul air.
c.Senyawa Tembaga
· Bobot cawan penguap
· Bobot cawan penguap + tembaga
· Bobot cawan penguap + oksida tembaga
· Bobot oksida tembaga yang diperoleh
· Tulis reaksi antara logam tembaga dengan asam nitrat
Pada percobaan ini tidak dibahas karena waktu yang tidak cukup sehingga tidak
diperoleh hasil untuk percobaan ini .
d.Reaksi bolak balik Hidrasi
a) Warna CuSO4.5H2O : biru muda
b) Pada pemanasan CuSO4.5H2O terdapat/tidak terdapat air dalam kaca
arloji : terdapat air
c) Warna contoh setelah pemanasan adalah : putih
d) Setelah pemanasan dan penambahan H2O terjadi warna : biru muda
e) Persamaan reaksi :
CuSO4.5H2O  CuSO4 + 5H2O
CuSO4 + 5H2O  CuSO4.5H2O
Sebelum melakukan percobaan ini terlebih dahulu diperiksa alat alat yang akan
digunakan apakan alat tersebut sudah bersih atau tidak,hal ini untuk berjaga jaga
menghindari terjadinya reksi yang tidak diingin kan yang menyebabkan data yang
diperoleh hancur atau bahkan dapat menjadikan reaksi yang berbahaya seperti
ledakan dan lain lain. Sebelum pemanasan senyawa tembaga(II)sulfat pentahidrat
CuSO45H2O
berwarna biru, setelah pemanasan terjadi perubahan warna terjadi dari biru
menjadi putih, lalu ditambahkan H2O akan menjadi biru kembali. Sebenarnya
warna biru tersebut adalah H2O yang diikat oleh CuSO4 pada saat pemanasan air
akan lepas dan menguap sehingga menjadi putih. Setelah ditambah H2O air diikat
kembali oleh CuSO4 kedalam struktur hidratnya, berikut reaksinya:
CuSO45H2O → CuSO4 + 5H2O
Biru Putih

CuSO4 + 5H2O → CuSO45H2O


Putih Biru
Sehingga reaksinya adalah

CuSO45H2O ↔ CuSO4 + 5H2O


Reaksi tersebut merupakan bukti dari reaksi bolak-balik hidrasi pada senyawa
hidrat berubah menjadi senyawa anhidrat karena air yang dikandunglepas. Setelah
ditambah air berubah menjadi senyawa hidrat kembali. Sifat senyawa hidrat yang
dihi[potesa dari percobaan ini adalah membentuk Kristal yaitu pada CuSo4 5H2O
terlihat Kristal berwarna biru mengandung molekul air yaitu H2O.Pada senyawa
tersebut mengalami reaksi bolak balik terlihat dari percobaan jika dipanasi air pada
Kristal maka akan menguap sehingga molekul air menghilang dan kembali pada
keadaan semula saat ditetesi air kembali.
Dari percobaan yang telah dilakukan mungkin terjadi kesalahan dalam
pengolahan data hal itu diakibatkan karena kecerobohan atau keteledoran pada
saat praktikum atau mungkin saja saat membersihkan alat praktikan tidak
membersihakannya dengan bersih sehingga banyak zata-zata lainyang bercampur
dengan reaksi tersebut.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Dalam menentukan molekul senyawa adalah dengan cara menentukan %
masa tiap unsure hingga di dapat masa relatife unsure. Selanjunya masa
unsure dibagi Mr sampai diproleh perbandingan mol lalu di sederhanakan
manjadi bilangan bulat
2. Untuk mendapatkan percobaan terlebih dahulu menimbang sampel.rumus
empiris ditentukan oleh data :
-mancam unsure (analisis kuantitatif)
-komposisi unsure (analisis kuantitif)
-massa atom relative
3. Hidrat adalah senyawa kimia yang Kristalnya mengandung air atau dapat
pula dikatakan suatu larutan yang di uapkan hasil reaksi akan diisolasi
membentuk padatan yang mengandung molekul air. Sebagai bagian dari
kapasitasnya
4. Reaksi bolak-balik bisa terjadi pada senyawa hidrat dalam senyawa ini
penambahan air akan membentuk hidrat dan apabila pengurangan air akan
5. Persentase air yang terdapat pada suatu senyawa hidrad dapat di tentukan
dengan rumus
% H2O = X 100%
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Bandung: Erlangga


Epinur, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi
Hiskia, Ahmad. 1986. Buku materi pokok kimia I. Jakarta: Depdikbud
Petrucci, Raip. 1992. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Suwandi. 1995. Rumus Kimia. Jakarta: Erlangga
Sunarya,yayan. 2010. Kimia Dasar 2. Bandung : CV. Yrama Widya
LAMPIRAN
1. Pertanyaan prapraktek
1. Apakah yang disebut dengan rumus empiris dan rumus molekul?
Jawab :
 Rumus empiris adalah rumus kimia paling sederhana dimiliki oleh suatu
senyawa, yang memberikan informasi mengenai perbandingan jumlah atom relatif
setiap jenis atom yang terkandung dalam senyawa itu.
 Rumus molekul adalah rumus yang kimia yang menunjukkan jumlah atom yang
bergabung dalam setiap molekul dari senyawa tersebut.

2. Jika dalam 5 gram tembaga klorida terdapat 2,35 gram tembaga dan 2,65 gram
klorida. Tentukan rumus sederhana dari tembaga klorid tersebut?
Jawab :
CU : Cl
2,35 gram : 2, 65 gram
63,5 35,4
0,037 : 0,074
1 : 2
Sehingga, rumus empiris tembaga klorida CUCL2

3. Definisi apa yang dimaksud dengan hidrat?


Jawab :
Hidrat adalah senyawa yang setiap satu molnya mengandung air atau senyawa
yang tersusun karena adanya molekul air sebagai bagian komposisinya.

4. Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu zink sulfat (ZnSu4), bila 300 gram
sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap, bobot yang tersisa adalah 1,691 gram.
Bagaimana rumus hidrat ini ?
Jawab :
Mol ZnSO4 = gr ZnSO4
Mr ZnSO4
= 300 gr
161
= 1,86 mol
Mol H2O = gr H2O
Mr
= 300-1, 693 gr
18
= 16,6 mol

Jadi, rumus garam hidrat yang terbentuk adalah ZnSO4.9H2O


2. PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.Bila logam Mg yang digunakan bobotnya berbeda-beda, apakah rumus
empirisnya sma ? Jelaskan !
Jawab :
Ya, karena rumus empiris senyawa menyatakan jumlah atom terkecil yang
terdapat dalam senyawa dan tidak tergantung pada massa unsur.
2.Dari data dibawah ini, hitung rumus empiris senyawa, suatu senyawa sulfat
dengan bobot 50 gr dipanaskan dengan kondisi tertentu, untuk menghasilkan
senyawa sulfat dengan 100 gr. Bagaimana RE tersebut ?
Jawab :
Diketahui : Bobot sulfur = 50 gr
Ditanya : RE = …
Dijawab :
Bobot O2 = x massa sulfur oksigen
= x 100 gr
= 50 gr
Perbandingan mol :
S : O
1.5625 : 3.125
1:2
Jadi, Rumus empirisnya adalah SO2
3. Kenapa dipilih cawan porselin yang masih baik (utuh) untuk percobaan
menentukan rumus hidrat ?
Jawab :
Karena cawan porselen tersebut tersebut akan digunakan untuk pemanasan, jika
tidak dipilih yang baik, maka akan mempengaruhi zat itu waktu pemanasan (ada
zat yang ikut tertimbang). Selain itu cawan porselen yang masih baik (utuh) dapat
mengurangi kesalahan dalam menimbang untuk menentukan massa, baik sebelum
pemanasan maupun sesudah pemanasan.
4. Apa yang dimaksud dengan bobot tetap?
Jawab :
Bobot tetap adalah bobot yang didapat setelah beberapa kali pemanasan hingga
tidak ada lagi perubahan lagi pada bobotnya.

5. Apa tujuan menutup mulut tabung reaksi pada percobaan B? Jelaskan !


Jawab :
Agar air terkumpul dikaca arloji (tutup) pada saat pemanasan senyawa hidra. Air
yang merupakan bagian struktur kristal hidrat akan menguap atau melepas
sehingga tabung reaksi tersebut ditutup dan juga mengurangi terjadinya
kontaminasi langsung dengan udara.
6. Mengapa warna CuSO4 yang biru berubah menjadi putih pada pemanasan?
Jawab :
Karena CuSO4 mengandunghidrat (air), pada saat pemanasan air akan menguap
sehingga warnanya berubah menjadi putih.
7. Pemanasan harus dihentikan segera bila warna berubah menjadi cokelat atau
hitam. Jelaskan maksud dan tujuan kalimat terebut.
Jawab :
Karena kadar air yang tersedia habis, hal ini dapat memicu pembakaran zat dan
tidak ada lagi bobot tetap.
8. Suatu senyawa hidrat mempunyai massa 1,632 g sebelum dipanaskan dan
1,008 g setelah dipanaskan. Hitunglah presentase air secara eksperimen pada
hidrat.
Jawab :
Diketahui : Massa sebelum pemanasan = 1,632 g
Massa sesudah pemanasan = 1,008 g
Massa air yang hilang = 1,632 - 1,008 = 0,624 g
Ditanya : % air = …
Dijawab :
% air = x 100%
= x 100%
= 38,235%
9. Tuliskan reaksi setimbang dari persamaan CuSO4.5H2O
Jawab :
CuSO4.5H2O à CuSO4 + 5H2O
3. PERHITUNGAN
 Bobot Mg = krus setelah diisi Mg - sebelum diisi Mg
= 65.788 - 65.78
= 0.02 gr
Bobot MgO = (4) – (1)
= 65.88 gr – 65.760 gr
= 0.112 gr
Bobot oksida = (4) – (2)
= 65.88 gr – 65.788 gr
= 0.092 gr
% air yang hilang dari sampel
% air = massa air yang hilang x 100 %
= x 100 %
= x 100 %
= 99.5 %
DOKUMENTASI

Proses Penimbangan Penimbangan cawan Cawan dipanaskan


cawan dalam percobaan
kristal hitam

Bobot cawan kosong Cawan dipanaskan Kristal hitam didapat


dalam proses logam
tembaga

Dokumentasi
keseluruhan alat yang
akan digunakan

Anda mungkin juga menyukai