Anda di halaman 1dari 17

Percobaan 5

I. Judul Percobaan : Pemisahan Komponen dari Cmpuran dan Analisis melalui Pengendapan
II. Hari/tanggal : 8 November 2013
III. Tujuan :
1. Memisahkan campuran dengan cara (1) sublimasi (2) ekstraksi (3) dekantasi (4)
kristalisasi (5) kromatografi
2. Mengendapkan Barium Klorida dan menentukan persentase hasil dari Barium Kromat
3. Menentukan persentase Barium Klorida dalam suatu campuran
4. Mendalami dan menggunakan hokum stikiometri dalam reaksi kimia
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan
IV. Pertanyaan pra praktek
1. Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran ?
2. Sebutkan cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipnya !
3. Apakah yang disebut Rf dan apa peranannya dalam proses pemisahan ?
4. Berikan definisi untuk: a. flitral; b. % komposisi; c. endapan; d. stoikiometri; e.
supernatan; f. hasil teoritis !
5. Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna ?
6. Masalah apa yang terjadi jika endapan yang terjadi tidak sempurna ?
7. Apakah yang anda lakukan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat? Apakah sumber
utama dari kesalahan percobaan tersebut ?
Jawab :
1. Pemisahan komponen suatu zat dari campuran, baik dengan menggunakan alat sederhana
atau alat modern.
2. Filtrasi = prinsip menahan partikel materi yang besar dan meluluskan partikel
materi yang kecil melalui pori-pori lapisan penyaring.
Sublimasi = prinsip pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud zat padat
menjadi gas atau sebaliknya.
Ekstraksi = prinsip pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kelarutannya.
Dekantasi = prinsip pemisahan cairan dari padatannya dengan menuangkan
supernatan.
Kristalisasi = pemisahan cairan dari padatannya berdasarkan kelarutan.
3. Rf adalah perbandingan gerakan zat terhadap aliran pelarut adalah tetap dan merupakan
sifat yang khas. Peranan Rf yaitu untuk melihat perbedaan kecepatan migrasi setiap
komponen melalui medium stasioner.
4. a. Flitral adalah hasil penyaringan berupa larutan.
b. % Komposisi adalah persentase setiap unsure dalam larutan.
c. Endapan adalah zat padat tidak larut yang dibentuk secara kimia dalam larutan.
d. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas zat dalam suatu reaksi.
e. Supernatan adalah proses penambahan secara perlahan pada dekantasi larutan.
f. Hasil teoritis adalah suatu hasil yang diperoleh.
5. Dengan menambahkan beberapa tetes lagi yang reaksikan dengan melakukan
penyaringan yang akan menghasilkan fitrat atau residu.
6. Sebagian bobot yang seharusnya mengendap terpaksa harus menguap karena masih
menyatu dengan larutan yang paling atas dan juga tidak dapat membentuk senyawa yang
berdasarkan proses pemisahan cairan dan padatannya.
7. a. Melakukan penyaringan hingga tidak ada lagi partikel dalam filtrat atau dengan
penambahan ion sejenis pada larutan.
b. Endapan yang belum sempurna / filtrasi bila kurang berhati-hati memisahkan dari
campuran sebelumnya sehingga diperoleh kesalahan pada percobaan yang dilakukan.
V. Landasan teori
Bahan kimia dapat terdiri atas beberapa komponen yang bergabung, biasanya disebut
campuran. Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : ekstrasi,
dekantasi, kristalisasi dan kromotografi.
1) Ekstrasi yaitu proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran berdasarkan
perbedaan kelarutannya.
2) Dekantasi yaitu proses pemisahan cairan dari padatannya dengan menuangkan
supernatan.
3) Kristalisasi yaitu proses pemisahan cairan dari padatannya berdasarkan kelarutan.
4) Kromotografi yaitu pemisahan zat pada dari campurannya berdasarkan perbedaan migrasi
senyawa.

Dalam percobaan ini digunakan kromotografi kertas atau jenis kromotografi yang
proses pemisahannya didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi setiap komponen
campuran melalui medium stationer. Pemisahan dipengaruhi oleh jenis fase gerak, atau
pemisahan terjadi karena adanya perbedaan kepolaran senyawa yang dianalisis terhadap
pelarut.

Dalam sistem kromotografi, perbandingan gerakan zat terhadap aliran pelarut


adalah tetap dan merupakan sifat zat yang khas. Hal ini dinyatakan sebagai harga Rf yang
didefinisikan sebagai berikut :

Jarak yang ditempuh zat


Rf =
Jarak yang ditempu h pelarut

Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih besar dari
pada harga Ksp. Pada percobaan ini larutan Barium Klorida dianggap berubah menjadi
hasil. Hasil teoritis ditentukan dari stoikiometri reaksi.

( Epinur, 2011 : 40-41)

Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkan dari campurannya dapat
dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Campuran homogen seperti alkohol dalam
air, tidak dapat dipisahkan dengan saringan. Karena partikelnya lolos dalam pori-pori
kertas saring dan selaput semipermeabel. Campuran seperti itu dapat dipisahkan dengan
cara fisika yaitu :

a) Destilisasi = Dasar pemisahan dengan ini yaitu .. perbedaan titik didih


dua cairan atau lebih.
b) Rekristalisasi = teknik pemisahan berdasarkan titik beku komponen.
c) Ekstrasi = pemisahan campuran berdasarkan komponen dalam pelarut
yang berbeda.
d) Kromatografi = teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik padat,
cair maupun gas.

Dasar kromatografi partisi adalah perbedaan daya serap yaitu suatu zat dengan
zat lainnya. Berdasarkan jenis eluen dan adsorbennya, kromatografi dapat dibagi menjadi
4 cara yaitu : kromatografi kolom, kertas, lempeng tipis dan gas.

( S. Syukri : 1999 : 15-18)

Penerapan kromatografi partisi

Dalam kromatografi, fase diam yang digunakan biasanya jenis paling terikat fase
terbalik dengan pasangan fase gerak polar. Pasangan fase diam dan gerak ini merupakan
pasangan yang ideal dan universal. Hal ini dikarenakan penerapammya sangat luas
mengingat banyak sekali senyawa polar yang dapat dipisahkan dengan teknik ini.

Pemisahan dengan kromatografi partisi cair-cair maupun fase terbalik


didasaarkan pada jenis dan jumlah gugus fungsi yang terdapat dalam molekul-molekul
cuplikan. Kromaografi partisi terutama berguna untuk pemisahan homolog dan
yang berbeda berat molekulnya.

( Hendrayana : 2006 : 101-102 )

Kromatografi yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona diuraikan oleh nilai Rf.
Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan :

jarak ( cm ) dari garis awal ke pusat zona


Rf =
jarak ( cm ) dari garis awal depan pelarut
Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona relatif terhadap garis depan
pengembang. Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik
pemberangkatan ( pusat zona campuran awal ) ke garis depan pengembang dan pusat

lI
rapatan tiap zona. Jadi, untuk 1 Rf= , nilai Rf akan menunjukkan identitas asam
lF
amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan
membandingkan dengan noda-noda.

( J. Basset. 1994 : 225-226 )

Jenis kromatografi yang dikenal, terbagi menjadi empat golongan :

1) Cair padat = kromatografi pertukaran ini, kromatosrati to weet


2) Gas padat = kromatografi cose
3) Cair cair = kromatografi partisi pada kolom sel . , kromatografi kertas
4) Gas cair = kromatografi etc

Pemisahan suatu campuran asam amino menggunakan kromatografi kertas


larutan conth dituangkan dekat satu ujung kertas larutan contoh dituangkan dekat satu
ujung kertas saring dan noda mengering. Untuk identifikasi, noda-noda sering
ditentukan coraknya dengan harga Rf. Harga Rf yaitu perbandingan dari jarak yang di
tempuh oleh suatu sudut terhadap jarak yang di tempuh bagian muka solven selama
selang waktu yang sama. Harga-harga Rf yang identik dari senyawa yang diketahui dan
yang tidak diketahui dengan menggunakn beberapa system solven yang memberikan
bukti yang baik bahwa ke 2 adalah identik, terutama jika dilakukan berdampingan diatas
pada kertas sama.

( Day. 1981 : 479 )

Kristalisasi didefinisikan sebagai usaha mendapatkan bahan-bahan padat melalui


peningkatan konsentrasi larutan diatas titik jenuhnya sehingga diperoleh yang paling
keadaan awal jenuh. Keadaan ini didukung pendinginan atau pengendapan.

Proses pengendapan meliputi pembentukkan endapan yaitu : suspensi, partikel


padat dalam cairan. Metode lama pembentukkan endapan ialah dengan penambahan
larutan jenuh zat padat ke dalam cairan murni, zat padat tersebut tidak larut. Pengendapan
berbeda dengan kristalisasi. Kemurnian zat padat yang diendapkan lebih dari pada
Kristal. Karena kadang-kadang terjadi pembentukan partikel spon.
Ekstrasi larutan
Terdapat 2 tipe ekstrasi pelarut yaitu ekstrasi padat cair dan cair cair. Tipe
pertama disebut pemuaian (kacking) yaitu pemisahan bahan bakar dari campuran zat
padat dengan cara mengaduknya dan proses ekstrasi cair cair pada prinsipnya sama.
( cook. 1986 : 63-64 )

Pelarut mengendap jika suatu larutan mengandung sejumlah ion. Satu kelompok
ion dapat dipisahkan dari lainnya dengan mengendapkan suatu campuran garam-
garamnya yang serupa yang sedikit dapat larut. Setelah endapan campuran ini diperoleh
seringkali perlu untuk melarutkan satu atau lebih untuk menetapkan ion-ion mana yang
ada.
( keenan. 1992 : 14-16 )

VI. Alat dan Bahan

Alat 8) Alat pemanasan


1) Cawan penguap Bahan
2) Alat pengaduk 1) NH4Cl 0,1 gram
3) Kaca arloji 2) NaCl 0,1 gram
4) Bejana kromatografi 3) SiO2 0,1 gram
5) Gunting 4) 25 ml air
6) Pensil 5) Kertas saring
7) Pena kapiler
VII. Prosedur kerja
Skema kerja untuk pemisahan dalam percobaan ini

Campuran NH4Cl, NaCl, SiO2

Residu NaCl, SiO2 Uap NH4OH

dipanaskan dipanaskan
Supernatant lalarutan NaCl Residu SiO2

Kristal NaCl komponen dari campuran SiO2


Pemisahan
A. Pemisahan dengan cara konvensional

ditimbang dengan ketelitian 0,01 g


Awan penguap yang kering dan bersih

NH4Cl, NaCl, dan SiO2


ditimbang sebanyak 0,1 g

Cawan penguap dan contoh ditimbang


diletakkan pada alat

dipanaskan dengan ahti-hati sampai asap putih


abis
dibiarkan sampai dingin setelah
ditimbang

25 ml air suling

ditambahkan pada padatan yang terbentuk


diaduk selama 5 menit

Cawan penguap ditimbang dan didekantasi larutan

padatan dicuci dengan air sampai bebas NaCl

Cawan penguap yang mengandung


larutan NaCl
ditempatkan diatas pemanas
dipanaskan
ditutup dengan kaca arloji yg sudah ditimbang
dibiarkan sampai membentuk Kristal NaCl
kering
ditimbang

SiO2 dikeringkan dengan pembakar Bunsen

Cawan penguap yang mengandung SiO2 diatas pembakar Bunsen


diletakkan
ditutup dengan kaca arloji yang sudah ditimbang

SiO2 setelah kering dan tidak terjadi penguapan lagi,


didinginkan sampai mencapai suhu kamar

Hasil
B. Pemisahan dengan kromatografi

Bejana kromatografi / gelas piala


Diisi dengan pelarut eluen

ditutup dengan kaca


Kertas saring

Diguunting
dibuat garis dengan pensil
dibuat noda
digantungkan dalam
bejana Kertas saring + noda

Dibiarkan pelarut
ditentukan harga Rf

Hasil
Analisis melalui pengendapan

A. Persentase hasil Barium Kromat

Gelas piala

Ditimbang, dicatat bobot


dimasukkan
BaCl2
ditimbang
ditambahkan air suling
ditambahkan K2CrO4
diaduk dan diamati

K2CrO4

Diujikan pada larutan


diamata endapan

BaCrO4

Diendapkan
ditambah K2CrO4 hingga mengendap
dipanaskan

Kertas saring

Dikeringkan
diamati, dicatat

Endapan BaCrO4

Dihitung hasil teoritis


ditentukan persentase

Hasil

B. Persentase Barium Klorida dalam campuran

Dapatkan suatu campuran yang


mengandung Barium klorida
Dicatat bobotnya

Ulangi prosedur A Dihitung


Dihitung massa
dicari persentase

VIII. Data pengamatan Hasil


A. Pemisahan dengan cara konvensional
1) Bobot cawan penguap dan contoh semula : 63,3 g
Bobot cawan penguap : 63,0 g
Bobot contoh : 0,3 g
Bobot cawan sesudah NH4Cl menyublim : 63,2 g
Bobot NH4Cl : 0,1 g
Persentase NH4Cl : 100 %
massa NH 4 Cl 0,1
2) Perhitungan : x 100 = x 100 =100
massa sampel 0,1
3) Bobot cawan + SiO2 : 35,5 g
Bobot cawan : 35,4 g
Bobot SiO2 : 0,1 g
Persentase SiO2 : 100 %
massa SiO 2 0,1
Perhitungan : x 100 = x 100 =100
massa sampel 0,1
4) Bobot sampel : 0,3 g
Bobot NH4Cl + NaCl + SiO2 : 0,3 g
Selisih bobot :0g

Persen bahan yang terpisahkan


0,3
g zat yang terbentuk x 100 = x 100 =100
0,3
B. Pemisahan dengan kromatografi

N Noda Rf warna
o
1 hitam 22,4 cokelat
4,2=0,52
2 hitam 0,5 biru
4,2=0,12
3 hitam 1,5 ungu
=0,36
4,2
4 biru 2,6 biru
=0,6
4,2
5 biru 1,5 ungu
=0,36
4,2
6 merah 2,9 Merah
=0,7
4,2 muda
7 merah 1,2 kuning
=0,29
4,2

Analisis Melalui Pengendapan


A. Persentase hasil Barium Kromat
Bobot piala + BaCl2 : 69,34 g
Bobot piala : 60,47 g
Bobot BaCl2 : 0,87 g
Bobot kertas saring + endapan BaCrO4 : 1,50 g
Bobot kertas saring : 0,63 g
Hasil nyata endapan BaCrO2 : 0,87 g

Perhitungan hasil teoritis BaCrO4

BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2 KCl

Mula-mula 0,00417 0,005


Bereaksi -0,00417 -0,00417 + 0,00417 + 0,00417

Sisa 0,03 0,00417 0,00417

Bobot endapan BaCrO4

Bobot BaCrO4 = 0,00417


Massa BaCrO4 = mol x mr
= 0,00417 x 253,34
= 1,0364278 gr

Persen hasil BaCrO4

massa praktek 0,87


x 100 = x 100 =82,386
massateori 1,056

IX. Pembahasan
A. Pemisahan komponen dari campuran dengan cara konvensional
Dalam pernyataaan ini dicampurkan 3 senyawa yaitu NH 4, Cl, NaCl, dan SiO4
yang masing-masing sebanyak 0,1 gr. Setelah itu campuran tersebut dipanaskan di dalam
caqan penguap sampai asap putih yang timbul benar-benar hilang. Asap putih yang
timbul adalah NH4Cl yang menyublim.

Massa NH4Cl = Bobot asam penguap dan contoh semula bobot asam penguap sesudah
NH4Cl menyublim
= 63,3 gr 63,2 g
= 0,1 gr

gr yang terbentuk 0,1 g


% NH4Cl = x 100 = x 100 =100
gr sampel 0,1 g

Cawan penguap yang berisi sisa campuran tersebut kemudian ditambahkan sisa
sebanyak 25 ml dan diaduk selama 5 menit. Kemudian dilarutkan 1 larutan tersebut di
dekantasi sehingga larutan NaCl dan SiO 2 terpisah. Kemudian masing-masing cawan
yang berisi larutan NaCl dan SiO2 dipanaskan.

Persentase NaCl dan SiO2

gr yang terbentuk 0,1 g


% NaCl = x 100 = x 100 =100
gr sampel 0,1 g

gr yang terbentuk 0,1 g


% SiO2 = x 100 = x 100 =100
gr sampel 0,1 g

Dari bobot sampel yang diuraikan yaitu bobot NH 4Cl + NaCl + SiO2 = ( 0,1 +
0,1 + 0,1 ) gr = 0,3 gr. Sehingga diperoleh persen bahan yang terpisahkan.

gr zat yang terbentuk 0,3 g


x 100 = x 100 =100
gr sampel 0,3 g

Pada pemanasan larutan NaCl terbentuk Kristal NaCl sebanyak 0,1 gr dan pada
SiO2 bobot yang dipanaskan yaitu 0,1 gr.
B. Pemisahan komponen dari campuran dengan kromatografi
Pada percobaan ini, pelarut (eluen) yaitu campuran butanol, asam asetat dan air
dimasukkan ke dalam gelas piala. Kemudian di buat noda pada kertas saring dengan
menggunakan spidol warna hitam, biru dan merah. Lalu kertas saring tersebut dicelupkan
ke dalam gelas piala yang berisi eluen. Kertas saring yang diberi noda harus berada di
atas permukaan pelarut. Setelah beberapa menit diperoleh pemisahan warna menjadi 5
warna yang berbeda yaitu cokelat, biru, ungu, merah muda, dan kuning.

Perbandingan gerakan zat terhadap aliran pelarut adalah tetap dan dinyatakan
sebagai Rf. Rf adalah perbandingan jarak yang di tempuh zat terhadap jarak yang di
tempuh pelarut. Rf masing-masing warna dalam percobaan ini.
a) Warna cokelat
Jarak yang ditempuh zat 2,2
Rf = = =0,52cm
Jarak yang ditempu h pelarut 4,2
b) Warna biru
Jar ak yang ditempuh zat 0,5
Rf = = =0,2 cm
Jarak yang ditempu h pelarut 4,2
c) Warna ungu
Jarak yang ditempuh zat 1,5
Rf = = =0,36 cm
Jarak yang ditempu h pelarut 4,2
d) Warna biru
Jarak yang ditempuh zat 2,6
Rf = = =0,6 cm
Jarak yang ditempu h pelarut 4,2
e) Warna ungu
Jarak yang ditempuh zat 1,5
Rf = = =0,36 cm
Jarak yang ditempu h pelarut 4,2

f) Warna merah muda


Jarak yang ditempuh zat 2,9
Rf = = =0,7 cm
Jarak yang ditempu h pelarut 4,2
g) Warna kuning
Jarak yang ditempuh zat 1,2
Rf = = =0,29 cm
Jarak yang ditempu h pelarut 4,2

Harga Rf yang berbeda-neda tersebut disebabkan oleh perbedaan tingkat migrasi


setiap pelarut. Pada umumnya senyawa butanol dan asam asetat larut dalam air. Larutan
inii menggerakkannya bersama fase, tetapi tingkat migrasinya berbeda.

Analisis melalui pengendapan

A. Persentase hasil Barium Kromat


Dalam percobaan ini, dilarutkan 1 gr BaCl 2 dengan air sebanyyak 25 ml ke dalam
gelas piala, diaduk sampai homogen. Setelah homogen, kemudian dicampurkan dengan
K2CrO4 sampai tidak terbentuk endapan lagi. Setelah itu larutan tersebut dipanaskan
sampai mendidih, setelah mendidih saring larutan tersebut dengan menggunakan kertas
saring. Lalu keringkan endapan tersebut dan ditimbang. Data yang diperoleh adalah :

Bobot piala + BaCl : 69,34 g


Bobot piala : 60,47 g
Bobot BaCl2 : 0,87 g
Bobot kertas saring + endapan BaCrO4 : 1,50
Bobot kertas saring
: 0,63 g Hasil nyata endapan BaCrO4
: 0,87 g

Perhitungan hasil teoritis

BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2 KCl

Mula-mula 0,00417 0,005


Bereaksi 0,00417 0,00417 0,00417 0,00417

Sisa 0,03 0,00417 0,00417

Bobot endapan BaCrO4

Bobot BaCrO4 = 0,00417


Massa BaCrO4 = mol x mr
= 0,00417 x 253,34
= 1,0364278 gr

Persen hasil BaCrO4

massa praktek 0,87


x 100 = x 100 =82,386
massateori 1,056

X. Diskusi
A. Pemisahan komponen dari campuran konvensional
Dari percobaan ini diperoleh hasil presentasi NH 4Cl, NaCl, dan SiO2, serta persen
bahan yang terpisahkan adalah 100 %. Hal ini berarti percobaan yang kami lakukan bias
dikatakan berhasil.

B. Pemisahan dengan kromatografi


Menurut teori, pemisahan warna yang juga menunjukkan pemisahan komponen
yang dipengaruhi oleh perbedaan fase, gerak dan kepolaran senyawa. Apabila zat tidak
terpisah sebagaimana mestinya berarti fase gerak maupun kepolarannya hampir sama
atau sama. Rf masing-masing warna.
a) Cokelat Rf = 0,52
b) biru Rf = 0,52
c) ungu Rf = 0,36
d) biru Rf = 0,66
e) ungu Rf = 0,36
f) merah muda Rf = 0,74
g) kuning Rf = 0,29

Menurut teori perbedaan Rf yang memungkinkan terjadinya pemisahan zat harus


berada di sekitar angka 0,1. Dalam hal ini perbedaan Rf yang didapat keseluruhan lebih
dari 0,1.

Menurut teori Rf ditentukan oleh :

1) Pelarut
2) Suhu
3) Ukuran bejana
4) Kertas saring
5) Dan campuran

Analisis melalui pengendapan

C. Persentasi hasil Barium Kromat


Dalam percobaan ini, terjadi sedikit kesalahan. Hasil yang diperoleh bobot
BaCrO4 yang dihasilkan lebih besar dari pada bobot BaCrO 4 menurut teori. Hasil praktek
endapan = 1,02 gr dan hasil teoritis endapan BaCrO 4 =15. Seharusnya hasil praktek
hasil teori. Hal ini disebabkan kelebihan ssat penambahan ke CrO 4.

XI. Pertanyaan pasca praktek


(I)
1. Gunakan handbook untuk menjawab pertanyaan ini :
a) Bagaimana cara anda memisahkan NiCO3 dari Na2CO3 ?
b) Bagaimana cara memisahkan AgCl dari BaCl2 ?
c) Bagaimana cara memisahkan TeO2 dari SiO2 ?
2. Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini ?
3. Mengaoa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan ?
4. Apa kekurangan dan kelebihan cara kromatografi sebagai alat analisis ?
Jawab :
1. a) Dengan cara kromatografi atau dengan memasukkan Na 2CO3 ke dalam air, aduk
hingga homogeny. Lama-kelamaan maka akan terbentuk endapan NiCO 3 atau campuran
tersebut di dekantasi sebagai tidak ada lagi Na 2CO3 yang tertinggal dalam endapan NCO3.
b) Dengan cara dekantasi.
c) Dengan cara konvensional.
2. Ada, yaitu dengan cara kristalisasi, filtrasi, destilasi dan ekstrasi.
3. Karena apabila tidak ditutup, air akan menguap dan akan menyebabkan ketidaktepatan
pengukuran bobot NaCl yang terbentuk.
4. Kekurangannya : prosesnya lama, hasil yang diperoleh kurang akurat dan sukar
menambahkan warna yang tampak pada noda tinta.
Kelebihannya : prosedurnya sederhana dan cukuptepat, tidak diperlukan kuantitas
kecil dari larutan itu, dapat mengetahui dengan mudah warna penyusun suatu noda, tidak
perlu alat dan senyawa khusus yang mahal dan dapat memisahkan campuran senyawa
kompleks.

( II )
1. Contoh Magnesium Klorida sebanyak 0,552 gr dilarutkan dalam air dan diendapkan
dengan larutan perak nitrat. Jika endapan perak klorida bobotnya 1,631 g, berapa
persentase hasil ?
MgCl2 (aq) + 2AgNO2 (aq) 2AgCl (g) + Mg(NO3)2 (aq)
2. Batu gamping terutama mengandung kalsium karbonat. Contoh batu gamping diolah
dengan asam hidroksida dan memberikan reaksi.
CaCO3 (g) + 2HCl (aq) CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
Larutan kalsium klorida diuapkan sampai kering, dan ternyata mempunyai bobot 0,789 g.
Hitunglah persentase kalsium karbonat jika contoh batu gamping bobotnya 0,750 g.
Jawab :
massa 0,552
1. Mol MgCl2 = =0,006 mol
mr 95
2 2
Mol AgCl x mol AgCl 2= x 0,006=0,012 mol
1 1
Massa AgCl (teori) = mol AgCl x Mr
= 0,012 x 143,5
= 1,772 gr
Persentase hasil
massa percobaan 1,631 g
x 100 = x 100 =94,7
massa teori 1,772 g
2. Dik : massa CaCl2 = 0,78 g
Mr CaCl2 = 111
Mr CaCO3 = 100
Massa bobot batu gamping = 0,750 g
Mol CaCl2 = mol CaCO3 = 0,0071g
Massa CaCO3 = mol CaCO3 x Mr
= 0,0071 x 100 = 0,71 gram

massa percobaan
% CaCO3 x 100
massateoritis

0,75
x 100 =105,63
0,71

XII. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan :
1) Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan cara
Sublimasi = ( berdasarkan perubahan wujud zat )
Dekantasi = ( menuangkan supernatant )
Ekstrasi = ( perbedaan kelarutan )
Kristalisasi = ( kelarutan )
Kromatografi = ( perbedaan migrasi senyawa )
2) - BaCl2 dapat diendapkan dengan menambahkan larutan K2CrO4
- Presentase hasil dapat diperoleh dengan menggunakan

Bobot endapan( hasil percobaan)


Rumus : x 100
Bobot endapan( hasil teoritis)

3) Presentase BaCl2 dalam suatu campuran dapat dihitung dengan rumus :

bobot BaCl 2
x 100
bobot campuran

4) Stoikiometri digunakan untuk menentukan mol, massa serta % hasil.


5) Penyaringan endapan dapat dilakukan dengan metode filtrasi menggunakan kertas saring
dan pemisahan endapan dilakukan dengan cara dekantasi.

XIII. Daftar pustaka


Cook, TM. 1999. Industri kimia operasi. Jakarta: Gramedia
Day, RA. 1981. Analisis kimia kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Epinur, dkk. 2011. Penuntun praktikum kimia dasar. Jambi: Universitas jambi
Herdayana, sumar. 2006. Kimia pemisahan. Bandung: buku kedokteran
Keenan. 1997. Kimia universitas jilid 2. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai