DERET VOLTA
A. Tujuan
Menyelidiki logam-logam yang dapat mendesak ion H+ dari larutan asam.
B. Teori Dasar
Sel elektrokimia terdiri atas dua jenis, yaitu sel Volta dan sel elektrolisis. Sel Volta adalah
sel elektrokimia. Pada sel Volta, terjadi reaksi redoks yang menghasilkan listrik. Sebaliknya,
sel elektrolisis adalah sel elektrokimia. Pada sel elektrolisis, arus listrik digunakan untuk
membentuk reaksi redoks. Pada rangkaian sel elektrokimia terdapat dua elektroda, yaitu
katoda dan anoda. Katoda dan anoda adalah elektroda. Pada katoda terjadi reaksi reduksi,
sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi.
Rangkaian sel Volta juga sering disebut sel galvanik. Pada rangkaian sel Volta, reaksi
redoks spontan menghasilkan aliran listrik yang mengalir melalui rangkaian luar. Reaksi
redoks dalam sel Volta dapat dituliskan dengan suatu lambing yang disebut diagram sel
atau bagan sel. Penulisan reaksi oksidasi pada anoda digambarkan di sebelah kiri,
sedangkan reaksi reduksi pada katoda digambarkan di sebelah kanan. Diagram sel dari
reaksi yang terjadi pada sel volta dituliskan sebagai berikut.
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
Dua garis sejajar yang memisahkan anoda dan katoda merupakan jembatan garam,
sedangkan garis tunggal merupakan batas antarfase (Zn padatan, Zn2+ dalam larutan,
Cu2+ dalam larutan, dan Cu padatan).
Aliran elektron atau arus listrik dari satu kutub ke kutub lain disebabkan oleh adanya
perbedaan potensial. Perbedaan potensial mendorong electron mengalir dari kutub
berpotensial tinggi menuju kutub berpotensial rendah. Beda potensial antara 2 kutub
disebut gaya gerak listrik/ggl (emf = electromotive force) atau potensial sel pada sel Volta.
Eelektron mengalir dari logam Zn menuju logam Cu dan bukan sebaliknya. Keadaan ini
terjadi karena logam Zn lebih mudah teroksidasi (melepaskan elektron) dibandingkan
logam Cu. Sedangkan ion Cu2+ lebih mudah tereduksi (menangkap elektron) dibandingkan
ion Zn2+. Kecenderungan logam untuk teroksidasi menyebabkan perbedaan Reaksi Redoks
dan Elektrokimia 43 rapatan muatan antara elektroda Zn dan Cu, serta harga potensial
listrik antara elektroda Zn dan elektroda Cu yang mendorong elektron mengalir.
Potensial sel dari suatu sel Volta dapat ditentukan dengan menghitung selisih potensial
elektroda di antara kedua elektroda tersebut. Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa
elektroda mengalir dari anoda ke katoda, harga potensial listrik atau potensial sel diukur
dari selisih potensial listrik (potensial elektroda) antara katoda dan anoda. Penentuan
potensial sel pada sel Volta diukur pada keadaan standar, yaitu saat temperatur 25 C,
konsentrasi ion-ion 1 M, dan tekanan gas 1 atm. Potensial sel dinotasikan dengan E sel atau
dapat dituliskan sebagai berikut.
Eᵒ sel = Eᵒ katoda - Eᵒ anoda = Eᵒ reduksi - Eᵒ oksidasi
Menurut kesepakatan, potensial elektroda berkaitan dengan reaksi reduksi. Jadi,
potensial elektroda sama dengan potensial reduksi. Sedang kan nilai potensial oksidasi sama
dengan nilai potensial reduksi, namun tandanya berlawanan.
Pada sel volta, electrode yang mempunyai harga potensial sel (Eᵒ) lebih besar akan
mengalami reaksi reduksi dan berperan sebagai katoda. Sedangkan elektroda yang
mempunyai harga potensial sel lebih kecil akan mengalami oksidasi dan berperan sebagai
anoda.
Uruta
n logam dengan kecenderungan mengalami reaksi reduksi dikenal sebagai deret Volta,
yaitu
Pada deret volta, semakin ke kanan berarti kecenderungan mengalami reaksi reduksi
semakin besar atau sifat oksidatornya makin kuat. Sebaliknya, semakin ke kiri berarti
kecenderungan mengalami reaksi oksidasi semakin besar atau sifat reduktornya semakin
kuat. Logam-logam yang berada di sebelah kiri atom H memiliki harga potensial elektroda
negatif, sedangkan yang berada di sebelah kanan atom H memiliki harga potensial
elektroda positif.
Hasil pengamatan
Logam
Dalam air Dalam larutan HCl 4M
Gelembung sedikit dan warna
Al Tidak ada perubahan
berubah
Cu Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
Sn Tidak ada perubahan Sedikit gelembung
Banyak gelembung, logam habis,
Mg Ada gelembung
panas
Pb Sangat sedikit gelembung Sedikit gelembung
Zn Tidak ada perubahan Sedikit gelembung
E. Pertanyaan
1. Berdasarkan pengamatanmu, logam manakah yang bereaksi dengan air dan yang bereaksi
dengan asam ? Tuliskan persamaan reaksinya !
+
2. Tuliskan urutan daya desak logam terhadap ion H dari yang lemah ke kuat ! logam-logam
manakah yang dapat mendesak ion H+ ?
F. Jawaban
1.
a. Logam yang bereaksi dengan air
Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2
Mg Mg2+ + 2e- (+2,356 V)
2H2O + 2e- H2 + 2OH- (-0,828 V)
Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2 (+1,528 V)
Pb + 2H2O Pb(OH)2 + H2
Pb Pb2+ + 2e- (+0,125 V)
2H2O + 2e- H2 + 2OH- (-0,828 V)
Pb + 2H2O Pb(OH)2 + H2 (-0,703 V)
Mg + 2HCl MgCl2 + H2
Mg Mg2+ + 2e- (+2,356 V)
2H+ + 2e- H2 (+0 V)
+2Cl-
Mg + 2HCl MgCl2 + H2 (+2,356 V)
Pb + 2HCl PbCl2 + H2
Pb Pb2+ + 2e- (+0,125 V)
2e- + 2H+ H2 (+0 V)
+2Cl-
Pb + 2HCl PbCl2 + H2 (+0,125 V)
Zn + 2HCl ZnCl2 + H2
Zn Zn2+ + 2e- (+0,763 V)
2e- + 2H+ H2 (+0 V)
+2Cl-
Zn + 2HCl ZnCl2 + H2 (+0,763 V)
Sn + 2HCl SnCl2 + H2
Sn Sn2+ + 2e- (+0,137 V)
2e- + 2H+ H2 (+0 V)
+2Cl-
Sn + 2HCl SnCl2 + H2 (+0,137 V)
2. Urutan daya desak logam terhadap ion H+ dari lemah ke kuat adalah
Cu, Pb, Sn, Zn, Al, Mg
Yang bisa mendesak ion H+ : Mg, Al, Zn, Sn, Pb
G. Kesimpulan
Berdasarkan deret volta magnesium (Mg) memiliki sifat mereduksi (oksidator) yang paling
kuat dibandingkan dengan logam lainnya. Karena itulah magnesium merupakan logam
yang paling kuat untuk mendesak ion H+. selain magnesium ada logam lain yang mampu
mendesak ion H+, diawali dari daya desak logam yang paling kuat sampai lemah, yaitu Mg,
Al, Zn, Sn, Pb. Tetapi mengapa Cu tidak dapat mendesak ion H + karena Cu berada disebelah
kanan (H2) yang artinya Cu tidak dapat mereduksi (H 2). Dan logam yang tergolong relatif,
dapat bereaksi dengan air atau asam dengan menggunakan reaksi oksidasi yang
menghasilkan gas H2. Sedangkan logam-logam yang kurang relatif hanya dapat bereaksi
dengan asam, menggunakan reaksi oksidasi yang menghasilkan gas H2.
H. Daftar Pustaka
Hidayati, Nur. 2009. KIMIA SMA XII . Jakarta: PT Pustaka Insan Madani.