Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KIMIA ORGANIK

ASAM NUKLEAT

Disusun Oleh :
1. Bella Mayasari (4820121081
2. Destia Ayu Andini (4820121081
3. Dinda Puspita (482012108132P)
4. Monica (4820121081
5. Puput Oktarina (482012108147P)
6. Siti Qurrota Akyuni (482012108154P)
7. Sri Ismawati (482012108155P)
8. Zharifah Azzahra (482012108158P)

Dosen Pembimbing :
apt. Yeni Agustin, S.Farm., M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH


JURUSAN ALIH PROGRAM FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kepada yang maha kuasa karena kiranya atas
tuntunannya makalah ini dapat diselesaikan dengan aman dan lancar dan tak terkendala
apapun. Semoga makalah tentang Asam Nukleat ini kiranya dapat berguna bagi kita
semua yang membacanya dan menambah wawasan kita. Segala macam kritik dan saran
yang di berikan akan penulis terima sebagai masukan untuk kesempurnaan penulisan
makalah selanjutnya karena kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.

Palembang, 15 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1

C. Manfaat Penulisan ..........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................3

A. Asam Nukleat .................................................................................................3

B. Nukleotida ......................................................................................................5

C. DNA dan RNA ...............................................................................................7

D. Ikatan Fosfodiester .........................................................................................13

E. Sifat Fisika-Kimia Asamn Nukleat.................................................................14

BAB II PENUTUP .................................................................................................17

A. Kesimpulan ....................................................................................................17

B. Saran ...............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19

ii
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang


mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868,
dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada
nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam
encer dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah
protein. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti
sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut
dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan ”nuclein”
sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam
nukleat merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.

Asam nukleat terbagi menjadi dua jenis yaitu DNA ( deoxyribonucleic


acid ) atau asamdeoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam
ribonukleat. Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan mempunyai peranan
yang sangat penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa
anion dan pada umumnya terikat oleh protein yang mempunyai sifat basa,
misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Molekul asam nukleat
merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang menjadi monomer bukan
asam amino, melainkan nukleotida. Oleh karena itu dibuatlah makalah ini untuk
menjelaskan dan memaparkan mengenai asam nukleat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dari makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan asam nukleat?
2. Apakah yang dimaksud dengan nukleotida ?
3. Apakah yang dimaksud dengan DNA dan RNA?
4. Apa yang dimaksud ikatan fosfodiester?
5. Apa saja Sifat-sifat Fisika-Kimia Asam Nukleat?

1
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain
1. Mengetahui dan memahami tentang asam nukleat
2. Mengetahui dan memahami tentang nukleotida
3. Mengetahui dan memahami tentang DNA dan RNA
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Ikatan fosfodiester
5. Mengetahui apa saja sifat fisika- kimia dari Asam Nukleat.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asam Nukleat
1. Definisi Asam Nukleat
Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia
yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang
mengandung informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam
deoksiribonukleat (DNA) and Asam ribonukleat (RNA) (Fessended, 1990). Asam
nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta pada virus. Asam nukleat dinamai
demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti (nukleus) sel (Aryulina,
2003). Asam nukleat adalah makromolekul yang terdapat sebagai polimer yang
disebut polinukleotida. Seperti yang diindikasikan oleh namanya, setiap
polinukleotida terdiri atas monomermonomer yang disebut nukleotida
(nucleotide). Setiap nukleotida tersusun dari tiga bagian: basa nitrogen
(nitrogenous base), gula berkarbon lima (pentosa), dan gugus fosfat. Nukleotida
yang tanpa gugus fosfat disebut nukleosida (Campbell, dkk. 2008: 93).

3
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nucleoprotein,
yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam
nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap
nucleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan garam IM. Setelah
nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein dan
asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati,
atau dengan menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein (Wibowo,
2013). Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan
enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan
asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein
dalam campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya
denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itu mengandung
pentosa, maka bila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural
ini akan memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning
dengan bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana
asam, DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna
untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam
nukleat.

2. Fungsi asam nukleat


DNA mengandung gen, informasi yang mengatur sintesis protein dan RNA.
DNA mengandung bagian-bagian yang menentukan pengaturan ekspresi gen
(promoter,operator, dll.). Ribosomal RNA (rRNA) merupakan komponen dari
ribosom, mesin biologis pembuat protein Messenger RNAs (mRNA) merupakan
bahan pembawa informasi genetik dari gen ke ribosom. Transfer RNAs (tRNAs)
merupakan bahan yang menterjemahkan informasi dalam mRNA menjadi urutan
asam amino RNAs memiliki fungsi-fungsi yang lain, di antaranya fungsi-fungsi
katalis. Asam nukleat merupakan molekul raksasa yang memiliki fungsi khusus
yaitu, menyimpan informasi genetik dan menurunkannya kepada keturunanya.
Susunan asam nukleat yang menentukan apakah mahluk itu menjadi hewan ,

4
tumbuhan, maupun manusia. Begitu pula susunan dalam sel, apakah sel itu
menjadi sel otot maupun sel darah. Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah
menyimpan, menstransmisi, dan mentranslasi informasi genetik; metabolisme
antara (intermediary metabolism) dan reaksireaksi informasi energi; koenzim
pembawa energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan
biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.

3. Jenis-jenis asam nukleat


Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA (deoxyribonucleic acid )
atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat.
Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein
dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa
gabungan antara protein danasam nukleat disebut nucleoprotein. Molekul asam
nukleat merupakan polimer sepertiprotein tetapi unit penyusunnya adalah
nukleotida. Salah satu contoh nukleutida asam nukleat bebas adalah ATP yang
berfungsi sebagai pembawa energy

B. Nukleotida
Nukleotida merupakan monomer asam nukleat (building block) memiliki
banyak fungsi dalam metabolisme selular. Sebagai konstituen asam nukleat,
deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA), nukleotida berfungsi
sebagai gudang informasi genetik. Struktur protein dan metabolisme biomolekul
dan komponen selular lainnya merupakan produk informasi yang sudah
terprogram dalam nukleotida. RNA juga terdiri atas nukleotida yang memiliki
banyak fungsi. Ribosomal RNA (rRNA) adalah komponen ribosom yang
bertanggungjawab pada sintesis protein. Massenger RNA (mRNA) merupakan
intermediet yang membawa informasi genetik dari suatu gen ke ribosom. Transfer
RNA (tRNA) adalah molekul yang menerjemahkan informasi pada mRNA untuk
menentukan asam amino spesifik. Selain gudang genetik, nukleotida juga
merupakan bagian dari koenzim, donor gugus fosforil (ATP dan GTP), donor gula
(UDP dan GDP-gula) atau donor lipid (CDP-asilgliserol). Bentuk energi pada

5
metabolisme tubuh tergantung pada adanya transfer gugus fosforil. Nukleotida
memiliki tiga karakteristik komponen yaitu basa nitrogen heterosiklik, gula
pentosa dan gugus fosfat. Molekul nukleotida yang gugus fosfatnya mengalami
hidrolisis dinamakan dengan nukleosida. Basa dan gula pentosa penyusun
nukleotida merupakan bentuk senyawa heterosiklik. Gambar dibawah ini
merupakan struktur dari nukleotida.

Basa nitrogen heterosiklik yang menyusun nukleotida yaitu purin dan


pirimidin. Ada empat basa nitrogen yang merupakan unit pembentuk DNA yaitu
adenin (A), guanin (G), sitosin (C) dan timin (T). Sedangkan pembentuk RNA
yaitu adenin (A), guanin (G), sitosin (C) dan urasil (U). Adenin dan guanin
merupakan basa nitrogen jenis purin sedangkan sitosin, timin dan urasil adalah
derivat pirimidin. Dibawah ini merupakan gambar struktur pirimidin dan purin
serta basa nitrogen penyusun DNA dan RNA.

6
C. DNA dan RNA

1. Asam Deoksiribosa nukleat (DNA)


Asam Deoksiribosa nukleat adalah asam nukleat yang molekulnya
terbentuk dari dua untai polinukelotida atau biasa di sebut dengan istilah
untai ganda atau double helix. Dimana setiap polinukleutida dari DNA
terdiri atas nukletida-nukleutida yang dihubungkan oleh ikatan
phospodiester. Setiap nukleotida dari DNA mengandung 3 komponen
penting yaitu:
a. Basa heterosiklik Purin dan Pirimidin. Dimana Purin tersusun dari
basa nitrogen adenine dan guanin, sedangkan Pirimidin tersusun dari
basa nitrogen timin dan sitosin.
b. Gugus fosfat
c. Gula pentosa deoksiribosa (deoxyribose) Karena adanya gugus gula
pentosa deoksribosa inilah maka asam nukleat jenis disebut sebagai
Deoxyribonucleic acid (DNA) atau Asam Deksiribosa Nukleat
(ADN).

Struktur DNA terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:


a. Struktur Primer DNA
tersusun dari monomer-monomer nukleotida. Setiap nukleotida
terdiri dari satu basa nitrogen berupa senyawa purin atau pirimidin, satu
gula pentosa berupa 2’-deoksi-D-ribosa dalam bentuk furanosa, dan satu
molekul fosfat. Penulisan urutan basa dimulai dari kiri yaitu ujung 5’
bebas (tidak terikat nukleotida lain) menuju ujung dengan gugus 3’
hidroksil bebas atau dengan arah 5’ →3’ (Darnell, et al., dalam T.
Milanda, 1994).

b. Struktur Sekunder
Salah satu sifat biokimia DNA yang menentukan fungsinya sebagai
pembawa informasi genetik adalah komposisi basa penyusun. Pada
tahun 1949-1953, Edwin Chargaff menggunakan metode kromatografi
untuk pemisahan dan analisis kuantitatif keempat basa DNA, yang

7
diisolasi dari berbagai organisme. Kesimpulan yang diambil dari data
yang terkumpul adalah sebagai berikut :
1) Komposisi basa DNA bervariasi antara spesies yang satu dengan
spesies yang lain.
2) Sampel DNA yang diisolasi dari berbagai jaringan pada spesies
yang sama mempunyai komposisi basa yang sama.
3) Komposisi DNA pada suatu spesies tidak berubah oleh
perubahan usia, keadaan nutrisi maupun perubahan lingkungan.
4) Hampir semua DNA yang diteliti mempunyai jumlah residu
adenin yang sama dengan jumlah residu timin (A=T), dan jumlah
residu guanin yang sama dengan jumlah residu sitosin (G=C)
maka A+G = C+T, yang disebut aturan Charrgaff
5) DNA yang diekstraksi dari spesies-spesies dengan hubungan
kekerabatan yang dekat mempunyai komposisi basa yang hampir
sama.

c. Struktur Tersier
Kebanyakan DNA virus dan DNA mitokondria merupakan molekul
lingkar. Konformasi ini terjadi karena kedua untai polinukleotida
membentuk struktur tertutup yang tidak berujung. Molekul DNA lingkar
tertutup yang diisolasi dari bakteri, virus dan mitokondria seringkali
berbentuk superkoil, selain itu DNA dapat berbentuk molekul linier
dengan ujung-ujung rantai yang bebas.

d. Struktur tangga berpilin (double helix) DNA


Dua orang ilmuwan, J.D.Watson dan F.H.C.Crick, mengajukan model
struktur molekul DNA yang hingga kini sangat diyakini kebenarannya dan
dijadikan dasar dalam berbagai teknik yang berkaitan dengan manipulasi
DNA. Model tersebut dikenal sebagai tangga berplilin (double helix).
Secara alami DNA pada umumnya mempunyai struktur molekul tangga
berpilin ini. Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul DNA
sebagai dua rantai polinukleotida yang saling memilin membentuk spiral

8
dengan arah pilinan ke kanan. Fosfat dan gula pada masing-masing rantai
menghadap ke arah luar sumbu pilinan, sedangkan basa N menghadap ke
arah dalam sumbu pilinan dengan susunan yang sangat khas sebagai
pasangan - pasangan basa antara kedua rantai. Dalam hal ini, basa A pada
satu rantai akan berpasangan dengan basa T pada rantai lainnya,
sedangkan basa G berpasangan dengan basa C. Pasangan-pasangan basa
ini dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah (nonkovalen). Basa A
dan T dihubungkan oleh ikatan hydrogen rangkap dua, sedangkan basa G
dan C dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap tiga. Adanya ikatan
hidrogen tersebut menjadikan kedua rantai polinukleotida terikat satu sama
lain dan saling komplementer. Artinya, begitu sekuens basa pada salah
satu rantai diketahui, maka sekuens pada rantai yang lainnya dapat
ditentukan. 19 Oleh karena basa bisiklik selalu berpasangan dengan basa
monosiklik, maka jarak antara kedua rantai polinukleotida di sepanjang
molekul DNA akan selalu tetap. Dengan perkataan lain, kedua rantai
tersebut sejajar. Akan tetapi, jika rantai yang satu dibaca dari arah 5’ ke 3’,
maka rantai pasangannya dibaca dari arah 3’ ke 5’. Jadi, kedua rantai
tersebut sejajar tetapi berlawanan arah (antiparalel).

9
(a) Model DNA Rosalind Franklin (b) Model DNA Watson and Crick

Replikasi DNA
DNA dapat berfungsi sebagai heterokatalis, artinya DNA dapat
menyintesis molekul lain, membentuk RNA. DNA juga berfungsi sebagai
autokatalitik, artinya DNA mampu membentuk dirinya sendiri. Dengan fungsi
otokatalitik, DNA dapat memperbanyak diri melalui suatu proses yang
dinamakan replikasi (Gambar 3.12). Replikasi DNA akan menghasilkan DNA
baru dari rantai DNA yang telah ada. Proses replikasi ini memerlukan
deoksiribonukleosida fosfat dan beberapa enzim (Campbell, et al, 2006: 18).

Rantai DNA baru dihasilkan dari proses replikasi

2. Asam Ribosa nukleat (RNA)


Asam Ribosa nukleat adalah asam nukleat yang tersusun dari molekul
yang merupakan hasil instruksi DNA yang disintesis melalui mekanisme
transkripsi DNA untuk selanjutnya ditransfer keluar dari inti sel masuk ke
dalam sitoplasma. Molekul RNA merupakan untai tunggal polinukleutida
atau yang biasa di kenal dengan single stranded. Dimana nukleotida
penyusun RNA tersusun dari beberapa komponen penting yang hampir
sama dengan yang ada pada DNA, yaitu: Basa heterosiklik Purin dan
Pirimidin. Hanya saja pada pirimidin, basa nitrogen yang menjadi

10
penyusunnya adalah urasil dan sitosin. Sedangkan pada Purin, basa nitrogen
penyusunnya adalah sama, yaitu :
a. Adenine dan Guanin.
b. Gugus fosfat
c. Gula pentosa Ribosa sehingga di sebut sebagai Ribonucleic acid
(RNA).

RNA memiliki struktur yang mirip dengan DNA tetapi memiliki dua
perbedaan. Pertama, molekul RNA mengandung gula ribosa dimana karbon
nomor 2 berikatan dengan gugus hidroksil, sedangkan pada struktur DNA gugus
hidroksil tersebut diganti dengan atom hidrogen. Kedua, molekul RNA
mengandung basa nitrogen urasil sedangkan DNA mengandung timin. Jika
struktur tiga dimensi DNA adalah double heliks, maka struktur RNA adalah rantai
tunggal.

(a) Struktur Double Heliks DNA (b) Struktur Rantai Tunggal RNA

Terdapat beberapa jenis RNA dalam sel makhluk hidup, antara lain:
a. RNA duta (RNA d) atau messenger RNA (RNA m) RNA d dibentuk
dalam nukleus dan akan dikeluarkan menuju sitolasma sebagai pembawa
informasi dari DNA untuk membentuk protein tertentu. Dalam RNA d
terdapat rangkaian 3 basa nitrogen yang disebut kodon, yang akan
berpasangan dengan antikodon pada RNA t.

11
b. RNA transfer (RNA t) RNA t terletak pada sitoplasma dan akan membawa
asam amino khusus sebagai bahan pembentuk protein. Antikodon pada
RNA t akan berpasangan dengan kodon pada RNA d. Setelah terbentuk
ikatan kodon dan antikodon, asam amino akan dilepaskan sebagai bahan
baku protein.

c. RNA ribosom (RNA r) RNA r merupakan struktur yang membentuk


organel ribosom tempat terjadinya pembentukan prtein. Ribosom
terbentuk dari gabungan antara RNA r dengan protein-protein tertentu.

Dibawah ini merupakan tabel perbedaan susunan kimia DNA dan RNA

No. DNA RNA


1. Gula pentose deoksiribosa Gula pentose ribose
Basa nitrogennya: Basa nitrogennya:
2. Purin : Adenin, Guanin Purin : Adenin, Guanin
Pirimidin : Sitosin, Timin Pirimidin : Sitosin, Urasil
Mempunyai 4 nukleotida: Mempunyai 4 nukleotida:
3.
dAMP, dGMP, dCMP, dTMP AMP, CMP, GMP, UMP
Struktur terdiri dari 2 rantai polimer
Struktur terdiri hanya 1 rantai
4. nukleotida yang membentuk dobel
polinukleotida
heliks
RNA adalah pembawa informasi
DNA adalah materi genetic dan genetic dan berperan dalam
5. terdapat dalam kromosom, sintesis protein. RNA terdapat
neukloplasma dan mitokondria dalam nukleous, nukleoplasma
dan sitoplasma

D. IKATAN FOSFODIESTER

12
Selain ikatan glikosidik yang menghubungkan gula pentosa dengan
basa N, pada asam nukleat terdapat pula ikatan kovalen melalui gugus fosfat
yang menghubungkan antara gugus hidroksil (OH) pada posisi 5’ gula
pentosa dan gugus hidroksil pada posisi 3’ gula pentosa nukleotida
berikutnya. Ikatan ini dinamakan ikatan fosfodiester karena secara kimia
gugus fosfat berada dalam bentuk diester (Gambar 2.2).

Oleh karena ikatan fosfodiester menghubungkan gula pada suatu


nukleotida dengan gula pada nukleotida berikutnya, maka ikatan ini
sekaligus menghubungkan kedua nukleotida yang berurutan tersebut.
Dengan demikian, akan terbentuk suatu rantai polinukleotida yang
masing-masing nukleotidanya satu sama lain dihubungkan oleh ikatan
fosfodiester. Kecuali yang berbentuk sirkuler, seperti halnya pada
kromosom dan plasmid bakteri, rantai polinukleotida memiliki dua ujung.
Salah satu ujungnya berupa gugus fosfat yang terikat pada posisi 5’ gula
pentosa. Oleh karena itu, ujung ini dinamakan ujung P atau ujung 5’.
Ujung yang lainnya berupa gugus hidroksil yang terikat pada posisi 3’
gula pentosa sehingga ujung ini dinamakan ujung OH atau ujung 3’.
Adanya ujung-ujung tersebut menjadikan rantai polinukleotida linier
mempunyai arah tertentu. Pada pH netral adanya gugus fosfat akan
menyebabkan asam nukleat bermuatan negatif. Inilah alasan pemberian
nama ’asam’ kepada molekul polinukleotida meskipun di dalamnya juga

13
terdapat banyak basa N. Kenyataannya, asam nukleat memang merupakan
anion asam kuat atau merupakan polimer yang sangat bermuatan negatif.

E. SIFAT FISIKA-KIMIA ASAM NUKLEAT


Beberapa sifat fisika-kimia asam nukleat :
a. Stabilitas asam nukleat
Ketika kita melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau pun
struktursekunder RNA, sepintas akan nampak bahwa struktur tersebut
menjadi stabil akibatadanya ikatan hidrogen di antara basa-basa yang
berpasangan. Padahal, sebenarnya tidaklah demikian. Ikatan hidrogen
di antara pasangan-pasangan basa hanya akan sama kuatnya dengan
ikatan hidrogen antara basa dan molekul air apabila DNA berada
dalambentuk rantai tunggal. Jadi, ikatan hidrogen jelas tidak
berpengaruh terhadap stabilitasstruktur asam nukleat, tetapi sekedar
menentukan spesifitas perpasangan basa. Penentu stabilitas struktur
asam nukleat terletak pada interaksi penempatan(stacking interactions)
antara pasangan-pasangan basa. Permukaan basa yang
bersifathidrofobik menyebabkan molekul-molekul air dikeluarkan dari
sela-sela perpasangan basa sehingga perpasangan tersebut menjadi
kuat.
b. Pengaruh asam
Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO4 dengan
suhu lebih dari 100ºC, asam nukleat akan mengalami hidrolisis
sempurna menjadi komponen 21 komponennya. Namun, di dalam
asam mineral yang lebih encer, hanya ikatan glikosidik antara gula dan
basa purin saja yang putus sehingga asam nukleat dikatakan bersifat
apurinik.

c. Pengaruh alkali

14
Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya
perubahan status tautomerik basa. Sebagai contoh, peningkatan pH
akan menyebabkan perubahan struktur guanin dari bentuk keto
menjadi bentuk enolat karena molekul tersebut kehilangan sebuah
proton. Selanjutnya, perubahan ini akan menyebabkan terputusnya
sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada akhirnya rantai ganda DNA
mengalami denaturasi. Hal yang sama terjadi pula pada RNA. Bahkan
pada pH netral sekalipun, RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis
bila dibadingkan dengan DNA karena adanya gugus OH pada atom C
nomor 2 di dalam gula ribosanya.
d. Denaturasi kimia
Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi
asam nukleat pada pH netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea
(CO(NH2)2) dan formamid (COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif
tinggi, senyawa-senyawa tersebut dapat merusak ikatan hidrogen.
Artinya, stabilitas struktur sekunder asam nukleat menjadi berkurang
dan rantai ganda mengalami denaturasi.
e. Viskositas
DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat
tinggi karena diameternya hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat
mencapai beberapa sentimeter. Dengan demikian, DNA tersebut
berbentuk tipis memanjang. Selain itu, DNA merupakan molekul yang
relatif kaku sehingga larutan DNA akan mempunyai viskositas yang
tinggi. Karena sifatnya itulah molekul DNA menjadi sangat rentan
terhadap fragmentasi fisik. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri
ketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.
f. Kerapatan apung
Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan
kerapatan apung (bouyant density)-nya. Di dalam larutan yang
mengandung garam pekat dengan berat 22 molekul tinggi, misalnya
sesium klorid (CsCl) 8M, DNA mempunyai kerapatan yang sama

15
dengan larutan tersebut, yakni sekitar 1,7 g/cm3. Jika larutan ini
disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka garam CsCl
yang pekat akan bermigrasi ke dasar tabung dengan membentuk
gradien kerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan bermigrasi menuju
posisi gradien yang sesuai dengan kerapatannya. Teknik ini dikenal
sebagai sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan (equilibrium
density gradient centrifugation) atau sentrifugasi isopiknik. Oleh
karena dengan teknik sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada di
dasar tabung dan protein akan mengapung, maka DNA dapat
dimurnikan baik dari RNA maupun dari protein. Selain itu, teknik
tersebut juga berguna untuk keperluan analisis DNA karena kerapatan
apung DNA (ρ) merupakan fungsi linier bagi kandungan GC-nya.
Dalam hal ini, ρ = 1,66 + 0,098% (G + C).

Sentrifugasi Seimbang dalam Tingkat Kerapatan

BAB III

16
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang
peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di
dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering
dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul
nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur
yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau
basa nukleotida (basa N).
2. Nukleosida adalah kompleks gula-basa pada basa pirimidin melalui
ikatan glikosidik atau glikosilik. Sedangkan Nukleotida secara umum
sebenarnya adalah nukleosida dengan sebuah atau lebih gugus fosfat.
3. Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau
deoxyribonucleic acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic
acid (RNA). Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara kedua
macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula
pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada
DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu atom O pada posisi
C nomor 2’ sehingga dinamakan gula 2’-deoksiribosa.
4. Pada asam nukleat terdapat pula ikatan kovalen melalui gugus fosfat
yang menghubungkan antara gugus hidroksil (OH) pada posisi 5’ gula
pentosa dan gugus hidroksil pada posisi 3’ gula pentosa nukleotida
berikutnya. Ikatan ini dinamakan ikatan fosfodiester karena secara
kimia gugus fosfat berada dalam bentuk diester.
5. Asam Nukleat memiliki sifat fisika dan kimia antara lain Stabilitas
asam nukleat, Pengaruh Asam, Pengaruh Alkali, Denaturasi kimia,
Viskositas dan kerapatan Apung.

B. Saran

17
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah agar pembaca
dapat menambahkan pengetahuan mengenai Asam Nukleat dari literatur-
literatur yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai